SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
PROPOSAL
PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE “CARD SORT“ DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJARAN PAI SISWA KELAS V
SD IT YABIS BONTANG TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023
PTK ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )
OLEH :
AHMAD KUSEINI, S. Ag
NUPTK. 0557750653200012
DOSEN PENGAMPUH : Dr. MOH. SALEHUDDIN, M.Pd.
MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI GURU
TAHAP 3 LPTK UINSI SAMARINDAA
TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023
2
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian :
PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE “CARD SORT” DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS V
SD IT YABIS BONTANG TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023
Nama Peneliti : AHMAD KUSEINI, S. Ag
NUPTK : 0557750653200012
Pangkat : Guru Bidang ( PAI / BP)
Tempat Penelitian : SD IT YABIS BONTANG
Tahun Penelitian : 2021 / 2022
Bontang, ......... November 2022
Kepala Sekolah
SD IT Yabis
SYAHNAN, S.Pd.I
NUKS. 13023L0011663121005996
Guru PAI
AHMAD KUSEINI, S.Ag
NPK. 1007361
3
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, menyajikan unsusr-unsur dalam
penelitian yang meliputi permasalahan, tujuan prosedur pelaksanaan penelitian, hasil
dan pembahasan, sampai dengan kesimpulan dan saran.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Anak Shalih
dengan metode Card Sort, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode Card
Sort dan mendiskripsikan hasil yang dicapai dengan menggunakan metode Card Sort
berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Proses pelaksanaan penelitian pola PTK melalui 3 tahapan, meliputi prasiklus,
siklus I, dan siklus II. Setiap kegiatan pembelajaran terdiri atas perencanaan,
pengamatan, evaluasi dan refleksi.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam perbaikan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya
Anak Shalih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanan pembelajaran Anak
Shalih di kelas V SD IT Yabis dengan metode Card Sort dilakukan dengan berbagai
tahap yaitu tahap persiapan atau perencanaan (RPP atau yang telah terkonsep dalam
RPP), pelaksanaan (pelaksanaan pembelajaran dengan metode Card Sort lengkap
dengan langkah-langkah metode Card Sort) dan evaluasi (melalui tugas dan ujian
harian). (2) Kelebihan dan kekurangan metode Card Sort. Kelebihan dari metode Card
Sort yaitu membuat peserta didik aktif dalam belajar, metode ini membuat peserrta
didik dalam belajar membiasakan untuk bekerja sama, merangsang kemampuan
berfikir peserta didik. Sedangkan kekurangan dari metode Card Sort diantaranya kelas
sulit dikelola, memerlukan waktu banyak dalam penerapanya, suasana kelas gaduh.
(3). Hasil yang dicapai berdasarkan ranah kognitif yaitu kemampuan memahami
materi, dilihat dari kemampuan menghafal yang meningkat, niai tugas yang
meningkat. Hasil berdasarkan ranah afektif yaitu siswa lebih semangat, senang dan
antusias belajar dengan metode Card Sort, peserta didik kedisplinan,melakukan
sesuatu sesuai kemampuan dan lain-lain. Berdasarkan ranah psikomotorik yaitu
peserta didik dapat mempraktikkan apa yang telah dipelajari dengan benar atau tepat.
Saran atas pelaksanaan penelitian ini adalah supaya dalam pene;itian lebih
hati-hati dan dapat mengambil hal-hal yang postif, serta memperbaiki hal-hal yang
masih dianggap belum sempurna.
Kata Kunci : card sort, pembelajaran Anak Shalih
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan nabi
kita Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan dapat menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
judul “Penerapan Metode “card Sort” Pembelajaran PAI untuk meningkatkan Hasil
Belajar siswa kelas V SD IT Yabis bontang Tahun 2022-2023”
Terwujudnya laporan ini berkat bimbingan, arahan serta bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Yayasan Yabis Bontang yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada
peneliti
2. Kepala SD IT Yabis Bontang yang telah memberikan kesempatan dan dorongan
kepada peneliti
3. Istriku tersayang, Luluk Afidah dan kedua anakku yang sholih, M. Hilmi Tanzil
Ghufron, dan M. Fatih Muzakki yang saya banggakan yang selalu memberikan
motivasi dan do’anya kepada peneliti.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan PTK ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan dan kekeliruan, maka penulis mengharap saran dan kritik demi
penyempurnaan penyusunan laporan ini. Semoga penyusunan laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................5
BAB II HASIL BELAJAR ................................................................................... 7
A. Pembelajaran Anak Shalih ..............................................................7
B. Hasil Belajar ................................................................................. 12
C. Strategi Pembelajaran Card Sort ...................................................16
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 26
A. Subjek Penelitian .......................................................................... 26
1. Tempat Penelitian ......................................................................26
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 29
3. Karakteristik Siswa ...................................................................27
4. Tahap Penelitian ....................................................................... 28
5. Metode Pengumpulan Data .......................................................29
6. Metode Analisis Data ................................................................29
B. Deskripsi per Siklus ........................................................................29
C. Pengumpulan Data ..........................................................................32
D. Analisis Data ..................................................................................33
E. Refleksi ...........................................................................................33
6
A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003
pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Islam, baik sebagai
system maupun institusinya , merupakan warisan budaya bangsa, yang berurat
berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa
pendidikan Islam akan merupakan bagian integral dari Sistem Pendidikan
Nasional.( Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan)
Tujuan Pendidikan Nasional suatu bangsa menggambarkan manusia yang
baik menurut pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu, dan tujuan pendidikan
sesuatu bangsa mungkin tidak akan sama dengan bangsa lainnya, karena pandangan
hidup mereka biasanya tidak akan sama. Tetapi pada dasarnya pendidikan setiap
bengsa tentu sama, yaitu semua menginginkan terwujudnya manusia yang baik
yaitu manusia yang sehat, kuat serta mempunyai ketrampilan, pikirannya cerdas
serta pandai, dan hatinya berkembang dengan sempurna. Dalam perkembangannya
istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja
terhadap anak didik oleh orang dewasa agar anak didik menjadi dewasa, dalam
perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok
orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang
lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha
orang dewasa dalam pergaulan dengan anakanak untuk memimpin perkembanagan
jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. (Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu
Pendidikan Islam. (Jakarta; Kalam Mulia, 2004)
Dalam firman Allah SWT mengatakan:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. " (QS.An-Nahl/16:78).
Pengajaran merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan. Kritria untuk menetapkan apakah pengajaran itu berhasil
atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi ,yakni kriteria ditinjau dari sudut
proses pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau produk
belajar yang dicapai siswa ( sudjana, 2000 ).
Dalam proses belajar mengajar, untuk mengetahui tingkat tercapainya tujuan
pembelajaran khusus, harus dicoba melalui tes formatif. Dari tes formatif tersebut
kita dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang diberikan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nurkancana (1986:4). Bahwa evaluasi berfungsi
7
untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan yang
diharapkan atau belum. Jika belum perlu dicari faktor yang menjadi penghambat
tercapainya tujuan tersebut dan selanjutnya dicari jalan keluarnya.
Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada umumnya perlu
pemahaman materi dan banyak yang bersifat hafalan. Hasil akhir evaluasi di
tiap-tiap sekolah menunjukkan perolehan nilai rata-rata yang rendah.
Kondisi ini hampir semua dialami, di SD IT Yabis Kecamatan Bontang Barat
Kota Bontang tahun pelajaran 2022/2023, dari 30 siswa, hanya 13 siswa yang
mencapai hasil belajar 75 ke atas, sedangkan 17 siswa memperoleh nilai di bawah
75, Jadi siswa yang memperoleh ketuntasan materi 43% sedangkan siswa yang
belum tuntas ada 57%. Untuk meningkatkan penguasaan materi Anak Sholih,
peneliti berusaha memaksimalkan penggunaan metode card sort yang divariasi
dengan metode pembelajaran yang sesuai dan dengan pemanfaatan media
pembelajaran yang sesuai.
Target yang ingin dicapai dari hasil pembelajaran ini adalah siswa dapat
memperoleh nilai antara 75-100, sehingga siswa dapat menuntaskan hasil belajar
sampai 80%-100%. Berdasarkan fakta di atas penulis dengan dibantu teman sejawat
bersama supervisor mengidentifikasi masalah-masalah kelemahan / kekurangan
dalam proses pembelajaran. Hasil dari refleksi terungkap hal-hal sebagai berikut :
Hasil dari refleksi pada proses pembelajaran di kelas V SD IT Yabis Bontang
menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas masih berlangsung satu
arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa menerima begitu saja informasi
yang diberikan oleh guru. Respos siswa terhadap pembelajaran cenderung rendah.
Selama proses pembelajaran, partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan
penjelasan guru. Sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa
bermain-main sendiri saat guru sedang menerangkan pelajaran.
Dari hasil belajar ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap masih
perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan karena guru belum menemukan metode
yang tepat. Selama ini guru lebih sering menggunakan ceramah untuk sebagai
metode mengajar, metode yang digunakan guru kurang bervariasi, guru kurang
memberikan contoh yang nyata kepada siswa, bahkan sering menulis di papan tulis
untuk memvisualisasikan materi yang diajarkan. Guru hanya memberikan informasi
dan mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya.
Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran perlu metode yang tidak
mengharuskan siswa untuk mengafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang
mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep. Menurut Hamalik (2003),
pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar
8
sendiri atau melakuan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja atau bermain.
Dengan bekerja atau bermain mereka tidak sadar bahwa mereka memperoleh
pengetauan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku lainnya. Dengan
menggunakan metode card sort dapat dijadikan salah satu alternatif untuk
meningkatkan prestasi siswa pada pokok bahasan Anak Sholih dan pemahaman
siswa sehingga pembelajaran berlangsung menjadi lebih bermakna.
Pembelajaran dengan menggunakan metode card sort mengarah pada strategi
pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Strategi “Card Sort”
adalah kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan untuk mengajarkan konsep,
karakteristik, klarifiksi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah
diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat
membantu menggairahkan siswa yang kelelahan dimana kartu sebagai media dalam
pelaksanaan pembelajaran.(hisyam Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari
strategi Card Sort adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat
terhadap pelajaran yang telah diberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama
dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat
sederhana dan siswa mudah dalam mengelompokkan kata yang sama sehingga
mudah dalam memahami materi pelajaran ( Melvin L Silberman : 2002 : 91 ).
Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses pembelajaran di SDIT
siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Diantaranya ada siswa yang
lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada juga yang senang
praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam belajar secara maksimal,
kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan
variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indra belajar yang
banyak, salah satunya dengan menggunakan strategi Card Sort.
Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita menyadari bahwa didalam
pembelajaran kelas yang kurang produktif dalam pembelajaran sehari-hari kelas
selalu diisi dengan ceramah sementara siswa dituntut menerima dan menghafal,
maka dengan strategi ini dapat menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa
menjadi aktif, bukan hanya pasif. Dalam penelitian ini difokuskan kearah tersebut
dengan melakukan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card sort
sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses belajar siswa pada pokok bahasan
Anak Shalih.
Berdasarkan hasil observasi dengan guru siswa kelas lima SD IT Yabis
Bontang diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu masih menggunakan metode
ceramah, penugasan sehingga prestasi belajar siswa selama ini termasuk dalam
kategori rendah, masih ada beberapa siswa yang masih mengikuti remidi karena
masih kesulitan dalam menghafal atau menguasai konsep hal tersebut dikarenakan
banyaknya materi dan hampir semua materi penting. Dari alasan diatas siswa
9
memerlukan suatu startegi khusus dalam mempelajari materi artinya siswa
memerlukan cara belajar aktif dan efektif serta tidak berbelit-belit sehingga lebih
mudah mengingatnya. Salah satu pembelajaran yang dapat melibatkan kemampuan
diri adalah dengan strategi pembelajaran Card sort.
Dengan demikian, strategi atau media pembelajaran dengan menggunakan
card sort sangat tepat sekali untuk menyelesaikan permasalah guru dalam
pembelajaran tentang Anak Shalih, sebab siswa tidak merasa bosan dengan proses
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah penelitian dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card sort pada
pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran
2022/2023?
2. Bagaimana hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card sort pada
pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran
2022/2023?
3. Sebesar apakah peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan metode
card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang
Tahun Ajaran 2022/2023?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card sort
pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun
Ajaran 2022/2023.
b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card sort
pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun
Ajaran 2022/2023.
c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan
metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT
Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023.
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk sekolah :
Bagi sekolah, hasil penelitian ini sangat bermanfaat terutama dengan
diketahuinya perbandingan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah
penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima
SD IT Yabis Bontang. Tahun ajaran 2022/2023. Hal ini dapat dijadikan
sebagai tindakan preventif untuk mengantisipasi terjadinya penurunan hasil
belajar siswa.
10
b. Untuk siswa
Dengan penerapan metode card sort dalam pembelajaran siswa akan semakin
termotifasi untuk meningkatkan pengetahuan, berani interaksi dengan teman
belajar melalui pembelajaran card sort, dan meningkatkan percaya diri siswa
dan tentunya hasil belajar siswa.
c. Untuk peneliti
Bagi guru / Peneliti untuk menambah pengetahuan mengenai berbagai metode
pembelajaran yang tepat bagi peningkatan hasil belajar dan memungkinkan
guru / peneliti secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
11
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Hasil Belajar
A. Definisi belajar dan strategi
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang ( Sudjana, 2000). Menurut Winkel dalam Darsono (2000) belajar
adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaktif aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Dari kedua pengertian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar secara umum adalah perubahan
pada diri orang yang belajar.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek
perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh
pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan
dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al.
(2005) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembelajaran ranah kognitif berkaitan dengan hasil pengetahuan,
kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup beberapa
kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian.
Krathwohl dalam Anni et al. (2005) menyatakan pembelajaran ranah
afektif merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan pembelajaran
ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan
pembelajaran afektif yaitu: penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan
pembentukan pola hidup.
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syarat, manipulasi objek, dan
koordinasi syaraf. Menurut Elizabeth Simpson dalam Anni et al. (2005) kategori
jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah: persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas.
Beberapa pendapat di atas, mengambarkan bahwa hasil belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukkan
dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada nilai rapor. Hasil
belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang
12
ditetapkan.
Slameto dalam Harminingsih (2008) menyatakan bahwa hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan
faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dalam
terdiri dari: (1) jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), (2) psikologis (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), (3) dan kelelahan. Faktor
luar yaitu: (1) keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan), (2) sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah),
(3) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Sekolah merupakan salah satu faktor luar dalam mempengaruhi hasil
belajar siswa, sehingga guru sebagai anggota sekolah memiliki peran penting
dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, Guru harus memiliki
kompetensi dibidangnya, selain itu agar pembelajaran tidak monoton maka guru
sebaiknya mampu memvariasikan metode pembelajaran misalkan diskusi
inkuiri, praktikum, game dan jigsaw. Penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi juga dapat mempengaruhi hasil belajar karena siswa merasa senang
dalam belajar, motivasi tinggi dan hasil belajarnya dapat maksimal.
Sadiman et al. (2007) menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena
itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi
juga keterampilan dan sikap.
Ada 3 aspek atau ranah belajar yang dinilai dalam kegiatan belajar
mengajar (Anni et al. 2006) yaitu :
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan,
kemampuan dan kemahiran intelektual. Beberapa kategori yang mencakup
yaitu pengetahuan (knowlegde), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan penilaian
(evaluation).
b. Ranah afektif
Ranah afektif terkait dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori dalam
ranah afektif yaitu penerimaan (receiving), penanggapan (responding),
13
penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola
hidup.
c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf.
Kategori dalam ranah psikomotorik yaitu persepsi (perception), kesiapan
(set), gerakan terbimbing (guided respons), penyesuaian (adaption), dan
kreativitas.
Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas. Penilaian kelas
merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk pemberian
keputusan terhadap hasil belajar siswa, berdasarkan tahapan kemajuan
belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai
dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Bentuk penilaian kelas
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance),
penilaian tes tertulis (paper and pen), dan penilaian sikap.
B. Metode Card Sort
1. Strategi Pembelajaran Card Sort
a. Definisi dan Deskriptif Strategi Card Sort
Sebelum menguraikan tentang metode card sort terlebih dahulu penulis
akan memaparkan pengertin metode.
Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti
jalan, cara, system atau langkah – langkah strategis yang disiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan maka
metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka
pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima
pelajaran dengan mudah , efektif dan dapat dicerna dengan baik (A. Haris
Hermawan,2009 : 234 ).
Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan guru dalam
membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.secara
terminology para ahli mendefinisikan bahwa metode adalah sebagai berikut :
1) Hasan langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan
yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2) Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah
cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran (Ramayulis,
2006:184).
Dengan demikian metode memiliki posisi penting dalam mencapai
tujuan. Metode adalah cara yang paling tepat dan tepat dalam mencapai tujuan
dalam ranah apapun termasuk dalam pendidikan pendidikan islam.
Strategi “Card Sort” adalah kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan
14
untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klarifiksi, fakta tentang obyek atau
mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan
dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang kelelahan
dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran.(Hisyam Zaini
dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort adalah dapat
membantu menggairahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang
telahdiberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan
mengembangkan sikap saling menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat
sederhana dan Siswa mudah dalam mengelompokkan kata yang sama
sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran ( Melvin L Silberman :
2002 : 91 ).
Card Sort bisa disebut sortir kartu yaitu pemilahan kartu. Strategi ini
merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkankonsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau
mereviewinformasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat
membantumendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan.
Langkah-langkah:
1) Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang diberi informasi
ataucontoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Seperti
karakteristik hadist sahih, nouns, verbs, adverbs, dan preposisi dan bisa
juga asmaul husna dan lain-lain.
2) Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk
menemukan kartu dengan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan
peserta didik menemukannya sendiri.
3) Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan
kategori masing-masing di depan kelas.
4) Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan
point-point penting terkait materi pelajaran.
Catatan:
1) Minta setiap kelompok melakukan penjelasan tentang kategori yang
mereka selesaikan.
2) Pada awal kegiatan bentuklah beberapa tim. Beri tiap tim satu set kartu
yang sudah diacak sehingga kategori yang mereka sortir tidak nampak.
Mintalah setiap tim untuk mensortir kartukartu tersebut ke dalam
kategori-kategori tertentu. Setiap tim memperoleh nilai untuk setiap kartu
yang disortir dengan benar.( Hisyam Zaini, Op,Cit, Hal 50-5 1)
Jadi card sort merupakan strategi yang menggunakan kartu yang
tujuannya untuk mengaktifkan siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam
belajar terutama pembelajaran agama.
15
2. Card Sort Sebagai Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Di hubungkan dengan belajar mengajar. Strategi bisa diartikan sebagai pola-
pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. (Drs Syaiful Bahri
dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta,
1995), hlm. 5)
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal
berikut:
1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan
oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melaksanakan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Dari uraian di atas
tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting yang
dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar agar berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Yaitu:
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang
bagaimana diingainkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu.
Disini terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar.
Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran
yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh
anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak punya arah dan
tujuan yang pasti. Akibat selanjutnya perubahan yang diharapkan terjadi pada
anak didikpun sukar diketahui, karena penyimpangan-penyimpangan dari
kegiatan belajar mengajar. Karena itu rumusan tujuan yang operasional dalam
belajar mengajar mutlak dilakukan oleh guru sebelum melakukan tugasnya di
sekolah.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang diangggap
paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru
16
memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru
gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya.
Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan yang
berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama.
Norma-norma sosial seperti baik, benar, adil dan sebagainya akan melahirkan
kesimpulan yang berbeda dan bahkan mungkin bertentangan bila dalam cara
pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu.
Pengertian konsep dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil,
tidak sama dengan baik, benar atau adil menurrut pengertian dan konsep dan
teori antropologi. Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau
adil kalau seseorang guru menggunakan pendekatan agama, karena
pengertian konsep dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas
berbeda dengan ekonomi maupun antropologi.Begitu juga dengan cara
pendekatan yang digunakan terhadap kegiatan belajar mengajar. Belajar
menurut teori Asosiasi, tidak sama dengan pengertian belajar menurut teori
Problem solving. Suatu topik tertentu dipelajari atau dibahas dengan teknik
diskusi atau seminar. Juga akan lain hasilnya andaikata topik yang sama
dibahas dengan menggunakan kombinasi berbagai teori.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik
penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan
pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berfikir
bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu
dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya
jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan ingin
diperoleh, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang
penggunaan berbagai metode atau mengkombinasikan beberapa metode yang
relevan. Cara penyajian yang satu mungkin lebih menekankan kepada
peranan anak didik, sementara teknik penyajian yang lain lebih terfokus
kepada peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti buku, atau mesin
komputer misalnya. Ada pula metode yang lebih berhasil bila dipakai buat
anak didik dalam jumlah yang terbatas, atau cocok untuk mempelajari materi
tertentu. Demikian juga bila kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam
kelas, di perpustakaan, di laboratorium, di masjid, atau di kebun akan
memerlukan metode yang sesuai agar tujuan tercapai. Masing-masing tempat
memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda-beda, oleh karena itu guru
membutuhkan variasi dalam penggunaan teknik penyajian supaya kegiatan
17
belajar mengajar yang berlangsung tidak membosankan.
Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga
seorang guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk
menilai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu
program baru baru bisa diketahui keberhasilannya, jika sudah dilakukan
evaluasi. Oleh karena itu, sistem penilaian merupakan salah satu strategi yang
tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain.
Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Menurut Tabrani Rusyan dkk, terdapat berbagai masalah sehubungan
dengan belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan seperti
berikut:
Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
2) Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah
belajar mengajar
3) Memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
4) Menerapkan norma dan keriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar
3. Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan.Tujuan
ini bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret,
yakni kompetensi dasar dan Standar kompetensi. Persepsi guru atau persepsi
anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar akan
mempengaruhi persepsi mereka terhadap sasaran-antara serta sasaran-kegiatan.
Sasaran itu harus diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang
didambakan. Pada tingkat sasaran atau tujuan yang universal, manusia yang
diidamkan tersebut harus memiliki kualifikasi sebagai berikut :
a. Pengembangan bakat yang optimal
b. Hubungan antar manusia
c. Efisiensi ekonomi
d. Tanggung jawab selaku warga negara
Pandangan hidup para guru maupun anak didik akan turut mewarnai
berkenaan dengan gambaran karakteristik sasaran manusia idaman.
Konsekuensinya akan mempengaruhi juga kebijakan tentang perencanaan,
pengorganisasian, serta penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar.( Drs.
Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Op,Cit, hlm. 8 )
4. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
Belajar mengajar selaku suatu sistem instruksional mengacu kepada
pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain
untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, belajar mengajar meliputi suatu
18
komponen, antara lain, tujuan, bahan, siswa, guru metode situasi dan evaluasi.
Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan
sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu guru tidak hanya
boleh memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode,
bahan dan evaluasi saja, tapi ia harus mempertimbangkan komponen secara
keseluruhan. Berbagai persoalan yang biasa dihadapi oleh guru antara lain
adalah:
a. Tujuan-tujuan apa yang mau di capai
b. Materi pelajaran apa yang diperlukan
c. Metode, alat mana yang harus dipakai
d. Prosedur apa yang harus ditempuh untuk melakukan evaluasi
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai
pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan
lain-lain. Untuk itu guru harus memahami dengan segenap aspek pribadi anak
didik seperti :
a. Kecerdasan dan bakat khusus
b. Prestasi sejak permulaan sekolah
c. Perkembangan jasmani dan kesehatannya
d. Kecenderungan emosi dan karakternya
e. Sikap dan minat belajar
f. Cita-cita
g. Kebiasaan belajar dan bekerja
h. Hobi dan penggunaan waktu senggang
i. Hubungan sosial di sekolah dan di rumah
j. Lingkungan tempat tinggal
k. Latar belakang keluarga
l. Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik.
Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evaluasi.
Selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar
para siswa kepada kepala sekolah, orang tua dan instansi yang terkait.
5. Hakikat Proses Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.
Artinya, tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku,baik yang
menyangkut pengetahuan. Keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi
segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti
mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar, menilai proses
dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru.
Jadi hakikat belajar adalah perubahan. (Ibid. hlm. 11)
19
6. Entering Behaviour Siswa
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik
secara material-substansial, struktur fungsional, maupun secara behaviour. Yang
dipersoalkan adalah kepastian bahwa tingkat prestasi yang dicapai siswa itu
apakah benar merupakan hasil kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan.
Untuk kepastiannya seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku
anak didik saat mereka masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar
mengajar dilangsungkan. Tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak didik
yang telah dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal
itulah yang dimaksud dengan entering behavior siswa. Menurut Abin
Syamsuddin, entering behavior akan dapat diidentifikasi dengan cara:
a. Secara tradisional, yaitu para guru memulai dengan pertanyaan mengenai
bahan yang pernah diajarkan/diberikan sebelum menyajikan bahan baru.
b. Secara inovatif yaitu seorang guru tertentu di berbagai lembaga pendidikan
yang memiliki atau mampu mengembangkan instrument pengukuran prestasi
belajar dengan memenuhi syarat, mengadakan pre-tes sebelum mereka mulai
mengikuti program belajar mengajar.
Gambaran tentang entering behavior, adalah siswa bisa membantu guru antara
lain:
a. Untuk mengetahui seberapa jauh kesamaan individual siswa dalam taraf
kesiapannya (readines), kematangan (maturation), serta tingkatpenguasaan
(materi), pengetahuan dan keterampilan dasar bagi penyajian bahan baku.
b. Diketahuinya disposisi perilaku siswa tersebut akan dapat dipertimbangkan
dan dipilih bahan, prosedur dan metode, teknik serta alat bantu belajar
mengajar yang sesuai.
c. Dengan membandingkan nilai proses dengan nilai hasil pasca tes, atau
sesudah menjalani program kegiatan belajar mengajar, guru akan mendapat
petunjuk seberapa jauh dan seberapa banyak perubahan perilaku itu telah
menjadi dalam diri siswa. Perbedaan antara nilai pasca tes dengan pre tes, baik
secara kelompok maupun individual, merupakan indikator prestasi atau hasil
pencapaian yang nyata sebagai pengaruh dari proses belajar mengajar.
Ada tiga dimensi dari entering behavior yang perlu diketahui oleh guru
yaitu:
a. Batas-batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan
dikuasai oleh siswa
b. Tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola
sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa
c. Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikofisik Sebelum merencanakan
dan melaksanakan kegiatan megajar, guru harus dapat menjawab pertanyaan:
20
1) Sejauh mana batas-batas materi pengetahuan yang telah dikuasai dan
diketahui oleh siswa yang akan diajar
2) Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan manakah yang telah dicapai dan
dikuasai oleh siswa yang bersangkutan
3) Apakah siswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan
pola-pola perilaku yang akan diajarkan
4) Berapa jauh motivasi dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa sebelum
belajar dimulai.
7. Pola-pola Belajar Siswa
Robert M. Gagne membedakan pola-pola belajar siswa dalam delapan tipe,
di mana yang satu merupakan prasyarat bagi lainnya yang lebih tinggi
hierarkinya.( Ibid, hlm. 13 )
Delapan tipe belajar yang dimaksud adalah:
a. Signal Learning (belajar Isyarat)
b. Strimulus Respon Learning (belajar stimulus-respon)
c. Chaining (Rantai atau Rangkaian)
d. Verbal Association (Asosiasi verbal)
e. Discrimination Learning ( Belajar diskriminasi)
f. Concept learning (Belajar konsep)
g. Rule Learning (Belajar aturan)
h. Problem solving (Pemecahan masalah)
8. Memilih Sistem Belajar Mengajar
Para ahli teori belajar telah mencoba mengembangkan berbagai cara
pendekatan atau sistem pengajaran atau proses belajar mengajar. Berbagai sistem
pengajaran yang menarik perhatian akhir-akhir ini adalah enquiry-discovery
approach, contextual teaching and learning (CTL), expository approach,
masteri learning, dan humanistic educations.
9. Pengorganisasian Kelompok Belajar
Memperhatikan berbagai cara pendekatan atau sistem belajar mengajar
seperti diuraikan sebelumnya, disarankan pengorganisasian kelompok belajar
anak didik sebagai berikut: (Ibid, hlm. 32)
a. N-1. pada situasi yang ekstrim, kelompok belajar itu mungkin hanya seorang.
Untuk peserta yang hanya seorang. Metode yang sesuai mungkin konsep
belajar mengajar tutorial, pengaj arn berprogram, studi individual
(independent stud).
b. N 2-20 untuk kelompok kecil sekitar dua sampai dua puluh orang lebih maka
metode belajarnya bisa diskusi atau seminar. Menggunakan metode klasikal
(class room teaching). Tekniknya bisa bervariasi sesuai kemampuan guru
untuk mengelolahnya.
21
c. N lebih dari 40 0rang. Kalau kelompok belajar melebihi 40 orang, pesertanya
bisa disebut ”audience”. Metode mengajarnya adalah kuliah atau ceramah.
10. Pengelolaan atau Implementasi Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang
diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah
sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan
itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan
yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa
aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu faktor
yang mendukung kondisi belajar didalam suatu kelas adalah job description”
proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar
yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa. Jadi Klasifikasi strategi belajar
mengajar meliputi banyak hal yang perlu diperhatikan terkait dengan
pengorganisasiaan kelas dan pengelolaannya.
C. Card Sort Sebagai Strategi dalam Model Pembelajaran Aktif (ActiveLearning)
1. Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi aktif memiliki asumsi bahwa orang yang sudah mampu berpikir
kritis dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk diri mereka. Di
samping itu untuk menggunakan kemampuan otak mereka dalam belajar tanpa
harus dipaksa. Maka seorang guru dapat menyampaikan materi dengan strategi
yang diharapkan peserta didik mempunyai jiwa kemadiriaN dalam belajar dan
kalau bisa diusahakan untuk menumbuhkan daya kreatifitas sehingga mampu
membuat inovasi-inovasi. Strategi ini umum disebut strategi aktif.
2. Apa itu pembelajaran aktif?
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar secara aktif, berarti
mereka mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara
aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi,
memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke
dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Dengan belajar akif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua
proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.
Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih
menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
3. Mengapa belajar aktif?
Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan
hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima
dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah
diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat terentu untuk dapat mengikat
22
informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah suatu cara untuk
mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Mengapa
demikian? karena salah satu factor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan
adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar yang hanya
mengandalkan indera pengindaraan mempunyai beberapa kelemahan, padahal
hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan ini sesuai
dengan katakata mutiara yang diberikan oleh filosof kenamaan dari Cina
Konfusius dengan mengatakan:
Apa yang saya dengar saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketika ada ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar
menerima dan menyimpan. Akan tetapi otak manusia akan memproses informasi
tersebut hingga dapat dicerna kemudian disimpan. Karena itu jika ada sesuatu
yang baru, otak akan bertanya: Pernahkah saya mendengarnya sebelumnya?
Dimana kira-kira informasi itu diletakkan? Dan pertanyaanpertanyaan lain yang
intinya mempertanyakan setiap informasi yang baru masuk. Agar dapat
memproses informasi dengan baik, maka akan sangat membantu kalau terjadi
proses refleksi secara internal. Jika peserta didik berdiskusi, menjawab
pertanyaan, maka otak mereka akan bekerja lebih baik sehingga proses belajar
pun dapat terjadi dengan baik pula. Penelitian menunjukkan bahwa memberi
pertanyaan kepada peserta didik atau menyuruh mereka untuk mendiskusikan
materi yang baru saja diberikan mampu meningkatkan nilai evaluasi dengan
kenaikan signifikan. dan yang mengatakan otak manusia mirip dengan komputer,
sedangkan manusia adalah penggunanya. Komputer tidak akan dapat digunakan
jika tidak dalam kondisi “ON”, artinya komputer harus dalam kondisi hidup jika
akan digunakan untuk bekerja. Kondisi seperti ini tidak jauh beda dengan otak
manusia, otak tidak akan dapat memproses informasi yang masuk, kalau otak itu
tidak dalam kondisi “ON”. Kalau komputer memerlukan software “program”
untuk memproses data, maka otak memerlukan sesuatu yang dapat dipakai untuk
menghubungkan antara informasi yang baru diajarkan dengan inormasi yang
telah dimiliki. Jika belajar itu pasif, otak tidak dapat menghubungkan antara
informasi yang baru dengan yang lama. Selanjutnya, komputer tidak dapat
memanggil data yang tidak disimpan. Otak perlu beberapa langkah untuk dapat
meyimpan beberapa informasi.
Langkah-langkah itu bisa berupa pengulangan informsi, mempertanyakan
informasi atau mengajarkan kepada orang lain. Oleh sebab itu, betapapun
menariknya materi disampaikan dengan ceramah, otak tidak akan lama
menyimpan informasi yang diberikan, karena tidak terjadi proses penyimpanan
23
yang baik. Pertimbangan lain untuk menggunakan strategi aktif adalah realita
bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada peserta
didik yang lebih senang membaca, ada yang senang berdiskusi dan ada juga yang
lebih senang prektek langsung. Inilah yang sering disebut gaya belajar atau
learning style. Untuk dapat membantu peseta didik dengan maksimal dalam
belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan. Untuk
mengkomodir kebutuhan terebut adalah dengan menggunakan variasi strategi
pembelajaran yang beragam yang melibatkan indera belajar yang banyak. Dari
sisi pengajar, sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran aktif akan sangat
membantu dalam tugas-tugas keseharian. Bagi pengajar yang sibuk mengajar,
strategi ini dapat dipakai dengan variasi yang tidak membosankan. Seandainya
ada seorang pengajar yang sibuk, yang harus mengajar tiga kelas atau bahkan
empat kelas dalam sehari, dapat dibayangkan betapa lelahnya guru tersebut kalau
harus berceramah. Di samping itu, filosofi mengajar yang baik adalah bukan
sekedar transfer pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi bagaimana
membantu peserta didik supaya dapat belajar. Kalau ini dihayati, maka pengajar
tidak lagi pemeran sentral dalam proses pembelajaran.
Ada beberapa yang harus diperhatikan terkait dengan penggunaan strategi
pembelajaran aktif :
a. Untuk mempraktekkan satu strategi, cari materi yang benar benar sesuai.
b. Jangan mempraktekkan strategi terlalu banyak kepada peserta didik. Strategi
harus disosialisasikan pada mereka.
c. Jika memerlukan modifikasi maka jangan segan-segan dilakukan.
d. Dalam satu kali pertemuan, satu materi bisa disampaikan dengan
menggunakan beberapa strategi.( Hisyam Zaini, Op, Cit. Hal xiv )
4. Apa yang menjadikan belajar “aktif”?
Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas.
Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan
menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan,
bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat
duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (Moving about and thinking
aloud).
5. Kapan kegiatan belajar perlu dibuat aktif?
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu
mendengarnya,melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan
membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu
“mengerjakannya”- yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri,
menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan ketrampilan, dan
mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka
24
dapatkan. Siswa bisa belajar dengan sangat baik jika aktif mempraktikkannya.
Namun bagaimana caranya kita menggalakkan belajar aktif? Maka butuh strategi
yang dirancang untuk menyemarakkan kelas, ada yang sangat menyenangkan
dan ada yang sangat serius, yang semuanya untuk memperdalam proses belajar
dan memperkuat ingatan.
6. Bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal?
Ada beberapa cara untuk menjadikan siswa bisa aktif sejak awal
dimulainya proses belajar mengajar yaitu : (Melvin L.Silberman.. Active
Learning. CetI. ( Bandung; Nusamedia. 1996) Hal 13)
a. Pembentukan tim: membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain
atau menciptakan semangat kerjasama dan saling ketergantungan.
b. Penilaian serentak: mempelajari tentang sikap, pengetahuan dan pengalaman
siswa.
c. Pelibatan belajar secara langsung: menciptakan minat awal terhadap
pelajaran.
7. Macam-macam Strategi dalam Model pembelajaran Aktif
Ada beberapa strategi yang terdapat dalam model pembelajaran aktif,
diantaranya :
a. Belajar bersama
Salah satu cara terbaik meningkatkan belajar aktif adalah dengan npemberian
tugas belajar yang dilakukan dengan kelompok kecil siswa.
Dukungan sesame siswa dan keragaman pendapat, penegtahuan, serta
ketrampilan mereka akan membantu menjadikan belajar bersama sebagai
bagian berharga dari iklim belajar di kelas anda. Namun demikian, belajar
bersama tidaklah selalu berlangsung efektif. Boleh jadi terdapat partisipasi
yang tidak seimbang komunikasi yang buruk, dan kebingungan, bukannya
belajar yang sesungguhnya. Ada beberapa strategi berikut ini yang dirancang
memaksimalkan manfat dari belajar bersama dan meminimalkan
kesenjangan.( Ibid. Hal 163 )
b. Pemilahan kartu ( card Sort )
Strategi ini merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi fakta tentang benda, atau
menilai informasi. Gerak fisik yang dominan ada di dalamnya dapat
membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.( Ibid, Hal 168 )
c. Quiz kelompok (Team Quiz)
Strategi ini dapat meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam
suasana menyenangkan. ( Ibid, Hal 168 )
d. Membaca keras (Reading Aloud )
Strategi ini dapat membantu peserta didik dalam berkosentrasi mengajukan
25
pertanyaan dan menggugah diskusi. ( Ibid. Hal 43 ).
Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses pembelajaran di
SD siswa mempunyai cara belajar yang berbedabeda. Diantaranya ada siswa
yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada juga yang
senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam belajar secara
maksimal, kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya dengan
menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indra
belajar yang banyak, salah satunya dengan menggunakan strategi Card Sort.
Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita menyadari bahwa
didalam pembelajaran kelas yang kurang produktif dalam pembelajaran
sehari-hari kelas selalu diisi dengan ceramah sementara siswa dituntut menerima
dan menghafal, maka dengan strategi ini dapat menciptakan ruang kelas yang
didalamnya siswa menjadi aktif, bukan hanya pasif. Dalam penelitian ini
difokuskan kearah tersebut dengan melakukan proses pembelajaran dengan
strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses
belajar siswa pada pokok bahasan Anak Shalih.
Berdasarkan hasil observasi dengan guru, siswa kelas 5 SD IT Yabis
Bontang diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu masih menggunakan
metode ceramah, penugasan sehingga prestasi belajar siswa selama ini termasuk
dalam kategori rendah, masih ada beberapa siswa yang masih mengikuti remidi
karena masih kesulitan dalam menghafal atau menguasai konsep hal tersebut
dikarenakan banyaknya materi dan hampir semua materi penting. Dari alasan
diatas siswa memerlukan suatu startegi khusus dalam mempelajari materi artinya
siswa memerlukan cara belajar aktif dan efektif serta tidak berbelit-belit
sehingga lebih mudah mengingatnya. Salah satu pembelajaran yang dapat
melibatkan kemampuan diri adalah dengan strategi pembelajaran Card sort.
Dengan demikian, strategi atau media pembelajaran dengan menggunakan
card sort sangat tepat sekali untuk menyelesaikan permasalah guru dalam
pembelajaran tentang Anak Shalih, sebab siswa tidak merasa bosan dengan
proses pembelajaran.
D. Hipotesis Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian berbunyi “ Terdapat
peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode Card Sort pada
pembelajaran Anak Shalih siswa kelas 5 SD IT Yabis Bontang Kel. Belimbing Kec.
Bontang Barat Kota Bontang Tahun ajaran 2021 - 2022”.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berupaya untuk mengkaji secara mendalam tentang Penerapan
metode pembelajaran card sort dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V
di SD IT Yabis Bontang. Maka berdasarkan realita dilapangan, maka jenis
penelitian yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Zainal aqib, ada tiga kata bentuk pengertian
penelitian tindakan kelas yaitu:
1. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunkan aturan
metedologi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu dari suatu hal yang yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakuan dengan tujuan
tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga
kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja di munculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas. Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya,
Bandung; 2016, h.12.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu perencanaan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama. Tindakan kelas tersebut diberikan oleh guru yang di lakukan
kepada siswa.40 Menurut Wina Sanjaya, penelitian tindakan kelas adalah proses
pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagi tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis seperti pengaruh dari perilakuan
tersebut.41 Perhatikan bagan model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart.
B. Lokasi dan Waktu
Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD IT Yabis Bontang
dilakukan dikelas V E tahun ajaran 2022/2023. 40Suharsimi Arikunto, Penelitian
Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta: 2010,h3. 41 Wina Sanjaya, Penelitian
Tindakan Kelas, Prenada Media Grup: Bandung, h16. 57
Waktu Penelitian Waktu penelitian di SD IT Yabis Bontang pada tanggal 20
September s/d 4 November 2022/2023.
27
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian ini yang akan dilakukan di SD IT Yabis Bontang
Tahun ajaran 2022/2023. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 30
orang. Sedangkan obyek penelitiannya mengarah kepada peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V di SD IT Yabis
Bontang melalui Metode Pembelajaran Card Sort (Menyortir Kartu).
D. Teknik Pengumpulan
Data Teknik pengumpulan data merupakan persoalan metodologik yang
khusus digunakan untuk membicarakan cara pengumpulan data melalui prosedur
yang sistematis dan standar di perlukan. Adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan empat cara yaitu sebagai berikut:
1. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian yang berbentuk suatu
tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok
siswa sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak
tersebut yang dapat di bandingkan dengan nilai yang di capai oleh anak-anak
yang lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Tes yang digunakan
penelitian untuk memperoleh atau mengetahui hasil pembelajaran dengan
mengunakan card sort ( menyortir kartu ) sebagai metode pembelajaran atau
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Adapun tes yang
digunakan peneliti berupa tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 10
butir soal dengan tingkat kesukaran soal yang berbeda-beda yakni mulai dari soal
yang mudah, sedang dan sulit. Soal tes disusun oleh peneliti sendiri dan
diadaptasi dari berbagai buku paket PAI kelas V di SD IT Yabis Bontang. Cara
pemberian soal pilihan ganda yakni peneliti membagikan soal-soal yang telah
disiapkan setelah penyampaian materi diberikan, kemudian peneliti mengawasi,
setelah jawaban soal terjawab oleh siswa kemudian soal tersebut dikumpulkan
untuk dianalis oleh peneliti.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis
yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan untuk memperoleh
gambaran langsung tentang strategi pembelajaran PAI dengan menggunakan
card sort sebagai media pembelajaran. Melalui observasi tersebut diketahui
aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.43 42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT
Rineka Cipta 2006), h.150 43 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h158.
28
3. Dokumentasi
Dokumentasi yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transaksi, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya.
Dalam penelitian ini menggunakan strategi dokumentasi karena banyak
dibutuhkan dokumentasi dari subjek yang diteliti seperti data tentang sejarah
berdirinya SD IT Yabis Bontang, daftar siswa, tenaga pengajar, data keadaan
guru dan siswa, sarana dan prasarana serta struktur organisasi di sekolah.
4. Wawancara
Wawacara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban
responden dicatat atau direkam. Pengambilan data wawancara dilakukan secara
langsung dengan narasumber mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan
proses pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk memperoleh Card Sort
sebagai media pembelajaran meningkatkan ketuntasan hasil belajar PAI.
Wawancara ini dilakukan dengan melibatkan pewawancara dengan hasil
diwawancarai (responden) secara berhadapan pada waktu yang sama.
5. Indikator Kenerja
a. Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD IT Yabis
Bontang yang berjumlah 37 orang.
1) Data hasil belajar 60
2) Rencana pembelajaran
3) Hasil observasi pelaksanan KBM.
b. Cara Pengambilan Data Adapun cara pengambilan data antara lain sebagai
berikut:
1) Data hasil belajar siwa diperoleh melalui hasil evaluasi dengan
mengunakan tes telah disiapakan.
2) Data tentang kualitas pembelajaran guru di kelas diperoleh dari hasil
obseravsi (pengamatan melalui angket yang telah disediakan).
3) Data tentang kualiatas motivasi siswa diperoleh dari hasil observasi dari
angket yang telah disediakan.
c. Indikator keberhasilan dalam penilaian ini apabila memenuhi karakteristik
atau ciri-ciri berikut :
1) Siswa mudah memahami materi yang disampaikan.
2) Prestasi yang diperoleh oleh siswa dalam dua kali siklus semakin
meningkat melalui tes yang diberikan.
3) Nilai rata-rata diatas 70
4) Prosedur Tindakan Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian
tindakan kelas (PTK44) yang direncanakan dua siklus. Setiap siklus pada
penelitian tindakan terdiri dari empat tahap, yaitu:
29
a) Perencanaan
b) Pelaksanan
c) Observasi atau Pengamatan
d) Refleksi.
44Arikunto Dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h16. 61 Bagian 3.
9 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas Siklus I: Siklus II: Keempat
tahap dalam penelitian tindakan kelas adalah unsur membentuk sebuah siklus
yaitu satu putaran kegiatan berurutan yang kembali kelangkah semula dan
dilaksanakan dalam dua siklus.
1) Siklus I
a) Tahap prencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap prencanaan adalah sebagai
berikut:
 Meminta surat izin Kepala sekolah Tentang penelitian tindakan kelas
(PTK) yang akan dilaksanakan.
 Menyusun rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooparatif berbantuan
Infokus/carton. Perencanaan Pelaksanaan Refkeksi Pengamatan
Perencanaaan Pelaksanaan Pengamatan Hasil Refleksi 62
 Merancang lempar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk
melihat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.
 Membuat lembar diskusi siswa.
 Membuat kisi-kisi soal.
 Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada waktu kegiatan
mengajar.
 Membuat kelompok kecil pada siswa setiap kelompok terdiri dari 5- 6
orang siswa.
 Mempersiapkan materi pembelajaran.
 Menyusun format penilaian perkembangan siswa.
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan (action)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan rencana dan
skenario pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti serta
mengadakan evaluasi di akhir pertemuan dengan menggunakan tes siklus.
c) Tahap Pengamatan (observasi)
Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati
proses belajar mengajar dengan berpedoman kepada lembar observasi.
d) Tahap Refleksi (reflection)
30
Refleksi dilakukan dengan menganalisa hasil dari tindakan seberapa jauh
tingkat perubahan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Setelah
dilakukan refleksi maka disusun rencana berdasarkan hasil pengamatan
selama pelaksanaan tindakan yang terjadi pada siklus I untuk dilaksanakan
pada siklus berikutnya begitu seterusnya pada setiap siklus. Hingga
tindakan dilaksanakan mencapai hasil maksimal.
2) Siklus II Siklus II dirancang dengan tahap-tahap yang sama dengan siklus I.
Namun, Siklus II dilakukan untuk memperbaiki kekurangan pada Siklus I.
a) Perencanaan (planning)
 Menyusun rencana rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif berbentuk infokus atau
karton.
 Merancang lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk
melihat aktifitas guru dansiswa dalam proses pembelajaran.
 Membuat lembar diskusi siswa.
 Membuat kisi-kisi soal.
 Membuat soal tes akhir siklus II.
 Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada waktu kegiatan
belajar mengajar.
 Membuat kelompok kecil pada siswa, setiap kelompok terdiri dari 5- 8
orang siswa.
 Mempersiapkan materi pembelajaran.
b) Tahap pelaksanaan (action)
c) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan rencana dan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan oleh peneliti serta
mengadakan evaluasi di akhir pertemuan dengan menggunakan tes siklus.
d) Pengamatan (observasi)
Pada tahap kegiatan ini observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati
proses belajar mengajar dengan berpedoman pada lembar observasi.
e) Tahap Refleksi Siklus II (reflection) Tahap refleksi pada siklus II
dilakukan pada hasil observasi terhadap seluruh kegiatan pembelajaran
pada siklus ke I. Refleksi dilakukan dengan menganalisi hasil tindakan
seberapa jauh tingkat perubahan siswa sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan. Setelah dilakukan refleksi maka disusun rencana berdasarkan
hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan yang terjadi pada siklus I
untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya begitupun seterusnya pada
setiap siklus. Hingga tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang
maksimal. Pada tahap refleksi siklus II yang dilakukaan yaitu;
31
menganalisis data akhir dan instrumen pengumpulan data dan format
penilaian dan menilai hasil akhir kemampuan siswa kelas V dalam
mempelajari PAI melalui metode card sort.
G. Teknik Analisis data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini
Nasution menyatakan “Analisis telah telah mulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah,sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai
penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih
difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
Moelong mengatakan bahwa proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang
sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar,
foto dan sebagainya.46 Sesuai dengan pendapat Miles, M.B & Huberman tentang
hal-hal apa yang terdapat analisis, maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan
selama dan setelah pengumpulan data yang terkumpul dianalisis dengan analisis
data model alir (flow model) yang meliputi 3 hal yaitu
1. mereduksi data,
2. menyajikan data
3. menarik kesimpulan.
Agar lebih mudah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran
Mulyasa mengatakan : pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi
proses apabila seluruh siswa setidak-tidaknya sebagian besar 75% peserta didik
terlibat secara aktif, baik fisik mental maupun sosial dalam proses pembelajaran,
disamping itu menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar
dan rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, ( Bandung :Alfabeta, 2008), hal. 245 Lexy J.Moelong,
Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal.247
Miles, M.B & Huberman, Analisis data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjejep Rohendi
Rohidi. ( Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), hal.15 dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada siswa seluruhnya
atau setidak-tidaknya 75%.
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Hasil tes dan transkip hasil wawancara
tentang pekerjaan siswa pada tes yang diberikan, serta catatan observasi
dimungkinkan masih belum dapat memberikan informasi yang jelas. Untuk
memperoleh informasi yang jelas maka dilakukan reduksi data. “Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
32
yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
diperlukan.”49
2. Menyajikan Data
Setelah mereduksi, maka selanjutnya adalah menyajikan data. “Penyajian data
dilakukan dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah
diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah terorganisir
ini kemudian dideskrepsikan guna memperoleh bentuk nyata dari responden,
sehingga lebih mudah 48Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, …hal. 101
49Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif…,hal.247 67 dimengerti peneliti atau
orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan.”50
3. Penarikan Kesimpulan
Menurut Miles,M.B & Huberman penarikan kesimpulan adalah memberikan
kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup
pencarian makna data serta member penjelasan. Verifikasi tersebut merupakan
validitas dari data yang disimpulkan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi,
yaitu menguji kebenaran, kekokohan,dan kecocokan, makna-makna yang
muncul dari data yang telah direduksi dan disajikan di atas. Kriteria keberhasilan
tindakan ini akan dilihat dari:
a. indikator proses
b. indikator hasil belajar.
Indikator proses yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan
belajar siswa terhadap materi mencapai 75% (berkriteria cukup). Rumus yang
digunakan sama dengan cara memperoleh nilai taraf keberhasilan pada observasi. P
= ∑ ℎ ∑ × 100% Keterangan P= Tingkat kerhasilan Untuk melalui tingkat
keberhasilan siswa dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di gunakan
lima kategori yaitu dapat dilihat: 50Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan
Kompetensi dan Praktiknya, (Yogyakarta : Bumi Aksara, 2003) hal. 86 51Miles,
M.B & Huberman, Analisis Data…..,hal.19 Taraf keberhasilan tindakan: Tabel 4,0
Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan Tingkat Keberhasilan Nilai Huruf Bobot
Predikat
90– 100 % Sangat Baik A
80– 89 % Baik B
79 – 70 % Cukup C
46 – 69 % kurang D
≤ 45 % Kurang Sekali E
33
Sebagaimana yang dikatakan Mulyasa bahwa: 1) Kualitas pembelajaran dapat
dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran di ketahui
berhasil dan berkualitatas apabila seluruhnya atau setidak tidaknya sebagian besar
(75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik secara fisik, mental, maupun sosial
dalam proses pembelajaran disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Rumusnya adalah
sebagai berikut : X100 N R x Keterangan : x : Nilai rata-rata ∑ : Jumlah siswa
semua nilai siswa N : jumlah siswa yang mengkuti tes . Indikator hasil belajar dari
penelitian ini adalah jika 75 % dari siswa telah mencapai nilai KKM minimal 70.
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hal.101
Bambang, Sutejo, KTSP Strategis Analisis PTK, (Surabaya: Unesa University
Press), hal.199 Hal ini didasarkan pada kelompok atau kelas yang dikatakan
berhasil (mencapai ketuntasan), jika paling sedikit 75 % dari jumlah siswa dalam
kelompok/kelas itu telah memenuhi kriteria ketuntasan perseorangan. Sedangkan
pengambilan nilai KKM minimal 70 adalah hasil diskusi dengan guru kelas V SD IT
Yabis Bontang dan teman sejawat berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan batas
nilai minimal yang digunakan di sekolah yang bersangkutan.

More Related Content

What's hot

Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam IslamModul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam IslamIstna Zakia Iriana
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Ser i2.6 toleransi dan kerukunan
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Ser i2.6 toleransi dan kerukunanRPP PAI XI Kurikulum 2013 Ser i2.6 toleransi dan kerukunan
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Ser i2.6 toleransi dan kerukunanyasirmaster web.id
 
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdfMuhammad Iqbal
 
Resume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruResume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruHarmokoGuru
 
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinModul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinIstna Zakia Iriana
 
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil BelajarKB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil BelajarIstna Zakia Iriana
 
Baligh Kurmerdeka kelas 4 PAI SD.pdf
Baligh Kurmerdeka kelas 4 PAI SD.pdfBaligh Kurmerdeka kelas 4 PAI SD.pdf
Baligh Kurmerdeka kelas 4 PAI SD.pdfmisteraans
 
BAHAN AJAR AKU ANAK SALEH.pptx
BAHAN AJAR AKU ANAK SALEH.pptxBAHAN AJAR AKU ANAK SALEH.pptx
BAHAN AJAR AKU ANAK SALEH.pptxHervina Junita
 
proposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistproposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistWIDIYAH02ASTUTIK
 
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi GuruTugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi GuruRosmalia Eva
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
 
Presentation isra and mi'raj
Presentation isra and mi'rajPresentation isra and mi'raj
Presentation isra and mi'rajOni Eksekutif
 
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaLkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaanugerah pratama
 
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docxTugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docxYanaeri1990
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIDiva Pendidikan
 
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1vinaidamatusilmi
 
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
 

What's hot (20)

Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam IslamModul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Ser i2.6 toleransi dan kerukunan
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Ser i2.6 toleransi dan kerukunanRPP PAI XI Kurikulum 2013 Ser i2.6 toleransi dan kerukunan
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Ser i2.6 toleransi dan kerukunan
 
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf
 
Resume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruResume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guru
 
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinModul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
 
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil BelajarKB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
 
Karya Inovatif Guru PAI (Siti Khadijah Ibrahim)
Karya Inovatif Guru PAI (Siti Khadijah Ibrahim)Karya Inovatif Guru PAI (Siti Khadijah Ibrahim)
Karya Inovatif Guru PAI (Siti Khadijah Ibrahim)
 
Baligh Kurmerdeka kelas 4 PAI SD.pdf
Baligh Kurmerdeka kelas 4 PAI SD.pdfBaligh Kurmerdeka kelas 4 PAI SD.pdf
Baligh Kurmerdeka kelas 4 PAI SD.pdf
 
BAHAN AJAR AKU ANAK SALEH.pptx
BAHAN AJAR AKU ANAK SALEH.pptxBAHAN AJAR AKU ANAK SALEH.pptx
BAHAN AJAR AKU ANAK SALEH.pptx
 
proposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistproposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadist
 
KB 1 Evaluasi Pembelajaran
KB 1 Evaluasi PembelajaranKB 1 Evaluasi Pembelajaran
KB 1 Evaluasi Pembelajaran
 
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi GuruTugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
 
LKPD Ukin.docx
LKPD Ukin.docxLKPD Ukin.docx
LKPD Ukin.docx
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Presentation isra and mi'raj
Presentation isra and mi'rajPresentation isra and mi'raj
Presentation isra and mi'raj
 
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaLkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
 
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docxTugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
 
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
 
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 5 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
 

Similar to LAPORAN PTK PAI KELAS V.docx

Memahami Peran Guru dan Anak Didik.docx
Memahami Peran Guru dan Anak Didik.docxMemahami Peran Guru dan Anak Didik.docx
Memahami Peran Guru dan Anak Didik.docxZukét Printing
 
Memahami Peran Guru dan Anak Didik .pdf
Memahami Peran Guru dan Anak Didik .pdfMemahami Peran Guru dan Anak Didik .pdf
Memahami Peran Guru dan Anak Didik .pdfZukét Printing
 
makalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatifmakalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatifYoski Haryono
 
MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB)
MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB)MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB)
MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB)MythaChan
 
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdfMerancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdfFauzyOji1
 
Bhasa indonesia
Bhasa indonesiaBhasa indonesia
Bhasa indonesiaaldobrahma
 
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriProses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriW.R. Putra
 
Blue and Green Cute Illustrative Shapes Trivia Quiz Presentation.pptx
Blue and Green Cute Illustrative Shapes Trivia Quiz Presentation.pptxBlue and Green Cute Illustrative Shapes Trivia Quiz Presentation.pptx
Blue and Green Cute Illustrative Shapes Trivia Quiz Presentation.pptxAdrimanMulya
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Operator Warnet Vast Raha
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Operator Warnet Vast Raha
 
1. PTS gemar membaca Cover (6 files merged).pdf
1. PTS gemar membaca Cover (6 files merged).pdf1. PTS gemar membaca Cover (6 files merged).pdf
1. PTS gemar membaca Cover (6 files merged).pdfsdnngampel3kediri
 
Makalah konsep pendidikan secara umum
Makalah   konsep pendidikan secara umumMakalah   konsep pendidikan secara umum
Makalah konsep pendidikan secara umumAmriDhimasMaulana
 
KLP 2_238B_ Kanvas BAGJA prakarsa perubahan (2).pptx
KLP 2_238B_ Kanvas BAGJA prakarsa perubahan (2).pptxKLP 2_238B_ Kanvas BAGJA prakarsa perubahan (2).pptx
KLP 2_238B_ Kanvas BAGJA prakarsa perubahan (2).pptxAgungAgustinDwiPutra1
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorSyaifOer
 
Kem motivasi gemilang cemerlang
Kem motivasi gemilang cemerlangKem motivasi gemilang cemerlang
Kem motivasi gemilang cemerlangSiti Norlina
 
Media big book - Media Belajar Nilai Kepemimpinan Anak Usia Dini
Media big book - Media Belajar Nilai Kepemimpinan Anak Usia DiniMedia big book - Media Belajar Nilai Kepemimpinan Anak Usia Dini
Media big book - Media Belajar Nilai Kepemimpinan Anak Usia DiniRahma Rahmawinasa
 

Similar to LAPORAN PTK PAI KELAS V.docx (20)

Memahami Peran Guru dan Anak Didik.docx
Memahami Peran Guru dan Anak Didik.docxMemahami Peran Guru dan Anak Didik.docx
Memahami Peran Guru dan Anak Didik.docx
 
Memahami Peran Guru dan Anak Didik .pdf
Memahami Peran Guru dan Anak Didik .pdfMemahami Peran Guru dan Anak Didik .pdf
Memahami Peran Guru dan Anak Didik .pdf
 
Proposal nonny
Proposal nonnyProposal nonny
Proposal nonny
 
makalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatifmakalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatif
 
MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB)
MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB)MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB)
MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB)
 
SPPKB
SPPKBSPPKB
SPPKB
 
PROPOSAL DONE.doc
PROPOSAL DONE.docPROPOSAL DONE.doc
PROPOSAL DONE.doc
 
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdfMerancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
 
Bhasa indonesia
Bhasa indonesiaBhasa indonesia
Bhasa indonesia
 
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriProses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
 
Blue and Green Cute Illustrative Shapes Trivia Quiz Presentation.pptx
Blue and Green Cute Illustrative Shapes Trivia Quiz Presentation.pptxBlue and Green Cute Illustrative Shapes Trivia Quiz Presentation.pptx
Blue and Green Cute Illustrative Shapes Trivia Quiz Presentation.pptx
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
 
1. PTS gemar membaca Cover (6 files merged).pdf
1. PTS gemar membaca Cover (6 files merged).pdf1. PTS gemar membaca Cover (6 files merged).pdf
1. PTS gemar membaca Cover (6 files merged).pdf
 
Makalah konsep pendidikan secara umum
Makalah   konsep pendidikan secara umumMakalah   konsep pendidikan secara umum
Makalah konsep pendidikan secara umum
 
KLP 2_238B_ Kanvas BAGJA prakarsa perubahan (2).pptx
KLP 2_238B_ Kanvas BAGJA prakarsa perubahan (2).pptxKLP 2_238B_ Kanvas BAGJA prakarsa perubahan (2).pptx
KLP 2_238B_ Kanvas BAGJA prakarsa perubahan (2).pptx
 
Pengembangan Diri GPAI.pptx
Pengembangan Diri GPAI.pptxPengembangan Diri GPAI.pptx
Pengembangan Diri GPAI.pptx
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
 
Kem motivasi gemilang cemerlang
Kem motivasi gemilang cemerlangKem motivasi gemilang cemerlang
Kem motivasi gemilang cemerlang
 
Media big book - Media Belajar Nilai Kepemimpinan Anak Usia Dini
Media big book - Media Belajar Nilai Kepemimpinan Anak Usia DiniMedia big book - Media Belajar Nilai Kepemimpinan Anak Usia Dini
Media big book - Media Belajar Nilai Kepemimpinan Anak Usia Dini
 

More from Abimanyuwicaksono2

1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docxAbimanyuwicaksono2
 
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docx
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docxSeni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docx
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docxAbimanyuwicaksono2
 
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docx
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docxUnit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docx
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docxAbimanyuwicaksono2
 
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docx
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docxLANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docx
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docxAbimanyuwicaksono2
 
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docx
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docxALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docx
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docxAbimanyuwicaksono2
 

More from Abimanyuwicaksono2 (14)

proposal smart board.docx
proposal smart board.docxproposal smart board.docx
proposal smart board.docx
 
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
 
LKS PJOK 2023-2024.docx
LKS PJOK 2023-2024.docxLKS PJOK 2023-2024.docx
LKS PJOK 2023-2024.docx
 
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docx
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docxSeni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docx
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docx
 
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docx
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docxUnit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docx
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docx
 
GAMBAR PERSPEKTIF.docx
GAMBAR PERSPEKTIF.docxGAMBAR PERSPEKTIF.docx
GAMBAR PERSPEKTIF.docx
 
DAFTAR-INVENTARIS-KELAS.docx
DAFTAR-INVENTARIS-KELAS.docxDAFTAR-INVENTARIS-KELAS.docx
DAFTAR-INVENTARIS-KELAS.docx
 
ANALISA HASIL ULANGAN.docx
ANALISA HASIL ULANGAN.docxANALISA HASIL ULANGAN.docx
ANALISA HASIL ULANGAN.docx
 
ANALISA HASIL ULANGAN.docx
ANALISA HASIL ULANGAN.docxANALISA HASIL ULANGAN.docx
ANALISA HASIL ULANGAN.docx
 
RESUME KB 4 MODUL 3.docx
RESUME KB 4 MODUL 3.docxRESUME KB 4 MODUL 3.docx
RESUME KB 4 MODUL 3.docx
 
Kumpulan peta konsep.docx
Kumpulan peta konsep.docxKumpulan peta konsep.docx
Kumpulan peta konsep.docx
 
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docx
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docxLANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docx
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docx
 
BUKU TAMU KELAS.docx
BUKU TAMU KELAS.docxBUKU TAMU KELAS.docx
BUKU TAMU KELAS.docx
 
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docx
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docxALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docx
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docx
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 

LAPORAN PTK PAI KELAS V.docx

  • 1. PROPOSAL PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE “CARD SORT“ DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJARAN PAI SISWA KELAS V SD IT YABIS BONTANG TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023 PTK ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS ) OLEH : AHMAD KUSEINI, S. Ag NUPTK. 0557750653200012 DOSEN PENGAMPUH : Dr. MOH. SALEHUDDIN, M.Pd. MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI GURU TAHAP 3 LPTK UINSI SAMARINDAA TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023
  • 2. 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul Penelitian : PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE “CARD SORT” DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS V SD IT YABIS BONTANG TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023 Nama Peneliti : AHMAD KUSEINI, S. Ag NUPTK : 0557750653200012 Pangkat : Guru Bidang ( PAI / BP) Tempat Penelitian : SD IT YABIS BONTANG Tahun Penelitian : 2021 / 2022 Bontang, ......... November 2022 Kepala Sekolah SD IT Yabis SYAHNAN, S.Pd.I NUKS. 13023L0011663121005996 Guru PAI AHMAD KUSEINI, S.Ag NPK. 1007361
  • 3. 3 ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, menyajikan unsusr-unsur dalam penelitian yang meliputi permasalahan, tujuan prosedur pelaksanaan penelitian, hasil dan pembahasan, sampai dengan kesimpulan dan saran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Anak Shalih dengan metode Card Sort, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode Card Sort dan mendiskripsikan hasil yang dicapai dengan menggunakan metode Card Sort berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses pelaksanaan penelitian pola PTK melalui 3 tahapan, meliputi prasiklus, siklus I, dan siklus II. Setiap kegiatan pembelajaran terdiri atas perencanaan, pengamatan, evaluasi dan refleksi.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya Anak Shalih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanan pembelajaran Anak Shalih di kelas V SD IT Yabis dengan metode Card Sort dilakukan dengan berbagai tahap yaitu tahap persiapan atau perencanaan (RPP atau yang telah terkonsep dalam RPP), pelaksanaan (pelaksanaan pembelajaran dengan metode Card Sort lengkap dengan langkah-langkah metode Card Sort) dan evaluasi (melalui tugas dan ujian harian). (2) Kelebihan dan kekurangan metode Card Sort. Kelebihan dari metode Card Sort yaitu membuat peserta didik aktif dalam belajar, metode ini membuat peserrta didik dalam belajar membiasakan untuk bekerja sama, merangsang kemampuan berfikir peserta didik. Sedangkan kekurangan dari metode Card Sort diantaranya kelas sulit dikelola, memerlukan waktu banyak dalam penerapanya, suasana kelas gaduh. (3). Hasil yang dicapai berdasarkan ranah kognitif yaitu kemampuan memahami materi, dilihat dari kemampuan menghafal yang meningkat, niai tugas yang meningkat. Hasil berdasarkan ranah afektif yaitu siswa lebih semangat, senang dan antusias belajar dengan metode Card Sort, peserta didik kedisplinan,melakukan sesuatu sesuai kemampuan dan lain-lain. Berdasarkan ranah psikomotorik yaitu peserta didik dapat mempraktikkan apa yang telah dipelajari dengan benar atau tepat. Saran atas pelaksanaan penelitian ini adalah supaya dalam pene;itian lebih hati-hati dan dapat mengambil hal-hal yang postif, serta memperbaiki hal-hal yang masih dianggap belum sempurna. Kata Kunci : card sort, pembelajaran Anak Shalih
  • 4. 4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dapat menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Metode “card Sort” Pembelajaran PAI untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas V SD IT Yabis bontang Tahun 2022-2023” Terwujudnya laporan ini berkat bimbingan, arahan serta bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Yayasan Yabis Bontang yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada peneliti 2. Kepala SD IT Yabis Bontang yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada peneliti 3. Istriku tersayang, Luluk Afidah dan kedua anakku yang sholih, M. Hilmi Tanzil Ghufron, dan M. Fatih Muzakki yang saya banggakan yang selalu memberikan motivasi dan do’anya kepada peneliti. 4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan PTK ini Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka penulis mengharap saran dan kritik demi penyempurnaan penyusunan laporan ini. Semoga penyusunan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis
  • 5. 5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i PENGESAHAN ..................................................................................................... ii ABSTRAK ............................................................................................................ iii MOTTO ................................................................................................................ iv KATA PENGANTAR ............................................................................................v DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...........................................................................5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ..........................................................................5 BAB II HASIL BELAJAR ................................................................................... 7 A. Pembelajaran Anak Shalih ..............................................................7 B. Hasil Belajar ................................................................................. 12 C. Strategi Pembelajaran Card Sort ...................................................16 D. Hipotesis Penelitian .......................................................................25 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 26 A. Subjek Penelitian .......................................................................... 26 1. Tempat Penelitian ......................................................................26 2. Waktu Penelitian ..................................................................... 29 3. Karakteristik Siswa ...................................................................27 4. Tahap Penelitian ....................................................................... 28 5. Metode Pengumpulan Data .......................................................29 6. Metode Analisis Data ................................................................29 B. Deskripsi per Siklus ........................................................................29 C. Pengumpulan Data ..........................................................................32 D. Analisis Data ..................................................................................33 E. Refleksi ...........................................................................................33
  • 6. 6 A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Islam, baik sebagai system maupun institusinya , merupakan warisan budaya bangsa, yang berurat berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan Islam akan merupakan bagian integral dari Sistem Pendidikan Nasional.( Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan) Tujuan Pendidikan Nasional suatu bangsa menggambarkan manusia yang baik menurut pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu, dan tujuan pendidikan sesuatu bangsa mungkin tidak akan sama dengan bangsa lainnya, karena pandangan hidup mereka biasanya tidak akan sama. Tetapi pada dasarnya pendidikan setiap bengsa tentu sama, yaitu semua menginginkan terwujudnya manusia yang baik yaitu manusia yang sehat, kuat serta mempunyai ketrampilan, pikirannya cerdas serta pandai, dan hatinya berkembang dengan sempurna. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anakanak untuk memimpin perkembanagan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. (Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta; Kalam Mulia, 2004) Dalam firman Allah SWT mengatakan: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. " (QS.An-Nahl/16:78). Pengajaran merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Kritria untuk menetapkan apakah pengajaran itu berhasil atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi ,yakni kriteria ditinjau dari sudut proses pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau produk belajar yang dicapai siswa ( sudjana, 2000 ). Dalam proses belajar mengajar, untuk mengetahui tingkat tercapainya tujuan pembelajaran khusus, harus dicoba melalui tes formatif. Dari tes formatif tersebut kita dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang diberikan. Hal senada juga diungkapkan oleh Nurkancana (1986:4). Bahwa evaluasi berfungsi
  • 7. 7 untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Jika belum perlu dicari faktor yang menjadi penghambat tercapainya tujuan tersebut dan selanjutnya dicari jalan keluarnya. Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada umumnya perlu pemahaman materi dan banyak yang bersifat hafalan. Hasil akhir evaluasi di tiap-tiap sekolah menunjukkan perolehan nilai rata-rata yang rendah. Kondisi ini hampir semua dialami, di SD IT Yabis Kecamatan Bontang Barat Kota Bontang tahun pelajaran 2022/2023, dari 30 siswa, hanya 13 siswa yang mencapai hasil belajar 75 ke atas, sedangkan 17 siswa memperoleh nilai di bawah 75, Jadi siswa yang memperoleh ketuntasan materi 43% sedangkan siswa yang belum tuntas ada 57%. Untuk meningkatkan penguasaan materi Anak Sholih, peneliti berusaha memaksimalkan penggunaan metode card sort yang divariasi dengan metode pembelajaran yang sesuai dan dengan pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai. Target yang ingin dicapai dari hasil pembelajaran ini adalah siswa dapat memperoleh nilai antara 75-100, sehingga siswa dapat menuntaskan hasil belajar sampai 80%-100%. Berdasarkan fakta di atas penulis dengan dibantu teman sejawat bersama supervisor mengidentifikasi masalah-masalah kelemahan / kekurangan dalam proses pembelajaran. Hasil dari refleksi terungkap hal-hal sebagai berikut : Hasil dari refleksi pada proses pembelajaran di kelas V SD IT Yabis Bontang menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas masih berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Respos siswa terhadap pembelajaran cenderung rendah. Selama proses pembelajaran, partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa bermain-main sendiri saat guru sedang menerangkan pelajaran. Dari hasil belajar ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan karena guru belum menemukan metode yang tepat. Selama ini guru lebih sering menggunakan ceramah untuk sebagai metode mengajar, metode yang digunakan guru kurang bervariasi, guru kurang memberikan contoh yang nyata kepada siswa, bahkan sering menulis di papan tulis untuk memvisualisasikan materi yang diajarkan. Guru hanya memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya. Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran perlu metode yang tidak mengharuskan siswa untuk mengafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep. Menurut Hamalik (2003), pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar
  • 8. 8 sendiri atau melakuan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja atau bermain. Dengan bekerja atau bermain mereka tidak sadar bahwa mereka memperoleh pengetauan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku lainnya. Dengan menggunakan metode card sort dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi siswa pada pokok bahasan Anak Sholih dan pemahaman siswa sehingga pembelajaran berlangsung menjadi lebih bermakna. Pembelajaran dengan menggunakan metode card sort mengarah pada strategi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Strategi “Card Sort” adalah kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klarifiksi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang kelelahan dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran.(hisyam Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang telah diberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat sederhana dan siswa mudah dalam mengelompokkan kata yang sama sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran ( Melvin L Silberman : 2002 : 91 ). Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses pembelajaran di SDIT siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Diantaranya ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indra belajar yang banyak, salah satunya dengan menggunakan strategi Card Sort. Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita menyadari bahwa didalam pembelajaran kelas yang kurang produktif dalam pembelajaran sehari-hari kelas selalu diisi dengan ceramah sementara siswa dituntut menerima dan menghafal, maka dengan strategi ini dapat menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa menjadi aktif, bukan hanya pasif. Dalam penelitian ini difokuskan kearah tersebut dengan melakukan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses belajar siswa pada pokok bahasan Anak Shalih. Berdasarkan hasil observasi dengan guru siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu masih menggunakan metode ceramah, penugasan sehingga prestasi belajar siswa selama ini termasuk dalam kategori rendah, masih ada beberapa siswa yang masih mengikuti remidi karena masih kesulitan dalam menghafal atau menguasai konsep hal tersebut dikarenakan banyaknya materi dan hampir semua materi penting. Dari alasan diatas siswa
  • 9. 9 memerlukan suatu startegi khusus dalam mempelajari materi artinya siswa memerlukan cara belajar aktif dan efektif serta tidak berbelit-belit sehingga lebih mudah mengingatnya. Salah satu pembelajaran yang dapat melibatkan kemampuan diri adalah dengan strategi pembelajaran Card sort. Dengan demikian, strategi atau media pembelajaran dengan menggunakan card sort sangat tepat sekali untuk menyelesaikan permasalah guru dalam pembelajaran tentang Anak Shalih, sebab siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023? 2. Bagaimana hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023? 3. Sebesar apakah peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023. b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023. c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023. 2. Manfaat Penelitian a. Untuk sekolah : Bagi sekolah, hasil penelitian ini sangat bermanfaat terutama dengan diketahuinya perbandingan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang. Tahun ajaran 2022/2023. Hal ini dapat dijadikan sebagai tindakan preventif untuk mengantisipasi terjadinya penurunan hasil belajar siswa.
  • 10. 10 b. Untuk siswa Dengan penerapan metode card sort dalam pembelajaran siswa akan semakin termotifasi untuk meningkatkan pengetahuan, berani interaksi dengan teman belajar melalui pembelajaran card sort, dan meningkatkan percaya diri siswa dan tentunya hasil belajar siswa. c. Untuk peneliti Bagi guru / Peneliti untuk menambah pengetahuan mengenai berbagai metode pembelajaran yang tepat bagi peningkatan hasil belajar dan memungkinkan guru / peneliti secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
  • 11. 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Hasil Belajar A. Definisi belajar dan strategi Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang ( Sudjana, 2000). Menurut Winkel dalam Darsono (2000) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Dari kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar secara umum adalah perubahan pada diri orang yang belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al. (2005) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pembelajaran ranah kognitif berkaitan dengan hasil pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup beberapa kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Krathwohl dalam Anni et al. (2005) menyatakan pembelajaran ranah afektif merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran afektif yaitu: penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup. Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syarat, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Menurut Elizabeth Simpson dalam Anni et al. (2005) kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas. Beberapa pendapat di atas, mengambarkan bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang
  • 12. 12 ditetapkan. Slameto dalam Harminingsih (2008) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dalam terdiri dari: (1) jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), (2) psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), (3) dan kelelahan. Faktor luar yaitu: (1) keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), (2) sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), (3) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Sekolah merupakan salah satu faktor luar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga guru sebagai anggota sekolah memiliki peran penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, Guru harus memiliki kompetensi dibidangnya, selain itu agar pembelajaran tidak monoton maka guru sebaiknya mampu memvariasikan metode pembelajaran misalkan diskusi inkuiri, praktikum, game dan jigsaw. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi juga dapat mempengaruhi hasil belajar karena siswa merasa senang dalam belajar, motivasi tinggi dan hasil belajarnya dapat maksimal. Sadiman et al. (2007) menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap. Ada 3 aspek atau ranah belajar yang dinilai dalam kegiatan belajar mengajar (Anni et al. 2006) yaitu : a. Ranah kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Beberapa kategori yang mencakup yaitu pengetahuan (knowlegde), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan penilaian (evaluation). b. Ranah afektif Ranah afektif terkait dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori dalam ranah afektif yaitu penerimaan (receiving), penanggapan (responding),
  • 13. 13 penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup. c. Ranah psikomotorik Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategori dalam ranah psikomotorik yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided respons), penyesuaian (adaption), dan kreativitas. Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas. Penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk pemberian keputusan terhadap hasil belajar siswa, berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Bentuk penilaian kelas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance), penilaian tes tertulis (paper and pen), dan penilaian sikap. B. Metode Card Sort 1. Strategi Pembelajaran Card Sort a. Definisi dan Deskriptif Strategi Card Sort Sebelum menguraikan tentang metode card sort terlebih dahulu penulis akan memaparkan pengertin metode. Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti jalan, cara, system atau langkah – langkah strategis yang disiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah , efektif dan dapat dicerna dengan baik (A. Haris Hermawan,2009 : 234 ). Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.secara terminology para ahli mendefinisikan bahwa metode adalah sebagai berikut : 1) Hasan langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. 2) Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran (Ramayulis, 2006:184). Dengan demikian metode memiliki posisi penting dalam mencapai tujuan. Metode adalah cara yang paling tepat dan tepat dalam mencapai tujuan dalam ranah apapun termasuk dalam pendidikan pendidikan islam. Strategi “Card Sort” adalah kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan
  • 14. 14 untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klarifiksi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang kelelahan dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran.(Hisyam Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang telahdiberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat sederhana dan Siswa mudah dalam mengelompokkan kata yang sama sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran ( Melvin L Silberman : 2002 : 91 ). Card Sort bisa disebut sortir kartu yaitu pemilahan kartu. Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkankonsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereviewinformasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantumendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan. Langkah-langkah: 1) Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang diberi informasi ataucontoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Seperti karakteristik hadist sahih, nouns, verbs, adverbs, dan preposisi dan bisa juga asmaul husna dan lain-lain. 2) Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan peserta didik menemukannya sendiri. 3) Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas. 4) Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan point-point penting terkait materi pelajaran. Catatan: 1) Minta setiap kelompok melakukan penjelasan tentang kategori yang mereka selesaikan. 2) Pada awal kegiatan bentuklah beberapa tim. Beri tiap tim satu set kartu yang sudah diacak sehingga kategori yang mereka sortir tidak nampak. Mintalah setiap tim untuk mensortir kartukartu tersebut ke dalam kategori-kategori tertentu. Setiap tim memperoleh nilai untuk setiap kartu yang disortir dengan benar.( Hisyam Zaini, Op,Cit, Hal 50-5 1) Jadi card sort merupakan strategi yang menggunakan kartu yang tujuannya untuk mengaktifkan siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar terutama pembelajaran agama.
  • 15. 15 2. Card Sort Sebagai Strategi Pembelajaran a. Pengertian Strategi Pembelajaran Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Di hubungkan dengan belajar mengajar. Strategi bisa diartikan sebagai pola- pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. (Drs Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1995), hlm. 5) Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut: 1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. 2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. 3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya 4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melaksanakan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Yaitu: Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diingainkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Disini terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak punya arah dan tujuan yang pasti. Akibat selanjutnya perubahan yang diharapkan terjadi pada anak didikpun sukar diketahui, karena penyimpangan-penyimpangan dari kegiatan belajar mengajar. Karena itu rumusan tujuan yang operasional dalam belajar mengajar mutlak dilakukan oleh guru sebelum melakukan tugasnya di sekolah. Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang diangggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru
  • 16. 16 memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan yang berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial seperti baik, benar, adil dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda dan bahkan mungkin bertentangan bila dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu. Pengertian konsep dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tidak sama dengan baik, benar atau adil menurrut pengertian dan konsep dan teori antropologi. Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adil kalau seseorang guru menggunakan pendekatan agama, karena pengertian konsep dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda dengan ekonomi maupun antropologi.Begitu juga dengan cara pendekatan yang digunakan terhadap kegiatan belajar mengajar. Belajar menurut teori Asosiasi, tidak sama dengan pengertian belajar menurut teori Problem solving. Suatu topik tertentu dipelajari atau dibahas dengan teknik diskusi atau seminar. Juga akan lain hasilnya andaikata topik yang sama dibahas dengan menggunakan kombinasi berbagai teori. Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan ingin diperoleh, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau mengkombinasikan beberapa metode yang relevan. Cara penyajian yang satu mungkin lebih menekankan kepada peranan anak didik, sementara teknik penyajian yang lain lebih terfokus kepada peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti buku, atau mesin komputer misalnya. Ada pula metode yang lebih berhasil bila dipakai buat anak didik dalam jumlah yang terbatas, atau cocok untuk mempelajari materi tertentu. Demikian juga bila kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, di perpustakaan, di laboratorium, di masjid, atau di kebun akan memerlukan metode yang sesuai agar tujuan tercapai. Masing-masing tempat memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda-beda, oleh karena itu guru membutuhkan variasi dalam penggunaan teknik penyajian supaya kegiatan
  • 17. 17 belajar mengajar yang berlangsung tidak membosankan. Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga seorang guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru baru bisa diketahui keberhasilannya, jika sudah dilakukan evaluasi. Oleh karena itu, sistem penilaian merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain. Klasifikasi Strategi Pembelajaran Menurut Tabrani Rusyan dkk, terdapat berbagai masalah sehubungan dengan belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan seperti berikut: Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku 2) Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar 3) Memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar 4) Menerapkan norma dan keriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar 3. Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan.Tujuan ini bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret, yakni kompetensi dasar dan Standar kompetensi. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap sasaran-antara serta sasaran-kegiatan. Sasaran itu harus diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan. Pada tingkat sasaran atau tujuan yang universal, manusia yang diidamkan tersebut harus memiliki kualifikasi sebagai berikut : a. Pengembangan bakat yang optimal b. Hubungan antar manusia c. Efisiensi ekonomi d. Tanggung jawab selaku warga negara Pandangan hidup para guru maupun anak didik akan turut mewarnai berkenaan dengan gambaran karakteristik sasaran manusia idaman. Konsekuensinya akan mempengaruhi juga kebijakan tentang perencanaan, pengorganisasian, serta penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar.( Drs. Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Op,Cit, hlm. 8 ) 4. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem Belajar mengajar selaku suatu sistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, belajar mengajar meliputi suatu
  • 18. 18 komponen, antara lain, tujuan, bahan, siswa, guru metode situasi dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu guru tidak hanya boleh memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode, bahan dan evaluasi saja, tapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan. Berbagai persoalan yang biasa dihadapi oleh guru antara lain adalah: a. Tujuan-tujuan apa yang mau di capai b. Materi pelajaran apa yang diperlukan c. Metode, alat mana yang harus dipakai d. Prosedur apa yang harus ditempuh untuk melakukan evaluasi Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan lain-lain. Untuk itu guru harus memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti : a. Kecerdasan dan bakat khusus b. Prestasi sejak permulaan sekolah c. Perkembangan jasmani dan kesehatannya d. Kecenderungan emosi dan karakternya e. Sikap dan minat belajar f. Cita-cita g. Kebiasaan belajar dan bekerja h. Hobi dan penggunaan waktu senggang i. Hubungan sosial di sekolah dan di rumah j. Lingkungan tempat tinggal k. Latar belakang keluarga l. Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik. Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evaluasi. Selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar para siswa kepada kepala sekolah, orang tua dan instansi yang terkait. 5. Hakikat Proses Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku,baik yang menyangkut pengetahuan. Keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah perubahan. (Ibid. hlm. 11)
  • 19. 19 6. Entering Behaviour Siswa Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara material-substansial, struktur fungsional, maupun secara behaviour. Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa tingkat prestasi yang dicapai siswa itu apakah benar merupakan hasil kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Untuk kepastiannya seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku anak didik saat mereka masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak didik yang telah dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal itulah yang dimaksud dengan entering behavior siswa. Menurut Abin Syamsuddin, entering behavior akan dapat diidentifikasi dengan cara: a. Secara tradisional, yaitu para guru memulai dengan pertanyaan mengenai bahan yang pernah diajarkan/diberikan sebelum menyajikan bahan baru. b. Secara inovatif yaitu seorang guru tertentu di berbagai lembaga pendidikan yang memiliki atau mampu mengembangkan instrument pengukuran prestasi belajar dengan memenuhi syarat, mengadakan pre-tes sebelum mereka mulai mengikuti program belajar mengajar. Gambaran tentang entering behavior, adalah siswa bisa membantu guru antara lain: a. Untuk mengetahui seberapa jauh kesamaan individual siswa dalam taraf kesiapannya (readines), kematangan (maturation), serta tingkatpenguasaan (materi), pengetahuan dan keterampilan dasar bagi penyajian bahan baku. b. Diketahuinya disposisi perilaku siswa tersebut akan dapat dipertimbangkan dan dipilih bahan, prosedur dan metode, teknik serta alat bantu belajar mengajar yang sesuai. c. Dengan membandingkan nilai proses dengan nilai hasil pasca tes, atau sesudah menjalani program kegiatan belajar mengajar, guru akan mendapat petunjuk seberapa jauh dan seberapa banyak perubahan perilaku itu telah menjadi dalam diri siswa. Perbedaan antara nilai pasca tes dengan pre tes, baik secara kelompok maupun individual, merupakan indikator prestasi atau hasil pencapaian yang nyata sebagai pengaruh dari proses belajar mengajar. Ada tiga dimensi dari entering behavior yang perlu diketahui oleh guru yaitu: a. Batas-batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai oleh siswa b. Tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa c. Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikofisik Sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan megajar, guru harus dapat menjawab pertanyaan:
  • 20. 20 1) Sejauh mana batas-batas materi pengetahuan yang telah dikuasai dan diketahui oleh siswa yang akan diajar 2) Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan manakah yang telah dicapai dan dikuasai oleh siswa yang bersangkutan 3) Apakah siswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan pola-pola perilaku yang akan diajarkan 4) Berapa jauh motivasi dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa sebelum belajar dimulai. 7. Pola-pola Belajar Siswa Robert M. Gagne membedakan pola-pola belajar siswa dalam delapan tipe, di mana yang satu merupakan prasyarat bagi lainnya yang lebih tinggi hierarkinya.( Ibid, hlm. 13 ) Delapan tipe belajar yang dimaksud adalah: a. Signal Learning (belajar Isyarat) b. Strimulus Respon Learning (belajar stimulus-respon) c. Chaining (Rantai atau Rangkaian) d. Verbal Association (Asosiasi verbal) e. Discrimination Learning ( Belajar diskriminasi) f. Concept learning (Belajar konsep) g. Rule Learning (Belajar aturan) h. Problem solving (Pemecahan masalah) 8. Memilih Sistem Belajar Mengajar Para ahli teori belajar telah mencoba mengembangkan berbagai cara pendekatan atau sistem pengajaran atau proses belajar mengajar. Berbagai sistem pengajaran yang menarik perhatian akhir-akhir ini adalah enquiry-discovery approach, contextual teaching and learning (CTL), expository approach, masteri learning, dan humanistic educations. 9. Pengorganisasian Kelompok Belajar Memperhatikan berbagai cara pendekatan atau sistem belajar mengajar seperti diuraikan sebelumnya, disarankan pengorganisasian kelompok belajar anak didik sebagai berikut: (Ibid, hlm. 32) a. N-1. pada situasi yang ekstrim, kelompok belajar itu mungkin hanya seorang. Untuk peserta yang hanya seorang. Metode yang sesuai mungkin konsep belajar mengajar tutorial, pengaj arn berprogram, studi individual (independent stud). b. N 2-20 untuk kelompok kecil sekitar dua sampai dua puluh orang lebih maka metode belajarnya bisa diskusi atau seminar. Menggunakan metode klasikal (class room teaching). Tekniknya bisa bervariasi sesuai kemampuan guru untuk mengelolahnya.
  • 21. 21 c. N lebih dari 40 0rang. Kalau kelompok belajar melebihi 40 orang, pesertanya bisa disebut ”audience”. Metode mengajarnya adalah kuliah atau ceramah. 10. Pengelolaan atau Implementasi Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar didalam suatu kelas adalah job description” proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa. Jadi Klasifikasi strategi belajar mengajar meliputi banyak hal yang perlu diperhatikan terkait dengan pengorganisasiaan kelas dan pengelolaannya. C. Card Sort Sebagai Strategi dalam Model Pembelajaran Aktif (ActiveLearning) 1. Strategi Pembelajaran Aktif Strategi aktif memiliki asumsi bahwa orang yang sudah mampu berpikir kritis dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk diri mereka. Di samping itu untuk menggunakan kemampuan otak mereka dalam belajar tanpa harus dipaksa. Maka seorang guru dapat menyampaikan materi dengan strategi yang diharapkan peserta didik mempunyai jiwa kemadiriaN dalam belajar dan kalau bisa diusahakan untuk menumbuhkan daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi. Strategi ini umum disebut strategi aktif. 2. Apa itu pembelajaran aktif? Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar secara aktif, berarti mereka mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar akif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. 3. Mengapa belajar aktif? Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat terentu untuk dapat mengikat
  • 22. 22 informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah suatu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Mengapa demikian? karena salah satu factor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar yang hanya mengandalkan indera pengindaraan mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan ini sesuai dengan katakata mutiara yang diberikan oleh filosof kenamaan dari Cina Konfusius dengan mengatakan: Apa yang saya dengar saya lupa Apa yang saya lihat, saya ingat Apa yang saya lakukan, saya paham Ketika ada ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar menerima dan menyimpan. Akan tetapi otak manusia akan memproses informasi tersebut hingga dapat dicerna kemudian disimpan. Karena itu jika ada sesuatu yang baru, otak akan bertanya: Pernahkah saya mendengarnya sebelumnya? Dimana kira-kira informasi itu diletakkan? Dan pertanyaanpertanyaan lain yang intinya mempertanyakan setiap informasi yang baru masuk. Agar dapat memproses informasi dengan baik, maka akan sangat membantu kalau terjadi proses refleksi secara internal. Jika peserta didik berdiskusi, menjawab pertanyaan, maka otak mereka akan bekerja lebih baik sehingga proses belajar pun dapat terjadi dengan baik pula. Penelitian menunjukkan bahwa memberi pertanyaan kepada peserta didik atau menyuruh mereka untuk mendiskusikan materi yang baru saja diberikan mampu meningkatkan nilai evaluasi dengan kenaikan signifikan. dan yang mengatakan otak manusia mirip dengan komputer, sedangkan manusia adalah penggunanya. Komputer tidak akan dapat digunakan jika tidak dalam kondisi “ON”, artinya komputer harus dalam kondisi hidup jika akan digunakan untuk bekerja. Kondisi seperti ini tidak jauh beda dengan otak manusia, otak tidak akan dapat memproses informasi yang masuk, kalau otak itu tidak dalam kondisi “ON”. Kalau komputer memerlukan software “program” untuk memproses data, maka otak memerlukan sesuatu yang dapat dipakai untuk menghubungkan antara informasi yang baru diajarkan dengan inormasi yang telah dimiliki. Jika belajar itu pasif, otak tidak dapat menghubungkan antara informasi yang baru dengan yang lama. Selanjutnya, komputer tidak dapat memanggil data yang tidak disimpan. Otak perlu beberapa langkah untuk dapat meyimpan beberapa informasi. Langkah-langkah itu bisa berupa pengulangan informsi, mempertanyakan informasi atau mengajarkan kepada orang lain. Oleh sebab itu, betapapun menariknya materi disampaikan dengan ceramah, otak tidak akan lama menyimpan informasi yang diberikan, karena tidak terjadi proses penyimpanan
  • 23. 23 yang baik. Pertimbangan lain untuk menggunakan strategi aktif adalah realita bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang lebih senang membaca, ada yang senang berdiskusi dan ada juga yang lebih senang prektek langsung. Inilah yang sering disebut gaya belajar atau learning style. Untuk dapat membantu peseta didik dengan maksimal dalam belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan. Untuk mengkomodir kebutuhan terebut adalah dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indera belajar yang banyak. Dari sisi pengajar, sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran aktif akan sangat membantu dalam tugas-tugas keseharian. Bagi pengajar yang sibuk mengajar, strategi ini dapat dipakai dengan variasi yang tidak membosankan. Seandainya ada seorang pengajar yang sibuk, yang harus mengajar tiga kelas atau bahkan empat kelas dalam sehari, dapat dibayangkan betapa lelahnya guru tersebut kalau harus berceramah. Di samping itu, filosofi mengajar yang baik adalah bukan sekedar transfer pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi bagaimana membantu peserta didik supaya dapat belajar. Kalau ini dihayati, maka pengajar tidak lagi pemeran sentral dalam proses pembelajaran. Ada beberapa yang harus diperhatikan terkait dengan penggunaan strategi pembelajaran aktif : a. Untuk mempraktekkan satu strategi, cari materi yang benar benar sesuai. b. Jangan mempraktekkan strategi terlalu banyak kepada peserta didik. Strategi harus disosialisasikan pada mereka. c. Jika memerlukan modifikasi maka jangan segan-segan dilakukan. d. Dalam satu kali pertemuan, satu materi bisa disampaikan dengan menggunakan beberapa strategi.( Hisyam Zaini, Op, Cit. Hal xiv ) 4. Apa yang menjadikan belajar “aktif”? Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (Moving about and thinking aloud). 5. Kapan kegiatan belajar perlu dibuat aktif? Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengarnya,melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”- yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan ketrampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka
  • 24. 24 dapatkan. Siswa bisa belajar dengan sangat baik jika aktif mempraktikkannya. Namun bagaimana caranya kita menggalakkan belajar aktif? Maka butuh strategi yang dirancang untuk menyemarakkan kelas, ada yang sangat menyenangkan dan ada yang sangat serius, yang semuanya untuk memperdalam proses belajar dan memperkuat ingatan. 6. Bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal? Ada beberapa cara untuk menjadikan siswa bisa aktif sejak awal dimulainya proses belajar mengajar yaitu : (Melvin L.Silberman.. Active Learning. CetI. ( Bandung; Nusamedia. 1996) Hal 13) a. Pembentukan tim: membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerjasama dan saling ketergantungan. b. Penilaian serentak: mempelajari tentang sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa. c. Pelibatan belajar secara langsung: menciptakan minat awal terhadap pelajaran. 7. Macam-macam Strategi dalam Model pembelajaran Aktif Ada beberapa strategi yang terdapat dalam model pembelajaran aktif, diantaranya : a. Belajar bersama Salah satu cara terbaik meningkatkan belajar aktif adalah dengan npemberian tugas belajar yang dilakukan dengan kelompok kecil siswa. Dukungan sesame siswa dan keragaman pendapat, penegtahuan, serta ketrampilan mereka akan membantu menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim belajar di kelas anda. Namun demikian, belajar bersama tidaklah selalu berlangsung efektif. Boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang komunikasi yang buruk, dan kebingungan, bukannya belajar yang sesungguhnya. Ada beberapa strategi berikut ini yang dirancang memaksimalkan manfat dari belajar bersama dan meminimalkan kesenjangan.( Ibid. Hal 163 ) b. Pemilahan kartu ( card Sort ) Strategi ini merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang dominan ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.( Ibid, Hal 168 ) c. Quiz kelompok (Team Quiz) Strategi ini dapat meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana menyenangkan. ( Ibid, Hal 168 ) d. Membaca keras (Reading Aloud ) Strategi ini dapat membantu peserta didik dalam berkosentrasi mengajukan
  • 25. 25 pertanyaan dan menggugah diskusi. ( Ibid. Hal 43 ). Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses pembelajaran di SD siswa mempunyai cara belajar yang berbedabeda. Diantaranya ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indra belajar yang banyak, salah satunya dengan menggunakan strategi Card Sort. Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita menyadari bahwa didalam pembelajaran kelas yang kurang produktif dalam pembelajaran sehari-hari kelas selalu diisi dengan ceramah sementara siswa dituntut menerima dan menghafal, maka dengan strategi ini dapat menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa menjadi aktif, bukan hanya pasif. Dalam penelitian ini difokuskan kearah tersebut dengan melakukan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses belajar siswa pada pokok bahasan Anak Shalih. Berdasarkan hasil observasi dengan guru, siswa kelas 5 SD IT Yabis Bontang diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu masih menggunakan metode ceramah, penugasan sehingga prestasi belajar siswa selama ini termasuk dalam kategori rendah, masih ada beberapa siswa yang masih mengikuti remidi karena masih kesulitan dalam menghafal atau menguasai konsep hal tersebut dikarenakan banyaknya materi dan hampir semua materi penting. Dari alasan diatas siswa memerlukan suatu startegi khusus dalam mempelajari materi artinya siswa memerlukan cara belajar aktif dan efektif serta tidak berbelit-belit sehingga lebih mudah mengingatnya. Salah satu pembelajaran yang dapat melibatkan kemampuan diri adalah dengan strategi pembelajaran Card sort. Dengan demikian, strategi atau media pembelajaran dengan menggunakan card sort sangat tepat sekali untuk menyelesaikan permasalah guru dalam pembelajaran tentang Anak Shalih, sebab siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran. D. Hipotesis Penelitian Dari rumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian berbunyi “ Terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode Card Sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas 5 SD IT Yabis Bontang Kel. Belimbing Kec. Bontang Barat Kota Bontang Tahun ajaran 2021 - 2022”.
  • 26. 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini berupaya untuk mengkaji secara mendalam tentang Penerapan metode pembelajaran card sort dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V di SD IT Yabis Bontang. Maka berdasarkan realita dilapangan, maka jenis penelitian yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Zainal aqib, ada tiga kata bentuk pengertian penelitian tindakan kelas yaitu: 1. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunkan aturan metedologi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakuan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung; 2016, h.12. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan kelas tersebut diberikan oleh guru yang di lakukan kepada siswa.40 Menurut Wina Sanjaya, penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagi tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis seperti pengaruh dari perilakuan tersebut.41 Perhatikan bagan model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. B. Lokasi dan Waktu Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD IT Yabis Bontang dilakukan dikelas V E tahun ajaran 2022/2023. 40Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta: 2010,h3. 41 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Prenada Media Grup: Bandung, h16. 57 Waktu Penelitian Waktu penelitian di SD IT Yabis Bontang pada tanggal 20 September s/d 4 November 2022/2023.
  • 27. 27 C. Subjek Penelitian Subjek dalam Penelitian ini yang akan dilakukan di SD IT Yabis Bontang Tahun ajaran 2022/2023. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 30 orang. Sedangkan obyek penelitiannya mengarah kepada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V di SD IT Yabis Bontang melalui Metode Pembelajaran Card Sort (Menyortir Kartu). D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan persoalan metodologik yang khusus digunakan untuk membicarakan cara pengumpulan data melalui prosedur yang sistematis dan standar di perlukan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan empat cara yaitu sebagai berikut: 1. Tes Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang dapat di bandingkan dengan nilai yang di capai oleh anak-anak yang lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Tes yang digunakan penelitian untuk memperoleh atau mengetahui hasil pembelajaran dengan mengunakan card sort ( menyortir kartu ) sebagai metode pembelajaran atau sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Adapun tes yang digunakan peneliti berupa tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 10 butir soal dengan tingkat kesukaran soal yang berbeda-beda yakni mulai dari soal yang mudah, sedang dan sulit. Soal tes disusun oleh peneliti sendiri dan diadaptasi dari berbagai buku paket PAI kelas V di SD IT Yabis Bontang. Cara pemberian soal pilihan ganda yakni peneliti membagikan soal-soal yang telah disiapkan setelah penyampaian materi diberikan, kemudian peneliti mengawasi, setelah jawaban soal terjawab oleh siswa kemudian soal tersebut dikumpulkan untuk dianalis oleh peneliti. 2. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung tentang strategi pembelajaran PAI dengan menggunakan card sort sebagai media pembelajaran. Melalui observasi tersebut diketahui aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.43 42 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT Rineka Cipta 2006), h.150 43 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h158.
  • 28. 28 3. Dokumentasi Dokumentasi yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transaksi, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini menggunakan strategi dokumentasi karena banyak dibutuhkan dokumentasi dari subjek yang diteliti seperti data tentang sejarah berdirinya SD IT Yabis Bontang, daftar siswa, tenaga pengajar, data keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana serta struktur organisasi di sekolah. 4. Wawancara Wawacara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban responden dicatat atau direkam. Pengambilan data wawancara dilakukan secara langsung dengan narasumber mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk memperoleh Card Sort sebagai media pembelajaran meningkatkan ketuntasan hasil belajar PAI. Wawancara ini dilakukan dengan melibatkan pewawancara dengan hasil diwawancarai (responden) secara berhadapan pada waktu yang sama. 5. Indikator Kenerja a. Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD IT Yabis Bontang yang berjumlah 37 orang. 1) Data hasil belajar 60 2) Rencana pembelajaran 3) Hasil observasi pelaksanan KBM. b. Cara Pengambilan Data Adapun cara pengambilan data antara lain sebagai berikut: 1) Data hasil belajar siwa diperoleh melalui hasil evaluasi dengan mengunakan tes telah disiapakan. 2) Data tentang kualitas pembelajaran guru di kelas diperoleh dari hasil obseravsi (pengamatan melalui angket yang telah disediakan). 3) Data tentang kualiatas motivasi siswa diperoleh dari hasil observasi dari angket yang telah disediakan. c. Indikator keberhasilan dalam penilaian ini apabila memenuhi karakteristik atau ciri-ciri berikut : 1) Siswa mudah memahami materi yang disampaikan. 2) Prestasi yang diperoleh oleh siswa dalam dua kali siklus semakin meningkat melalui tes yang diberikan. 3) Nilai rata-rata diatas 70 4) Prosedur Tindakan Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK44) yang direncanakan dua siklus. Setiap siklus pada penelitian tindakan terdiri dari empat tahap, yaitu:
  • 29. 29 a) Perencanaan b) Pelaksanan c) Observasi atau Pengamatan d) Refleksi. 44Arikunto Dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h16. 61 Bagian 3. 9 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas Siklus I: Siklus II: Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas adalah unsur membentuk sebuah siklus yaitu satu putaran kegiatan berurutan yang kembali kelangkah semula dan dilaksanakan dalam dua siklus. 1) Siklus I a) Tahap prencanaan (planning) Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap prencanaan adalah sebagai berikut:  Meminta surat izin Kepala sekolah Tentang penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan.  Menyusun rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi pembelajaran kooparatif berbantuan Infokus/carton. Perencanaan Pelaksanaan Refkeksi Pengamatan Perencanaaan Pelaksanaan Pengamatan Hasil Refleksi 62  Merancang lempar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk melihat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.  Membuat lembar diskusi siswa.  Membuat kisi-kisi soal.  Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada waktu kegiatan mengajar.  Membuat kelompok kecil pada siswa setiap kelompok terdiri dari 5- 6 orang siswa.  Mempersiapkan materi pembelajaran.  Menyusun format penilaian perkembangan siswa. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan (action) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan rencana dan skenario pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti serta mengadakan evaluasi di akhir pertemuan dengan menggunakan tes siklus. c) Tahap Pengamatan (observasi) Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati proses belajar mengajar dengan berpedoman kepada lembar observasi. d) Tahap Refleksi (reflection)
  • 30. 30 Refleksi dilakukan dengan menganalisa hasil dari tindakan seberapa jauh tingkat perubahan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Setelah dilakukan refleksi maka disusun rencana berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan yang terjadi pada siklus I untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya begitu seterusnya pada setiap siklus. Hingga tindakan dilaksanakan mencapai hasil maksimal. 2) Siklus II Siklus II dirancang dengan tahap-tahap yang sama dengan siklus I. Namun, Siklus II dilakukan untuk memperbaiki kekurangan pada Siklus I. a) Perencanaan (planning)  Menyusun rencana rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif berbentuk infokus atau karton.  Merancang lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk melihat aktifitas guru dansiswa dalam proses pembelajaran.  Membuat lembar diskusi siswa.  Membuat kisi-kisi soal.  Membuat soal tes akhir siklus II.  Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada waktu kegiatan belajar mengajar.  Membuat kelompok kecil pada siswa, setiap kelompok terdiri dari 5- 8 orang siswa.  Mempersiapkan materi pembelajaran. b) Tahap pelaksanaan (action) c) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan rencana dan skenario pembelajaran yang telah direncanakan oleh peneliti serta mengadakan evaluasi di akhir pertemuan dengan menggunakan tes siklus. d) Pengamatan (observasi) Pada tahap kegiatan ini observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati proses belajar mengajar dengan berpedoman pada lembar observasi. e) Tahap Refleksi Siklus II (reflection) Tahap refleksi pada siklus II dilakukan pada hasil observasi terhadap seluruh kegiatan pembelajaran pada siklus ke I. Refleksi dilakukan dengan menganalisi hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Setelah dilakukan refleksi maka disusun rencana berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan yang terjadi pada siklus I untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya begitupun seterusnya pada setiap siklus. Hingga tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal. Pada tahap refleksi siklus II yang dilakukaan yaitu;
  • 31. 31 menganalisis data akhir dan instrumen pengumpulan data dan format penilaian dan menilai hasil akhir kemampuan siswa kelas V dalam mempelajari PAI melalui metode card sort. G. Teknik Analisis data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan “Analisis telah telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Moelong mengatakan bahwa proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.46 Sesuai dengan pendapat Miles, M.B & Huberman tentang hal-hal apa yang terdapat analisis, maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan data yang terkumpul dianalisis dengan analisis data model alir (flow model) yang meliputi 3 hal yaitu 1. mereduksi data, 2. menyajikan data 3. menarik kesimpulan. Agar lebih mudah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran Mulyasa mengatakan : pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi proses apabila seluruh siswa setidak-tidaknya sebagian besar 75% peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping itu menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar dan rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, ( Bandung :Alfabeta, 2008), hal. 245 Lexy J.Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal.247 Miles, M.B & Huberman, Analisis data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjejep Rohendi Rohidi. ( Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), hal.15 dikatakan berhasil dan berkualitas apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada siswa seluruhnya atau setidak-tidaknya 75%. 1. Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Hasil tes dan transkip hasil wawancara tentang pekerjaan siswa pada tes yang diberikan, serta catatan observasi dimungkinkan masih belum dapat memberikan informasi yang jelas. Untuk memperoleh informasi yang jelas maka dilakukan reduksi data. “Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
  • 32. 32 yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.”49 2. Menyajikan Data Setelah mereduksi, maka selanjutnya adalah menyajikan data. “Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah terorganisir ini kemudian dideskrepsikan guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah 48Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, …hal. 101 49Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif…,hal.247 67 dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan.”50 3. Penarikan Kesimpulan Menurut Miles,M.B & Huberman penarikan kesimpulan adalah memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta member penjelasan. Verifikasi tersebut merupakan validitas dari data yang disimpulkan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi, yaitu menguji kebenaran, kekokohan,dan kecocokan, makna-makna yang muncul dari data yang telah direduksi dan disajikan di atas. Kriteria keberhasilan tindakan ini akan dilihat dari: a. indikator proses b. indikator hasil belajar. Indikator proses yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan belajar siswa terhadap materi mencapai 75% (berkriteria cukup). Rumus yang digunakan sama dengan cara memperoleh nilai taraf keberhasilan pada observasi. P = ∑ ℎ ∑ × 100% Keterangan P= Tingkat kerhasilan Untuk melalui tingkat keberhasilan siswa dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di gunakan lima kategori yaitu dapat dilihat: 50Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Yogyakarta : Bumi Aksara, 2003) hal. 86 51Miles, M.B & Huberman, Analisis Data…..,hal.19 Taraf keberhasilan tindakan: Tabel 4,0 Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan Tingkat Keberhasilan Nilai Huruf Bobot Predikat 90– 100 % Sangat Baik A 80– 89 % Baik B 79 – 70 % Cukup C 46 – 69 % kurang D ≤ 45 % Kurang Sekali E
  • 33. 33 Sebagaimana yang dikatakan Mulyasa bahwa: 1) Kualitas pembelajaran dapat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran di ketahui berhasil dan berkualitatas apabila seluruhnya atau setidak tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Rumusnya adalah sebagai berikut : X100 N R x Keterangan : x : Nilai rata-rata ∑ : Jumlah siswa semua nilai siswa N : jumlah siswa yang mengkuti tes . Indikator hasil belajar dari penelitian ini adalah jika 75 % dari siswa telah mencapai nilai KKM minimal 70. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hal.101 Bambang, Sutejo, KTSP Strategis Analisis PTK, (Surabaya: Unesa University Press), hal.199 Hal ini didasarkan pada kelompok atau kelas yang dikatakan berhasil (mencapai ketuntasan), jika paling sedikit 75 % dari jumlah siswa dalam kelompok/kelas itu telah memenuhi kriteria ketuntasan perseorangan. Sedangkan pengambilan nilai KKM minimal 70 adalah hasil diskusi dengan guru kelas V SD IT Yabis Bontang dan teman sejawat berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan batas nilai minimal yang digunakan di sekolah yang bersangkutan.