SlideShare a Scribd company logo
1 of 95
PROPOSAL
PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE “CARD SORT“ DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJARAN PAI SISWA KELAS V
SD IT YABIS BONTANG TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023
PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
OLEH :
AHMAD KUSEINI, S. Ag
NUPTK. 0557750653200012
DOSEN PENGAMPUH : Dr. MOH. SALEHUDDIN, M.Pd.
MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI GURU
TAHAP 3 LPTK UINSI SAMARINDAA
TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian :
PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE “CARD SORT” DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS V
SD IT YABIS BONTANG TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023
Nama Peneliti : AHMAD KUSEINI, S. Ag
NUPTK : 0557750653200012
Pangkat : Guru Bidang ( PAI / BP)
Tempat Penelitian : SD IT YABIS BONTANG
Tahun Penelitian : 2021 / 2022
Bontang, ......... November 2022
Kepala Sekolah
SD IT Yabis
SYAHNAN, S.Pd.I
NUKS. 13023L0011663121005996
Guru PAI
AHMAD KUSEINI, S.Ag
NPK. 1007361
iii
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, menyajikan unsusr-unsur dalam
penelitian yang meliputi permasalahan, tujuan prosedur pelaksanaan penelitian, hasil
dan pembahasan, sampai dengan kesimpulan dan saran.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Anak Shalih
dengan metode Card Sort, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode Card
Sort dan mendiskripsikan hasil yang dicapai dengan menggunakan metode Card Sort
berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Proses pelaksanaan penelitian pola PTK melalui 3 tahapan, meliputi prasiklus,
siklus I, dan siklus II. Setiap kegiatan pembelajaran terdiri atas perencanaan,
pengamatan, evaluasi dan refleksi.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan pertimbangan dalam perbaikan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam
khusunya Anak Shalih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanan
pembelajaran Anak Shalih di kelas V SD IT Yabis dengan metode Card Sort
dilakukan dengan berbagai tahap yaitu tahap persiapan atau perencanaan (RPP atau
yang telah terkonsep dalam RPP), pelaksanaan (pelaksanaan pembelajaran dengan
metode Card Sort lengkap dengan langkah-langkah metode Card Sort) dan evaluasi
(melalui tugas dan ujian harian). (2) Kelebihan dan kekurangan metode Card Sort.
Kelebihan dari metode Card Sort yaitu membuat peserta didik aktif dalam belajar,
metode ini membuat peserrta didik dalam belajar membiasakan untuk bekerja sama,
merangsang kemampuan berfikir peserta didik. Sedangkan kekurangan dari metode
Card Sort diantaranya kelas sulit dikelola, memerlukan waktu banyak dalam
penerapanya, suasana kelas gaduh. (3). Hasil yang dicapai berdasarkan ranah kognitif
yaitu kemampuan memahami materi, dilihat dari kemampuan menghafal yang
meningkat, niai tugas yang meningkat. Hasil berdasarkan ranah afektif yaitu siswa
lebih semangat, senang dan antusias belajar dengan metode Card Sort, peserta didik
kedisplinan,melakukan sesuatu sesuai kemampuan dan lain-lain. Berdasarkan ranah
psikomotorik yaitu peserta didik dapat mempraktikkan apa yang telah dipelajari
dengan benar atau tepat.
Saran atas pelaksanaan penelitian ini adalah supaya dalam pene;itian lebih
hati-hati dan dapat mengambil hal-hal yang postif, serta memperbaiki hal-hal yang
masih dianggap belum sempurna.
Kata Kunci : card sort, pembelajaran Anak Shalih
iv
MOTTO
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan nabi
kita Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan dapat menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
judul “Penerapan Metode “card Sort” Pembelajaran PAI untuk meningkatkan Hasil
Belajar siswa kelas V SD IT Yabis bontang Tahun 2022-2023”
Terwujudnya laporan ini berkat bimbingan, arahan serta bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Yayasan Yabis Bontang yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada
peneliti
2. Kepala SD IT Yabis Bontang yang telah memberikan kesempatan dan dorongan
kepada peneliti
3. Istriku tersayang, Luluk Afidah dan kedua anakku yang sholih, M. Hilmi Tanzil
Ghufron, dan M. Fatih Muzakki yang saya banggakan yang selalu memberikan
motivasi dan do’anya kepada peneliti.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan PTK ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan dan kekeliruan, maka penulis mengharap saran dan kritik demi
penyempurnaan penyusunan laporan ini. Semoga penyusunan laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................ii
ABSTRAK...................................................................................................................iii
MOTTO .......................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................................7
A. Hasil Belajar...................................................................................................7
B. Metode Card Sort .........................................................................................10
C. Card Sort Sebagai Strategi dalam Model Pembelajaran Aktif
(ActiveLearning) .....................................................................................................21
D. Hipotesis Penelitian......................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................28
A. Jenis Penelitian.............................................................................................28
B. Lokasi dan Waktu.........................................................................................29
C. Subjek Penelitian..........................................................................................29
D. Teknik Pengumpulan....................................................................................29
E. Teknik Analisis data.....................................................................................35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................39
A. Deskripsi wilayah penelitian ........................................................................39
B. Hasil Penelitian.............................................................................................40
C. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................78
BAB V PENUTUP......................................................................................................84
A. Kesimpulan...................................................................................................84
B. Saran.............................................................................................................84
vii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................86
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Perhitungan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan (Pra Siklus)............44
Tabel 4. 2 Ketuntasan hasil belajar siswa Pra Siklus.................................................45
Tabel 4. 3 Persentase Nilai Siswa Sebelum Tindakan (Pra Siklus) ...........................47
Tabel 4. 4 Hasil Lembar Observasi Guru Pada Pra Siklus ........................................48
Tabel 4. 5 Hasil Lembar Observasi Siswa Pada Pra Siklus.......................................49
Tabel 4. 6 Refleksi Pembelajaran Pada Pra Siklus ....................................................52
Tabel 4. 7 Perhitungan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I.........................................56
Tabel 4. 8 Ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I.....................................................57
Tabel 4. 9 Persentase Nilai Siswa Pada Siklus I........................................................59
Tabel 4. 10 Hasil Lembar Observasi Guru pada Siklus I...........................................59
Tabel 4. 11 Hasil Lembar Observasi Siswa Pada Siklus I.........................................61
Tabel 4. 12 Refleksi Pembelajaran Pada Siklus I ......................................................64
Tabel 4. 13 Perhitungan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II .....................................68
Tabel 4. 14 Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan ....................................................69
Tabel 4. 15 Persentase Nilai Siswa Pada Siklus II.....................................................71
Tabel 4. 16 Hasil Lembar Obsevasi Guru Pada Siklus II ..........................................72
Tabel 4. 17 Hasil Lembar Observasi Siswa Pada Siklus II........................................74
Tabel 4. 18 Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
.....................................................................................................................................77
Tabel 4. 19 Hasil Aktivitas Guru dalam Setiap Siklus ..............................................80
Tabel 4. 20 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Setiap Siklus ...........................................81
Tabel 4. 21 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Mata PelajaranPendidikan
Agama Islam Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ..........................................................82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003
pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Islam, baik sebagai system maupun
institusinya , merupakan warisan budaya bangsa, yang berurat berakar pada
masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan Islam akan
merupakan bagian integral dari Sistem Pendidikan Nasional.( Hasbullah, Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan)
Tujuan Pendidikan Nasional suatu bangsa menggambarkan manusia yang baik
menurut pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu, dan tujuan pendidikan sesuatu
bangsa mungkin tidak akan sama dengan bangsa lainnya, karena pandangan hidup
mereka biasanya tidak akan sama. Tetapi pada dasarnya pendidikan setiap bengsa
tentu sama, yaitu semua menginginkan terwujudnya manusia yang baik yaitu manusia
yang sehat, kuat serta mempunyai ketrampilan, pikirannya cerdas serta pandai, dan
hatinya berkembang dengan sempurna. Dalam perkembangannya istilah pendidikan
berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik
oleh orang dewasa agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan
selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi
dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa
dalam pergaulan dengan anakanak untuk memimpin perkembanagan jasmani dan
rohaninya kearah kedewasaan. (Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam.
(Jakarta; Kalam Mulia, 2004)
2
Dalam firman Allah SWT mengatakan:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur. " (QS.An-Nahl/16:78).
Pengajaran merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan. Kritria untuk menetapkan apakah pengajaran itu berhasil atau tidak
secara umum dapat dilihat dari dua segi ,yakni kriteria ditinjau dari sudut proses
pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau produk belajar
yang dicapai siswa ( sudjana, 2000 ).
Dalam proses belajar mengajar, untuk mengetahui tingkat tercapainya tujuan
pembelajaran khusus, harus dicoba melalui tes formatif. Dari tes formatif tersebut kita
dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang diberikan. Hal
senada juga diungkapkan oleh Nurkancana (1986:4). Bahwa evaluasi berfungsi untuk
mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan
atau belum. Jika belum perlu dicari faktor yang menjadi penghambat tercapainya
tujuan tersebut dan selanjutnya dicari jalan keluarnya.
Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada umumnya perlu
pemahaman materi dan banyak yang bersifat hafalan. Hasil akhir evaluasi di tiap-tiap
sekolah menunjukkan perolehan nilai rata-rata yang rendah.
Kondisi ini hampir semua dialami, di SD IT Yabis Kecamatan Bontang Barat
Kota Bontang tahun pelajaran 2022/2023, dari 30 siswa, hanya 13 siswa yang
mencapai hasil belajar 75 ke atas, sedangkan 17 siswa memperoleh nilai di bawah 75,
Jadi siswa yang memperoleh ketuntasan materi 43% sedangkan siswa yang belum
tuntas ada 57%. Untuk meningkatkan penguasaan materi Anak Sholih, peneliti
berusaha memaksimalkan penggunaan metode card sort yang divariasi dengan
metode pembelajaran yang sesuai dan dengan pemanfaatan media pembelajaran yang
sesuai.
Target yang ingin dicapai dari hasil pembelajaran ini adalah siswa dapat
3
memperoleh nilai antara 75-100, sehingga siswa dapat menuntaskan hasil belajar
sampai 80%-100%. Berdasarkan fakta di atas penulis dengan dibantu teman sejawat
bersama supervisor mengidentifikasi masalah-masalah kelemahan / kekurangan
dalam proses pembelajaran. Hasil dari refleksi terungkap hal-hal sebagai berikut :
Hasil dari refleksi pada proses pembelajaran di kelas V SD IT Yabis Bontang
menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas masih berlangsung satu
arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa menerima begitu saja informasi
yang diberikan oleh guru. Respos siswa terhadap pembelajaran cenderung rendah.
Selama proses pembelajaran, partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan
penjelasan guru. Sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa bermain-
main sendiri saat guru sedang menerangkan pelajaran.
Dari hasil belajar ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap masih
perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan karena guru belum menemukan metode
yang tepat. Selama ini guru lebih sering menggunakan ceramah untuk sebagai metode
mengajar, metode yang digunakan guru kurang bervariasi, guru kurang memberikan
contoh yang nyata kepada siswa, bahkan sering menulis di papan tulis untuk
memvisualisasikan materi yang diajarkan. Guru hanya memberikan informasi dan
mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya.
Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran perlu metode yang tidak mengharuskan
siswa untuk mengafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk
belajar menemukan konsep. Menurut Hamalik (2003), pengajaran yang efektif adalah
pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakuan aktivitas
sendiri. Siswa belajar sambil bekerja atau bermain. Dengan bekerja atau bermain
mereka tidak sadar bahwa mereka memperoleh pengetauan, pemahaman dan aspek-
aspek tingkah laku lainnya. Dengan menggunakan metode card sort dapat dijadikan
salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi siswa pada pokok bahasan Anak
Sholih dan pemahaman siswa sehingga pembelajaran berlangsung menjadi lebih
bermakna.
4
Pembelajaran dengan menggunakan metode card sort mengarah pada strategi
pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Strategi “Card Sort” adalah
kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik,
klarifiksi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya.
Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa
yang kelelahan dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran.(hisyam
Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort adalah dapat
membantu menggairahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang telah
diberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling
menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat sederhana dan siswa mudah dalam
mengelompokkan kata yang sama sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran
( Melvin L Silberman : 2002 : 91 ). Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut
proses pembelajaran di SDIT siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda.
Diantaranya ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi
dan ada juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam
belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya
dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan
indra belajar yang banyak, salah satunya dengan menggunakan strategi Card Sort.
Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita menyadari bahwa didalam
pembelajaran kelas yang kurang produktif dalam pembelajaran sehari-hari kelas
selalu diisi dengan ceramah sementara siswa dituntut menerima dan menghafal, maka
dengan strategi ini dapat menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa menjadi
aktif, bukan hanya pasif. Dalam penelitian ini difokuskan kearah tersebut dengan
melakukan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card sort sebagai
upaya untuk mengoptimalkan proses belajar siswa pada pokok bahasan Anak Shalih.
Berdasarkan hasil observasi dengan guru siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang
diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu masih menggunakan metode ceramah,
penugasan sehingga prestasi belajar siswa selama ini termasuk dalam kategori rendah,
masih ada beberapa siswa yang masih mengikuti remidi karena masih kesulitan dalam
5
menghafal atau menguasai konsep hal tersebut dikarenakan banyaknya materi dan
hampir semua materi penting. Dari alasan diatas siswa memerlukan suatu startegi
khusus dalam mempelajari materi artinya siswa memerlukan cara belajar aktif dan
efektif serta tidak berbelit-belit sehingga lebih mudah mengingatnya. Salah satu
pembelajaran yang dapat melibatkan kemampuan diri adalah dengan strategi
pembelajaran Card sort.
Dengan demikian, strategi atau media pembelajaran dengan menggunakan card
sort sangat tepat sekali untuk menyelesaikan permasalah guru dalam pembelajaran
tentang Anak Shalih, sebab siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah penelitian dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card sort pada
pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun
Ajaran 2022/2023?
2. Bagaimana hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card sort pada
pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun
Ajaran 2022/2023?
3. Sebesar apakah peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan
metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis
Bontang Tahun Ajaran 2022/2023?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card sort
pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang
Tahun Ajaran 2022/2023.
b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card sort
6
pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang
Tahun Ajaran 2022/2023.
c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan
metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT
Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023.
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk sekolah :
Bagi sekolah, hasil penelitian ini sangat bermanfaat terutama dengan
diketahuinya perbandingan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah
penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas
lima SD IT Yabis Bontang. Tahun ajaran 2022/2023. Hal ini dapat dijadikan
sebagai tindakan preventif untuk mengantisipasi terjadinya penurunan hasil
belajar siswa.
b. Untuk siswa
Dengan penerapan metode card sort dalam pembelajaran siswa akan
semakin termotifasi untuk meningkatkan pengetahuan, berani interaksi
dengan teman belajar melalui pembelajaran card sort, dan meningkatkan
percaya diri siswa dan tentunya hasil belajar siswa.
c. Untuk peneliti
Bagi guru / Peneliti untuk menambah pengetahuan mengenai berbagai
metode pembelajaran yang tepat bagi peningkatan hasil belajar dan
memungkinkan guru / peneliti secara aktif mengembangkan pengetahuan
dan ketrampilan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Hasil Belajar
1. Definisi belajar dan strategi
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang ( Sudjana, 2000). Menurut Winkel dalam Darsono (2000) belajar
adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaktif
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Dari kedua pengertian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar secara umum adalah perubahan
pada diri orang yang belajar.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek
perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh
pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan
dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al.
(2005) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembelajaran ranah kognitif berkaitan dengan hasil pengetahuan,
kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup beberapa
kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian.
Krathwohl dalam Anni et al. (2005) menyatakan pembelajaran ranah
afektif merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan pembelajaran
ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan
pembelajaran afektif yaitu: penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan
pembentukan pola hidup.
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
8
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syarat, manipulasi objek,
dan koordinasi syaraf. Menurut Elizabeth Simpson dalam Anni et al. (2005)
kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah: persepsi, kesiapan,
gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan
kreativitas.
Beberapa pendapat di atas, mengambarkan bahwa hasil belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukkan
dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada nilai rapor. Hasil
belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang
ditetapkan.
Slameto dalam Harminingsih (2008) menyatakan bahwa hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan
faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dalam
terdiri dari: (1) jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), (2) psikologis (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), (3) dan kelelahan. Faktor
luar yaitu: (1) keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan), (2) sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,
tugas rumah), (3) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Sekolah merupakan salah satu faktor luar dalam mempengaruhi hasil
belajar siswa, sehingga guru sebagai anggota sekolah memiliki peran penting
dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, Guru harus memiliki
kompetensi dibidangnya, selain itu agar pembelajaran tidak monoton maka
guru sebaiknya mampu memvariasikan metode pembelajaran misalkan diskusi
9
inkuiri, praktikum, game dan jigsaw. Penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi juga dapat mempengaruhi hasil belajar karena siswa merasa senang
dalam belajar, motivasi tinggi dan hasil belajarnya dapat maksimal.
Sadiman et al. (2007) menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena
itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi
juga keterampilan dan sikap.
Ada 3 aspek atau ranah belajar yang dinilai dalam kegiatan belajar
mengajar (Anni et al. 2006) yaitu :
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan,
kemampuan dan kemahiran intelektual. Beberapa kategori yang mencakup
yaitu pengetahuan (knowlegde), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan penilaian
(evaluation).
b. Ranah afektif
Ranah afektif terkait dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori
dalam ranah afektif yaitu penerimaan (receiving), penanggapan
(responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan
pembentukan pola hidup.
c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf.
Kategori dalam ranah psikomotorik yaitu persepsi (perception), kesiapan
(set), gerakan terbimbing (guided respons), penyesuaian (adaption), dan
kreativitas.
10
Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas. Penilaian
kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk
pemberian keputusan terhadap hasil belajar siswa, berdasarkan tahapan
kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa
sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Bentuk penilaian
kelas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance),
penilaian tes tertulis (paper and pen), dan penilaian sikap.
B. Metode Card Sort
1. Strategi Pembelajaran Card Sort
a. Definisi dan Deskriptif Strategi Card Sort
Sebelum menguraikan tentang metode card sort terlebih dahulu penulis
akan memaparkan pengertin metode.
Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti
jalan, cara, system atau langkah – langkah strategis yang disiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan maka
metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka
pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima
pelajaran dengan mudah , efektif dan dapat dicerna dengan baik (A. Haris
Hermawan,2009 : 234 ).
Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan guru dalam
membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses
pembelajaran.secara terminology para ahli mendefinisikan bahwa metode
adalah sebagai berikut :
1) Hasan langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan
yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2) Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah
cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran (Ramayulis,
2006:184).
11
Dengan demikian metode memiliki posisi penting dalam mencapai
tujuan. Metode adalah cara yang paling tepat dan tepat dalam mencapai
tujuan dalam ranah apapun termasuk dalam pendidikan pendidikan islam.
Strategi “Card Sort” adalah kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan
untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klarifiksi, fakta tentang obyek atau
mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang
dominan dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang
kelelahan dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan
pembelajaran.(Hisyam Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari
strategi Card Sort adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang
merasa penat terhadap pelajaran yang telahdiberikan, dapat membina siswa
untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat,
Pelaksanaannya sangat sederhana dan Siswa mudah dalam mengelompokkan
kata yang sama sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran ( Melvin
L Silberman : 2002 : 91 ).
Card Sort bisa disebut sortir kartu yaitu pemilahan kartu. Strategi ini
merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkankonsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau
mereviewinformasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat
membantumendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan.
Langkah-langkah:
1) Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang diberi informasi
ataucontoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Seperti
karakteristik hadist sahih, nouns, verbs, adverbs, dan preposisi dan bisa
juga asmaul husna dan lain-lain.
2) Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas
untuk menemukan kartu dengan kategori tersebut sebelumnya atau
membiarkan peserta didik menemukannya sendiri.
3) Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan
12
kategori masing-masing di depan kelas.
4) Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan point-
point penting terkait materi pelajaran.
Catatan:
1) Minta setiap kelompok melakukan penjelasan tentang kategori yang
mereka selesaikan.
2) Pada awal kegiatan bentuklah beberapa tim. Beri tiap tim satu set kartu
yang sudah diacak sehingga kategori yang mereka sortir tidak nampak.
Mintalah setiap tim untuk mensortir kartukartu tersebut ke dalam
kategori-kategori tertentu. Setiap tim memperoleh nilai untuk setiap
kartu yang disortir dengan benar.( Hisyam Zaini, Op,Cit, Hal 50-5 1)
Jadi card sort merupakan strategi yang menggunakan kartu yang
tujuannya untuk mengaktifkan siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam
belajar terutama pembelajaran agama.
2. Card Sort Sebagai Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Di hubungkan dengan belajar mengajar. Strategi bisa diartikan sebagai pola-
pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. (Drs Syaiful Bahri
dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta,
1995), hlm. 5)
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal
berikut:
1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
13
3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan
pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melaksanakan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang
sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan.
Yaitu:
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang
bagaimana diingainkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu.
Disini terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar.
Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan
pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah
dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak
punya arah dan tujuan yang pasti. Akibat selanjutnya perubahan yang
diharapkan terjadi pada anak didikpun sukar diketahui, karena
penyimpangan-penyimpangan dari kegiatan belajar mengajar. Karena itu
rumusan tujuan yang operasional dalam belajar mengajar mutlak dilakukan
oleh guru sebelum melakukan tugasnya di sekolah.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang diangggap paling
tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru memandang
suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru gunakan dalam
memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang
dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan yang berbeda, akan
menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial
14
seperti baik, benar, adil dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang
berbeda dan bahkan mungkin bertentangan bila dalam cara pendekatannya
menggunakan berbagai disiplin ilmu.
Pengertian konsep dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tidak
sama dengan baik, benar atau adil menurrut pengertian dan konsep dan teori
antropologi. Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adil
kalau seseorang guru menggunakan pendekatan agama, karena pengertian
konsep dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda
dengan ekonomi maupun antropologi.Begitu juga dengan cara pendekatan
yang digunakan terhadap kegiatan belajar mengajar. Belajar menurut teori
Asosiasi, tidak sama dengan pengertian belajar menurut teori Problem
solving. Suatu topik tertentu dipelajari atau dibahas dengan teknik diskusi
atau seminar. Juga akan lain hasilnya andaikata topik yang sama dibahas
dengan menggunakan kombinasi berbagai teori.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik
penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan
pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berfikir
bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru
hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa
tujuan ingin diperoleh, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan
tentang penggunaan berbagai metode atau mengkombinasikan beberapa
metode yang relevan. Cara penyajian yang satu mungkin lebih menekankan
kepada peranan anak didik, sementara teknik penyajian yang lain lebih
terfokus kepada peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti buku, atau
mesin komputer misalnya. Ada pula metode yang lebih berhasil bila dipakai
15
buat anak didik dalam jumlah yang terbatas, atau cocok untuk mempelajari
materi tertentu. Demikian juga bila kegiatan belajar mengajar berlangsung di
dalam kelas, di perpustakaan, di laboratorium, di masjid, atau di kebun akan
memerlukan metode yang sesuai agar tujuan tercapai. Masing-masing tempat
memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda-beda, oleh karena itu guru
membutuhkan variasi dalam penggunaan teknik penyajian supaya kegiatan
belajar mengajar yang berlangsung tidak membosankan.
Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga
seorang guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk
menilai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya.
Suatu program baru baru bisa diketahui keberhasilannya, jika sudah
dilakukan evaluasi. Oleh karena itu, sistem penilaian merupakan salah satu
strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain.
Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Menurut Tabrani Rusyan dkk, terdapat berbagai masalah sehubungan
dengan belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan seperti
berikut:
Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
2) Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah
belajar mengajar
3) Memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
4) Menerapkan norma dan keriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar
3. Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan.Tujuan ini
bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret, yakni
kompetensi dasar dan Standar kompetensi. Persepsi guru atau persepsi anak
didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi
persepsi mereka terhadap sasaran-antara serta sasaran-kegiatan. Sasaran itu
16
harus diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan.
Pada tingkat sasaran atau tujuan yang universal, manusia yang diidamkan
tersebut harus memiliki kualifikasi sebagai berikut :
a. Pengembangan bakat yang optimal
b. Hubungan antar manusia
c. Efisiensi ekonomi
d. Tanggung jawab selaku warga negara
Pandangan hidup para guru maupun anak didik akan turut mewarnai
berkenaan dengan gambaran karakteristik sasaran manusia idaman.
Konsekuensinya akan mempengaruhi juga kebijakan tentang perencanaan,
pengorganisasian, serta penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar.( Drs.
Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Op,Cit, hlm. 8 )
4. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
Belajar mengajar selaku suatu sistem instruksional mengacu kepada
pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama
lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, belajar mengajar meliputi
suatu komponen, antara lain, tujuan, bahan, siswa, guru metode situasi dan
evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus
diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu
guru tidak hanya boleh memperhatikan komponen-komponen tertentu saja
misalnya metode, bahan dan evaluasi saja, tapi ia harus mempertimbangkan
komponen secara keseluruhan. Berbagai persoalan yang biasa dihadapi oleh
guru antara lain adalah:
a. Tujuan-tujuan apa yang mau di capai
b. Materi pelajaran apa yang diperlukan
c. Metode, alat mana yang harus dipakai
d. Prosedur apa yang harus ditempuh untuk melakukan evaluasi
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar,
pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan lain-lain.
17
Untuk itu guru harus memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik
seperti :
a. Kecerdasan dan bakat khusus
b. Prestasi sejak permulaan sekolah
c. Perkembangan jasmani dan kesehatannya
d. Kecenderungan emosi dan karakternya
e. Sikap dan minat belajar
f. Cita-cita
g. Kebiasaan belajar dan bekerja
h. Hobi dan penggunaan waktu senggang
i. Hubungan sosial di sekolah dan di rumah
j. Lingkungan tempat tinggal
k. Latar belakang keluarga
l. Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik.
Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evaluasi.
Selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar
para siswa kepada kepala sekolah, orang tua dan instansi yang terkait.
5. Hakikat Proses Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.
Artinya, tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku,baik yang
menyangkut pengetahuan. Keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi
segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti
mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar, menilai proses
dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru.
Jadi hakikat belajar adalah perubahan. (Ibid. hlm. 11)
6. Entering Behaviour Siswa
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik
secara material-substansial, struktur fungsional, maupun secara behaviour.
Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa tingkat prestasi yang dicapai siswa
18
itu apakah benar merupakan hasil kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan.
Untuk kepastiannya seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku
anak didik saat mereka masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar
mengajar dilangsungkan. Tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak didik
yang telah dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal
itulah yang dimaksud dengan entering behavior siswa. Menurut Abin
Syamsuddin, entering behavior akan dapat diidentifikasi dengan cara:
a. Secara tradisional, yaitu para guru memulai dengan pertanyaan mengenai
bahan yang pernah diajarkan/diberikan sebelum menyajikan bahan baru.
b. Secara inovatif yaitu seorang guru tertentu di berbagai lembaga pendidikan
yang memiliki atau mampu mengembangkan instrument pengukuran
prestasi belajar dengan memenuhi syarat, mengadakan pre-tes sebelum
mereka mulai mengikuti program belajar mengajar.
Gambaran tentang entering behavior, adalah siswa bisa membantu guru
antara lain:
a. Untuk mengetahui seberapa jauh kesamaan individual siswa dalam taraf
kesiapannya (readines), kematangan (maturation), serta tingkatpenguasaan
(materi), pengetahuan dan keterampilan dasar bagi penyajian bahan baku.
b. Diketahuinya disposisi perilaku siswa tersebut akan dapat dipertimbangkan
dan dipilih bahan, prosedur dan metode, teknik serta alat bantu belajar
mengajar yang sesuai.
c. Dengan membandingkan nilai proses dengan nilai hasil pasca tes, atau
sesudah menjalani program kegiatan belajar mengajar, guru akan mendapat
petunjuk seberapa jauh dan seberapa banyak perubahan perilaku itu telah
menjadi dalam diri siswa. Perbedaan antara nilai pasca tes dengan pre tes,
baik secara kelompok maupun individual, merupakan indikator prestasi
atau hasil pencapaian yang nyata sebagai pengaruh dari proses belajar
mengajar.
Ada tiga dimensi dari entering behavior yang perlu diketahui oleh guru yaitu:
19
a. Batas-batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan
dikuasai oleh siswa
b. Tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola
sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa
c. Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikofisik Sebelum merencanakan
dan melaksanakan kegiatan megajar, guru harus dapat menjawab
pertanyaan:
1) Sejauh mana batas-batas materi pengetahuan yang telah dikuasai dan
diketahui oleh siswa yang akan diajar
2) Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan manakah yang telah dicapai
dan dikuasai oleh siswa yang bersangkutan
3) Apakah siswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan
pola-pola perilaku yang akan diajarkan
4) Berapa jauh motivasi dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa
sebelum belajar dimulai.
7. Pola-pola Belajar Siswa
Robert M. Gagne membedakan pola-pola belajar siswa dalam delapan tipe,
di mana yang satu merupakan prasyarat bagi lainnya yang lebih tinggi
hierarkinya.( Ibid, hlm. 13 )
Delapan tipe belajar yang dimaksud adalah:
a. Signal Learning (belajar Isyarat)
b. Strimulus Respon Learning (belajar stimulus-respon)
c. Chaining (Rantai atau Rangkaian)
d. Verbal Association (Asosiasi verbal)
e. Discrimination Learning ( Belajar diskriminasi)
f. Concept learning (Belajar konsep)
g. Rule Learning (Belajar aturan)
h. Problem solving (Pemecahan masalah)
8. Memilih Sistem Belajar Mengajar
20
Para ahli teori belajar telah mencoba mengembangkan berbagai cara
pendekatan atau sistem pengajaran atau proses belajar mengajar. Berbagai
sistem pengajaran yang menarik perhatian akhir-akhir ini adalah enquiry-
discovery approach, contextual teaching and learning (CTL), expository
approach, masteri learning, dan humanistic educations.
9. Pengorganisasian Kelompok Belajar
Memperhatikan berbagai cara pendekatan atau sistem belajar mengajar
seperti diuraikan sebelumnya, disarankan pengorganisasian kelompok belajar
anak didik sebagai berikut: (Ibid, hlm. 32)
a. N-1. pada situasi yang ekstrim, kelompok belajar itu mungkin hanya
seorang. Untuk peserta yang hanya seorang. Metode yang sesuai mungkin
konsep belajar mengajar tutorial, pengaj arn berprogram, studi individual
(independent stud).
b. N 2-20 untuk kelompok kecil sekitar dua sampai dua puluh orang lebih
maka metode belajarnya bisa diskusi atau seminar. Menggunakan metode
klasikal (class room teaching). Tekniknya bisa bervariasi sesuai
kemampuan guru untuk mengelolahnya.
c. N lebih dari 40 0rang. Kalau kelompok belajar melebihi 40 orang,
pesertanya bisa disebut ”audience”. Metode mengajarnya adalah kuliah
atau ceramah.
10. Pengelolaan atau Implementasi Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang
diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah
sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan
itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah
lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar,
memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan.
Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar didalam suatu kelas adalah
job description” proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian
21
peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa. Jadi
Klasifikasi strategi belajar mengajar meliputi banyak hal yang perlu
diperhatikan terkait dengan pengorganisasiaan kelas dan pengelolaannya.
C. Card Sort Sebagai Strategi dalam Model Pembelajaran Aktif
(ActiveLearning)
1. Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi aktif memiliki asumsi bahwa orang yang sudah mampu berpikir
kritis dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk diri mereka. Di
samping itu untuk menggunakan kemampuan otak mereka dalam belajar tanpa
harus dipaksa. Maka seorang guru dapat menyampaikan materi dengan strategi
yang diharapkan peserta didik mempunyai jiwa kemadiriaN dalam belajar dan
kalau bisa diusahakan untuk menumbuhkan daya kreatifitas sehingga mampu
membuat inovasi-inovasi. Strategi ini umum disebut strategi aktif.
2. Apa itu pembelajaran aktif?
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar secara aktif, berarti
mereka mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara
aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi,
memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke
dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Dengan belajar akif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua
proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.
Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih
menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
3. Mengapa belajar aktif?
Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan
hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima
dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah
22
diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat terentu untuk dapat mengikat
informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah suatu cara
untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak.
Mengapa demikian? karena salah satu factor yang menyebabkan informasi
cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar yang
hanya mengandalkan indera pengindaraan mempunyai beberapa kelemahan,
padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan
ini sesuai dengan katakata mutiara yang diberikan oleh filosof kenamaan dari
Cina Konfusius dengan mengatakan:
Apa yang saya dengar saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketika ada ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar
menerima dan menyimpan. Akan tetapi otak manusia akan memproses
informasi tersebut hingga dapat dicerna kemudian disimpan. Karena itu jika ada
sesuatu yang baru, otak akan bertanya: Pernahkah saya mendengarnya
sebelumnya? Dimana kira-kira informasi itu diletakkan? Dan
pertanyaanpertanyaan lain yang intinya mempertanyakan setiap informasi yang
baru masuk. Agar dapat memproses informasi dengan baik, maka akan sangat
membantu kalau terjadi proses refleksi secara internal. Jika peserta didik
berdiskusi, menjawab pertanyaan, maka otak mereka akan bekerja lebih baik
sehingga proses belajar pun dapat terjadi dengan baik pula. Penelitian
menunjukkan bahwa memberi pertanyaan kepada peserta didik atau menyuruh
mereka untuk mendiskusikan materi yang baru saja diberikan mampu
meningkatkan nilai evaluasi dengan kenaikan signifikan. dan yang mengatakan
otak manusia mirip dengan komputer, sedangkan manusia adalah penggunanya.
Komputer tidak akan dapat digunakan jika tidak dalam kondisi “ON”, artinya
komputer harus dalam kondisi hidup jika akan digunakan untuk bekerja.
Kondisi seperti ini tidak jauh beda dengan otak manusia, otak tidak akan dapat
23
memproses informasi yang masuk, kalau otak itu tidak dalam kondisi “ON”.
Kalau komputer memerlukan software “program” untuk memproses data, maka
otak memerlukan sesuatu yang dapat dipakai untuk menghubungkan antara
informasi yang baru diajarkan dengan inormasi yang telah dimiliki. Jika belajar
itu pasif, otak tidak dapat menghubungkan antara informasi yang baru dengan
yang lama. Selanjutnya, komputer tidak dapat memanggil data yang tidak
disimpan. Otak perlu beberapa langkah untuk dapat meyimpan beberapa
informasi.
Langkah-langkah itu bisa berupa pengulangan informsi, mempertanyakan
informasi atau mengajarkan kepada orang lain. Oleh sebab itu, betapapun
menariknya materi disampaikan dengan ceramah, otak tidak akan lama
menyimpan informasi yang diberikan, karena tidak terjadi proses penyimpanan
yang baik. Pertimbangan lain untuk menggunakan strategi aktif adalah realita
bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada peserta
didik yang lebih senang membaca, ada yang senang berdiskusi dan ada juga
yang lebih senang prektek langsung. Inilah yang sering disebut gaya belajar
atau learning style. Untuk dapat membantu peseta didik dengan maksimal
dalam belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan.
Untuk mengkomodir kebutuhan terebut adalah dengan menggunakan variasi
strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indera belajar yang
banyak. Dari sisi pengajar, sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran
aktif akan sangat membantu dalam tugas-tugas keseharian. Bagi pengajar yang
sibuk mengajar, strategi ini dapat dipakai dengan variasi yang tidak
membosankan. Seandainya ada seorang pengajar yang sibuk, yang harus
mengajar tiga kelas atau bahkan empat kelas dalam sehari, dapat dibayangkan
betapa lelahnya guru tersebut kalau harus berceramah. Di samping itu, filosofi
mengajar yang baik adalah bukan sekedar transfer pengetahuan kepada peserta
didik, akan tetapi bagaimana membantu peserta didik supaya dapat belajar.
Kalau ini dihayati, maka pengajar tidak lagi pemeran sentral dalam proses
24
pembelajaran.
Ada beberapa yang harus diperhatikan terkait dengan penggunaan strategi
pembelajaran aktif :
a. Untuk mempraktekkan satu strategi, cari materi yang benar benar sesuai.
b. Jangan mempraktekkan strategi terlalu banyak kepada peserta didik.
Strategi harus disosialisasikan pada mereka.
c. Jika memerlukan modifikasi maka jangan segan-segan dilakukan.
d. Dalam satu kali pertemuan, satu materi bisa disampaikan dengan
menggunakan beberapa strategi.( Hisyam Zaini, Op, Cit. Hal xiv )
4. Apa yang menjadikan belajar “aktif”?
Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas.
Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah,
dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit,
menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering
meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras
(Moving about and thinking aloud).
5. Kapan kegiatan belajar perlu dibuat aktif?
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu
mendengarnya,melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan
membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu
“mengerjakannya”- yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri,
menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan ketrampilan, dan
mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka
dapatkan. Siswa bisa belajar dengan sangat baik jika aktif mempraktikkannya.
Namun bagaimana caranya kita menggalakkan belajar aktif? Maka butuh
strategi yang dirancang untuk menyemarakkan kelas, ada yang sangat
menyenangkan dan ada yang sangat serius, yang semuanya untuk
memperdalam proses belajar dan memperkuat ingatan.
6. Bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal?
25
Ada beberapa cara untuk menjadikan siswa bisa aktif sejak awal dimulainya
proses belajar mengajar yaitu : (Melvin L.Silberman.. Active Learning. CetI. (
Bandung; Nusamedia. 1996) Hal 13)
a. Pembentukan tim: membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain
atau menciptakan semangat kerjasama dan saling ketergantungan.
b. Penilaian serentak: mempelajari tentang sikap, pengetahuan dan
pengalaman siswa.
c. Pelibatan belajar secara langsung: menciptakan minat awal terhadap
pelajaran.
7. Macam-macam Strategi dalam Model pembelajaran Aktif
Ada beberapa strategi yang terdapat dalam model pembelajaran aktif,
diantaranya :
a. Belajar bersama
Salah satu cara terbaik meningkatkan belajar aktif adalah dengan
pemberian tugas belajar yang dilakukan dengan kelompok kecil siswa.
Dukungan sesame siswa dan keragaman pendapat, penegtahuan, serta
ketrampilan mereka akan membantu menjadikan belajar bersama sebagai
bagian berharga dari iklim belajar di kelas anda. Namun demikian, belajar
bersama tidaklah selalu berlangsung efektif. Boleh jadi terdapat partisipasi
yang tidak seimbang komunikasi yang buruk, dan kebingungan, bukannya
belajar yang sesungguhnya. Ada beberapa strategi berikut ini yang
dirancang memaksimalkan manfat dari belajar bersama dan meminimalkan
kesenjangan.( Ibid. Hal 163 )
b. Pemilahan kartu ( card Sort )
Strategi ini merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi fakta tentang benda, atau
menilai informasi. Gerak fisik yang dominan ada di dalamnya dapat
membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.( Ibid, Hal 168 )
c. Quiz kelompok (Team Quiz)
26
Strategi ini dapat meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik
dalam suasana menyenangkan. ( Ibid, Hal 168 )
d. Membaca keras (Reading Aloud )
Strategi ini dapat membantu peserta didik dalam berkosentrasi
mengajukan pertanyaan dan menggugah diskusi. ( Ibid. Hal 43 ).
Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses pembelajaran di SD
siswa mempunyai cara belajar yang berbedabeda. Diantaranya ada siswa yang
lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada juga yang
senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam belajar secara
maksimal, kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya dengan
menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan
indra belajar yang banyak, salah satunya dengan menggunakan strategi Card
Sort.
Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita menyadari bahwa
didalam pembelajaran kelas yang kurang produktif dalam pembelajaran sehari-
hari kelas selalu diisi dengan ceramah sementara siswa dituntut menerima dan
menghafal, maka dengan strategi ini dapat menciptakan ruang kelas yang
didalamnya siswa menjadi aktif, bukan hanya pasif. Dalam penelitian ini
difokuskan kearah tersebut dengan melakukan proses pembelajaran dengan
strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses
belajar siswa pada pokok bahasan Anak Shalih.
Berdasarkan hasil observasi dengan guru, siswa kelas 5 SD IT Yabis
Bontang diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu masih menggunakan
metode ceramah, penugasan sehingga prestasi belajar siswa selama ini termasuk
dalam kategori rendah, masih ada beberapa siswa yang masih mengikuti remidi
karena masih kesulitan dalam menghafal atau menguasai konsep hal tersebut
dikarenakan banyaknya materi dan hampir semua materi penting. Dari alasan
diatas siswa memerlukan suatu startegi khusus dalam mempelajari materi
artinya siswa memerlukan cara belajar aktif dan efektif serta tidak berbelit-belit
27
sehingga lebih mudah mengingatnya. Salah satu pembelajaran yang dapat
melibatkan kemampuan diri adalah dengan strategi pembelajaran Card sort.
Dengan demikian, strategi atau media pembelajaran dengan menggunakan
card sort sangat tepat sekali untuk menyelesaikan permasalah guru dalam
pembelajaran tentang Anak Shalih, sebab siswa tidak merasa bosan dengan
proses pembelajaran.
D. Hipotesis Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian berbunyi “ Terdapat
peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode Card Sort pada
pembelajaran Anak Shalih siswa kelas 5 SD IT Yabis Bontang Kel. Belimbing
Kec. Bontang Barat Kota Bontang Tahun ajaran 2021 - 2022”.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berupaya untuk mengkaji secara mendalam tentang Penerapan
metode pembelajaran card sort dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V
di SD IT Yabis Bontang. Maka berdasarkan realita dilapangan, maka jenis penelitian
yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Zainal aqib, ada tiga kata bentuk pengertian penelitian tindakan kelas
yaitu:
1. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunkan aturan
metedologi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu dari suatu hal yang yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakuan dengan tujuan
tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru. Dengan menggabungkan batasan
pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja di munculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas. Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, Yrama
Widya, Bandung; 2016, h.12.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu perencanaan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama. Tindakan kelas tersebut diberikan oleh guru yang di lakukan
kepada siswa.40 Menurut Wina Sanjaya, penelitian tindakan kelas adalah proses
pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagi tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis seperti pengaruh dari perilakuan
29
tersebut.41 Perhatikan bagan model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart.
B. Lokasi dan Waktu
Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD IT Yabis Bontang
dilakukan dikelas V E tahun ajaran 2022/2023. 40Suharsimi Arikunto, Penelitian
Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta: 2010,h3. 41 Wina Sanjaya, Penelitian
Tindakan Kelas, Prenada Media Grup: Bandung, h16. 57
Waktu Penelitian Waktu penelitian di SD IT Yabis Bontang pada tanggal 20
September s/d 4 November 2022/2023.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian ini yang akan dilakukan di SD IT Yabis Bontang
Tahun ajaran 2022/2023. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 30
orang. Sedangkan obyek penelitiannya mengarah kepada peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V di SD IT Yabis Bontang
melalui Metode Pembelajaran Card Sort (Menyortir Kartu).
D. Teknik Pengumpulan
Data Teknik pengumpulan data merupakan persoalan metodologik yang khusus
digunakan untuk membicarakan cara pengumpulan data melalui prosedur yang
sistematis dan standar di perlukan. Adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan empat cara yaitu sebagai berikut:
1. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian yang berbentuk suatu
tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok
siswa sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak
tersebut yang dapat di bandingkan dengan nilai yang di capai oleh anak-anak
yang lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Tes yang digunakan
penelitian untuk memperoleh atau mengetahui hasil pembelajaran dengan
mengunakan card sort (menyortir kartu) sebagai metode pembelajaran atau
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Adapun tes yang
30
digunakan peneliti berupa tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 10
butir soal dengan tingkat kesukaran soal yang berbeda-beda yakni mulai dari
soal yang mudah, sedang dan sulit. Soal tes disusun oleh peneliti sendiri dan
diadaptasi dari berbagai buku paket PAI kelas V di SD IT Yabis Bontang. Cara
pemberian soal pilihan ganda yakni peneliti membagikan soal-soal yang telah
disiapkan setelah penyampaian materi diberikan, kemudian peneliti mengawasi,
setelah jawaban soal terjawab oleh siswa kemudian soal tersebut dikumpulkan
untuk dianalis oleh peneliti.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis
yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan untuk memperoleh
gambaran langsung tentang strategi pembelajaran PAI dengan menggunakan
card sort sebagai media pembelajaran. Melalui observasi tersebut diketahui
aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.43 42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta:
PT Rineka Cipta 2006), h.150 43 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h158.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transaksi, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Dalam
penelitian ini menggunakan strategi dokumentasi karena banyak dibutuhkan
dokumentasi dari subjek yang diteliti seperti data tentang sejarah berdirinya SD
IT Yabis Bontang, daftar siswa, tenaga pengajar, data keadaan guru dan siswa,
sarana dan prasarana serta struktur organisasi di sekolah.
4. Wawancara
Wawacara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban responden dicatat
atau direkam. Pengambilan data wawancara dilakukan secara langsung dengan
narasumber mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan proses
31
pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk memperoleh Card Sort sebagai
media pembelajaran meningkatkan ketuntasan hasil belajar PAI. Wawancara ini
dilakukan dengan melibatkan pewawancara dengan hasil diwawancarai
(responden) secara berhadapan pada waktu yang sama.
5. Indikator Kenerja
a. Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD IT Yabis
Bontang yang berjumlah 37 orang.
1) Data hasil belajar 60
2) Rencana pembelajaran
3) Hasil observasi pelaksanan KBM.
b. Cara Pengambilan Data Adapun cara pengambilan data antara lain sebagai
berikut:
1) Data hasil belajar siwa diperoleh melalui hasil evaluasi dengan
mengunakan tes telah disiapakan.
2) Data tentang kualitas pembelajaran guru di kelas diperoleh dari hasil
obseravsi (pengamatan melalui angket yang telah disediakan).
3) Data tentang kualiatas motivasi siswa diperoleh dari hasil observasi dari
angket yang telah disediakan.
c. Indikator keberhasilan dalam penilaian ini apabila memenuhi karakteristik
atau ciri-ciri berikut :
1) Siswa mudah memahami materi yang disampaikan.
2) Prestasi yang diperoleh oleh siswa dalam dua kali siklus semakin
meningkat melalui tes yang diberikan.
3) Nilai rata-rata diatas 70
4) Prosedur Tindakan Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian
tindakan kelas (PTK44) yang direncanakan dua siklus. Setiap siklus pada
penelitian tindakan terdiri dari empat tahap, yaitu:
a) Perencanaan
b) Pelaksanan
32
c) Observasi atau Pengamatan
d) Refleksi.
44Arikunto Dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h16. 61 Bagian 3.
9 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas Siklus I: Siklus II: Keempat
tahap dalam penelitian tindakan kelas adalah unsur membentuk sebuah
siklus yaitu satu putaran kegiatan berurutan yang kembali kelangkah semula
dan dilaksanakan dalam dua siklus.
1) Siklus I
a) Tahap prencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap prencanaan adalah
sebagai berikut:
 Meminta surat izin Kepala sekolah Tentang penelitian tindakan kelas
(PTK) yang akan dilaksanakan.
 Menyusun rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooparatif berbantuan
Infokus/carton. Perencanaan Pelaksanaan Refkeksi Pengamatan
Perencanaaan Pelaksanaan Pengamatan Hasil Refleksi 62
 Merancang lempar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk
melihat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.
 Membuat lembar diskusi siswa.
 Membuat kisi-kisi soal.
 Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada waktu kegiatan
mengajar.
 Membuat kelompok kecil pada siswa setiap kelompok terdiri dari 5- 6
orang siswa.
 Mempersiapkan materi pembelajaran.
33
 Menyusun format penilaian perkembangan siswa.
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan (action)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan rencana
dan skenario pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti serta
mengadakan evaluasi di akhir pertemuan dengan menggunakan tes siklus.
c) Tahap Pengamatan (observasi)
Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti untuk
mengamati proses belajar mengajar dengan berpedoman kepada lembar
observasi.
d) Tahap Refleksi (reflection)
Refleksi dilakukan dengan menganalisa hasil dari tindakan seberapa
jauh tingkat perubahan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
Setelah dilakukan refleksi maka disusun rencana berdasarkan hasil
pengamatan selama pelaksanaan tindakan yang terjadi pada siklus I untuk
dilaksanakan pada siklus berikutnya begitu seterusnya pada setiap siklus.
Hingga tindakan dilaksanakan mencapai hasil maksimal.
2) Siklus II
Siklus II dirancang dengan tahap-tahap yang sama dengan siklus I.
Namun, Siklus II dilakukan untuk memperbaiki kekurangan pada Siklus
I.
a) Perencanaan (planning)
 Menyusun rencana rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif berbentuk infokus atau
karton.
 Merancang lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk
melihat aktifitas guru dansiswa dalam proses pembelajaran.
 Membuat lembar diskusi siswa.
 Membuat kisi-kisi soal.
34
 Membuat soal tes akhir siklus II.
 Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada waktu kegiatan
belajar mengajar.
 Membuat kelompok kecil pada siswa, setiap kelompok terdiri dari 5- 8
orang siswa.
 Mempersiapkan materi pembelajaran.
b) Tahap pelaksanaan (action)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan rencana
dan skenario pembelajaran yang telah direncanakan oleh peneliti serta
mengadakan evaluasi di akhir pertemuan dengan menggunakan tes siklus.
c) Pengamatan (observasi)
Pada tahap kegiatan ini observasi dilakukan oleh peneliti untuk
mengamati proses belajar mengajar dengan berpedoman pada lembar
observasi.
d) Tahap Refleksi Siklus II (reflection)
Tahap refleksi pada siklus II dilakukan pada hasil observasi terhadap
seluruh kegiatan pembelajaran pada siklus ke I. Refleksi dilakukan
dengan menganalisi hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan siswa
sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Setelah dilakukan refleksi maka
disusun rencana berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan
tindakan yang terjadi pada siklus I untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya begitupun seterusnya pada setiap siklus. Hingga tindakan
dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal. Pada tahap refleksi siklus
II yang dilakukaan yaitu; menganalisis data akhir dan instrumen
pengumpulan data dan format penilaian dan menilai hasil akhir
kemampuan siswa kelas V dalam mempelajari PAI melalui metode card
sort.
35
E. Teknik Analisis data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution
menyatakan “Analisis telah telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah,sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama
proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Moelong mengatakan
bahwa proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.46 Sesuai
dengan pendapat Miles, M.B & Huberman tentang hal-hal apa yang terdapat analisis,
maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan
data yang terkumpul dianalisis dengan analisis data model alir (flow model) yang
meliputi 3 hal yaitu:
1. mereduksi data,
2. menyajikan data
3. menarik kesimpulan.
Agar lebih mudah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran
Mulyasa mengatakan : pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi
proses apabila seluruh siswa setidak-tidaknya sebagian besar 75% peserta didik
terlibat secara aktif, baik fisik mental maupun sosial dalam proses pembelajaran,
disamping itu menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar dan
rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, ( Bandung :Alfabeta, 2008), hal. 245 Lexy J.Moelong, Metode Penelitian
Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal.247 Miles, M.B &
Huberman, Analisis data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjejep Rohendi Rohidi. (
Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), hal.15 dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada siswa seluruhnya atau setidak-
tidaknya 75%.
36
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Hasil tes dan transkip hasil wawancara
tentang pekerjaan siswa pada tes yang diberikan, serta catatan observasi
dimungkinkan masih belum dapat memberikan informasi yang jelas. Untuk
memperoleh informasi yang jelas maka dilakukan reduksi data. “Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
diperlukan.”49
2. Menyajikan Data
Setelah mereduksi, maka selanjutnya adalah menyajikan data. “Penyajian
data dilakukan dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi
yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan
kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang
sudah terorganisir ini kemudian dideskrepsikan guna memperoleh bentuk nyata
dari responden, sehingga lebih mudah 48Mulyasa, Kurikulum Berbasis
Kompetensi, …hal. 101 49Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif…,hal.247
67 dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang
dilakukan.”50
3. Penarikan Kesimpulan
Menurut Miles,M.B & Huberman penarikan kesimpulan adalah memberikan
kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup
pencarian makna data serta member penjelasan. Verifikasi tersebut merupakan
validitas dari data yang disimpulkan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi,
yaitu menguji kebenaran, kekokohan,dan kecocokan, makna-makna yang
muncul dari data yang telah direduksi dan disajikan di atas. Kriteria
keberhasilan tindakan ini akan dilihat dari:
37
a. indikator proses
b. indikator hasil belajar.
Indikator proses yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan
belajar siswa terhadap materi mencapai 75% (berkriteria cukup). Rumus yang
digunakan sama dengan cara memperoleh nilai taraf keberhasilan pada
observasi. P = ∑ ℎ ∑ × 100% Keterangan P= Tingkat kerhasilan Untuk melalui
tingkat keberhasilan siswa dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
di gunakan lima kategori yaitu dapat dilihat: 50Sukardi, Metodologi Penelitian
Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Yogyakarta : Bumi Aksara, 2003) hal.
86 51Miles, M.B & Huberman, Analisis Data…..,hal.19 Taraf keberhasilan
tindakan: Tabel 4,0 Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan Tingkat Keberhasilan
Nilai Huruf Bobot Predikat
90– 100 % Sangat Baik A
80– 89 % Baik B
79 – 70 % Cukup C
46 – 69 % kurang D
≤ 45 % Kurang Sekali E
Sebagaimana yang dikatakan Mulyasa bahwa: 1) Kualitas pembelajaran
dapat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran di
ketahui berhasil dan berkualitatas apabila seluruhnya atau setidak tidaknya
sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik secara fisik,
mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran disamping menunjukkan
kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya
pada diri sendiri. Rumusnya adalah sebagai berikut : X100 N R x Keterangan :
x : Nilai rata-rata ∑ : Jumlah siswa semua nilai siswa N : jumlah siswa yang
mengkuti tes . Indikator hasil belajar dari penelitian ini adalah jika 75 % dari
siswa telah mencapai nilai KKM minimal 70. Mulyasa, Kurikulum Berbasis
Kompetensi, hal.101
38
Bambang, Sutejo, KTSP Strategis Analisis PTK, (Surabaya: Unesa
University Press), hal.199 Hal ini didasarkan pada kelompok atau kelas yang
dikatakan berhasil (mencapai ketuntasan), jika paling sedikit 75 % dari jumlah
siswa dalam kelompok/kelas itu telah memenuhi kriteria ketuntasan
perseorangan. Sedangkan pengambilan nilai KKM minimal 70 adalah hasil
diskusi dengan guru kelas V SD IT Yabis Bontang dan teman sejawat
berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan batas nilai minimal yang digunakan
di sekolah yang bersangkutan.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi wilayah penelitian
1. Riwayat Sejarah singkat SD IT Yabis Bontang
SD IT Yabis Bontang Bermula dari penggagas para pioneer Yabis yang ingin
berkarya mengembangkan Islam di Bontang, maka benarlah janji Allah SWT
bahwa niat yang benar-benar ikhlas karena Allah pasti akan mendapatkan jalan
yang mudah. Maka pioneer Yabis tersebut dipertemukan dengan Bapak Ir. H.
Mahfud yang dengan sukarela mewakafkan tanahnya seluas 1.4 Hektar untuk
dapat digunakan membangun fasilitas dan mengembangkan Islam di Bontang,
yang saat ini diberi nama Yayasan Yabis dan di dalamnya meliputi unit unit
pendidikan diantaranya adalah SD IT Yabis.
SD IT Yabis di dirikan dengan Ceremonial Peletakan Batu Pertama SD IT
Yabis 1 Muharram 1409 H dengan Lokasi Bangunan di Jalan Brigjend Katamso
No. 40 Kel. Belimbing Kec. Bontang Barat sampai sekarang.
Sedangkan kegiatan Operasional (Kegiatan Belajar dan Mengajar) SD IT
Yabis pada tanggal 17 Juli 1989 dengan Surat Ijin Pendirian Sekolah No.
1427/I.26.2a/Ie/1989 pada tangal 1 Juni 1990 dengan status Akreditas
DISAMAKAN sejak 24 Maret 1997.
Kepala sekolahnya sudah beberapa kali pergantian, Pada masa wilayah Kota
Bontang kepala sekolahnya adalah:
a. Hj. Nur Akhadiyah, BA
b. Dra, Syarifah
c. Drs, Pardiyanto
d. Drs, Ahmad Maslik
e. Sayuti, S.Pd
f. Moh Fauzi, M.Pd
g. Syahnan, S.Pd.I
40
2. Tenaga pengajar
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SD IT Yabis Bontang ini,
didukung oleh 80 tenaga (guru), kemudian untuk lebih rinci dapat dilihat pada
lampiran.
3. Keadaan Sekolah
Siswa yang ada di SD IT Yabis Bontang mayoritas adalah masyarakat yang
ada di luar lingkungan sekolah. Hal ini tidak terlepas dari komitmen awal
berdirinya SD IT Yabis Bontang ini, untuk memberikan kesempatan kepada
anak-anak usia tingkat SD. Pada tahun ajaran 2022/2023 jumlah siswa SD IT
Yabis Bontang sebanyak 893 orang, terdiri 430 orang laki-laki dan 463 orang
perempuan, untuk kelas lebih rincinya dapat dilihat pada lampiran.
4. Visi dan Misi SD IT Yabis Bontang
a. Visi:
Terwujudnya siswa yang berakhlak mulia dan berprestasi maksimal serta
peduli lingkungan.
b. Misi:
1) Menyediakan fasilitas pendidikan yang berkualitas.
2) Mengembangkan kegiatan dakwah melalui pendidikan.
3) Membiasakan siswa peduli dan aktif dalam kegiatan sosial dan
lingkungan sekolah.
4) Membiasakan siswa beribadah secara benar dan istiqomah.
5) Membiasakan siswa bersikap santun dalam bertutur kata dan berperilaku.
6) Memfasilitasi terwujudnya siswa yang berakhlak mulia dan berprestasi.
Bekerjasama mewujudkan sekolah yang hijau, nyaman, dan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
B. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada sementer ganjil tahun ajaran
2022/2023. Penelitian ini dilakukan pada kelas VE di SD IT Yabis dengan jumlah
41
siswa sebanyak 30 orang. Yang terdiri 14 laki-laki dan 16 perempuan.
Jenis ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini peneliti dan
guru berkolaborator dalam menjalankan proses belajar mengajar dikelas. Peneliti
dalam penelitian ini menjadi observer aktif, yaitu telah bertindak sebagai pengamat
dan juga menjalankan tindakan yang telah direncanakan. Penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana satu siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.
Siklus satu sampai dua dilakukan bulan September hingga November tahun 2022.
Pendekatan pada penelitian tindakan kelas ini meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap pra siklus ini hasil belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VE SD IT
Yabis Bontang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabel dan grafik hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Agama Islam pra siklus dibawah ini:
1. Deskripsi Awal Sebelum Siklus (Pra Siklus)
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan
metode Card Sort (Menyortir kartu) dikelas V SD IT Yabis Bontang tahun
ajaran 2022/2023. Berdasarkan observasi yang dilakukan diketahui bahwa
ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung siswa banyak tidak
mengikuti kegiatan belajar dengan serius, ada yang keluar masuk kelas,
kebanyakan siswa mengantuk tidak fokus dan melakukan aktivitas sendiri yang
tidak berhubungan dengan kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan, karena masih banyak siswa hasil belajarnya masih
dibawah rata-rata atau sangat rendah. Dalam hal ini terdapat indikasi
rendahnya hasil belajar siswa, salah satunya karena dalam proses belajar
mengajar guru menggunakan metode konvensional dimana siswa masih
diajarkan melalui metode ceramah dan dikte. Siswa kurang dilibatkan dalam
proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa tidak
mengalami peningkatan khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan permasalah-permasalahan yang ada maka direncanakan suatu
42
tindakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran agar lebih efektif sehingga
ada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran Card Sort dalam proses pembelajaran. Dalam pra siklus terdapat
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan beberapa hal yang digunakan
selama proses belajar berlangsung. Adapun yang disiapkan adalah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kegiatan
pembelajaran pendekatan yang meliputi langkah pembelajaran mulai dari
tahap pendahuluan, kegiatan awal inti dan penutup. Pendahuluan yakni
proses dimana guru memberikan pengantar awal sebelum proses belajar
mengajar dimulai. Kegiatan awal inti yakni suatu tahapan dimana
seseorang guru menyampaikan, menjelaskan, dan memberikan
pemahaman kepada peserta dididk tentang materi pembelajaran yang
sedang berlangsung.Penutup yakni suatu tahap dimana seseorang guru
memberikan kesimpulan tentang pembelajaran dan memberikan evaluasi
berupa tes kepada siswa.
2) Menyiapkan materi yang akan disampaikan.
3) Mempersiapkan instrumen observasi aktivitas guru.
4) Mempersiapkan instrumen observasi aktivitas peserta didik.
5) Mempersiapkan media pembelajaran
6) Mempersiapkan alat evaluasi (tes) yaitu berupa tes yang dilakukan setiap
akhir tindakan tiap siklus. Bentuk alat evaluasi pembelajaran ini yaitu
soal tes yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 buah soal.
b. Tahap Pelaksanaan/Tindakan (Action)
Pada tahap pra siklus yang dilaksanakan pada hari senin 02 September
2022. Hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa
kelas VE SD IT Yabis Bontang masih sangat rendah. Proses pembelajaran
dalam pra siklus ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
43
1) Kegiatan awal
Pembelajaran diawali mengucapkan salam guru mengelola kelas
(mengecek kesiapan, absensi, tempat duduk, dan perlengkapan lainnya),
guru mengarahkan siswa untuk membaca doa bersama, guru melakukan
apersepsi, guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
2) Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi pembelajaran, selanjutnya guru menjelaskan
tentang hal-hal yang masih di anggap perlu agar siswa mendapat
pemahaman yang utuh. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat
mengambil hikmahnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
siswa mengerjakan tes formatif dari guru sebagai evaluasi.
3) Kegiatan penutup
Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dan memberikan
kesempatan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang belum
dipahami, guru memberikan pujian dan motivasi kepada siswa yang aktif
dalam proses pembelajaran dan guru menutup pembelajaran dengan
salam.
4) Data hasil tes kegiatan awal (pra siklus)
Setelah diuji instrumen kegiatan awal (pra siklus) setelah proses
pembelajaran dengan tidak menggunakan metode Card Sort belum
mencapai hasil yang memuaskan. Dilihat dari presentase ketuntasanyang
diperoleh pada pra siklus yakni sebesar 32,43% dengan nilai rata- rata 50
dari 37 siswa yang mengikuti tes. Maka hasil yang diperoleh belum
mencapai hasil yang diharapkan karena presentase ketuntasan hasil
belajar secara klasikal dikatakan berhasil apabila target mencapai 75%
dari jumlah siswa dalam kelas memenuhi kreteria ketuntasan belajar.
Hal ini dapat dilihat dari tabel perhitungan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pra siklus di bawah ini:
44
Tabel 4. 1
Perhitungan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan (Pra Siklus)
No Nama Siswa VE (pra
siklus)
KKM Nilai
(x)
Keterangan
Tuntas Belum Tuntas
1 Aisha Al Syakirah 70 70 
2 Aisyah Rheanna Mufi 70 20 
3 Alicia Rahma Paramita 70 30 
4 Arera Dian Klaudiah 70 70 
5 Ariq ulwah 70 30 
6 Athiqah Khalishah 70 40 
7 Azzam Shidqi 70 20 
8 Baiq Rabiatul 70 60  
9 Ervinda Oktavia 70 50 
10 Fathia Azalia Rekaputri 70 30 
11 Fayyad muazzam 70 70 
12 Ghaisan Ahlan Bashar 70 50 
13 Haical Nur Ramadhani 70 30 
14 Izz Hamizan Nur Isnan 70 70 
15 Kaiyisah Yumna Zahra 70 30 
16 Khoirul Aria Saputra 70 50 
17 Mazaya Habibah
Azzahra
70 70 
18 Muhammad an’im
Basyir
70 40 
19 Muhammad Dzaki A. 70 30 
20 Muhammad fariz Al H. 70 70 
21 Muhammad Irfan A. 70 30 
45
22 Muhammad Ithar
Firdaus
70 50 
23 Najia Mahira Rifai 70 70 
24 Qhanaya yumna
Shalihah
70 60 
25 Qiano Yudistyra Hadi T. 70 50 
26 Raffandi aulia
Firmansyah
70 40 
27 Syifa Nur Fadhilah 70 70 
28 ShyifaNadya
Syaripuddin
70 30 
29 Windhi Airishana Ismail 70 70 
30 Zavaro khairrazky N. 70 60 
Jumlah 1460
Rata-rata kelas 48,6
Jumlah yang tuntas 9
Jumlah yang belum tuntas 21
Tabel 4. 2
Ketuntasan hasil belajar siswa Pra Siklus
No Skor (X) Kategori
1 10-45 Sangat rendah
2 46-69 Rendah
3 70-79 Cukup
4 80-89 Baik
5 90-100 Sangat baik
Dari hasil belajar siswa sebelum tindakan (pra siklus) yaitu tertinggi
46
70 dari nilai terendah 9. Siswa yang belum mencapai ketuntasan dengan
nilai <70 sebanyak 21 orang dan siswa yang mencapai nilai ketuntasan
belajar dengan nilai ≥70 sebanyak 9 orang. Jika dihitung berdasarkan
persentase ketuntasan belajar maka hanya 32,43% siswa yang tuntas
dengan kategori sangat rendah. Berdasarkan prestasi atau hasil belajar
Pendidikan Agama Islam diatas, maka dapat dihitung nilai rata-rata
presentase ketuntasan belajar siswa yaitu:
a) Nilai rata-rata siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
X= ∑
∑
Keterangan:
X = nilai rata-rata siswa
= Jumlah total nilai siswa
= Jumlah total siswa yang dinilai
Diketahui:
= 1460
= 30
X =
X = 48,6
b) Persentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus
sebagaiberikut:
P =
∑
× 100%
∑
Keterangan:
P = Persentase Ketuntasan Belajar Siswa
∑ = Jumlah Siswa yang memperoleh nilai ≥70
∑ = JumlahSeluruh SiswaDiketahui:
47
P = 9
P = 30
P = × 100
P = 32,43%
Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa
pada pra siklus adalah 50 dan persentase ketuntasan belajar siswa pada pra
siklus adalah 32,43%, selanjutnya nilai hasil tes pra siklus di atas dapat
diklasifikasikan pada tabel berikut:
Tabel 4. 3
Persentase Nilai Siswa Sebelum Tindakan (Pra Siklus)
Keterangan Jumlah Siswa Presentase (F/N) X 100%)
Tuntas 9 32,43%
Tidak Tuntas 21 67,57%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas maka klasifikasi hasil belajar siswa pada pra
siklus, siswa yang mendapat nilai ≥70 yaitu 9 orang dengan presentase
32,43%dan siswa yang mendapat nilai <70 adalah sebanyak 21 orang
dengan presentase 67,57%. Hal ini menujukkan hasil belajar siswa pada
kegiatan awal (pra siklus) dengan tidak menggunakan metode pembelajaran
Card Sort belum mencapai hasil yang memuaskan yaitu kategori sangat
rendah.Untuk itu penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus I untuk
meningkatkan prestasi belajar berdasarkan target yang ingin dicapai.
c. Tahap Pengamatan (Observasi)
Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti untuk
mengamati proses belajar mengajar dengan berpedoman kepada lembar
observasi. Dari hasil observasi guru dan siswa saat pembelajaran, peneliti
48
menemukan masih ada beberapa aspek yang belum terlaksana denganbaik.
Berikut rinciannya adalah:
1) Hasil observasi guru pada pra siklus
Berdasarkan pengumpulan data dari pengamatan yang dilakukan
terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran maka dapat diperoleh
hasil yang terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 4
Hasil Lembar Observasi Guru Pada Pra Siklus
No Aspek yang Diamati Kreteria Penilaian
1 2 3 4 5
1 Guru melakukan apersepsi 
2 Guru memberikan motivasi 
3 Guru menjelaskan tujuan
yang akan dicapai

4 Guru menjelaskan tentang
materi pembelajaran

5 Guru mengelompokkan siswa 
6 Guru mengontrol kesiapan
diskusi

7 Guru mengamati kesiapan
diskusi

8 Guru mengontrol jalannya
diskusi

9 Guru memberikan
kesempatan untuk bertanya

10 Guru melaksanakan diskusi
kelas

49
11 Guru menyimpulkan dari
hasil materi pembelajaran

JUMLAH 34
RATA-RATA 3,09
Keterangan:
1= Kurang Sekali
2= Kurang
3= Cukup
4= Baik
5= Sangat Baik
Berdasarkan hasil pengamatan lembar observasi aktifitas guru diatas
dapat dihitung rata-rata aktivitas guru dengan rumus dibawah ini:
Rata-rata =
Diketahui:
Jumlah skor : 34
Jumlah observasi : 11
Jawaban :
Rata-rata = =3,09
Berdasarkan jumlah skor dari hasil observasi pada guru yang
diperoleh dari pra siklus yaitu 34 dengan nilai rata-rata 3,09. Hal ini
menujukkan aktifitas guru selama proses pembelajaranpada kegiatan
awal (pra siklus) dengan tidak menggunakan metode pembelajaran Card
Sort belum mencapai hasil yang memuaskan yaitu dalam kategori cukup.
2) Hasil observasi siswa pada pra siklus
Berdasarkan pengumpulan data dari pengamatan yang dilakukan
terhadapat aktivitas siswa selama proses belajarberlangsung diperoleh
hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 5
50
Hasil Lembar Observasi Siswa Pada Pra Siklus
No Aspek yang Diamati Kreteria Penilaian
1 2 3 4 5
1 Siswa termotivasi menerima
pelajaran

2 Keseriusan siswa dalam
menyimak tujauan pelajaran
yang disampaikan

3 Siswa berkerjasama dengan
berdasarkan kelompoknya
masing-masing

4 Kemampuan siswa dalam
memahami materi pelajaran

5 Antusias siswa dalam
mengikuti KBM

6 Keaktifan siswa dalam proses
belajar dengan mengunakan
metode Card Sort

7 Kemampuan siswa dalam
menghimpun hasil diskusi

8 Keaktifan dalam diskusi
bertanya

9 Kelancaran siswa dalam
menjawab pertanyaan

10 Masing-masing kelompok
melakukan diskusi kemudian
dapat memahami metode
pembelajaran Card Sort

51
11 Keseriusan siswa menyimak
tujuan pelajaran yang
disampaikan

JUMLAH 33
RATA-RATA 3
Keterangan:
1 =Kurang Sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Berdasarkan hasil pengamatan lembar observasi aktifitas siswa
diatas dapat dihitung rata-rata aktivitas siswa dengan rumus dibawah ini:
X=
Keterangan:
X = Rata-rata
∑X = Jumlah skor
N = Jumlah observasiDiketahui:
∑ = 33
∑ N = 11
X =
X = 3
Berdasarkan jumlah skor dari hasil observasi pada siswa yang
diperoleh dari pra siklus yaitu 33 dengan nilai rata-rata 3. Hal ini
menujukkan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran pada
kegiatan awal (pra siklus) dengan tidak menggunakan metode
∑
52
pembelajaran Card Sortbelum mencapai hasil yang memuaskan yaitu
dalam kategori cukup.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tindakan pada pra siklus, ada beberapa aspek yang
belum terlaksana dengan baik dan perlu perbaikan pada siklus I yaitu:
Tabel 4. 6
Refleksi Pembelajaran Pada Pra Siklus
No Permasalahan Saran perbaikan
1 Siswa kurang memahami
materi pembelajaran
Guru diharapkan menjelaskan
secara rinci tentang materi
pembelajaran
2 Penyediaan waktu dalam
pembelajaran ini terlalu sedikit
dan kurang efektif
Guru harus menggunakan waktu
secara disiplin
3 Siswa kurang fokus pada
materi pembelajaran dan
melakukan aktifitas lain selama
proses belajar mengajar
berlangsung
Guru harus kreatif dalam
penyampaian materi pembelajaran
sehingga siswa lebih fokus pada
materi pembelajaran dan guru harus
lebih memperhatikan para siswa
4 Tidak semua siswa aktif,
mereka masih terlihat ragu
mengemukakan nilai dan
alasan yang mereka miliki
Guru harus aktif merangsang dan
memotifasi serta memberikan
keyakinan sehingga siswa menjadi
aktif dan kreatif
5 Kurang tertibnya kondisi kelas
pada saat proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung
Guru harus memperhatikan siswa
yang kurang disiplin dan harus
menguasai ruangan kelas pada saat
proses belajar
2. Siklus I
53
Kegiatan awal dari siklus I ini dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan pada pra siklus yang menunjukkan beberapa kendala yang
dihadapi dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan observasi yang dilakukan
diketahui bahwa ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung siswa
banyak tidak mengikuti kegiatan belajar dengan serius, ada yang keluar masuk
kelas, kebanyakan siswa mengantuk tidak fokus dan melakukan aktivitas sendiri
yang tidak berhubungan dengan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan permasalah-permasalahan yang ada maka direncanakan suatu
tindakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran agar lebih efektif sehingga
ada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran
Card Sort dalam proses pembelajaran. Dalam siklus I terdapat tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan beberapahal yang digunakan
selama proses belajar berlangsung. Adapun yang disiapkan adalah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kegiatan
pembelajaran pendekatan yang meliputi langkah pembelajaran mulai
dari tahap pendahuluan, kegiatan awal inti dan penutup. Pendahuluan
yakni proses dimana guru memberikan pengantar awal sebelum proses
belajar mengajar dimulai.Kegiatan awal inti yakni suatu tahapan
dimana seseorang guru menyampaikan, menjelaskan, dan memberikan
pemahaman kepada peserta dididk tentang materi pembelajaran yang
sedang berlangsung.Penutup yakni suatu tahap dimana seseorang guru
memberikan kesimpulan tentang pembelajaran dan memberikan
evaluasi berupa tes kepada siswa.
1. Menyiapkan materi yang akan disampaikan yaitu materi surah AT-
Tiin.
2. Mempersiapkan instrumen observasi aktivitas guru.
3. Mempersiapkan instrumen observasi aktivitas peserta didik.
54
4. Mempersiapkan media pembelajaran. media yang akan digunakan
yaitu media Card Sort (menyortir kartu), dimana seorang guru
menyiapkan kartu sortir dari kertas karton yang berisi materi dan
didalam kartu tersebut terdapat kartu induk dan kartu rincian yang
disiapkan sesuai SK/KD.
5. Mempersiapkan alat evaluasi (tes) yaitu berupa tes yang dilakukan
setiap akhir tindakan tiap siklus. Bentuk alat evaluasi pembelajaran
ini yaitu soal tes yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 buah
soal.
b. Tahap Pelaksanaan/Tindakan (Action)
Dalam tahap ini peneliti dan kolabolator melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode Card Sort. Proses pembelajaran dalam siklus I ini
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
Pembelajaran diawali mengucapkan salam guru mengelola kelas (
mengecek kesiapan, absensi, tempat duduk, dan perlengkapan
lainnya), guru mengarahkan siswa untuk membaca doa bersama, guru
melakukan apersepsi, guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, guru membagi kelas dalam beberapa
kelompok (tiap kelompok 5-6 siswa), guru menjelaskan tentang
prosedur kerja kelompok dengan metode Card Sort.
2) Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi pembelajaran, sebelumnya siswa diberi
tugas dengan memberikan kartu kepada siswa secara acak dengan
kategori yang sama, setelah itu siswa diminta untuk mencari teman
dengan berpasangan untuk menjelaskan di depan kelas setelah
menemukan kartu dengan kategori yang sama.
Pada awal pertemuan siswa A memulai dengan membacakan
pertanyaan pertama dan di jawab oleh siswa B. Setelah siswa selesai
55
menjelaskan kartu tersebut selanjutnya guru menjelaskan tentang hal-
hal yang masih di anggap perlu agar siswa mendapat pemahaman yang
utuh. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat mengambil
hikmahnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
siswamengerjakan tes formatif dari guru sebagai evaluasi.
3) Kegiatan penutup
Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dan memberikan
kesesmpatan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang belum
dipahami, guru memberikan pujian dan motivasi kepada siswa yang
aktif dalam proses pembelajaran dan guru menutup pembelajaran
dengan salam.
4) Data hasil tes siklus I
Setelah diuji instrumen siklus I setelah proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Card Sort sudah mengalami peningkatan dari
pra siklus. Dilihat dari presentase ketuntasan yang diperoleh pada
siklus I yakni sebesar 70,27% dengan nilai rata-rata 68,91 dari 30
siswa yang mengikuti tes. Maka hasil yang diperoleh belum mencapai
hasil yang diharapkan. Karena presentase ketuntasan hasil belajar
secara klasikal dikatakan berhasil apabila target mencapai 75% dari
jumlah siswa dalam kelas memenuhi kreteria ketuntasan belajar. Hal
ini dapat dilihat dari tabel perhitungan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam pra siklus di bawah ini.
Setelah diuji instrumen siklus I terdapat proses pembelajaran
dengan menggunakan metode Card Sort maka ditemukan adanya
peningkatan kemampuan sebelum dilaksanakan tindakan. Hasil belajar
tentang cita-citaku menjadi anak sholih pada siklus I dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
56
Tabel 4. 7
Perhitungan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
No Nama Siswa VE
(Siklus I)
KK
M
Nilai
(x)
Keterangan
Tuntas Belum Tuntas
1 Aisha Al Syakirah 70 70 
2 Aisyah Rheanna Mufi 70 70 
3 Alicia Rahma Paramita 70 60 
4 Arera Dian Klaudiah 70 70 
5 Ariq ulwah 70 70 
6 Athiqah Khalishah 70 60 
7 Azzam Shidqi 70 50 
8 Baiq Rabiatul 70 80 
9 Ervinda Oktavia 70 80 
10 Fathia Azalia Rekaputri 70 60 
11 Fayyad muazzam 70 80 
12 Ghaisan Ahlan Bashar 70 70 
13 Haical Nur Ramadhani 70 70 
14 Izz Hamizan Nur Isnan 70 80 
15 Kaiyisah Yumna Zahra 70 60 
16 Khoirul Aria Saputra 70 60 
17 Mazaya Habibah Azzahra 70 70 
18 Muhammad an’im Basyir 70 60 
19 Muhammad Dzaki A. 70 90 
20 Muhammad fariz Al H. 70 70 
21 Muhammad Irfan A. 70 80 
22 Muhammad Ithar Firdaus 70 70 
23 Najia Mahira Rifai 70 80 
24 Qhanaya yumna Shalihah 70 80 
57
25 Qiano Yudistyra Hadi T. 70 70 
26 Raffandi aulia Firmansyah 70 70 
27 Syifa Nur Fadhilah 70 70 
28 ShyifaNadya Syaripuddin 70 60 
29 Windhi Airishana Ismail 70 70 
30 Zavaro khairrazky N. 70 70 
Jumlah 2100
Rata-rata 70
Siswa yang tuntas 22
Siswa yang belum tuntas 8
Tabel 4. 8
Ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I
No Skor (X) Kategori
1 10-45 Sangat rendah
2 46-69 Rendah
3 70-79 Cukup
4 80-89 Baik
5 90-100 Sangat baik
Dari hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I nilai rata-rata yaitu
70%. Dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 90. Diantaranya 7 orang
siswa yang belum mencapai ketuntasan dan 23 orang siswa yang
mencapai nilai ketuntasan belajar. Jika dihitung berdasarkan persentase
ketuntasan belajar maka siswa yang tuntas sebesar 70,27%. Sudah terjadi
peningkatan dari pra siklus tetapi belum mencapai target kentuntasan
sebesar 75% dariseluruh total siswa.
58
a) Nilai rata-rata siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
X= ∑
∑
Keterangan:
X = nilai rata-rata siswa
∑ = Jumlah total nilai siswa
∑N = Jumlah total siswa yang dinilai
Diketahui:
∑ x = 21000
∑ N = 30
X =
X = 70
b) Persentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus
sebagai berikut:
P= × 100%
Keterangan:
P = Persentase Ketuntasan Belajar Siswa
∑ = Jumlah Siswa yang memperoleh nilai ≥70
∑ = Jumlah Seluruh SiswaDiketahui:
P = 26
P = 30
P = × 100
P = 70,27%
Untuk lebih jelasnya, persentase ketuntasan belajar siklus I dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
59
Tabel 4. 9
Persentase Nilai Siswa Pada Siklus I
No Nilai
KKM
Jumlah
Siswa
Presentase
(F/N) X 100%)
Keterangan
1 ≥70 22 70,27% Tuntas
2 <70 8 29,73% Tidak Tuntas
Total 30 100%
Dari data diatas dapat diketahui bahwa penggunaan model Card
Sort dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada siklus I dalam
kategori cukup, sudah ada peningkatan hasil belajar dengan nilai
ketuntasan 70,27% Sudah terjadi peningkatan dari pra siklus tetapi
belum mencapai target kentuntasan sebesar 75% dari seluruh total
siswa. Untuk itu penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus II untuk
meningkatkan prestasi belajar berdasarkan target yang ingin dicapai.
c. Tahap Pengamatan (Observasi)
Berdasarkan pelaksanaaan kegiatan diatas peneliti juga memberi
observasi dan menjelaskan hasil proses pelaksanaan kegiatan. Untuk
mendapatkan hasil dari proses pelaksanaan kegiatan tersebut peneliti
melihat persentase hasil pelaksanaan kegiatan. Dari hasil observasi
guru dan siswa saat pembelajaran, peneliti menemukan masih ada
beberapaaspek yang belum terlaksana dengan baik. Berikut rinciannya
adalah:
1) Hasil observasi guru pada siklus I
Berdasarkan pengumpulan data dari pengamatan yang dilakukan
terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran maka dapat
diperoleh hasil yang terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 10
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL

More Related Content

Similar to JUDUL

Contoh osn guru 2013
Contoh osn guru 2013Contoh osn guru 2013
Contoh osn guru 2013Agus Adibrata
 
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGMateri 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGSPADAIndonesia
 
Karya ilmiah bu sumi 2
Karya ilmiah bu sumi 2Karya ilmiah bu sumi 2
Karya ilmiah bu sumi 2Fahma Bepee
 
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdfekofatwa68
 
PEMBELAJARAN BERHITUNG MEDIA KARTU UNTUK ANAK SD
PEMBELAJARAN BERHITUNG MEDIA KARTU UNTUK ANAK SDPEMBELAJARAN BERHITUNG MEDIA KARTU UNTUK ANAK SD
PEMBELAJARAN BERHITUNG MEDIA KARTU UNTUK ANAK SDfirasyafrina
 
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigi
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigiMeningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigi
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigiOperator Warnet Vast Raha
 
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 4
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 4Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 4
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 4SevtianDimas
 
Teori penelitian tindakan-kelas sd
Teori penelitian tindakan-kelas sdTeori penelitian tindakan-kelas sd
Teori penelitian tindakan-kelas sdeli priyatna laidan
 
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02Smile Honay
 
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdf
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdfmodel-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdf
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdfadybudiman1
 
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaPedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaNesi Anti Andini
 
1.1 Informasi umum - www.ilmuguru.org.docx
1.1 Informasi umum - www.ilmuguru.org.docx1.1 Informasi umum - www.ilmuguru.org.docx
1.1 Informasi umum - www.ilmuguru.org.docxYeniAgustina14
 
Pengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdfPengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdfRamphakThat
 

Similar to JUDUL (20)

01_MGMP-14-2-2019.pptx
01_MGMP-14-2-2019.pptx01_MGMP-14-2-2019.pptx
01_MGMP-14-2-2019.pptx
 
Contoh osn guru 2013
Contoh osn guru 2013Contoh osn guru 2013
Contoh osn guru 2013
 
Pts sumarso
Pts sumarsoPts sumarso
Pts sumarso
 
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGMateri 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
 
137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2
 
137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2
 
Karya ilmiah bu sumi 2
Karya ilmiah bu sumi 2Karya ilmiah bu sumi 2
Karya ilmiah bu sumi 2
 
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf
 
PKP AYU.pdf
PKP AYU.pdfPKP AYU.pdf
PKP AYU.pdf
 
PEMBELAJARAN BERHITUNG MEDIA KARTU UNTUK ANAK SD
PEMBELAJARAN BERHITUNG MEDIA KARTU UNTUK ANAK SDPEMBELAJARAN BERHITUNG MEDIA KARTU UNTUK ANAK SD
PEMBELAJARAN BERHITUNG MEDIA KARTU UNTUK ANAK SD
 
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigi
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigiMeningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigi
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sdn 11 parigi
 
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 4
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 4Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 4
Sevtian Dimas Akhmad Alfaris_054_2020B_makalah review jurnal 4
 
PKP.docx
PKP.docxPKP.docx
PKP.docx
 
Teori penelitian tindakan-kelas sd
Teori penelitian tindakan-kelas sdTeori penelitian tindakan-kelas sd
Teori penelitian tindakan-kelas sd
 
Teori ptk
Teori ptkTeori ptk
Teori ptk
 
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02
 
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdf
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdfmodel-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdf
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdf
 
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaPedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
 
1.1 Informasi umum - www.ilmuguru.org.docx
1.1 Informasi umum - www.ilmuguru.org.docx1.1 Informasi umum - www.ilmuguru.org.docx
1.1 Informasi umum - www.ilmuguru.org.docx
 
Pengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdfPengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdf
 

More from Abimanyuwicaksono2

1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docxAbimanyuwicaksono2
 
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docx
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docxSeni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docx
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docxAbimanyuwicaksono2
 
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docx
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docxUnit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docx
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docxAbimanyuwicaksono2
 
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docx
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docxLANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docx
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docxAbimanyuwicaksono2
 
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docx
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docxALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docx
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docxAbimanyuwicaksono2
 

More from Abimanyuwicaksono2 (14)

proposal smart board.docx
proposal smart board.docxproposal smart board.docx
proposal smart board.docx
 
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
 
LKS PJOK 2023-2024.docx
LKS PJOK 2023-2024.docxLKS PJOK 2023-2024.docx
LKS PJOK 2023-2024.docx
 
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docx
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docxSeni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docx
Seni Rupa_Unit 7 Komik Sederhana_Teori.docx
 
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docx
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docxUnit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docx
Unit_3 Bereksperimen Dengan Tekstur.docx
 
GAMBAR PERSPEKTIF.docx
GAMBAR PERSPEKTIF.docxGAMBAR PERSPEKTIF.docx
GAMBAR PERSPEKTIF.docx
 
DAFTAR-INVENTARIS-KELAS.docx
DAFTAR-INVENTARIS-KELAS.docxDAFTAR-INVENTARIS-KELAS.docx
DAFTAR-INVENTARIS-KELAS.docx
 
ANALISA HASIL ULANGAN.docx
ANALISA HASIL ULANGAN.docxANALISA HASIL ULANGAN.docx
ANALISA HASIL ULANGAN.docx
 
ANALISA HASIL ULANGAN.docx
ANALISA HASIL ULANGAN.docxANALISA HASIL ULANGAN.docx
ANALISA HASIL ULANGAN.docx
 
RESUME KB 4 MODUL 3.docx
RESUME KB 4 MODUL 3.docxRESUME KB 4 MODUL 3.docx
RESUME KB 4 MODUL 3.docx
 
Kumpulan peta konsep.docx
Kumpulan peta konsep.docxKumpulan peta konsep.docx
Kumpulan peta konsep.docx
 
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docx
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docxLANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docx
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK.docx
 
BUKU TAMU KELAS.docx
BUKU TAMU KELAS.docxBUKU TAMU KELAS.docx
BUKU TAMU KELAS.docx
 
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docx
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docxALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docx
ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER BUNYI.docx
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 

JUDUL

  • 1. PROPOSAL PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE “CARD SORT“ DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJARAN PAI SISWA KELAS V SD IT YABIS BONTANG TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023 PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS) OLEH : AHMAD KUSEINI, S. Ag NUPTK. 0557750653200012 DOSEN PENGAMPUH : Dr. MOH. SALEHUDDIN, M.Pd. MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI GURU TAHAP 3 LPTK UINSI SAMARINDAA TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023
  • 2. ii HALAMAN PENGESAHAN Judul Penelitian : PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE “CARD SORT” DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS V SD IT YABIS BONTANG TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023 Nama Peneliti : AHMAD KUSEINI, S. Ag NUPTK : 0557750653200012 Pangkat : Guru Bidang ( PAI / BP) Tempat Penelitian : SD IT YABIS BONTANG Tahun Penelitian : 2021 / 2022 Bontang, ......... November 2022 Kepala Sekolah SD IT Yabis SYAHNAN, S.Pd.I NUKS. 13023L0011663121005996 Guru PAI AHMAD KUSEINI, S.Ag NPK. 1007361
  • 3. iii ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, menyajikan unsusr-unsur dalam penelitian yang meliputi permasalahan, tujuan prosedur pelaksanaan penelitian, hasil dan pembahasan, sampai dengan kesimpulan dan saran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Anak Shalih dengan metode Card Sort, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode Card Sort dan mendiskripsikan hasil yang dicapai dengan menggunakan metode Card Sort berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses pelaksanaan penelitian pola PTK melalui 3 tahapan, meliputi prasiklus, siklus I, dan siklus II. Setiap kegiatan pembelajaran terdiri atas perencanaan, pengamatan, evaluasi dan refleksi.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya Anak Shalih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanan pembelajaran Anak Shalih di kelas V SD IT Yabis dengan metode Card Sort dilakukan dengan berbagai tahap yaitu tahap persiapan atau perencanaan (RPP atau yang telah terkonsep dalam RPP), pelaksanaan (pelaksanaan pembelajaran dengan metode Card Sort lengkap dengan langkah-langkah metode Card Sort) dan evaluasi (melalui tugas dan ujian harian). (2) Kelebihan dan kekurangan metode Card Sort. Kelebihan dari metode Card Sort yaitu membuat peserta didik aktif dalam belajar, metode ini membuat peserrta didik dalam belajar membiasakan untuk bekerja sama, merangsang kemampuan berfikir peserta didik. Sedangkan kekurangan dari metode Card Sort diantaranya kelas sulit dikelola, memerlukan waktu banyak dalam penerapanya, suasana kelas gaduh. (3). Hasil yang dicapai berdasarkan ranah kognitif yaitu kemampuan memahami materi, dilihat dari kemampuan menghafal yang meningkat, niai tugas yang meningkat. Hasil berdasarkan ranah afektif yaitu siswa lebih semangat, senang dan antusias belajar dengan metode Card Sort, peserta didik kedisplinan,melakukan sesuatu sesuai kemampuan dan lain-lain. Berdasarkan ranah psikomotorik yaitu peserta didik dapat mempraktikkan apa yang telah dipelajari dengan benar atau tepat. Saran atas pelaksanaan penelitian ini adalah supaya dalam pene;itian lebih hati-hati dan dapat mengambil hal-hal yang postif, serta memperbaiki hal-hal yang masih dianggap belum sempurna. Kata Kunci : card sort, pembelajaran Anak Shalih
  • 5. v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dapat menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Metode “card Sort” Pembelajaran PAI untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas V SD IT Yabis bontang Tahun 2022-2023” Terwujudnya laporan ini berkat bimbingan, arahan serta bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Yayasan Yabis Bontang yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada peneliti 2. Kepala SD IT Yabis Bontang yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada peneliti 3. Istriku tersayang, Luluk Afidah dan kedua anakku yang sholih, M. Hilmi Tanzil Ghufron, dan M. Fatih Muzakki yang saya banggakan yang selalu memberikan motivasi dan do’anya kepada peneliti. 4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan PTK ini Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka penulis mengharap saran dan kritik demi penyempurnaan penyusunan laporan ini. Semoga penyusunan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis
  • 6. vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………. i HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................ii ABSTRAK...................................................................................................................iii MOTTO .......................................................................................................................iv KATA PENGANTAR ..................................................................................................v DAFTAR ISI................................................................................................................vi DAFTAR TABEL......................................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................................5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................................5 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................................7 A. Hasil Belajar...................................................................................................7 B. Metode Card Sort .........................................................................................10 C. Card Sort Sebagai Strategi dalam Model Pembelajaran Aktif (ActiveLearning) .....................................................................................................21 D. Hipotesis Penelitian......................................................................................27 BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................28 A. Jenis Penelitian.............................................................................................28 B. Lokasi dan Waktu.........................................................................................29 C. Subjek Penelitian..........................................................................................29 D. Teknik Pengumpulan....................................................................................29 E. Teknik Analisis data.....................................................................................35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................39 A. Deskripsi wilayah penelitian ........................................................................39 B. Hasil Penelitian.............................................................................................40 C. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................78 BAB V PENUTUP......................................................................................................84 A. Kesimpulan...................................................................................................84 B. Saran.............................................................................................................84
  • 8. viii DAFTAR TABEL Tabel 4. 1 Perhitungan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan (Pra Siklus)............44 Tabel 4. 2 Ketuntasan hasil belajar siswa Pra Siklus.................................................45 Tabel 4. 3 Persentase Nilai Siswa Sebelum Tindakan (Pra Siklus) ...........................47 Tabel 4. 4 Hasil Lembar Observasi Guru Pada Pra Siklus ........................................48 Tabel 4. 5 Hasil Lembar Observasi Siswa Pada Pra Siklus.......................................49 Tabel 4. 6 Refleksi Pembelajaran Pada Pra Siklus ....................................................52 Tabel 4. 7 Perhitungan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I.........................................56 Tabel 4. 8 Ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I.....................................................57 Tabel 4. 9 Persentase Nilai Siswa Pada Siklus I........................................................59 Tabel 4. 10 Hasil Lembar Observasi Guru pada Siklus I...........................................59 Tabel 4. 11 Hasil Lembar Observasi Siswa Pada Siklus I.........................................61 Tabel 4. 12 Refleksi Pembelajaran Pada Siklus I ......................................................64 Tabel 4. 13 Perhitungan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II .....................................68 Tabel 4. 14 Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan ....................................................69 Tabel 4. 15 Persentase Nilai Siswa Pada Siklus II.....................................................71 Tabel 4. 16 Hasil Lembar Obsevasi Guru Pada Siklus II ..........................................72 Tabel 4. 17 Hasil Lembar Observasi Siswa Pada Siklus II........................................74 Tabel 4. 18 Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pra siklus, Siklus I dan Siklus II .....................................................................................................................................77 Tabel 4. 19 Hasil Aktivitas Guru dalam Setiap Siklus ..............................................80 Tabel 4. 20 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Setiap Siklus ...........................................81 Tabel 4. 21 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Mata PelajaranPendidikan Agama Islam Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ..........................................................82
  • 9. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Islam, baik sebagai system maupun institusinya , merupakan warisan budaya bangsa, yang berurat berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan Islam akan merupakan bagian integral dari Sistem Pendidikan Nasional.( Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan) Tujuan Pendidikan Nasional suatu bangsa menggambarkan manusia yang baik menurut pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu, dan tujuan pendidikan sesuatu bangsa mungkin tidak akan sama dengan bangsa lainnya, karena pandangan hidup mereka biasanya tidak akan sama. Tetapi pada dasarnya pendidikan setiap bengsa tentu sama, yaitu semua menginginkan terwujudnya manusia yang baik yaitu manusia yang sehat, kuat serta mempunyai ketrampilan, pikirannya cerdas serta pandai, dan hatinya berkembang dengan sempurna. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anakanak untuk memimpin perkembanagan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. (Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta; Kalam Mulia, 2004)
  • 10. 2 Dalam firman Allah SWT mengatakan: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. " (QS.An-Nahl/16:78). Pengajaran merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Kritria untuk menetapkan apakah pengajaran itu berhasil atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi ,yakni kriteria ditinjau dari sudut proses pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau produk belajar yang dicapai siswa ( sudjana, 2000 ). Dalam proses belajar mengajar, untuk mengetahui tingkat tercapainya tujuan pembelajaran khusus, harus dicoba melalui tes formatif. Dari tes formatif tersebut kita dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang diberikan. Hal senada juga diungkapkan oleh Nurkancana (1986:4). Bahwa evaluasi berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Jika belum perlu dicari faktor yang menjadi penghambat tercapainya tujuan tersebut dan selanjutnya dicari jalan keluarnya. Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada umumnya perlu pemahaman materi dan banyak yang bersifat hafalan. Hasil akhir evaluasi di tiap-tiap sekolah menunjukkan perolehan nilai rata-rata yang rendah. Kondisi ini hampir semua dialami, di SD IT Yabis Kecamatan Bontang Barat Kota Bontang tahun pelajaran 2022/2023, dari 30 siswa, hanya 13 siswa yang mencapai hasil belajar 75 ke atas, sedangkan 17 siswa memperoleh nilai di bawah 75, Jadi siswa yang memperoleh ketuntasan materi 43% sedangkan siswa yang belum tuntas ada 57%. Untuk meningkatkan penguasaan materi Anak Sholih, peneliti berusaha memaksimalkan penggunaan metode card sort yang divariasi dengan metode pembelajaran yang sesuai dan dengan pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai. Target yang ingin dicapai dari hasil pembelajaran ini adalah siswa dapat
  • 11. 3 memperoleh nilai antara 75-100, sehingga siswa dapat menuntaskan hasil belajar sampai 80%-100%. Berdasarkan fakta di atas penulis dengan dibantu teman sejawat bersama supervisor mengidentifikasi masalah-masalah kelemahan / kekurangan dalam proses pembelajaran. Hasil dari refleksi terungkap hal-hal sebagai berikut : Hasil dari refleksi pada proses pembelajaran di kelas V SD IT Yabis Bontang menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas masih berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Respos siswa terhadap pembelajaran cenderung rendah. Selama proses pembelajaran, partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa bermain- main sendiri saat guru sedang menerangkan pelajaran. Dari hasil belajar ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan karena guru belum menemukan metode yang tepat. Selama ini guru lebih sering menggunakan ceramah untuk sebagai metode mengajar, metode yang digunakan guru kurang bervariasi, guru kurang memberikan contoh yang nyata kepada siswa, bahkan sering menulis di papan tulis untuk memvisualisasikan materi yang diajarkan. Guru hanya memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya. Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran perlu metode yang tidak mengharuskan siswa untuk mengafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep. Menurut Hamalik (2003), pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakuan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja atau bermain. Dengan bekerja atau bermain mereka tidak sadar bahwa mereka memperoleh pengetauan, pemahaman dan aspek- aspek tingkah laku lainnya. Dengan menggunakan metode card sort dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi siswa pada pokok bahasan Anak Sholih dan pemahaman siswa sehingga pembelajaran berlangsung menjadi lebih bermakna.
  • 12. 4 Pembelajaran dengan menggunakan metode card sort mengarah pada strategi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Strategi “Card Sort” adalah kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klarifiksi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang kelelahan dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran.(hisyam Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang telah diberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat sederhana dan siswa mudah dalam mengelompokkan kata yang sama sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran ( Melvin L Silberman : 2002 : 91 ). Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses pembelajaran di SDIT siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Diantaranya ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indra belajar yang banyak, salah satunya dengan menggunakan strategi Card Sort. Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita menyadari bahwa didalam pembelajaran kelas yang kurang produktif dalam pembelajaran sehari-hari kelas selalu diisi dengan ceramah sementara siswa dituntut menerima dan menghafal, maka dengan strategi ini dapat menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa menjadi aktif, bukan hanya pasif. Dalam penelitian ini difokuskan kearah tersebut dengan melakukan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses belajar siswa pada pokok bahasan Anak Shalih. Berdasarkan hasil observasi dengan guru siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu masih menggunakan metode ceramah, penugasan sehingga prestasi belajar siswa selama ini termasuk dalam kategori rendah, masih ada beberapa siswa yang masih mengikuti remidi karena masih kesulitan dalam
  • 13. 5 menghafal atau menguasai konsep hal tersebut dikarenakan banyaknya materi dan hampir semua materi penting. Dari alasan diatas siswa memerlukan suatu startegi khusus dalam mempelajari materi artinya siswa memerlukan cara belajar aktif dan efektif serta tidak berbelit-belit sehingga lebih mudah mengingatnya. Salah satu pembelajaran yang dapat melibatkan kemampuan diri adalah dengan strategi pembelajaran Card sort. Dengan demikian, strategi atau media pembelajaran dengan menggunakan card sort sangat tepat sekali untuk menyelesaikan permasalah guru dalam pembelajaran tentang Anak Shalih, sebab siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023? 2. Bagaimana hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023? 3. Sebesar apakah peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023. b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card sort
  • 14. 6 pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023. c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang Tahun Ajaran 2022/2023. 2. Manfaat Penelitian a. Untuk sekolah : Bagi sekolah, hasil penelitian ini sangat bermanfaat terutama dengan diketahuinya perbandingan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode card sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas lima SD IT Yabis Bontang. Tahun ajaran 2022/2023. Hal ini dapat dijadikan sebagai tindakan preventif untuk mengantisipasi terjadinya penurunan hasil belajar siswa. b. Untuk siswa Dengan penerapan metode card sort dalam pembelajaran siswa akan semakin termotifasi untuk meningkatkan pengetahuan, berani interaksi dengan teman belajar melalui pembelajaran card sort, dan meningkatkan percaya diri siswa dan tentunya hasil belajar siswa. c. Untuk peneliti Bagi guru / Peneliti untuk menambah pengetahuan mengenai berbagai metode pembelajaran yang tepat bagi peningkatan hasil belajar dan memungkinkan guru / peneliti secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
  • 15. 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Hasil Belajar 1. Definisi belajar dan strategi Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang ( Sudjana, 2000). Menurut Winkel dalam Darsono (2000) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Dari kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar secara umum adalah perubahan pada diri orang yang belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al. (2005) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pembelajaran ranah kognitif berkaitan dengan hasil pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup beberapa kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Krathwohl dalam Anni et al. (2005) menyatakan pembelajaran ranah afektif merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran afektif yaitu: penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup. Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
  • 16. 8 kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syarat, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Menurut Elizabeth Simpson dalam Anni et al. (2005) kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas. Beberapa pendapat di atas, mengambarkan bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang ditetapkan. Slameto dalam Harminingsih (2008) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dalam terdiri dari: (1) jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), (2) psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), (3) dan kelelahan. Faktor luar yaitu: (1) keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), (2) sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), (3) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Sekolah merupakan salah satu faktor luar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga guru sebagai anggota sekolah memiliki peran penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, Guru harus memiliki kompetensi dibidangnya, selain itu agar pembelajaran tidak monoton maka guru sebaiknya mampu memvariasikan metode pembelajaran misalkan diskusi
  • 17. 9 inkuiri, praktikum, game dan jigsaw. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi juga dapat mempengaruhi hasil belajar karena siswa merasa senang dalam belajar, motivasi tinggi dan hasil belajarnya dapat maksimal. Sadiman et al. (2007) menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap. Ada 3 aspek atau ranah belajar yang dinilai dalam kegiatan belajar mengajar (Anni et al. 2006) yaitu : a. Ranah kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Beberapa kategori yang mencakup yaitu pengetahuan (knowlegde), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan penilaian (evaluation). b. Ranah afektif Ranah afektif terkait dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori dalam ranah afektif yaitu penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup. c. Ranah psikomotorik Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategori dalam ranah psikomotorik yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided respons), penyesuaian (adaption), dan kreativitas.
  • 18. 10 Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas. Penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk pemberian keputusan terhadap hasil belajar siswa, berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Bentuk penilaian kelas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance), penilaian tes tertulis (paper and pen), dan penilaian sikap. B. Metode Card Sort 1. Strategi Pembelajaran Card Sort a. Definisi dan Deskriptif Strategi Card Sort Sebelum menguraikan tentang metode card sort terlebih dahulu penulis akan memaparkan pengertin metode. Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti jalan, cara, system atau langkah – langkah strategis yang disiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah , efektif dan dapat dicerna dengan baik (A. Haris Hermawan,2009 : 234 ). Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.secara terminology para ahli mendefinisikan bahwa metode adalah sebagai berikut : 1) Hasan langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. 2) Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran (Ramayulis, 2006:184).
  • 19. 11 Dengan demikian metode memiliki posisi penting dalam mencapai tujuan. Metode adalah cara yang paling tepat dan tepat dalam mencapai tujuan dalam ranah apapun termasuk dalam pendidikan pendidikan islam. Strategi “Card Sort” adalah kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klarifiksi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang kelelahan dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran.(Hisyam Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang telahdiberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat sederhana dan Siswa mudah dalam mengelompokkan kata yang sama sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran ( Melvin L Silberman : 2002 : 91 ). Card Sort bisa disebut sortir kartu yaitu pemilahan kartu. Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkankonsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereviewinformasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantumendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan. Langkah-langkah: 1) Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang diberi informasi ataucontoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Seperti karakteristik hadist sahih, nouns, verbs, adverbs, dan preposisi dan bisa juga asmaul husna dan lain-lain. 2) Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan peserta didik menemukannya sendiri. 3) Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan
  • 20. 12 kategori masing-masing di depan kelas. 4) Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan point- point penting terkait materi pelajaran. Catatan: 1) Minta setiap kelompok melakukan penjelasan tentang kategori yang mereka selesaikan. 2) Pada awal kegiatan bentuklah beberapa tim. Beri tiap tim satu set kartu yang sudah diacak sehingga kategori yang mereka sortir tidak nampak. Mintalah setiap tim untuk mensortir kartukartu tersebut ke dalam kategori-kategori tertentu. Setiap tim memperoleh nilai untuk setiap kartu yang disortir dengan benar.( Hisyam Zaini, Op,Cit, Hal 50-5 1) Jadi card sort merupakan strategi yang menggunakan kartu yang tujuannya untuk mengaktifkan siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar terutama pembelajaran agama. 2. Card Sort Sebagai Strategi Pembelajaran a. Pengertian Strategi Pembelajaran Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Di hubungkan dengan belajar mengajar. Strategi bisa diartikan sebagai pola- pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. (Drs Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1995), hlm. 5) Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut: 1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. 2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
  • 21. 13 3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya 4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melaksanakan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Yaitu: Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diingainkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Disini terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak punya arah dan tujuan yang pasti. Akibat selanjutnya perubahan yang diharapkan terjadi pada anak didikpun sukar diketahui, karena penyimpangan-penyimpangan dari kegiatan belajar mengajar. Karena itu rumusan tujuan yang operasional dalam belajar mengajar mutlak dilakukan oleh guru sebelum melakukan tugasnya di sekolah. Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang diangggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan yang berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial
  • 22. 14 seperti baik, benar, adil dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda dan bahkan mungkin bertentangan bila dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu. Pengertian konsep dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tidak sama dengan baik, benar atau adil menurrut pengertian dan konsep dan teori antropologi. Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adil kalau seseorang guru menggunakan pendekatan agama, karena pengertian konsep dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda dengan ekonomi maupun antropologi.Begitu juga dengan cara pendekatan yang digunakan terhadap kegiatan belajar mengajar. Belajar menurut teori Asosiasi, tidak sama dengan pengertian belajar menurut teori Problem solving. Suatu topik tertentu dipelajari atau dibahas dengan teknik diskusi atau seminar. Juga akan lain hasilnya andaikata topik yang sama dibahas dengan menggunakan kombinasi berbagai teori. Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan ingin diperoleh, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau mengkombinasikan beberapa metode yang relevan. Cara penyajian yang satu mungkin lebih menekankan kepada peranan anak didik, sementara teknik penyajian yang lain lebih terfokus kepada peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti buku, atau mesin komputer misalnya. Ada pula metode yang lebih berhasil bila dipakai
  • 23. 15 buat anak didik dalam jumlah yang terbatas, atau cocok untuk mempelajari materi tertentu. Demikian juga bila kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, di perpustakaan, di laboratorium, di masjid, atau di kebun akan memerlukan metode yang sesuai agar tujuan tercapai. Masing-masing tempat memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda-beda, oleh karena itu guru membutuhkan variasi dalam penggunaan teknik penyajian supaya kegiatan belajar mengajar yang berlangsung tidak membosankan. Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga seorang guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru baru bisa diketahui keberhasilannya, jika sudah dilakukan evaluasi. Oleh karena itu, sistem penilaian merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain. Klasifikasi Strategi Pembelajaran Menurut Tabrani Rusyan dkk, terdapat berbagai masalah sehubungan dengan belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan seperti berikut: Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku 2) Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar 3) Memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar 4) Menerapkan norma dan keriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar 3. Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan.Tujuan ini bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret, yakni kompetensi dasar dan Standar kompetensi. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap sasaran-antara serta sasaran-kegiatan. Sasaran itu
  • 24. 16 harus diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan. Pada tingkat sasaran atau tujuan yang universal, manusia yang diidamkan tersebut harus memiliki kualifikasi sebagai berikut : a. Pengembangan bakat yang optimal b. Hubungan antar manusia c. Efisiensi ekonomi d. Tanggung jawab selaku warga negara Pandangan hidup para guru maupun anak didik akan turut mewarnai berkenaan dengan gambaran karakteristik sasaran manusia idaman. Konsekuensinya akan mempengaruhi juga kebijakan tentang perencanaan, pengorganisasian, serta penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar.( Drs. Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Op,Cit, hlm. 8 ) 4. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem Belajar mengajar selaku suatu sistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, belajar mengajar meliputi suatu komponen, antara lain, tujuan, bahan, siswa, guru metode situasi dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu guru tidak hanya boleh memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode, bahan dan evaluasi saja, tapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan. Berbagai persoalan yang biasa dihadapi oleh guru antara lain adalah: a. Tujuan-tujuan apa yang mau di capai b. Materi pelajaran apa yang diperlukan c. Metode, alat mana yang harus dipakai d. Prosedur apa yang harus ditempuh untuk melakukan evaluasi Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan lain-lain.
  • 25. 17 Untuk itu guru harus memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti : a. Kecerdasan dan bakat khusus b. Prestasi sejak permulaan sekolah c. Perkembangan jasmani dan kesehatannya d. Kecenderungan emosi dan karakternya e. Sikap dan minat belajar f. Cita-cita g. Kebiasaan belajar dan bekerja h. Hobi dan penggunaan waktu senggang i. Hubungan sosial di sekolah dan di rumah j. Lingkungan tempat tinggal k. Latar belakang keluarga l. Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik. Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evaluasi. Selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar para siswa kepada kepala sekolah, orang tua dan instansi yang terkait. 5. Hakikat Proses Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku,baik yang menyangkut pengetahuan. Keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah perubahan. (Ibid. hlm. 11) 6. Entering Behaviour Siswa Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara material-substansial, struktur fungsional, maupun secara behaviour. Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa tingkat prestasi yang dicapai siswa
  • 26. 18 itu apakah benar merupakan hasil kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Untuk kepastiannya seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku anak didik saat mereka masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak didik yang telah dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal itulah yang dimaksud dengan entering behavior siswa. Menurut Abin Syamsuddin, entering behavior akan dapat diidentifikasi dengan cara: a. Secara tradisional, yaitu para guru memulai dengan pertanyaan mengenai bahan yang pernah diajarkan/diberikan sebelum menyajikan bahan baru. b. Secara inovatif yaitu seorang guru tertentu di berbagai lembaga pendidikan yang memiliki atau mampu mengembangkan instrument pengukuran prestasi belajar dengan memenuhi syarat, mengadakan pre-tes sebelum mereka mulai mengikuti program belajar mengajar. Gambaran tentang entering behavior, adalah siswa bisa membantu guru antara lain: a. Untuk mengetahui seberapa jauh kesamaan individual siswa dalam taraf kesiapannya (readines), kematangan (maturation), serta tingkatpenguasaan (materi), pengetahuan dan keterampilan dasar bagi penyajian bahan baku. b. Diketahuinya disposisi perilaku siswa tersebut akan dapat dipertimbangkan dan dipilih bahan, prosedur dan metode, teknik serta alat bantu belajar mengajar yang sesuai. c. Dengan membandingkan nilai proses dengan nilai hasil pasca tes, atau sesudah menjalani program kegiatan belajar mengajar, guru akan mendapat petunjuk seberapa jauh dan seberapa banyak perubahan perilaku itu telah menjadi dalam diri siswa. Perbedaan antara nilai pasca tes dengan pre tes, baik secara kelompok maupun individual, merupakan indikator prestasi atau hasil pencapaian yang nyata sebagai pengaruh dari proses belajar mengajar. Ada tiga dimensi dari entering behavior yang perlu diketahui oleh guru yaitu:
  • 27. 19 a. Batas-batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai oleh siswa b. Tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa c. Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikofisik Sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan megajar, guru harus dapat menjawab pertanyaan: 1) Sejauh mana batas-batas materi pengetahuan yang telah dikuasai dan diketahui oleh siswa yang akan diajar 2) Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan manakah yang telah dicapai dan dikuasai oleh siswa yang bersangkutan 3) Apakah siswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan pola-pola perilaku yang akan diajarkan 4) Berapa jauh motivasi dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa sebelum belajar dimulai. 7. Pola-pola Belajar Siswa Robert M. Gagne membedakan pola-pola belajar siswa dalam delapan tipe, di mana yang satu merupakan prasyarat bagi lainnya yang lebih tinggi hierarkinya.( Ibid, hlm. 13 ) Delapan tipe belajar yang dimaksud adalah: a. Signal Learning (belajar Isyarat) b. Strimulus Respon Learning (belajar stimulus-respon) c. Chaining (Rantai atau Rangkaian) d. Verbal Association (Asosiasi verbal) e. Discrimination Learning ( Belajar diskriminasi) f. Concept learning (Belajar konsep) g. Rule Learning (Belajar aturan) h. Problem solving (Pemecahan masalah) 8. Memilih Sistem Belajar Mengajar
  • 28. 20 Para ahli teori belajar telah mencoba mengembangkan berbagai cara pendekatan atau sistem pengajaran atau proses belajar mengajar. Berbagai sistem pengajaran yang menarik perhatian akhir-akhir ini adalah enquiry- discovery approach, contextual teaching and learning (CTL), expository approach, masteri learning, dan humanistic educations. 9. Pengorganisasian Kelompok Belajar Memperhatikan berbagai cara pendekatan atau sistem belajar mengajar seperti diuraikan sebelumnya, disarankan pengorganisasian kelompok belajar anak didik sebagai berikut: (Ibid, hlm. 32) a. N-1. pada situasi yang ekstrim, kelompok belajar itu mungkin hanya seorang. Untuk peserta yang hanya seorang. Metode yang sesuai mungkin konsep belajar mengajar tutorial, pengaj arn berprogram, studi individual (independent stud). b. N 2-20 untuk kelompok kecil sekitar dua sampai dua puluh orang lebih maka metode belajarnya bisa diskusi atau seminar. Menggunakan metode klasikal (class room teaching). Tekniknya bisa bervariasi sesuai kemampuan guru untuk mengelolahnya. c. N lebih dari 40 0rang. Kalau kelompok belajar melebihi 40 orang, pesertanya bisa disebut ”audience”. Metode mengajarnya adalah kuliah atau ceramah. 10. Pengelolaan atau Implementasi Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar didalam suatu kelas adalah job description” proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian
  • 29. 21 peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa. Jadi Klasifikasi strategi belajar mengajar meliputi banyak hal yang perlu diperhatikan terkait dengan pengorganisasiaan kelas dan pengelolaannya. C. Card Sort Sebagai Strategi dalam Model Pembelajaran Aktif (ActiveLearning) 1. Strategi Pembelajaran Aktif Strategi aktif memiliki asumsi bahwa orang yang sudah mampu berpikir kritis dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk diri mereka. Di samping itu untuk menggunakan kemampuan otak mereka dalam belajar tanpa harus dipaksa. Maka seorang guru dapat menyampaikan materi dengan strategi yang diharapkan peserta didik mempunyai jiwa kemadiriaN dalam belajar dan kalau bisa diusahakan untuk menumbuhkan daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi. Strategi ini umum disebut strategi aktif. 2. Apa itu pembelajaran aktif? Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar secara aktif, berarti mereka mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar akif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. 3. Mengapa belajar aktif? Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah
  • 30. 22 diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat terentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah suatu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Mengapa demikian? karena salah satu factor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar yang hanya mengandalkan indera pengindaraan mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan ini sesuai dengan katakata mutiara yang diberikan oleh filosof kenamaan dari Cina Konfusius dengan mengatakan: Apa yang saya dengar saya lupa Apa yang saya lihat, saya ingat Apa yang saya lakukan, saya paham Ketika ada ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar menerima dan menyimpan. Akan tetapi otak manusia akan memproses informasi tersebut hingga dapat dicerna kemudian disimpan. Karena itu jika ada sesuatu yang baru, otak akan bertanya: Pernahkah saya mendengarnya sebelumnya? Dimana kira-kira informasi itu diletakkan? Dan pertanyaanpertanyaan lain yang intinya mempertanyakan setiap informasi yang baru masuk. Agar dapat memproses informasi dengan baik, maka akan sangat membantu kalau terjadi proses refleksi secara internal. Jika peserta didik berdiskusi, menjawab pertanyaan, maka otak mereka akan bekerja lebih baik sehingga proses belajar pun dapat terjadi dengan baik pula. Penelitian menunjukkan bahwa memberi pertanyaan kepada peserta didik atau menyuruh mereka untuk mendiskusikan materi yang baru saja diberikan mampu meningkatkan nilai evaluasi dengan kenaikan signifikan. dan yang mengatakan otak manusia mirip dengan komputer, sedangkan manusia adalah penggunanya. Komputer tidak akan dapat digunakan jika tidak dalam kondisi “ON”, artinya komputer harus dalam kondisi hidup jika akan digunakan untuk bekerja. Kondisi seperti ini tidak jauh beda dengan otak manusia, otak tidak akan dapat
  • 31. 23 memproses informasi yang masuk, kalau otak itu tidak dalam kondisi “ON”. Kalau komputer memerlukan software “program” untuk memproses data, maka otak memerlukan sesuatu yang dapat dipakai untuk menghubungkan antara informasi yang baru diajarkan dengan inormasi yang telah dimiliki. Jika belajar itu pasif, otak tidak dapat menghubungkan antara informasi yang baru dengan yang lama. Selanjutnya, komputer tidak dapat memanggil data yang tidak disimpan. Otak perlu beberapa langkah untuk dapat meyimpan beberapa informasi. Langkah-langkah itu bisa berupa pengulangan informsi, mempertanyakan informasi atau mengajarkan kepada orang lain. Oleh sebab itu, betapapun menariknya materi disampaikan dengan ceramah, otak tidak akan lama menyimpan informasi yang diberikan, karena tidak terjadi proses penyimpanan yang baik. Pertimbangan lain untuk menggunakan strategi aktif adalah realita bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang lebih senang membaca, ada yang senang berdiskusi dan ada juga yang lebih senang prektek langsung. Inilah yang sering disebut gaya belajar atau learning style. Untuk dapat membantu peseta didik dengan maksimal dalam belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan. Untuk mengkomodir kebutuhan terebut adalah dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indera belajar yang banyak. Dari sisi pengajar, sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran aktif akan sangat membantu dalam tugas-tugas keseharian. Bagi pengajar yang sibuk mengajar, strategi ini dapat dipakai dengan variasi yang tidak membosankan. Seandainya ada seorang pengajar yang sibuk, yang harus mengajar tiga kelas atau bahkan empat kelas dalam sehari, dapat dibayangkan betapa lelahnya guru tersebut kalau harus berceramah. Di samping itu, filosofi mengajar yang baik adalah bukan sekedar transfer pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi bagaimana membantu peserta didik supaya dapat belajar. Kalau ini dihayati, maka pengajar tidak lagi pemeran sentral dalam proses
  • 32. 24 pembelajaran. Ada beberapa yang harus diperhatikan terkait dengan penggunaan strategi pembelajaran aktif : a. Untuk mempraktekkan satu strategi, cari materi yang benar benar sesuai. b. Jangan mempraktekkan strategi terlalu banyak kepada peserta didik. Strategi harus disosialisasikan pada mereka. c. Jika memerlukan modifikasi maka jangan segan-segan dilakukan. d. Dalam satu kali pertemuan, satu materi bisa disampaikan dengan menggunakan beberapa strategi.( Hisyam Zaini, Op, Cit. Hal xiv ) 4. Apa yang menjadikan belajar “aktif”? Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (Moving about and thinking aloud). 5. Kapan kegiatan belajar perlu dibuat aktif? Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengarnya,melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”- yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan ketrampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Siswa bisa belajar dengan sangat baik jika aktif mempraktikkannya. Namun bagaimana caranya kita menggalakkan belajar aktif? Maka butuh strategi yang dirancang untuk menyemarakkan kelas, ada yang sangat menyenangkan dan ada yang sangat serius, yang semuanya untuk memperdalam proses belajar dan memperkuat ingatan. 6. Bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal?
  • 33. 25 Ada beberapa cara untuk menjadikan siswa bisa aktif sejak awal dimulainya proses belajar mengajar yaitu : (Melvin L.Silberman.. Active Learning. CetI. ( Bandung; Nusamedia. 1996) Hal 13) a. Pembentukan tim: membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerjasama dan saling ketergantungan. b. Penilaian serentak: mempelajari tentang sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa. c. Pelibatan belajar secara langsung: menciptakan minat awal terhadap pelajaran. 7. Macam-macam Strategi dalam Model pembelajaran Aktif Ada beberapa strategi yang terdapat dalam model pembelajaran aktif, diantaranya : a. Belajar bersama Salah satu cara terbaik meningkatkan belajar aktif adalah dengan pemberian tugas belajar yang dilakukan dengan kelompok kecil siswa. Dukungan sesame siswa dan keragaman pendapat, penegtahuan, serta ketrampilan mereka akan membantu menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim belajar di kelas anda. Namun demikian, belajar bersama tidaklah selalu berlangsung efektif. Boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang komunikasi yang buruk, dan kebingungan, bukannya belajar yang sesungguhnya. Ada beberapa strategi berikut ini yang dirancang memaksimalkan manfat dari belajar bersama dan meminimalkan kesenjangan.( Ibid. Hal 163 ) b. Pemilahan kartu ( card Sort ) Strategi ini merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang dominan ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.( Ibid, Hal 168 ) c. Quiz kelompok (Team Quiz)
  • 34. 26 Strategi ini dapat meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana menyenangkan. ( Ibid, Hal 168 ) d. Membaca keras (Reading Aloud ) Strategi ini dapat membantu peserta didik dalam berkosentrasi mengajukan pertanyaan dan menggugah diskusi. ( Ibid. Hal 43 ). Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses pembelajaran di SD siswa mempunyai cara belajar yang berbedabeda. Diantaranya ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indra belajar yang banyak, salah satunya dengan menggunakan strategi Card Sort. Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita menyadari bahwa didalam pembelajaran kelas yang kurang produktif dalam pembelajaran sehari- hari kelas selalu diisi dengan ceramah sementara siswa dituntut menerima dan menghafal, maka dengan strategi ini dapat menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa menjadi aktif, bukan hanya pasif. Dalam penelitian ini difokuskan kearah tersebut dengan melakukan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses belajar siswa pada pokok bahasan Anak Shalih. Berdasarkan hasil observasi dengan guru, siswa kelas 5 SD IT Yabis Bontang diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu masih menggunakan metode ceramah, penugasan sehingga prestasi belajar siswa selama ini termasuk dalam kategori rendah, masih ada beberapa siswa yang masih mengikuti remidi karena masih kesulitan dalam menghafal atau menguasai konsep hal tersebut dikarenakan banyaknya materi dan hampir semua materi penting. Dari alasan diatas siswa memerlukan suatu startegi khusus dalam mempelajari materi artinya siswa memerlukan cara belajar aktif dan efektif serta tidak berbelit-belit
  • 35. 27 sehingga lebih mudah mengingatnya. Salah satu pembelajaran yang dapat melibatkan kemampuan diri adalah dengan strategi pembelajaran Card sort. Dengan demikian, strategi atau media pembelajaran dengan menggunakan card sort sangat tepat sekali untuk menyelesaikan permasalah guru dalam pembelajaran tentang Anak Shalih, sebab siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran. D. Hipotesis Penelitian Dari rumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian berbunyi “ Terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode Card Sort pada pembelajaran Anak Shalih siswa kelas 5 SD IT Yabis Bontang Kel. Belimbing Kec. Bontang Barat Kota Bontang Tahun ajaran 2021 - 2022”.
  • 36. 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini berupaya untuk mengkaji secara mendalam tentang Penerapan metode pembelajaran card sort dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V di SD IT Yabis Bontang. Maka berdasarkan realita dilapangan, maka jenis penelitian yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Zainal aqib, ada tiga kata bentuk pengertian penelitian tindakan kelas yaitu: 1. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunkan aturan metedologi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakuan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung; 2016, h.12. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan kelas tersebut diberikan oleh guru yang di lakukan kepada siswa.40 Menurut Wina Sanjaya, penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagi tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis seperti pengaruh dari perilakuan
  • 37. 29 tersebut.41 Perhatikan bagan model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. B. Lokasi dan Waktu Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD IT Yabis Bontang dilakukan dikelas V E tahun ajaran 2022/2023. 40Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta: 2010,h3. 41 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Prenada Media Grup: Bandung, h16. 57 Waktu Penelitian Waktu penelitian di SD IT Yabis Bontang pada tanggal 20 September s/d 4 November 2022/2023. C. Subjek Penelitian Subjek dalam Penelitian ini yang akan dilakukan di SD IT Yabis Bontang Tahun ajaran 2022/2023. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 30 orang. Sedangkan obyek penelitiannya mengarah kepada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V di SD IT Yabis Bontang melalui Metode Pembelajaran Card Sort (Menyortir Kartu). D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan persoalan metodologik yang khusus digunakan untuk membicarakan cara pengumpulan data melalui prosedur yang sistematis dan standar di perlukan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan empat cara yaitu sebagai berikut: 1. Tes Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang dapat di bandingkan dengan nilai yang di capai oleh anak-anak yang lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Tes yang digunakan penelitian untuk memperoleh atau mengetahui hasil pembelajaran dengan mengunakan card sort (menyortir kartu) sebagai metode pembelajaran atau sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Adapun tes yang
  • 38. 30 digunakan peneliti berupa tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 10 butir soal dengan tingkat kesukaran soal yang berbeda-beda yakni mulai dari soal yang mudah, sedang dan sulit. Soal tes disusun oleh peneliti sendiri dan diadaptasi dari berbagai buku paket PAI kelas V di SD IT Yabis Bontang. Cara pemberian soal pilihan ganda yakni peneliti membagikan soal-soal yang telah disiapkan setelah penyampaian materi diberikan, kemudian peneliti mengawasi, setelah jawaban soal terjawab oleh siswa kemudian soal tersebut dikumpulkan untuk dianalis oleh peneliti. 2. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung tentang strategi pembelajaran PAI dengan menggunakan card sort sebagai media pembelajaran. Melalui observasi tersebut diketahui aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.43 42 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT Rineka Cipta 2006), h.150 43 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h158. 3. Dokumentasi Dokumentasi yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transaksi, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini menggunakan strategi dokumentasi karena banyak dibutuhkan dokumentasi dari subjek yang diteliti seperti data tentang sejarah berdirinya SD IT Yabis Bontang, daftar siswa, tenaga pengajar, data keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana serta struktur organisasi di sekolah. 4. Wawancara Wawacara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban responden dicatat atau direkam. Pengambilan data wawancara dilakukan secara langsung dengan narasumber mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan proses
  • 39. 31 pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk memperoleh Card Sort sebagai media pembelajaran meningkatkan ketuntasan hasil belajar PAI. Wawancara ini dilakukan dengan melibatkan pewawancara dengan hasil diwawancarai (responden) secara berhadapan pada waktu yang sama. 5. Indikator Kenerja a. Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD IT Yabis Bontang yang berjumlah 37 orang. 1) Data hasil belajar 60 2) Rencana pembelajaran 3) Hasil observasi pelaksanan KBM. b. Cara Pengambilan Data Adapun cara pengambilan data antara lain sebagai berikut: 1) Data hasil belajar siwa diperoleh melalui hasil evaluasi dengan mengunakan tes telah disiapakan. 2) Data tentang kualitas pembelajaran guru di kelas diperoleh dari hasil obseravsi (pengamatan melalui angket yang telah disediakan). 3) Data tentang kualiatas motivasi siswa diperoleh dari hasil observasi dari angket yang telah disediakan. c. Indikator keberhasilan dalam penilaian ini apabila memenuhi karakteristik atau ciri-ciri berikut : 1) Siswa mudah memahami materi yang disampaikan. 2) Prestasi yang diperoleh oleh siswa dalam dua kali siklus semakin meningkat melalui tes yang diberikan. 3) Nilai rata-rata diatas 70 4) Prosedur Tindakan Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK44) yang direncanakan dua siklus. Setiap siklus pada penelitian tindakan terdiri dari empat tahap, yaitu: a) Perencanaan b) Pelaksanan
  • 40. 32 c) Observasi atau Pengamatan d) Refleksi. 44Arikunto Dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h16. 61 Bagian 3. 9 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas Siklus I: Siklus II: Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas adalah unsur membentuk sebuah siklus yaitu satu putaran kegiatan berurutan yang kembali kelangkah semula dan dilaksanakan dalam dua siklus. 1) Siklus I a) Tahap prencanaan (planning) Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap prencanaan adalah sebagai berikut:  Meminta surat izin Kepala sekolah Tentang penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan.  Menyusun rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi pembelajaran kooparatif berbantuan Infokus/carton. Perencanaan Pelaksanaan Refkeksi Pengamatan Perencanaaan Pelaksanaan Pengamatan Hasil Refleksi 62  Merancang lempar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk melihat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.  Membuat lembar diskusi siswa.  Membuat kisi-kisi soal.  Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada waktu kegiatan mengajar.  Membuat kelompok kecil pada siswa setiap kelompok terdiri dari 5- 6 orang siswa.  Mempersiapkan materi pembelajaran.
  • 41. 33  Menyusun format penilaian perkembangan siswa. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan (action) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan rencana dan skenario pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti serta mengadakan evaluasi di akhir pertemuan dengan menggunakan tes siklus. c) Tahap Pengamatan (observasi) Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati proses belajar mengajar dengan berpedoman kepada lembar observasi. d) Tahap Refleksi (reflection) Refleksi dilakukan dengan menganalisa hasil dari tindakan seberapa jauh tingkat perubahan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Setelah dilakukan refleksi maka disusun rencana berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan yang terjadi pada siklus I untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya begitu seterusnya pada setiap siklus. Hingga tindakan dilaksanakan mencapai hasil maksimal. 2) Siklus II Siklus II dirancang dengan tahap-tahap yang sama dengan siklus I. Namun, Siklus II dilakukan untuk memperbaiki kekurangan pada Siklus I. a) Perencanaan (planning)  Menyusun rencana rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif berbentuk infokus atau karton.  Merancang lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk melihat aktifitas guru dansiswa dalam proses pembelajaran.  Membuat lembar diskusi siswa.  Membuat kisi-kisi soal.
  • 42. 34  Membuat soal tes akhir siklus II.  Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada waktu kegiatan belajar mengajar.  Membuat kelompok kecil pada siswa, setiap kelompok terdiri dari 5- 8 orang siswa.  Mempersiapkan materi pembelajaran. b) Tahap pelaksanaan (action) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan rencana dan skenario pembelajaran yang telah direncanakan oleh peneliti serta mengadakan evaluasi di akhir pertemuan dengan menggunakan tes siklus. c) Pengamatan (observasi) Pada tahap kegiatan ini observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati proses belajar mengajar dengan berpedoman pada lembar observasi. d) Tahap Refleksi Siklus II (reflection) Tahap refleksi pada siklus II dilakukan pada hasil observasi terhadap seluruh kegiatan pembelajaran pada siklus ke I. Refleksi dilakukan dengan menganalisi hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Setelah dilakukan refleksi maka disusun rencana berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan yang terjadi pada siklus I untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya begitupun seterusnya pada setiap siklus. Hingga tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal. Pada tahap refleksi siklus II yang dilakukaan yaitu; menganalisis data akhir dan instrumen pengumpulan data dan format penilaian dan menilai hasil akhir kemampuan siswa kelas V dalam mempelajari PAI melalui metode card sort.
  • 43. 35 E. Teknik Analisis data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan “Analisis telah telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Moelong mengatakan bahwa proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.46 Sesuai dengan pendapat Miles, M.B & Huberman tentang hal-hal apa yang terdapat analisis, maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan data yang terkumpul dianalisis dengan analisis data model alir (flow model) yang meliputi 3 hal yaitu: 1. mereduksi data, 2. menyajikan data 3. menarik kesimpulan. Agar lebih mudah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran Mulyasa mengatakan : pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi proses apabila seluruh siswa setidak-tidaknya sebagian besar 75% peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping itu menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar dan rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, ( Bandung :Alfabeta, 2008), hal. 245 Lexy J.Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal.247 Miles, M.B & Huberman, Analisis data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjejep Rohendi Rohidi. ( Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), hal.15 dikatakan berhasil dan berkualitas apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada siswa seluruhnya atau setidak- tidaknya 75%.
  • 44. 36 1. Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Hasil tes dan transkip hasil wawancara tentang pekerjaan siswa pada tes yang diberikan, serta catatan observasi dimungkinkan masih belum dapat memberikan informasi yang jelas. Untuk memperoleh informasi yang jelas maka dilakukan reduksi data. “Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.”49 2. Menyajikan Data Setelah mereduksi, maka selanjutnya adalah menyajikan data. “Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah terorganisir ini kemudian dideskrepsikan guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah 48Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, …hal. 101 49Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif…,hal.247 67 dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan.”50 3. Penarikan Kesimpulan Menurut Miles,M.B & Huberman penarikan kesimpulan adalah memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta member penjelasan. Verifikasi tersebut merupakan validitas dari data yang disimpulkan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi, yaitu menguji kebenaran, kekokohan,dan kecocokan, makna-makna yang muncul dari data yang telah direduksi dan disajikan di atas. Kriteria keberhasilan tindakan ini akan dilihat dari:
  • 45. 37 a. indikator proses b. indikator hasil belajar. Indikator proses yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan belajar siswa terhadap materi mencapai 75% (berkriteria cukup). Rumus yang digunakan sama dengan cara memperoleh nilai taraf keberhasilan pada observasi. P = ∑ ℎ ∑ × 100% Keterangan P= Tingkat kerhasilan Untuk melalui tingkat keberhasilan siswa dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di gunakan lima kategori yaitu dapat dilihat: 50Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Yogyakarta : Bumi Aksara, 2003) hal. 86 51Miles, M.B & Huberman, Analisis Data…..,hal.19 Taraf keberhasilan tindakan: Tabel 4,0 Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan Tingkat Keberhasilan Nilai Huruf Bobot Predikat 90– 100 % Sangat Baik A 80– 89 % Baik B 79 – 70 % Cukup C 46 – 69 % kurang D ≤ 45 % Kurang Sekali E Sebagaimana yang dikatakan Mulyasa bahwa: 1) Kualitas pembelajaran dapat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran di ketahui berhasil dan berkualitatas apabila seluruhnya atau setidak tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Rumusnya adalah sebagai berikut : X100 N R x Keterangan : x : Nilai rata-rata ∑ : Jumlah siswa semua nilai siswa N : jumlah siswa yang mengkuti tes . Indikator hasil belajar dari penelitian ini adalah jika 75 % dari siswa telah mencapai nilai KKM minimal 70. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hal.101
  • 46. 38 Bambang, Sutejo, KTSP Strategis Analisis PTK, (Surabaya: Unesa University Press), hal.199 Hal ini didasarkan pada kelompok atau kelas yang dikatakan berhasil (mencapai ketuntasan), jika paling sedikit 75 % dari jumlah siswa dalam kelompok/kelas itu telah memenuhi kriteria ketuntasan perseorangan. Sedangkan pengambilan nilai KKM minimal 70 adalah hasil diskusi dengan guru kelas V SD IT Yabis Bontang dan teman sejawat berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan batas nilai minimal yang digunakan di sekolah yang bersangkutan.
  • 47. 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi wilayah penelitian 1. Riwayat Sejarah singkat SD IT Yabis Bontang SD IT Yabis Bontang Bermula dari penggagas para pioneer Yabis yang ingin berkarya mengembangkan Islam di Bontang, maka benarlah janji Allah SWT bahwa niat yang benar-benar ikhlas karena Allah pasti akan mendapatkan jalan yang mudah. Maka pioneer Yabis tersebut dipertemukan dengan Bapak Ir. H. Mahfud yang dengan sukarela mewakafkan tanahnya seluas 1.4 Hektar untuk dapat digunakan membangun fasilitas dan mengembangkan Islam di Bontang, yang saat ini diberi nama Yayasan Yabis dan di dalamnya meliputi unit unit pendidikan diantaranya adalah SD IT Yabis. SD IT Yabis di dirikan dengan Ceremonial Peletakan Batu Pertama SD IT Yabis 1 Muharram 1409 H dengan Lokasi Bangunan di Jalan Brigjend Katamso No. 40 Kel. Belimbing Kec. Bontang Barat sampai sekarang. Sedangkan kegiatan Operasional (Kegiatan Belajar dan Mengajar) SD IT Yabis pada tanggal 17 Juli 1989 dengan Surat Ijin Pendirian Sekolah No. 1427/I.26.2a/Ie/1989 pada tangal 1 Juni 1990 dengan status Akreditas DISAMAKAN sejak 24 Maret 1997. Kepala sekolahnya sudah beberapa kali pergantian, Pada masa wilayah Kota Bontang kepala sekolahnya adalah: a. Hj. Nur Akhadiyah, BA b. Dra, Syarifah c. Drs, Pardiyanto d. Drs, Ahmad Maslik e. Sayuti, S.Pd f. Moh Fauzi, M.Pd g. Syahnan, S.Pd.I
  • 48. 40 2. Tenaga pengajar Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di SD IT Yabis Bontang ini, didukung oleh 80 tenaga (guru), kemudian untuk lebih rinci dapat dilihat pada lampiran. 3. Keadaan Sekolah Siswa yang ada di SD IT Yabis Bontang mayoritas adalah masyarakat yang ada di luar lingkungan sekolah. Hal ini tidak terlepas dari komitmen awal berdirinya SD IT Yabis Bontang ini, untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak usia tingkat SD. Pada tahun ajaran 2022/2023 jumlah siswa SD IT Yabis Bontang sebanyak 893 orang, terdiri 430 orang laki-laki dan 463 orang perempuan, untuk kelas lebih rincinya dapat dilihat pada lampiran. 4. Visi dan Misi SD IT Yabis Bontang a. Visi: Terwujudnya siswa yang berakhlak mulia dan berprestasi maksimal serta peduli lingkungan. b. Misi: 1) Menyediakan fasilitas pendidikan yang berkualitas. 2) Mengembangkan kegiatan dakwah melalui pendidikan. 3) Membiasakan siswa peduli dan aktif dalam kegiatan sosial dan lingkungan sekolah. 4) Membiasakan siswa beribadah secara benar dan istiqomah. 5) Membiasakan siswa bersikap santun dalam bertutur kata dan berperilaku. 6) Memfasilitasi terwujudnya siswa yang berakhlak mulia dan berprestasi. Bekerjasama mewujudkan sekolah yang hijau, nyaman, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). B. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada sementer ganjil tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini dilakukan pada kelas VE di SD IT Yabis dengan jumlah
  • 49. 41 siswa sebanyak 30 orang. Yang terdiri 14 laki-laki dan 16 perempuan. Jenis ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini peneliti dan guru berkolaborator dalam menjalankan proses belajar mengajar dikelas. Peneliti dalam penelitian ini menjadi observer aktif, yaitu telah bertindak sebagai pengamat dan juga menjalankan tindakan yang telah direncanakan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana satu siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Siklus satu sampai dua dilakukan bulan September hingga November tahun 2022. Pendekatan pada penelitian tindakan kelas ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap pra siklus ini hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VE SD IT Yabis Bontang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabel dan grafik hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama Islam pra siklus dibawah ini: 1. Deskripsi Awal Sebelum Siklus (Pra Siklus) Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode Card Sort (Menyortir kartu) dikelas V SD IT Yabis Bontang tahun ajaran 2022/2023. Berdasarkan observasi yang dilakukan diketahui bahwa ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung siswa banyak tidak mengikuti kegiatan belajar dengan serius, ada yang keluar masuk kelas, kebanyakan siswa mengantuk tidak fokus dan melakukan aktivitas sendiri yang tidak berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan, karena masih banyak siswa hasil belajarnya masih dibawah rata-rata atau sangat rendah. Dalam hal ini terdapat indikasi rendahnya hasil belajar siswa, salah satunya karena dalam proses belajar mengajar guru menggunakan metode konvensional dimana siswa masih diajarkan melalui metode ceramah dan dikte. Siswa kurang dilibatkan dalam proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa tidak mengalami peningkatan khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan permasalah-permasalahan yang ada maka direncanakan suatu
  • 50. 42 tindakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran agar lebih efektif sehingga ada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Card Sort dalam proses pembelajaran. Dalam pra siklus terdapat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. a. Tahap Perencanaan (Planning) Pada tahap ini peneliti mempersiapkan beberapa hal yang digunakan selama proses belajar berlangsung. Adapun yang disiapkan adalah: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kegiatan pembelajaran pendekatan yang meliputi langkah pembelajaran mulai dari tahap pendahuluan, kegiatan awal inti dan penutup. Pendahuluan yakni proses dimana guru memberikan pengantar awal sebelum proses belajar mengajar dimulai. Kegiatan awal inti yakni suatu tahapan dimana seseorang guru menyampaikan, menjelaskan, dan memberikan pemahaman kepada peserta dididk tentang materi pembelajaran yang sedang berlangsung.Penutup yakni suatu tahap dimana seseorang guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran dan memberikan evaluasi berupa tes kepada siswa. 2) Menyiapkan materi yang akan disampaikan. 3) Mempersiapkan instrumen observasi aktivitas guru. 4) Mempersiapkan instrumen observasi aktivitas peserta didik. 5) Mempersiapkan media pembelajaran 6) Mempersiapkan alat evaluasi (tes) yaitu berupa tes yang dilakukan setiap akhir tindakan tiap siklus. Bentuk alat evaluasi pembelajaran ini yaitu soal tes yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 buah soal. b. Tahap Pelaksanaan/Tindakan (Action) Pada tahap pra siklus yang dilaksanakan pada hari senin 02 September 2022. Hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VE SD IT Yabis Bontang masih sangat rendah. Proses pembelajaran dalam pra siklus ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
  • 51. 43 1) Kegiatan awal Pembelajaran diawali mengucapkan salam guru mengelola kelas (mengecek kesiapan, absensi, tempat duduk, dan perlengkapan lainnya), guru mengarahkan siswa untuk membaca doa bersama, guru melakukan apersepsi, guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2) Kegiatan inti Guru menjelaskan materi pembelajaran, selanjutnya guru menjelaskan tentang hal-hal yang masih di anggap perlu agar siswa mendapat pemahaman yang utuh. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat mengambil hikmahnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan siswa mengerjakan tes formatif dari guru sebagai evaluasi. 3) Kegiatan penutup Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dan memberikan kesempatan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang belum dipahami, guru memberikan pujian dan motivasi kepada siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dan guru menutup pembelajaran dengan salam. 4) Data hasil tes kegiatan awal (pra siklus) Setelah diuji instrumen kegiatan awal (pra siklus) setelah proses pembelajaran dengan tidak menggunakan metode Card Sort belum mencapai hasil yang memuaskan. Dilihat dari presentase ketuntasanyang diperoleh pada pra siklus yakni sebesar 32,43% dengan nilai rata- rata 50 dari 37 siswa yang mengikuti tes. Maka hasil yang diperoleh belum mencapai hasil yang diharapkan karena presentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal dikatakan berhasil apabila target mencapai 75% dari jumlah siswa dalam kelas memenuhi kreteria ketuntasan belajar. Hal ini dapat dilihat dari tabel perhitungan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pra siklus di bawah ini:
  • 52. 44 Tabel 4. 1 Perhitungan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan (Pra Siklus) No Nama Siswa VE (pra siklus) KKM Nilai (x) Keterangan Tuntas Belum Tuntas 1 Aisha Al Syakirah 70 70  2 Aisyah Rheanna Mufi 70 20  3 Alicia Rahma Paramita 70 30  4 Arera Dian Klaudiah 70 70  5 Ariq ulwah 70 30  6 Athiqah Khalishah 70 40  7 Azzam Shidqi 70 20  8 Baiq Rabiatul 70 60   9 Ervinda Oktavia 70 50  10 Fathia Azalia Rekaputri 70 30  11 Fayyad muazzam 70 70  12 Ghaisan Ahlan Bashar 70 50  13 Haical Nur Ramadhani 70 30  14 Izz Hamizan Nur Isnan 70 70  15 Kaiyisah Yumna Zahra 70 30  16 Khoirul Aria Saputra 70 50  17 Mazaya Habibah Azzahra 70 70  18 Muhammad an’im Basyir 70 40  19 Muhammad Dzaki A. 70 30  20 Muhammad fariz Al H. 70 70  21 Muhammad Irfan A. 70 30 
  • 53. 45 22 Muhammad Ithar Firdaus 70 50  23 Najia Mahira Rifai 70 70  24 Qhanaya yumna Shalihah 70 60  25 Qiano Yudistyra Hadi T. 70 50  26 Raffandi aulia Firmansyah 70 40  27 Syifa Nur Fadhilah 70 70  28 ShyifaNadya Syaripuddin 70 30  29 Windhi Airishana Ismail 70 70  30 Zavaro khairrazky N. 70 60  Jumlah 1460 Rata-rata kelas 48,6 Jumlah yang tuntas 9 Jumlah yang belum tuntas 21 Tabel 4. 2 Ketuntasan hasil belajar siswa Pra Siklus No Skor (X) Kategori 1 10-45 Sangat rendah 2 46-69 Rendah 3 70-79 Cukup 4 80-89 Baik 5 90-100 Sangat baik Dari hasil belajar siswa sebelum tindakan (pra siklus) yaitu tertinggi
  • 54. 46 70 dari nilai terendah 9. Siswa yang belum mencapai ketuntasan dengan nilai <70 sebanyak 21 orang dan siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar dengan nilai ≥70 sebanyak 9 orang. Jika dihitung berdasarkan persentase ketuntasan belajar maka hanya 32,43% siswa yang tuntas dengan kategori sangat rendah. Berdasarkan prestasi atau hasil belajar Pendidikan Agama Islam diatas, maka dapat dihitung nilai rata-rata presentase ketuntasan belajar siswa yaitu: a) Nilai rata-rata siswa menggunakan rumus sebagai berikut: X= ∑ ∑ Keterangan: X = nilai rata-rata siswa = Jumlah total nilai siswa = Jumlah total siswa yang dinilai Diketahui: = 1460 = 30 X = X = 48,6 b) Persentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus sebagaiberikut: P = ∑ × 100% ∑ Keterangan: P = Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ∑ = Jumlah Siswa yang memperoleh nilai ≥70 ∑ = JumlahSeluruh SiswaDiketahui:
  • 55. 47 P = 9 P = 30 P = × 100 P = 32,43% Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada pra siklus adalah 50 dan persentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus adalah 32,43%, selanjutnya nilai hasil tes pra siklus di atas dapat diklasifikasikan pada tabel berikut: Tabel 4. 3 Persentase Nilai Siswa Sebelum Tindakan (Pra Siklus) Keterangan Jumlah Siswa Presentase (F/N) X 100%) Tuntas 9 32,43% Tidak Tuntas 21 67,57% Jumlah 30 100% Berdasarkan tabel di atas maka klasifikasi hasil belajar siswa pada pra siklus, siswa yang mendapat nilai ≥70 yaitu 9 orang dengan presentase 32,43%dan siswa yang mendapat nilai <70 adalah sebanyak 21 orang dengan presentase 67,57%. Hal ini menujukkan hasil belajar siswa pada kegiatan awal (pra siklus) dengan tidak menggunakan metode pembelajaran Card Sort belum mencapai hasil yang memuaskan yaitu kategori sangat rendah.Untuk itu penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus I untuk meningkatkan prestasi belajar berdasarkan target yang ingin dicapai. c. Tahap Pengamatan (Observasi) Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati proses belajar mengajar dengan berpedoman kepada lembar observasi. Dari hasil observasi guru dan siswa saat pembelajaran, peneliti
  • 56. 48 menemukan masih ada beberapa aspek yang belum terlaksana denganbaik. Berikut rinciannya adalah: 1) Hasil observasi guru pada pra siklus Berdasarkan pengumpulan data dari pengamatan yang dilakukan terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran maka dapat diperoleh hasil yang terdapat pada tabel dibawah ini: Tabel 4. 4 Hasil Lembar Observasi Guru Pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kreteria Penilaian 1 2 3 4 5 1 Guru melakukan apersepsi  2 Guru memberikan motivasi  3 Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai  4 Guru menjelaskan tentang materi pembelajaran  5 Guru mengelompokkan siswa  6 Guru mengontrol kesiapan diskusi  7 Guru mengamati kesiapan diskusi  8 Guru mengontrol jalannya diskusi  9 Guru memberikan kesempatan untuk bertanya  10 Guru melaksanakan diskusi kelas 
  • 57. 49 11 Guru menyimpulkan dari hasil materi pembelajaran  JUMLAH 34 RATA-RATA 3,09 Keterangan: 1= Kurang Sekali 2= Kurang 3= Cukup 4= Baik 5= Sangat Baik Berdasarkan hasil pengamatan lembar observasi aktifitas guru diatas dapat dihitung rata-rata aktivitas guru dengan rumus dibawah ini: Rata-rata = Diketahui: Jumlah skor : 34 Jumlah observasi : 11 Jawaban : Rata-rata = =3,09 Berdasarkan jumlah skor dari hasil observasi pada guru yang diperoleh dari pra siklus yaitu 34 dengan nilai rata-rata 3,09. Hal ini menujukkan aktifitas guru selama proses pembelajaranpada kegiatan awal (pra siklus) dengan tidak menggunakan metode pembelajaran Card Sort belum mencapai hasil yang memuaskan yaitu dalam kategori cukup. 2) Hasil observasi siswa pada pra siklus Berdasarkan pengumpulan data dari pengamatan yang dilakukan terhadapat aktivitas siswa selama proses belajarberlangsung diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4. 5
  • 58. 50 Hasil Lembar Observasi Siswa Pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kreteria Penilaian 1 2 3 4 5 1 Siswa termotivasi menerima pelajaran  2 Keseriusan siswa dalam menyimak tujauan pelajaran yang disampaikan  3 Siswa berkerjasama dengan berdasarkan kelompoknya masing-masing  4 Kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran  5 Antusias siswa dalam mengikuti KBM  6 Keaktifan siswa dalam proses belajar dengan mengunakan metode Card Sort  7 Kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi  8 Keaktifan dalam diskusi bertanya  9 Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan  10 Masing-masing kelompok melakukan diskusi kemudian dapat memahami metode pembelajaran Card Sort 
  • 59. 51 11 Keseriusan siswa menyimak tujuan pelajaran yang disampaikan  JUMLAH 33 RATA-RATA 3 Keterangan: 1 =Kurang Sekali 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat Baik Berdasarkan hasil pengamatan lembar observasi aktifitas siswa diatas dapat dihitung rata-rata aktivitas siswa dengan rumus dibawah ini: X= Keterangan: X = Rata-rata ∑X = Jumlah skor N = Jumlah observasiDiketahui: ∑ = 33 ∑ N = 11 X = X = 3 Berdasarkan jumlah skor dari hasil observasi pada siswa yang diperoleh dari pra siklus yaitu 33 dengan nilai rata-rata 3. Hal ini menujukkan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran pada kegiatan awal (pra siklus) dengan tidak menggunakan metode ∑
  • 60. 52 pembelajaran Card Sortbelum mencapai hasil yang memuaskan yaitu dalam kategori cukup. d. Refleksi Berdasarkan hasil tindakan pada pra siklus, ada beberapa aspek yang belum terlaksana dengan baik dan perlu perbaikan pada siklus I yaitu: Tabel 4. 6 Refleksi Pembelajaran Pada Pra Siklus No Permasalahan Saran perbaikan 1 Siswa kurang memahami materi pembelajaran Guru diharapkan menjelaskan secara rinci tentang materi pembelajaran 2 Penyediaan waktu dalam pembelajaran ini terlalu sedikit dan kurang efektif Guru harus menggunakan waktu secara disiplin 3 Siswa kurang fokus pada materi pembelajaran dan melakukan aktifitas lain selama proses belajar mengajar berlangsung Guru harus kreatif dalam penyampaian materi pembelajaran sehingga siswa lebih fokus pada materi pembelajaran dan guru harus lebih memperhatikan para siswa 4 Tidak semua siswa aktif, mereka masih terlihat ragu mengemukakan nilai dan alasan yang mereka miliki Guru harus aktif merangsang dan memotifasi serta memberikan keyakinan sehingga siswa menjadi aktif dan kreatif 5 Kurang tertibnya kondisi kelas pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung Guru harus memperhatikan siswa yang kurang disiplin dan harus menguasai ruangan kelas pada saat proses belajar 2. Siklus I
  • 61. 53 Kegiatan awal dari siklus I ini dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pra siklus yang menunjukkan beberapa kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan observasi yang dilakukan diketahui bahwa ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung siswa banyak tidak mengikuti kegiatan belajar dengan serius, ada yang keluar masuk kelas, kebanyakan siswa mengantuk tidak fokus dan melakukan aktivitas sendiri yang tidak berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan permasalah-permasalahan yang ada maka direncanakan suatu tindakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran agar lebih efektif sehingga ada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Card Sort dalam proses pembelajaran. Dalam siklus I terdapat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. a. Tahap Perencanaan (Planning) Pada tahap ini peneliti mempersiapkan beberapahal yang digunakan selama proses belajar berlangsung. Adapun yang disiapkan adalah: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kegiatan pembelajaran pendekatan yang meliputi langkah pembelajaran mulai dari tahap pendahuluan, kegiatan awal inti dan penutup. Pendahuluan yakni proses dimana guru memberikan pengantar awal sebelum proses belajar mengajar dimulai.Kegiatan awal inti yakni suatu tahapan dimana seseorang guru menyampaikan, menjelaskan, dan memberikan pemahaman kepada peserta dididk tentang materi pembelajaran yang sedang berlangsung.Penutup yakni suatu tahap dimana seseorang guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran dan memberikan evaluasi berupa tes kepada siswa. 1. Menyiapkan materi yang akan disampaikan yaitu materi surah AT- Tiin. 2. Mempersiapkan instrumen observasi aktivitas guru. 3. Mempersiapkan instrumen observasi aktivitas peserta didik.
  • 62. 54 4. Mempersiapkan media pembelajaran. media yang akan digunakan yaitu media Card Sort (menyortir kartu), dimana seorang guru menyiapkan kartu sortir dari kertas karton yang berisi materi dan didalam kartu tersebut terdapat kartu induk dan kartu rincian yang disiapkan sesuai SK/KD. 5. Mempersiapkan alat evaluasi (tes) yaitu berupa tes yang dilakukan setiap akhir tindakan tiap siklus. Bentuk alat evaluasi pembelajaran ini yaitu soal tes yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 buah soal. b. Tahap Pelaksanaan/Tindakan (Action) Dalam tahap ini peneliti dan kolabolator melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Card Sort. Proses pembelajaran dalam siklus I ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Kegiatan awal Pembelajaran diawali mengucapkan salam guru mengelola kelas ( mengecek kesiapan, absensi, tempat duduk, dan perlengkapan lainnya), guru mengarahkan siswa untuk membaca doa bersama, guru melakukan apersepsi, guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok (tiap kelompok 5-6 siswa), guru menjelaskan tentang prosedur kerja kelompok dengan metode Card Sort. 2) Kegiatan inti Guru menjelaskan materi pembelajaran, sebelumnya siswa diberi tugas dengan memberikan kartu kepada siswa secara acak dengan kategori yang sama, setelah itu siswa diminta untuk mencari teman dengan berpasangan untuk menjelaskan di depan kelas setelah menemukan kartu dengan kategori yang sama. Pada awal pertemuan siswa A memulai dengan membacakan pertanyaan pertama dan di jawab oleh siswa B. Setelah siswa selesai
  • 63. 55 menjelaskan kartu tersebut selanjutnya guru menjelaskan tentang hal- hal yang masih di anggap perlu agar siswa mendapat pemahaman yang utuh. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat mengambil hikmahnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan siswamengerjakan tes formatif dari guru sebagai evaluasi. 3) Kegiatan penutup Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dan memberikan kesesmpatan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang belum dipahami, guru memberikan pujian dan motivasi kepada siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dan guru menutup pembelajaran dengan salam. 4) Data hasil tes siklus I Setelah diuji instrumen siklus I setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode Card Sort sudah mengalami peningkatan dari pra siklus. Dilihat dari presentase ketuntasan yang diperoleh pada siklus I yakni sebesar 70,27% dengan nilai rata-rata 68,91 dari 30 siswa yang mengikuti tes. Maka hasil yang diperoleh belum mencapai hasil yang diharapkan. Karena presentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal dikatakan berhasil apabila target mencapai 75% dari jumlah siswa dalam kelas memenuhi kreteria ketuntasan belajar. Hal ini dapat dilihat dari tabel perhitungan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pra siklus di bawah ini. Setelah diuji instrumen siklus I terdapat proses pembelajaran dengan menggunakan metode Card Sort maka ditemukan adanya peningkatan kemampuan sebelum dilaksanakan tindakan. Hasil belajar tentang cita-citaku menjadi anak sholih pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
  • 64. 56 Tabel 4. 7 Perhitungan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I No Nama Siswa VE (Siklus I) KK M Nilai (x) Keterangan Tuntas Belum Tuntas 1 Aisha Al Syakirah 70 70  2 Aisyah Rheanna Mufi 70 70  3 Alicia Rahma Paramita 70 60  4 Arera Dian Klaudiah 70 70  5 Ariq ulwah 70 70  6 Athiqah Khalishah 70 60  7 Azzam Shidqi 70 50  8 Baiq Rabiatul 70 80  9 Ervinda Oktavia 70 80  10 Fathia Azalia Rekaputri 70 60  11 Fayyad muazzam 70 80  12 Ghaisan Ahlan Bashar 70 70  13 Haical Nur Ramadhani 70 70  14 Izz Hamizan Nur Isnan 70 80  15 Kaiyisah Yumna Zahra 70 60  16 Khoirul Aria Saputra 70 60  17 Mazaya Habibah Azzahra 70 70  18 Muhammad an’im Basyir 70 60  19 Muhammad Dzaki A. 70 90  20 Muhammad fariz Al H. 70 70  21 Muhammad Irfan A. 70 80  22 Muhammad Ithar Firdaus 70 70  23 Najia Mahira Rifai 70 80  24 Qhanaya yumna Shalihah 70 80 
  • 65. 57 25 Qiano Yudistyra Hadi T. 70 70  26 Raffandi aulia Firmansyah 70 70  27 Syifa Nur Fadhilah 70 70  28 ShyifaNadya Syaripuddin 70 60  29 Windhi Airishana Ismail 70 70  30 Zavaro khairrazky N. 70 70  Jumlah 2100 Rata-rata 70 Siswa yang tuntas 22 Siswa yang belum tuntas 8 Tabel 4. 8 Ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I No Skor (X) Kategori 1 10-45 Sangat rendah 2 46-69 Rendah 3 70-79 Cukup 4 80-89 Baik 5 90-100 Sangat baik Dari hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I nilai rata-rata yaitu 70%. Dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 90. Diantaranya 7 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan dan 23 orang siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar. Jika dihitung berdasarkan persentase ketuntasan belajar maka siswa yang tuntas sebesar 70,27%. Sudah terjadi peningkatan dari pra siklus tetapi belum mencapai target kentuntasan sebesar 75% dariseluruh total siswa.
  • 66. 58 a) Nilai rata-rata siswa menggunakan rumus sebagai berikut: X= ∑ ∑ Keterangan: X = nilai rata-rata siswa ∑ = Jumlah total nilai siswa ∑N = Jumlah total siswa yang dinilai Diketahui: ∑ x = 21000 ∑ N = 30 X = X = 70 b) Persentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut: P= × 100% Keterangan: P = Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ∑ = Jumlah Siswa yang memperoleh nilai ≥70 ∑ = Jumlah Seluruh SiswaDiketahui: P = 26 P = 30 P = × 100 P = 70,27% Untuk lebih jelasnya, persentase ketuntasan belajar siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
  • 67. 59 Tabel 4. 9 Persentase Nilai Siswa Pada Siklus I No Nilai KKM Jumlah Siswa Presentase (F/N) X 100%) Keterangan 1 ≥70 22 70,27% Tuntas 2 <70 8 29,73% Tidak Tuntas Total 30 100% Dari data diatas dapat diketahui bahwa penggunaan model Card Sort dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada siklus I dalam kategori cukup, sudah ada peningkatan hasil belajar dengan nilai ketuntasan 70,27% Sudah terjadi peningkatan dari pra siklus tetapi belum mencapai target kentuntasan sebesar 75% dari seluruh total siswa. Untuk itu penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus II untuk meningkatkan prestasi belajar berdasarkan target yang ingin dicapai. c. Tahap Pengamatan (Observasi) Berdasarkan pelaksanaaan kegiatan diatas peneliti juga memberi observasi dan menjelaskan hasil proses pelaksanaan kegiatan. Untuk mendapatkan hasil dari proses pelaksanaan kegiatan tersebut peneliti melihat persentase hasil pelaksanaan kegiatan. Dari hasil observasi guru dan siswa saat pembelajaran, peneliti menemukan masih ada beberapaaspek yang belum terlaksana dengan baik. Berikut rinciannya adalah: 1) Hasil observasi guru pada siklus I Berdasarkan pengumpulan data dari pengamatan yang dilakukan terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran maka dapat diperoleh hasil yang terdapat pada tabel dibawah ini: Tabel 4. 10