SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
PROPOSAL SKRIPSI
PENERAPAN PENDEKATAN CTL ( CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN
DI KELAS VIIIA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 1 BINJAI HULU
DESAIN RISET DAN LANDASAN TEORI
OLEH
NONNY EMELLYA
NIM : 080405617
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSADA KHATULISTIWA
SINTANG
2012
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena hanya dengan kuasa dan kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
penulisan desain riset dan landasan teori ini dengan judul ’’Penerapan Model
Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Sistem Pencernaan di Kelas VIIIA Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Binjai Hulu”.
Dalam proses penyelesaian desain riset dan landasan teori ini, penulis telah
banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak baik secara moril, materi
ataupun hal-hal lainnya terutama kepada pembimbing yang telah bersedia
membantu penulis untuk menyelesaikan desain riset dan landasan teori, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Drs. Antonius Suroto,M.MPd selaku pembimbing pertama yang sudah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan desain riset dan landasan teori ini.
2. Veronika Suryajuwanti.A,S.p,M.Sp selaku pembimbing kedua yang sudah
banyak membantu penulis dalam penyelesaian desain riset dan landasan teori
ini.
3. Yakobus Bustami, S.Si, M.Pd selaku ketua prodi biologi yang telah
mengarahkan, memotivasi selama penulisan desain riset dan landasan teori ini.
4. Drs. Rafael Suban Beding, M.Si selaku ketua STKIP Persada Khatulistiwa
Sintang yang telah membina akademika sehingga bisa melaksanakan
perkuliahan secara lancar.
5. Drs.Y.A.T. Lukman Riberu, M.Si selaku ketua badan pendidikan karya bangsa
STKIP Persada Khatulistiwa Sintang yang telah membantu memberikan
sarana dan prasarana untuk perkuliahan.
6. Para dosen serta seluruh administrasi dan staf akademik STKIP Persada
Khatulistiwa Sintang yang telah membantu kelancaran serta memberikan
referensi yang sangat banyak kepada penulis.
7. Kepada kedua orangtua dan seluruh keluarga yang telah membantu dan
memberikan semangat baik secara moril maupun materi.
8. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan dan seperjuangan yang telah banyak
memberikan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa desain riset dan landasan teori ini belum
sempurna disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran, pendapat, dan kritikan yang membangun agar
dikemudian hari dapat lebih baik dalam menyusun desain riset dan landasan teori
ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis,
pihak sekolah dan kampus.
Sintang, ............ 2012
Penulis
PENERAPAN MODEL CTL ( CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN
DI KELAS VIIIA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 1 BINJAI HULU
DESAIN RISET DAN LANDASAN TEORI
Tanggung Jawab Yuridis Material Pada :
NONNY EMELLYA
NIM : 080405617
Disetujui oleh :
Pembimbing Utama, Pembimbing Kedua,
Drs. ANTONIUS SUROTO.M, M.Pd VERONIKA
URYAJUWANTI.A,S.p,M.Sp
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Pendidikan Biologi
YAKOBUS BUSTAMI, S.Si, M.Pd
KATA PENGANTAR …………………………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………...………………………………………..
B. Rumusan Masala ..................…….....………………………...
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………...
E. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………
F. Metode dan Bentuk Penelitian………………………………….
G. Subjek dan Objek Penelitian ……………………………………
H. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ……………………………
I. Teknik Analisis Data ……………………………………………
BAB II PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
METERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
A. Model Contextual Teaching And Learning
1.Hakekat pendekatan contextual .......................................
2.Penerapan pendekatan kontekstual dikelas .......................
B. Pengertian Belajar ..............................................................
C. Hasil Belajar ......................................................................
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………
LAMPIRAN ……………………………………………………………...
i
iv
1
5
6
7
11
18
18
22
24
26
30
32
35
37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses pengembangan daya, keterampilan, dan
moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu
pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara
efektif, manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya dan
produk pendidikan merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi
masyarakat dan pembangunan bangsa. Menurut Ihsan (2005: 2) mengatakan
bahwa ”pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan pontensi-pontesi pembawaan baik jasmani maupun rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyakat dan kebudayaan”.
Dunia pendidikan saat ini memusatkan mutu pendidikan pada
peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang didalamnya terdapat
guru dan peserta didik yang memiliki perbedaan kemampuan, keterampilan,
dan filsafat hidup. Adanya perbedaan tersebut menjadikan pembelajaran
sebagai proses pendidikan memerlukan siasat, pendekatan, metode, dan
teknik yang bermacam-macam sehingga peserta didik dapat menguasai
materi dengan baik dan mendalam. Penguasaan peserta didik terhadap suatu
materi dapat dilihat dari kecakapan yang dimiliki peserta didik yang salah
satunya adalah peserta didik menggunakan daya nalarnya untuk
memecahkan suatu masalah yang ada. Namun kenyataanya sebagian besar
peserta didik belum mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan
pengetahuan yang digunakan atau dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena
penggunaan sistem pembelajaran yang kurang tepat yaitu peserta didik
hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah), sedangkan peserta didik
membutuhkan konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan
sekitarnya. Karena pelajaran IPA biologi yang diberikan tidak hanya transfer
pengetahuan tetapi sesuatu yang harus dipahami oleh peserta didik untuk
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar biologi lebih bermakna jika peserta didik mengalami sendiri
apa yang dipelajari daripada hanya mengetahui secara lisan saja. Dalam hal
ini pemerintah sekarang ini telah berusaha meningkatkan kualitas manusia
Indonesia, antara lain melalui pendidikan. Undang-Undang RI No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS ) pasal 3
disebutkan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Cakap dan berilmu merupakan aspek kognitif, berakhlak mulia, sehat,
beriman dan bertakwa merupakan aspek afektif, sementara itu kreatif dan
mandiri merupakan aspek psikomotorik.
Berdasar tujuan pendidikan nasional di atas, sistem pembelajaran dan
penilaian (assessment) pada semua jenjang pendidikan harus mencerminkan
ketiga aspek ranah seperti kognitif, afektif dan psikomotorik dalam
perkembangan anak tersebut, Pembelajaran Biologi hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual
problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara
bertahap dibimbing untuk menguasai konsep IPA Biologi. Dengan peserta
didik dapat menguasai materi maka peserta didik diharapkan dapat
menggunakan daya pikir untuk memecahkan suatu masalah yang ada.
Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata, dapat mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki, dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan membuat hubungan antara pengetahuan atau
konsep yang telah dimiliki oleh siswa serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari, maka siswa akan mudah memahami konsep. Dengan
menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning maka siswa
akan bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa
semata.
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru mitra yang mengajar
biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu pada tahun
2010/2011 menyatakan bahwa proses pembelajaran biologi di SMP Negeri
1 kecamatan Binjai Hulu pada materi sistem pencernaan sangat kurang. Hal
ini dibuktikan dengan ulangan harian pada materi sistem pencernaan pada
tahun pelajaran 2010/2011, dari 34 peserta didik dikelas VIIIA hanya 11
orang yang tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
yang telah ditetapkan oleh guru biologi SMP Negeri 1 Binjai Hulu yaitu 65
dengan rata rata hasil belajar 30,56%. Hal ini membuktikan bahwa 69,44%
siswa tidak mengalami ketuntasan dalam hasil belajar. Selain faktor hasil
belajar siswa, penggunaan metode dalam pembelajaran juga sangat
berpengaruh terhadap proses belajar siswa tersebut. Hal ini juga dibenarkan
oleh Guru biologi SMP Negeri 1 Binjai Hulu yang menyatakan bahwa
secara umum menggunakan metode ceramah dan diskusi.penggunaan
metode ceramah dan diskusi terutama dikarenakan terbatasnya sarana
sarana pembelajaran dan atau penguasaan strategi oleh guru dalam
pembelajaran sangat terbatas. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru dan
siswa dalam kegiatan belajar seperti bertanya, menjelaskan atau berbagi
informasi dengan mendemonstrasikan, menjawab, memberi komentar, dan
mencatat informasi yang didapat sangat kurang. Maka itu perlu adanya
strategi dalam pembelajaran agar hasil belajar siswa dalam menerima
pembelajaran dapat terwujud.
Pendekatan kontekstual merupakan strategi yang dikembangkan
dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna,
tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dengan siswa
diajak bekerja dan mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu
materi dan nantinya diharapkan siswa dapat menggunakan daya pikirnya
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba
melakukan penelitian dan pembahasan yang dituangkan dalam tulisan
berjudul ”Penerapan Pendekatan CTL ( Contextual Teaching and Learning
) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan
di Kelas VIIIA Sekolah Menegah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu” .
B. Rumusan Masalah
Masalah umum dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana dengan
penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia di
Kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai Hulu?”
Berdasarkan rumusan masalah maka sub masalahnya adalah:
1. Apakah dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan di
kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu?
2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan Penerapan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi sistem
pencernaan di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada sub sub masalah diatas tujuan penelitian secara umum adalah
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan
Contextual Teaching and Learning pada materi sistem pencernaan dikelas
VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu.
Tujuan penelitian secara khusus adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning di Kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menerapkan pendekatan
Contextual Teaching and Learning pada materi sistem pencernaan di
kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu.
3. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi
sistem pencernaan di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian mengenai Penerapan Pendekatan Contextual
Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
materi sistem pencernaan manusia di Sekolah Menengah Pertama tersebut
diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a). Bagi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persada
Khatulistiwa Sintang, penelitian Tindakan Kelas ini dapat digunakan
sebagai bahan referensi serta untuk melengkapi perpustakaan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persada Khatulistiwa
Sintang.
b). Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Diharapkan penelitian Tindakan Kelas ini dapat dijadikan tolak ukur
dalam penelitian berikutnya dalam rangka meningkatkan Ilmu
Pengetahuan di bidang pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a). Bagi Siswa
Memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai konsep biologi
melalui pengalaman nyata dalam pembelajaran.
b). Bagi Guru
Memberi konsep yang jelas mengenai pendekatan kontekstual
sebagai upaya untuk mengembangkan ilmu pendidikan.
c). Bagi sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sebagai salah satu acuan
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
d). Bagi peneliti
1. Memperoleh pengalaman langsung dalam meneliti tentang
penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dalam pembelajaran biologi.
2. Dapat dijadikan bekal bagi calon guru biologi untuk siap
melaksanakan tugas sesuai kebutuhan yang ada di dunia
pendidikan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala–gejala yang akan diteliti. Arikunto (1991:
27) mengatakan ”Variabel adalah subjek penelitian atau apa yang
menjadi titik penelitian pengamatan dalam suatu penelitian”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa variabel adalah
gejala-gejala yang bervariasi menjadi sasaran dalam penelitian.
Dalam penelitian ini ada dua varibel yang meliputi:
a). Varibel Bebas
Menurut Nawawi (2000: 56) Varibel bebas adalah ”Sejumlah
gejala atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau
unsur yang kedua itu disebut terikat”. Adapun varibel bebas dalam
penelitian ini adalah penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning.
b). Variabel Terikat
Menurut Nawawi (2000: 57) mengatakan bahwa ”Varibel terikat
adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang ada atau muncul di
pengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas”. Varibel terikat
dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi sistem
pencernaan.
2. Defenisi Operasional
a). Pengertian Belajar
Menurut Hamalik (2005: 28) ”belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”.
Slameto (2003: 2) ”mengemukakan belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil pengalaman dari interaksi dan lingkungan”. Gagne
dan Berliner (dalam Anni, 2004: 2) ”menyatakan bahwa belajar
merupakan proses yang didalamnya terjadi perubahan perilaku karena
hasil dari pengalaman”.
b). Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah
mengalami aktivitas belajar (Anni, 2004: 4). Pada umumnya hasil
belajar dapat dikelompok menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Gagne dalam
(Suprijono, 2009: 5) hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan merespon
secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan
tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan
masalah maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-
konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, dapat mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki, dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membuat hubungan antara
pengetahuan atau konsep yang telah dimiliki oleh siswa serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mudah memahami konsep.
Menurut Muslich (2009: 41) menjabarkan lima konsep belajar
bawahan yang disingkat REACT (Relating, Expriencing, Applying,
Coorperating, dan Transfering).
a. Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata atau
pengalaman nyata. Pembelajaran harus digunakan untuk menghubungkan
situasi sehari-hari dengan informasi baru untuk dipahami atau dengan
problem untuk dipecahkan.
b. Expriencing adalah belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan, dan
penciptaan. Ini bearti pengetahuan yang diperoleh siswa melalui
pembelajaran yang mengedepankan proses berpikir kritis lewat siklus
inquiri.
c. Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar kedalam
penggunaan dan kebutuhan praktis. Dalam praktiknya, siswa menerapkan
konsep dan informasi ke dalam kebutuhan kehidupan mendatang yang
dibayangkan.
d. Coorperating adalah belajar dalam bentuk berbagi informasi dan
pengalaman, saling merespon, dan saling berkomunikasi.
e. Transfering adalah kegiatan belajar dalam bentuk memanfaatkan
pengetahuan dan pengalaman berdasarkan konteks baru untuk
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.
F. Asumsi Penelitian
Asumsi atau anggapan dasar merupakan teori atau prinsip yang
kebenarannya tidak diragukan lagi oleh peneliti saat itu.Anggapan dasar
merupakan titik tolak yang digunakan oleh peneliti dalam penilaiannya yang
menjadi anggapan dasar dalam penelitian.
Menurut Sudjana (2001 : 3.22 ) “semakin sedikit jumlah anggotanya
maka semakin besar kesempatan untuk berkembang yang tersedia
bagi setiap anggota”. Sudah tentu tanggung jawab yang dimiliki
setiap anggotanya pun lebih besar dibandingkan dengan tim besar.
Hal ini menunjukan bahwa semakin sedikit jumlah anggota kelompok
maka aktivitas siswa dalam kelompok semakin meningkat sehingga siswa
menjadi lebih aktif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Victoria
dalam ( STKIP 2011 ) “adanya peningkatan hasil belajar dan keefektifan
siswa setelah diajarkan dengan menggunakan pendekatan CTL. Berdasarkan
Uraian ini dapat diasumsikan peneliti bahwa melalui penerapan pendekatan
contextual teaching and learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi sistem pencernaan dikelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu.
G. Metode dan Bentuk Penelitian
1.Metode Penelitian
Dalam penelitian metode yang digunakan adalah kuantitatif
deskriftif. Suatu penelitian akan mencapai hasil belajar sesuai dengan apa
yang telah ditetapkan apabila dalam melaksanakan penelitian ini
menggunakan metode yang tepat. Penggunaan metode ini sendiri harus
akurat sesuai dengan yang telah ditetapkan. Surachmad (1987: 21)
mengatakan ”metode adalah sebagai cara untuk mencapai tujuan, misalnya
untuk menguji serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat
tertentu”.
Konsep Pokok Penelitian Tindakan Model Lewin dalam
(Kusumah, 2009: 20) ”terdiri dari empat komponen, yaitu:
a. Perencanaan (planning)
b. Tindakan (acting)
c. Pengamatan (observasi)
d. Refleksi (reflecting)”.
Menurut Lewin ( Kusumah dan Dwitagama, 2009: 20), hubungan
keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
ACTING
PLANNING OBSEVATING
Perencanaan
REFLECTING
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Siklus Penelitian Tindakan Kelas berdasarkan gambar di atas
menunjukkan bahwa:
a. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui
masalah dalam pembelajaran.
b. Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru
berupa solusi tindakan sebelumnya.
c. Selanjutnya diadakan pengamatan yang diteliti terhadap proses
pelaksanaannya.
d. Setelah diamati, guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpan
apa yang telah terjadi dalam kelas.
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
d. Refleksi
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai
berikut:
Siklus I
TindakanRefleksi
Observasi
Perencanaan
TindakanSiklus IIRefleksi
Observasi
Siklus
Berikutnya?
Gambar 3.2 Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus kegiatan sebagai berikut:
SIKLUS I
Tahap perencanaan (Planning)
1. Membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP)
2. Mendiskusikan penerapan pendekatan Contektual Teaching and
Learning.
3. Menyiapkan media pembelajaran
Tahap melakukan Tindakan (Action)
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
2. Menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning.
3. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan
sesuai rencana.
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan
yang dilaksanakan.
5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala.
6. Melakukan tahap tindakan.
Tahap-tahap Mengamati (Observasi)
1. Melakukan diskusi dengan guru kelas VIIIA Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Binjai Hulu.
2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning yang dilakukan oleh guru kelas VIIIA
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu.
3. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang
kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta
memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
Tahap Refleksi (Reflection)
1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan
pembelajaran.
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan
pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan kerja
kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.
3. Melakukan refleksi terhadap penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning.
4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran
biologi.
5. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.
SIKLUS II
siklus II meliputi :
Tahap Perencanaan (Planning)
1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan upaya perbaikan untuk
diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.
3. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I.
Tahap Melakukan Tindakan (Action)
1. Melakukan analisis atau uraian pemecahan masalah.
2. Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan
penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning.
Tahap Mengamati (Observation)
1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning mencatat perubahan yang terjadi.
2. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat
pembelajaran.
Tahap Refleksi (Reflection)
1. Merefleksi proses pembelajaran penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning.
2. Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan
Contextual Teaching and Learning dengan kerja kelompok.
3. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian.
Tahap Refleksi (Reflection)
1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan
pembelajaran.
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan
pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan kerja
kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.
3. Melakukan refleksi terhadap penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning.
4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran
biologi.
5. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa
2.Bentuk Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Penelitian
Tindakan Kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovasi yang
“dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah (Arikunto,
2006: 90).
Berdasarkan pendapat di atas, Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
yang dilakukan di kelas dengan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksi
tindakan secara kolaborasi dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
H. Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai
Hulu , yaitu di kelas VIII. Dimana kelas VIII di SMP Negeri 1 Binjai Hulu terdiri
dari kelas VIIIA, VIIIB VIIIC. Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Binjai Hulu. Alasan saya meneliti Di SMP Negeri 1 Binjai Hulu kelas VIIIA,
disebabkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran masih rendah.
I. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan data yang dicari maka teknik pengumpulan data pada
penelitian ini meliputi:
a. Komunikasi Tidak Langsung
Penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan
tentang tanggapan siswa dengan cara menyebarkan angket.
b. Observasi langsung
Penelitian mengadakan hubungan langsung dengan subjek penelitian.
Alat pengumpulan data dalam teknik ini berupa Lembar Observasi
Kinerja Guru.
c. Pengukuran
Penelitian ini untuk mengukur tingkat nilai siswa alatnya berupa
essay tes.
d. Dokumentasi
hal ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data data yang
mendukung penelitian meliputi nama-nama siswa yang menjadi
subyek penelitian dan data nilai siswa.
2. Alat Pengumpulan Data
a. Angket
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui minat atau
respon siswa, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
b. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
format observasi untuk menilai serangkaian daftar kejadian penting
yang akan diamati. Observasi digunakan sebagai bahan
pertimbangan tahap refleksi untuk menentukan tindakan perbaikan
yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Pada format
observasi ini, peneliti hanya memberikan tanda silang () pada
kolom yang telah disediakan.
c. Tes
Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dikaitkan
dengan penggunaan pendekatan kontektual. Sebelum tes digunakan
untuk memperoleh data siswa sebagai subyek penelitian. Uji coba
soal yang telah dilaksanakan, bertempat di kelas VIIIA Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu.
d. Dokumentasi
Hal ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang
mendukung penelitian meliputi nama-nama siswa yang menjadi
subyek penelitian dan data nilai siswa
3. Pengembangan alat pengumpul data
a. Validitas
Menurut Arikunto (2006: 67) sebuah tes dikatakan memiliki
validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar
dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Untuk mengetahui
validitas ini setelah soal tes divalidasi oleh tim ahli yang terdiri atas
guru biologi maka selanjutnya perhitungan validitas instrumen
penelitian dicek melalui analisis daya pembeda dengan menggunakan
uji t terhadap 27% skor jawaban kelompok tinggi dan 27% skor
jawaban kelompok rendah (Usman dan Setiady, 2006: 288-289).
Sebagai berikut:
1) Membuat tabel skor kelompok tertinggi dan terendah
2) Menguji daya pembeda secara signifikan menggunakan rumus test
t =
21
21
11
nn
S
xx
gab 

S2
gab =
2
)1()1(
21
2
22
2
11


nn
SnSn
Keterangan :
Sgab = Standar deviasi gabungan
1x = Nilai rata-rata kelompok tinggi
2x = Nilai rata-rata kelompok rendah
n1 = Banyaknya data kelompok tinggi
n2 = Banyaknya data kelompok rendah
S 2
1 = Variansi kelompok tinggi
S 2
2 = Variansi kelompok rendah
3) Menentukan validitas
Jika t hitung > + t tabel atau t > + t tabel, maka alat pengumpul data
valid untuk mengukur variabel.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan pada
subjek yang sama dan untuk mengetahui ketetapan isi pada dasarnya
dilihat kesejajaran hasil (Arikunto, 2006: 90). Bentuk tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes esay. Sebelum soal tes
digunakan dalam penelitian ini, Perhitungan reliabilitas tes dilakukan
dengan rumus Cronbach Alpha (α) menurut Usman dan Setiady
(2006: 291-293) sebagai berikut :
α = ( ) (1- )
Keterangan :
k = jumlah item
S 2
1 = jumlah varian skor total
S 2
1 = varian responden untuk item ke i
Dari hasil uji coba dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (α)
diperoleh reliabilitas tes sebesar 0,945. Berdasarkan kriteria
reliabilitas soal tes termasuk kedalam kategori reliabel.
Tabel 4.1
Kriteria Realibilitas
No Kategori Penilaian Rentang Skor
1.
Sangat Baik 0,800-1,00
2. Baik
0,600-0,799
3. Cukup
0,400-0,699
4. Kurang
0,400-0,599
5. Sangat Kurang 0,000-0,199
J. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan metode statistik deskriptif dengan
membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar
siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:
1) Merekapitulasi nilai tes, nilai post tes pada tiap siklus.
2) Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar siswa sebelum
dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada
tiap siklus untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar.
3) Penilaian
a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan
Rumus:
jumlah skor yang diperoleh
nilai siswa = X100% (Arikunto 2002: 236)
Jumlah skor maksimal
b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut:
X ═
N
x
Keterangan
X ═ nilai rata-rata
Σ x = jumlah nilai
N = jumlah peserta tes
c. Ketentuan Persentase Ketuntasan Belajar Kelas
Ketuntasan belajar kelas =


k
Sb
x 100%
Keterangan:
Sb = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 55% dari seluruh
tujuan pembelajaran
k = jumlah siswa dalam sampel (Mulyasa 2004: 199)
BAB II
PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN
A. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
1. Hakekat Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
(Muslich, 2009: 41). Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari
siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia
belajar. Dengan pendekatan kontekstual proses pembelajaran diharapkan
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,
bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa mempelajari yang
bermanfaat dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, siswa
memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.
Menurut Johnson (2009: 18) “dalam Contextual Teaching and
Learning guru berperan sebagai fasilator tanpa henti (reinforcing), yakni
membantu siswa menemukan makna (pengetahuan)”. Keinginan untuk
menemukan makna adalah sangat mendasar bagi manusia. Tugas utama
pendidik adalah memberdayakan pontensi kodrati sehingga siswa
menangkap makna dari materi yang diajarkan. Setiap materi yang
disajikan memiliki makna dengan kualitas yang beragam. Makna yang
berkualitas adalah makna kontekstual, yakni dengan menghubungkan
materi ajar dengan lingkungan personal dan sosial.
Menurut Johnson (2009: 65) Sistem Contextual Teaching and
Learning mencakup delapan komponen yaitu :
1. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna
2. Melakukan pekerjaan yang berarti
3. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri
4. Bekerja sama
5. Berpikir kritis dan kreatif
6. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang
7. Mencapai standar yang tinggi
8. Menggunakan penilaian autentik.
Pembelajaran dan pengajaran kontekstual berhasil terutama karena
sasaran utamanya untuk mencari makna dengan menghubungkan
pekerjaan akademik dengan kehidupan keseharian, dan beragam elemen
sesuai dengan prinsip dasar alam. Johnson (2009: 69) mengatakan bahwa
”memahami prinsip–prinsip ini dan cara Contextual Teaching and
Learning menerapkannya berarti memahami mengapa pembelajaran
pengajaran kontekstual memberikan jalan menuju keunggulan akademik
yang dapat diikuti semua siswa”.
Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Contextual Teaching and Learning mencerminkan prinsip saling
bergantungan.
2. Contextual Teaching and Learning mencerminkan prinsip
diferensiasi.
3. Contextual Teaching and Learning mencerminkan prinsip
perorganisasian diri.
2. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas
Penerapan pendekatan kontekstual dalam kelas cukup mudah.
Secara garis besar, langkah-langkah pendekatan kontekstual menurut
Muslich (2009: 43) adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan pemikiran bahwa pembelajaran akan lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan ketrampilan barunya.
b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-
kelompok).
e. Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.
f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata
ketika pembelajaran berlangsung.
3. Tujuh Komponen CTL
Pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama yang harus
diterapkan dalam pembelajarannya (Muslich, 2009: 44). Ketujuh
komponen tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Konstruktivisme (Construktivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir secara filosofi
pendekatan kontekstual, pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit
demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas
(sempit) Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata. Menurut Muslich (2009: 44) mengatakan bahwa :
1) Dalam pandangan konstruktivis, ‘strategi memperoleh’ lebih
diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh
dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah
memfasilitasi proses tersebut dengan menjadikan pengetahuan
bermakna dan relevan bagi siswa.
2) Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan
idenya sendiri.
3) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri
dalam belajar.
4) Pengetahuan siswa tumbuh dan berkembang melalui
pengalaman sendiri.
5) Pengalam siswa bisa dibangun secara asimilasi maupun
akomodasi.
b. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis kontekstual. ”Pengetahuan dan ketrampilan
siswa diperoleh bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta tetapi
dari menemukan sendiri”. Siklus inquiry: merumuskan masalah,
observasi, bertanya, mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan
data dan penyimpulan (Muslich, 2009: 45).
c. Bertanya (Questioning)
Pertanyaan dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan,
bentuk, dan jawaban yang ditimbulkannya. Dalam kelas, guru
mengajukan pertanyaan untuk bercakap-cakap, merangsang siswa
berfikir, mengevaluasi belajar, memulai pengajaran, memperjelas
gagasan, dan meyakinkan apa yang diketahui siswa. Menurut
Muslich (2009: 46) dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan
bertanya berguna untuk:
1) Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis.
2) Mengecek pemahaman siswa.
3) Membangkitkan respon kepada siswa mengetahui sejauh
mana keingintahuan siswa.
4) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa.
5) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang
dikehendaki guru.
6) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa.
7) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
Aktivitas bertanya dapat ditemukan ketika siswa berdiskusi,
bekerja dalam kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika
mengamati, dan sebagainya.
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Dalam masyarakat-belajar, hasil pembelajaran dapat
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh
dari sharing antarteman, antarkelompok, dan antara mereka yang
belum tahu (Muslich, 2009: 46).
Masyarakat belajar (learning community) mengandung arti
sebagai berikut:
1) Adanya kelompok belajar yang berkomunikasi untuk berbagai
gagasan dan pengalaman.
2) Ada kerja sama untuk memecahkan masalah.
3) Ada tanggung jawab kelompok, semua anggota dalam kelompok
mempunyai tanggung jawab yang sama.
4) Ada komunikasi dua arah atau multi arah.
5) Ada kesediaaan untuk menghargai pendapat orang lain.
e. Pemodelan (Modelling)
Maksudnya dalam sebuah pembelajaran ketrampilan atau
pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru (Muslich, 2009: 46).
Model yang di maksud bisa berupa menunjukkan hasil karya.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang
baru di pelajari (Muslich, 2009: 46). Refleksi diperlukan karena
pengetahuan harus dikontekstualkan agar sepenuhnya dipahami dan
diterapkan kembali. Dengan memikirkan apa yang baru saja
dipelajari, menelaah dan merespon semua kejadian, aktivitas, atau
pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan
masukan atau saran jika diperlukan, siswa akan menyadari bahwa
pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau
bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)
“Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang
biasa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa untuk
memastikan bahwa siswa mengalami proses belajar yang benar”
(Muslich, 2009: 47). Gambaran tentang kemajuan belajar siswa
diperlukan di sepanjang proses pembelajaran maka assesment tidak
dilakukan di akhir periode, tetapi dilakukan bersamaan dengan
proses pembelajaran.
Karakteristik Autentic Assesment:
a) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung
b) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
c) Yang diukur ketrampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
d) Dapat digunakan sebagai feed back.
B. Pengertian Belajar
Menurut Hamalik (2005: 28) “belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Menurut
(Slameto, 2003: 2) mengemukakan “belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil pengalaman dari interaksi dengan lingkungan”. Gagne dan
Berliner dalam (Anni, 2004: 2) ”menyatakan bahwa belajar merupakan
proses yang didalamnya terjadi perubahan perilaku karena hasil dari
pengalaman”. Menurut Purwanto (2004: 84) mengatakan bahwa “belajar
adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi”.
Dari pendapat-pendapat di atas, belajar merupakan suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang berupa tingkah laku,
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap karena pengalaman atau
interaksi dengan lingkungan. Belajar yang efektif dimulai dari lingkungan
belajar yang berpusat pada siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator.
Selain itu pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa
menggunakan pengetahuan baru, dan menumbuhkan komunitas belajar
dalam bentuk kerja kelompok sangat diperlukan. Darsono (2000: 30-31)
mengemukakan ciri-ciri belajar antara lain:
a) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai arah
kegiatan dan sebagi tolok ukur keberhasilan.
b) Belajar merupakan suatu proses interaksi antara individu dengan
lingkungan, berarti individu harus aktif dengan menggunakan
berbagai potensi yang dimiliki untuk belajar, misalnya perhatian,
minat, pikiran, emosi, motivasi, dan lain-lain.
c) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan yang bersifat internal
dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terpisah satu
dengan yang lain pada diri orang yang belajar. Siswa akan belajar
lebih baik jika lingkungan yang diciptakan alamiah. Belajar akan
bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajari, bukan
mengetahui semata. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan
menerapkan ide mereka sendiri.
Dalam kegiatan belajar mengajar anak adalah sebagai subjek dan
sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran
tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran. Belajar merupakan sebagai konsep mendapatkan pengetahuan
dalam praktiknya banyak dianut. Menurut (Nurhadi, 2004: 8) mengatakan
bahwa “ proses belajar mengajar siswa membangun sendiri pengetahuan
mereka melalui ketrelibatan aktif dalam proses belajar mengajar”. Guru
bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan
sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau
menerimanya. Menurut Cronbach dalam (Suprijono, 2009: 2) mengatakan
”Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.
(Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru,
mencoba sesuatu,mendengar dan mengikuti arah tertentu).
C. Hasil Belajar
”Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar” (Anni, 2004: 4). Pada
umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya
kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis,
mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. ”Kemampuan yang penting
pada ranah kognitif adalah kemampuan menerapkan konsep-konsep untuk
memecahkan masalah yang ada di lapangan” (Anni, 2004: 6). ”Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan
nilai ”(Anni, 2004: 7). Ranah psikomotorik mencakup menunjukkan
adanya kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf,
manipulasi objek, dan koordinasi syaraf (Anni, 2004: 9).
Menurut Gagne (Suprijono, 2009: 5) mengatakan belajar adalah
sebagai berikut :
a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuaaan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan
konsep dan lambang.
c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan aktivitas
kognitifnya sendiri.
d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
ototimatisme gerak jasmani.
e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi, yaitu:
1. Faktor dari dalam siswa, yaitu kemampuan yang dimiliki siswa,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial, ekonomi, faktor psikis dan fisik.
2. Faktor dari luar diri siswa, yaitu kualitas pengajaran atau tinggi
rendahnya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Slameto (2003: 92-93) ada beberapa syarat yang diperlukan
untuk melaksanakan pengajaran yang efektif, yaitu:
a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Di dalam belajar siswa
harus mengalami aktivitas mental, seperti belajar dapat
mengembangkan kemampuan intelektual, berfikir kritis, menganalisis
dan aktivitas fisik, seperti mengerjakan sesuatu, membuat peta dan
lain-lain.
b. Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar.
Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih
menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, dan kelas menjadi
hidup.
c. Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah yang
memenuhi tuntutan masyarakat dikatakan bahwa kurikulum itu baik
dan seimbang. Kurikulum juga harus mampu mengembangkan segala
segi kepribadian siswa, di samping kebutuhan siswa sebagai anggota
masyarakat.
d. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata
di masyarakat. Bentuk-bentuk kehidupan di masyarakat dibawa ke
sekolah, agar siswa mempelajari sesuai dengan kenyataan.
Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi
kebebasan siswa untuk menyelidiki sendiri, mencari pemecahan
masalah sendiri. Hal ini menumbuhkan rasa tanggung jawab yang
besar terhadap sesuatu yang dikerjakan siswa dan kepercayaan pada
diri sendiri.
Berbagai hasil penelitian, sebagaimana diungkapkan oleh
Djamarah (2002: 161) mengatakan hasil belajar ditunjukan dengan
hubungan erat antara IQ dengan hasil belajar di sekolah. Hasil belajar di
sekolah dapat di jelaskan dengan IQ, yaitu kecerdasan yang diukur dengan
tes intelgensi. Anak-anak yang mampu IQ yang mempunyai IQ 90-100,
pada umumnya akan mampu menyelesaikan sekolah tanpa kesukaran,
sedangkan anak-anak yang mempunyai IQ 70-89 pada umumnya akan
memerlukan bantuan khusus untuk menyelesaikan sekolah (Djamarah).
Menurut pendapat di atas bahwa metode pengajaran yang efektif
yaitu belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Pelajaran perlu
dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat Dalam interaksi
belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebebasan siswa untuk
menyelidiki sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri, sehingga
dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap sesuatu
yang dikerjakan siswa dan kepercayaan pada diri siswa sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, C. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Arikunto, S. (1991). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Darsono, Max, dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Djamarah, dkk. (2002). Psikologi belajar.Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ihsan, F. (2005).Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Johnson, E. (2009). Contextual Teaching and Learning.Bandung: Mizal Learni
Center
Kusumah,W.Dan Dedi,D. (2009). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta Barat: PT
Indeks Permata Puri.
Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompentesi dan Kontekstual.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nawawi, H. (2000). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Nurhadi, (2004). Kurikulum 2004 pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo.
Purwanto, N (2004).Spykologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Surachmad, Winarno. (1987).Metode Penelitian. Jakarta: Bina Aksara
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Undang-undang Republik Indonesia. (2003). Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung: Citra Umbara.
Usman, H. Dan Setiady, P. (2006). Statistika, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Lampiran 1
Siklus 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas/Semester : VIII/Satu
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan
manusia.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
1. Menyebutkan macam alat pencernaan makanan pada manusia.
2. Membandingkan proses pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi.
3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh.
A. Lokasi waktu : 2 x 40 menit
B. Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat:
1. Menyebutkan macam alat pencernaan pada manusia.
2. Membandingkan proses terjadinya pencernaan mekanis dan kimiawi.
3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh.
C. Materi Pembelajaran :
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
A. Alat dan organ Pencernaan
B. Proses Pencernaan
D. Metode dan Model Pembelajaran :
1. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab
2. Model Pembelajaran :Pendekatan Contextual Teaching and Learning
E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
- Memberikan salam
- Absensi
- Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian
sebutkan alat pencernaan pada manusia)
- Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti (60 menit)
- Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan ketrampilan barunya.
- Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.
- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
- Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-
kelompok).
- Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.
- Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
- Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata
ketika pembelajaran berlangsung.
3. kegiatan penutup (10 menit)
- Guru dan siswa membuat kesimpulan.
- Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa.
- Guru memberikan pekerjaan rumah
- Guru menutup pembelajaran.
F. Sumber belajar
- Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII,
Intan Pariwara: 20-37.
G. Penilaian
- Tehnik penilaian : Tes tertulis
- Bentuk instrument : Tes Uraian
Butir-butir soal:
1. Sebutkan dua macam alat penyusun sistem pencernaan pada manusia!
(Skor 2)
2. Bandingkan proses terjadinya pencernaan mekanis dan kimiawi!(skor 4)
3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh! (Skor 4)
KUNCI JAWABAN
No Kunci Jawaban Kriteria Skor
1. Macam-macam alat saluran sistem
pencernaan pada manusia, antara lain:
1. mulut
2. gigi
- Menjawab dua
item dengan
benar.
- Menjawab satu
item atau lebih
dengan benar.
- Menjawab
salah/tidak
2
1
0
2. Proses terjadinya pencernaan mekanis dan
kimiawi pada proses pencernaan yaitu :
1. Proses pencernaan mekanis yaitu proses
pemecahan makanan dari bentuk kasar
menjadi halus,tanpa mengalami
perubahan zat. Pada proses ini makanan
hanya mengalami perubahan bentukatau
disebut juga dengan perubahan fisika.gigi
mempunyai peran yang sangat vital
dalam pencernaan ini.gigilah yang
memotong,merobek,atau menghaluskan
makanan menjadi bagian bagian kecil
untuk bisa ditelaan.
- Menjawab dua
item dengan
benar.
- Menjawab satu
item dengan
benar.
- Menjawab
salah/tidak
menjawab.
4
2
0
2. Proses pencernaan kimiawi yaitu proses
pencernaan makanan dengan
menggunakan bantuan enzim.dalam
pencernaan ini makanan akan mengalami
perubahan kimiawi menjadi zat baru.pada
saat makanan berada di mulut,akan
mengalami perubahan fisik sekaligus
kimiawi dengan dengan adanya air
ludah.didalam air ludah inilah terkandung
enzimyang mengubah makanan yang kita
makan misalnya karbohidrat menjadi
gula sederhana oleh enzim amilase atau
ptialin.
3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi
didalam tubuh:
-proses pencernaan mekanis pada gigi
yaitu makanan padat dipotong dan
dihancurkan menjadi butir makanan yang
lebih kecil (halus).gigi tertanam pada
rahang dan diperkuat oleh jusi.bagian
bagian gigi:- mahkota gigi
- tulang gigi
- rongga gigi
- Menjawab benar
- Menjawab
salah/tidak
menjawab.
4
0
Skor Siswa
Nilai ═ x 100
Skor Maksimum
Mengetahui Sintang, 2012
Kepala Sekolah Peneliti
……….. Nonny Emellya
Lampiran 2
Siklus 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas/Semester : VIII/Satu
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan
manusia.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
1. Menyebutkan macam alat pencernaan makanan pada manusia.
2. Membandingkan proses pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi.
3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh.
A. Lokasi waktu : 2 x 40 menit
B. Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat:
1. Menyebutkan macam alat pencernaan makanan pada manusia.
2. Membandingkan proses pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi.
3 menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh.
C. Materi Pembelajaran : SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
- Proses Pencernaan
D. Metode dan Model Pembelajaran :
- Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab
- Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning
E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
- Memberikan salam
- Absensi
- Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian
sebutkan alat pencernaan pada manusia)
- Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti (60 menit)
- Guru melakukan tanya jawab untuk membangun pengetahuan siswa
tentang sistem pencernaan Pada Manusia.
- Guru memberikan penjelasan tentang sistem pencernaan pada manusia
- Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan ketrampilan barunya.
- Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.
- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
- Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-
kelompok).
- Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.
- Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
- Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata
ketika pembelajaran berlangsung.
3. kegiatan penutup (10 menit)
- Guru dan siswa membuat kesimpulan.
- Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa.
- Guru memberikan pekerjaan rumah
- Guru menutup pembelajaran.
F. Sumber belajar
Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Intan
Pariwara: 20-37.
G. Penilaian
- Tehnik penilaian : Tes tertulis
- Bentuk instrument : Tes Uraian
Butir-butir soal:
1. yang dimaksud dengan kantung empedu pada organ
pencernaan! (skor 4 )
2. pencernaan mekanis dibagi menjadi dua, segmentasi dan
peristaltik.jelaskan! ( skor 4 )
3. apa yang dimaksud dengan gerakan sadar dan tak sadar
dalam prose menelan! ( skor 4 )
KUNCI JAWABAN
No Kunci Jawaban Kriteria Skor
1. Kantung empedu ialah: suatu kantung yang
panjangnya 7-10 cm yang berada dibawah
hati,kantung empedu berstruktur mikrokopis
mirip lambung.
-Menjawab item
dengan
-Menjawab salah
- tidak menjawab.
6
2
0
2. -Segmentasi ialah suatu kontraksi berbentuk
cincin diikuti relaksasi yang ritmis dari segmen
segmen otot tertentu.usus halus sewaktu chyme
berada dalam usus,segmentasi akan
menyebabkan chyme bergerak maju mundur
dengan tedensi lebih bergerak maju sehingga
chyme akan tercampur dengan enzim
pencernaan dan terjadi kontak dengan mukosa
usus untuk diabsorpsi.
-Peristaltik ialah kontraksi otot-otot usus halus
dibelakang chyme yang hasilnya akan
mendorong chyme kearah usus besar.umumnya
peristaltik terjadi setelah sebagian besar
makanan diabsorpsi. Chyme bergerak didalam
- Menjawab dua
Item dengan
benar.
- Menjawab satu
item dengan
benar.
-Menjawab salah
4
2
0
3.
usus kurang lebih 60 cm/jam sehingga
pencernaan dan abnsorpsi diusus berlangsung 4-
5 jam.
- Gerakan sadar adalah bolus makanan yang
berada diantara lidah dan langit langit oleh
lidah kearah atas dan belakang sehingga bolus
makanan masuk ke oropharynx.
- Gerakan tak sadar terbagi dua:
1. Gerakan didaerah pharynx adalah berupa
reflek yang mengerakan uvula dan langit langit
lunak keatas dan menutup nasopharynx
sehingga makanan tidak masuk kerongga
hidung.
2. Gerakan didaerah oesophagus
(kerongkongan) adalah berupa gerakan
peristaltik yang mendorong makanan kearah
bawah masuk kedalam lambung.
- Menjawab dua
item dengan benar
- Menjawab satu
item dengan benar
-Tidak menjawab
item dengan benar
4
2
0
Skor Siswa
Nilai ═ x 100
Skor Maksimum
Mengetahui Sintang, 2012
Kepala Sekolah Peneliti
………………… NONNY EMELLYA
Lampiran 3
Siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas/Semester : VIII/Satu
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan
manusia.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan.
2. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dalam kehidupan
sehari hari.
3. Menjelaskangangguanpadasistempencernaan
A. Lokasi waktu : 2x40menit
B. TujuanPembelajaran:
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan.
2. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dala kehidupan
3. Menjelaskan gangguan pada sistem pencernaan
C. Materi Pembelajaran : SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
- Proses Pencernaan
D. Metode dan Model Pembelajaran :
- Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab
- Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning
E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
- Memberikan salam
- Absensi
- Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian
sebutkan salah satu fungsi lambung)
- Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti ( 60 menit )
- Guru melakukan tanya jawab untuk membangun pengetahuan siswa
tentang Proses Pencernaan Pada Manusia.
- Guru memberikan penjelasan tentang usus besar yang membantu
proses pencernaan.
- Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan ketrampilan barunya.
- Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.
- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
- Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-
kelompok).
- Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.
- Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
- Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata
ketika pembelajaran berlangsung.
3. kegiatan penutup (10 menit)
- Guru dan siswa membuat kesimpulan.
- Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa.
- Guru memberikan pekerjaan rumah
- Guru menutup pembelajaran.
F. Sumber belajar
Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Intan
Pariwara: 20-37
G. Penilaian
- Tehnik penilaian : Tes tertulis
- Bentuk instrument : Tes Uraian
Butir-butir soal:
- Ada tiga pergerakan yang terjadi pada usus besar,sebutkan!
( skor 3)
- Jelaskan yang dimaksud dengan kelainan parotitis epidimika!
( skor 4 )
- Gangguan yang terjadi akibat peradangan dihati yang disebabkan
oleh virus adalah ciri penyakit! ( skor 2)
KUNCI JAWABAN
No Kunci Jawaban Kriteria Skor
1. Tiga pergerakan pada usus besar yaitu:
- Segmentasi
- Peristaltik
- Peristaltik kuat
-Menjawab tiga
item dengan benar
-Menjawab dua
item dengan benar
-menjawab satu
dengan benar
-tidak menjawab
3
2
1
0
2.
3.
Parotitis epidimika ialah suatu penyakit
menular yang menyerang kelenjar ludah
terutama pada kelenjar parotis.kelenjar yang
terserang menjadi bengkak,
panas,nyeri.penyebabnya ialah sejenis virus
yang ditularkan melalui percikan ludah,paling
sering menyerang anak anak 5-15 tahun.
Penyakit hepatitis
-Menjawab item
dengan benar.
-Tidak menjawab
dengan
- menjawab item
dengan benar
- tidak menjawab
4
0
2
0
Skor Siswa
Nilai ═ x 100
Skor Maksimum
Mengetahui Sintang, 2012
Kepala Sekolah Peneliti
………………… NONNY EMELLYA
Lampiran 4
Siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas/Semester : VIII/Satu
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan
manusia.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan.
2. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Menjelaskan gangguan pada sistem pencernaan.
A. Lokasi waktu : 2x40menit
B. TujuanPembelajaran :
Peserta didik dapat :
1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan
2. Meyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dalam kehidupan
Sehari hari
3. Menjelaskan gangguan yang terjadi pada system pencernaan.
C. Materi Pembelajaran : SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
- Proses Pencernaan
D. Metode dan Model Pembelajaran :
- Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab
- Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and
Learning
E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
- Memberikan salam
- Absensi
- Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian
jelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan )
- Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti (60 menit)
- Guru melakukan tanya jawab untuk membangun pengetahuan siswa
tentang materi yang telah lalu yaitu tentang Pencernaan Pada
Manusia.
- Guru memberikan penjelasan tentang berbagai macam penyakit dan
kelainan serta gangguan pada sistem pencernaan
- Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan ketrampilan barunya.
- Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.
- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-
kelompok).
- Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.
- Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
- Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata
ketika pembelajaran berlangsung.
3. kegiatan penutup (10 menit)
- Guru dan siswa membuat kesimpulan.
- Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa.
- Guru memberikan pekerjaan rumah
- Guru menutup pembelajaran.
F. Sumber belajar
Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Intan
Pariwara: 20-37
G. Penilaian
- Tehnik penilaian : Tes tertulis
- Bentuk instrument : Tes Uraian
Butir-butir soal:
1. Apa yang dimaksud dengan Appendix vermiform (usus
buntu)!(skor 4)
2. Sebutkan contoh kelainan dan penyakit yang sering terjadi
dikehidupan sehari hari! ( skor 4 )
3. Jelaskan salah satu gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan!
( skor 6 )
KUNCI JAWABAN
N
o
Kunci Jawaban Kriteria Skor
1
2.
3
Suatu kantung yang disebut dengan caecum dan
pada caecum melekat suatu saluran yang buntu
dan disebut usus buntu.
Contoh kelainan dan penyakit yang terjadi
dikehidupan sehari hari : penyakit parotitis,
penyakit xerostomia,penyakit pada kolon diare
,apendisitis dan sembelit.pada lambung
penyakit gastritis,pada usus halus penyakit
sindroma melabsorpsi.
Gangguan yang terjadi pada kolon misalnya
diare yaitu infeksi kuman pada kolon yang
mengakibatkan pengaturan kandungan air dalam
- Menjawab item
dengan benar
- Tidak
menjawab
-Menjawab item
dengan benar
-Tidak menjawab
- Menjawab
item dengan
benar
4
0
4
0
4
Skor Siswa
Nilai ═ x 100
Skor Maksimum
Mengetahui Sintang, 2012
Kepala Sekolah Peneliti
………………… NONNY EMELLYA
feses terganggu sehingga kerja kolon untuk
mengeluarkan feses terganggu
- Tidak
menjawab
0
Lampiran 5
Kisi Kisi Angket
N0 Indikator Nomor Pertanyaan
Angket
1.
2.
3.
Peningkatan tanggung jawab peserta didik
yang ditunjukan dengan meningkatkan
kesadaran dan keinginan menyelesaikan
tugas tugas yang diberikan guru
Peningkatan kwalitas pembelajaran yang
ditunjukan dengan meningkatnya perhatian
dan partisipasi peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran
Peningkatan kompetensi yang sehat yang
ditunjukan dengan keinginan mendapatkan
nilai diatas KKM
1,2 dan 3
4 dan 5
6 dan 7
Lampiran 6
LEMBAR ANGKET SISWA
1.Petunjuk:
a) Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyatan yang dirasakan
denagan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang telah
tersedia.
b) Jawaban yang diberikan tidak berhubung dengan penilaian hasil belajar
(prestasi akademik) yang dimiliki.
c) Jawaban yang diberikan akan sangat membantu dalam penilaian ini, oleh
karna itu kejujuran dalam menjawab sangat diharapkan demi kelancaran
penelitian ini.
d) Atas jawaban dan kejujuran yang diberikan kami ucapkan terima kasih.
KETERANGAN :
1 : Tidak senang 3 : Senang
2 : Kurang senang 4 : Sangat senang
DAFTAR ANGKET SISWA
Pertanyaan
1. Saya merasa belajar dengan menggunakan Penerapa Pendekatan
CTL(Contextual Teaching and Learning) sesuai dengan keinginan saya
a. sangat sesuai c. kurang sesuai
b. sesuai d. tidak sesuai
2. Saya menjadi suka terhadap pelajaran IPA setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning
a. sangat suka c. Kurang suka
b. suka d. tidak suka
3. Saya tidak merasa kesulitan dalam belajar dengan menggunakan Penerapan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning
b. tidak kesulitan c. kesulitan
c. agak kesulitan d. sangat kesulitan
4. Saya senang bertanya setiap ada materi yang belum dipahami
a. sangat senang c. kurang senang
b. senang d. tidak senang
5. Saya aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
a. sangat aktif c. kurang aktif
b. aktif d. tidak aktif
6. Saya lebih berani menyampaikan pendapat setelah mengikuti pelajaran
dengan menggunakan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning
a. sangat berani c. kurang berani
b. berani d. tidak berani
7. Saya selalu bersemangat mengevaluasi materi yang telah saya pelajari
a. sangat bersemangat c. kurang semangat
b. semangat d. tidak semangat
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
Hari/Tanggal :
Pengamat :
Petunjuk :
Berilah tanda cek ( ) pada tempat yang tersedia terhadap aktivitas yang
dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung!
No Kegiatan Aspek yang dinilai Kriteria Keteran
ganYa Tidak
1.
2.
Pendahuluan
Kegiatan Inti
a. Membuka pelajaran dengan
salam
b. Memeriksa kehadiran siswa
c. Menyampaikan tujuan
materi yang akan dibahas
d. Menggali pengetahuan awal
siswa.
e. Mengorganisasikan siswa ke
dalam kegiatan
pembelajaran.
a. Mengembangkan pemikiran
bahwa anak akan belajar
lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri dan
mengkontruksikan sendiri
pengetahuan dan
keterampilan barunya
b. Melaksanakan sejauh
3. Penutup
mungkin kegiatan Inquiry
untuk semua topik
c. Mengembangkan sifat ingin
tahu siswa dengan bertanya
d. Menyiapkan “masyarakat
belajar” (belajar dalam
kelompok kelompok)
e. Menghadirkan “ model”
sebagai contoh
pembelajaran
f. Melakukan refleksi diakhir
pertemuan
g. Melakukan penilaian
sebenarnya melalui kegiatan
kegiatan nyata ketika
pembelajaran berlangsung
a. Memberikan kesimpulan
materi diakhir pembelajaran
b. Memberikan evaluasi pada
siswa dan memberikan tugas
rumah pada siswa.
c. Mengumpulkan dan
mengoreksi hasil evaluasi
(post tes) dan tugas rumah
siswa.
d. Memberikan penilaian yang
sebenarnya, meliputi
penilaian proses belajar dan
hasil belajar siswa.
Mengetahui Sintang, 2012
Kepala Sekolah Pengamat
....... ......................... ( …………..)
Lampiran 8
PEDOMAN VALIDASI SOAL TEST
Petunjuk :
1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu berilah huruf Y(Ya) atau T (Tidak) pada
kolom yang tersedia.
2. Jika ada yang perlu dikomentari, tulislah pada kolom komentar atau saran.
3. Berilah tanda LD, LDP, TLD pada kolom kesimpulan untuk saetiap soal
Bidang
Penelahaan
Kriteria
Penelahaan
Ya Tidak Komentar/
Saran
4.Materi 1. Rumusan soal
sesuai dengan
indikator
2. Batasan jawaban
atau ruang lingkup
yang diuji sudah
jelas
3. Isi materi yang
dinyatakan sesuai
dengan tujuan
pengukuran
4. Isi materi
dinyatakan sesuai
dengan jenis
sekolah atau
tingkat kelas
B. Kontruksi 5. Rumusan butir soal
sudah
menggunakan
kalimat tanya/
perintah menurut
jawaban soal
6. Rumusan butir soal
sudah disertai
dengan pedoman
penskoran
7. Rumusan butir soal
tidak menimbulkan
penafsiran ganda
8. Rumusan butir soal
sudah
menggunakan
bahasa yang
sederhana
sehingga
komunikatif
9. Soal menggunakan
bahasa yang baik
dan benar
Kesimpulan
Keterangan: Sintang, 2012
Validator
LD : Layak digunakan (…)
LDP : Layak digunakan dan diperbaiki (…)
TLD : Tidak layak digunakan (…)
……………………
NIP:
Lampiran 9
PEDOMAN VALIDASI RPP
(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
Petunjuk:
1. Berdasarkan pendapat Bapak /Ibu berilah huruf Y (Ya) atau T (Tidak)
pada kolom yang tersedia.
2. Berdasarkan pendapat Bapak /Ibu berilah komentar/saran pada tempat
yang telah disediakan.
3. Berilah tanda ceklis () pada tempat yang telah disediakan.
LD : Layak digunakan
LDP : Layak digunakan dan diperbaiki
TLD : Tidak layak digunakan
No Pernyataan Ya Tidak Komentar/saran
1 Standar kompentensi dan
kompentensi dasar serta
indikator sesuai dengan
silabus KTSP
2 Tujuan pembelajaran telah
sesuai dengan indikator
yang telah ditentukan pada
silabus KTSP
3 Metode pembelajaran telah
sesuai dengan topik
pembelajaran
4 Langkah-langkah
pembelajaran telah sesuai
dengan alokasi waktu
5 Langkah-langkah
pembelajaran telah
menunjukan penggunaan
penerapan pendekatan
Contextual Teaching
Learning pada materi
sistem pencernaan pada
manusia
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) ini:
LD : Layak digunakan (… )
LDP : Layak digunakan dan diperbaiki (….)
TLD : Tidak layak digunakan (….)
Sintang, 2012
Validator
……………………
NIP:
Proposal nonny

More Related Content

What's hot

kerangka dasar dan struktur kurikulum SD
kerangka dasar dan struktur kurikulum SDkerangka dasar dan struktur kurikulum SD
kerangka dasar dan struktur kurikulum SDEVI PAULINA SIMAREMARE
 
Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented)
Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented)Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented)
Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented)PuputPamela
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdfUlisesEsterLina1
 
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptx
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptxKONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptx
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptxDedeSolehudin4
 
Media Pembelajaran Pantun
Media Pembelajaran PantunMedia Pembelajaran Pantun
Media Pembelajaran PantunHanief Ma'moen
 
Contoh SKP untuk Guru Tahun 2024 melalui ekinerja .pdf
Contoh SKP untuk Guru Tahun 2024 melalui ekinerja .pdfContoh SKP untuk Guru Tahun 2024 melalui ekinerja .pdf
Contoh SKP untuk Guru Tahun 2024 melalui ekinerja .pdfWitaRohaenitasari
 
Presentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulumPresentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulumhasanah sn
 
Ppt manajemen kepemimpinan kepsek kelompok 2
Ppt manajemen kepemimpinan kepsek kelompok 2Ppt manajemen kepemimpinan kepsek kelompok 2
Ppt manajemen kepemimpinan kepsek kelompok 2dpyulianti
 
Kenali Karakter WIrausaha dan Pasar
Kenali Karakter WIrausaha dan PasarKenali Karakter WIrausaha dan Pasar
Kenali Karakter WIrausaha dan PasarYudhi Hertanto
 
Bimbingan dan Konseling - Pengajaran Remedial by 9th group
Bimbingan dan Konseling - Pengajaran Remedial by 9th groupBimbingan dan Konseling - Pengajaran Remedial by 9th group
Bimbingan dan Konseling - Pengajaran Remedial by 9th groupAyu Retno Aditya
 
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)aji ali mabruri
 
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakterCoky Fauzi Alfi
 
Administrasi personalia pendidikan
Administrasi personalia pendidikanAdministrasi personalia pendidikan
Administrasi personalia pendidikantaufiq fajar
 
Makalah bentuk dan layanan bk untuk aud
Makalah bentuk dan layanan bk untuk audMakalah bentuk dan layanan bk untuk aud
Makalah bentuk dan layanan bk untuk audandreanapulu
 
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)MirahKencana
 
Ppt perencanaan visi misi anita mana
Ppt perencanaan visi misi anita manaPpt perencanaan visi misi anita mana
Ppt perencanaan visi misi anita manaMana Khansa
 

What's hot (20)

kerangka dasar dan struktur kurikulum SD
kerangka dasar dan struktur kurikulum SDkerangka dasar dan struktur kurikulum SD
kerangka dasar dan struktur kurikulum SD
 
Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented)
Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented)Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented)
Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented)
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
 
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptx
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptxKONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptx
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptx
 
Media Pembelajaran Pantun
Media Pembelajaran PantunMedia Pembelajaran Pantun
Media Pembelajaran Pantun
 
Contoh SKP untuk Guru Tahun 2024 melalui ekinerja .pdf
Contoh SKP untuk Guru Tahun 2024 melalui ekinerja .pdfContoh SKP untuk Guru Tahun 2024 melalui ekinerja .pdf
Contoh SKP untuk Guru Tahun 2024 melalui ekinerja .pdf
 
Kompetensi global
Kompetensi globalKompetensi global
Kompetensi global
 
Profesi dan etika keguruan power point qu
Profesi dan etika keguruan power point quProfesi dan etika keguruan power point qu
Profesi dan etika keguruan power point qu
 
Presentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulumPresentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulum
 
Ppt manajemen kepemimpinan kepsek kelompok 2
Ppt manajemen kepemimpinan kepsek kelompok 2Ppt manajemen kepemimpinan kepsek kelompok 2
Ppt manajemen kepemimpinan kepsek kelompok 2
 
Kenali Karakter WIrausaha dan Pasar
Kenali Karakter WIrausaha dan PasarKenali Karakter WIrausaha dan Pasar
Kenali Karakter WIrausaha dan Pasar
 
Rpp 10 (uh 2)
Rpp 10 (uh 2)Rpp 10 (uh 2)
Rpp 10 (uh 2)
 
Bimbingan dan Konseling - Pengajaran Remedial by 9th group
Bimbingan dan Konseling - Pengajaran Remedial by 9th groupBimbingan dan Konseling - Pengajaran Remedial by 9th group
Bimbingan dan Konseling - Pengajaran Remedial by 9th group
 
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
 
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
 
Administrasi personalia pendidikan
Administrasi personalia pendidikanAdministrasi personalia pendidikan
Administrasi personalia pendidikan
 
Makalah bentuk dan layanan bk untuk aud
Makalah bentuk dan layanan bk untuk audMakalah bentuk dan layanan bk untuk aud
Makalah bentuk dan layanan bk untuk aud
 
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)
 
Ppt perencanaan visi misi anita mana
Ppt perencanaan visi misi anita manaPpt perencanaan visi misi anita mana
Ppt perencanaan visi misi anita mana
 
Layanan bk di sekolah dasar
Layanan bk di sekolah dasarLayanan bk di sekolah dasar
Layanan bk di sekolah dasar
 

Viewers also liked

Lembar validasi rpp
Lembar validasi rppLembar validasi rpp
Lembar validasi rppArman Dinata
 
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia SiswaSkripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia SiswaJx Proezack
 
Angket validasi bahan ajar
Angket validasi bahan ajarAngket validasi bahan ajar
Angket validasi bahan ajarHanna Nurfarida
 
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SD
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SDMakalah Bimbingan tehnik non tes di SD
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SDPoppy Yogita
 
proposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistproposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistWIDIYAH02ASTUTIK
 
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1Kim Mustakim
 
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaranMakalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaranhfzarfah
 
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala SekolahKompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala SekolahNASuprawoto Sunardjo
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalTrisnadi Wijaya
 

Viewers also liked (14)

Lembar validasi rpp
Lembar validasi rppLembar validasi rpp
Lembar validasi rpp
 
proposal
proposalproposal
proposal
 
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia SiswaSkripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
 
Angket validasi bahan ajar
Angket validasi bahan ajarAngket validasi bahan ajar
Angket validasi bahan ajar
 
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SD
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SDMakalah Bimbingan tehnik non tes di SD
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SD
 
proposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistproposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadist
 
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
 
Form penilaian wawancara
Form penilaian wawancaraForm penilaian wawancara
Form penilaian wawancara
 
Angket minat siswa
Angket minat siswaAngket minat siswa
Angket minat siswa
 
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaranMakalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
 
Contoh angket
Contoh angketContoh angket
Contoh angket
 
1 lembar-observasi-ptk
1 lembar-observasi-ptk1 lembar-observasi-ptk
1 lembar-observasi-ptk
 
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala SekolahKompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
 

Similar to Proposal nonny

64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematikUNIMED
 
Isi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahIsi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahHesal Sutika
 
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMATESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMAguestf6b63af
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1Mairiza Nopia
 
Proposal PTK Metode Demonstrasi
Proposal PTK Metode DemonstrasiProposal PTK Metode Demonstrasi
Proposal PTK Metode DemonstrasiSutardiIbnuMustofa
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 
2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunusAnwar Sari
 
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfBest Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfDwiAstuti765533
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfHasanBasri321358
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualRomi Afrizal
 
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptxSUHAILA28
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanAndriani Widi Astuti
 
LAPORAN BEST PRACTICE smk.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE smk.pdfLAPORAN BEST PRACTICE smk.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE smk.pdfyuliarahman14
 
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdfBuku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdfMUHAMMADFARISBINAHMA
 
Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013Andi Patria
 

Similar to Proposal nonny (20)

Tugas5
Tugas5Tugas5
Tugas5
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem
 
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
 
Isi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahIsi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiah
 
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMATESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal PTK Metode Demonstrasi
Proposal PTK Metode DemonstrasiProposal PTK Metode Demonstrasi
Proposal PTK Metode Demonstrasi
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus
 
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfBest Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 
Bismillah bab i
Bismillah bab iBismillah bab i
Bismillah bab i
 
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasan
 
LAPORAN BEST PRACTICE smk.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE smk.pdfLAPORAN BEST PRACTICE smk.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE smk.pdf
 
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdfBuku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
 
Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013
 

Proposal nonny

  • 1. PROPOSAL SKRIPSI PENERAPAN PENDEKATAN CTL ( CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN DI KELAS VIIIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BINJAI HULU DESAIN RISET DAN LANDASAN TEORI OLEH NONNY EMELLYA NIM : 080405617 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSADA KHATULISTIWA SINTANG 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan kuasa dan kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan desain riset dan landasan teori ini dengan judul ’’Penerapan Model Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan di Kelas VIIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu”. Dalam proses penyelesaian desain riset dan landasan teori ini, penulis telah banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak baik secara moril, materi ataupun hal-hal lainnya terutama kepada pembimbing yang telah bersedia membantu penulis untuk menyelesaikan desain riset dan landasan teori, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Drs. Antonius Suroto,M.MPd selaku pembimbing pertama yang sudah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan desain riset dan landasan teori ini. 2. Veronika Suryajuwanti.A,S.p,M.Sp selaku pembimbing kedua yang sudah banyak membantu penulis dalam penyelesaian desain riset dan landasan teori ini. 3. Yakobus Bustami, S.Si, M.Pd selaku ketua prodi biologi yang telah mengarahkan, memotivasi selama penulisan desain riset dan landasan teori ini.
  • 3. 4. Drs. Rafael Suban Beding, M.Si selaku ketua STKIP Persada Khatulistiwa Sintang yang telah membina akademika sehingga bisa melaksanakan perkuliahan secara lancar. 5. Drs.Y.A.T. Lukman Riberu, M.Si selaku ketua badan pendidikan karya bangsa STKIP Persada Khatulistiwa Sintang yang telah membantu memberikan sarana dan prasarana untuk perkuliahan. 6. Para dosen serta seluruh administrasi dan staf akademik STKIP Persada Khatulistiwa Sintang yang telah membantu kelancaran serta memberikan referensi yang sangat banyak kepada penulis. 7. Kepada kedua orangtua dan seluruh keluarga yang telah membantu dan memberikan semangat baik secara moril maupun materi. 8. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan dan seperjuangan yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis. Penulis menyadari bahwa desain riset dan landasan teori ini belum sempurna disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, pendapat, dan kritikan yang membangun agar dikemudian hari dapat lebih baik dalam menyusun desain riset dan landasan teori ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis, pihak sekolah dan kampus. Sintang, ............ 2012 Penulis
  • 4. PENERAPAN MODEL CTL ( CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN DI KELAS VIIIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BINJAI HULU DESAIN RISET DAN LANDASAN TEORI Tanggung Jawab Yuridis Material Pada : NONNY EMELLYA NIM : 080405617 Disetujui oleh : Pembimbing Utama, Pembimbing Kedua, Drs. ANTONIUS SUROTO.M, M.Pd VERONIKA URYAJUWANTI.A,S.p,M.Sp Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Biologi YAKOBUS BUSTAMI, S.Si, M.Pd
  • 5. KATA PENGANTAR …………………………………………………... DAFTAR ISI …………………………………………………………….. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………...……………………………………….. B. Rumusan Masala ..................…….....………………………... C. Tujuan Penelitian ………………………………………………. D. Manfaat Penelitian ……………………………………………... E. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………… F. Metode dan Bentuk Penelitian…………………………………. G. Subjek dan Objek Penelitian …………………………………… H. Teknik dan Alat Pengumpulan Data …………………………… I. Teknik Analisis Data …………………………………………… BAB II PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA METERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA A. Model Contextual Teaching And Learning 1.Hakekat pendekatan contextual ....................................... 2.Penerapan pendekatan kontekstual dikelas ....................... B. Pengertian Belajar .............................................................. C. Hasil Belajar ...................................................................... DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… LAMPIRAN ……………………………………………………………... i iv 1 5 6 7 11 18 18 22 24 26 30 32 35 37
  • 6. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pengembangan daya, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara efektif, manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya dan produk pendidikan merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa. Menurut Ihsan (2005: 2) mengatakan bahwa ”pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan pontensi-pontesi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyakat dan kebudayaan”. Dunia pendidikan saat ini memusatkan mutu pendidikan pada peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang didalamnya terdapat guru dan peserta didik yang memiliki perbedaan kemampuan, keterampilan, dan filsafat hidup. Adanya perbedaan tersebut menjadikan pembelajaran sebagai proses pendidikan memerlukan siasat, pendekatan, metode, dan teknik yang bermacam-macam sehingga peserta didik dapat menguasai materi dengan baik dan mendalam. Penguasaan peserta didik terhadap suatu materi dapat dilihat dari kecakapan yang dimiliki peserta didik yang salah satunya adalah peserta didik menggunakan daya nalarnya untuk memecahkan suatu masalah yang ada. Namun kenyataanya sebagian besar peserta didik belum mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan
  • 7. pengetahuan yang digunakan atau dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena penggunaan sistem pembelajaran yang kurang tepat yaitu peserta didik hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah), sedangkan peserta didik membutuhkan konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Karena pelajaran IPA biologi yang diberikan tidak hanya transfer pengetahuan tetapi sesuatu yang harus dipahami oleh peserta didik untuk diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Belajar biologi lebih bermakna jika peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajari daripada hanya mengetahui secara lisan saja. Dalam hal ini pemerintah sekarang ini telah berusaha meningkatkan kualitas manusia Indonesia, antara lain melalui pendidikan. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS ) pasal 3 disebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Cakap dan berilmu merupakan aspek kognitif, berakhlak mulia, sehat, beriman dan bertakwa merupakan aspek afektif, sementara itu kreatif dan mandiri merupakan aspek psikomotorik. Berdasar tujuan pendidikan nasional di atas, sistem pembelajaran dan penilaian (assessment) pada semua jenjang pendidikan harus mencerminkan ketiga aspek ranah seperti kognitif, afektif dan psikomotorik dalam perkembangan anak tersebut, Pembelajaran Biologi hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual
  • 8. problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep IPA Biologi. Dengan peserta didik dapat menguasai materi maka peserta didik diharapkan dapat menggunakan daya pikir untuk memecahkan suatu masalah yang ada. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membuat hubungan antara pengetahuan atau konsep yang telah dimiliki oleh siswa serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mudah memahami konsep. Dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning maka siswa akan bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa semata. Dari hasil wawancara peneliti dengan guru mitra yang mengajar biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu pada tahun 2010/2011 menyatakan bahwa proses pembelajaran biologi di SMP Negeri 1 kecamatan Binjai Hulu pada materi sistem pencernaan sangat kurang. Hal ini dibuktikan dengan ulangan harian pada materi sistem pencernaan pada tahun pelajaran 2010/2011, dari 34 peserta didik dikelas VIIIA hanya 11 orang yang tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang telah ditetapkan oleh guru biologi SMP Negeri 1 Binjai Hulu yaitu 65 dengan rata rata hasil belajar 30,56%. Hal ini membuktikan bahwa 69,44%
  • 9. siswa tidak mengalami ketuntasan dalam hasil belajar. Selain faktor hasil belajar siswa, penggunaan metode dalam pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa tersebut. Hal ini juga dibenarkan oleh Guru biologi SMP Negeri 1 Binjai Hulu yang menyatakan bahwa secara umum menggunakan metode ceramah dan diskusi.penggunaan metode ceramah dan diskusi terutama dikarenakan terbatasnya sarana sarana pembelajaran dan atau penguasaan strategi oleh guru dalam pembelajaran sangat terbatas. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar seperti bertanya, menjelaskan atau berbagi informasi dengan mendemonstrasikan, menjawab, memberi komentar, dan mencatat informasi yang didapat sangat kurang. Maka itu perlu adanya strategi dalam pembelajaran agar hasil belajar siswa dalam menerima pembelajaran dapat terwujud. Pendekatan kontekstual merupakan strategi yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna, tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dengan siswa diajak bekerja dan mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu materi dan nantinya diharapkan siswa dapat menggunakan daya pikirnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian dan pembahasan yang dituangkan dalam tulisan berjudul ”Penerapan Pendekatan CTL ( Contextual Teaching and Learning
  • 10. ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan di Kelas VIIIA Sekolah Menegah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu” . B. Rumusan Masalah Masalah umum dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia di Kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai Hulu?” Berdasarkan rumusan masalah maka sub masalahnya adalah: 1. Apakah dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu? 2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi sistem pencernaan di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu? C. Tujuan Penelitian Mengacu pada sub sub masalah diatas tujuan penelitian secara umum adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi sistem pencernaan dikelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu. Tujuan penelitian secara khusus adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning di Kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu.
  • 11. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi sistem pencernaan di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu. 3. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi sistem pencernaan di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu. D. Manfaat Penelitian Melalui penelitian mengenai Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada materi sistem pencernaan manusia di Sekolah Menengah Pertama tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Manfaat Teoritis a). Bagi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persada Khatulistiwa Sintang, penelitian Tindakan Kelas ini dapat digunakan sebagai bahan referensi serta untuk melengkapi perpustakaan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persada Khatulistiwa Sintang. b). Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Diharapkan penelitian Tindakan Kelas ini dapat dijadikan tolak ukur dalam penelitian berikutnya dalam rangka meningkatkan Ilmu Pengetahuan di bidang pendidikan. 2. Manfaat Praktis a). Bagi Siswa
  • 12. Memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai konsep biologi melalui pengalaman nyata dalam pembelajaran. b). Bagi Guru Memberi konsep yang jelas mengenai pendekatan kontekstual sebagai upaya untuk mengembangkan ilmu pendidikan. c). Bagi sekolah Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sebagai salah satu acuan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. d). Bagi peneliti 1. Memperoleh pengalaman langsung dalam meneliti tentang penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran biologi. 2. Dapat dijadikan bekal bagi calon guru biologi untuk siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan yang ada di dunia pendidikan. E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian Variabel adalah gejala–gejala yang akan diteliti. Arikunto (1991: 27) mengatakan ”Variabel adalah subjek penelitian atau apa yang menjadi titik penelitian pengamatan dalam suatu penelitian”. Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa variabel adalah gejala-gejala yang bervariasi menjadi sasaran dalam penelitian.
  • 13. Dalam penelitian ini ada dua varibel yang meliputi: a). Varibel Bebas Menurut Nawawi (2000: 56) Varibel bebas adalah ”Sejumlah gejala atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang kedua itu disebut terikat”. Adapun varibel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning. b). Variabel Terikat Menurut Nawawi (2000: 57) mengatakan bahwa ”Varibel terikat adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang ada atau muncul di pengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas”. Varibel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan. 2. Defenisi Operasional a). Pengertian Belajar Menurut Hamalik (2005: 28) ”belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Slameto (2003: 2) ”mengemukakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dari interaksi dan lingkungan”. Gagne dan Berliner (dalam Anni, 2004: 2) ”menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang didalamnya terjadi perubahan perilaku karena hasil dari pengalaman”.
  • 14. b). Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2004: 4). Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompok menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Gagne dalam (Suprijono, 2009: 5) hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta- konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
  • 15. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membuat hubungan antara pengetahuan atau konsep yang telah dimiliki oleh siswa serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mudah memahami konsep. Menurut Muslich (2009: 41) menjabarkan lima konsep belajar bawahan yang disingkat REACT (Relating, Expriencing, Applying, Coorperating, dan Transfering). a. Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata atau pengalaman nyata. Pembelajaran harus digunakan untuk menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi baru untuk dipahami atau dengan problem untuk dipecahkan. b. Expriencing adalah belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan, dan penciptaan. Ini bearti pengetahuan yang diperoleh siswa melalui pembelajaran yang mengedepankan proses berpikir kritis lewat siklus inquiri. c. Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar kedalam penggunaan dan kebutuhan praktis. Dalam praktiknya, siswa menerapkan
  • 16. konsep dan informasi ke dalam kebutuhan kehidupan mendatang yang dibayangkan. d. Coorperating adalah belajar dalam bentuk berbagi informasi dan pengalaman, saling merespon, dan saling berkomunikasi. e. Transfering adalah kegiatan belajar dalam bentuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman berdasarkan konteks baru untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru. F. Asumsi Penelitian Asumsi atau anggapan dasar merupakan teori atau prinsip yang kebenarannya tidak diragukan lagi oleh peneliti saat itu.Anggapan dasar merupakan titik tolak yang digunakan oleh peneliti dalam penilaiannya yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian. Menurut Sudjana (2001 : 3.22 ) “semakin sedikit jumlah anggotanya maka semakin besar kesempatan untuk berkembang yang tersedia bagi setiap anggota”. Sudah tentu tanggung jawab yang dimiliki setiap anggotanya pun lebih besar dibandingkan dengan tim besar. Hal ini menunjukan bahwa semakin sedikit jumlah anggota kelompok maka aktivitas siswa dalam kelompok semakin meningkat sehingga siswa menjadi lebih aktif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Victoria dalam ( STKIP 2011 ) “adanya peningkatan hasil belajar dan keefektifan siswa setelah diajarkan dengan menggunakan pendekatan CTL. Berdasarkan Uraian ini dapat diasumsikan peneliti bahwa melalui penerapan pendekatan contextual teaching and learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan dikelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu. G. Metode dan Bentuk Penelitian 1.Metode Penelitian
  • 17. Dalam penelitian metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriftif. Suatu penelitian akan mencapai hasil belajar sesuai dengan apa yang telah ditetapkan apabila dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan metode yang tepat. Penggunaan metode ini sendiri harus akurat sesuai dengan yang telah ditetapkan. Surachmad (1987: 21) mengatakan ”metode adalah sebagai cara untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat tertentu”. Konsep Pokok Penelitian Tindakan Model Lewin dalam (Kusumah, 2009: 20) ”terdiri dari empat komponen, yaitu: a. Perencanaan (planning) b. Tindakan (acting) c. Pengamatan (observasi) d. Refleksi (reflecting)”. Menurut Lewin ( Kusumah dan Dwitagama, 2009: 20), hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut: ACTING PLANNING OBSEVATING
  • 18. Perencanaan REFLECTING Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Siklus Penelitian Tindakan Kelas berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa: a. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran. b. Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Selanjutnya diadakan pengamatan yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya. d. Setelah diamati, guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpan apa yang telah terjadi dalam kelas. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu : a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Pengamatan d. Refleksi Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
  • 19. Siklus I TindakanRefleksi Observasi Perencanaan TindakanSiklus IIRefleksi Observasi Siklus Berikutnya? Gambar 3.2 Rancangan Siklus Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus kegiatan sebagai berikut: SIKLUS I Tahap perencanaan (Planning) 1. Membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP) 2. Mendiskusikan penerapan pendekatan Contektual Teaching and Learning. 3. Menyiapkan media pembelajaran Tahap melakukan Tindakan (Action) 1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
  • 20. 2. Menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning. 3. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana. 4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan. 5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala. 6. Melakukan tahap tindakan. Tahap-tahap Mengamati (Observasi) 1. Melakukan diskusi dengan guru kelas VIIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu. 2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang dilakukan oleh guru kelas VIIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu. 3. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. Tahap Refleksi (Reflection) 1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran. 2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan kerja kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.
  • 21. 3. Melakukan refleksi terhadap penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning. 4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran biologi. 5. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa. SIKLUS II siklus II meliputi : Tahap Perencanaan (Planning) 1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya. 2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran. 3. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I. Tahap Melakukan Tindakan (Action) 1. Melakukan analisis atau uraian pemecahan masalah. 2. Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Tahap Mengamati (Observation) 1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning mencatat perubahan yang terjadi. 2. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran. Tahap Refleksi (Reflection)
  • 22. 1. Merefleksi proses pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning. 2. Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan kerja kelompok. 3. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian. Tahap Refleksi (Reflection) 1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran. 2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan kerja kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya. 3. Melakukan refleksi terhadap penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning. 4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran biologi. 5. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa 2.Bentuk Penelitian Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovasi yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah (Arikunto, 2006: 90).
  • 23. Berdasarkan pendapat di atas, Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksi tindakan secara kolaborasi dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. H. Subjek dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu , yaitu di kelas VIII. Dimana kelas VIII di SMP Negeri 1 Binjai Hulu terdiri dari kelas VIIIA, VIIIB VIIIC. Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu. Alasan saya meneliti Di SMP Negeri 1 Binjai Hulu kelas VIIIA, disebabkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran masih rendah. I. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan data yang dicari maka teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi: a. Komunikasi Tidak Langsung Penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan tentang tanggapan siswa dengan cara menyebarkan angket. b. Observasi langsung Penelitian mengadakan hubungan langsung dengan subjek penelitian. Alat pengumpulan data dalam teknik ini berupa Lembar Observasi Kinerja Guru. c. Pengukuran
  • 24. Penelitian ini untuk mengukur tingkat nilai siswa alatnya berupa essay tes. d. Dokumentasi hal ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data data yang mendukung penelitian meliputi nama-nama siswa yang menjadi subyek penelitian dan data nilai siswa. 2. Alat Pengumpulan Data a. Angket Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui minat atau respon siswa, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning b. Pedoman Observasi Pedoman Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah format observasi untuk menilai serangkaian daftar kejadian penting yang akan diamati. Observasi digunakan sebagai bahan pertimbangan tahap refleksi untuk menentukan tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Pada format observasi ini, peneliti hanya memberikan tanda silang () pada kolom yang telah disediakan. c. Tes Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dikaitkan dengan penggunaan pendekatan kontektual. Sebelum tes digunakan untuk memperoleh data siswa sebagai subyek penelitian. Uji coba
  • 25. soal yang telah dilaksanakan, bertempat di kelas VIIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu. d. Dokumentasi Hal ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang mendukung penelitian meliputi nama-nama siswa yang menjadi subyek penelitian dan data nilai siswa 3. Pengembangan alat pengumpul data a. Validitas Menurut Arikunto (2006: 67) sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Untuk mengetahui validitas ini setelah soal tes divalidasi oleh tim ahli yang terdiri atas guru biologi maka selanjutnya perhitungan validitas instrumen penelitian dicek melalui analisis daya pembeda dengan menggunakan uji t terhadap 27% skor jawaban kelompok tinggi dan 27% skor jawaban kelompok rendah (Usman dan Setiady, 2006: 288-289). Sebagai berikut: 1) Membuat tabel skor kelompok tertinggi dan terendah 2) Menguji daya pembeda secara signifikan menggunakan rumus test t = 21 21 11 nn S xx gab   S2 gab = 2 )1()1( 21 2 22 2 11   nn SnSn
  • 26. Keterangan : Sgab = Standar deviasi gabungan 1x = Nilai rata-rata kelompok tinggi 2x = Nilai rata-rata kelompok rendah n1 = Banyaknya data kelompok tinggi n2 = Banyaknya data kelompok rendah S 2 1 = Variansi kelompok tinggi S 2 2 = Variansi kelompok rendah 3) Menentukan validitas Jika t hitung > + t tabel atau t > + t tabel, maka alat pengumpul data valid untuk mengukur variabel. b. Reliabilitas Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan pada subjek yang sama dan untuk mengetahui ketetapan isi pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil (Arikunto, 2006: 90). Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esay. Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian ini, Perhitungan reliabilitas tes dilakukan dengan rumus Cronbach Alpha (α) menurut Usman dan Setiady (2006: 291-293) sebagai berikut : α = ( ) (1- ) Keterangan : k = jumlah item S 2 1 = jumlah varian skor total S 2 1 = varian responden untuk item ke i
  • 27. Dari hasil uji coba dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (α) diperoleh reliabilitas tes sebesar 0,945. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal tes termasuk kedalam kategori reliabel. Tabel 4.1 Kriteria Realibilitas No Kategori Penilaian Rentang Skor 1. Sangat Baik 0,800-1,00 2. Baik 0,600-0,799 3. Cukup 0,400-0,699 4. Kurang 0,400-0,599 5. Sangat Kurang 0,000-0,199 J. Metode Analisis Data Pada penelitian ini digunakan metode statistik deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: 1) Merekapitulasi nilai tes, nilai post tes pada tiap siklus. 2) Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada tiap siklus untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. 3) Penilaian a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan
  • 28. Rumus: jumlah skor yang diperoleh nilai siswa = X100% (Arikunto 2002: 236) Jumlah skor maksimal b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut: X ═ N x Keterangan X ═ nilai rata-rata Σ x = jumlah nilai N = jumlah peserta tes c. Ketentuan Persentase Ketuntasan Belajar Kelas Ketuntasan belajar kelas =   k Sb x 100% Keterangan: Sb = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 55% dari seluruh tujuan pembelajaran k = jumlah siswa dalam sampel (Mulyasa 2004: 199)
  • 29. BAB II PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN A. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Hakekat Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Muslich, 2009: 41). Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Dengan pendekatan kontekstual proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa mempelajari yang bermanfaat dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing. Menurut Johnson (2009: 18) “dalam Contextual Teaching and Learning guru berperan sebagai fasilator tanpa henti (reinforcing), yakni
  • 30. membantu siswa menemukan makna (pengetahuan)”. Keinginan untuk menemukan makna adalah sangat mendasar bagi manusia. Tugas utama pendidik adalah memberdayakan pontensi kodrati sehingga siswa menangkap makna dari materi yang diajarkan. Setiap materi yang disajikan memiliki makna dengan kualitas yang beragam. Makna yang berkualitas adalah makna kontekstual, yakni dengan menghubungkan materi ajar dengan lingkungan personal dan sosial. Menurut Johnson (2009: 65) Sistem Contextual Teaching and Learning mencakup delapan komponen yaitu : 1. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna 2. Melakukan pekerjaan yang berarti 3. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri 4. Bekerja sama 5. Berpikir kritis dan kreatif 6. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang 7. Mencapai standar yang tinggi 8. Menggunakan penilaian autentik. Pembelajaran dan pengajaran kontekstual berhasil terutama karena sasaran utamanya untuk mencari makna dengan menghubungkan pekerjaan akademik dengan kehidupan keseharian, dan beragam elemen sesuai dengan prinsip dasar alam. Johnson (2009: 69) mengatakan bahwa ”memahami prinsip–prinsip ini dan cara Contextual Teaching and Learning menerapkannya berarti memahami mengapa pembelajaran pengajaran kontekstual memberikan jalan menuju keunggulan akademik yang dapat diikuti semua siswa”. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah:
  • 31. 1. Contextual Teaching and Learning mencerminkan prinsip saling bergantungan. 2. Contextual Teaching and Learning mencerminkan prinsip diferensiasi. 3. Contextual Teaching and Learning mencerminkan prinsip perorganisasian diri. 2. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas Penerapan pendekatan kontekstual dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah pendekatan kontekstual menurut Muslich (2009: 43) adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan pemikiran bahwa pembelajaran akan lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik. c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok- kelompok). e. Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran. f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan. g. Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata ketika pembelajaran berlangsung. 3. Tujuh Komponen CTL Pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama yang harus diterapkan dalam pembelajarannya (Muslich, 2009: 44). Ketujuh komponen tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Konstruktivisme (Construktivism) Konstruktivisme merupakan landasan berfikir secara filosofi pendekatan kontekstual, pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit
  • 32. demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Menurut Muslich (2009: 44) mengatakan bahwa : 1) Dalam pandangan konstruktivis, ‘strategi memperoleh’ lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa. 2) Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri. 3) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. 4) Pengetahuan siswa tumbuh dan berkembang melalui pengalaman sendiri. 5) Pengalam siswa bisa dibangun secara asimilasi maupun akomodasi. b. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. ”Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta tetapi dari menemukan sendiri”. Siklus inquiry: merumuskan masalah, observasi, bertanya, mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan data dan penyimpulan (Muslich, 2009: 45). c. Bertanya (Questioning) Pertanyaan dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, bentuk, dan jawaban yang ditimbulkannya. Dalam kelas, guru mengajukan pertanyaan untuk bercakap-cakap, merangsang siswa
  • 33. berfikir, mengevaluasi belajar, memulai pengajaran, memperjelas gagasan, dan meyakinkan apa yang diketahui siswa. Menurut Muslich (2009: 46) dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: 1) Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis. 2) Mengecek pemahaman siswa. 3) Membangkitkan respon kepada siswa mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa. 4) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa. 5) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru. 6) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa. 7) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa. Aktivitas bertanya dapat ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika mengamati, dan sebagainya. d. Masyarakat Belajar (Learning Community) Dalam masyarakat-belajar, hasil pembelajaran dapat diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antarteman, antarkelompok, dan antara mereka yang belum tahu (Muslich, 2009: 46). Masyarakat belajar (learning community) mengandung arti sebagai berikut: 1) Adanya kelompok belajar yang berkomunikasi untuk berbagai gagasan dan pengalaman. 2) Ada kerja sama untuk memecahkan masalah.
  • 34. 3) Ada tanggung jawab kelompok, semua anggota dalam kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama. 4) Ada komunikasi dua arah atau multi arah. 5) Ada kesediaaan untuk menghargai pendapat orang lain. e. Pemodelan (Modelling) Maksudnya dalam sebuah pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru (Muslich, 2009: 46). Model yang di maksud bisa berupa menunjukkan hasil karya. f. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang baru di pelajari (Muslich, 2009: 46). Refleksi diperlukan karena pengetahuan harus dikontekstualkan agar sepenuhnya dipahami dan diterapkan kembali. Dengan memikirkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah dan merespon semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran jika diperlukan, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment) “Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang biasa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa untuk memastikan bahwa siswa mengalami proses belajar yang benar” (Muslich, 2009: 47). Gambaran tentang kemajuan belajar siswa
  • 35. diperlukan di sepanjang proses pembelajaran maka assesment tidak dilakukan di akhir periode, tetapi dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran. Karakteristik Autentic Assesment: a) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung b) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif c) Yang diukur ketrampilan dan performansi, bukan mengingat fakta d) Dapat digunakan sebagai feed back. B. Pengertian Belajar Menurut Hamalik (2005: 28) “belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Menurut (Slameto, 2003: 2) mengemukakan “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dari interaksi dengan lingkungan”. Gagne dan Berliner dalam (Anni, 2004: 2) ”menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang didalamnya terjadi perubahan perilaku karena hasil dari pengalaman”. Menurut Purwanto (2004: 84) mengatakan bahwa “belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi”. Dari pendapat-pendapat di atas, belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang berupa tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap karena pengalaman atau
  • 36. interaksi dengan lingkungan. Belajar yang efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator. Selain itu pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru, dan menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok sangat diperlukan. Darsono (2000: 30-31) mengemukakan ciri-ciri belajar antara lain: a) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai arah kegiatan dan sebagi tolok ukur keberhasilan. b) Belajar merupakan suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungan, berarti individu harus aktif dengan menggunakan berbagai potensi yang dimiliki untuk belajar, misalnya perhatian, minat, pikiran, emosi, motivasi, dan lain-lain. c) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan yang bersifat internal dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terpisah satu dengan yang lain pada diri orang yang belajar. Siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan yang diciptakan alamiah. Belajar akan bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajari, bukan mengetahui semata. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri. Dalam kegiatan belajar mengajar anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Belajar merupakan sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Menurut (Nurhadi, 2004: 8) mengatakan bahwa “ proses belajar mengajar siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui ketrelibatan aktif dalam proses belajar mengajar”. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Menurut Cronbach dalam (Suprijono, 2009: 2) mengatakan
  • 37. ”Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. (Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,mendengar dan mengikuti arah tertentu). C. Hasil Belajar ”Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar” (Anni, 2004: 4). Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. ”Kemampuan yang penting pada ranah kognitif adalah kemampuan menerapkan konsep-konsep untuk memecahkan masalah yang ada di lapangan” (Anni, 2004: 6). ”Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai ”(Anni, 2004: 7). Ranah psikomotorik mencakup menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf (Anni, 2004: 9). Menurut Gagne (Suprijono, 2009: 5) mengatakan belajar adalah sebagai berikut : a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuaaan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambang.
  • 38. c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan aktivitas kognitifnya sendiri. d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud ototimatisme gerak jasmani. e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu: 1. Faktor dari dalam siswa, yaitu kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor psikis dan fisik. 2. Faktor dari luar diri siswa, yaitu kualitas pengajaran atau tinggi rendahnya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Slameto (2003: 92-93) ada beberapa syarat yang diperlukan untuk melaksanakan pengajaran yang efektif, yaitu: a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Di dalam belajar siswa harus mengalami aktivitas mental, seperti belajar dapat mengembangkan kemampuan intelektual, berfikir kritis, menganalisis dan aktivitas fisik, seperti mengerjakan sesuatu, membuat peta dan lain-lain. b. Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, dan kelas menjadi hidup. c. Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah yang memenuhi tuntutan masyarakat dikatakan bahwa kurikulum itu baik dan seimbang. Kurikulum juga harus mampu mengembangkan segala segi kepribadian siswa, di samping kebutuhan siswa sebagai anggota masyarakat. d. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat. Bentuk-bentuk kehidupan di masyarakat dibawa ke sekolah, agar siswa mempelajari sesuai dengan kenyataan.
  • 39. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan siswa untuk menyelidiki sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal ini menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap sesuatu yang dikerjakan siswa dan kepercayaan pada diri sendiri. Berbagai hasil penelitian, sebagaimana diungkapkan oleh Djamarah (2002: 161) mengatakan hasil belajar ditunjukan dengan hubungan erat antara IQ dengan hasil belajar di sekolah. Hasil belajar di sekolah dapat di jelaskan dengan IQ, yaitu kecerdasan yang diukur dengan tes intelgensi. Anak-anak yang mampu IQ yang mempunyai IQ 90-100, pada umumnya akan mampu menyelesaikan sekolah tanpa kesukaran, sedangkan anak-anak yang mempunyai IQ 70-89 pada umumnya akan memerlukan bantuan khusus untuk menyelesaikan sekolah (Djamarah). Menurut pendapat di atas bahwa metode pengajaran yang efektif yaitu belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Pelajaran perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebebasan siswa untuk menyelidiki sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri, sehingga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap sesuatu yang dikerjakan siswa dan kepercayaan pada diri siswa sendiri.
  • 40. DAFTAR PUSTAKA Anni, C. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES. Arikunto, S. (1991). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Darsono, Max, dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Djamarah, dkk. (2002). Psikologi belajar.Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Ihsan, F. (2005).Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Johnson, E. (2009). Contextual Teaching and Learning.Bandung: Mizal Learni Center Kusumah,W.Dan Dedi,D. (2009). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta Barat: PT Indeks Permata Puri. Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompentesi dan Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara. Nawawi, H. (2000). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nurhadi, (2004). Kurikulum 2004 pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo. Purwanto, N (2004).Spykologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  • 41. Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Surachmad, Winarno. (1987).Metode Penelitian. Jakarta: Bina Aksara Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Undang-undang Republik Indonesia. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara. Usman, H. Dan Setiady, P. (2006). Statistika, Jakarta: PT Bumi Aksara.
  • 42. Lampiran 1 Siklus 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas/Semester : VIII/Satu Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Indikator : 1. Menyebutkan macam alat pencernaan makanan pada manusia. 2. Membandingkan proses pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi. 3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh. A. Lokasi waktu : 2 x 40 menit B. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat: 1. Menyebutkan macam alat pencernaan pada manusia. 2. Membandingkan proses terjadinya pencernaan mekanis dan kimiawi. 3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh.
  • 43. C. Materi Pembelajaran : SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA A. Alat dan organ Pencernaan B. Proses Pencernaan D. Metode dan Model Pembelajaran : 1. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab 2. Model Pembelajaran :Pendekatan Contextual Teaching and Learning E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) - Memberikan salam - Absensi - Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian sebutkan alat pencernaan pada manusia) - Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi - Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti (60 menit) - Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. - Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik. - Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. - Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok- kelompok).
  • 44. - Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran. - Melakukan refleksi di akhir pertemuan. - Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata ketika pembelajaran berlangsung. 3. kegiatan penutup (10 menit) - Guru dan siswa membuat kesimpulan. - Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa. - Guru memberikan pekerjaan rumah - Guru menutup pembelajaran. F. Sumber belajar - Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Intan Pariwara: 20-37. G. Penilaian - Tehnik penilaian : Tes tertulis - Bentuk instrument : Tes Uraian Butir-butir soal: 1. Sebutkan dua macam alat penyusun sistem pencernaan pada manusia! (Skor 2) 2. Bandingkan proses terjadinya pencernaan mekanis dan kimiawi!(skor 4) 3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh! (Skor 4)
  • 45. KUNCI JAWABAN No Kunci Jawaban Kriteria Skor 1. Macam-macam alat saluran sistem pencernaan pada manusia, antara lain: 1. mulut 2. gigi - Menjawab dua item dengan benar. - Menjawab satu item atau lebih dengan benar. - Menjawab salah/tidak 2 1 0 2. Proses terjadinya pencernaan mekanis dan kimiawi pada proses pencernaan yaitu : 1. Proses pencernaan mekanis yaitu proses pemecahan makanan dari bentuk kasar menjadi halus,tanpa mengalami perubahan zat. Pada proses ini makanan hanya mengalami perubahan bentukatau disebut juga dengan perubahan fisika.gigi mempunyai peran yang sangat vital dalam pencernaan ini.gigilah yang memotong,merobek,atau menghaluskan makanan menjadi bagian bagian kecil untuk bisa ditelaan. - Menjawab dua item dengan benar. - Menjawab satu item dengan benar. - Menjawab salah/tidak menjawab. 4 2 0
  • 46. 2. Proses pencernaan kimiawi yaitu proses pencernaan makanan dengan menggunakan bantuan enzim.dalam pencernaan ini makanan akan mengalami perubahan kimiawi menjadi zat baru.pada saat makanan berada di mulut,akan mengalami perubahan fisik sekaligus kimiawi dengan dengan adanya air ludah.didalam air ludah inilah terkandung enzimyang mengubah makanan yang kita makan misalnya karbohidrat menjadi gula sederhana oleh enzim amilase atau ptialin. 3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh: -proses pencernaan mekanis pada gigi yaitu makanan padat dipotong dan dihancurkan menjadi butir makanan yang lebih kecil (halus).gigi tertanam pada rahang dan diperkuat oleh jusi.bagian bagian gigi:- mahkota gigi - tulang gigi - rongga gigi - Menjawab benar - Menjawab salah/tidak menjawab. 4 0 Skor Siswa Nilai ═ x 100 Skor Maksimum Mengetahui Sintang, 2012 Kepala Sekolah Peneliti
  • 48. Lampiran 2 Siklus 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas/Semester : VIII/Satu Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Indikator : 1. Menyebutkan macam alat pencernaan makanan pada manusia. 2. Membandingkan proses pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi. 3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh. A. Lokasi waktu : 2 x 40 menit B. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat: 1. Menyebutkan macam alat pencernaan makanan pada manusia. 2. Membandingkan proses pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi. 3 menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh. C. Materi Pembelajaran : SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA - Proses Pencernaan D. Metode dan Model Pembelajaran : - Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab
  • 49. - Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) - Memberikan salam - Absensi - Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian sebutkan alat pencernaan pada manusia) - Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi - Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti (60 menit) - Guru melakukan tanya jawab untuk membangun pengetahuan siswa tentang sistem pencernaan Pada Manusia. - Guru memberikan penjelasan tentang sistem pencernaan pada manusia - Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. - Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik. - Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. - Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok- kelompok). - Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran. - Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
  • 50. - Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata ketika pembelajaran berlangsung. 3. kegiatan penutup (10 menit) - Guru dan siswa membuat kesimpulan. - Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa. - Guru memberikan pekerjaan rumah - Guru menutup pembelajaran. F. Sumber belajar Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Intan Pariwara: 20-37. G. Penilaian - Tehnik penilaian : Tes tertulis - Bentuk instrument : Tes Uraian Butir-butir soal: 1. yang dimaksud dengan kantung empedu pada organ pencernaan! (skor 4 ) 2. pencernaan mekanis dibagi menjadi dua, segmentasi dan peristaltik.jelaskan! ( skor 4 ) 3. apa yang dimaksud dengan gerakan sadar dan tak sadar dalam prose menelan! ( skor 4 )
  • 51. KUNCI JAWABAN No Kunci Jawaban Kriteria Skor 1. Kantung empedu ialah: suatu kantung yang panjangnya 7-10 cm yang berada dibawah hati,kantung empedu berstruktur mikrokopis mirip lambung. -Menjawab item dengan -Menjawab salah - tidak menjawab. 6 2 0 2. -Segmentasi ialah suatu kontraksi berbentuk cincin diikuti relaksasi yang ritmis dari segmen segmen otot tertentu.usus halus sewaktu chyme berada dalam usus,segmentasi akan menyebabkan chyme bergerak maju mundur dengan tedensi lebih bergerak maju sehingga chyme akan tercampur dengan enzim pencernaan dan terjadi kontak dengan mukosa usus untuk diabsorpsi. -Peristaltik ialah kontraksi otot-otot usus halus dibelakang chyme yang hasilnya akan mendorong chyme kearah usus besar.umumnya peristaltik terjadi setelah sebagian besar makanan diabsorpsi. Chyme bergerak didalam - Menjawab dua Item dengan benar. - Menjawab satu item dengan benar. -Menjawab salah 4 2 0
  • 52. 3. usus kurang lebih 60 cm/jam sehingga pencernaan dan abnsorpsi diusus berlangsung 4- 5 jam. - Gerakan sadar adalah bolus makanan yang berada diantara lidah dan langit langit oleh lidah kearah atas dan belakang sehingga bolus makanan masuk ke oropharynx. - Gerakan tak sadar terbagi dua: 1. Gerakan didaerah pharynx adalah berupa reflek yang mengerakan uvula dan langit langit lunak keatas dan menutup nasopharynx sehingga makanan tidak masuk kerongga hidung. 2. Gerakan didaerah oesophagus (kerongkongan) adalah berupa gerakan peristaltik yang mendorong makanan kearah bawah masuk kedalam lambung. - Menjawab dua item dengan benar - Menjawab satu item dengan benar -Tidak menjawab item dengan benar 4 2 0
  • 53. Skor Siswa Nilai ═ x 100 Skor Maksimum Mengetahui Sintang, 2012 Kepala Sekolah Peneliti ………………… NONNY EMELLYA
  • 54. Lampiran 3 Siklus 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas/Semester : VIII/Satu Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Indikator : 1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan. 2. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dalam kehidupan sehari hari. 3. Menjelaskangangguanpadasistempencernaan A. Lokasi waktu : 2x40menit B. TujuanPembelajaran: Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan. 2. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dala kehidupan 3. Menjelaskan gangguan pada sistem pencernaan C. Materi Pembelajaran : SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA - Proses Pencernaan
  • 55. D. Metode dan Model Pembelajaran : - Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab - Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) - Memberikan salam - Absensi - Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian sebutkan salah satu fungsi lambung) - Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi - Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti ( 60 menit ) - Guru melakukan tanya jawab untuk membangun pengetahuan siswa tentang Proses Pencernaan Pada Manusia. - Guru memberikan penjelasan tentang usus besar yang membantu proses pencernaan. - Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. - Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik. - Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. - Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok- kelompok).
  • 56. - Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran. - Melakukan refleksi di akhir pertemuan. - Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata ketika pembelajaran berlangsung. 3. kegiatan penutup (10 menit) - Guru dan siswa membuat kesimpulan. - Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa. - Guru memberikan pekerjaan rumah - Guru menutup pembelajaran. F. Sumber belajar Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Intan Pariwara: 20-37 G. Penilaian - Tehnik penilaian : Tes tertulis - Bentuk instrument : Tes Uraian Butir-butir soal: - Ada tiga pergerakan yang terjadi pada usus besar,sebutkan! ( skor 3) - Jelaskan yang dimaksud dengan kelainan parotitis epidimika! ( skor 4 ) - Gangguan yang terjadi akibat peradangan dihati yang disebabkan oleh virus adalah ciri penyakit! ( skor 2)
  • 57. KUNCI JAWABAN No Kunci Jawaban Kriteria Skor 1. Tiga pergerakan pada usus besar yaitu: - Segmentasi - Peristaltik - Peristaltik kuat -Menjawab tiga item dengan benar -Menjawab dua item dengan benar -menjawab satu dengan benar -tidak menjawab 3 2 1 0 2. 3. Parotitis epidimika ialah suatu penyakit menular yang menyerang kelenjar ludah terutama pada kelenjar parotis.kelenjar yang terserang menjadi bengkak, panas,nyeri.penyebabnya ialah sejenis virus yang ditularkan melalui percikan ludah,paling sering menyerang anak anak 5-15 tahun. Penyakit hepatitis -Menjawab item dengan benar. -Tidak menjawab dengan - menjawab item dengan benar - tidak menjawab 4 0 2 0
  • 58. Skor Siswa Nilai ═ x 100 Skor Maksimum Mengetahui Sintang, 2012 Kepala Sekolah Peneliti ………………… NONNY EMELLYA
  • 59. Lampiran 4 Siklus 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas/Semester : VIII/Satu Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Indikator : 1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan. 2. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menjelaskan gangguan pada sistem pencernaan. A. Lokasi waktu : 2x40menit B. TujuanPembelajaran : Peserta didik dapat : 1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan 2. Meyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dalam kehidupan Sehari hari 3. Menjelaskan gangguan yang terjadi pada system pencernaan.
  • 60. C. Materi Pembelajaran : SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA - Proses Pencernaan D. Metode dan Model Pembelajaran : - Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab - Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) - Memberikan salam - Absensi - Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian jelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan ) - Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi - Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti (60 menit) - Guru melakukan tanya jawab untuk membangun pengetahuan siswa tentang materi yang telah lalu yaitu tentang Pencernaan Pada Manusia. - Guru memberikan penjelasan tentang berbagai macam penyakit dan kelainan serta gangguan pada sistem pencernaan - Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.
  • 61. - Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik. - Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok- kelompok). - Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran. - Melakukan refleksi di akhir pertemuan. - Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata ketika pembelajaran berlangsung. 3. kegiatan penutup (10 menit) - Guru dan siswa membuat kesimpulan. - Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa. - Guru memberikan pekerjaan rumah - Guru menutup pembelajaran. F. Sumber belajar Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Intan Pariwara: 20-37 G. Penilaian - Tehnik penilaian : Tes tertulis - Bentuk instrument : Tes Uraian Butir-butir soal: 1. Apa yang dimaksud dengan Appendix vermiform (usus buntu)!(skor 4)
  • 62. 2. Sebutkan contoh kelainan dan penyakit yang sering terjadi dikehidupan sehari hari! ( skor 4 ) 3. Jelaskan salah satu gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan! ( skor 6 ) KUNCI JAWABAN N o Kunci Jawaban Kriteria Skor 1 2. 3 Suatu kantung yang disebut dengan caecum dan pada caecum melekat suatu saluran yang buntu dan disebut usus buntu. Contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dikehidupan sehari hari : penyakit parotitis, penyakit xerostomia,penyakit pada kolon diare ,apendisitis dan sembelit.pada lambung penyakit gastritis,pada usus halus penyakit sindroma melabsorpsi. Gangguan yang terjadi pada kolon misalnya diare yaitu infeksi kuman pada kolon yang mengakibatkan pengaturan kandungan air dalam - Menjawab item dengan benar - Tidak menjawab -Menjawab item dengan benar -Tidak menjawab - Menjawab item dengan benar 4 0 4 0 4
  • 63. Skor Siswa Nilai ═ x 100 Skor Maksimum Mengetahui Sintang, 2012 Kepala Sekolah Peneliti ………………… NONNY EMELLYA feses terganggu sehingga kerja kolon untuk mengeluarkan feses terganggu - Tidak menjawab 0
  • 64. Lampiran 5 Kisi Kisi Angket N0 Indikator Nomor Pertanyaan Angket 1. 2. 3. Peningkatan tanggung jawab peserta didik yang ditunjukan dengan meningkatkan kesadaran dan keinginan menyelesaikan tugas tugas yang diberikan guru Peningkatan kwalitas pembelajaran yang ditunjukan dengan meningkatnya perhatian dan partisipasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran Peningkatan kompetensi yang sehat yang ditunjukan dengan keinginan mendapatkan nilai diatas KKM 1,2 dan 3 4 dan 5 6 dan 7
  • 65. Lampiran 6 LEMBAR ANGKET SISWA 1.Petunjuk: a) Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyatan yang dirasakan denagan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang telah tersedia. b) Jawaban yang diberikan tidak berhubung dengan penilaian hasil belajar (prestasi akademik) yang dimiliki. c) Jawaban yang diberikan akan sangat membantu dalam penilaian ini, oleh karna itu kejujuran dalam menjawab sangat diharapkan demi kelancaran penelitian ini. d) Atas jawaban dan kejujuran yang diberikan kami ucapkan terima kasih. KETERANGAN : 1 : Tidak senang 3 : Senang 2 : Kurang senang 4 : Sangat senang DAFTAR ANGKET SISWA Pertanyaan 1. Saya merasa belajar dengan menggunakan Penerapa Pendekatan CTL(Contextual Teaching and Learning) sesuai dengan keinginan saya a. sangat sesuai c. kurang sesuai b. sesuai d. tidak sesuai
  • 66. 2. Saya menjadi suka terhadap pelajaran IPA setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning a. sangat suka c. Kurang suka b. suka d. tidak suka 3. Saya tidak merasa kesulitan dalam belajar dengan menggunakan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning b. tidak kesulitan c. kesulitan c. agak kesulitan d. sangat kesulitan 4. Saya senang bertanya setiap ada materi yang belum dipahami a. sangat senang c. kurang senang b. senang d. tidak senang 5. Saya aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru a. sangat aktif c. kurang aktif b. aktif d. tidak aktif 6. Saya lebih berani menyampaikan pendapat setelah mengikuti pelajaran dengan menggunakan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning a. sangat berani c. kurang berani b. berani d. tidak berani 7. Saya selalu bersemangat mengevaluasi materi yang telah saya pelajari a. sangat bersemangat c. kurang semangat b. semangat d. tidak semangat
  • 67. Lampiran 7 LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU Hari/Tanggal : Pengamat : Petunjuk : Berilah tanda cek ( ) pada tempat yang tersedia terhadap aktivitas yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung! No Kegiatan Aspek yang dinilai Kriteria Keteran ganYa Tidak 1. 2. Pendahuluan Kegiatan Inti a. Membuka pelajaran dengan salam b. Memeriksa kehadiran siswa c. Menyampaikan tujuan materi yang akan dibahas d. Menggali pengetahuan awal siswa. e. Mengorganisasikan siswa ke dalam kegiatan pembelajaran. a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya b. Melaksanakan sejauh
  • 68. 3. Penutup mungkin kegiatan Inquiry untuk semua topik c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya d. Menyiapkan “masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok kelompok) e. Menghadirkan “ model” sebagai contoh pembelajaran f. Melakukan refleksi diakhir pertemuan g. Melakukan penilaian sebenarnya melalui kegiatan kegiatan nyata ketika pembelajaran berlangsung a. Memberikan kesimpulan materi diakhir pembelajaran b. Memberikan evaluasi pada siswa dan memberikan tugas rumah pada siswa. c. Mengumpulkan dan mengoreksi hasil evaluasi (post tes) dan tugas rumah siswa. d. Memberikan penilaian yang sebenarnya, meliputi penilaian proses belajar dan hasil belajar siswa.
  • 69. Mengetahui Sintang, 2012 Kepala Sekolah Pengamat ....... ......................... ( …………..)
  • 70. Lampiran 8 PEDOMAN VALIDASI SOAL TEST Petunjuk : 1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu berilah huruf Y(Ya) atau T (Tidak) pada kolom yang tersedia. 2. Jika ada yang perlu dikomentari, tulislah pada kolom komentar atau saran. 3. Berilah tanda LD, LDP, TLD pada kolom kesimpulan untuk saetiap soal Bidang Penelahaan Kriteria Penelahaan Ya Tidak Komentar/ Saran 4.Materi 1. Rumusan soal sesuai dengan indikator 2. Batasan jawaban atau ruang lingkup yang diuji sudah jelas 3. Isi materi yang dinyatakan sesuai dengan tujuan pengukuran 4. Isi materi dinyatakan sesuai dengan jenis sekolah atau tingkat kelas B. Kontruksi 5. Rumusan butir soal sudah menggunakan kalimat tanya/ perintah menurut jawaban soal 6. Rumusan butir soal sudah disertai dengan pedoman penskoran 7. Rumusan butir soal tidak menimbulkan penafsiran ganda 8. Rumusan butir soal sudah
  • 71. menggunakan bahasa yang sederhana sehingga komunikatif 9. Soal menggunakan bahasa yang baik dan benar Kesimpulan Keterangan: Sintang, 2012 Validator LD : Layak digunakan (…) LDP : Layak digunakan dan diperbaiki (…) TLD : Tidak layak digunakan (…) …………………… NIP:
  • 72. Lampiran 9 PEDOMAN VALIDASI RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) Petunjuk: 1. Berdasarkan pendapat Bapak /Ibu berilah huruf Y (Ya) atau T (Tidak) pada kolom yang tersedia. 2. Berdasarkan pendapat Bapak /Ibu berilah komentar/saran pada tempat yang telah disediakan. 3. Berilah tanda ceklis () pada tempat yang telah disediakan. LD : Layak digunakan LDP : Layak digunakan dan diperbaiki TLD : Tidak layak digunakan No Pernyataan Ya Tidak Komentar/saran 1 Standar kompentensi dan kompentensi dasar serta indikator sesuai dengan silabus KTSP 2 Tujuan pembelajaran telah sesuai dengan indikator yang telah ditentukan pada silabus KTSP 3 Metode pembelajaran telah sesuai dengan topik pembelajaran 4 Langkah-langkah pembelajaran telah sesuai dengan alokasi waktu 5 Langkah-langkah pembelajaran telah menunjukan penggunaan penerapan pendekatan Contextual Teaching Learning pada materi sistem pencernaan pada manusia
  • 73. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ini: LD : Layak digunakan (… ) LDP : Layak digunakan dan diperbaiki (….) TLD : Tidak layak digunakan (….) Sintang, 2012 Validator …………………… NIP: