SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
1 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Pada masa sekarang ini, perkembangan industri dan teknologi berkembang 
dengan sangat pesat, tidak terkecuali pada bidang pengukuran, termasuk pengukuran 
laju aliran fluida dalam pipa. Salah satu dari berbagai macam metode pengukuran aliran 
fluida dalam pipa adalah dengan menggunakan Orifice Plate. 
Laju aliran fluida dalam sebuah pipa penting untuk diketahui, khusus pada 
industri-industri yang memanfaatkan pipa sebagai media penyalur fluida, sebab dapat 
mempengaruhi biaya dan proses produksi dari industri-industri tersebut. Pada sebuh 
plan pembangkit tenaga uap misalnya, aliran fluida, dalam hal ini uap (steam), laju 
aliran massa atau volum steam sangat penting untuk diketahui, agar jumlah uap yang 
menumbuk turbin dapat diketahui, sehingga dapat diperkirakan jumlah energi yang 
seharusnya dihasilkan oleh plan tersebut, dan berguna untuk menghitung kerugian-kerugian 
pada aliran uap dalam pipa, sehingga dapat dirancang susunan pipa yang 
menghasilkan kerugian paling sedikit. 
1.2 Perumusan Masalah 
Karena kebutuhan alat ukur aliran fluida, yaitu orifice yang khusus untuk sebuah 
pipa tertentu, maka penulis mencoba merancang sebuah orifice yang sesuai untuk 
kebutuhan tersebut. 
Orifice yang akan penulis bahas dan rancang adalah di khususkan pada orifice 
berjenis Quadrant edge orifice dan Conical entrance orifice plate.
2 
1.3 Tujuan 
Tujuan dari perancangan ini adalah: 
1. Sebagai syarat kelulusan dari mata kuliah Tugas Perancangan di Jurusan 
Teknik Mesin UNDIP. 
2. Belajar mengaplikasikan ilmu yang selama ini telah diperoleh dalam 
persoalan yang sebenarnya. 
3. Belajar merancang orifice plate dan menghitung laju aliran fluida dengan 
bantuan orifice plate. 
1.4 Metode Pengumpulan Data 
Dalam usaha untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penulisan dan 
perancangan orifice plate ini, penulis melakukan beberapa metode, yaitu: 
1. Mencari literatur yang berkaitan dengan topik yang penulis bahas, dari 
perpustakaan, maupun berbagai sumber literatur lainnya. 
2. Survey langsung dilapangan, berkaitan dengan harga bahan baku pembuatan 
orifice, maupun tentang proses kerja orifice. 
3. Menggunakan media internet untuk mengumpulkan informasi-informasi 
yang berhubungan dengan topik. 
1.5 Sistematika Penulisan 
Penulisan laporan Perancangan Orifice Plate ini mengikuti sistematika sebagai 
berikut: 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar belakang 
1.2 Perumusan masalah 
1.3 Tujuan
3 
1.4 Metode Pengumpulan Data 
1.5 Sistematika Penulisan 
BAB II DASAR TEORI 
2.1 Pengertian Orifice 
2.2 Macam-macam Orifice 
2.3 Prinsip Kerja Orifice 
BAB III PERANCANGAN ORIFICE 
BAB IV PERHITUNGAN 
4.1 Prosedur Pengujian Orifice 
4.2 Data Hasil Pengujian 
4.3 Pengolahan Data 
BAB V PENUTUP 
5.1 Kesimpulan 
5.2 Saran
4 
BAB II DASAR TEORI 
Dasar teori dalam bab ini akan menjelaskan tentang konsep, review tentang 
macam-macam orifice dan prinsip dasar orifice. Yang mengetengahkan teori-teori 
klasik dasar bidang mekanika fluida. Penjelasan tentang persaman dasar akan mendasari 
prinsip-prinsip aliran dalam pipa. 
2.1 Pengertian Orifice 
Orifice adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran volum 
atau massa fluida di dalam saluran yang tertutup (pipa) berdasarkan prinsip beda 
tekanan. Alat ini berupa plat tipis dengan gagang yang diapit diantara flens pipa. Fungsi 
dari gagang orifice adalah untuk memudahkan dalam proses pemasangan dan 
penggantian. Orifice termasuk alat ukur laju aliran dengan metode rintangan aliran 
(Obstruction Device). Karena geometrinya sederhana, biayanya rendah dan mudah 
dipasang atau diganti. Gambar 4.1 menunjukkan geometri orifice yang umum 
digunakan. 
Gambar 2.1 Geometri Orifice plate secara umum 
Selain menggunakan orifice, untuk mengukur laju aliran dengan metode 
rintangan aliran dapat juga menggunakan nozel dan venturi. Kelebihan dan kekurangan 
dari ketiga alat ukur laju aliran tersebut dapat diliha pada Tabel 2.1.
5 
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Beberapa Jenis Alat Ukur Laju Aliran 
Alat ukur Kelebihan Kekurangan 
Orifice 
 Mudah dalam pemasangan 
 Biayanya rendah 
 Mudah dalam penggantian 
 Head loss tinggi 
 Akurasi tergantung pada 
kondisi instalasi dan 
kondisi orifice 
Venturi 
 Head loss rendah 
 Kapasitas aliran lebih besar dari orifice 
pada beda tekanan yang sama 
 Akurasi tidak tergantung pada pemakaian 
dan kondisi instalasi 
 Biaya awalnya besar 
Nozel 
 Head loss rendah 
 Kapasitas aliran lebih besar dari orifice 
pada beda tekanan yang sama 
 Akurasi tidak tergantung pada pemakaian 
dan kondisi instalasi 
 Baik untuk temperature dan kecepatan 
tinggi 
 Sulit dalam penggantian 
2.2 Macam-macam Orifice 
Untuk melayani berbagai jenis aliran dan beraneka ragam fluida, maka terdapat 
beberapa jenis orifice plate, yaitu: 
2.2.1 Concentric Orifice 
Concentric Orifice merupakan jenis orifice yang paling banyak digunakan. 
Profil lubang orifice ini mempuyai takik (bevel) dengan kemiringan 45° pada tepi 
bagian downstream(lihat gambar di bawah). Hal ini akan mengurangi jarak tempuh 
dari aliran tersebut mengalami perbedaan tekanan melintang. Setelah aliran melewati 
orifice akan terjadi penurunan tekanan dan kemudian mencoba kembali ke tekanan
semula tetapi terjadi sedikit tekanan yang hilang permanen (permanent pressure loss) 
sehingga perbedaan tekanan upstream dan downstream tidak terlalu besar. 
Perbandingan diameter orifice dan diameter dalam pipa dilambangkan dengan “β”. 
Orifice jenis ini memiliki ketentuan untuk nilai β yaitu antara 0.2-0.7 karena 
akurasinya akan berkurang untuk nilai diluar batas tersebut. 
6 
Gambar 2.2 Standard concentric orifice 
2.2.2 Counter Bore Orifice 
Counter bore orifice pada prinsipnya sama dengan concentric Orifice. 
Perbedaanya terdapat pada profil lubangnya, orifice ini tidak mempuyai takik (bevel) 
tapi diameter lubangya lebih besar pada bagian downstream daripada diameter 
lubang pada bagian upstream (lihat gambar di bawah).
7 
Gambar 2.3 Counter bored orifice 
2.2.3 Eccentric Orifice 
Eccentric orifice mempunyai profil lubang yang sama dengan concentric 
orifice. Akan tetapi, pada eccentric orifice lubang tidak terletak tepat di tengah. 
Diameter takik (bevel) bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam 
dari pipa (lihat gambar di bawah). 
Gambar 2.4 Eccentric orifice
8 
2.2.4 Quadrant Bore Orifice 
Quadrant bore orifice digunakan untuk mengukur aliran fluida dengan 
viscositas tinggi dan direkomendasikan untuk bilangan Reynold di bawah 10000. 
Profil dari lubang Quadrant bore orifice dapat dilihat pada gambar di bawah. Radius 
“R” merupakan fungsi dari β. Ketebalan orifice sebanding dengan kuadran radius 
“R”. 
Gambar 2.5 Quadrant bore orifice 
2.2.5 Segmental Orifice 
Segmental orifice didesain untuk fluida dengan kandungan sedimen yang 
tinggi. Profil dari lubang segmental orifice dapat dilihat pada gambar di bawah. 
Diameter “D” bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam dari pipa. 
“H” merupakan tinggi dari lingkaran lubang. Rasio β merupakan diameter lubang 
“D” dibagi dengan diameter dalam dari pipa. Segmental orifice merupakan jenis 
orifice yang paling sulit dalam proses manufaktur,diperlukan proses finishing secara 
manual.
9 
Gambar 2.6 Segmental orifice 
2.2.6 Restriction Orifice 
Tujuan dari instalasi Restriction orifice adalah untuk menghasilkan presure 
drop yang besar. Restriction orifice biasanya ditunjukkan dengan “RO” atau “FO”. 
Restriction orifice dapat menghasilkan pressure drop sampai 50 % untuk fluida gas. 
Profil lubang Restriction orifice berbeda dengan orifice yang lain (lihat gambar di 
bawah). Profil lubangnya lurus sehingga tekanan yang hilang secara pemanen cukup 
besar akibatnya perbedaan tekanan upstream dan tekanan downstream cukup 
mencolok. 
Gambar 2.7 Restriction orifice
Profil tekanan suatu fluida yang melewati orifice flowmeter dan restriction 
10 
orifice dapat dilihat pada gambar di bawah ini, 
Gambar 2.8 Perbandingan Pressure loss orifice flowmeter dan restriction 
Dari gambar di atas tampak bahwa terjadi pressure loss yang lebih besar pada 
restriction orifice dibandingkan dengan orifice flowmeter. 
2.3 Prinsip Kerja Orifice 
2.3.1 Prinsip dan Persamaan Dasar 
Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip beda 
tekanan atau disebut juga Bernoulli’s principle yang mengatakan bahwa terdapat 
hubungan antara tekanan fluida dan kecepatan fuida. Jika kecepatan meningkat, 
tekanan akan menurun begitu pula sebaliknya. 
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian tertentu 
(umumnya di tengah). Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai pada orifice 
akan dipaksa untuk melewati lubang pada orifice. Hal itu menyebabkan terjadinya
perubahan kecepatan dan tekanan. Titik dimana terjadi kecepatan maksimum dan 
tekanan minimum disebut vena contracta. Setelah melewati vena contracta 
kecepatan dan tekanan akan mengalami perubahan lagi. Dengan mengetahui 
perbedaan tekanan pada pipa normal dan tekanan pada vena contracta, laju aliran 
volume dan laju aliran massa dapat diperoleh dengan persamaan Bernoulli. Skema 
prinsip kerja orifice dapat dilihat pada Gambar 4.9. 
11 
P1 P2 
Gambar 2.9 Prinsip Kerja Orifice 
Keterangan : 
P1 = tekanan upstream 
P2 = tekanan downstream (pada vena contracta) 
P3 = tekanan setelah terjadi pemulihan (setelah melewati vena contracta) 
D = diameter dalam pipa 
d = diameter orifice 
3 
2 
1 
D d 
Vena contracta 
P3 
Pipa Orifice
12 
1. Persamaan Bernoulli 
P1 + 
2 
2 
ρv1 
+ ρgh1 = P2 + 
2 
2 
ρv2 
+ ρgh2 
Karena aliran steam pada pipa horisontal maka h1 = h2, sehingga, 
P1 − P2 
ρg 
= 
2 
2g 
v2 
− 
2 
2g 
v1 
Misalkan, h = P1−P2 
ρg 
maka, h = v2 
2 
2g 
− v1 
2 
2g 
2. Persamaan Kontinuitas 
a1v1 = a2 v2 
v1 = 
a2 
a1 
v2 
v1 
2 
a1 
2 = a2 
2 v2 
2 
Subtitusi pesamaan (2) ke persamaan (1), 
h = 
2 
2g 
v2 
− 
2 
a1 
a2 
2 x 
2 
2g 
v2 
= 
2 
2g 
v2 
(1 − 
2 
a1 
a2 
2 ) 
= 
2 
2g 
v2 
a1 
( 
2 a2 
2 
a1 
2 ) 
v2 
2 = 2gh ( 
a1 
2 
a1 
2 a2 
2) 
v2 = √2gh ( a1 
√a1 
2 a2 
2) 
(1) 
(2) 
(3)
13 
3. Menghitung laju aliran volume 
V̇ 
= a2 v2 
Substitusi persamaan (3) ke (4), maka, 
V̇ 
= 
a2 a1 
√a1 
2 a2 
2 
√2gh 
Untuk meyederhanakan maka dibagi dengan 
a1 
a1 
(4) 
, sehingga laju aliran volume 
menjadi, 
V̇ 
= a2 
√1 − 
a2 
2 
a1 
2 
√2gh 
Substitusikan h = P1−P2 
ρg 
ke persamaan (5)sehingga menjadi, 
V̇ 
= 
a2 
√1 − 
a2 
2 
a1 
2 
2g( P1 − P2) 
√ 
ρg 
V̇ 
= a2 
√1 − 
a2 
2 
a1 
2 
√2(ΔP) 
ρ 
2.3.2 Aliran Inkompresibel Melewati Orifice 
(5) 
(6) 
Persamaan (6) merupakan persamaan untuk menghitung laju aliran volume 
secara teoritik dimana aliran dianggap laminar sempurna dan inviscid (viskositasnya 
nol). Akan tetapi dalam kondisi nyata akan muncul pengaruh viskositas dan 
turbulensi. Untuk menghitung pengaruh dari kedua faktor tersebut maka 
diperkenalkan coefficient of discharge Cd. 
Untuk aliran yang melewati orifice, nilai dari Cd tergantung pada bilangan 
Reynolds (Re) dan rasio diameter orifice dan diameter dalam dari pipa (β).
14 
Bilangan Reynolds (Re) dirumuskan sebagai berikut, 
Re = 
ρvD 
μ 
= 
4ṁ 
πμD 
Nilai Cd dapat diperoleh dengan persamaan, 
Cd = 0.5959 + 0.0312β2.1 − 0.184β8 + 
91.71β2.5 
Re0.75 
Persamaan tersebut dapat digambarkan alam bentuk grafik pada Gambar 
2.10. 
Gambar 2.10 Diagram Coefficient of Discharge (Cd)
Untuk bilangan Reynold yang besar nilai Cd standar yang sering dipakai 
adalah 0.6. Akan tetapi, untuk bilangan Reynold kecil perubahan nilai Cd cukup 
signifikan. 
Dengan memperhitungkan coefficient of discharge maka persamaan (6) akan 
15 
menjadi, 
V̇ 
actual = 
Cd a0 
√1 − 
a0 
2 
a1 
2 
√ 
2(ΔP) 
ρ 
Dengan 
2 
a1 
2 = d4 
a0 
D4 maka persamaan menjadi, 
V̇ 
actual = 
Cd a0 
√1 − 
d4 
D4 
2(ΔP) 
√ 
ρ 
Diketahui bahwa rasio diameter β = d 
D 
persamaan menjadi, 
V̇ 
2(ΔP) 
ρ(1−β4) 
= Cd a0 √ 
1 
√(1−β4) 
(7) 
merupakan velocity of approach factor. Coefficient of discharge dan 
velocity of approach factor sering dikombinasikan ke dalam satu koefisien yang 
disebut flow coefficient K. 
K = Cd 
√(1−β4) 
(8)
16 
Nilai K juga dapat diperoleh dari grafik pada Gambar 2.11. 
Gambar 2.11 Diagram Koefisien Orifice (K) 
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk bilangan Reynold Re > 105 nilai 
K tidak mengalami perubahan yang signifikan (dinggap konstan). Akan tetapi, untuk 
bilangan Reynold kecil terjadi perubahan nilai K yang besar. 
Dengan memasukkan persamaan (8) ke persamaan (7), maka persamaan 
untuk mencari laju aliran volume dapat disedehanakan menjadi, 
V̇ 
= Ka0 √2(ΔP) 
ρ 
Sedangkan untuk menghitung laju aliran massa adalah sebagai berikut, 
ṁ = ρ V̇ 
(9) 
(10)
Dengan substitusi persamaan (7) ke persamaan (10) maka laju aliran massa 
17 
menjadi, 
ṁ = Cd a0 √ 
2ρ(ΔP) 
(1−β4) 
Atau dengan substitusi persamaan (9) ke persamaan (10) maka laju aliran 
massa menjadi, 
ṁ = Ka0 √2ρ(ΔP) 
2.3.3 Aliran Kompresibel Melewati Orifice 
Persamaan (7), (9), (11), dan (12) merupakan persamaan untuk menghitung 
laju aliran inkompresibel yang melewati orifice. Sedangkan untuk aliran kompresibel 
ada faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor kompresibilitas yang dilambangankan 
dengan Y. Faktor kompresibilitas ini muncul karena adanya perubahan densitas 
fluida. 
Persamaan untuk faktor kompresibilitas adalah, 
푌 = 1 − (0.41 + 0.35훽4) 
Δ푃 
휒푃1 
Untuk aliran kompresibel yang melewati orifice laju aliran volumenya 
menjadi, 
푉̇ 
2(Δ푃) 
휌(1 − 훽4) 
= 퐶푑푌푎0 √ 
Atau, 
2(Δ푃) 
푉̇ = 퐾푌푎0 √ 
휌 
(11) 
(12)
18 
Sedangkan untuk persamaan laju aliran massanya menjadi, 
2휌(Δ푃) 
(1 − 훽4) 
푚̇ = 퐶푑푌푎0 √ 
Atau, 
푚̇ = 퐾푌푎0 √2휌(Δ푃) 
Keterangan : 
V̇ 
= Laju aliran Volume ( m3/s) 
ṁ = Laju aliran massa (Kg/s) 
P1 = tekanan upstream (Bar,Pa) 
P2 = tekanan downstream (pada vena contracta) (Bar,Pa) 
ΔP = Beda Tekanan (N/ m2) 
d = Diameter Orifice (m) 
D = Diameter dalam Pipa (m) 
a0 = Luas Penampang orifice (m2) 
a1 = Luas penampang pipa (m2) 
ρ = massa jenis (Kg/ m3) 
K = Flow Coefficient 
Cd = Coefficient of Discharge 
v = kecepatan fluida (m/s) 
μ = viskositas fluida (kg/ms) 
Y = faktor kompresibilitas 
χ = isentropic coefficient (untuk gas ideal=1.4)
19 
2.3.4 Permanent Pressure Loss 
Pemasangan orifice akan menimbulkan terjadinya tekanan yang hilang secara 
permanen ( permanent pressure loss ). Besarnya permanen pressure loss dipengaruhi 
oleh rasio diameter orifice terhadap dimeter dalam pipa (β). Dari grafik pada Gambar 
2.12 dapat diketahui besarnya permanent pressure loss. 
Gambar 2.12 Permanent Pressure Loss 
Dari grafik di atas dapat dilihat besarnya permanent pressure loss dalam % 
beda tekanan (ΔP) untuk beberapa nilai β.
20 
BAB III PERANCANGAN ORIFICE 
Proses pembuatan orifice plate dijelaskan pada tabel berikut ini. 
Tabel 3.1 Langkah Pembuatan Quadran Edge Orifice Plat 
LANGKAH PEMBUATAN QUADRAN EDGE ORIFICE PLAT 
(Satuan dalam mm) 
GAMBAR ALAT LANGKAH KERJA 
1. Mesin bubut 
2. Pahat bubut luar 
3. Meteran 
1. Siapkan mesin bubut. 
2. Ukur benda kerja. 
3. Pasang benda kerja pada 
mesin bubut. 
4. Lakukan pembubutan muka 
sampai didapat ukuran tebal 
5mm. 
5. Setelah itu lakukan 
pembubutan untuk 
mendapatkan diameter 
lingkaran plat ∅ 68,34.
21 
1. Mesin bubut 
2. Center bor 
3. Bor diameter 5, 
10, 29, 30, 34, 
reamer 
4. Meteran 
1. Pasang center bor pada 
pencekam. 
2. Lakukan boring kecil dengan 
RPM tinggi min 800 rpm 
untuk mendapatkan titik awal 
pengeboran. 
3. Lepas center bor ganti dengan 
bor ∅5 푚푚, lakukan drilling. 
4. Setelah itu lakukan proses 
drilling bertahap sampai 
didapat ukuran 34 mm, 
adapun ukuran tahapan bornya 
adalah ∅5, 10, 20,30,34. 
5. Lakukan reamer untuk 
mendapatkan ukuran ∅34,17. 
1. Mesin bubut 
2. Pahat bubut 
dalam 
3. Meteran 
1. Untuk melakukan pembubutan 
tirus eretan atas dimiringkan 
sebesar 훼 = 45표. 
2. Setting pahat pada center 
benda kerja dengan kedalaman 
1,5 mm. 
3. Jalankan pahat sepanjang 
19,955 mm dengan 
perhitungan 
42 ,9 
2 
− 1,5 dalam 
mm.
22 
1. Mesin bubut 
2. Pahat bubut 
radius dalam 
ukuran ∅3,5 푚푚 
3. Meteran 
1. Untuk mendapatkan 
pembubutan radius ada 2 cara. 
a. Dengan menggunakan pahat 
radius. 
b. Dengan menggerakkan eretan 
memanjang dan melintang 
secara bersamaan, namun cara 
ini susah dilakukan. 
2. Jika kita pakai langkah A 
maka, setting pahat pada titik 
ujung lubang drilling 
3. Jalankan sepanjang 3,5 mm 
kedepan sehingga membentuk 
radius 3,5 mm 
Table 3.2 Langkah Pembuatan Conical Entrance Orifice Plat 
LANGKAH PEMBUATAN CONICAL ENTRANCE ORIFICE PLAT 
(Satuan dalam mm) 
GAMBAR ALAT LANGKAH KERJA 
1. Mesin bubut 
2. Pahat bubut luar 
3. Meteran 
1. Siapkan mesin 
bubut. 
2. Ukur benda kerja 
3. Pasang benda kerja 
pada mesin bubut. 
4. Lakukan 
pembubutan muka 
sampai didapat 
ukuran tebal 5mm. 
5. Setelah itu lakukan 
pembubutan untuk 
mendapatkan 
diameter lingkaran 
plat ∅ 68,12.
23 
1. Mesin bubut 
2. Center bor 
3. Bor diameter 5, 10, 
29, 30, 34, reamer 
4. Meteran 
6. Pasang center bor 
pada pencekam. 
7. Lakukan boring 
kecil dengan RPM 
tinggi min 800 rpm 
untuk mendapatkan 
titik awal 
.pengeboran. 
8. Lepas center bor 
ganti dengan bor 
∅5 푚푚, lakukan 
drilling. 
9. Setelah itu lakukan 
proses drilling 
bertahap sampai 
didapat ukuran 34 
mm, adapun ukuran 
tahapan bornya 
adalah 
∅5, 10, 20,30,34. 
10. Lakukan reamer 
untuk mendapatkan 
ukuran ∅34,060. 
1. Pahat bubut dalam 
profile flat 
1. Setting pahat bubut 
dalam dengan pada 
center benda kerja. 
2. Masukkan sedalam 1 
mm. 
3. Jalankan pahat bubut 
sepanjang 17,26 mm.
24 
1. Pahat bubut dalam 1. Untuk melakukan 
pembubutan tirus 
eretan atas 
dimiringkan sebesar 
훼 = 45표. 
2. Balik benda kerja 
3. Setting pahat pada 
center benda kerja 
dengan kedalaman 3 
mm. Jalankan pahat 
sepanjang 16,8 mm 
dengan perhitungan 
39,6 
− 3 = 16,8 
2 
4. Pahat kuat sampai 
kedalaman 3 mm 
karena hanya bekerja 
seperti champer 
dalam.
25 
BAB IV PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN 
4.1 Prosedur Pengujian Orifice 
Pada pengujian kedua orifice plate ini, kami memasangnya pada saluran inlet karburator 
sebuah mesin diesel, kemudian mesin diesel dioperasikan sehingga karburator 
menghisap udara melewati flow meter yang berupa orifice yang telah kami pasang. 
Setelah mesin dijalankan, diamati nilai tekanan pada daerah sebelum orifice dan tekana 
outlet setelah melewati orifice. 
Dalam pengambilan data tekanan kami menggunakan manometer, sehingga satuan 
tekanan masih dalam mmH20, dan kemudian dikonversi kegalam N/m2 agar dapat 
digunakan dalam perhitungan. Pulse meter sensor digunakan untuk mengukur kecepatan 
putaran mesin, satuan dalam rpm. 
4.2 Data Hasil Pengujian 
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Quadrant Edge Orifice Plate 
a. Quadrant Edge Orifice Plate 
v rpm 
P1 P1 P2 P2 
ΔP 
I II III rata2 I II III rata2 
2.6 1250 12.4 12.4 12.4 12.4 12.3 12.3 12.3 12.3 0.1 
2.8 1500 12.4 12.4 12.4 12.4 12.3 12.3 12.3 12.3 0.1 
3.2 1750 12.4 12.4 12.4 12.4 12.3 12.3 12.2 12.3 0.1 
3.9 2000 12.5 12.4 12.4 12.4 12.4 12.3 12.2 12.3 0.1 
5.9 2250 12.5 12.5 12.5 12.5 12.4 12.3 12.2 12.3 0.2 
6.5 2500 12.5 12.5 12.5 12.5 12.3 12.3 12.2 12.3 0.2 
6.6 2750 12.5 12.5 12.5 12.5 12.2 12.2 12.2 12.2 0.3 
7.4 3000 12.5 12.5 12.5 12.5 12.2 12.2 12.1 12.2 0.3 
7.8 3250 12.5 12.5 12.6 12.5 12.2 12.2 12.1 12.2 0.4 
8.4 3500 12.6 12.6 12.6 12.6 12.1 12.1 12.0 12.1 0.5
26 
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Conical Entrance Orifice Plate 
b. Conical Entrance Orifice Plate 
v rpm 
p1 p1 p2 p2 
ΔP 
I II III rata2 I II III rata2 
2.6 1250 12.4 12.5 12.5 12.5 12.3 12.4 12.4 12.4 0.1 
2.8 1500 12.4 12.5 12.5 12.5 12.3 12.4 12.4 12.4 0.1 
3.2 1750 12.4 12.5 12.5 12.5 12.3 12.4 12.4 12.4 0.1 
3.9 2000 12.5 12.5 12.5 12.5 12.3 12.3 12.4 12.3 0.2 
5.9 2250 12.5 12.5 12.6 12.5 12.2 12.3 12.3 12.3 0.3 
6.5 2500 12.5 12.6 12.6 12.6 12.2 12.2 12.3 12.2 0.3 
6.6 2750 12.5 12.7 12.7 12.6 12.2 12.2 12.3 12.2 0.4 
7.4 3000 12.6 12.7 12.7 12.7 12.2 12.2 12.2 12.2 0.5 
7.8 3250 12.6 12.8 12.7 12.7 12.1 12.1 12.2 12.1 0.6 
8.4 3500 12.7 12.8 12.8 12.8 11.9 12 12.1 12.0 0.8 
4.3 Pengolahan Data 
Setelah didapatkan data-data hasil pengujian, maka dilakukan penghitungan 
untuk menemukan laju aliran massa yang melewati kedua orifice tersebut. 
Perhitungan sampel adalah pada Conical Entrance Orifice Plate putaran 1250 rpm. 
Menghitung bilangan Reynold (Re): 
푅푒 = 
휌푣퐷 
휇 
= 
(1.225 푘푔⁄푚3).(2.6푚⁄푠)(0.06834 푚) 
1.7894 ×10−5푘푔⁄푚푠 
= 12159.94 
Menghitung koefisien discharge (Cd): 
퐶푑 = 0.5959 + 0.0312훽2.1 − 0.184훽8 + 
91.71훽2.5 
푅푒0.75 
= 0.5959 + 0.0312(0.5)2.1 − 0.184(0.5)8 + 
91.71(0.5)2.5 
(12159.94)0.75 = 0.6 
Menghitung faktor kompresibilitas (Y):
27 
푌 = 1 − (0.41 + 0.35훽4) 
Δ푃 
휒푃1 
= 1 − (0.41 + 0.35(0.5) 4) 
0.1 
(1.4)(12.4) 
= 1 
Menghitung laju aliran massa (푚̇ ): 
2휌(Δ푃) 
(1 − 훽4) 
푚̇ = 퐶푑푌푎0 √ 
2(1.225)(0.1) 
(1 − 0.54) 
= (0.6)(1)(0.00092)√ 
= 0.000283 푘푔⁄푠 
Perhitungan laju aliran massa yang pada berbagai putaran: 
Table 4.3 Perhitungan Laju Aliran Massa Quadrant Edge Orifice Plate 
 Quadrant Edge Orifice Plate 
v rpm p1 p2 ΔP Y Re Cd 
laju 
aliran 
massa 
2.6 1250 12.4 12.3 0.1 1.00 12159.94 0.6 0.000283 
2.8 1500 12.4 12.3 0.1 1.00 13095.32 0.6 0.000283 
3.2 1750 12.4 12.3 0.1 1.00 14966.08 0.6 0.000283 
3.9 2000 12.4 12.3 0.1 1.00 18239.91 0.6 0.000283 
5.9 2250 12.5 12.3 0.2 1.00 27593.71 0.6 0.000399 
6.5 2500 12.5 12.3 0.2 1.00 30399.85 0.6 0.000399 
6.6 2750 12.5 12.2 0.3 0.99 30867.54 0.6 0.000487 
7.4 3000 12.5 12.2 0.3 0.99 34609.06 0.6 0.000487 
7.8 3250 12.6 12.2 0.4 0.99 36479.82 0.6 0.000561 
8.4 3500 12.6 12.1 0.5 0.99 39285.96 0.6 0.000626
28 
Table 4.4 Perhitungan Laju Aliran Massa Conical Entrance orifice Plate 
 Conical Entrance orifice Plate 
v putaran p1 p2 ΔP Y Re Cd 
Laju 
aliran 
massa 
2.6 1250 12.5 12.4 0.1 1.00 12159.94 0.6 0.000283 
2.8 1500 12.5 12.4 0.1 1.00 13095.32 0.6 0.000283 
3.2 1750 12.5 12.4 0.1 1.00 14966.08 0.6 0.000283 
3.9 2000 12.5 12.3 0.2 1.00 18239.91 0.6 0.000364 
5.9 2250 12.5 12.3 0.3 0.99 27593.71 0.6 0.000460 
6.5 2500 12.6 12.2 0.3 0.99 30399.85 0.6 0.000513 
6.6 2750 12.6 12.2 0.4 0.99 30867.54 0.6 0.000561 
7.4 3000 12.7 12.2 0.5 0.99 34609.06 0.6 0.000605 
7.8 3250 12.7 12.1 0.6 0.99 36479.82 0.6 0.000665 
8.4 3500 12.8 12.0 0.8 0.98 39285.96 0.6 0.000770
Quadrant 
29 
Grafik perbandingan putaran mesin dengan laju aliran massa yang melewati orifice: 
0.0009 
0.0008 
0.0007 
0.0006 
0.0005 
0.0004 
0.0003 
0.0002 
0.0001 
0 
Perbandingan Putaran dengan Laju Aliran 
Massa 
1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 
Laju Aliran Massa 
Putaran (rpm) 
Conical 
Gambar 4.1 Grafik perbandingan putaran mesin dengan laju aliran massa yang melewati orifice 
Pada grafik terlihat, makin besar putaran mesin, maka makin besar pula laju aliran 
massanya, hal ini disebab oleh mesin membutuhkan pasokan udara yang lebih banyak 
sebanding dengan semakin besarnya putaran yang dihasilkan. 
Laju aliran massa yang melewati Conical Entrance Orifice Plate lebih besar dibanding 
dibanding dengan yang melewati Quadrant Edge Orifice Plate, ini disebabkan penurunan 
tekanan yang disebabkan oleh Quadrant Edge Orifice Plate lebih besar dibanding dengan 
Conical Entrance Orifice.
30 
BAB V PENUTUP 
5.1 Kesimpulan 
Berdasarkan data pengujian dapat disimpulkan : 
a. Semakin tinggi rpm yang digunakan terjadi peningkatan kecepatan udara 
yang masuk melalui kedua orifice baik orifice tipe Quadrant maupun tipe 
Conical. 
b. Semakin tinggi kecepatan yang disebabkan oleh tingginya rpm yang masuk 
melalui Orifice terjadi peningkatan tekanan pada sisi masuk ( P1 ) dan 
terjadi penurunan tekanan pada sisi keluar ( P2 ). 
c. Terjadi peningkatan nilai laju aliran massa yang dihasilkan seiring dengan 
bertambahnya rpm. 
d. Pada orifice tipe Quadrant, laju aliran massa lebih kecil dibanding laju aliran 
yang melewati orifice tipe Conical. 
5.2 Saran 
Berdasarkan pengamatan dan proses yang telah kami lakukan, dapat kami 
sarankan: 
a. Sebaiknya perancang, mendesain orifice plate sesuai dengan kebutuhan yang 
diinginkan, sesuai dengan karakteristik aliran dan karakteristik fluida, 
sehingga pengukuran yang di dapat lebih akurat. 
b. Simulasi aliran yang melalui orifice dengan menggunakan bantuan software 
CFD akan sangat membantu mempermudah perancangan orifice plat yang 
efisien.

More Related Content

What's hot

Aplikasi rice doctor
Aplikasi rice doctorAplikasi rice doctor
Aplikasi rice doctortani57
 
anatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekunderanatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekundernaviaekas
 
Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Helmas Tanjung
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologiedhie noegroho
 
Laporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringLaporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringEkal Kurniawan
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiTidar University
 
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)f' yagami
 
Teknik penyemprotan pestisida.pdf
Teknik penyemprotan pestisida.pdfTeknik penyemprotan pestisida.pdf
Teknik penyemprotan pestisida.pdfRoup Purohim
 
ANATOMI TUMBUHAN - BATANG
ANATOMI TUMBUHAN - BATANGANATOMI TUMBUHAN - BATANG
ANATOMI TUMBUHAN - BATANGNia Hardianti
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Monalisa Pirade
 

What's hot (20)

Buku Vertebrata
Buku VertebrataBuku Vertebrata
Buku Vertebrata
 
Aplikasi rice doctor
Aplikasi rice doctorAplikasi rice doctor
Aplikasi rice doctor
 
anatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekunderanatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekunder
 
Dormansi
DormansiDormansi
Dormansi
 
Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)
 
Project charter-1
Project charter-1Project charter-1
Project charter-1
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
 
Laporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringLaporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puring
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan ekologi
Laporan ekologi Laporan ekologi
Laporan ekologi
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Pengenalan dan pengawetan kupu kupu
Pengenalan dan pengawetan kupu kupuPengenalan dan pengawetan kupu kupu
Pengenalan dan pengawetan kupu kupu
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
 
Teknik penyemprotan pestisida.pdf
Teknik penyemprotan pestisida.pdfTeknik penyemprotan pestisida.pdf
Teknik penyemprotan pestisida.pdf
 
ppt organofosfat.pptx
ppt organofosfat.pptxppt organofosfat.pptx
ppt organofosfat.pptx
 
ANATOMI TUMBUHAN - BATANG
ANATOMI TUMBUHAN - BATANGANATOMI TUMBUHAN - BATANG
ANATOMI TUMBUHAN - BATANG
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 

Similar to Laporan perancangan (1)

Pengukuran laju aliran gas alam menggunakan orifice meter
Pengukuran laju aliran gas alam menggunakan orifice meterPengukuran laju aliran gas alam menggunakan orifice meter
Pengukuran laju aliran gas alam menggunakan orifice meterintanandryani
 
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipaBab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipaRonny wisanggeni
 
Pengukuran aliran a.(differential)
Pengukuran aliran a.(differential)Pengukuran aliran a.(differential)
Pengukuran aliran a.(differential)Frenki Niken
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbHealth Polytechnic of Bandung
 
Pertemuan Fluida Teknik Sipil education Project.pptx
Pertemuan Fluida Teknik Sipil education Project.pptxPertemuan Fluida Teknik Sipil education Project.pptx
Pertemuan Fluida Teknik Sipil education Project.pptxAnanBahrudin
 
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLAB
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLABAplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLAB
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLABIsa Rachman
 
Modul pengukuran. aliran fluida.
Modul   pengukuran. aliran fluida.Modul   pengukuran. aliran fluida.
Modul pengukuran. aliran fluida.bacukids
 
Alat reparasi pendingin UnnesTronik 085640049191 Semarang
Alat reparasi pendingin UnnesTronik 085640049191 SemarangAlat reparasi pendingin UnnesTronik 085640049191 Semarang
Alat reparasi pendingin UnnesTronik 085640049191 SemarangOkky Prasetiyo
 
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)Gopindo Sihombing
 
Aditya Risvan R-ENTRAINMENT.pptx
Aditya Risvan R-ENTRAINMENT.pptxAditya Risvan R-ENTRAINMENT.pptx
Aditya Risvan R-ENTRAINMENT.pptxNurcahyoMukardi
 
207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-piping207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-pipingNico Domli
 
Shell and Tube Heat Exchanger
Shell and Tube Heat ExchangerShell and Tube Heat Exchanger
Shell and Tube Heat ExchangerOlivia Cesarah
 

Similar to Laporan perancangan (1) (20)

PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESINPRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
 
Pengukuran laju aliran gas alam menggunakan orifice meter
Pengukuran laju aliran gas alam menggunakan orifice meterPengukuran laju aliran gas alam menggunakan orifice meter
Pengukuran laju aliran gas alam menggunakan orifice meter
 
Kp
KpKp
Kp
 
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipaBab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
 
Pengukuran aliran a.(differential)
Pengukuran aliran a.(differential)Pengukuran aliran a.(differential)
Pengukuran aliran a.(differential)
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
 
Pertemuan Fluida Teknik Sipil education Project.pptx
Pertemuan Fluida Teknik Sipil education Project.pptxPertemuan Fluida Teknik Sipil education Project.pptx
Pertemuan Fluida Teknik Sipil education Project.pptx
 
Alat ukur tekanan
Alat ukur tekananAlat ukur tekanan
Alat ukur tekanan
 
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLAB
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLABAplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLAB
Aplikasi Bentangan Belokan Pipa dengan MATLAB
 
PNEUMATIC PIPE LAYOUT
PNEUMATIC PIPE LAYOUTPNEUMATIC PIPE LAYOUT
PNEUMATIC PIPE LAYOUT
 
Modul pengukuran. aliran fluida.
Modul   pengukuran. aliran fluida.Modul   pengukuran. aliran fluida.
Modul pengukuran. aliran fluida.
 
Alat reparasi pendingin UnnesTronik 085640049191 Semarang
Alat reparasi pendingin UnnesTronik 085640049191 SemarangAlat reparasi pendingin UnnesTronik 085640049191 Semarang
Alat reparasi pendingin UnnesTronik 085640049191 Semarang
 
Well completion
Well completionWell completion
Well completion
 
Chapter ii 4
Chapter ii 4Chapter ii 4
Chapter ii 4
 
Komponen dan fungsi alatbor
Komponen dan fungsi alatborKomponen dan fungsi alatbor
Komponen dan fungsi alatbor
 
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
Sertifikasi Tabung Pitot (Pitot Tube)
 
Aditya Risvan R-ENTRAINMENT.pptx
Aditya Risvan R-ENTRAINMENT.pptxAditya Risvan R-ENTRAINMENT.pptx
Aditya Risvan R-ENTRAINMENT.pptx
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-piping207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-piping
 
Shell and Tube Heat Exchanger
Shell and Tube Heat ExchangerShell and Tube Heat Exchanger
Shell and Tube Heat Exchanger
 

More from stiteknas jambi

fdokumen.com_motor-4 tak.pptx
fdokumen.com_motor-4 tak.pptxfdokumen.com_motor-4 tak.pptx
fdokumen.com_motor-4 tak.pptxstiteknas jambi
 
Penyelenggaraan kelompok 2-WPS Office (1).pdf
Penyelenggaraan kelompok 2-WPS Office (1).pdfPenyelenggaraan kelompok 2-WPS Office (1).pdf
Penyelenggaraan kelompok 2-WPS Office (1).pdfstiteknas jambi
 
materialteknikdansifatnya-121014005134-phpapp01-1.pdf
materialteknikdansifatnya-121014005134-phpapp01-1.pdfmaterialteknikdansifatnya-121014005134-phpapp01-1.pdf
materialteknikdansifatnya-121014005134-phpapp01-1.pdfstiteknas jambi
 
PRESENTASI_SMK3_RUSUN.pptx
PRESENTASI_SMK3_RUSUN.pptxPRESENTASI_SMK3_RUSUN.pptx
PRESENTASI_SMK3_RUSUN.pptxstiteknas jambi
 
i PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF ( PDFDrive )-1.pdf
i PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF ( PDFDrive )-1.pdfi PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF ( PDFDrive )-1.pdf
i PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF ( PDFDrive )-1.pdfstiteknas jambi
 
manajemen k3 ( PDFDrive ).pdf
manajemen k3 ( PDFDrive ).pdfmanajemen k3 ( PDFDrive ).pdf
manajemen k3 ( PDFDrive ).pdfstiteknas jambi
 
Getaran bebas dgn peredam teknik mesin
Getaran bebas dgn peredam teknik mesinGetaran bebas dgn peredam teknik mesin
Getaran bebas dgn peredam teknik mesinstiteknas jambi
 

More from stiteknas jambi (11)

Phirolisis_Copy.pptx
Phirolisis_Copy.pptxPhirolisis_Copy.pptx
Phirolisis_Copy.pptx
 
fdokumen.com_motor-4 tak.pptx
fdokumen.com_motor-4 tak.pptxfdokumen.com_motor-4 tak.pptx
fdokumen.com_motor-4 tak.pptx
 
Penyelenggaraan kelompok 2-WPS Office (1).pdf
Penyelenggaraan kelompok 2-WPS Office (1).pdfPenyelenggaraan kelompok 2-WPS Office (1).pdf
Penyelenggaraan kelompok 2-WPS Office (1).pdf
 
ppt RCM sae JA1011.pptx
ppt RCM sae JA1011.pptxppt RCM sae JA1011.pptx
ppt RCM sae JA1011.pptx
 
materialteknikdansifatnya-121014005134-phpapp01-1.pdf
materialteknikdansifatnya-121014005134-phpapp01-1.pdfmaterialteknikdansifatnya-121014005134-phpapp01-1.pdf
materialteknikdansifatnya-121014005134-phpapp01-1.pdf
 
DASAR K3.pptx
DASAR K3.pptxDASAR K3.pptx
DASAR K3.pptx
 
K3 dalam perusahaan
K3 dalam perusahaanK3 dalam perusahaan
K3 dalam perusahaan
 
PRESENTASI_SMK3_RUSUN.pptx
PRESENTASI_SMK3_RUSUN.pptxPRESENTASI_SMK3_RUSUN.pptx
PRESENTASI_SMK3_RUSUN.pptx
 
i PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF ( PDFDrive )-1.pdf
i PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF ( PDFDrive )-1.pdfi PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF ( PDFDrive )-1.pdf
i PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF ( PDFDrive )-1.pdf
 
manajemen k3 ( PDFDrive ).pdf
manajemen k3 ( PDFDrive ).pdfmanajemen k3 ( PDFDrive ).pdf
manajemen k3 ( PDFDrive ).pdf
 
Getaran bebas dgn peredam teknik mesin
Getaran bebas dgn peredam teknik mesinGetaran bebas dgn peredam teknik mesin
Getaran bebas dgn peredam teknik mesin
 

Laporan perancangan (1)

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, perkembangan industri dan teknologi berkembang dengan sangat pesat, tidak terkecuali pada bidang pengukuran, termasuk pengukuran laju aliran fluida dalam pipa. Salah satu dari berbagai macam metode pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah dengan menggunakan Orifice Plate. Laju aliran fluida dalam sebuah pipa penting untuk diketahui, khusus pada industri-industri yang memanfaatkan pipa sebagai media penyalur fluida, sebab dapat mempengaruhi biaya dan proses produksi dari industri-industri tersebut. Pada sebuh plan pembangkit tenaga uap misalnya, aliran fluida, dalam hal ini uap (steam), laju aliran massa atau volum steam sangat penting untuk diketahui, agar jumlah uap yang menumbuk turbin dapat diketahui, sehingga dapat diperkirakan jumlah energi yang seharusnya dihasilkan oleh plan tersebut, dan berguna untuk menghitung kerugian-kerugian pada aliran uap dalam pipa, sehingga dapat dirancang susunan pipa yang menghasilkan kerugian paling sedikit. 1.2 Perumusan Masalah Karena kebutuhan alat ukur aliran fluida, yaitu orifice yang khusus untuk sebuah pipa tertentu, maka penulis mencoba merancang sebuah orifice yang sesuai untuk kebutuhan tersebut. Orifice yang akan penulis bahas dan rancang adalah di khususkan pada orifice berjenis Quadrant edge orifice dan Conical entrance orifice plate.
  • 2. 2 1.3 Tujuan Tujuan dari perancangan ini adalah: 1. Sebagai syarat kelulusan dari mata kuliah Tugas Perancangan di Jurusan Teknik Mesin UNDIP. 2. Belajar mengaplikasikan ilmu yang selama ini telah diperoleh dalam persoalan yang sebenarnya. 3. Belajar merancang orifice plate dan menghitung laju aliran fluida dengan bantuan orifice plate. 1.4 Metode Pengumpulan Data Dalam usaha untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penulisan dan perancangan orifice plate ini, penulis melakukan beberapa metode, yaitu: 1. Mencari literatur yang berkaitan dengan topik yang penulis bahas, dari perpustakaan, maupun berbagai sumber literatur lainnya. 2. Survey langsung dilapangan, berkaitan dengan harga bahan baku pembuatan orifice, maupun tentang proses kerja orifice. 3. Menggunakan media internet untuk mengumpulkan informasi-informasi yang berhubungan dengan topik. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan laporan Perancangan Orifice Plate ini mengikuti sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Perumusan masalah 1.3 Tujuan
  • 3. 3 1.4 Metode Pengumpulan Data 1.5 Sistematika Penulisan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Orifice 2.2 Macam-macam Orifice 2.3 Prinsip Kerja Orifice BAB III PERANCANGAN ORIFICE BAB IV PERHITUNGAN 4.1 Prosedur Pengujian Orifice 4.2 Data Hasil Pengujian 4.3 Pengolahan Data BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
  • 4. 4 BAB II DASAR TEORI Dasar teori dalam bab ini akan menjelaskan tentang konsep, review tentang macam-macam orifice dan prinsip dasar orifice. Yang mengetengahkan teori-teori klasik dasar bidang mekanika fluida. Penjelasan tentang persaman dasar akan mendasari prinsip-prinsip aliran dalam pipa. 2.1 Pengertian Orifice Orifice adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran volum atau massa fluida di dalam saluran yang tertutup (pipa) berdasarkan prinsip beda tekanan. Alat ini berupa plat tipis dengan gagang yang diapit diantara flens pipa. Fungsi dari gagang orifice adalah untuk memudahkan dalam proses pemasangan dan penggantian. Orifice termasuk alat ukur laju aliran dengan metode rintangan aliran (Obstruction Device). Karena geometrinya sederhana, biayanya rendah dan mudah dipasang atau diganti. Gambar 4.1 menunjukkan geometri orifice yang umum digunakan. Gambar 2.1 Geometri Orifice plate secara umum Selain menggunakan orifice, untuk mengukur laju aliran dengan metode rintangan aliran dapat juga menggunakan nozel dan venturi. Kelebihan dan kekurangan dari ketiga alat ukur laju aliran tersebut dapat diliha pada Tabel 2.1.
  • 5. 5 Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Beberapa Jenis Alat Ukur Laju Aliran Alat ukur Kelebihan Kekurangan Orifice  Mudah dalam pemasangan  Biayanya rendah  Mudah dalam penggantian  Head loss tinggi  Akurasi tergantung pada kondisi instalasi dan kondisi orifice Venturi  Head loss rendah  Kapasitas aliran lebih besar dari orifice pada beda tekanan yang sama  Akurasi tidak tergantung pada pemakaian dan kondisi instalasi  Biaya awalnya besar Nozel  Head loss rendah  Kapasitas aliran lebih besar dari orifice pada beda tekanan yang sama  Akurasi tidak tergantung pada pemakaian dan kondisi instalasi  Baik untuk temperature dan kecepatan tinggi  Sulit dalam penggantian 2.2 Macam-macam Orifice Untuk melayani berbagai jenis aliran dan beraneka ragam fluida, maka terdapat beberapa jenis orifice plate, yaitu: 2.2.1 Concentric Orifice Concentric Orifice merupakan jenis orifice yang paling banyak digunakan. Profil lubang orifice ini mempuyai takik (bevel) dengan kemiringan 45° pada tepi bagian downstream(lihat gambar di bawah). Hal ini akan mengurangi jarak tempuh dari aliran tersebut mengalami perbedaan tekanan melintang. Setelah aliran melewati orifice akan terjadi penurunan tekanan dan kemudian mencoba kembali ke tekanan
  • 6. semula tetapi terjadi sedikit tekanan yang hilang permanen (permanent pressure loss) sehingga perbedaan tekanan upstream dan downstream tidak terlalu besar. Perbandingan diameter orifice dan diameter dalam pipa dilambangkan dengan “β”. Orifice jenis ini memiliki ketentuan untuk nilai β yaitu antara 0.2-0.7 karena akurasinya akan berkurang untuk nilai diluar batas tersebut. 6 Gambar 2.2 Standard concentric orifice 2.2.2 Counter Bore Orifice Counter bore orifice pada prinsipnya sama dengan concentric Orifice. Perbedaanya terdapat pada profil lubangnya, orifice ini tidak mempuyai takik (bevel) tapi diameter lubangya lebih besar pada bagian downstream daripada diameter lubang pada bagian upstream (lihat gambar di bawah).
  • 7. 7 Gambar 2.3 Counter bored orifice 2.2.3 Eccentric Orifice Eccentric orifice mempunyai profil lubang yang sama dengan concentric orifice. Akan tetapi, pada eccentric orifice lubang tidak terletak tepat di tengah. Diameter takik (bevel) bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam dari pipa (lihat gambar di bawah). Gambar 2.4 Eccentric orifice
  • 8. 8 2.2.4 Quadrant Bore Orifice Quadrant bore orifice digunakan untuk mengukur aliran fluida dengan viscositas tinggi dan direkomendasikan untuk bilangan Reynold di bawah 10000. Profil dari lubang Quadrant bore orifice dapat dilihat pada gambar di bawah. Radius “R” merupakan fungsi dari β. Ketebalan orifice sebanding dengan kuadran radius “R”. Gambar 2.5 Quadrant bore orifice 2.2.5 Segmental Orifice Segmental orifice didesain untuk fluida dengan kandungan sedimen yang tinggi. Profil dari lubang segmental orifice dapat dilihat pada gambar di bawah. Diameter “D” bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam dari pipa. “H” merupakan tinggi dari lingkaran lubang. Rasio β merupakan diameter lubang “D” dibagi dengan diameter dalam dari pipa. Segmental orifice merupakan jenis orifice yang paling sulit dalam proses manufaktur,diperlukan proses finishing secara manual.
  • 9. 9 Gambar 2.6 Segmental orifice 2.2.6 Restriction Orifice Tujuan dari instalasi Restriction orifice adalah untuk menghasilkan presure drop yang besar. Restriction orifice biasanya ditunjukkan dengan “RO” atau “FO”. Restriction orifice dapat menghasilkan pressure drop sampai 50 % untuk fluida gas. Profil lubang Restriction orifice berbeda dengan orifice yang lain (lihat gambar di bawah). Profil lubangnya lurus sehingga tekanan yang hilang secara pemanen cukup besar akibatnya perbedaan tekanan upstream dan tekanan downstream cukup mencolok. Gambar 2.7 Restriction orifice
  • 10. Profil tekanan suatu fluida yang melewati orifice flowmeter dan restriction 10 orifice dapat dilihat pada gambar di bawah ini, Gambar 2.8 Perbandingan Pressure loss orifice flowmeter dan restriction Dari gambar di atas tampak bahwa terjadi pressure loss yang lebih besar pada restriction orifice dibandingkan dengan orifice flowmeter. 2.3 Prinsip Kerja Orifice 2.3.1 Prinsip dan Persamaan Dasar Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip beda tekanan atau disebut juga Bernoulli’s principle yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tekanan fluida dan kecepatan fuida. Jika kecepatan meningkat, tekanan akan menurun begitu pula sebaliknya. Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian tertentu (umumnya di tengah). Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai pada orifice akan dipaksa untuk melewati lubang pada orifice. Hal itu menyebabkan terjadinya
  • 11. perubahan kecepatan dan tekanan. Titik dimana terjadi kecepatan maksimum dan tekanan minimum disebut vena contracta. Setelah melewati vena contracta kecepatan dan tekanan akan mengalami perubahan lagi. Dengan mengetahui perbedaan tekanan pada pipa normal dan tekanan pada vena contracta, laju aliran volume dan laju aliran massa dapat diperoleh dengan persamaan Bernoulli. Skema prinsip kerja orifice dapat dilihat pada Gambar 4.9. 11 P1 P2 Gambar 2.9 Prinsip Kerja Orifice Keterangan : P1 = tekanan upstream P2 = tekanan downstream (pada vena contracta) P3 = tekanan setelah terjadi pemulihan (setelah melewati vena contracta) D = diameter dalam pipa d = diameter orifice 3 2 1 D d Vena contracta P3 Pipa Orifice
  • 12. 12 1. Persamaan Bernoulli P1 + 2 2 ρv1 + ρgh1 = P2 + 2 2 ρv2 + ρgh2 Karena aliran steam pada pipa horisontal maka h1 = h2, sehingga, P1 − P2 ρg = 2 2g v2 − 2 2g v1 Misalkan, h = P1−P2 ρg maka, h = v2 2 2g − v1 2 2g 2. Persamaan Kontinuitas a1v1 = a2 v2 v1 = a2 a1 v2 v1 2 a1 2 = a2 2 v2 2 Subtitusi pesamaan (2) ke persamaan (1), h = 2 2g v2 − 2 a1 a2 2 x 2 2g v2 = 2 2g v2 (1 − 2 a1 a2 2 ) = 2 2g v2 a1 ( 2 a2 2 a1 2 ) v2 2 = 2gh ( a1 2 a1 2 a2 2) v2 = √2gh ( a1 √a1 2 a2 2) (1) (2) (3)
  • 13. 13 3. Menghitung laju aliran volume V̇ = a2 v2 Substitusi persamaan (3) ke (4), maka, V̇ = a2 a1 √a1 2 a2 2 √2gh Untuk meyederhanakan maka dibagi dengan a1 a1 (4) , sehingga laju aliran volume menjadi, V̇ = a2 √1 − a2 2 a1 2 √2gh Substitusikan h = P1−P2 ρg ke persamaan (5)sehingga menjadi, V̇ = a2 √1 − a2 2 a1 2 2g( P1 − P2) √ ρg V̇ = a2 √1 − a2 2 a1 2 √2(ΔP) ρ 2.3.2 Aliran Inkompresibel Melewati Orifice (5) (6) Persamaan (6) merupakan persamaan untuk menghitung laju aliran volume secara teoritik dimana aliran dianggap laminar sempurna dan inviscid (viskositasnya nol). Akan tetapi dalam kondisi nyata akan muncul pengaruh viskositas dan turbulensi. Untuk menghitung pengaruh dari kedua faktor tersebut maka diperkenalkan coefficient of discharge Cd. Untuk aliran yang melewati orifice, nilai dari Cd tergantung pada bilangan Reynolds (Re) dan rasio diameter orifice dan diameter dalam dari pipa (β).
  • 14. 14 Bilangan Reynolds (Re) dirumuskan sebagai berikut, Re = ρvD μ = 4ṁ πμD Nilai Cd dapat diperoleh dengan persamaan, Cd = 0.5959 + 0.0312β2.1 − 0.184β8 + 91.71β2.5 Re0.75 Persamaan tersebut dapat digambarkan alam bentuk grafik pada Gambar 2.10. Gambar 2.10 Diagram Coefficient of Discharge (Cd)
  • 15. Untuk bilangan Reynold yang besar nilai Cd standar yang sering dipakai adalah 0.6. Akan tetapi, untuk bilangan Reynold kecil perubahan nilai Cd cukup signifikan. Dengan memperhitungkan coefficient of discharge maka persamaan (6) akan 15 menjadi, V̇ actual = Cd a0 √1 − a0 2 a1 2 √ 2(ΔP) ρ Dengan 2 a1 2 = d4 a0 D4 maka persamaan menjadi, V̇ actual = Cd a0 √1 − d4 D4 2(ΔP) √ ρ Diketahui bahwa rasio diameter β = d D persamaan menjadi, V̇ 2(ΔP) ρ(1−β4) = Cd a0 √ 1 √(1−β4) (7) merupakan velocity of approach factor. Coefficient of discharge dan velocity of approach factor sering dikombinasikan ke dalam satu koefisien yang disebut flow coefficient K. K = Cd √(1−β4) (8)
  • 16. 16 Nilai K juga dapat diperoleh dari grafik pada Gambar 2.11. Gambar 2.11 Diagram Koefisien Orifice (K) Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk bilangan Reynold Re > 105 nilai K tidak mengalami perubahan yang signifikan (dinggap konstan). Akan tetapi, untuk bilangan Reynold kecil terjadi perubahan nilai K yang besar. Dengan memasukkan persamaan (8) ke persamaan (7), maka persamaan untuk mencari laju aliran volume dapat disedehanakan menjadi, V̇ = Ka0 √2(ΔP) ρ Sedangkan untuk menghitung laju aliran massa adalah sebagai berikut, ṁ = ρ V̇ (9) (10)
  • 17. Dengan substitusi persamaan (7) ke persamaan (10) maka laju aliran massa 17 menjadi, ṁ = Cd a0 √ 2ρ(ΔP) (1−β4) Atau dengan substitusi persamaan (9) ke persamaan (10) maka laju aliran massa menjadi, ṁ = Ka0 √2ρ(ΔP) 2.3.3 Aliran Kompresibel Melewati Orifice Persamaan (7), (9), (11), dan (12) merupakan persamaan untuk menghitung laju aliran inkompresibel yang melewati orifice. Sedangkan untuk aliran kompresibel ada faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor kompresibilitas yang dilambangankan dengan Y. Faktor kompresibilitas ini muncul karena adanya perubahan densitas fluida. Persamaan untuk faktor kompresibilitas adalah, 푌 = 1 − (0.41 + 0.35훽4) Δ푃 휒푃1 Untuk aliran kompresibel yang melewati orifice laju aliran volumenya menjadi, 푉̇ 2(Δ푃) 휌(1 − 훽4) = 퐶푑푌푎0 √ Atau, 2(Δ푃) 푉̇ = 퐾푌푎0 √ 휌 (11) (12)
  • 18. 18 Sedangkan untuk persamaan laju aliran massanya menjadi, 2휌(Δ푃) (1 − 훽4) 푚̇ = 퐶푑푌푎0 √ Atau, 푚̇ = 퐾푌푎0 √2휌(Δ푃) Keterangan : V̇ = Laju aliran Volume ( m3/s) ṁ = Laju aliran massa (Kg/s) P1 = tekanan upstream (Bar,Pa) P2 = tekanan downstream (pada vena contracta) (Bar,Pa) ΔP = Beda Tekanan (N/ m2) d = Diameter Orifice (m) D = Diameter dalam Pipa (m) a0 = Luas Penampang orifice (m2) a1 = Luas penampang pipa (m2) ρ = massa jenis (Kg/ m3) K = Flow Coefficient Cd = Coefficient of Discharge v = kecepatan fluida (m/s) μ = viskositas fluida (kg/ms) Y = faktor kompresibilitas χ = isentropic coefficient (untuk gas ideal=1.4)
  • 19. 19 2.3.4 Permanent Pressure Loss Pemasangan orifice akan menimbulkan terjadinya tekanan yang hilang secara permanen ( permanent pressure loss ). Besarnya permanen pressure loss dipengaruhi oleh rasio diameter orifice terhadap dimeter dalam pipa (β). Dari grafik pada Gambar 2.12 dapat diketahui besarnya permanent pressure loss. Gambar 2.12 Permanent Pressure Loss Dari grafik di atas dapat dilihat besarnya permanent pressure loss dalam % beda tekanan (ΔP) untuk beberapa nilai β.
  • 20. 20 BAB III PERANCANGAN ORIFICE Proses pembuatan orifice plate dijelaskan pada tabel berikut ini. Tabel 3.1 Langkah Pembuatan Quadran Edge Orifice Plat LANGKAH PEMBUATAN QUADRAN EDGE ORIFICE PLAT (Satuan dalam mm) GAMBAR ALAT LANGKAH KERJA 1. Mesin bubut 2. Pahat bubut luar 3. Meteran 1. Siapkan mesin bubut. 2. Ukur benda kerja. 3. Pasang benda kerja pada mesin bubut. 4. Lakukan pembubutan muka sampai didapat ukuran tebal 5mm. 5. Setelah itu lakukan pembubutan untuk mendapatkan diameter lingkaran plat ∅ 68,34.
  • 21. 21 1. Mesin bubut 2. Center bor 3. Bor diameter 5, 10, 29, 30, 34, reamer 4. Meteran 1. Pasang center bor pada pencekam. 2. Lakukan boring kecil dengan RPM tinggi min 800 rpm untuk mendapatkan titik awal pengeboran. 3. Lepas center bor ganti dengan bor ∅5 푚푚, lakukan drilling. 4. Setelah itu lakukan proses drilling bertahap sampai didapat ukuran 34 mm, adapun ukuran tahapan bornya adalah ∅5, 10, 20,30,34. 5. Lakukan reamer untuk mendapatkan ukuran ∅34,17. 1. Mesin bubut 2. Pahat bubut dalam 3. Meteran 1. Untuk melakukan pembubutan tirus eretan atas dimiringkan sebesar 훼 = 45표. 2. Setting pahat pada center benda kerja dengan kedalaman 1,5 mm. 3. Jalankan pahat sepanjang 19,955 mm dengan perhitungan 42 ,9 2 − 1,5 dalam mm.
  • 22. 22 1. Mesin bubut 2. Pahat bubut radius dalam ukuran ∅3,5 푚푚 3. Meteran 1. Untuk mendapatkan pembubutan radius ada 2 cara. a. Dengan menggunakan pahat radius. b. Dengan menggerakkan eretan memanjang dan melintang secara bersamaan, namun cara ini susah dilakukan. 2. Jika kita pakai langkah A maka, setting pahat pada titik ujung lubang drilling 3. Jalankan sepanjang 3,5 mm kedepan sehingga membentuk radius 3,5 mm Table 3.2 Langkah Pembuatan Conical Entrance Orifice Plat LANGKAH PEMBUATAN CONICAL ENTRANCE ORIFICE PLAT (Satuan dalam mm) GAMBAR ALAT LANGKAH KERJA 1. Mesin bubut 2. Pahat bubut luar 3. Meteran 1. Siapkan mesin bubut. 2. Ukur benda kerja 3. Pasang benda kerja pada mesin bubut. 4. Lakukan pembubutan muka sampai didapat ukuran tebal 5mm. 5. Setelah itu lakukan pembubutan untuk mendapatkan diameter lingkaran plat ∅ 68,12.
  • 23. 23 1. Mesin bubut 2. Center bor 3. Bor diameter 5, 10, 29, 30, 34, reamer 4. Meteran 6. Pasang center bor pada pencekam. 7. Lakukan boring kecil dengan RPM tinggi min 800 rpm untuk mendapatkan titik awal .pengeboran. 8. Lepas center bor ganti dengan bor ∅5 푚푚, lakukan drilling. 9. Setelah itu lakukan proses drilling bertahap sampai didapat ukuran 34 mm, adapun ukuran tahapan bornya adalah ∅5, 10, 20,30,34. 10. Lakukan reamer untuk mendapatkan ukuran ∅34,060. 1. Pahat bubut dalam profile flat 1. Setting pahat bubut dalam dengan pada center benda kerja. 2. Masukkan sedalam 1 mm. 3. Jalankan pahat bubut sepanjang 17,26 mm.
  • 24. 24 1. Pahat bubut dalam 1. Untuk melakukan pembubutan tirus eretan atas dimiringkan sebesar 훼 = 45표. 2. Balik benda kerja 3. Setting pahat pada center benda kerja dengan kedalaman 3 mm. Jalankan pahat sepanjang 16,8 mm dengan perhitungan 39,6 − 3 = 16,8 2 4. Pahat kuat sampai kedalaman 3 mm karena hanya bekerja seperti champer dalam.
  • 25. 25 BAB IV PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Prosedur Pengujian Orifice Pada pengujian kedua orifice plate ini, kami memasangnya pada saluran inlet karburator sebuah mesin diesel, kemudian mesin diesel dioperasikan sehingga karburator menghisap udara melewati flow meter yang berupa orifice yang telah kami pasang. Setelah mesin dijalankan, diamati nilai tekanan pada daerah sebelum orifice dan tekana outlet setelah melewati orifice. Dalam pengambilan data tekanan kami menggunakan manometer, sehingga satuan tekanan masih dalam mmH20, dan kemudian dikonversi kegalam N/m2 agar dapat digunakan dalam perhitungan. Pulse meter sensor digunakan untuk mengukur kecepatan putaran mesin, satuan dalam rpm. 4.2 Data Hasil Pengujian Tabel 4.1 Hasil Pengujian Quadrant Edge Orifice Plate a. Quadrant Edge Orifice Plate v rpm P1 P1 P2 P2 ΔP I II III rata2 I II III rata2 2.6 1250 12.4 12.4 12.4 12.4 12.3 12.3 12.3 12.3 0.1 2.8 1500 12.4 12.4 12.4 12.4 12.3 12.3 12.3 12.3 0.1 3.2 1750 12.4 12.4 12.4 12.4 12.3 12.3 12.2 12.3 0.1 3.9 2000 12.5 12.4 12.4 12.4 12.4 12.3 12.2 12.3 0.1 5.9 2250 12.5 12.5 12.5 12.5 12.4 12.3 12.2 12.3 0.2 6.5 2500 12.5 12.5 12.5 12.5 12.3 12.3 12.2 12.3 0.2 6.6 2750 12.5 12.5 12.5 12.5 12.2 12.2 12.2 12.2 0.3 7.4 3000 12.5 12.5 12.5 12.5 12.2 12.2 12.1 12.2 0.3 7.8 3250 12.5 12.5 12.6 12.5 12.2 12.2 12.1 12.2 0.4 8.4 3500 12.6 12.6 12.6 12.6 12.1 12.1 12.0 12.1 0.5
  • 26. 26 Tabel 4.2 Hasil Pengujian Conical Entrance Orifice Plate b. Conical Entrance Orifice Plate v rpm p1 p1 p2 p2 ΔP I II III rata2 I II III rata2 2.6 1250 12.4 12.5 12.5 12.5 12.3 12.4 12.4 12.4 0.1 2.8 1500 12.4 12.5 12.5 12.5 12.3 12.4 12.4 12.4 0.1 3.2 1750 12.4 12.5 12.5 12.5 12.3 12.4 12.4 12.4 0.1 3.9 2000 12.5 12.5 12.5 12.5 12.3 12.3 12.4 12.3 0.2 5.9 2250 12.5 12.5 12.6 12.5 12.2 12.3 12.3 12.3 0.3 6.5 2500 12.5 12.6 12.6 12.6 12.2 12.2 12.3 12.2 0.3 6.6 2750 12.5 12.7 12.7 12.6 12.2 12.2 12.3 12.2 0.4 7.4 3000 12.6 12.7 12.7 12.7 12.2 12.2 12.2 12.2 0.5 7.8 3250 12.6 12.8 12.7 12.7 12.1 12.1 12.2 12.1 0.6 8.4 3500 12.7 12.8 12.8 12.8 11.9 12 12.1 12.0 0.8 4.3 Pengolahan Data Setelah didapatkan data-data hasil pengujian, maka dilakukan penghitungan untuk menemukan laju aliran massa yang melewati kedua orifice tersebut. Perhitungan sampel adalah pada Conical Entrance Orifice Plate putaran 1250 rpm. Menghitung bilangan Reynold (Re): 푅푒 = 휌푣퐷 휇 = (1.225 푘푔⁄푚3).(2.6푚⁄푠)(0.06834 푚) 1.7894 ×10−5푘푔⁄푚푠 = 12159.94 Menghitung koefisien discharge (Cd): 퐶푑 = 0.5959 + 0.0312훽2.1 − 0.184훽8 + 91.71훽2.5 푅푒0.75 = 0.5959 + 0.0312(0.5)2.1 − 0.184(0.5)8 + 91.71(0.5)2.5 (12159.94)0.75 = 0.6 Menghitung faktor kompresibilitas (Y):
  • 27. 27 푌 = 1 − (0.41 + 0.35훽4) Δ푃 휒푃1 = 1 − (0.41 + 0.35(0.5) 4) 0.1 (1.4)(12.4) = 1 Menghitung laju aliran massa (푚̇ ): 2휌(Δ푃) (1 − 훽4) 푚̇ = 퐶푑푌푎0 √ 2(1.225)(0.1) (1 − 0.54) = (0.6)(1)(0.00092)√ = 0.000283 푘푔⁄푠 Perhitungan laju aliran massa yang pada berbagai putaran: Table 4.3 Perhitungan Laju Aliran Massa Quadrant Edge Orifice Plate  Quadrant Edge Orifice Plate v rpm p1 p2 ΔP Y Re Cd laju aliran massa 2.6 1250 12.4 12.3 0.1 1.00 12159.94 0.6 0.000283 2.8 1500 12.4 12.3 0.1 1.00 13095.32 0.6 0.000283 3.2 1750 12.4 12.3 0.1 1.00 14966.08 0.6 0.000283 3.9 2000 12.4 12.3 0.1 1.00 18239.91 0.6 0.000283 5.9 2250 12.5 12.3 0.2 1.00 27593.71 0.6 0.000399 6.5 2500 12.5 12.3 0.2 1.00 30399.85 0.6 0.000399 6.6 2750 12.5 12.2 0.3 0.99 30867.54 0.6 0.000487 7.4 3000 12.5 12.2 0.3 0.99 34609.06 0.6 0.000487 7.8 3250 12.6 12.2 0.4 0.99 36479.82 0.6 0.000561 8.4 3500 12.6 12.1 0.5 0.99 39285.96 0.6 0.000626
  • 28. 28 Table 4.4 Perhitungan Laju Aliran Massa Conical Entrance orifice Plate  Conical Entrance orifice Plate v putaran p1 p2 ΔP Y Re Cd Laju aliran massa 2.6 1250 12.5 12.4 0.1 1.00 12159.94 0.6 0.000283 2.8 1500 12.5 12.4 0.1 1.00 13095.32 0.6 0.000283 3.2 1750 12.5 12.4 0.1 1.00 14966.08 0.6 0.000283 3.9 2000 12.5 12.3 0.2 1.00 18239.91 0.6 0.000364 5.9 2250 12.5 12.3 0.3 0.99 27593.71 0.6 0.000460 6.5 2500 12.6 12.2 0.3 0.99 30399.85 0.6 0.000513 6.6 2750 12.6 12.2 0.4 0.99 30867.54 0.6 0.000561 7.4 3000 12.7 12.2 0.5 0.99 34609.06 0.6 0.000605 7.8 3250 12.7 12.1 0.6 0.99 36479.82 0.6 0.000665 8.4 3500 12.8 12.0 0.8 0.98 39285.96 0.6 0.000770
  • 29. Quadrant 29 Grafik perbandingan putaran mesin dengan laju aliran massa yang melewati orifice: 0.0009 0.0008 0.0007 0.0006 0.0005 0.0004 0.0003 0.0002 0.0001 0 Perbandingan Putaran dengan Laju Aliran Massa 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 Laju Aliran Massa Putaran (rpm) Conical Gambar 4.1 Grafik perbandingan putaran mesin dengan laju aliran massa yang melewati orifice Pada grafik terlihat, makin besar putaran mesin, maka makin besar pula laju aliran massanya, hal ini disebab oleh mesin membutuhkan pasokan udara yang lebih banyak sebanding dengan semakin besarnya putaran yang dihasilkan. Laju aliran massa yang melewati Conical Entrance Orifice Plate lebih besar dibanding dibanding dengan yang melewati Quadrant Edge Orifice Plate, ini disebabkan penurunan tekanan yang disebabkan oleh Quadrant Edge Orifice Plate lebih besar dibanding dengan Conical Entrance Orifice.
  • 30. 30 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data pengujian dapat disimpulkan : a. Semakin tinggi rpm yang digunakan terjadi peningkatan kecepatan udara yang masuk melalui kedua orifice baik orifice tipe Quadrant maupun tipe Conical. b. Semakin tinggi kecepatan yang disebabkan oleh tingginya rpm yang masuk melalui Orifice terjadi peningkatan tekanan pada sisi masuk ( P1 ) dan terjadi penurunan tekanan pada sisi keluar ( P2 ). c. Terjadi peningkatan nilai laju aliran massa yang dihasilkan seiring dengan bertambahnya rpm. d. Pada orifice tipe Quadrant, laju aliran massa lebih kecil dibanding laju aliran yang melewati orifice tipe Conical. 5.2 Saran Berdasarkan pengamatan dan proses yang telah kami lakukan, dapat kami sarankan: a. Sebaiknya perancang, mendesain orifice plate sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, sesuai dengan karakteristik aliran dan karakteristik fluida, sehingga pengukuran yang di dapat lebih akurat. b. Simulasi aliran yang melalui orifice dengan menggunakan bantuan software CFD akan sangat membantu mempermudah perancangan orifice plat yang efisien.