SlideShare a Scribd company logo
PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR METODE ITERASI
GAUSS SEIDEL DENGAN MATLAB
KELOMPOK 2
ANGGOTA :
1. YOHANA KEVISA EVALIANI H1071151015
2. ZULIYA EKA FITRIANA H1071151028
3. DESI INDAH PURNAMA H1071151037
4. SALAWATI H1071151040
LABORATORIUM FISIKA KOMPUTASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
Ekstraksi
Yohana Kevisa Evaliani*1, Zuliya Eka Fitriana*,Desi Indah Purnama*,Salawati*
*Mahasiswa Program Studi S1 Geofisika Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura Pontianak Jalan Prof. Dr. Hadari
Nawawi, Pontianak, Indonesia
1yohanakevisa@student.untan.ac.id
ABSTRAK
Ada banyak cara untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan linear diantaranya dengan
menggunakan metode langsung, misalnya Gauss dan variasi-variasinya dan metode iterasi,
diantaranya Jacobi dan Gauss-Seidel. Metode iterasi Gauss-Seidel merupakan proses rekursi
berulang untuk mendekati bilangan tidak diketahui. Sebagai titik awal pada proses rekursi
tersebut diperlukan nilai awal dan biasanya X = 0. Pada proses selanjutnya nilai yang sudah
diketahui tahap sebelumnya dipergunakan untuk mencari nilai pada tahap berikutnya. Proses
tersebut terus berulang hingga diperoleh nilai yang sesungguhnya atau berhenti jika toleransi
kesalahan tertentu telah dicapai.
Kata kunci : Sistem persamaan Linear, Metode Gauss-Seidel
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Sistem persamaan linear yang terdiri
dari n persamaan dengan n variabel
𝑥1, 𝑥2,….𝑥 𝑛 (Anton, 2007:24), dinyatakan
dengan
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 +..........+ 𝑎1𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 +..........+ 𝑎2𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏2
……..+………+……...+…….. =…
𝑎 𝑛1 𝑥1 + 𝑎 𝑛2 𝑥2 +..........+ 𝑎 𝑛𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏 𝑛
Sistem persamaan linear dapat
diselesaikan dengan metode langsung yaitu
diantaranya metode eliminasi Gauss, metode
eliminasi Gauss Jordan atau metode iterasi.
Metode iterasi lebih cocok digunakan dalam
kasus tertentu, yaitu sistem yang besar.
Metode iterasi menggunakan algoritma
secara rekursi dalam menentukan
penyelesaian sistem persamaan linear.
Algoritma tersebut dilakukan sampai
diperoleh suatu nilai konvergen dengan
toleransi yang diberikan atau sesuai dengan
batas galat yang kita perbolehkan, dengan
kata lain besar galat dapat dikendalikan
sampai batas yang bias diterima (Munir,
2010:173). Ada dua metode iterasi yang
sering digunakan, yaitu metode Jacobi dan
metode Gauss-Seidel.
Seperti halnya metode iterasi Jacobi,
metode iterasi Gauss-Seidel juga merupakan
proses rekursi berulang untuk mendekati
bilangan yang tidak diketahui (x). Sebagai
titik awal pada proses rekursi tersebut
diperlukan nilai awal dan biasanya adalah
x=0. Pada proses selanjutnya nilai yang
sudah diketahui tahap sebelumnya (X(1))
dipergunakan untuk mencari nilai pada
tahap berikutnya (X(2)). Proses tersebut
terus berulang hingga diperoleh nilai X yang
sesungguhnya atau berhenti jika toleransi
kesalahan tertentu telah dicapai.(Ruminta,
2009:311).
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uarian di atas,
permasahan yang dibahas adalah
 bagaimana penurunan
algoritma metode Gauss-
Seidel ?
 bagaimana menganalisis
error secara numerik metode
Gauss-Seidel ?
 bagaimana penerapan
metode Gauss-Seidel pada
suatu kasus ?
3. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah
 menjelaskan tentang
penurunan algoritma metode
Gauss-Seidel.
 menjelaskan bagaimana
menganalisis error secara
numerik metode Gauss-
Seidel.
 menjelaskan tentang
penerapan metode Gauss-
Seidel pada suatu kasus.
B. PEMBAHASAN
1. Penurunan Algoritma Metode
Gauss-Seidel
Kita bahas sistem persamaan linear
(Anton, 2007:24) :
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 +..........+ 𝑎1𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 +..........+ 𝑎2𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏2
……..+………+……...+…….. =…
𝑎 𝑛1 𝑥1 + 𝑎 𝑛2 𝑥2 +..........+ 𝑎 𝑛𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏 𝑛
Persamaan ke-i dari persamaan di
atas adalah 𝑎𝑖1 𝑥1 + 𝑎𝑖2 𝑥2 + 𝑎𝑖𝑖 𝑥 𝑖 +…….+
𝑎𝑖𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏𝑖
dimana i = 1,2,3,….,n.
dapat diekspresikan sebagai
𝒂𝒊𝒊 𝒙𝒊+ ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋
𝒏
𝒋=𝟏,𝒋≠𝒊 = 𝒃𝒊 dengan i
= 1,2,3,………n
Karena dalam metode Gauss-Seidel,
nilai estimasi baru digunakan dalam
perhitungan maka penyelesaian persamaan
ke-i diekspresikan sebagai
𝒙𝒊 =
𝟏
𝒂 𝒊𝒊
[𝒃𝒊 – ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋
𝒊−𝟏
𝒋=𝟏 –
∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋
𝒏
𝒋=𝒊+𝟏 ]
Dengan demikian, algoritma metode Gauss-
Seidel diekspresikan sebagai
𝒙𝒊
(𝒌−𝟏)
=
𝟏
𝒂 𝒊𝒊
[𝒃𝒊 – ∑ 𝒂𝒊𝒋
𝒊−𝟏
𝒋=𝟏 𝒙𝒋
(𝒌−𝟏)
–
∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋
(𝒌)𝒏
𝒋=𝒊+𝟏 ], k= 1,2,3,…..n
Untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear dengan metode Gauss-
Seidel diperlukan suatu nilai pendekatan
awal yaitu 𝑥0. biasanya tidak diketahui dan
dipilih 𝑥0=0
2. Analisis Error Pada Metode
Gauss-Seidel
Menurut May (dalam Nugroho,
2003:3) untuk menyelesaikan persamaan
linear dengan metode iterasi, koefisien
matriks A dipecah menjadi dua bagian, N
dan P, sedemikian hingga A=N − P.
Diperoleh bahwa N (x - 𝑥(𝑘−1)
) = P ( x −
𝑥 𝑘
) atau (x − 𝑥(𝑘−1)
= M (𝑥 − 𝑥 𝑘
) dengan
M = 𝑁−1
P.
Perhatikan bahwa :
𝒂𝒊𝒊 𝒙𝒊
(𝒌−𝟏)
=−[ ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋
(𝒌)𝒏
𝒋=𝟏,𝒋≠𝒊 ] + 𝒃𝒊
Sehingga diperoleh :
N = diag (𝑎11 𝑎22,………..𝑎 𝑛𝑛) =
[
𝑎11 0 0
0 𝑎22 0
0 0 𝑎 𝑛𝑛
]
P = [
0 −𝑎12 −𝑎1𝑛
−𝑎21 0 −𝑎2𝑛
−𝑎 𝑛1 −𝑎 𝑛2 0
]
Karena M = 𝑁−1
P maka :
M =
[
1
𝑎11
0 0
0
1
𝑎22
0
0 0
1
𝑎 𝑛𝑛 ]
x
[
0 −𝑎12 −𝑎1𝑛
−𝑎21 0 −𝑎2𝑛
−𝑎 𝑛1 −𝑎 𝑛2 0
]
M =
[
0 −
𝑎12
𝑎11
−
𝑎1𝑛
𝑎11
−
𝑎21
𝑎22
0 −
𝑎2𝑛
𝑎22
−
𝑎 𝑛1
𝑎 𝑛𝑛
−
𝑎 𝑛2
𝑎 𝑛𝑛
0 ]
Dengan demikian, dapat diperoleh
∥ 𝑀 ∥∞ = 1≤𝑗≤𝑛
𝑚𝑎𝑥 ∑ |
𝑎 𝑖𝑗
𝑎 𝑖𝑖
|𝑛
𝑗=1,𝑗≠𝑖
Oleh karena itu, syarat cukup agar metode
Gauss-Seidel konvergen adalah :
∑ |
𝒂𝒊𝒋
𝒂𝒊𝒊
|
𝒏
𝒋=𝟏,𝒋≠𝟏
< 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝒂𝒊𝒊 > ∑ |𝒂𝒊𝒋|
𝒏
𝒋=𝟏,𝒋≠𝟏
, 𝒊
= 𝟏, 𝟐, 𝟑 …… 𝒏
Dengan demikian metode Gauss-Seidel akan
konvergen jika koefisien matriks dominan
secara diagonal. Dalam hal ini, perlu dicatat
bahwa menyusun ulang persamaan akan
membuat koefisien matriks dominan secara
diagonal. Iterasi Gauss-Seidel dapat
dihentikan jika toleransi kesalahan tertentu
telah tercapai
|
𝒙 𝒌+𝟏 − 𝒙 𝒌
𝒙 𝒌+𝟏
| x 100 < 𝜺
3. Penerapan Metode Gauss-Seidel
Dalam Kasus
Diberikan sistem persamaan linear
yaitu:
10 𝑥1 − 𝑥2 + 2𝑥3 = 6
−𝑥1 + 11 𝑥2 − 𝑥3 + 3𝑥4 = 25
2𝑥1 − 𝑥2+10𝑥3 − 𝑥4 = −11
3𝑥2 − 𝑥3 + 8𝑥4 = 15
Persamaan diatas ditulis lagi :
𝑥1
(𝑘)
=
1
10
𝑥2
(𝑘−1)
−
2
10
𝑥3
( 𝑘−1)
+
6
10
𝑥2
(𝑘)
=
1
11
𝑥1
(𝑘)
+
1
11
𝑥3
(𝑘−1)
−
3
11
𝑥4
(𝑘−1)
+
25
11
𝑥3
(𝑘)
= −
2
10
𝑥1
(𝑘)
+
1
10
𝑥2
(𝑘−1)
+
1
10
𝑥4
(𝑘−1)
−
11
10
𝑥4
(𝑘)
= −
3
8
𝑥2
(𝑘)
+
1
8
𝑥3
(𝑘)
+
15
8
Diperoleh Hasil :
𝑘 0 1 2 3 4 5
𝑥1
( 𝑘) 0,00000 0,6000 1,030 1,0065 1,009 1,0001
𝑥2
(𝑘) 0,00000 2,3272 2,037 2,0036 2,0003 2,0000
𝑥3
(𝑘) 0,00000 -0,9873 -1,014 -1,0025 -1,0003 -1,0000
𝑥4
(𝑘) 0,0000 0,8789 0,9844 0,9983 0,9999 1,0000
C. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penurunan algoritma
dan penerapan dalam kasus di atas, dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
o Algoritma metode Gauss-Seidel
adalah
𝒙𝒊
(𝒌+𝟏)
=
𝟏
𝒂 𝒊𝒊
[𝒃𝒊 – ∑ 𝒂𝒊𝒋
𝒊−𝟏
𝒋=𝟏 𝒙𝒋
(𝒌+𝟏)
–
∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋
(𝒌)𝒏
𝒋=𝒊+𝟏 ]
Dimana k = 0, 1, 2, …., dengan nilai
pendekatan awal biasanya diambil X(0) = 0.
o Suatu kasus sistem persamaan linear
akan mendapatkan penyelesaian
yang konvergen jika memenuhi
syarat yaitu
∑ |
𝒂𝒊𝒋
𝒂𝒊𝒊
|
𝒏
𝒋=𝟏,𝒋≠𝟏
< 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝒂𝒊𝒊
> ∑ |𝒂𝒊𝒋|
𝒏
𝒋=𝟏,𝒋≠𝟏
, 𝒊
= 𝟏, 𝟐, 𝟑 …… 𝒏
DAFTAR PUSTAKA
Munir, Renaldi. 2008. metode numerik. Bandung: Informatika
Ruminta. 2009. matrik persamaan linier dan pemrograman linier. Bandung: Rekayasa Sains
Luknanto, Djoko. 2001. metoda numerik. Yogyakarta: UGM
Anton, Howard. 2003. dasar-dasar aljabar linier. Tanggerang: Binarup Aksara Publisher
Nugroho, Susilo. 2003. penyelesaian sistem persamaan linier dengan metode iterasi. Jurnal
matematika
Lampiran
1. Script Matlab
clear all
clc
disp('Metode Gauss Seidel')
disp('___________________')
disp('----------nilai awal----------')
xlama=zeros(4,1)%matrik data lama
n=4 %jumlah elemen vektor
itermaks=10 %jumlah iterasi
maksimal
sc=0.001 %stopping-criteria
for i=1:itermaks
%------nilai update-------------
xbaru(1,1)=(1/10)*xlama(2,1)-
(2/10)*xlama(3,1)+(6/10)
xbaru(2,1)=(1/11)*xbaru(1,1)+(1/11)
*xlama(3,1)-
(3/11)*xlama(4,1)+(25/11)
xbaru(3,1)=-
(2/10)*xbaru(1,1)+(1/10)*xbaru(2,1)
+(1/10)*xlama(4,1)-(11/10)
xbaru(4,1)=-
(3/8)*xbaru(2,1)+(1/8)*xbaru(3,1)+(
15/8)
xbaru
%------norm selisih-------------
s=0;
for i=1:n
s=s+(xbaru(i,1)-xlama(i,1))^2;
end
epsilon=sqrt(s)
%------memeriksa stopping criteria,
sc--------
if epsilon<sc
break
end
xlama=xbaru; %xbaru dijadikan
xlama untuk iterasi berikutnya
end
2. Variabel yang digunakan
Break = keluar dari suatu loop
Epsilon = bilangan yang sangat kecil
mendekati nol (0) yang merupakan
batas akurasi perhitungan
Length = untuk mengetahui ukuran
atau dimensi dari matriks
Norm = fungsi distribusi normal
gaussian
Operasi (:) = sampai dengan
Operasi(;) = perhitungan tanpa
menampilkan hasil
Operasi (‘) = operasi transposisi
untuk matriks berisi bilangan rill
atau transposisi dan konjugasi untuk
matriks kompleks
Operasi (*)= perkalian
Operasi(/)= pembagian
Operasi (+) = penjumlahan
Operasi (-)= pengurangan dan tanda
negatif
Zeros = membuat matriks atau
vektor nol
Sc = batas perhentian
3. Flow Chart MULAI
INPUT MATRIKS
INPUT VEKTOR
TENTUKAN DIMENSI
VEKTOR
𝟏
𝒂 𝒊𝒊
[𝒃𝒊 – ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋
𝒊−𝟏
𝒋=𝟏 – ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋
𝒏
𝒋=𝒊+𝟏 ]
FOR i = 1:n
BERHENTI
s=s+(xbaru(i,1)-xlama(i,1))^2;
epsilon=sqrt(s)
FOR i=1:ITERMAKS
xlama=xbaru
If epsilon<sc
BREAK

More Related Content

What's hot

12.analisa regresi
12.analisa regresi12.analisa regresi
12.analisa regresi
Hafiza .h
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI AND RANDOM SAMPLING (2)
APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI  AND RANDOM SAMPLING (2)APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI  AND RANDOM SAMPLING (2)
APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI AND RANDOM SAMPLING (2)
Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
Rani Nooraeni
 
Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)
Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...
Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
Rani Nooraeni
 
K alkulus perumuman teorema stokes
K alkulus   perumuman teorema stokesK alkulus   perumuman teorema stokes
K alkulus perumuman teorema stokes
Alen Pepa
 
3. newton raphson method
3. newton raphson method3. newton raphson method
3. newton raphson method
okti agung
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
Hafiza .h
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
Rani Nooraeni
 
Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Probabilitas kontinu
Probabilitas kontinuProbabilitas kontinu
Probabilitas kontinu
Windii
 
Jurnal Matematika
Jurnal MatematikaJurnal Matematika
Jurnal Matematika
Ruth Dian
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
okti agung
 
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linierMetode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
ahmad puji ardi
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Arvina Frida Karela
 

What's hot (20)

12.analisa regresi
12.analisa regresi12.analisa regresi
12.analisa regresi
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
 
APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI AND RANDOM SAMPLING (2)
APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI  AND RANDOM SAMPLING (2)APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI  AND RANDOM SAMPLING (2)
APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI AND RANDOM SAMPLING (2)
 
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
 
Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)
 
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
 
K alkulus perumuman teorema stokes
K alkulus   perumuman teorema stokesK alkulus   perumuman teorema stokes
K alkulus perumuman teorema stokes
 
3. newton raphson method
3. newton raphson method3. newton raphson method
3. newton raphson method
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
 
Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
 
Probabilitas kontinu
Probabilitas kontinuProbabilitas kontinu
Probabilitas kontinu
 
Jurnal Matematika
Jurnal MatematikaJurnal Matematika
Jurnal Matematika
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
 
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linierMetode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 

Similar to Laporan alpro

6286 10408-1-pb
6286 10408-1-pb6286 10408-1-pb
6286 10408-1-pb
Alvin Setiawan
 
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan LinearBeberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
TaridaTarida1
 
Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)
Dnr Creatives
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Alvin Setiawan
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
okti agung
 
TEORI RALAT dan PENGUKURAN.pptx
TEORI RALAT dan PENGUKURAN.pptxTEORI RALAT dan PENGUKURAN.pptx
TEORI RALAT dan PENGUKURAN.pptx
FeyzaRizqiaRamadhani
 
Praktikum4 9
Praktikum4 9Praktikum4 9
Praktikum4 9
Renol Doang
 
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
AtiqAlghasiaHemalia
 
Iterasi jacobi
Iterasi jacobiIterasi jacobi
Iterasi jacobi
Angga Debby Frayudha
 
Newton gregory mundur
Newton gregory mundurNewton gregory mundur
Newton gregory mundur
Adi Moel
 
METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptx
METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptxMETODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptx
METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptx
HamzahAmirudin
 
Soal dan pembahasan_prediksi_uas_pengant
Soal dan pembahasan_prediksi_uas_pengantSoal dan pembahasan_prediksi_uas_pengant
Soal dan pembahasan_prediksi_uas_pengant
'Ismail Al-Asyari
 
11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaan11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaan
Arif Rahman
 
Matematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas XMatematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas X
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Sistem pertidaksamaan dua variabel (linear linear)
Sistem pertidaksamaan dua variabel (linear linear)Sistem pertidaksamaan dua variabel (linear linear)
Sistem pertidaksamaan dua variabel (linear linear)
Franxisca Kurniawati
 
METODE SIMPLEX.pptx
METODE SIMPLEX.pptxMETODE SIMPLEX.pptx
METODE SIMPLEX.pptx
FIRMANMAULASYAFII
 
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalBab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
wahyuddin S.T
 
PPT SPLDV dengan 3 metode penyelesaian
PPT SPLDV dengan 3 metode penyelesaianPPT SPLDV dengan 3 metode penyelesaian
PPT SPLDV dengan 3 metode penyelesaian
Yoanna Rianda
 
PPT Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
PPT Sistem Persamaan Linear Dua VariabelPPT Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
PPT Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
fransiscaputriwulandari
 
Nilai mutlak
Nilai mutlakNilai mutlak
Nilai mutlak
Enrico NQB
 

Similar to Laporan alpro (20)

6286 10408-1-pb
6286 10408-1-pb6286 10408-1-pb
6286 10408-1-pb
 
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan LinearBeberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
 
Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
 
TEORI RALAT dan PENGUKURAN.pptx
TEORI RALAT dan PENGUKURAN.pptxTEORI RALAT dan PENGUKURAN.pptx
TEORI RALAT dan PENGUKURAN.pptx
 
Praktikum4 9
Praktikum4 9Praktikum4 9
Praktikum4 9
 
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
 
Iterasi jacobi
Iterasi jacobiIterasi jacobi
Iterasi jacobi
 
Newton gregory mundur
Newton gregory mundurNewton gregory mundur
Newton gregory mundur
 
METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptx
METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptxMETODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptx
METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptx
 
Soal dan pembahasan_prediksi_uas_pengant
Soal dan pembahasan_prediksi_uas_pengantSoal dan pembahasan_prediksi_uas_pengant
Soal dan pembahasan_prediksi_uas_pengant
 
11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaan11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaan
 
Matematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas XMatematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas X
 
Sistem pertidaksamaan dua variabel (linear linear)
Sistem pertidaksamaan dua variabel (linear linear)Sistem pertidaksamaan dua variabel (linear linear)
Sistem pertidaksamaan dua variabel (linear linear)
 
METODE SIMPLEX.pptx
METODE SIMPLEX.pptxMETODE SIMPLEX.pptx
METODE SIMPLEX.pptx
 
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalBab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
 
PPT SPLDV dengan 3 metode penyelesaian
PPT SPLDV dengan 3 metode penyelesaianPPT SPLDV dengan 3 metode penyelesaian
PPT SPLDV dengan 3 metode penyelesaian
 
PPT Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
PPT Sistem Persamaan Linear Dua VariabelPPT Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
PPT Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 
Nilai mutlak
Nilai mutlakNilai mutlak
Nilai mutlak
 

Recently uploaded

Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 

Recently uploaded (20)

Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 

Laporan alpro

  • 1. PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR METODE ITERASI GAUSS SEIDEL DENGAN MATLAB KELOMPOK 2 ANGGOTA : 1. YOHANA KEVISA EVALIANI H1071151015 2. ZULIYA EKA FITRIANA H1071151028 3. DESI INDAH PURNAMA H1071151037 4. SALAWATI H1071151040 LABORATORIUM FISIKA KOMPUTASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017
  • 2. Ekstraksi Yohana Kevisa Evaliani*1, Zuliya Eka Fitriana*,Desi Indah Purnama*,Salawati* *Mahasiswa Program Studi S1 Geofisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura Pontianak Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia 1yohanakevisa@student.untan.ac.id ABSTRAK Ada banyak cara untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan linear diantaranya dengan menggunakan metode langsung, misalnya Gauss dan variasi-variasinya dan metode iterasi, diantaranya Jacobi dan Gauss-Seidel. Metode iterasi Gauss-Seidel merupakan proses rekursi berulang untuk mendekati bilangan tidak diketahui. Sebagai titik awal pada proses rekursi tersebut diperlukan nilai awal dan biasanya X = 0. Pada proses selanjutnya nilai yang sudah diketahui tahap sebelumnya dipergunakan untuk mencari nilai pada tahap berikutnya. Proses tersebut terus berulang hingga diperoleh nilai yang sesungguhnya atau berhenti jika toleransi kesalahan tertentu telah dicapai. Kata kunci : Sistem persamaan Linear, Metode Gauss-Seidel A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sistem persamaan linear yang terdiri dari n persamaan dengan n variabel 𝑥1, 𝑥2,….𝑥 𝑛 (Anton, 2007:24), dinyatakan dengan 𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 +..........+ 𝑎1𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏1 𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 +..........+ 𝑎2𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏2 ……..+………+……...+…….. =… 𝑎 𝑛1 𝑥1 + 𝑎 𝑛2 𝑥2 +..........+ 𝑎 𝑛𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏 𝑛 Sistem persamaan linear dapat diselesaikan dengan metode langsung yaitu diantaranya metode eliminasi Gauss, metode eliminasi Gauss Jordan atau metode iterasi. Metode iterasi lebih cocok digunakan dalam kasus tertentu, yaitu sistem yang besar. Metode iterasi menggunakan algoritma secara rekursi dalam menentukan penyelesaian sistem persamaan linear. Algoritma tersebut dilakukan sampai diperoleh suatu nilai konvergen dengan toleransi yang diberikan atau sesuai dengan
  • 3. batas galat yang kita perbolehkan, dengan kata lain besar galat dapat dikendalikan sampai batas yang bias diterima (Munir, 2010:173). Ada dua metode iterasi yang sering digunakan, yaitu metode Jacobi dan metode Gauss-Seidel. Seperti halnya metode iterasi Jacobi, metode iterasi Gauss-Seidel juga merupakan proses rekursi berulang untuk mendekati bilangan yang tidak diketahui (x). Sebagai titik awal pada proses rekursi tersebut diperlukan nilai awal dan biasanya adalah x=0. Pada proses selanjutnya nilai yang sudah diketahui tahap sebelumnya (X(1)) dipergunakan untuk mencari nilai pada tahap berikutnya (X(2)). Proses tersebut terus berulang hingga diperoleh nilai X yang sesungguhnya atau berhenti jika toleransi kesalahan tertentu telah dicapai.(Ruminta, 2009:311). 2. Perumusan Masalah Berdasarkan uarian di atas, permasahan yang dibahas adalah  bagaimana penurunan algoritma metode Gauss- Seidel ?  bagaimana menganalisis error secara numerik metode Gauss-Seidel ?  bagaimana penerapan metode Gauss-Seidel pada suatu kasus ? 3. Tujuan Tujuan makalah ini adalah  menjelaskan tentang penurunan algoritma metode Gauss-Seidel.  menjelaskan bagaimana menganalisis error secara numerik metode Gauss- Seidel.  menjelaskan tentang penerapan metode Gauss- Seidel pada suatu kasus. B. PEMBAHASAN 1. Penurunan Algoritma Metode Gauss-Seidel Kita bahas sistem persamaan linear (Anton, 2007:24) : 𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 +..........+ 𝑎1𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏1 𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 +..........+ 𝑎2𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏2 ……..+………+……...+…….. =… 𝑎 𝑛1 𝑥1 + 𝑎 𝑛2 𝑥2 +..........+ 𝑎 𝑛𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏 𝑛 Persamaan ke-i dari persamaan di atas adalah 𝑎𝑖1 𝑥1 + 𝑎𝑖2 𝑥2 + 𝑎𝑖𝑖 𝑥 𝑖 +…….+ 𝑎𝑖𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏𝑖 dimana i = 1,2,3,….,n.
  • 4. dapat diekspresikan sebagai 𝒂𝒊𝒊 𝒙𝒊+ ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋 𝒏 𝒋=𝟏,𝒋≠𝒊 = 𝒃𝒊 dengan i = 1,2,3,………n Karena dalam metode Gauss-Seidel, nilai estimasi baru digunakan dalam perhitungan maka penyelesaian persamaan ke-i diekspresikan sebagai 𝒙𝒊 = 𝟏 𝒂 𝒊𝒊 [𝒃𝒊 – ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋 𝒊−𝟏 𝒋=𝟏 – ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋 𝒏 𝒋=𝒊+𝟏 ] Dengan demikian, algoritma metode Gauss- Seidel diekspresikan sebagai 𝒙𝒊 (𝒌−𝟏) = 𝟏 𝒂 𝒊𝒊 [𝒃𝒊 – ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒊−𝟏 𝒋=𝟏 𝒙𝒋 (𝒌−𝟏) – ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋 (𝒌)𝒏 𝒋=𝒊+𝟏 ], k= 1,2,3,…..n Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan metode Gauss- Seidel diperlukan suatu nilai pendekatan awal yaitu 𝑥0. biasanya tidak diketahui dan dipilih 𝑥0=0 2. Analisis Error Pada Metode Gauss-Seidel Menurut May (dalam Nugroho, 2003:3) untuk menyelesaikan persamaan linear dengan metode iterasi, koefisien matriks A dipecah menjadi dua bagian, N dan P, sedemikian hingga A=N − P. Diperoleh bahwa N (x - 𝑥(𝑘−1) ) = P ( x − 𝑥 𝑘 ) atau (x − 𝑥(𝑘−1) = M (𝑥 − 𝑥 𝑘 ) dengan M = 𝑁−1 P. Perhatikan bahwa : 𝒂𝒊𝒊 𝒙𝒊 (𝒌−𝟏) =−[ ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋 (𝒌)𝒏 𝒋=𝟏,𝒋≠𝒊 ] + 𝒃𝒊 Sehingga diperoleh : N = diag (𝑎11 𝑎22,………..𝑎 𝑛𝑛) = [ 𝑎11 0 0 0 𝑎22 0 0 0 𝑎 𝑛𝑛 ] P = [ 0 −𝑎12 −𝑎1𝑛 −𝑎21 0 −𝑎2𝑛 −𝑎 𝑛1 −𝑎 𝑛2 0 ] Karena M = 𝑁−1 P maka : M = [ 1 𝑎11 0 0 0 1 𝑎22 0 0 0 1 𝑎 𝑛𝑛 ] x [ 0 −𝑎12 −𝑎1𝑛 −𝑎21 0 −𝑎2𝑛 −𝑎 𝑛1 −𝑎 𝑛2 0 ] M = [ 0 − 𝑎12 𝑎11 − 𝑎1𝑛 𝑎11 − 𝑎21 𝑎22 0 − 𝑎2𝑛 𝑎22 − 𝑎 𝑛1 𝑎 𝑛𝑛 − 𝑎 𝑛2 𝑎 𝑛𝑛 0 ] Dengan demikian, dapat diperoleh ∥ 𝑀 ∥∞ = 1≤𝑗≤𝑛 𝑚𝑎𝑥 ∑ | 𝑎 𝑖𝑗 𝑎 𝑖𝑖 |𝑛 𝑗=1,𝑗≠𝑖
  • 5. Oleh karena itu, syarat cukup agar metode Gauss-Seidel konvergen adalah : ∑ | 𝒂𝒊𝒋 𝒂𝒊𝒊 | 𝒏 𝒋=𝟏,𝒋≠𝟏 < 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝒂𝒊𝒊 > ∑ |𝒂𝒊𝒋| 𝒏 𝒋=𝟏,𝒋≠𝟏 , 𝒊 = 𝟏, 𝟐, 𝟑 …… 𝒏 Dengan demikian metode Gauss-Seidel akan konvergen jika koefisien matriks dominan secara diagonal. Dalam hal ini, perlu dicatat bahwa menyusun ulang persamaan akan membuat koefisien matriks dominan secara diagonal. Iterasi Gauss-Seidel dapat dihentikan jika toleransi kesalahan tertentu telah tercapai | 𝒙 𝒌+𝟏 − 𝒙 𝒌 𝒙 𝒌+𝟏 | x 100 < 𝜺 3. Penerapan Metode Gauss-Seidel Dalam Kasus Diberikan sistem persamaan linear yaitu: 10 𝑥1 − 𝑥2 + 2𝑥3 = 6 −𝑥1 + 11 𝑥2 − 𝑥3 + 3𝑥4 = 25 2𝑥1 − 𝑥2+10𝑥3 − 𝑥4 = −11 3𝑥2 − 𝑥3 + 8𝑥4 = 15 Persamaan diatas ditulis lagi : 𝑥1 (𝑘) = 1 10 𝑥2 (𝑘−1) − 2 10 𝑥3 ( 𝑘−1) + 6 10 𝑥2 (𝑘) = 1 11 𝑥1 (𝑘) + 1 11 𝑥3 (𝑘−1) − 3 11 𝑥4 (𝑘−1) + 25 11 𝑥3 (𝑘) = − 2 10 𝑥1 (𝑘) + 1 10 𝑥2 (𝑘−1) + 1 10 𝑥4 (𝑘−1) − 11 10 𝑥4 (𝑘) = − 3 8 𝑥2 (𝑘) + 1 8 𝑥3 (𝑘) + 15 8 Diperoleh Hasil : 𝑘 0 1 2 3 4 5 𝑥1 ( 𝑘) 0,00000 0,6000 1,030 1,0065 1,009 1,0001 𝑥2 (𝑘) 0,00000 2,3272 2,037 2,0036 2,0003 2,0000 𝑥3 (𝑘) 0,00000 -0,9873 -1,014 -1,0025 -1,0003 -1,0000 𝑥4 (𝑘) 0,0000 0,8789 0,9844 0,9983 0,9999 1,0000
  • 6. C. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penurunan algoritma dan penerapan dalam kasus di atas, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. o Algoritma metode Gauss-Seidel adalah 𝒙𝒊 (𝒌+𝟏) = 𝟏 𝒂 𝒊𝒊 [𝒃𝒊 – ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒊−𝟏 𝒋=𝟏 𝒙𝒋 (𝒌+𝟏) – ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋 (𝒌)𝒏 𝒋=𝒊+𝟏 ] Dimana k = 0, 1, 2, …., dengan nilai pendekatan awal biasanya diambil X(0) = 0. o Suatu kasus sistem persamaan linear akan mendapatkan penyelesaian yang konvergen jika memenuhi syarat yaitu ∑ | 𝒂𝒊𝒋 𝒂𝒊𝒊 | 𝒏 𝒋=𝟏,𝒋≠𝟏 < 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝒂𝒊𝒊 > ∑ |𝒂𝒊𝒋| 𝒏 𝒋=𝟏,𝒋≠𝟏 , 𝒊 = 𝟏, 𝟐, 𝟑 …… 𝒏 DAFTAR PUSTAKA Munir, Renaldi. 2008. metode numerik. Bandung: Informatika Ruminta. 2009. matrik persamaan linier dan pemrograman linier. Bandung: Rekayasa Sains Luknanto, Djoko. 2001. metoda numerik. Yogyakarta: UGM Anton, Howard. 2003. dasar-dasar aljabar linier. Tanggerang: Binarup Aksara Publisher Nugroho, Susilo. 2003. penyelesaian sistem persamaan linier dengan metode iterasi. Jurnal matematika
  • 7. Lampiran 1. Script Matlab clear all clc disp('Metode Gauss Seidel') disp('___________________') disp('----------nilai awal----------') xlama=zeros(4,1)%matrik data lama n=4 %jumlah elemen vektor itermaks=10 %jumlah iterasi maksimal sc=0.001 %stopping-criteria for i=1:itermaks %------nilai update------------- xbaru(1,1)=(1/10)*xlama(2,1)- (2/10)*xlama(3,1)+(6/10) xbaru(2,1)=(1/11)*xbaru(1,1)+(1/11) *xlama(3,1)- (3/11)*xlama(4,1)+(25/11) xbaru(3,1)=- (2/10)*xbaru(1,1)+(1/10)*xbaru(2,1) +(1/10)*xlama(4,1)-(11/10) xbaru(4,1)=- (3/8)*xbaru(2,1)+(1/8)*xbaru(3,1)+( 15/8) xbaru %------norm selisih------------- s=0; for i=1:n s=s+(xbaru(i,1)-xlama(i,1))^2; end epsilon=sqrt(s) %------memeriksa stopping criteria, sc-------- if epsilon<sc break end xlama=xbaru; %xbaru dijadikan xlama untuk iterasi berikutnya end 2. Variabel yang digunakan Break = keluar dari suatu loop Epsilon = bilangan yang sangat kecil mendekati nol (0) yang merupakan batas akurasi perhitungan Length = untuk mengetahui ukuran atau dimensi dari matriks Norm = fungsi distribusi normal gaussian Operasi (:) = sampai dengan Operasi(;) = perhitungan tanpa menampilkan hasil Operasi (‘) = operasi transposisi untuk matriks berisi bilangan rill atau transposisi dan konjugasi untuk matriks kompleks Operasi (*)= perkalian Operasi(/)= pembagian Operasi (+) = penjumlahan Operasi (-)= pengurangan dan tanda negatif Zeros = membuat matriks atau vektor nol Sc = batas perhentian
  • 8. 3. Flow Chart MULAI INPUT MATRIKS INPUT VEKTOR TENTUKAN DIMENSI VEKTOR 𝟏 𝒂 𝒊𝒊 [𝒃𝒊 – ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋 𝒊−𝟏 𝒋=𝟏 – ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝒙𝒋 𝒏 𝒋=𝒊+𝟏 ] FOR i = 1:n BERHENTI s=s+(xbaru(i,1)-xlama(i,1))^2; epsilon=sqrt(s) FOR i=1:ITERMAKS xlama=xbaru If epsilon<sc BREAK