3. Sejarah pendidikan zaman pemerintah kolonial Belanda dapat dibagi dalam tiga
periode, yaitu; (1) periode VOC pada abad ke-17 dan ke-18; (2) periode
pemerintah Hindia-Belanda pada abad ke-19; dan (3) periode Politik Etis
(Etische Politiek) pada awal abad ke-20 (Boone, 1996). Pada zaman VOC abad ke-
17 dan ke-18, pendidikan untuk kaum ”inlanders” (penduduk tanah jajahan
ditangani oleh Nederlands Zendelingen Genootschap atau NZG), Gereja Kristen
dari Belanda yang ikut dalam misi VOC.
Hal yang demikian berlangsung secara terus-menerus, sampai akhirnya
Pada era reformasi, semangat serba anti Orde Baru begitu menggelora pada
awal reformasi. Targetnya adalah sistem pemerintahan yang supersentralistik
diubah secara radikal menjadi sistem yang super-desentralistik sebagaimana
tertuang dalam UU No.2/1999 tentang Pemerintahan Daerah serta perangkat PP,
Kepres, dan Kepmen yang menyertainya.
SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN DI DUNIA
4. R.A Kartini
Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 2 1
April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September
1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut
Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh suku Jawa dan
Pahlawan Nasional Indonesia.
Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri
utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti
Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di
Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat
dilacak hingga Hamengkubuwana VI.
TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN DI
INDONESIA
5. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS
(Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda.
Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa
dipingit. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar
sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari
Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya.
Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan
berpikir perempuan eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan pribumi,
karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang
rendah.
Kegemaran Ibu Kartini ialah membaca. Ia banyak membaca surat kabar
semarang De Locomotief yang diasuh Pieter brooshooft, ia juga menerima
Leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan).
Segala pemikiran-pemikiran R.A Kartini, ia tuangkan dalam surat-surat yang ia
kirimkan kepada teman korespondensinya yang berasal dari belanda. Pada
surat-surat Kartini tertulis pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu,
terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya
berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang
dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita
memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar.
LATARBELAKANG PENDIDIKAN
R.A KARTINI
7. K.H HASYIM ASYARI
Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy’ari, bagian belakangnya juga sering
dieja Asy’ari atau Ashari, lahir 10 April 1875 (24 Dzulqaidah 1287H) dan wafat
pada 25 Juli 1947; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang, adalah pendiri
Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. Beliau
merupakan putra ke 3 dari 10 bersaudara dari pasangan Kyai Asy’ari dan
Halimah. Jiwa kepemimpinan yang dimiliki KH Hasyim Asy’ari ternyata
diwarisi dari ayahnya yang seorang pemimpin pesantren Keras pada masa itu
yang berada di Jombang, Jawa Timur.
8. SEJARAH PENDIDIKAN DAN
PERJUANGAN KH. HASYIM ASYARI
Sejak kecil, KH. Hasyim Asy’ari mendapat pelajaran
tentang dasar-dasar agama dari sang ayah dan kakek yang
merupakan tokoh agama. Beliau mendapat pendidikan dari
pesantren, Pesantren yang pernah beliau masuki untuk belajar
yakni pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Wonokoyo di
Probolinggo, pesantren Trenggilis di Semarang, pesantren Siwalan
di Sidoarjo, dan pesantren Kademangan di Bangkalan. Tahun
1892, KH Hasyim Asy’ari memutuskan untuk pergi ke Mekkah
untuk menekuni ilmu hadis di bawah bimbingan Syaikh Mafudz.
9. • Mendirikan pesantren Tebuireng
• Mendirikan Nahdlathul ulama
• Pahlawan Nasional Indonesia dan Maha Guru
Risalah Ahlis-Sunnah Wal Jama’ah: Fi Hadistil Mawta wa Asyrathis-
sa’ah wa baya Mafhumis-Sunnah wal Bid’ah.
Al-Nuurul Mubiin fi Mahabbati Sayyid al-Mursaliin.
Adab al-alim wal Muta’allim fi maa yahtaju Ilayh al-Muta’allim fi
Ahwali Ta’alumihi wa maa Ta’limihi.
Al-Tibyan: fin Nahyi ‘an Muqota’atil Arham wal Aqoorib wal Ikhwan.
10. Dokter Sutomo yang berjulukan orisinil Subroto lahir di
Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, 30 Juli 1888 dan meninggal di
Surabaya, Jawa Timur, 30 Mei 1938 pada umur 49 tahun. Dr. Soetomo
ialah tokoh pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan yang pertama
di Indonesia. Dalam usia 50 tahun, ia meninggal dunia di Surabaya
pada tanggal 30 Mei 1938. Pada tahun 1903, Soetomo menempuh
pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche
Artsen, Batavia. Pada tanggal 20 Mei 1908 Soetomo bersama rekan-
rekannya, atas masukan dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi
Utomo (BU), organisasi modem pertama di Indonesia, ditanggal itulah
kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
11. • mendirikan Budi Utomo (BU) Pada tanggal 20
Mei 1908
• mendirikan Indonesische Studie Club (ISC)
pada tahun 1924, wadah bagi kaum terpelajar
Indonesia.
12. KI HAJAR DEWANTARA
Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta dengan nama Raden
Mas Soewardi Soerjaningrat, putra Pangeran Soerjaningrat, atau cucu Sri Paku Alam III.
Soewardi Soerjaningrat mengenyam pendidikan ELS (Europeesche Lagere School) sebuah
Sekolah Rendah untuk Anak-anak Eropa. Kemudian Soewardi Soerjaningrat mendapat
kesempatan masuk STOVIA (School tot Opleiding). (Voor Inlandsche Artsen) biasa disebut
Sekolah Dokter Jawa.
Jiwanya sebagai pendidik tertanam dalam sanubarinya direalisasikan dengan
mendirikan Perguruan Taman Siswa (1922) guna mendidik masyarakat bumiputra. Jiwanya
menyatu lewat pendidikan dan budaya lokal (Jawa) guna menggapai kesetaraan sosial-
politik dalam masyarakat kolonial. Kekuatan-kekuatan inilah yang menjadi dasar Soewardi
Soerjaningrat dalam memperjuangkan kesatuan dan persamaan lewat nasionalisme
kultural sampai dengan nasionalisme politik.
13. Perjuangannya di bidang politik dan pendidikan inilah kemudian
pemerintah Republik Indonesia menghormatinya dengan berbagai jabatan
dalam pemerintahan RI, mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (1950). Pemerintah RI mengangkat Ki Hajar
Dewantara sebagai Pahlawan Nasional (1959). Meski perjuangannya belum
selesai untuk mendidik putra bangsa, jelas Ki Hajar Dewantara memelopori
lahirnya pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara wafat pada 26 April 1959
dan dimakamkan di pemakaman keluarga Taman Siswa Wijaya Brata,
Yogyakarta.
14. John Locke dilahirkan di Somersetshire, Inggris yang hidup antara tahun 1632
– 17042. sejak kecil Locke hidup dalam sebuah keluarga yang berpendidikan. Kondisi ini
ternyata telah mendorong Locke untuk memahami dan mencermati realitas sosial
politik yang ada . Pada usia muda, John Locke tercatat sebagai mahasiswa pada Oxford
University. Selama menjadi mahasiswa ia aktif melakukan berbagai gerakan politik di
kampus dalam rangka membangun kepekaan sosial dan kreatifitas mahasiswa dalam
dunia politik. Selain tokoh filsafat, Locke dipandang sebagai seorang politikus. karyanya
yang sangat berpangaruh dalam bidang politik yaitu, Two Treatises of Government dan
Fisrt Letter Concerning Toleration.
Namun perhatiannya terhadap dunia filsafat dinilai lebih dominan, sehingga ia lebih
populer sebagai tokoh filsafat daripada tokoh politik.
15. IMAM AL-GHAZALI
Nama lengkapnya Abu Hamid Ibn Muhammad Ibn Ahmad Al
Ghazali, lebih dikenal dengan Al Ghazali. Dia lahir di kota kecil yang terletak di
dekat Thus, Provinsi Khurasan, Republik Islam Irak pada tahun 450 H (1058 M).
Pada mulanya Al Ghazali mengenal tasauf ketika sebelum ayahnya meninggal,
Sejak kecil Al Ghazali dikenal sebagai anak yang senang menuntut ilmu, sejak
masa kanak-kanak, ia telah belajar dengan sejumlah guru di kota kelahirannya.
Al Ghazali wafat pada tanggal 14 Jumadil Akhir tahun 505 H (1111 M) dalam
usia 55 tahun
16. Pendidikan Al-Ghazali
Karya-Karya Al-Ghozali
• Maqfishid Al Falisifah (tujuan-tujuan para filosof)
• Tahfifut Al Faldsifah (kekacauan pikiran para filosof)
• Mi'yfir Al Ilm (kriteria ilmu-ilmu)
• lbya 'Ulum Ad Din (menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama)
• Al Munqidz Min Ad Dialfil (penyelamat dari kesatuan)
• Al Malirif Al 'Aqliyyah (pengetahuan yang rasional)
• Misykat Al Anwar (lampu yang bersinar banyak)