SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR
NOMOR : 10 TAHUN 2009
TANGGAL : 26 PEBRUARI 2009
BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAN EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK
DI JAWA TIMUR
I. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK UNTUK INDUSTRI ATAU
KEGIATAN USAHA LAINNYA YANG SUDAH BEROPERASI
A. INDUSTRI LOGAM DAN SEJENISNYA
No Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1 2 3 4
1 Penanganan Bahan Baku Total partikulat (debu) 150
2 Proses peleburan Total partikulat (debu)
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
150
1000
1200
3 Proses khusus
a. Mekanik
b. Anneling
c. Lapis metal + HCL
d. Lapis listrik
e. Pengecatan
Total partikulat (debu)
Total partikulat (debu)
Total partikulat (debu)
Total partikulat (debu)
Total partikulat (debu)
150
150
150
150
150
4 Utilitas
Mengacu pada ketel uap,
berbahan bakar yang sesuai
Menyesuaikan dengan
bahan bakar ketel
5 Semua sumber Opasitas 20 %
B. INDUSTRI PULP DAN KERTAS
No Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1 2 3 4
1 Penanganan Bahan Baku Total partikulat (debu) 150
2 Proses khusus
Digester
Pemutihan
Tungku Recovery
Tanur putar
Pembakaran kapur
Perlarutan lelehan
Total Reduce Sulphur (TRS)
Chlour (Cl2)
ClO2
Total partikulat (debu)
Total Reduce Sulphur (TRS)
Total partikulat (debu)
Total Reduce Sulphur (TRS)
Total partikulat (debu)
Total Reduce Sulphur (TRS)
10
10
125
230
10
350
28
260
28
3 Utilitas
Mengacu pada ketel uap,
berbahan bakar yang sesuai
Menyesuaikan dengan
bahan bakar ketel
4 Semua sumber Opasitas 35 %
C. INDUSTRI SEMEN
- 2 –
C. INDUSTRI SEMEN
No Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1 2 3 4
1 Penanganan Bahan Baku Total partikulat (debu) 230
2 Tanur putar
(KILNS)
Total partikulat (debu)
Sulfur Dioksida ( SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Opasitas
80
800
1000
20 %
3 Pendingin Terak
(Clinker Coolers)
Total partikulat (debu) 80
4 Milling
Grinding
Alat Pengangkut (Conveying)
Pengepakan (Bagging)
Total partikulat (debu) 80
5 Utilitas
Mengacu pada ketel uap,
berbahan bakar yang sesuai
Menyesuaikan dengan
bahan bakar ketel
6 Sumber sumber Opasitas 20 %
D. INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU
No Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1 2 3 4
1 Penanganan Bahan Baku.
Penggergajian / pemotongan
kayu
Total partikulat (debu) 150
2 Proses Mekanik
a. Mekanik
b. Pembuatan arang
c. Pengecatan
Total partikulat (debu)
Total partikulat (debu)
Sulfur Dioksida ( SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Total partikulat (debu)
80
150
800
1000
150
3 Utilitas
Mengacu pada ketel uap,
berbahan bakar yang sesuai
Menyesuaikan dengan
bahan bakar ketel
4 Semua sumber Opasitas 20 %
E. INDUSTRI PUPUK
- 3 -
E. INDUSTRI PUPUK AMONIUM SULFAT (ZA)
No. Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1. Drier Scrubber Total partikulat (debu)
Amoniak (NH3)
500
500
2. Saturator Amoniak (NH3) 500
3. Exhaust Gas Scrubber Amoniak (NH3) 500
4. Unit Asam Sulfat Sulfur Dioksida (SO2) 1700
5. Gas Turbine / Waste Heat
Boiler
Nitrogen Dioksida (NO2)
175
6. Utilitas
Mengacu pada ketel uap,
berbahan bakar yang sesuai
Menyesuaikan dengan
bahan bakar ketel
7. Semua Sumber Opasitas 35%
F. INDUSTRI PUPUK UREA
No. Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1. Primary reformer Nitrogen Dioksida (NO2) 1400
2. Prilling Tower / Granulasi Total partikulat (debu)
Amoniak (NH3)
500
500
3. Gas Turbine / Waste Heat
Boiler Nitrogen Dioksida (NO2) 175
4. Utilitas
Mengacu pada ketel uap,
berbahan bakar yang sesuai
Menyesuaikan dengan
bahan bakar ketel
5 Semua Sumber Opasitas 35 %
Catatan Industri Pupuk Amonium Sulfat (ZA) dan Industri Pupuk Urea :
- Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2
- Volume gas dalam keadaan standar (250
C dan tekanan 1 atm)
- Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7 % oksigen
- Opasitas digunakansebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan
untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikulat.
- Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal
95% waktu operasi normal selama tiga bulan
G. INDUSTRI PUPUK
- 4 -
G. INDUSTRI PUPUK FOSFAT (SP-36, TSP)
No. Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1. Penyimpanan Bahan / Ball Mill Total partikulat (debu) 400
2. Unit Reaksi Total partikulat (debu)
Fluor
400
30
3. Unit Granulasi Total partikulat (debu)
Fluor
400
30
4. Utilitas
Mengacu pada ketel uap,
berbahan bakar yang sesuai
Menyesuaikan dengan
bahan bakar ketel
5. Semua Sumber Opasitas 35 %
H. INDUSTRI PUPUK ASAM FOSFAT DAN HASIL SAMPING
No. Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1. Penyimpanan Bahan / Ball Mill Total partikulat (debu) 400
2. Fume Scrubber (Asam Fosfat) Fluor 30
3. Gas Scrubber (Aluminium
Fluoride)
Total partikulat (debu)
Fluor
400
30
4. Unit asam Sulfat Sulfur dioksida (SO2) 1700
5. Dust Scrubber (Cement
Retarder)
Total partikulat (debu)
Fluor
400
30
6 Utilitas
Mengacu pada ketel uap,
berbahan bakar yang sesuai
Menyesuaikan dengan
bahan bakar ketel
7. Semua Sumber Opasitas 35 %
Catatan Industri Pupuk Fosfat (SP-36, TSP) dan Industri Pupuk Asam Fosfat dan
Hasil Samping :
- Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2
- Volume gas dalam keadaan standar (250
C dan tekanan 1 atm)
- Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigen
- Opasitas digunakansebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan
untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikulat
- Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal
95% waktu operasi normal selama tiga bulan
I. INDUSTRI PUPUK
- 5 -
I. INDUSTRI PUPUK MAJEMUK – NPK
No. Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1. Scrubber Total partikulat (debu)
Fluor
Amoniak (NH3)
200
10
250
2. Utilitas
Mengacu pada ketel uap,
berbahan bakar yang sesuai
Menyesuaikan dengan
bahan bakar ketel
3. Semua Sumber Opasitas 20 %
Catatan Industri Pupuk Majemuk – NPK :
- Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2
- Volume gas dalam keadaan standar (250
C dan tekanan 1 atm)
- Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigen
- Opasitas digunakansebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan
untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikulat
- Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal
95% waktu operasi normal selama tiga bulan
J. INDUSTRI KARBIT (KALSIUM KARBIDA)
No Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
Penanganan bahan baku
(Raw Material handling)
Penyiapan Bahan baku
a. Tungku pembakaran kapur
b. Alat pengangkut
(Conveying)
Pembakaran kalsium karbida
Penanganan produk
(Milling Packaging)
Total partikulat (debu)
Total partikulat (debu)
Sulfur Dioksida ( SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Total partikulat (debu)
Total partikulat (debu)
Sulfur Dioksida ( SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Total partikulat (debu)
200
100
800
1000
100
100
800
1000
100
5. Semua Sumber Opasitas 30 %
K. INDUSTRI CAT
- 6 -
K. INDUSTRI CAT
No Sumber Parameter
Baku Mutu ( mg / Nm3
)
Cat Air Cat Minyak
1 2 3 4 6
1.
2.
3.
4.
Penanganan bahan baku
Proses pencampuran
Dispersing/penggilingan
Pembangkit listrik
Mengacu pada ketel uap,
berbahan bakar yang
sesuai
Total partikulat (debu)
Total partikulat (debu)
Amoniak (NH3)
Total partikulat (debu)
Menyesuaikan dengan
bahan bakar ketel
300
300
400
-
300
300
-
200
5 Semua sumber Opasitas 30 % 30 %
L. INDUSTRI GULA
No Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1 2 3 4
1.
2.
Sulfitasi
Utilitas
Mengacu pada ketel uap,
berbahan bakar yang sesuai
Sulfur Dioksida ( SO2)
Menyesuaikan dengan
bahan bakar ketel
800
3. Semua sumber lain Opasitas 20 %
M. INDUSTRI KERAMIK
No Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1. Kiln
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Total partikulat (debu)
Hidrogen Fluorida (HF)
400
600
150
10
2. Semua Sumber selain
kiln dan utilitas
(Crushing dan
Grinding) dan
Finishing, Drying
Total partikulat (debu) 150
3. Semua sumber Opasitas 20 %
Catatan Industri Cat, Industri Gula dan Industri Keramik :
1. Volume gas dalam keadaan standart (25 o
C dan tekanan 1 atmosfer)
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan
3. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3
bulan
N. KETEL UAP
- 7 -
N . KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA BAGAS ATAU
AMPAS DAN / ATAU DAUN TEBU KERING
No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3
)
1 Partikulat 250
2. Sulfur Dioksida (SO2) 600
3. Nitrogen Dioksida (NO2) 800
4 Opasitas 30 %
O. TENAGA KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BIOMASSA LAINNYA
No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3
)
1 2 3
NON LOGAM
1 Partikulat 350
2. Sulfur Dioksida (SO2) 800
3. Nitrogen Dioksida (NO2) 1000
4. Hidrogen Klorida (HCl) 5
5. Gas Klorin (Cl2) 10
6. Ammonia (NH3) 0,5
7. Hidrogen Florida (HF) 10
8. Opasitas 30 %
9. Total Sulfur Tereduksi (H2S) 35
LOGAM
1 Air Raksa (Hg) 5
2. Arsen (As) 8
3. Antimon (Sb) 8
4. Kadmium (Cd) 8
5. Seng (Zn) 50
6. Timah Hitam (Pb) 12
Catatan Ketel Uap Berbahan Bakar Biomassa Berupa Bagas atau Ampas dan /
atau Daun Tebu Kering dan Tenaga Ketel Uap Berbahan Bakar Biomassa
Lainnya :
- Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NO2
- Volume gas dalam keadaan standar (25 0
C dan tekanan 1 atm)
- Kosentrasi partikulat dikoreksi sebesar 6 % oksigen
- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan
dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan
total partikulat.
P. KETEL UAP
- 8 -
P. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA SERABUT
DAN / ATAU CANGKANG
No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3
)
1 Partikulat 250
2. Sulfur Dioksida (SO2) 600
3. Nitrogen Dioksida (NO2) 800
4. Hidrogen Klorida (HCl) 5
5. Gas Klorin (Cl2) 5
6. Ammonia (NH3) 1
7. Hidrogen Florida (HF) 8
8. Opasitas 30 %
Catatan :
- Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NO2
- Volume gas dalam keadaan standar (25 0
C dan tekanan 1 atm)
- Kosentrasi partikulat dikoreksi sebesar 6 % oksigen
- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan
dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan
total partikulat.
Q. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BATU BARA
No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3
)
1 Partikulat 230
2. Sulfur Dioksida (SO2) 750
3. Nitrogen Dioksida (NO2) 825
4 Opasitas 20 %
Catatan :
- Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NO2
- Volume gas dalam keadaan standar (25 0
C dan tekanan 1 atm)
- Kosentrasi partikel dikoreksi sebesar 6 % oksigen
- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan
dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan
total partikulat.
R. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR MINYAK
No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3
)
1 Partikulat 200
2. Sulfur Dioksida (SO2) 700
3. Nitrogen Dioksida (NO2) 700
4 Opasitas 15 %
Catatan KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA SERABUT
DAN / ATAU CANGKANG, KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BATU BARA
dan KETEL UAP BERBAHAN BAKAR MINYAK :
- Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NO2
- Volume gas dalam keadaan standar (25 0
C dan tekanan 1 atm)
- Kosentrasi partikel dikoreksi sebesar 6 % oksigen
- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan
dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan
total partikulat.
S. KETEL UAP
- 9 -
S. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR GAS
No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3
)
1. Sulfur Dioksida (SO2) 150
2. Nitrogen Dioksida (NO2) 650
Catatan :
- Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NO2
- Volume gas dalam keadaan standar (25 0
C dan tekanan 1 atm)
T. KEGIATAN EKSPLORASI DAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS
No Sumber
Bahan
Bakar
Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1. Flare Stack Opasitas 40%
2 Boiler dan Steam
Generator
Minyak
Gas
Total partikulat (debu)
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Opasitas
Nitrogen Dioksida (NO2)
Opasitas
300
1200
1400
40%
1000
40%
3. Gas Turbin Gas,
Minyak
Nitrogen Dioksida (NO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Sesuai besaran Baku Mutu
untuk parameternya.
400
600
4. Gathering Stasion
Gas Vents
Total Reduced Sulfur (H2S)
Hidrokarbon
100 (*)
5000 (**)
Catatan :
1. (*) Ground level concentration tidak boleh lebih dari 5 ppm
(**) Ground level concentration sesuai dengan Baku Mutu Udara Ambien
didalam PP.41/1999.
2. Volume gas dalam keadaan standar (25 0
C dan 1 Atm).
3. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.
4. Pembakaran dengan bahan bakar gas dan minyak koreksi O2 sebesar 3 %.
5. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3
bulan.
U. KEGIATAN
- 10 -
U. KEGIATAN KILANG MINYAK
No Sumber Bahan Bakar Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1. Catalitic Cracking
Unit
Total partikulat (debu)
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Hidrokarbon
400
1500
1000
200
2. Proses Heater,
Boiler
Minyak
Gas
Total partikulat (debu)
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Opasitas
Nitrogen Dioksida (NO2)
Opasitas
300
1200
1400
40 %
400
40 %
3. Flare Stack Opasitas 40 %
4. Semua Sumber
(kecuali flare)
Opasitas 40 %
5. Gas Turbin Gas
Minyak
Nitrogen Dioksida (NO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Sesuai besaran Baku
Mutu untuk parameternya
400
600
V. KEGIATAN KILANG LNG
No Sumber Bahan Bakar Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1. Boiler Total partikulat (debu)
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Opasitas
300
1200
1400
40 %
2. Flare Stack Opasitas 40 %
3. Gas Turbin Gas
Minyak
Nitrogen _ndic (NO2)
Nitrogen _ndic (NO2)
Sesuai besaran Baku
Mutu untuk parameternya
400
600
Catatan Kegiatan Kilang Minyak dan Kegiatan Kilang LNG :
1. Volume gas dalam keadaan standar (25 0
C dan 1 Atm).
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.
3. Pembakaran dengan bahan bakar gas dan minyak koreksi O2 sebesar 3 %.
4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3
bulan
W. KEGIATAN
- 11 -
W. KEGIATAN UNIT PENANGKAPAN SULFUR
Sumber Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
Sulfur Plant Sulfur Feed Rate :
< 2
< 10
< 50
> 50
Sulfur Recovery
(minimum)
70 %
85 %
95 %
97 %
Atau dengan persyaratan akhir SO2 2.600 mg/Nm3
Catatan :
1. Volume gas dalam keadaan standar (25 0
C dan 1 Atm).
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.
3. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama
3 bulan.
X. INDUSTRI KEGIATAN JENIS LAINNYA
No Parameter
Baku Mutu
( mg / Nm3
)
1 3 4
A
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
BUKAN LOGAM
Ammonia (NH3)
Gas Klorin (Cl2)
Hidrogen Klorida (HCl)
Hidrogen Fluorida (HF)
Nitrogen Oksida (NO2)
Opasitas
Partikulat
Sulfur Dioksida (SO2)
Total Sulfur Tereduksi (H2S)
(Total Reduced Sulfur – TRS)
400
10
5
10
1000
35 %
350
800
35
B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
LOGAM
Air raksa (Hg)
Arsen (As)
Antimon (Sb)
Kadmium (Cd)
Seng (Zn)
Timah Hitam (Pb)
5
8
8
8
50
12
II. BAKU MUTU
- 12 -
II. BAKU MUTU AMBIEN UNTUK INDUSTRI ATAU KEGIATAN USAHA
LAINNYA
No Parameter
Waktu
Pema-
paran
Baku Mutu
Metode
Analisis *)
Peralatan *)
1 2 3 4 5 6
1
Sulfur dioksida
(SO2)
24 jam
0,1 ppm
(262 μg/Nm3
)
Pararosa-
nilin
- Spectro
photometer
- SO2 Analyzer
2
Karbon Monoksida
(CO)
8 jam
20,00 ppm
(22,600 μg/Nm3
) NDIR CO Analyzer
3
Oksida Nitrogen
(NOX)
24 jam
0,05 ppm
(92,5 μg/Nm3
)
Salzman,
NIDR
- Spectro
photometer
- NO2 Analyser
4 Oksidan (O3) 1 jam
0,10 ppm
(200 μg/Nm3
)
Neutral
Buffer
Potasium
Yodida
Spectro
photometer
5 Debu 24 jam 0,26 mg/Nm3
Gravimetrik Hi – Vol
6 Timah Hitam (Pb) 24 jam 0,06 mg/Nm3
Gravimetrik,
Ekstraktif,
Pengabuan
- Hi – Vol
- AAS
7
Hidrogen Sulfida
(H2S)
30 menit
0,03 ppm
(42 μg/Nm3
)
Methylen
Blue
Spectro
photometer
8 Amonia (NH3) 24 jam
2,00 ppm
(1360 μg/Nm3
)
Indophenol
Spectro
photometer
9 Hidrokarbon (HC) 3 jam
0,24 ppm
(160 μg/Nm3
)
Flame
Ionization
- GC / FID
- HC Analyzer
Keterangan -
-
Waktu pengukuran, diukur tiap jam diambil waktu yang
representative (bila arah angin berubah alat dipindah dan lain-lain)
Standar H2S tidak berlaku untuk daerah yang mengandung H2S
secara alami
- *) Yang dianjurkan
- NDIR Non Dispersive Infrated
- Hi-Vol High Volume Sampling Methode
- AAS Atomic Absorption Spectrophotometer
- GC Gas Chromatografi
- FID Flame Ionization Detector

More Related Content

What's hot

Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbahEchi Chii
 
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...Muhamad Imam Khairy
 
Icp (inductively couple plasma)
Icp (inductively couple plasma)Icp (inductively couple plasma)
Icp (inductively couple plasma)Henny Erlia
 
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-millBetaHakim
 
Sosialisasi DLH Sidoarjo-Emisi Sumber Tidak Bergerak.pdf
Sosialisasi DLH Sidoarjo-Emisi Sumber Tidak Bergerak.pdfSosialisasi DLH Sidoarjo-Emisi Sumber Tidak Bergerak.pdf
Sosialisasi DLH Sidoarjo-Emisi Sumber Tidak Bergerak.pdfDianValarbi
 
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Rizki Darmawan
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Instansi
 
B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyasujatno angga
 
Parameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraParameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraHotnida D'kanda
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...Muhamad Imam Khairy
 
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3Instansi
 
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasfahmi_barry
 
Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Dessy Ratnasari Dpa
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiEssay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiMuhamad Imam Khairy
 
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasiPertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasideniswan
 

What's hot (20)

Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbah
 
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
 
Analisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRFAnalisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRF
 
Icp (inductively couple plasma)
Icp (inductively couple plasma)Icp (inductively couple plasma)
Icp (inductively couple plasma)
 
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill
 
Sosialisasi DLH Sidoarjo-Emisi Sumber Tidak Bergerak.pdf
Sosialisasi DLH Sidoarjo-Emisi Sumber Tidak Bergerak.pdfSosialisasi DLH Sidoarjo-Emisi Sumber Tidak Bergerak.pdf
Sosialisasi DLH Sidoarjo-Emisi Sumber Tidak Bergerak.pdf
 
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
 
Lumpur aktif
Lumpur aktifLumpur aktif
Lumpur aktif
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3
 
B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannya
 
Parameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraParameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udara
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
 
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
 
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvas
 
Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)
 
Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
 
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiEssay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
 
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasiPertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
 

Similar to Baku Mutu Emisi

Industri Senyawa Nitrogen.pptx
Industri Senyawa Nitrogen.pptxIndustri Senyawa Nitrogen.pptx
Industri Senyawa Nitrogen.pptxalfiyanirahymi1
 
Pemantauan & Pengendalian Pencemaran Udara
Pemantauan & Pengendalian Pencemaran UdaraPemantauan & Pengendalian Pencemaran Udara
Pemantauan & Pengendalian Pencemaran UdaraAzisKemalFauzie
 
Laporan Laboratorium Lingkungan SO2
Laporan Laboratorium Lingkungan SO2Laporan Laboratorium Lingkungan SO2
Laporan Laboratorium Lingkungan SO2Iasha Putri
 
ANALISIS KOMPOSISI HIDROKARBON GAS ALAM SUMUR GABUNGAN X
ANALISIS KOMPOSISI HIDROKARBON GAS ALAM SUMUR GABUNGAN XANALISIS KOMPOSISI HIDROKARBON GAS ALAM SUMUR GABUNGAN X
ANALISIS KOMPOSISI HIDROKARBON GAS ALAM SUMUR GABUNGAN XArif Setyabudi
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaNia Sasria
 
Pengelolaan Kualitas Udara - Lokakarya Unsika
Pengelolaan Kualitas Udara - Lokakarya UnsikaPengelolaan Kualitas Udara - Lokakarya Unsika
Pengelolaan Kualitas Udara - Lokakarya UnsikaAzisKemalFauzie
 
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )ajix99
 
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )ajix99
 
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )ajix99
 
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Rokok
Pemanfaatan Limbah Padat Industri RokokPemanfaatan Limbah Padat Industri Rokok
Pemanfaatan Limbah Padat Industri RokokHerry Prakoso
 
Bakumutuairdanlimbahcair 111115000324-phpapp02
Bakumutuairdanlimbahcair 111115000324-phpapp02Bakumutuairdanlimbahcair 111115000324-phpapp02
Bakumutuairdanlimbahcair 111115000324-phpapp02Agus Zulianto
 
Mesin andianto
Mesin andiantoMesin andianto
Mesin andiantoRus Dhy
 
Teknik produksi bersih
Teknik produksi bersihTeknik produksi bersih
Teknik produksi bersihDhanie223
 
Pengelolaan_Limbah_Gas_Industri.pptx
Pengelolaan_Limbah_Gas_Industri.pptxPengelolaan_Limbah_Gas_Industri.pptx
Pengelolaan_Limbah_Gas_Industri.pptxAlfiyanDwiDarmawan1
 
Perancangan prototipe alat pengendalian pencemaran so2 dan no2
Perancangan prototipe alat pengendalian pencemaran so2 dan no2Perancangan prototipe alat pengendalian pencemaran so2 dan no2
Perancangan prototipe alat pengendalian pencemaran so2 dan no2Fajar Putra
 
Pengenalan Minyak Lumas
Pengenalan Minyak LumasPengenalan Minyak Lumas
Pengenalan Minyak Lumasebenezerskl
 
Teknologi Pembakaran Batubara pada Boiler.pdf
Teknologi Pembakaran Batubara pada Boiler.pdfTeknologi Pembakaran Batubara pada Boiler.pdf
Teknologi Pembakaran Batubara pada Boiler.pdfAndiKasmarSafri
 
Tugas teknik tambang batubara Institut Teknologi Medan
Tugas teknik tambang batubara Institut Teknologi MedanTugas teknik tambang batubara Institut Teknologi Medan
Tugas teknik tambang batubara Institut Teknologi MedanTIffani Agustasia Simorangkir
 

Similar to Baku Mutu Emisi (20)

Industri Senyawa Nitrogen.pptx
Industri Senyawa Nitrogen.pptxIndustri Senyawa Nitrogen.pptx
Industri Senyawa Nitrogen.pptx
 
Sosialisasi PPPU.pptx
Sosialisasi PPPU.pptxSosialisasi PPPU.pptx
Sosialisasi PPPU.pptx
 
Pemantauan & Pengendalian Pencemaran Udara
Pemantauan & Pengendalian Pencemaran UdaraPemantauan & Pengendalian Pencemaran Udara
Pemantauan & Pengendalian Pencemaran Udara
 
Laporan Laboratorium Lingkungan SO2
Laporan Laboratorium Lingkungan SO2Laporan Laboratorium Lingkungan SO2
Laporan Laboratorium Lingkungan SO2
 
ANALISIS KOMPOSISI HIDROKARBON GAS ALAM SUMUR GABUNGAN X
ANALISIS KOMPOSISI HIDROKARBON GAS ALAM SUMUR GABUNGAN XANALISIS KOMPOSISI HIDROKARBON GAS ALAM SUMUR GABUNGAN X
ANALISIS KOMPOSISI HIDROKARBON GAS ALAM SUMUR GABUNGAN X
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Pengelolaan Kualitas Udara - Lokakarya Unsika
Pengelolaan Kualitas Udara - Lokakarya UnsikaPengelolaan Kualitas Udara - Lokakarya Unsika
Pengelolaan Kualitas Udara - Lokakarya Unsika
 
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
 
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
 
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )
 
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Rokok
Pemanfaatan Limbah Padat Industri RokokPemanfaatan Limbah Padat Industri Rokok
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Rokok
 
Bakumutuairdanlimbahcair 111115000324-phpapp02
Bakumutuairdanlimbahcair 111115000324-phpapp02Bakumutuairdanlimbahcair 111115000324-phpapp02
Bakumutuairdanlimbahcair 111115000324-phpapp02
 
Mesin andianto
Mesin andiantoMesin andianto
Mesin andianto
 
Teknik produksi bersih
Teknik produksi bersihTeknik produksi bersih
Teknik produksi bersih
 
Pengelolaan_Limbah_Gas_Industri.pptx
Pengelolaan_Limbah_Gas_Industri.pptxPengelolaan_Limbah_Gas_Industri.pptx
Pengelolaan_Limbah_Gas_Industri.pptx
 
2 atmosfer
2 atmosfer2 atmosfer
2 atmosfer
 
Perancangan prototipe alat pengendalian pencemaran so2 dan no2
Perancangan prototipe alat pengendalian pencemaran so2 dan no2Perancangan prototipe alat pengendalian pencemaran so2 dan no2
Perancangan prototipe alat pengendalian pencemaran so2 dan no2
 
Pengenalan Minyak Lumas
Pengenalan Minyak LumasPengenalan Minyak Lumas
Pengenalan Minyak Lumas
 
Teknologi Pembakaran Batubara pada Boiler.pdf
Teknologi Pembakaran Batubara pada Boiler.pdfTeknologi Pembakaran Batubara pada Boiler.pdf
Teknologi Pembakaran Batubara pada Boiler.pdf
 
Tugas teknik tambang batubara Institut Teknologi Medan
Tugas teknik tambang batubara Institut Teknologi MedanTugas teknik tambang batubara Institut Teknologi Medan
Tugas teknik tambang batubara Institut Teknologi Medan
 

Recently uploaded

BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (12)

BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

Baku Mutu Emisi

  • 1. LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2009 TANGGAL : 26 PEBRUARI 2009 BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAN EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK DI JAWA TIMUR I. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK UNTUK INDUSTRI ATAU KEGIATAN USAHA LAINNYA YANG SUDAH BEROPERASI A. INDUSTRI LOGAM DAN SEJENISNYA No Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 2 3 4 1 Penanganan Bahan Baku Total partikulat (debu) 150 2 Proses peleburan Total partikulat (debu) Sulfur Dioksida (SO2) Nitrogen Dioksida (NO2) 150 1000 1200 3 Proses khusus a. Mekanik b. Anneling c. Lapis metal + HCL d. Lapis listrik e. Pengecatan Total partikulat (debu) Total partikulat (debu) Total partikulat (debu) Total partikulat (debu) Total partikulat (debu) 150 150 150 150 150 4 Utilitas Mengacu pada ketel uap, berbahan bakar yang sesuai Menyesuaikan dengan bahan bakar ketel 5 Semua sumber Opasitas 20 % B. INDUSTRI PULP DAN KERTAS No Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 2 3 4 1 Penanganan Bahan Baku Total partikulat (debu) 150 2 Proses khusus Digester Pemutihan Tungku Recovery Tanur putar Pembakaran kapur Perlarutan lelehan Total Reduce Sulphur (TRS) Chlour (Cl2) ClO2 Total partikulat (debu) Total Reduce Sulphur (TRS) Total partikulat (debu) Total Reduce Sulphur (TRS) Total partikulat (debu) Total Reduce Sulphur (TRS) 10 10 125 230 10 350 28 260 28 3 Utilitas Mengacu pada ketel uap, berbahan bakar yang sesuai Menyesuaikan dengan bahan bakar ketel 4 Semua sumber Opasitas 35 % C. INDUSTRI SEMEN
  • 2. - 2 – C. INDUSTRI SEMEN No Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 2 3 4 1 Penanganan Bahan Baku Total partikulat (debu) 230 2 Tanur putar (KILNS) Total partikulat (debu) Sulfur Dioksida ( SO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Opasitas 80 800 1000 20 % 3 Pendingin Terak (Clinker Coolers) Total partikulat (debu) 80 4 Milling Grinding Alat Pengangkut (Conveying) Pengepakan (Bagging) Total partikulat (debu) 80 5 Utilitas Mengacu pada ketel uap, berbahan bakar yang sesuai Menyesuaikan dengan bahan bakar ketel 6 Sumber sumber Opasitas 20 % D. INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU No Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 2 3 4 1 Penanganan Bahan Baku. Penggergajian / pemotongan kayu Total partikulat (debu) 150 2 Proses Mekanik a. Mekanik b. Pembuatan arang c. Pengecatan Total partikulat (debu) Total partikulat (debu) Sulfur Dioksida ( SO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Total partikulat (debu) 80 150 800 1000 150 3 Utilitas Mengacu pada ketel uap, berbahan bakar yang sesuai Menyesuaikan dengan bahan bakar ketel 4 Semua sumber Opasitas 20 % E. INDUSTRI PUPUK
  • 3. - 3 - E. INDUSTRI PUPUK AMONIUM SULFAT (ZA) No. Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1. Drier Scrubber Total partikulat (debu) Amoniak (NH3) 500 500 2. Saturator Amoniak (NH3) 500 3. Exhaust Gas Scrubber Amoniak (NH3) 500 4. Unit Asam Sulfat Sulfur Dioksida (SO2) 1700 5. Gas Turbine / Waste Heat Boiler Nitrogen Dioksida (NO2) 175 6. Utilitas Mengacu pada ketel uap, berbahan bakar yang sesuai Menyesuaikan dengan bahan bakar ketel 7. Semua Sumber Opasitas 35% F. INDUSTRI PUPUK UREA No. Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1. Primary reformer Nitrogen Dioksida (NO2) 1400 2. Prilling Tower / Granulasi Total partikulat (debu) Amoniak (NH3) 500 500 3. Gas Turbine / Waste Heat Boiler Nitrogen Dioksida (NO2) 175 4. Utilitas Mengacu pada ketel uap, berbahan bakar yang sesuai Menyesuaikan dengan bahan bakar ketel 5 Semua Sumber Opasitas 35 % Catatan Industri Pupuk Amonium Sulfat (ZA) dan Industri Pupuk Urea : - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (250 C dan tekanan 1 atm) - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7 % oksigen - Opasitas digunakansebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikulat. - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi normal selama tiga bulan G. INDUSTRI PUPUK
  • 4. - 4 - G. INDUSTRI PUPUK FOSFAT (SP-36, TSP) No. Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1. Penyimpanan Bahan / Ball Mill Total partikulat (debu) 400 2. Unit Reaksi Total partikulat (debu) Fluor 400 30 3. Unit Granulasi Total partikulat (debu) Fluor 400 30 4. Utilitas Mengacu pada ketel uap, berbahan bakar yang sesuai Menyesuaikan dengan bahan bakar ketel 5. Semua Sumber Opasitas 35 % H. INDUSTRI PUPUK ASAM FOSFAT DAN HASIL SAMPING No. Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1. Penyimpanan Bahan / Ball Mill Total partikulat (debu) 400 2. Fume Scrubber (Asam Fosfat) Fluor 30 3. Gas Scrubber (Aluminium Fluoride) Total partikulat (debu) Fluor 400 30 4. Unit asam Sulfat Sulfur dioksida (SO2) 1700 5. Dust Scrubber (Cement Retarder) Total partikulat (debu) Fluor 400 30 6 Utilitas Mengacu pada ketel uap, berbahan bakar yang sesuai Menyesuaikan dengan bahan bakar ketel 7. Semua Sumber Opasitas 35 % Catatan Industri Pupuk Fosfat (SP-36, TSP) dan Industri Pupuk Asam Fosfat dan Hasil Samping : - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (250 C dan tekanan 1 atm) - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigen - Opasitas digunakansebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikulat - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi normal selama tiga bulan I. INDUSTRI PUPUK
  • 5. - 5 - I. INDUSTRI PUPUK MAJEMUK – NPK No. Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1. Scrubber Total partikulat (debu) Fluor Amoniak (NH3) 200 10 250 2. Utilitas Mengacu pada ketel uap, berbahan bakar yang sesuai Menyesuaikan dengan bahan bakar ketel 3. Semua Sumber Opasitas 20 % Catatan Industri Pupuk Majemuk – NPK : - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (250 C dan tekanan 1 atm) - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigen - Opasitas digunakansebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikulat - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi normal selama tiga bulan J. INDUSTRI KARBIT (KALSIUM KARBIDA) No Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 2 3 4 1. 2. 3. 4. Penanganan bahan baku (Raw Material handling) Penyiapan Bahan baku a. Tungku pembakaran kapur b. Alat pengangkut (Conveying) Pembakaran kalsium karbida Penanganan produk (Milling Packaging) Total partikulat (debu) Total partikulat (debu) Sulfur Dioksida ( SO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Total partikulat (debu) Total partikulat (debu) Sulfur Dioksida ( SO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Total partikulat (debu) 200 100 800 1000 100 100 800 1000 100 5. Semua Sumber Opasitas 30 % K. INDUSTRI CAT
  • 6. - 6 - K. INDUSTRI CAT No Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) Cat Air Cat Minyak 1 2 3 4 6 1. 2. 3. 4. Penanganan bahan baku Proses pencampuran Dispersing/penggilingan Pembangkit listrik Mengacu pada ketel uap, berbahan bakar yang sesuai Total partikulat (debu) Total partikulat (debu) Amoniak (NH3) Total partikulat (debu) Menyesuaikan dengan bahan bakar ketel 300 300 400 - 300 300 - 200 5 Semua sumber Opasitas 30 % 30 % L. INDUSTRI GULA No Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 2 3 4 1. 2. Sulfitasi Utilitas Mengacu pada ketel uap, berbahan bakar yang sesuai Sulfur Dioksida ( SO2) Menyesuaikan dengan bahan bakar ketel 800 3. Semua sumber lain Opasitas 20 % M. INDUSTRI KERAMIK No Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1. Kiln Sulfur Dioksida (SO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Total partikulat (debu) Hidrogen Fluorida (HF) 400 600 150 10 2. Semua Sumber selain kiln dan utilitas (Crushing dan Grinding) dan Finishing, Drying Total partikulat (debu) 150 3. Semua sumber Opasitas 20 % Catatan Industri Cat, Industri Gula dan Industri Keramik : 1. Volume gas dalam keadaan standart (25 o C dan tekanan 1 atmosfer) 2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan 3. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3 bulan N. KETEL UAP
  • 7. - 7 - N . KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA BAGAS ATAU AMPAS DAN / ATAU DAUN TEBU KERING No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 Partikulat 250 2. Sulfur Dioksida (SO2) 600 3. Nitrogen Dioksida (NO2) 800 4 Opasitas 30 % O. TENAGA KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BIOMASSA LAINNYA No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 2 3 NON LOGAM 1 Partikulat 350 2. Sulfur Dioksida (SO2) 800 3. Nitrogen Dioksida (NO2) 1000 4. Hidrogen Klorida (HCl) 5 5. Gas Klorin (Cl2) 10 6. Ammonia (NH3) 0,5 7. Hidrogen Florida (HF) 10 8. Opasitas 30 % 9. Total Sulfur Tereduksi (H2S) 35 LOGAM 1 Air Raksa (Hg) 5 2. Arsen (As) 8 3. Antimon (Sb) 8 4. Kadmium (Cd) 8 5. Seng (Zn) 50 6. Timah Hitam (Pb) 12 Catatan Ketel Uap Berbahan Bakar Biomassa Berupa Bagas atau Ampas dan / atau Daun Tebu Kering dan Tenaga Ketel Uap Berbahan Bakar Biomassa Lainnya : - Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0 C dan tekanan 1 atm) - Kosentrasi partikulat dikoreksi sebesar 6 % oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikulat. P. KETEL UAP
  • 8. - 8 - P. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA SERABUT DAN / ATAU CANGKANG No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 Partikulat 250 2. Sulfur Dioksida (SO2) 600 3. Nitrogen Dioksida (NO2) 800 4. Hidrogen Klorida (HCl) 5 5. Gas Klorin (Cl2) 5 6. Ammonia (NH3) 1 7. Hidrogen Florida (HF) 8 8. Opasitas 30 % Catatan : - Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0 C dan tekanan 1 atm) - Kosentrasi partikulat dikoreksi sebesar 6 % oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikulat. Q. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BATU BARA No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 Partikulat 230 2. Sulfur Dioksida (SO2) 750 3. Nitrogen Dioksida (NO2) 825 4 Opasitas 20 % Catatan : - Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0 C dan tekanan 1 atm) - Kosentrasi partikel dikoreksi sebesar 6 % oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikulat. R. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR MINYAK No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 Partikulat 200 2. Sulfur Dioksida (SO2) 700 3. Nitrogen Dioksida (NO2) 700 4 Opasitas 15 % Catatan KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA SERABUT DAN / ATAU CANGKANG, KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BATU BARA dan KETEL UAP BERBAHAN BAKAR MINYAK : - Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0 C dan tekanan 1 atm) - Kosentrasi partikel dikoreksi sebesar 6 % oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikulat. S. KETEL UAP
  • 9. - 9 - S. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR GAS No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1. Sulfur Dioksida (SO2) 150 2. Nitrogen Dioksida (NO2) 650 Catatan : - Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0 C dan tekanan 1 atm) T. KEGIATAN EKSPLORASI DAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS No Sumber Bahan Bakar Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1. Flare Stack Opasitas 40% 2 Boiler dan Steam Generator Minyak Gas Total partikulat (debu) Sulfur Dioksida (SO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Opasitas Nitrogen Dioksida (NO2) Opasitas 300 1200 1400 40% 1000 40% 3. Gas Turbin Gas, Minyak Nitrogen Dioksida (NO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Sesuai besaran Baku Mutu untuk parameternya. 400 600 4. Gathering Stasion Gas Vents Total Reduced Sulfur (H2S) Hidrokarbon 100 (*) 5000 (**) Catatan : 1. (*) Ground level concentration tidak boleh lebih dari 5 ppm (**) Ground level concentration sesuai dengan Baku Mutu Udara Ambien didalam PP.41/1999. 2. Volume gas dalam keadaan standar (25 0 C dan 1 Atm). 3. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan. 4. Pembakaran dengan bahan bakar gas dan minyak koreksi O2 sebesar 3 %. 5. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3 bulan. U. KEGIATAN
  • 10. - 10 - U. KEGIATAN KILANG MINYAK No Sumber Bahan Bakar Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1. Catalitic Cracking Unit Total partikulat (debu) Sulfur Dioksida (SO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Hidrokarbon 400 1500 1000 200 2. Proses Heater, Boiler Minyak Gas Total partikulat (debu) Sulfur Dioksida (SO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Opasitas Nitrogen Dioksida (NO2) Opasitas 300 1200 1400 40 % 400 40 % 3. Flare Stack Opasitas 40 % 4. Semua Sumber (kecuali flare) Opasitas 40 % 5. Gas Turbin Gas Minyak Nitrogen Dioksida (NO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Sesuai besaran Baku Mutu untuk parameternya 400 600 V. KEGIATAN KILANG LNG No Sumber Bahan Bakar Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1. Boiler Total partikulat (debu) Sulfur Dioksida (SO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Opasitas 300 1200 1400 40 % 2. Flare Stack Opasitas 40 % 3. Gas Turbin Gas Minyak Nitrogen _ndic (NO2) Nitrogen _ndic (NO2) Sesuai besaran Baku Mutu untuk parameternya 400 600 Catatan Kegiatan Kilang Minyak dan Kegiatan Kilang LNG : 1. Volume gas dalam keadaan standar (25 0 C dan 1 Atm). 2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan. 3. Pembakaran dengan bahan bakar gas dan minyak koreksi O2 sebesar 3 %. 4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3 bulan W. KEGIATAN
  • 11. - 11 - W. KEGIATAN UNIT PENANGKAPAN SULFUR Sumber Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) Sulfur Plant Sulfur Feed Rate : < 2 < 10 < 50 > 50 Sulfur Recovery (minimum) 70 % 85 % 95 % 97 % Atau dengan persyaratan akhir SO2 2.600 mg/Nm3 Catatan : 1. Volume gas dalam keadaan standar (25 0 C dan 1 Atm). 2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan. 3. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3 bulan. X. INDUSTRI KEGIATAN JENIS LAINNYA No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 ) 1 3 4 A 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 BUKAN LOGAM Ammonia (NH3) Gas Klorin (Cl2) Hidrogen Klorida (HCl) Hidrogen Fluorida (HF) Nitrogen Oksida (NO2) Opasitas Partikulat Sulfur Dioksida (SO2) Total Sulfur Tereduksi (H2S) (Total Reduced Sulfur – TRS) 400 10 5 10 1000 35 % 350 800 35 B 1. 2. 3. 4. 5. 6. LOGAM Air raksa (Hg) Arsen (As) Antimon (Sb) Kadmium (Cd) Seng (Zn) Timah Hitam (Pb) 5 8 8 8 50 12 II. BAKU MUTU
  • 12. - 12 - II. BAKU MUTU AMBIEN UNTUK INDUSTRI ATAU KEGIATAN USAHA LAINNYA No Parameter Waktu Pema- paran Baku Mutu Metode Analisis *) Peralatan *) 1 2 3 4 5 6 1 Sulfur dioksida (SO2) 24 jam 0,1 ppm (262 μg/Nm3 ) Pararosa- nilin - Spectro photometer - SO2 Analyzer 2 Karbon Monoksida (CO) 8 jam 20,00 ppm (22,600 μg/Nm3 ) NDIR CO Analyzer 3 Oksida Nitrogen (NOX) 24 jam 0,05 ppm (92,5 μg/Nm3 ) Salzman, NIDR - Spectro photometer - NO2 Analyser 4 Oksidan (O3) 1 jam 0,10 ppm (200 μg/Nm3 ) Neutral Buffer Potasium Yodida Spectro photometer 5 Debu 24 jam 0,26 mg/Nm3 Gravimetrik Hi – Vol 6 Timah Hitam (Pb) 24 jam 0,06 mg/Nm3 Gravimetrik, Ekstraktif, Pengabuan - Hi – Vol - AAS 7 Hidrogen Sulfida (H2S) 30 menit 0,03 ppm (42 μg/Nm3 ) Methylen Blue Spectro photometer 8 Amonia (NH3) 24 jam 2,00 ppm (1360 μg/Nm3 ) Indophenol Spectro photometer 9 Hidrokarbon (HC) 3 jam 0,24 ppm (160 μg/Nm3 ) Flame Ionization - GC / FID - HC Analyzer Keterangan - - Waktu pengukuran, diukur tiap jam diambil waktu yang representative (bila arah angin berubah alat dipindah dan lain-lain) Standar H2S tidak berlaku untuk daerah yang mengandung H2S secara alami - *) Yang dianjurkan - NDIR Non Dispersive Infrated - Hi-Vol High Volume Sampling Methode - AAS Atomic Absorption Spectrophotometer - GC Gas Chromatografi - FID Flame Ionization Detector