SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
SIDANG PROPOSAL THESIS 
OPTIMASI EXHAUST GAS RECIRCULATION 
TERHADAP EMISI GAS BUANG DAN DAYA MESIN 
MINGGU, 01-09-2013 
OLEH : 
AJI RUBIYANTO 
(5311220032) 
Program Magister Teknik Mesin 
UNIVERSITAS PANCASILA 
TAHUN 2013
BAGIAN I 
PENDAHULUAN 
 1.1 Latar Belakang 
Pencemaran udara yang Oleh :asap kendaraan bermotor, asap pabrik 
ataupun partikel-partikel yang lain.Dari hasil pemantauan tersebut diketahui 
ada beberapa parameter yang cukup memprihatinkan, diantaranya: debu 
(partikulat), Sulfur Dioksida (SO2 ), Oksida nitrogen (NO), Carbon dioksida 
(CO) dan hidrokarbon (HC). Pencemar lainnya adalah timbal (Pb) yang 
dikandung dalam bensin (Premium). Keberadaan timbal (Pb) di udara dapat 
membahayakan bagi kesehatan manusia. 
Data statistik polisi Indonesia pada tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor di 
Indonesia sekitar 26.706.705 kendaraan, tahun 2011 berjumlah 30.769.093 
kendaraan dan 2012 berjumlah 38.156.278 kendaraan. (Intisari, Maret 2012).
isu-isu lingkungan yang berkembang yaitu : 
(1) hemat energi 
(2) ramah lingkungan 
(3) aman 
(4) nyaman 
(5) mudah dioperasikan oleh siapapun juga 
Di dalam mesin motor bakar (internal combustion engine),aplikasi system 
EGR secara prinsip adalah mengurangi emisi Nitrogen Oxide (NOx) àpolutan 
knalpot yg paling berbahaya baik di mesin bensin maupun diesel. 
Exhaust gas recirculation (EGR) bekerja dengan mensirkulasi kembali 
sebagian dari gas buang dari exhaust manifold kembali ke ruang bakar 
(combustion chamber), sebagian gas buang (dalam konteks ini disebut 
“inert” karena gas ini tidak bereaksi dengan pembakaran) akan mengganti 
sebagian jumlah campuran bahan bakar yg masuk ke silinder. Hal ini berarti 
panas dari pembakaran menjadi berkurang, dan pembakaran akan 
menghasilkan tekanan/tenaga yg sama pada temperature yg lebih rendah. 
Pada mesin diesel, gas buang tersebut menggantikan sebagian kelebihan 
oxygen di campuran bahan bakar
1.2 Faktor – faktor penyebab yang berpengaruh 
Sebagaimana dinyatakan pada bulan November 2000 Green Paper on security of 
supply, ditahun 1998 konsumsi energi disektor transportasi menyumbang 28% atas 
emisi CO2, gas rumah kaca. Secara khusus, transportasi jalan menyumbang 84% 
dari emisi CO2 Selanjutnya, dalam hal keamanan pasokan energi, ada 
kekhawatiran berkembang untuk situasi saat ini disektor transportasi yang 
tergantung pada minyak mentah lebih dari 99%. 
Sebagai obyek dalam penelitian digunakan engine toyota kijang seri 5k yang 
dilengkapi sistem egr, di mana rencana pengujian dilakukan dengan 3 variabel 
yaitu ; Prosentase Bukaan EGR di 5 %, 10 % dan 15 % pada putaran mesin 1500 
rpm sampai 2500 rpm dan 3000 rpm, dimana digunakan bahan bakar Premium, 
Premium + Zat Aditif dan Pertamax untuk pengujian Emisi Gas Buang dan daya 
mesin
1.3 Faktor/variabel penelitian 
Tahapan untuk penelitian digunakan sistem EGR pada engine toyota kijang seri 5k 
dengan memuat eksperimen yang dilakukan dengan parameter variabel adalah sebagai 
berikut : 
 Prosentase bukaan katup EGR ( 5 % , 10 % dan 15 % ) 
 Variasi Beban ( 1500 Rpm,2500 Rpm dan 3000 Rpm ) 
 Bahan Bakar ( Premium , Premium + Aditif dan Pertamax ) 
1.4 Rumusan masalah penelitian 
 1). Dapatkah Penggunaan Sistem EGR menurunkan emisi gas buang dengan tingkat 
yang signifikan ? 
 2). Dapatkah Penggunaan Sistem EGR menaikkan daya mesin dengan tingkat yang 
signifikan ?
1.5 Hipotesis 
Dugaan yang di rekomendasikan oleh peneliti adalah Penggunaan Sistem EGR memungkinkan 
menurunkan emisi gas buang dengan tingkat yang signifikan dan mampu menaikkan daya mesin . 
1.6 Tujuan penelitian 
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Penggunaan/efektifitas Sistem EGR dapat 
menurunkan emisi gas buang dan menaikkan kinerja mesin dengan tingkat efisiensi yang 
signifikan dengan variasi beban yang berbeda pada 
1.7 Manfaat penelitian 
Penggunaan sistem Egr untuk mesin berbahan bakar bensin dapat memberikan kontribusi 
terhadap Aspek kualitas optimal terhadap penurunan kadar polutan gas dan daya mesin 
1.8 Batasan penelitian 
kualitas optimal terhadap penurunan emisi gas buang dan daya mesin akan 
dilakukan dengan menerapkan kondisi sebagai berikut : 
- Prosentase bukaan katup EGR ; 5 %, 10 % dan 15 % 
- Variasi beban : 1500 Rpm 2500 Rpm dan 3000 Rpm 
- Bahan Bakar : Bensin Premium, Premium + Zat Aditif dan Pertamax
1.9 Ruang lingkup penelitian 
Tabel 1. Faktor dan Nilai Level Yang Digunakan 
NO Faktor 
Level Faktor 
Level 1 Level 2 Level 3 
1 Prosentase bukaan katup EGR 5 % 10 % 15 % 
2 Variasi beban ( Rpm ) 1500,2500,3000 1500,2500,30 
00 
1500,2500,3 
000 
3 Bahan Bakar Premium, Premium 
+ Zat Aditif dan 
Pertamax 
Premium, 
Premium + 
Zat Aditif dan 
Pertamax 
Premium, 
Premium + 
Zat Aditif 
dan 
Pertamax
BAGIAN II 
HASIL STUDI LITERATUR 
Sistem transportasi dirancang guna memfasilitasi pergerakan manusia dan 
barang. Dalam pelayanan transportasi keselamatan (safety) baik orang maupun 
barangnya selalu melekat didalamnya, oleh karenanya orang yang melakukan 
perjalanan wajib mendaparkan jaminan keselamatan bahkan jika mungkin 
memperoleh kenyamanan, sedang barang yang diangkut harus tetap dalam 
keadaan utuh dan tidak berkurang kualitasnya (MTI, 2007 : 25) 
Gas buang umumnya terdiri dari gas yang tidak beracun N2 (nitrogen), CO2 
(Carbon Dioksida) dan H2O (Uap air) sebagian kecil merupakan gas beracun 
seperti Nox, HC, dan CO. Yang sekarang sangat populer dalam gas buang adalah 
gas beracun yang dikeluarkan oleh suatu kendaraan. 
Sebagian besar gas buang terdiri dari 72% N2, 18.1% CO2, 8.2% H2O, 1.2% Gas Argon 
(gas mulia), 1.1% O2 dan 1.1% Gas beracun yang terdiri dari 0.13% Nox, 0.09% HC dan 
0.9% CO. Selain dari gas buang unsur HC dan CO dapat pula keluar dari penguapan bahan 
bakar di tangki dan blow by gas dari mesin.
Seperti terlihat pada grafik, konsentrasi emisi 
CO dan HC menurun pada saat NOx meningkat 
seiring dengan perbandingan udara dan bahan bakar 
(Air Fuel Ratio / AFR) yang semakin kurus. 
Sebaliknya, ketika campuran kaya, NOx menurun 
tetapi CO dan HC meningkat. 
Grafik konsumsi bahan bakar (b) mencapai 
titik terendah pada posisi λ beberapa titik di atas 1. 
Pada posisi itu pula didapatkan nilai NOx yang 
tinggi meskipun CO dan HC pada titik rendah dan 
pembakaran terjadi mendekati sempurna, CO2 
maksimum. Jika menginginkan kondisi pembakaran 
dengan tenaga maksimum, λ harus dibuat lebih 
rendah dari nilai 1, kira-kira 0,90. Namun,
Deskripsi Gas Buang Mesin Bensin 
1). Karbon Monoksida (CO; Carbon Monoxide) 
Rata-rata emisi CO pada mesin 4 tak dalam kondisi normal : 1,5–3,5% untuk mesin dengan karburator , 
0,5– 1,5% pada mesin dengan system injeksi (EFI) dan 0,0–0,2% pada mesin EFI dengan Catalis 
2). Hidrokarbon (HC; Hydrocarbon) 
Emisi HC diukur dalam satuan ppm (part per milion). 
Rata-rata emisi HC pada mesin 4 tak dalam kondisi normal adalah 200 – 400 ppm untuk mesin 
karburator, 50 – 200 untuk mesin dengan EFI dan 0 – 50 ppm untuk mesin EFI dengan Katalisator. 
3). Nitrogen Oksida (NOx; Nitrogen Oxide) 
Pada campuran yang kurus, kadar NOx cenderung meningkat. Nilai Rata-rata emisi NOx pada mesin 4 
tak dalam kondisi normal adalah untuk mesin Karburator 2.000 - 3.000 ppm, Mesin EFI 1.500 - 2.500 
ppm dan mesin EFI dengan katalis 0 - 100 ppm 
4). Karbon Dioksida (CO2; Carbon Dioxide) 
Rata-rata substansi CO2 pada mesin 4 tak dalam kondisi normal untuk mesin Karburator adalah 
12–15%, Mesin EFI 12–16% dan Mesin EFI dengan katalis 12–17%. 
5). Oksigen (O2; Oxygen) 
Rata-rata substansi O2 pada mesin 4 tak dalam kondisi normal : Mesin Karburator 0,5 -2 %, Mesin EFI 0,5 
- 2% dan Mesin EFI dengan katalis 0%.
2.2. Teknologi Penurun Emisi Gas Buang pada Mesin dengan Karburator 
1. Positive Crankcase Ventilation (PCV) 
Terpasang diantara cover cylinder head dan intake manifold. Fungsi katup PCV adalah untuk 
menyalurkan blow-by gas ke dalam ruang bakar agar dapat dibakar kembali. Sekitar 70−80% gas 
yang terdapat dalam crankcase/karter berupa HC yang tidak terbakar dan sisanya 20−30% berupa uap air 
dan gas asam Sisa tersebut dapat menyebabkan kerusakan pelumas mesin dan membuat karter berkarat. 
2. Fuel Evaporative Emission Control (EVAP) System 
Fungsi sistem ini untuk mencegah agar HC tidak terbuang bebas ke atmosfer. Caranya dengan 
menggunakan sebuah charcoal canister (filter karbon) untuk menyerap HC yang menguap dari tangki 
bahan bakar dan ruang pelampung di karburator. 
3. Throttle Positioner (TP) System 
Fungsi system ini adalah untuk memberikan kesempatan pada throttle valve agar dapat membuka sedikit 
ketika terjadi deselerasi. Dengan pembukaan ini pada saat deselerasi akan memungkinkan pengurangan 
emisi pada gas buang. 
4. Sistem Sirkulasi Ulang Gas Buang (EGR System) 
EGR sistem digunakan untuk mengurangi substansi NOx dalam gas buang. 
Cara terbaik mengurangi substansi NOx dalam gas buang dengan menahan suhu dalam ruang bakar tetap 
rendah. Gas buang berisi karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O), keduanya merupakan inert gas 
yang tidak bisa bereaksi dengan oksigen (O2). Sistem EGR memasukkan gas buang kembali ke intake 
manifold, dengan tujuan untuk menurunkan suhu dalam ruang bakar. Ketika campuran udara- bensin dan 
gas buang bercampur bersama, proporsi campuran
menjadi kurus, selanjutnya panas hasil 
pembakaran dibawa oleh gas buang. Akibatnya, 
suhu maksimum dalam ruang bakar menurun 
sehingga kadar NOx dalam gas buang mengecil. 
Metode untuk digunakan dengan mensirkulasikan 
sebagian gas buang untuk menaikkan kapasitas 
panas campuran gas, sehingga untuk mendapatkan 
daya tinggi tidak membutuhkan temperatur yang 
sangat tinggi, sehingga mampu menurunkan emisi 
berupa NOx lebih signifikan. Besarnya gas yang 
disirkulasikan sebesar 10 – 15% dalam campuran 
gas mampu menurunkan NOx hingga ½ - 1/3 
konsentrasi NOx, namun penggunaan EGR ini 
menimbulkan problem yaitu turunnya flame speed
5. Hot Idle Compensation (HIC) System 
Pada saat mesin bekerja pada putaran rendah dan suhu udara luar dan suhu 
dalam ruang mesin tinggi, bahan bakar dapat mendidih dan menghasilkan uap. 
Jika uap tersebut keluar melalui nozzle/jet dan masuk ke dalam intake manifold, 
campuran menjadi sangat kaya dan menyebabkan mesin menjadi kasar atau 
mati. Sistem HIC dirancang untuk mengatasi masalah tersebut, sekaligus 
mengurangi CO dan HC dalam gas buang.
Sistem kontrol emisi yang ada sekarang ini dapat dilihat pada tabel :
BAGIAN III 
METHODOLOGI PENELITIAN 
Rancangan Penelitian
Metode Taguchi 
Metode Taguchi adalah suatu metode dimana kualitas diukur berdasarkan deviasi 
dari karakteristik terhadap nilai targetnya. 
Bahwa kualitas suatu produk adalah kerugian minimum yang diberikan oleh suatu 
produk kepada masyarakat atau konsumen sejak mulai produk tersebut siap 
untuk dikirim ke konsumen 
Orthogonal Array 
Penelitian ini menggunakan L9(34) hal tersebut karena berdasarkan hasil 
kuesioner didapatkan 3 faktor yang berpengaruh serta ada 3 level yang akan 
diuji. Eksperimen dipilih sejumlah 9 kali observasi karena dalam tabel standar 
orthogonal array yang mendekati 3 faktor dengan 3 level adalah kolom L9(34).
Tabel . Standar Orthogonal Array 
2 Level 3 Level 4 Level 5 Level Mixed _ Level 
L4( 23 ) L9( 34) L16(45 ) L25( 56 ) L18 ( 21 X 37) 
L8( 27 ) L27(313) L64(421 ) - L32 (21 X 49 ) 
L12( 211 ) L81(340) - - L36 (11 X 312 ) 
L16( 215 ) - - - L36 (23 X 313 ) 
L32( 231 ) • • • L54 ( 21 X 325 ) 
L64( 263 ) • • • L50 (21 X 5 11 )
Data Eksperimen 
Layout design orthogonal array yang digunakan adalah L9(34) 
dan menggunakan 9 perlakuan eksperimen dengan 4 replikasi 
pada tiap perlakuan. Dimana huruf A (Bukaan Katup EGR 
dalam %), B (Variasi Beban), C (Bahan Bakar). Angka-angka 
1,2 dan 3 menunjukkan level dari tiap parameter. ED1, ED2, 
ED3, dan ED4 menunjukkan hasil replikasi respon yang diukur 
dalam. Penyajian Data eksperimen dapat dilihat pada : 
EXP A B C ED1 ED2 ED3 ED4 
1 1 1 1 
2 1 2 2 
3 1 3 3 
4 2 1 2 
5 2 2 3 
6 2 3 1 
7 3 1 3 
8 3 2 1 
9 3 3 2
3.3.Alat Percobaan dan Bahan Percobaan 
 1.Mesin Bensin Engine Toyota serie 5K ( 1500 cc ) 
 2.Sistem EGR 
 3.Bahan Bakar 
 4.Engine Gas Analizer 
 5.Pengukur Daya 
3.4.Prosedur Percobaan 
Prosedur yang harus dilakukan pada tahap persiapan adalah 
sebagai berikut: 
- Melakukan tune up mesin pada objek penelitian. 
- Mempersiapkan premium , premium zat Aditif dan Pertamax. 
- Memeriksa perlengkapan pada genset 
- Mempersiapkan perlengkapan alat dan instrumen pengujian 
yang akan digunakan, seperti 4 in 1 Multi-Function 
Environtment Meter, stopwatch, gelas ukur, dan blower, 
Tachometer ,Timing Light
Pengujian 
a).Torsi dan daya 
Pengamatan mulai dilakukan dengan membuka throttle valve sampai mesin menunjukkan putaran yang 
diinginkan (1500 rpm sampai 3000 rpm), melakukan penyimpanan data yang meliputi putaran mesin, daya 
mesin dan emisi gas buang kemudian dimatikan sampai temperatur mesin kembali normal dan pengujian 
dilakukan untuk tingkat lebih lanjut 
b).Konsumsi bahan bakar 
Memasang alat pengukur daya ,menghidupkan mesin,memanaskan mesin untuk mencapai suhu kerja 
mesin kurang lebih selama 5 menit (suhu oli ≥ 90°C), Menghidupkan blower, memasukkan bahan bakar 
secara bergantian pada gelas ukur, memposisikan bukaan EGR, membuka throttle valve secara perlahan 
hingga tercapai kecepatan yang diinginkan, memasang engine gas analizer pengamatan mulai dilakukan
c).Pengukuran Gas Buang 
Pengukuran dilakuan untuk mengetahui 
Tingkat pembentukan Gas buang .Re-sirkulasi 
gas buang internal (selama pertukaran gas 
dengan overlap katup panjang) atau eksternal 
(gas buang yang didinginkan melalui katup) 
mengurangi puncak temperature pembakaran 
dan emisi Nox. diinginkan pada beban 
penuh (mengurangi daya) dan idle (dapat 
menyebabkan misfire). 
3.5 Teknik Analisis Data 
Teknik analisis data yang digunakan adalah 
metode deskriptif. Hal ini dilaksanakan untuk 
mendeskripsikan atau memberikan gambaran 
secara sistematik terhadap fenomena yang terjadi 
selama dilakukan pengujian
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA 
Anonim. Benzena, (Online). http://id.wikipedia.org/wiki/Benzena, diakses Agustus 2013. 
Anonim. Spesifikasi premium, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Premium/, diakses 
Agustus 2013 
Anonim. Pedoman standart pengujian ISO 1585, (Online), 
www.infovusam.sk/pdf/prnormy/SC_05/ISO_D IS_1585en.pdf, diakses Agustus 2013. 
Anonim. Naphtalene, (Online). http://en.wikipedia.org/wiki/Naphtalene, diakses Agustus 
2013. 
Anonim. Pengertian Fatty Acid, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemak, diakses 
25 Agustus 2013. 
Anonim. Toulena, (Online). http://en.wikipedia.org/wiki/Toluene , diakses Agustus 2013. 
George Granger Brown. (1973). Unit Operations. New York Tokyo: Modern Asia Edition. 
Fesenko, Semyonov. 1973. THERMAL ENGINEERING. Moscow: PeacPublisher. Hal 
331.Heywood, John B. 1988. Internal Combustion Engine Fundamentals. New York: 
McGraw-Hill, Inc.Halderman, James. D & Linder, Jim.2006. AutomotifFuel And Emissions 
Control Systems. New Jersey: Pearson education, Inc.Warju. 2009. Pengujian Performa 
Mesin Kendaraan Bermotor. Edisi Pertama. Surabaya: Unesa University Press. 
Service manual toyota kijang Seri 2K,3K,5K , Toyota 1981 
tune up motor bensin 4 langkah – tersedia dalam .PDF diakses Agustus 2013. 
www.egavebriasandi.files.wordpress.com

More Related Content

Similar to Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )

1. Emisi & Standar Euro4.pptx
1. Emisi & Standar Euro4.pptx1. Emisi & Standar Euro4.pptx
1. Emisi & Standar Euro4.pptx
RAJATRUCK
 
fdokumen.com_presentasi-gas-buang.pptx
fdokumen.com_presentasi-gas-buang.pptxfdokumen.com_presentasi-gas-buang.pptx
fdokumen.com_presentasi-gas-buang.pptx
herwan6
 
Makalah emision control system denny k.r
Makalah emision control system denny k.rMakalah emision control system denny k.r
Makalah emision control system denny k.r
rajabilling
 
Kualitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkun...
Kualitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkun...Kualitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkun...
Kualitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkun...
Rizqi Solekhah
 
Kulaitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkungan
Kulaitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkunganKulaitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkungan
Kulaitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkungan
Rizqi Solekhah
 
Penanggulangan Gas Buang
Penanggulangan Gas BuangPenanggulangan Gas Buang
Penanggulangan Gas Buang
Yanto Sudarsono
 
Zat Kimia Pada Bensin
Zat Kimia Pada BensinZat Kimia Pada Bensin
Zat Kimia Pada Bensin
Pandu Adi
 
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...
LuqmanIedhar
 
Mesin andianto
Mesin andiantoMesin andianto
Mesin andianto
Rus Dhy
 

Similar to Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto ) (20)

1. Emisi & Standar Euro4.pptx
1. Emisi & Standar Euro4.pptx1. Emisi & Standar Euro4.pptx
1. Emisi & Standar Euro4.pptx
 
fdokumen.com_presentasi-gas-buang.pptx
fdokumen.com_presentasi-gas-buang.pptxfdokumen.com_presentasi-gas-buang.pptx
fdokumen.com_presentasi-gas-buang.pptx
 
01. Update Information Euro 4.pdf
01. Update Information Euro 4.pdf01. Update Information Euro 4.pdf
01. Update Information Euro 4.pdf
 
Makalah emision control system denny k.r
Makalah emision control system denny k.rMakalah emision control system denny k.r
Makalah emision control system denny k.r
 
Kualitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkun...
Kualitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkun...Kualitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkun...
Kualitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkun...
 
Kulaitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkungan
Kulaitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkunganKulaitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkungan
Kulaitas Bensin, Bilangan Oktan dan Dampak pembakaran minyak terhadap lingkungan
 
Penanggulangan Gas Buang
Penanggulangan Gas BuangPenanggulangan Gas Buang
Penanggulangan Gas Buang
 
ppt jurnal.pptx
ppt jurnal.pptxppt jurnal.pptx
ppt jurnal.pptx
 
Minyak Bumi - Kimia kelompok 4
Minyak Bumi - Kimia kelompok 4Minyak Bumi - Kimia kelompok 4
Minyak Bumi - Kimia kelompok 4
 
Mutu bensin
Mutu bensinMutu bensin
Mutu bensin
 
Uji emisi gas analyzer
Uji emisi gas analyzerUji emisi gas analyzer
Uji emisi gas analyzer
 
Pencemaran udara
Pencemaran udaraPencemaran udara
Pencemaran udara
 
Teknologi gasifikasi by Kiman Siregar
Teknologi gasifikasi by Kiman SiregarTeknologi gasifikasi by Kiman Siregar
Teknologi gasifikasi by Kiman Siregar
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Zat Kimia Pada Bensin
Zat Kimia Pada BensinZat Kimia Pada Bensin
Zat Kimia Pada Bensin
 
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...
 
emisi gas buang
emisi gas buangemisi gas buang
emisi gas buang
 
Mesin andianto
Mesin andiantoMesin andianto
Mesin andianto
 
Makalah emisi gas buang
Makalah emisi gas buangMakalah emisi gas buang
Makalah emisi gas buang
 
Sni 09 7118.1-2005. emisi gas buang
Sni 09 7118.1-2005. emisi gas buangSni 09 7118.1-2005. emisi gas buang
Sni 09 7118.1-2005. emisi gas buang
 

Optimasi exhaust gas recirculation ( aji rubiyanto )

  • 1. SIDANG PROPOSAL THESIS OPTIMASI EXHAUST GAS RECIRCULATION TERHADAP EMISI GAS BUANG DAN DAYA MESIN MINGGU, 01-09-2013 OLEH : AJI RUBIYANTO (5311220032) Program Magister Teknik Mesin UNIVERSITAS PANCASILA TAHUN 2013
  • 2. BAGIAN I PENDAHULUAN  1.1 Latar Belakang Pencemaran udara yang Oleh :asap kendaraan bermotor, asap pabrik ataupun partikel-partikel yang lain.Dari hasil pemantauan tersebut diketahui ada beberapa parameter yang cukup memprihatinkan, diantaranya: debu (partikulat), Sulfur Dioksida (SO2 ), Oksida nitrogen (NO), Carbon dioksida (CO) dan hidrokarbon (HC). Pencemar lainnya adalah timbal (Pb) yang dikandung dalam bensin (Premium). Keberadaan timbal (Pb) di udara dapat membahayakan bagi kesehatan manusia. Data statistik polisi Indonesia pada tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sekitar 26.706.705 kendaraan, tahun 2011 berjumlah 30.769.093 kendaraan dan 2012 berjumlah 38.156.278 kendaraan. (Intisari, Maret 2012).
  • 3. isu-isu lingkungan yang berkembang yaitu : (1) hemat energi (2) ramah lingkungan (3) aman (4) nyaman (5) mudah dioperasikan oleh siapapun juga Di dalam mesin motor bakar (internal combustion engine),aplikasi system EGR secara prinsip adalah mengurangi emisi Nitrogen Oxide (NOx) àpolutan knalpot yg paling berbahaya baik di mesin bensin maupun diesel. Exhaust gas recirculation (EGR) bekerja dengan mensirkulasi kembali sebagian dari gas buang dari exhaust manifold kembali ke ruang bakar (combustion chamber), sebagian gas buang (dalam konteks ini disebut “inert” karena gas ini tidak bereaksi dengan pembakaran) akan mengganti sebagian jumlah campuran bahan bakar yg masuk ke silinder. Hal ini berarti panas dari pembakaran menjadi berkurang, dan pembakaran akan menghasilkan tekanan/tenaga yg sama pada temperature yg lebih rendah. Pada mesin diesel, gas buang tersebut menggantikan sebagian kelebihan oxygen di campuran bahan bakar
  • 4. 1.2 Faktor – faktor penyebab yang berpengaruh Sebagaimana dinyatakan pada bulan November 2000 Green Paper on security of supply, ditahun 1998 konsumsi energi disektor transportasi menyumbang 28% atas emisi CO2, gas rumah kaca. Secara khusus, transportasi jalan menyumbang 84% dari emisi CO2 Selanjutnya, dalam hal keamanan pasokan energi, ada kekhawatiran berkembang untuk situasi saat ini disektor transportasi yang tergantung pada minyak mentah lebih dari 99%. Sebagai obyek dalam penelitian digunakan engine toyota kijang seri 5k yang dilengkapi sistem egr, di mana rencana pengujian dilakukan dengan 3 variabel yaitu ; Prosentase Bukaan EGR di 5 %, 10 % dan 15 % pada putaran mesin 1500 rpm sampai 2500 rpm dan 3000 rpm, dimana digunakan bahan bakar Premium, Premium + Zat Aditif dan Pertamax untuk pengujian Emisi Gas Buang dan daya mesin
  • 5. 1.3 Faktor/variabel penelitian Tahapan untuk penelitian digunakan sistem EGR pada engine toyota kijang seri 5k dengan memuat eksperimen yang dilakukan dengan parameter variabel adalah sebagai berikut :  Prosentase bukaan katup EGR ( 5 % , 10 % dan 15 % )  Variasi Beban ( 1500 Rpm,2500 Rpm dan 3000 Rpm )  Bahan Bakar ( Premium , Premium + Aditif dan Pertamax ) 1.4 Rumusan masalah penelitian  1). Dapatkah Penggunaan Sistem EGR menurunkan emisi gas buang dengan tingkat yang signifikan ?  2). Dapatkah Penggunaan Sistem EGR menaikkan daya mesin dengan tingkat yang signifikan ?
  • 6. 1.5 Hipotesis Dugaan yang di rekomendasikan oleh peneliti adalah Penggunaan Sistem EGR memungkinkan menurunkan emisi gas buang dengan tingkat yang signifikan dan mampu menaikkan daya mesin . 1.6 Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Penggunaan/efektifitas Sistem EGR dapat menurunkan emisi gas buang dan menaikkan kinerja mesin dengan tingkat efisiensi yang signifikan dengan variasi beban yang berbeda pada 1.7 Manfaat penelitian Penggunaan sistem Egr untuk mesin berbahan bakar bensin dapat memberikan kontribusi terhadap Aspek kualitas optimal terhadap penurunan kadar polutan gas dan daya mesin 1.8 Batasan penelitian kualitas optimal terhadap penurunan emisi gas buang dan daya mesin akan dilakukan dengan menerapkan kondisi sebagai berikut : - Prosentase bukaan katup EGR ; 5 %, 10 % dan 15 % - Variasi beban : 1500 Rpm 2500 Rpm dan 3000 Rpm - Bahan Bakar : Bensin Premium, Premium + Zat Aditif dan Pertamax
  • 7. 1.9 Ruang lingkup penelitian Tabel 1. Faktor dan Nilai Level Yang Digunakan NO Faktor Level Faktor Level 1 Level 2 Level 3 1 Prosentase bukaan katup EGR 5 % 10 % 15 % 2 Variasi beban ( Rpm ) 1500,2500,3000 1500,2500,30 00 1500,2500,3 000 3 Bahan Bakar Premium, Premium + Zat Aditif dan Pertamax Premium, Premium + Zat Aditif dan Pertamax Premium, Premium + Zat Aditif dan Pertamax
  • 8. BAGIAN II HASIL STUDI LITERATUR Sistem transportasi dirancang guna memfasilitasi pergerakan manusia dan barang. Dalam pelayanan transportasi keselamatan (safety) baik orang maupun barangnya selalu melekat didalamnya, oleh karenanya orang yang melakukan perjalanan wajib mendaparkan jaminan keselamatan bahkan jika mungkin memperoleh kenyamanan, sedang barang yang diangkut harus tetap dalam keadaan utuh dan tidak berkurang kualitasnya (MTI, 2007 : 25) Gas buang umumnya terdiri dari gas yang tidak beracun N2 (nitrogen), CO2 (Carbon Dioksida) dan H2O (Uap air) sebagian kecil merupakan gas beracun seperti Nox, HC, dan CO. Yang sekarang sangat populer dalam gas buang adalah gas beracun yang dikeluarkan oleh suatu kendaraan. Sebagian besar gas buang terdiri dari 72% N2, 18.1% CO2, 8.2% H2O, 1.2% Gas Argon (gas mulia), 1.1% O2 dan 1.1% Gas beracun yang terdiri dari 0.13% Nox, 0.09% HC dan 0.9% CO. Selain dari gas buang unsur HC dan CO dapat pula keluar dari penguapan bahan bakar di tangki dan blow by gas dari mesin.
  • 9. Seperti terlihat pada grafik, konsentrasi emisi CO dan HC menurun pada saat NOx meningkat seiring dengan perbandingan udara dan bahan bakar (Air Fuel Ratio / AFR) yang semakin kurus. Sebaliknya, ketika campuran kaya, NOx menurun tetapi CO dan HC meningkat. Grafik konsumsi bahan bakar (b) mencapai titik terendah pada posisi λ beberapa titik di atas 1. Pada posisi itu pula didapatkan nilai NOx yang tinggi meskipun CO dan HC pada titik rendah dan pembakaran terjadi mendekati sempurna, CO2 maksimum. Jika menginginkan kondisi pembakaran dengan tenaga maksimum, λ harus dibuat lebih rendah dari nilai 1, kira-kira 0,90. Namun,
  • 10. Deskripsi Gas Buang Mesin Bensin 1). Karbon Monoksida (CO; Carbon Monoxide) Rata-rata emisi CO pada mesin 4 tak dalam kondisi normal : 1,5–3,5% untuk mesin dengan karburator , 0,5– 1,5% pada mesin dengan system injeksi (EFI) dan 0,0–0,2% pada mesin EFI dengan Catalis 2). Hidrokarbon (HC; Hydrocarbon) Emisi HC diukur dalam satuan ppm (part per milion). Rata-rata emisi HC pada mesin 4 tak dalam kondisi normal adalah 200 – 400 ppm untuk mesin karburator, 50 – 200 untuk mesin dengan EFI dan 0 – 50 ppm untuk mesin EFI dengan Katalisator. 3). Nitrogen Oksida (NOx; Nitrogen Oxide) Pada campuran yang kurus, kadar NOx cenderung meningkat. Nilai Rata-rata emisi NOx pada mesin 4 tak dalam kondisi normal adalah untuk mesin Karburator 2.000 - 3.000 ppm, Mesin EFI 1.500 - 2.500 ppm dan mesin EFI dengan katalis 0 - 100 ppm 4). Karbon Dioksida (CO2; Carbon Dioxide) Rata-rata substansi CO2 pada mesin 4 tak dalam kondisi normal untuk mesin Karburator adalah 12–15%, Mesin EFI 12–16% dan Mesin EFI dengan katalis 12–17%. 5). Oksigen (O2; Oxygen) Rata-rata substansi O2 pada mesin 4 tak dalam kondisi normal : Mesin Karburator 0,5 -2 %, Mesin EFI 0,5 - 2% dan Mesin EFI dengan katalis 0%.
  • 11. 2.2. Teknologi Penurun Emisi Gas Buang pada Mesin dengan Karburator 1. Positive Crankcase Ventilation (PCV) Terpasang diantara cover cylinder head dan intake manifold. Fungsi katup PCV adalah untuk menyalurkan blow-by gas ke dalam ruang bakar agar dapat dibakar kembali. Sekitar 70−80% gas yang terdapat dalam crankcase/karter berupa HC yang tidak terbakar dan sisanya 20−30% berupa uap air dan gas asam Sisa tersebut dapat menyebabkan kerusakan pelumas mesin dan membuat karter berkarat. 2. Fuel Evaporative Emission Control (EVAP) System Fungsi sistem ini untuk mencegah agar HC tidak terbuang bebas ke atmosfer. Caranya dengan menggunakan sebuah charcoal canister (filter karbon) untuk menyerap HC yang menguap dari tangki bahan bakar dan ruang pelampung di karburator. 3. Throttle Positioner (TP) System Fungsi system ini adalah untuk memberikan kesempatan pada throttle valve agar dapat membuka sedikit ketika terjadi deselerasi. Dengan pembukaan ini pada saat deselerasi akan memungkinkan pengurangan emisi pada gas buang. 4. Sistem Sirkulasi Ulang Gas Buang (EGR System) EGR sistem digunakan untuk mengurangi substansi NOx dalam gas buang. Cara terbaik mengurangi substansi NOx dalam gas buang dengan menahan suhu dalam ruang bakar tetap rendah. Gas buang berisi karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O), keduanya merupakan inert gas yang tidak bisa bereaksi dengan oksigen (O2). Sistem EGR memasukkan gas buang kembali ke intake manifold, dengan tujuan untuk menurunkan suhu dalam ruang bakar. Ketika campuran udara- bensin dan gas buang bercampur bersama, proporsi campuran
  • 12. menjadi kurus, selanjutnya panas hasil pembakaran dibawa oleh gas buang. Akibatnya, suhu maksimum dalam ruang bakar menurun sehingga kadar NOx dalam gas buang mengecil. Metode untuk digunakan dengan mensirkulasikan sebagian gas buang untuk menaikkan kapasitas panas campuran gas, sehingga untuk mendapatkan daya tinggi tidak membutuhkan temperatur yang sangat tinggi, sehingga mampu menurunkan emisi berupa NOx lebih signifikan. Besarnya gas yang disirkulasikan sebesar 10 – 15% dalam campuran gas mampu menurunkan NOx hingga ½ - 1/3 konsentrasi NOx, namun penggunaan EGR ini menimbulkan problem yaitu turunnya flame speed
  • 13. 5. Hot Idle Compensation (HIC) System Pada saat mesin bekerja pada putaran rendah dan suhu udara luar dan suhu dalam ruang mesin tinggi, bahan bakar dapat mendidih dan menghasilkan uap. Jika uap tersebut keluar melalui nozzle/jet dan masuk ke dalam intake manifold, campuran menjadi sangat kaya dan menyebabkan mesin menjadi kasar atau mati. Sistem HIC dirancang untuk mengatasi masalah tersebut, sekaligus mengurangi CO dan HC dalam gas buang.
  • 14. Sistem kontrol emisi yang ada sekarang ini dapat dilihat pada tabel :
  • 15. BAGIAN III METHODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian
  • 16. Metode Taguchi Metode Taguchi adalah suatu metode dimana kualitas diukur berdasarkan deviasi dari karakteristik terhadap nilai targetnya. Bahwa kualitas suatu produk adalah kerugian minimum yang diberikan oleh suatu produk kepada masyarakat atau konsumen sejak mulai produk tersebut siap untuk dikirim ke konsumen Orthogonal Array Penelitian ini menggunakan L9(34) hal tersebut karena berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 3 faktor yang berpengaruh serta ada 3 level yang akan diuji. Eksperimen dipilih sejumlah 9 kali observasi karena dalam tabel standar orthogonal array yang mendekati 3 faktor dengan 3 level adalah kolom L9(34).
  • 17. Tabel . Standar Orthogonal Array 2 Level 3 Level 4 Level 5 Level Mixed _ Level L4( 23 ) L9( 34) L16(45 ) L25( 56 ) L18 ( 21 X 37) L8( 27 ) L27(313) L64(421 ) - L32 (21 X 49 ) L12( 211 ) L81(340) - - L36 (11 X 312 ) L16( 215 ) - - - L36 (23 X 313 ) L32( 231 ) • • • L54 ( 21 X 325 ) L64( 263 ) • • • L50 (21 X 5 11 )
  • 18. Data Eksperimen Layout design orthogonal array yang digunakan adalah L9(34) dan menggunakan 9 perlakuan eksperimen dengan 4 replikasi pada tiap perlakuan. Dimana huruf A (Bukaan Katup EGR dalam %), B (Variasi Beban), C (Bahan Bakar). Angka-angka 1,2 dan 3 menunjukkan level dari tiap parameter. ED1, ED2, ED3, dan ED4 menunjukkan hasil replikasi respon yang diukur dalam. Penyajian Data eksperimen dapat dilihat pada : EXP A B C ED1 ED2 ED3 ED4 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 3 3 4 2 1 2 5 2 2 3 6 2 3 1 7 3 1 3 8 3 2 1 9 3 3 2
  • 19. 3.3.Alat Percobaan dan Bahan Percobaan  1.Mesin Bensin Engine Toyota serie 5K ( 1500 cc )  2.Sistem EGR  3.Bahan Bakar  4.Engine Gas Analizer  5.Pengukur Daya 3.4.Prosedur Percobaan Prosedur yang harus dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut: - Melakukan tune up mesin pada objek penelitian. - Mempersiapkan premium , premium zat Aditif dan Pertamax. - Memeriksa perlengkapan pada genset - Mempersiapkan perlengkapan alat dan instrumen pengujian yang akan digunakan, seperti 4 in 1 Multi-Function Environtment Meter, stopwatch, gelas ukur, dan blower, Tachometer ,Timing Light
  • 20. Pengujian a).Torsi dan daya Pengamatan mulai dilakukan dengan membuka throttle valve sampai mesin menunjukkan putaran yang diinginkan (1500 rpm sampai 3000 rpm), melakukan penyimpanan data yang meliputi putaran mesin, daya mesin dan emisi gas buang kemudian dimatikan sampai temperatur mesin kembali normal dan pengujian dilakukan untuk tingkat lebih lanjut b).Konsumsi bahan bakar Memasang alat pengukur daya ,menghidupkan mesin,memanaskan mesin untuk mencapai suhu kerja mesin kurang lebih selama 5 menit (suhu oli ≥ 90°C), Menghidupkan blower, memasukkan bahan bakar secara bergantian pada gelas ukur, memposisikan bukaan EGR, membuka throttle valve secara perlahan hingga tercapai kecepatan yang diinginkan, memasang engine gas analizer pengamatan mulai dilakukan
  • 21. c).Pengukuran Gas Buang Pengukuran dilakuan untuk mengetahui Tingkat pembentukan Gas buang .Re-sirkulasi gas buang internal (selama pertukaran gas dengan overlap katup panjang) atau eksternal (gas buang yang didinginkan melalui katup) mengurangi puncak temperature pembakaran dan emisi Nox. diinginkan pada beban penuh (mengurangi daya) dan idle (dapat menyebabkan misfire). 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif. Hal ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran secara sistematik terhadap fenomena yang terjadi selama dilakukan pengujian
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Benzena, (Online). http://id.wikipedia.org/wiki/Benzena, diakses Agustus 2013. Anonim. Spesifikasi premium, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Premium/, diakses Agustus 2013 Anonim. Pedoman standart pengujian ISO 1585, (Online), www.infovusam.sk/pdf/prnormy/SC_05/ISO_D IS_1585en.pdf, diakses Agustus 2013. Anonim. Naphtalene, (Online). http://en.wikipedia.org/wiki/Naphtalene, diakses Agustus 2013. Anonim. Pengertian Fatty Acid, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemak, diakses 25 Agustus 2013. Anonim. Toulena, (Online). http://en.wikipedia.org/wiki/Toluene , diakses Agustus 2013. George Granger Brown. (1973). Unit Operations. New York Tokyo: Modern Asia Edition. Fesenko, Semyonov. 1973. THERMAL ENGINEERING. Moscow: PeacPublisher. Hal 331.Heywood, John B. 1988. Internal Combustion Engine Fundamentals. New York: McGraw-Hill, Inc.Halderman, James. D & Linder, Jim.2006. AutomotifFuel And Emissions Control Systems. New Jersey: Pearson education, Inc.Warju. 2009. Pengujian Performa Mesin Kendaraan Bermotor. Edisi Pertama. Surabaya: Unesa University Press. Service manual toyota kijang Seri 2K,3K,5K , Toyota 1981 tune up motor bensin 4 langkah – tersedia dalam .PDF diakses Agustus 2013. www.egavebriasandi.files.wordpress.com