1. Pengelolaan Limbah
Gas Industri
KELOMPOK 2 – KIMIA EKSTENSI
Achmad Firmansyah 062119076
Gian Hermawan 062119012
Lukman Afandi Muslim 062119081
Paula Wulandari Soetjipto 062119001
Zahra Mahmudah 062119010
2. 01
Table of Contents
#Limbah Gas
#DampakLimbahGas
#ContohTeknikPengelolaanLi
mbahGas
Pendahuluan
#IndustriSemen
#IndustriPulp&Paper
#PLTU
#Industri Pestisida
Contoh Kasus
Pengelolaan Limbah
Gas di Industri
02
4. Merupakan limbah yang disebabkan oleh
sumber alami maupun sebagai hasil
aktivitas manusia yang berbentuk molekul
gas.
Pada umumnya, limbah gas ini
memberikan dampak yang buruk bagi
kehidupan bagi makhluk hidup karena
mencemari udara, contohnya seperti
kebocoran gas, pembakaran parik, asap
pabrik sisa produksi, asap kendaraan, asap
mesin produksi, dll.
Limbah GAS
adalah…
5. Dampak Pencemaran Limbah Gas
Limbah gas adalah limbah yang fleksibel dan
keberadaannya tercampur dengan udara. Apabila
tidak dilakukan penanganan maka limbah gas akan
menyebabkan masalah yang berbahaya. Dampak
adanya pencemaran limbah antara lain:
- Pemanasan global
- Emisi karbon
- Hujan asam
- Daerah dengan oksigen kaleng
Pada mulanya dampak tersebut berskala kecil, namun
jika dibiarkan akan berskala besar dan berdampak
lebih parah terhadap keberlangsungan hidup.
6. Pengelolaan Limbah Gas
Limbah gas memerlukan penanganan yang pas dan
pengolahan khusus, biasanya pengolahan limbah gas
ini melibatkan alat-alat khusus yang membantu
mengatasi pencemaran udara. Secara umum ada 2
metode yang dapat digunakan untuk mengatasi hal
ini.
1. Pengurangan gas buang
2. Penggunaan metode fisik-kimia
7. 1. Penggunaan Gas Buang
Desulfurisasi Menurunkan suhu
pembakaran
Menggunakan
bahan bakar
alternatif
Menggunakan wet scrubber
Memasang alat pengubah katalitik
untuk menyempurnakan pembakaran Bahan bakar yang lebih
ramah lingkungan
8. 2. Penggunaan Metode Fisik-Kimia
Metode fase gas Metode fase cair Metode fase padat
Menyamarkan bau tidak
sedap
Penyerapan gas yang memiliki
tingkat kelarutan tinggi pada
zat cair
Penyerapan gas oleh
adsorben dalam bentuk
padat
Metode Pembakaran
Membakar langsung gas
senyawa organik hingga
menghasilkan CO2 dan H2O
11. Pengelolaan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Tipe Industri semen adalah industri yang dalam proses
pembuatannya terdapat proses pembakaran dengan suhu tinggi.
Hal ini berdampak dengan timbulnya emisi hasil pembakaran
berupa gas yang dapat menimbulkan efek rumah kaca.
Subtitusi Bahan Baku dari
Limbah/Bahan
sampingan dari Sektor
Industri lain
Penggunaan Bahan
Bakar Alternatif (Waste
Heat Recovery Power
Generation)
Inovasi Produk yang
proses pembuatannya
lebih ramah lingkungan
12.
13. Pengelolaan Emisi Udara Signifikan
(Partikulat)
Perseroan melakukan pengukuran emisi pencemar udara
(debu/partikulat, NOx, SOx) secara terus menerus dengan Continuous
Emission Monitoring System (CEMS). Selain melakukan pengukuran
secara kontinyu, Perseroan juga melakukan pengukuran emisi udara
signifikan setiap tiga bulan sekali di laboratorium (test house) yang
terakreditasi.
Beberapa titik sampling pengujian diantaranya:
✔ cerobong utama
✔ cerobong pendingin klinker
✔ cerobong penggilingan batubara
✔ cerobong penggilingan semen
14. Mengelola standar
kualitas batu bara (bahan
bakar) dan bahan baku
yang digunakan
Pemasangan
Electrostatic Precipitator,
Cyclone, Conditioning
Tower, dan Bag Filter
Inovasi berupa Modifikasi Bag Filter
dengan mereposisi Dust Collector
sehingga kadar dust fall di area
cement mill menjadi berkurang
Inovasi berupa Desain Ulang
Supporting Rod pada system
Electrostatic Precipitator agar part
tersebut lebih kuat dan tahan kerusakan
Pengelolaan Emisi Udara Signifikan
(Partikulat)
16. Fly Ash Bottom Ash
abu yang sangat ringan dan halus
yang dihasilkan oleh proses
pembakaran batu bara yang
dialirkan dari ruang pembakaran
berupa semburan asap, terdiri dari
partikel halus dan Fly ash juga
merupakan bahan anorganik yang
terbentuk dari perubahan bahan
mineral karena proses pembakaran.
Memiliki titik lebur sekitar 1300 °C
dan mempunyai kerapatan massa
(densitas), antara 2.0 – 2.5 g/cm3
abu yang sedikit kasar dan sedikit
lebih berat dari fly ash. Sehingga
bottom ash akan jatuh pada dasar
tungku pembakaran.
Limbah Gas Yang Dihasilkan
17. Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjung Jati B Jepara, Jawa tengah ini
menerapkan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD).
Flue Gas Desulfurization (FGD) merupakan proses pencampuran emisi
gas hasil pembakaran batu bara dengan batu kapur basah agar
kandungan SO2 yang dilepaskan ke atmosfer tidak mencemari udara.
Efektivitasnya mencapai 95%, sehingga SO2 yang dibuang melalui
cerobong PLTU Tanjung Jati B hanya di kisaran 300 mg/Nm3 dari baku
mutu yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 550 mg/ Nm3. (Pengamat
ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi)
20. Pengelolaan Limbah Gas
PT TOBA PULP LESTARI
Limbah Gas yang dihasilkan oleh PT Toba Pulp Lestari adalah :
Limbah Gas/ Udara/ Kebisingan yang dikelola adalah :
• Pergerakan kendaraan bermotor (mobil dan sepeda motor) di area
divisi Mill (pabrik)
• Genset area divisi Mill (pabrik)
• Emisi udara dari cerobong/stack Recovery Boiler, Multi Fuel Boiler,
Lime Kiln, Slaker, Bleaching Scrubber dan Incinerator
• Emisi udara dari operasi Turbine Generator dan Diesel Generator
21. Pengelolaan Limbah Gas yang dilakukan meliputi pengukuran kualitas udara,
pengukuran kebisingan, dan pengukuran tingkat kebauan. Kegiatan yang
dilakukan berupa :
• Optimasi efisiensi penangkapan debu oleh Electronics Precipitator
(ESP), Cyclone dan Lime Kiln dengan melakukan maintenance secara
berkala
• Mengoperasikan pengendalian emisi dengan menjadikan indikasi dari
alat CEM sebagai pedoan untuk melakukan kalibrasi alat CEM
• Pemasangan silencer pada relief valve pengaturan tekanan sistem
bertekanan rendah dan menengah
• Untuk melindungi tenaga kerja dari kebisingan, maka dibagikan ear
plug atau ear muff dan rutin melakukan rotasi kerja untuk mengurangi
tingkat kebisingan di lokasi kerja, sehingga aman bagi para pekerja
22. • Dilakukan pembakaran gas NCG di incinerator untuk mengurangi tingkat kebauan
di sekitar pabrik. Pada saat incinerator tidak dapat berfungsi, maka NCG tersebut
dikirim ke lime kiln untuk melalui proses pembakaran
• Menetapkan satu prosedur penanganan emisi udara berkaitan dengan sumber
bau, sehingga jika ada laporan terjadinya sumber bau di suatu lokasi, maka
tindakan yang akan dilakukan dapat terkoordinasi dengan baik dan masalah
dapat ditangani sesegera mungkin.
24. Pengelolaan Limbah Gas
SIANIDA PADA INDUSTRI PESTISIDA
Industri pestisida di Indonesia sebagian besar merupakan industri
formulasi ada juga yang gabungan antara industri formulai dengan
industri manufaktur seperti PT. Alfa Abadi Pestisda, dengan industri
bahan aktif bahan golongan karbamat dan industri formulasi baik cair
maupun padat. Limbah gasnya merupakan senyawa yang sangat
beracun karena mengandung senyawa methyl isocyanida (MIC) dalam
bentuk CN 1 mgr/lt, gas ini tak berbau dan tak berwarna, kita masih
ingat tragedi bopal India yang menewaskan ratusan ribu orang. Untuk
itu diperlukan penanganan yang baik dalam mengolah limbah gas
pada industri pestisida yaitu dengan kombinasi absorbsi, katalitik dan
kondensasi.
25. Sistem Pengolahan Limbah Gas
A. System Thermal Oxidation
1) Direct Flame Incenerator
2) Recuperation-Oxidation System
3) Regerative Oxidation System
B. Catalytic Oxidation System
C. Absorbsi