Dokumen tersebut membahas tentang materi Matriks pada mata kuliah Matematika Teknik. Terdapat penjelasan tentang konsep dasar matriks, contoh operasi penjumlahan, perkalian, dan pembagian matriks beserta sintaks pemrograman dalam bahasa C/C++. Juga dijelaskan tentang konsep vektor, transposisi, determinan, dan invers matriks beserta rumus-rumusnya.
slide ini berisi rangkuman dari mteri matriks SMA. mulai dari pengertian matriks, jenis-jenis matriks, transpose matriks, kesamaan dua matriks, operasi matriks, determinan matriks, dan invers matriks serta beberapa soal latihan untuk menguji pemahanan.
slide ini berisi rangkuman dari mteri matriks SMA. mulai dari pengertian matriks, jenis-jenis matriks, transpose matriks, kesamaan dua matriks, operasi matriks, determinan matriks, dan invers matriks serta beberapa soal latihan untuk menguji pemahanan.
Materi Pertemuan ke-3 Perkuliahan Aljabar Linier : Determinan Matriks, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Slide Presentasi Matriks kelas x, cocok buat guru maupun pelajar silahkan didownload, di share di edit, jika ada pertayaan dan kritik silahkan memberi komentar atau kirim via email.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Konsep dan Terapan Matriks
1. Matematika Teknik (3 sks)
Dosen: Ir. Sihar, MT.
Departemen Sistem Komputer
Fak. Teknik
Bandung 2002
Referensi:
[1]. ___Bahan kuliah Matematika Teknik, Departemen Elektroteknik, FT-ITB. 1996.
[2]. Bird, J. Higher Engineering Mathematics, sixth-edition. Elsevier. 2010
[3]. Schildt, H. Turbo C/C++: The Complete Reference. Osborne Publishing. 1992.
[4]. Strang, G. CALCULUS. MIT. 2009.
[5]. Wrede, R.C., Spiegel, M. Theory and Problems of Advanced Calculus, second edition. Schaum's
Outlines. McGraw-Hill. 2002.
MATRIKS
Matriks adalah sejumlah elemen-elemen yang tersusun secara indeks mulai dari 0 atau 1 pada
dimensi kolom dan baris, dan biasanya setiap ukurannya disebut dengan ordo; ordo matriks terdiri
dari baris x kolom. Misalkan matriks dengan ordo 2 x 3, artinya matriks tsb. terdiri dari 2-baris dan 3kolom.
Skema umum matriks ditunjukkan sbb:
kolom 1
kolom 2
kolom 3
kolom 4
baris 1
s[0][0]
s[0][1]
s[0][2]
s[0][3]
baris 2
s[1][0]
s[1][1]
s[1][2]
baris 3
s[2][0]
s[2][1]
baris 4
s[3][0]
s[3][1]
...
...
baris i
s[i][0]
s[i][1]
kolom j
s[2][3]
...
s[2][j]
s[3][2]
s[3][3]
...
s[3][j]
...
s[i][j]
s[i][3]
s[1][j]
...
s[i][2]
...
s[2][2]
...
s[0][j]
s[1][3]
...
...
Contoh sintaks pemrograman pengurangan matriks:
#include<iostream.h>
void main()
{
int i,j;
float z2[2][3],A[2][3]={
2,-1.8,2,
3,-1,-8.3
};
float B[2][3]={
2.1,-1.7,-2,
0.3,-1,-8
};
Halaman | 1
Ir. Sihar, MT. – Dept. SK
2. cout << "Pengurangan Matriks =n";
for(i=0;i<2;i++) {
for(j=0;j<3;j++) {
z2[i][j]=A[i][j]-B[i][j];
}
}
for(i=0;i<2;i++) {
for(j=0;j<3;j++) {
cout << " " << z2[i][j];
}
cout << endl;
}
}
Penjelasan:
2 െ1.8
2
2.1 െ1.7 െ2
െ0.1 െ0.1
4
ቂ
ቃെቂ
ቃൌቂ
ቃ
3 െ1 െ8.3
0.3 െ1 െ8
2.7
0
െ0.3
Contoh sintaks pemrograman perkalian matriks:
#include<iostream.h>
void main()
{
int i,j,k;
float z2[2][4],A[2][3]={
2,-1.8,2,
3,-1,-8.3
};
float B[3][4]={
2.1,-1.7,-2,1.1,
0.3,-1.2,-8,-1.1,
0.3,-1,-0.8,-0.1
};
cout << "Perkalian Matriks =n";
for(i=0;i<2;i++) {
for(k=0;k<4;k++) {
z2[i][k]=0;
for(j=0;j<3;j++) {
z2[i][k]+=A[i][j]*B[j][k];
}
}
}
for(i=0;i<2;i++) {
for(k=0;k<4;k++) {
cout << " " << z2[i][k];
}
cout << endl;
}
}
Penjelasan:
Perkalian dan pembagian matriks harus memenuhi syarat sbb:
ada dua matriks, A dan B, maka
untuk A dan B dapat dikali atau dibagi, jika dan hanya jika
jumlah kolom A == jumlah baris B
2.1 െ1.7 െ2 1.1
2 െ1.8
2
ቂ
ቃ ൈ 0.3 െ1.2 െ8 െ1.1 ൩
3 െ1 െ8.3
0.3 െ1 െ0.8 െ0.1
Halaman | 2
Ir. Sihar, MT. – Dept. SK
3.
ሺ2ሻሺ2.1ሻ ሺെ1.8ሻሺ0.3ሻ ሺ2ሻሺ0.3ሻ
ሺ3ሻሺ2.1ሻ ሺെ1ሻሺ0.3ሻሺെ8.3ሻሺ0.3ሻ
ሺ2ሻሺെ1.7ሻ ሺെ1.8ሻሺെ1.2ሻ ሺ2ሻሺെ1ሻ ሺ2ሻሺെ2ሻ ሺെ1.8ሻሺെ8ሻ ሺ2ሻሺെ0.8ሻ
ሺ3ሻሺെ1.7ሻ ሺെ1ሻሺെ1.2ሻ ሺെ8.3ሻሺെ1ሻ ሺ3ሻሺെ2ሻ ሺെ1ሻሺെ8ሻ ሺെ8.3ሻሺെ0.8ሻ
4.26 െ3.24 8.8 3.98
ቂ
ቃ
3.51
4.4 8.64 5.23
ሺ2ሻሺ1.1ሻ ሺെ1.8ሻሺെ1.1ሻ ሺ2ሻሺെ0.1ሻ
൨
ሺ3ሻሺ1.1ሻ ሺെ1ሻሺെ1.1ሻሺെ8.3ሻሺെ0.1ሻ
Vektor merupakan salah satu pencabangan matriks, oleh sebab vektor (vector) bisa disebutkan
sebagai matriks dengan ordo 2x1.
െ2
Contoh: A ቀ ቁ ⇒ vektor A dengan isi elemen: A11=-2 ; A12=3
3
Contoh perkalian matriks dan vektor:
1
െ1
െ0.5
െ2.5 െ2൩ ൈ ቂ
ቃ
2
െ1
4
ሺ1ሻሺെ0.5ሻ ሺെ1ሻሺ2ሻ
ሺെ2.5ሻሺെ0.5ሻ ሺെ2ሻሺ2ሻ
ሺെ1ሻሺെ0.5ሻ ሺ4ሻሺ2ሻ
െ2.5
െ2.75൩
8.5
െ2.5
Didapatkan vektor baru: െ2.75൩
8.5
Jika A dan B adalah dua matriks dengan ordo m1 x n1 dan m2 x n2, maka A x B ≠ B x A namun dapat
dikerjakan apabila m1=n2 dan m2=n1.
Contoh:
A=ሾെ1 1 2ሿ
െ2
B= 3 ൩
1
Maka: A x B sbb:
ሾሺെ1ሻሺെ2ሻ ሺ1ሻሺ3ሻ ሺ2ሻሺ1ሻሿ = ሾ7ሿ
Sintaksnya sbb:
#include<iostream.h>
void main()
{
int i,j,k;
float z2[1][1],A[1][3]={
-1,1,2,
};
float B[3][1]={
-2,
3,
1
};
cout << "Perkalian Matriks =n";
for(i=0;i<1;i++) {
for(k=0;k<1;k++) {
z2[i][k]=0;
for(j=0;j<3;j++) {
z2[i][k]+=A[i][j]*B[j][k];
}
}
Halaman | 3
Ir. Sihar, MT. – Dept. SK
4. }
for(i=0;i<1;i++) {
for(k=0;k<1;k++) {
cout << " " << z2[i][k];
}
cout << endl;
}
}
Dan B x A sbb:
ሺെ2ሻሺെ1ሻ ሺെ2ሻሺ1ሻ ሺെ2ሻሺ2ሻ
2 െ2 െ4
ሺ3ሻሺ1ሻ
ሺ3ሻሺ2ሻ ൌ െ3 3
ሺ3ሻሺെ1ሻ
6൩
ሺ1ሻሺെ1ሻ
ሺ1ሻሺ1ሻ
ሺ1ሻሺ2ሻ
െ1 1
2
Sintaksnya sbb:
#include<iostream.h>
void main()
{
int i,j,k;
float z2[3][3],A[1][3]={
-1,1,2,
};
float B[3][1]={
-2,
3,
1
};
cout << "Perkalian Matriks =n";
for(i=0;i<3;i++) {
for(k=0;k<3;k++) {
z2[i][k]=0;
for(j=0;j<1;j++) {
z2[i][k]+=B[i][j]*A[j][k];
}
}
}
for(i=0;i<3;i++) {
for(k=0;k<3;k++) {
cout << " " << z2[i][k];
}
cout << endl;
}
}
Penjelasan:
Dapat disimpulkan dua matriks A dan B dapat saling dikalikan akan menghasilkan masing-masing
matriks bujursangkar.
Untuk pembagian matriks dapat dijelaskan sebagai berikut:
Jika A.K = 1 ; dimana 1 dalam matriks disebut sebagai matriks identitas dengan anggota/elemen sbb:
1 0
ቂ
ቃ
0 1
ଵ
Maka K =
= A-1 ⇒ invers-A ; dengan catatan masing-masing A dan K merupakan matriks
bujursangkar, yakni jumlah baris dan kolom adalah sama atau dengan kata lain masing-masing
matriks memiliki ordo yang sama.
Untuk mencari invers dari suatu matriks dilakukan sbb:
Halaman | 4
Ir. Sihar, MT. – Dept. SK
5. െ1 െ1
1 0
ቃ maka I = ቂ
ቃ sehingga:
1
2
0 1
݇
݇ଵଶ
െ1 െ1
1 0
ቂ
ቃ x ଵଵ
൨=ቂ
ቃ
݇ଶଵ ݇ଶଶ
1
2
0 1
sehingga dapat dikerjakan sbb:
(-1)(k11)+(-1)(k21) = 1
(-1)(k12)+(-1)(k22) = 0
A.K = 1 ; jika A = ቂ
(1)(k11)+(2)(k21) = 0
(1)(k12)+(2)(k22) = 1
Dilakukan proses eliminasi sbb:
-k21 + 2k21 = 1 ⇒ k21=1 ; k11=-2
dan
-k22 + 2k22 = -1 ⇒ k22=1 ; k12=-1
െ2 െ1
Sehingga didapatkan, K = ቂ
ቃ
1
1
Teknik dan metode lain dapat dilakukan dengan rumus:
Pembuktian:
ଵ
െ1 െ1
2
1
െ2 െ1
A= ቂ
ቃ ; maka ିܣଵ ൌ ሺିଶିሺିଵሻሻ ቂ
ቃൌቂ
ቃ ... terbukti ☺
1
2
െ1 െ1
1
1
Disebutkan matriks transponse, apabila elemen baris ke-i menjadi kolom ke-i; misalkan diketahui
െ2 1
െ2 0 2
suatu matriks Z = 0 െ1൩ maka ZT = ቂ
ቃ ; sehingga bisa disimpulkan jika Z dengan
1 െ1 0
2
0
T
ordo 3x2, maka Z = matriks dengan ordo 2x3.
Determinan suatu matriks 3x3 dapat dicari dengan cara berikut ini:
െ1 1 2
െ1 1 2
A = 2 0 െ2൩ ⇒ det-A = อ 2 0 െ2อ = -1[(0)(2)-(-2)(1)] – 1[(2)(2)-(-2)(1)] + 2[(2)(1)-(0)(1)]
1 1 2
1 1 2
det-A = -1(2) – 1(6) + 2(2) = -4
Dengan demikian, dapat dirumuskan sbb:
ݖ ݕ ݔ
Jika A = ܽ ܾ ܿ ൩ , maka:
݀ ݁ ݂
det-A = x[(b)(f)-(c)(e)] – y[(a)(f)-(c)(d)] + z[(a)(e)-(b)(d)]
Berikut sintaks pemrogramannya:
#include<iostream.h>
void main()
{
int i,j,A[3][3];
Halaman | 5
Ir. Sihar, MT. – Dept. SK
6. for(i=0;i<3;i++) {
for(j=0;j<3;j++) {
cout << "A[" << i+1 << "][" << j+1 << "]: ";
cin >> A[i][j];
}
}
cout << endl;
for(i=0;i<3;i++) {
for(j=0;j<3;j++) {
cout << A[i][j] << " ";
}
cout << endl;
}
cout << "ndet-A = ";
cout << A[0][0]*((A[1][1]*A[2][2])-(A[1][2]*A[2][1]))A[0][1]*((A[1][0]*A[2][2])-(A[1][2]*A[2][0]))+A[0][2]*((A[1][0]*A[2][1])(A[1][1]*A[2][0]));
}
Matriks juga dapat digunakan untuk mencari variabel pada persamaan linier dengan n-variabel.
Misalkan:
x + 2y + 3z = 1
2x – y + z = 0
x + y – 2z = -1
Maka ketiga persamaan ini dapat ditransformasikan ke dalam bentuk perkalian matriks terhadap
vektor sbb:
ݔ
1 2
3
1
2 െ1 1 ൩ ݔቈ ݕ ൌ 0 ൩
ݖ
1 1 െ2
െ1
Demikian juga:
x–y=2
-4x + y = 1
Maka, jika ditransformasikan ke dalam bentuk perkalian matriks terhadap vektor adalah sbb:
ݔ
1 െ1
2
ቂ
ቃ ݔቂݕቃ ൌ ቂ ቃ
െ4 1
1
yakni:
AxK=Z
Untuk mencari nilai-eigen A dilakukan dengan cara sbb:
1 െ ߣ െ1
ቚ
ቚ ⇒ (1-λ)(1-λ) – (-1)(-4) = 0 ; (1-2λ+λ2) – 4 = 0 ; -3 – 2λ + λ2
െ4 1 െ ߣ
2
Maka: λ – 2λ – 3 ⇔ (λ-3)(λ+1) = 0
λ1 = 3 dan λ2 = -1
Halaman | 6
Ir. Sihar, MT. – Dept. SK