1. Jurnal Refleksi Dwimingguan
Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Siswa
Oleh: Ismail Abdul Haris Beda, S.Pd,Gr
Calon Guru Penggerak Angkatan 7
setelah saya mengikuti dan mempelajari modul 3.3. dengan topik Pengelolaan Program yang
Berdampak Positif pada Siswa. Dalam menulis jurnal, saya menggunakan model 4F, yakni Fact
(peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan).
Berikut jurnal refleksi dwimingguan modul 3.3. dengan topik Pengelolaan Program yang
Berdampak Positif pada Siswa.
1. Fact (Peristiwa)
Saya memulai mempelajari modul 3.3. dengan topik Pengelolaan Program yang Berdampak
Positif pada Siswa di LMS dengan alur MERDEKA, yakni:
a. Mulai dari Diri
Pada tanggal 15 Mei 2023, saya mulai mempelajari modul 3.3 Pengelolaan Program yang
Berdampak Positif pada Siswa dengan mengerjakan tugas yang ada di bagian Mulai dari Diri.
Tujuan kegiatan Mulai dari Diri adalah melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar
mereka di masa lalu untuk menyimpulkan apa yang dimaksud dengan program yang
berdampak pada murid.
Di bagian awal Mulai dari Diri 3.3., ada pertanyaan pemantik, yakni:
1) Apa yang dimaksud dengan program yang berdampak pada murid?
2) Bagaimana kaitan antara program yang berdampak pada murid dengan kepemimpinan murid
(student agency)?
Jawaban saya:
1) Program yang berdampak kepada murid adalah program yang buat sesuai kebutuhan murid
untuk mengembangkan potensi murid dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
2) Adanya program yang berdampak kepada murid akan mendukung terwujudnya
kepemimpinan murid (student agency).
Di bagian ini saya juga melakukan refleksi terkait pengalaman selama menjadi murid dalam
mengikuti program di sekolah. Saya juga melakukan refleksi terkait pembelajaran apa yang
ingin diharapkan setelah mempelajari modul 3.3. ini.
b. Eksplorasi Konsep
Di bagian eksplorasi konsep, saya belajar di LMS tentang kepemimpinan murid (student
agency). Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat
mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan
“agency”. Murid mendemonstrasikan “student agency” ketika mereka mampu mengarahkan
pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan
2. pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada
komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan
tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.
Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan:
saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan
(choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara,
pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi
seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri Voice (suara) adalah pandangan, perhatian,
gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah,
komunitas, dan sistem pendidikan mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan
keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya. Pilihan (choice) adalah peluang yang
diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-kesempatan dalam ranah sosial,
lingkungan, dan pembelajaran. Sementara itu, kepemilikan adalah kondisi saat murid
terhubung (baik secara fisik, kognitif, emosional) dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat
aktif, dan menunjukkan investasi pribadi dalam proses belajarnya, maka kita dapat mengatakan
bahwa tingkat rasa kepemilikan mereka terhadap proses belajar tinggi.
Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan bagi
murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat mewujud
sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam dirinya.
Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa
karakteristik, di antaranya adalah:
1. Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir
positif dan merasakan emosi yang positif
2. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif,
dan bijaksana
3. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses
pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya
4. Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama,
serta masyarakat, dan lingkungan di sekitarnya
5. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan
menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui
pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan
6. Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam
proses belajarnya sendiri
7. Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus
bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan
Komunitas-komunitas yang mendukung kepemimpinan murid akan memahami bahwa
sesungguhnya murid-murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan. Mereka akan berusaha
menciptakan kesempatan-kesempatan yang mendorong tumbuhnya dan berkembangnya
berbagai sikap dan keterampilan-keterampilan penting dalam diri murid, misalnya sikap
percaya diri, mandiri, kreatif, gigih, keterampilan berpikir kritis, dalam berbagai interaksi yang
mereka lakukan dengan murid, sehingga murid akan senantiasa merasa didukung, berdaya, dan
memiliki efikasi diri yang tinggi. Komunitas memiliki peran penting dalam membantu
mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena:
3. 1. Membantu menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan suara
mereka.
2. Membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara
yang dibuatnya.
3. Membantu membentuk identitas diri dan efikasi diri murid yang lebih kuat
4. Membantu murid untuk dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat memberikan
kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat serta lingkungan di
sekitarnya.
c. Ruang Kolaborasi
Ruang kolaborasi di modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Siswa ini
dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok dan yang
kedua adalah presentasi hasil diskusi tersebut. Semua itu dilakukan secara daring melalui
Gmeet. Diskusi kelompok di ruang kolaborasi pertama dilakukan pada tanggal 22 Mei 2023.
Sementara itu, presentasi hasil diskusi dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2023.
d. Demonstrasi kontekstual
dijadwalkan pada tanggal 23 dan 24 Mei 2023. Di bagian ini saya mendapatkan tugas dengan
tujuan mengembangkan ide dari ruang kolaborasi menjadi sebuah prakarsa perubahan dalam
bentuk rencana program/kegiatan yang memanfaatkan model manajemen perubahan BAGJA.
e. Elaborasi Pemahaman
Tujuan elaborasi pemahaman di modul 3.3. adalah calon guru penggerak dapat mengelaborasi
pemahamannya tentang strategi pengelolaan sumber daya melalui proses tanya jawab dan
diskusi menggunakan moda konferensi daring dengan instruktur. Saya melakukan elaborasi
pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet pada tanggal 26 Mei 2023. Instruktur yang
memandu kegiatan elaborasi adalah bapak Simon Rafael.
f. Koneksi Antar-Materi
Di bagian koneksi antarmateri Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada
Siswa, saya membuat simpulan, keterkaitan dengan modul lainnya, dan refleksi. Hasil koneksi
antarmateri modul 3.2. saya tuangkan dalam tautan:
g. Aksi Nyata
Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 3.3 yang diterapkan secara nyata. Di aksi
nyata ini saya membuat rencana program dengan BAGJA. Namun, di aksi nyata ini poin utama
yang dijelaskan adalah pada tahap B (buat rencana) dan A (Ambil Pelajaran).
2. Feeling (Perasaan)
Selama saya mempelajari modul 3.3., saya merasakan perasaan yang semangat dan senang.
Saya bersemangat karena di modul 3.3. saya belajar mengenai kepemimpinan murid, suara,
pilihan, dan kepemilikan, lingkungan yang menumbuhkan suara, pilihan, dan kepemilikan, dan
peran komunitas dalam mewujudkan lingkungan belajar. Saya juga merasa tertantang dengan
4. tugas yang ada di modul 3.3. ini karena saya harus membuat sebuah program yang berpihak
kepada siswa.
3 Findings (Pembelajaran):
Di Modul 3.3. saya menjadi paham tentang program yang berdampak positif pada murid.
Ternyata, program yang dirancang untuk dilaksanakan siswa adalah program yang
memperhatikan aspek suara, pilihan, dan kepemilikan siswa. Tujuan utamanya adalah tentu
untuk mewujudkan kepemimpinan murid atau student agency. Program juga harus dirancang
dengan memperhatikan profil pelajar Pancasila. Tidak hanya itu, program juga disesuaikan dan
memperhatikan lingkungan yang mendukung siswa dalam belajar.
4. Future (Penerapan)
Setelah memahami modul 3.3., saya akan menerapkan materi-materi di dalamnya saat
merancang sebuah program yang berdampak pada murid. Setelah itu, saya akan melaksanakan
program yang sudah dirancang dengan baik sehingga diharapkan terwujud kepemimpinan
murid melalui program tersebut.