Distribusi binomial sering juga disebut distribusi Bernoulli. Distribusi binomial ditemukan oleh James Bernoulli. Distribusi binomial adalah suatu distribusi teoretis yang menggunakan variabel random diskrit yang terdiri dari dua kejadian yang berkomplemen, seperti sukses-gagal, ya-tidak, baik-cacat, kepala-ekor.
Secara lengkap kunjungi:
https://emanmendrofa.blogspot.com/2020/05/distribusi-binomial.html
Distribusi binomial sering juga disebut distribusi Bernoulli. Distribusi binomial ditemukan oleh James Bernoulli. Distribusi binomial adalah suatu distribusi teoretis yang menggunakan variabel random diskrit yang terdiri dari dua kejadian yang berkomplemen, seperti sukses-gagal, ya-tidak, baik-cacat, kepala-ekor.
Secara lengkap kunjungi:
https://emanmendrofa.blogspot.com/2020/05/distribusi-binomial.html
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
3. SILABI
Pengertian Populasi dan Sampel
Teknik Sampling
Jenis-jenis Teknik Sampling
- Random Sampling
- Non Random Sampling
3
4. A. SAMPEL
Sampel atau contoh adalah sebagian
dari populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti. Sampel yang baik, yang
kesimpulannya dapat dikenakan pada
populasi, adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.
4
5. B. TEKNIK SAMPLING
1)Pengertian teknik sampling
Teknik pengambilan sample atau teknik
sampling adalah teknik pengambilan
sampel dari populasi. Sampel yang
merupakan sebagaian dari populasi tsb.
kemudian diteliti dan hasil penelitian
(kesimpulan) kemudian dikenakan pada
populasi (generalisasi).
5
6. 2) Manfaat sampling
Menghemat beaya penelitian.
Menghemat waktu untuk penelitian.
Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.
Memperluas ruang lingkup penlitian.
3) Syarat-syarat teknik sampling
Teknik sampling boleh dilakukan bila populasi
bersifat homogen atau memiliki karakteristik
yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama.
Bila keadaan populasi bersifat heterogen,
sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak
representatif atau tidak dapat menggambarkan
karakteristik populasi.
6
7. JENIS-JENIS TEKNIK SAMPLING
TEKNIK
SAMPLING
NON RANDOM
SAMPLING
RANDOM
SAMPLING
RAMBANG SEDERHANA
SISTEMATIS
RAMBANG PROPORSIONAL
RAMBANG BERTINGKAT
KLUSTER
PURPOSIVE SAMPLING
SNOWBALL SAMPLING
QUOTA SAMPLING
ACCIDENTAL SAMPLING
7
8. 4. Jenis-jenis teknik sampling
a. Random sampling
Teknik sampling probabilitas atau random
sampling merupakan teknik sampling yang
dilakukan dengan memberikan peluang atau
kesempatan kepada seluruh anggota populasi
untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel
yang diperoleh diharapkan merupakan sampel
yang representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut.
8
9. Cara-cara random sampling
1) Teknik sampling secara rambang sederhana.
Cara paling populer yang dipakai dalam proses
penarikan sampel rambang sederhana adalah
dengan undian.
Setiap elemen dalam populasi mempunyai
kesempatan sama untuk diseleksi sebagai subyek
dalam sampel. Satu hal penting, peneliti harus
mengetahui jumlah responden yang ada dalam
populasi penelitian
Sampling ini memiliki bias terkecil dan generalisasi
9
10. Cara-cara random sampling
Syarat yang harus dipenuhi untuk rambang sederhana adalah:
a. Ukuran populasi harus terhingga, besarnya populasi harus
diketahui oleh peneliti, populasi yang bersifat konseptual atau
teoretis dapat dikategorikan pada populasi tak terhingga.
Populai yang terlalu banyak juga termasuk populasi tak
terhingga.
b. Anggota populasi harus homogen, anggota populasi yang
mempunyai karakteristik yang dianggap sama atau pada
umumnya sama (homogen) samplingnya dapat dilakukan dengan
sampling acak. Populasi yang anggotanya mempunyai
karakteristik berbeda-beda sampelnya tidak dapat diambil
dengan cara sampling acak.
c. Cara lain mengambil sampel secara acak ialah dengan
menggunakan tabel bilangan acak. Ada berbagai tabel bilangan
acak salah satunya dapat dilihat di kalkulator
Cara menggunakan tabel bilangan acak adalah sebagai berikut:
10
11. 1111
1) Pertama-tama semua anggota populasi diberi nomor urut.
Jika populasi ada 500, maka berilah semua anggota
populasi nomor urut 1, 2, 3, dst. …… 500.
Misalnya jumlah sampel yang diambil ada 75.
2) Pilih secara acak atau acak baris dan kolom pada tabel
bilangan random, misalnya dipilih:
baris kedua kolom 05-09,
baris ketiga kolom 10-14,
baris keempat kolom 20-24,
baris kelima kolom 25-29.
3) baris keenam kolom15-19,
baris kesembilan kolom 25-29.
12. 1212
Dimulai dari baris kedua kolom 05-09, pilihlah berurutan
ke bawah digit yang tiga angka pertama-nya sesuai
dengan nomor anggota populasi.
Setelah digit yang ada pada kolom tersebut habis,
lanjutkan pada kolom berikutnya, dst . sampai diperoleh
sampel sebanyak 75.
4) Dari hal di atas, nomor yang menjadi sampel adalah:
176, 374, 092, 036, 124, 214,
112, 106, 206, 108, 298, 499, 072, 448, 428,
466, 162, 100, 473, 456, 234, 373, 284
364, 417.
13. Cara-cara random sampling
2) Teknik sampling secara sistematis
(systematic sampling)
Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil
setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.
Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap
ke n elemen) dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih
sampelnya pada setiap jarak interval tertentu. Jarak interval
misalnya ditentukan angka pembagi 5,6 atau 10. Atau dapat
menggunakan dasar urutan abjad
Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya
daftar semua anggota populasi
13
14. 1414
Cara Pengambilan Sampel
Suatu populasi yang mempunyai anggota 500 individu, akan
diambil sampelnya dengan teknik ini sebanyak 50 individu,
maka pertama-tama peneliti memberi nomor urut pada setiap
anggota populasi dengan urutan nomor 1, 2, 3, ….., 500.
Kemudian peneliti membuat interval pada nomor-nomor
anggota populasi misalnya dengan interval 10 angka,
sehingga diperoleh 50 kelompok bilangan (kelas interval).
Setiap kelas interval secara acak ditetapkan bilangan mana
akan diambil anggotanya untuk dijadikan sampel yang
mewakili interval tersebut.
Misalnya ditetapkan 7 sebagai nomor yang mewakili kelas
interval pertama ( 1 s.d. 10), maka selanjutnya akan didapati
17 untuk mewakili kelas interval kedua (11 s.d. 20).
Selanjutnya 27 mewakili kelas interval ketiga, dan
seterusnya, sampai 497 untuk mewakili kelas interval terakhir
atau kelima puluh (491 s.d. 500).
Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 50.
15. Cara-cara random sampling
(lanjutan)
3) Teknik sampling secara rambang proporsional.
Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopu-
lasi maka sample penelitian diambil dari setiap
subpopulasi. Untuk dapat memenuhi prinsip
proporsional, pertama-tama peneliti harus
mengetahui macam dan banyaknya kelompok
atau kategori dalam populasi.
Contoh:
Misalnya ada 245 pegawai dalam sebuah kantor
yang terdiri dari 100 orang golongan I, 75 orang
golongan II, 50 orang golongan III dan 20 orang
golongan IV. Jika kita akan mengambil sebuah
sampel proporsional berukuran 15, maka kita harus
mengambil :
15
16. a. (100/245) x 15 = 6,12 atau 6 orang golongan I
b. (75/245) x 15 = 4,59 atau 5 orang golongan II
c. (50/245) x 15 = 3,06 atau 3 orang golongan III
d. (20/245) x 15 = 1,20 atau 1 orang golongan IV
Dengan demikian diperoleh sebuah sampel proporsional berukuran
15 yang terdiri dari 6 orang gol.I, 5 orang gol.II, 3 orang gol.III, dan 1
orang gol.IV.Oleh karena itu maka keempat golongan pegawai itu
merupakan strata.
04/27/15 Designed by Kuntjojo, AKBID Pamenang, Pare 16
Cara-cara random sampling
(lanjutan)
17. Cara-cara random sampling
(lanjutan)
4) Teknik sampling secara rambang bertingkat
(stratified sampling)
Bila subpopulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan
sampel sama seperti pada teknik sampling secara proporsional.
Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan
melakukan pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata.
Selanjutnya dari masing-masing strata dipilih sampelnya secara
random sesuai proporsinya.
Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik
yang berbeda, misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau
responden dapat dibedakan menurut jenis kelamin; laki-laki dan
perempuan, dll.
Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila
menggunakan teknik random. Karena hasilnya mungkin satu
kelompok terlalu banyak yang terpilih menjadi sampel.
17
18. 1818
Cara pengambilan sampel
Pertama mengidentifikasi karakteristik umum anggota
populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis
karakteristik unit-unit tersebut.
Setelah ditentukan stratanya, baru dari masing-masing strata
diambil sampel yang mewakilinya.
Pengambilan sampel tahap kedua ini, biasanya dilakukan
dengan cara acak, karenanya disebut stratified random
sampling.
Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata
memadai, maka dalam teknik ini sering pula dilakukan
perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan
masing-masing strata.
Apabila sampling memperhatikan daerah (sampling area)
maka dalam hal ini setiap wilayah harus pula terwakili dalam
sampel.
19. Contoh Stratified Random Sampling:
Populasi 900 orang
Dibagi tiga
Gr gol.II Gr gol. III Gr gol. IV
300 orang 300 orang 300 orang
Pilih secara acak Pilih secara acak Pilih secara acak
Untuk 90 orang Untuk 90 orang Untuk 90 orang
20. Cara-cara random sampling
(lanjutan)
5) Teknik sampling secara kelompok
(cluster sampling)
Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik
populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian
karena populasi tersebar di wilayah yang amat
luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan
sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang
ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan
sampel semacam ini disebut cluster sampling atau
multi-stage sampling.
20
21. Cara-cara random sampling
(lanjutan)
5) Teknik sampling secara kluster
(cluster sampling)
Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam
cluster atau kelompok, jika ada beberapa
kelompok dengan heterogenitas dalam
kelompoknya dan homogenitas antar kelompok.
Teknik cluster sering digunakan oleh para
peneliti di lapangan yang mungkin wilayahnya
luas.
Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien
dalam hal ketepatan serta tidak umum
21
22. Contoh sampling secara kelompok (cluster)
Untuk meneliti pendapatan keluarga di Sulawesi
Selatan, sampel kelompok dapat digunakan. Kita
memilih 2 dari 23 kabupaten, dan dari masing-masing
kabupaten terpillih satu kecamatan, kemudian dari
setiap kecamatan dipilih 3 desa sebagai sampel. Jadi,
ada 2 x 1 x 3 = 6 desa yang terpilih sebagai
sampel.Keluarga-keluarga yang ada dalam 6 desa
terpilih itu menjadi anggota sampel kelompok karena
desanya terpilih.
22
23. b. Nonrandom sampling
1) Purposive sampling (sampel secara pertimbangan
tertentu)
Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang
dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Pelaksanaan pengambilan sampel yang menggunakan teknik ini, mula-mula
peneliti harus mengidentifikasi semua karakteristik populasi, maupun dengan
cara lain dalam mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi.
Setelah itu barulah peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya,
sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian.
Jadi teknik pengambilan sampel dengan pupossive sampling berdasarkan pada
pertimbangan pribadi peneliti.
23
24. Contoh Purposive Sampling
Seorang peneliti mengambil sampel siswa-siswa
peringkat satu dalam mata pelajaran matematika dari
setiap kelas karena ingin mengetahui faktor-faktor
yang membuat siswa-siswa tersebut berprestasi
04/27/15 Designed by Kuntjojo, AKBID Pamenang, Pare 24
25. 2) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola
salju).
Proses pengambilan sample dengan cara sambung
menyambung informasi dari unit satu dengan unit lain
sehingga menjadi satu kesatuan unit yang banyak
Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan
sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan
berdasarkan informasi dari sampel pertama, sampel
ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample
kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin
besar, seolah-olah terjadi efek bola salju
25
26. 3) Quota sampling (penarikan sample secara
jatah).
Teknik sampling ini dilakukan dengan cara pertama-
tama menetapkan berapa besarnya jumlah sampel yang
diperlukan.
Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek
yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses
pengumpulan data.
Kemudian menetapkan banyaknya jatah atau quotum,
maka jatah atau quotum itulah yang dijadikan dasar
untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.
Anggota populasi manapun yang akan diambil, tidak
menjadi masalah, yang penting jumlah quotum yang
sudah ditetapkan dapat dipenuhi.
26
27. 4) Accidental sampling atau
conveniencesampling (penarikan sampel
secara kebetulan)
Metode yang proses pengambilan sampelnya cukup
dengan mengambil siapa saja yang kebetulan ditemui
oleh observer di lapangan sesuai kebutuhan studi.
Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel
yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan
secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi
peneliti saat pengumpulan data dilakukan
27
28. Contoh Accidental Sampling (penarikan
sampel secara kebetulan).
Sebuah sampel batu bara dari kereta terbuka
dapat di ambil dari bagian teratas 10 – 20 cm.
Batu baa yang terpilih karena kebetulan berada
pada lapisan atas dalam kereta terbuka tersebut.
04/27/15 Designed by Kuntjojo, AKBID Pamenang, Pare 28