Dokumen tersebut membahas tentang displacement tooth atau luksasi gigi yang merupakan cedera gigi yang sering terjadi pada anak. Jenis-jenis cedera gigi akibat trauma yang dibahas meliputi konkusi, subluksasi, intrusi, luksasi lateral, dan ekstrusi. Setiap jenis cedera memiliki gejala klinis dan radiografis yang berbeda-beda serta penatalaksanaannya juga disesuaikan dengan diagnosis cedera gigi yang terjadi.
Laporan ini membahas tentang penyakit infeksi jaringan periodontal seperti periodontitis kronis, periodontitis agresif, dan necrotizing ulcerative periodontitis. Periodontitis kronis adalah bentuk periodontitis paling umum yang ditandai dengan inflamasi gusi, poket periodontal, dan kehilangan tulang. Periodontitis agresif menyerang individu muda dan berkembang lebih cepat. Necrotizing ulcerative periodontitis ditandai dengan nekrosis dan ulkusasi gusi yang dap
Dokumen tersebut membahas tentang displacement tooth atau luksasi gigi yang merupakan cedera gigi yang sering terjadi pada anak. Jenis-jenis cedera gigi akibat trauma yang dibahas meliputi konkusi, subluksasi, intrusi, luksasi lateral, dan ekstrusi. Setiap jenis cedera memiliki gejala klinis dan radiografis yang berbeda-beda serta penatalaksanaannya juga disesuaikan dengan diagnosis cedera gigi yang terjadi.
Laporan ini membahas tentang penyakit infeksi jaringan periodontal seperti periodontitis kronis, periodontitis agresif, dan necrotizing ulcerative periodontitis. Periodontitis kronis adalah bentuk periodontitis paling umum yang ditandai dengan inflamasi gusi, poket periodontal, dan kehilangan tulang. Periodontitis agresif menyerang individu muda dan berkembang lebih cepat. Necrotizing ulcerative periodontitis ditandai dengan nekrosis dan ulkusasi gusi yang dap
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut membahas mengenai:
1. Pentingnya riwayat kesehatan pasien dalam merencanakan perawatan gigi
2. Teknik pemeriksaan TMJ dan tes vitalitas, perkusi, tekanan
3. Jenis hubungan antara gigi sulung dan permanen
Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Oklusal adjustment merupakan penyesuaian kontak harmonis antara gigi atas dan bawah dengan mengasah permukaan gigi. Tindakan ini dapat mengurangi tekanan trauma pada jaringan periodontal dan memperbaiki hubungan fungsional selama kunyahan. Oklusal adjustment hanya dianjurkan jika terdapat gejala trauma oklusal seperti mobilitas gigi atau nyeri saat kunyahan.
Prosedur pasang-lepas alat ortodonti lepasan meliputi pemberian instruksi kepada pasien, posisi yang tepat saat memasang dan melepas alat, serta periksa retensi dan jarak baseplate. Ada kemungkinan masalah seperti pergeseran gigi, hasil cetakan yang tidak akurat, atau alat yang dibuat kurang baik. Prosedur pemasangan mencakup penjelasan komponen alat dan memastikan tidak ada bagian yang melukai gusi
Karies gigi disebabkan oleh bakteri yang menghasilkan asam dari fermentasi karbohidrat, menyebabkan demineralisasi enamel dan dentin. Gejala karies antara lain nyeri, bau mulut, dan gangguan aktivitas. Pencegahan meliputi pembersihan gigi yang benar dan diet rendah gula, sedangkan pengobatannya meliputi tambalan atau ekstraksi.
1. Nekrosis pulpa terjadi ketika terdapat kematian jaringan pulpa yang disebabkan oleh pulpitis ireversibel yang tidak dirawat atau trauma yang mengganggu sirkulasi darah ke pulpa.
2. Inflamasi pulpa berhubungan dengan intensitas kerusakan jaringan pulpa. Iritasi ringan menyebabkan sedikit inflamasi, sedangkan iritasi parah menyebabkan inflamasi parah.
3. Selama inflamasi, terjadi peningkatan sel inflamasi dan permeabilit
Dokumen tersebut membahas morfologi gigi sulung dan perbandingannya dengan gigi permanen. Gigi sulung memiliki mahkota, akar, dan pulpa yang lebih kecil dibanding gigi permanen. Terdapat perbedaan antara gigi sulung mandibula dan maksila dalam hal waktu erupsi, bentuk, dan ukuran. Dokumen juga membahas beberapa abnormalitas morfologi yang dapat terjadi pada gigi sulung.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mahkota tiruan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi gigi yang rusak. Terdapat mahkota penuh yang dibuat dari porselen, logam, atau gabungan porselen-logam, mahkota parsial, serta mahkota yang digunakan untuk gigi yang telah dirawat saluran akarnya dengan menggunakan pasak dan inti. Setiap jenis mahkota memiliki indikasi dan kontraindikas
Dokumen tersebut membahas tentang kasus seorang wanita dengan keluhan gigi depan berwarna kecoklatan yang ingin melakukan perawatan pemutihan gigi. Dokumen ini juga membahas tentang penyebab perubahan warna gigi secara ekstrinsik dan intrinsik serta teknik pemutihan gigi.
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut membahas mengenai:
1. Pentingnya riwayat kesehatan pasien dalam merencanakan perawatan gigi
2. Teknik pemeriksaan TMJ dan tes vitalitas, perkusi, tekanan
3. Jenis hubungan antara gigi sulung dan permanen
Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Oklusal adjustment merupakan penyesuaian kontak harmonis antara gigi atas dan bawah dengan mengasah permukaan gigi. Tindakan ini dapat mengurangi tekanan trauma pada jaringan periodontal dan memperbaiki hubungan fungsional selama kunyahan. Oklusal adjustment hanya dianjurkan jika terdapat gejala trauma oklusal seperti mobilitas gigi atau nyeri saat kunyahan.
Prosedur pasang-lepas alat ortodonti lepasan meliputi pemberian instruksi kepada pasien, posisi yang tepat saat memasang dan melepas alat, serta periksa retensi dan jarak baseplate. Ada kemungkinan masalah seperti pergeseran gigi, hasil cetakan yang tidak akurat, atau alat yang dibuat kurang baik. Prosedur pemasangan mencakup penjelasan komponen alat dan memastikan tidak ada bagian yang melukai gusi
Karies gigi disebabkan oleh bakteri yang menghasilkan asam dari fermentasi karbohidrat, menyebabkan demineralisasi enamel dan dentin. Gejala karies antara lain nyeri, bau mulut, dan gangguan aktivitas. Pencegahan meliputi pembersihan gigi yang benar dan diet rendah gula, sedangkan pengobatannya meliputi tambalan atau ekstraksi.
1. Nekrosis pulpa terjadi ketika terdapat kematian jaringan pulpa yang disebabkan oleh pulpitis ireversibel yang tidak dirawat atau trauma yang mengganggu sirkulasi darah ke pulpa.
2. Inflamasi pulpa berhubungan dengan intensitas kerusakan jaringan pulpa. Iritasi ringan menyebabkan sedikit inflamasi, sedangkan iritasi parah menyebabkan inflamasi parah.
3. Selama inflamasi, terjadi peningkatan sel inflamasi dan permeabilit
Dokumen tersebut membahas morfologi gigi sulung dan perbandingannya dengan gigi permanen. Gigi sulung memiliki mahkota, akar, dan pulpa yang lebih kecil dibanding gigi permanen. Terdapat perbedaan antara gigi sulung mandibula dan maksila dalam hal waktu erupsi, bentuk, dan ukuran. Dokumen juga membahas beberapa abnormalitas morfologi yang dapat terjadi pada gigi sulung.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mahkota tiruan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi gigi yang rusak. Terdapat mahkota penuh yang dibuat dari porselen, logam, atau gabungan porselen-logam, mahkota parsial, serta mahkota yang digunakan untuk gigi yang telah dirawat saluran akarnya dengan menggunakan pasak dan inti. Setiap jenis mahkota memiliki indikasi dan kontraindikas
Dokumen tersebut membahas tentang kasus seorang wanita dengan keluhan gigi depan berwarna kecoklatan yang ingin melakukan perawatan pemutihan gigi. Dokumen ini juga membahas tentang penyebab perubahan warna gigi secara ekstrinsik dan intrinsik serta teknik pemutihan gigi.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
Kartu stts orto
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
KARTU STATUS ORTODONSIA
NO. Kartu
NO. Dental Unit
Instruktur
: 02
:1
: drg. Sapta Rianta H., Sp. Ort
: Samita Oktavia
Perawatan aktif mulai tgl : …..……….…
: Peremuan
Perawatan pasif mulai tgl : …..……….…
: Banjarmasin, 14 oktober 2001 (12thn)
Perawatan selesai tgl
: …………...…
: Jl. Kuripan Gang 6 Banjarmasin
Model No: ………… tgl :…………..…..
……………………………………………….
: …………
: ……………..
Telp (Hp) : 085346691660
: ………….
: ……………..
Nama orang tua/wali : Salmani
: …………..
: ……………..
Nama operator
: Rheisa Maulida.
: …………..
: ……………..
: NIM : I1D109201
: …………………………………………
: NIM : ………………………………….
: …………………………………………
: NIM : ………………………………….
Nama pasien
Jenis kelamin
Tgl lahir (Umur)
Alamat
I.
I.1
Analisa :
Analisa Umum : Pasien ingin merapikan gigi atasnya yang tidak rata
Riwayat pasien : Gigi 84 dan 85 terdapat lubang dan tidak ditumpat. Pasien belum pernah ke rumah sakit atau
ke klinik dokter gigi untuk merawat giginya.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Berat badan
: 39 Kg
Tinggi badan : 148 Cm
Operasi : pernah / tidak pernah
Suku/Bangsa : Banjar
Tonsil
: ada / tidak ada
Kelainan saluran pernafasan : ada / tidak ada
Penyakit anak – anak : tidak ada
Ciri keluarga : ……………………………..
Alergi
: tidak ada
Lain-lain
: ……………………………..
I.2.
Analisa Lokal :
Extra oral
:
Tipe profil
: cekung / lurus / cembung
Tipe muka
: sempit / ovoid / lebar
Tipe kepala
: delikho / meso / brakhisefali
Bentuk muka / kepala : simetris / asimetris
Tonus otot – Bibir atas : normal / hiper / hipotonus
Bibir bawah : normal / hiper / hipotonus
Fonetik
: normal / tidak normal
Kebiasaan jelek
: ada / tidak ada
Intra oral
Jaringan mukosa mulut : normal / tidak normal : ………………………………………………………….
2. Lidah
: normal / tidak normal : ………………………………………………………….
Patalatum
Kebersihan mulut
Frekuensi karies
Fase gigi – geligi
: normal, sempit / lebar, tinggi / datar
: kurang / sedang / baik
: rendah / sedang / tinggi
: sulung / pergantian / tetap
Keadaan gigi – geligi
6
:
4
3
2
1
1
2
3
4
5
6
6
Keterangan
5
85
84
3
2
1
1
2
3
4
5
6
0 : Karies gigi
: Tumpatan
X : Pencabutan
+ : Hipokalsifikasi
: Perubahan warna
* : Fraktur
Keterangan Rontgenogram :
Impaksi
:
Ageneses
: tidak ada
Gigi kelebihan : tidak ada
Benih gigi
: 17,18,44,45,47
Lain – lain
:
1.3. Analisa fungsional :
Freeway space : 2 mm
Path of closure: normal / tidak normal
Sendi temporo-mandibular : normal / tidak normal
Pola atrisi
: normal / tidak normal / regio : ……………………………
1.4. Analisa model
Bentuk lengkung gigi : Rh atas
: normal / tidak normal
Rh bawah : normal / tidak normal
Jumlah lebar 4 incisivi RA : 28,5 mm : normal / tidak normal
Diskrepansi pada model (model discrepancy) :
Rahang Atas:
Regio 1:
Regio 2:
16 = 10,5
21 = 8
15 = 7
22 = 7,5
14 = 7
23 = 9,1
13 = 8,75
24 = 7,5
12 = 6
25 = 7,5
11 = 8
26 = 11
Total: 47,95
Total: 50,6
7
3. Ruang yang dibutuhkan regio 1= 50
Diskrepansi regio 1 = ruang yang tersedia – ruang yang dibutuhkan = 47,95 – 50 = -2,05
Ruang yang dibutuhkan regio 2 = 51
Diskrepansi regio 2 = ruang yang tersedia – ruang yang dibutuhkan = 50,6 – 51 = -0,4
Rahang atas kurang tempat 2,45 mm
Rahang Bawah:
Regio 3:
Regio 4:
36 = 10
41 = 4
35 = 7
42 = 6
34 = 7
43 = 8,4
33 = 7,35
44 = 9,4
32 = 6
45 = 10,9
31 = 4
46 = 11
Total: 41,35
Total: 49,7
Ruang yang dibutuhkan regio 3 = 45
Diskrepansi regio 3 = ruang yang tersedia – ruang yang dibutuhkan = 41,35 - 45 = -3,65
Ruang yang dibutuhkan regio 4 = 44
Diskrepansi regio 2 = ruang yang tersedia – ruang yang dibutuhkan = 49,7 – 44 = 5,7
Rahang bawah kelebihan tempat 2,05 mm
Kurva Spee
Diastema
: positif / negative
: Rh atas
: mm
Rh bawah : mm
Pergeseran gigi – gigi
Rh atas
: …………………………….
Rh bawah
: midline rahang bawah bergeser
ke kanan 0,5 mm
……………………………….
……………………………….
……………………………….
………………………………..
Rh bawah
: 34 mesiolinguotorsiversi
35 linguoversi
……………………………….
……………………………….
………………………………..
…………………………….
…………………………….
……………………………..
……………………………..
Gigi – gigi yang terletak salah :
Rh atas
: 11 palatoversi
…………………………….
…………………………….
……………………………..
……………………………..
Pergeseran garis median terhadap muka :
Rh atas
: ……… mm ke kanan / ke kiri
Rh bawah
: 0,5 mm ke kanan / ke kiri
4. Kelainan kelompok gigi :
Letak berdesakan
: anterior
Posterior
: Rh atas / Rh bawah
: Rh atas kiri / kanan
Rh bawah kiri / kanan
Supra posisi
: regio ………………………………
: Rh atas
: regio ………………………………
Rh bawah
Intra posisi
: Rh atas
: regio ………………………………
: regio ………………………………
Rh bawah
Retrusi anterior
: Rh atas / Rh bawah
Protrusi anterior
: Rh atas / Rh bawah
Relasi geligi rahang atas terhadap geligi rahang bawah :
Sagital
: Kaninus kanan
Kaninus kiri
Neutroklusi
Distoklusi
Mesioklusi
Edge to edge
Open bite
Molar kanan
V
Molar kiri
Neutroklusi
Distoklusi
Mesioklusi
Edge to edge
Open bite
Transversal
: normal / gigitan silang
: regio 1
Vertikal
: normal / gigitan terbuka
: regio
V
5. Relasi geligi anterior rahang atas dan rahang bawah :
Tumpang gigit
Jarak gigit
2.1.
: 1 mm bertambah / normal / berkurang
: 1 mm bertambah / normal / berkurang
Etiologi Malposisi Gigi Individual
11 palatoversi: mengigit jari
34 mesiolinguotorsiversi: persistensi gigi 74
35 linguoversi: persistensi gigi 75
2.2.
Etiologi daripada maloklusi :
Faktor keturunan
: ………………………………………………
DDM
: ………………………………………………
Kebiasaan jelek
: mengigit jari ………………………………
Kehilangan premature gigi sulung
Kelainan otot mulut
: ………………………………
: ………………………………………………
Kelainan jumlah gigi : ………………………………………………
Letak salah benih
: ………………………………………………
Kelainan patologik
: ………………………………………………
Defek congenital
: ………………………………………………
Sebab- sebab yang tidak diketahui
: ………………………………………………
6. 3. Diagnosis
Klasifikasi maloklusi menurut Angle
Klas I
: tipe dental dengan cross bite ringan anterior………….
Klas II/1
: …………………………………………………………
Klas II/2
:………………………………………………………….
Klas III
:………………………………………………………….
4. Ringkasan :
Maloklusi Angle kelas 1 tipe dental disertai cross bite ringan anterior rahang atas.
Malposisi gigi individual:
11 palatoversi
34 mesiolinguotorsiversi
35 linguoversi
Median line rahang bawah bergeser 0,5 mm ke kanan
5. Macam perawatan :
Extraksi
: ………………………….
Non extraksi :
Ortodonsi bedah
: ………………………….
Perawatan aktif
: plat ekspansi rahang atas dan bawah
Perawatan pasif
: …………………………
6. Rencana perawatan :
1. Rujuk kepada bagian konservasi untuk melakukan ekstraksi gigi 84 dan 85 yang belum tanggal
karena pasien sudah berusia 12 tahun.
2. Ekspansi lengkung rahang atas dan bawah. Rahang atas dilakukan ekspansi karena kekurangan
tempat rahang atas sebanyak 2,45 mm dan rahang bawah dikalkukan ekspansi karena mengitu relasi
gigi rahang atas. Retensi plat ekspansi berupa klamer adams dipasang pada molar 1 permanen kiri
dan kanan rahang atas. Sekrup ditempatkan pada daerah interpremolar 1. Pada bagian verkeilung gigi
premolar 1 dan 2 kiri rahang bawah ditinggikan sepertiga dari servikal gigi untuk mendorong gigi 34
yang mesiolinguotorsiversi dan 35 yang linguoversi.
7. 3. Setelah mendapatkan ruang gigi 11 yang palatoversi didorong ke labial dengan menggunakan
cantilever ganda. Busur labial tipe sedang dan klamer adam dipasang secara pasif untuk menambah
retensi.
4. Untuk rahang bawah diletakkan biteplan posterior. Retensi dengan menggunakan klamer adam pada
molar 1 permanen rahang bawah kiri dan kanan serta busur labial. Setelah semua gigi terkoreksi,
digunakan retainer untuk mencegah relaps.
7. Prognosis :
Menguntungkan
Tidak menguntungkan
8. Alat :
Lepasan Rh atas / Rh bawah
Tetap Rh atas / Rh bawah