Dokumen tersebut membahas tentang kerjasama tim dalam penanggulangan penyakit menular potensial seperti KLB dan wabah. Terdapat 6 pokok bahasan utama yaitu konsepsi membangun tim yang efektif, teknik pemecahan masalah secara win-win, kepemimpinan yang efektif, kolaborasi antarprofesi, kerjasama membangun tim, dan kerjasama Tim Gerak Cepat dalam penanggulangan penyakit. Dokumen ini memberikan panduan
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmasI Putu Cahya Legawa
Bagaimana tim PPI merencanakan dan mengerjakan surveilans terkait HAIs di lingkungan pelayanan Puskesmas?
Presentasi ini memberikan gambaran ringkas mengenai bagaimana menyusun langkah-langkah survei PPI di faskes primer.
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmasI Putu Cahya Legawa
Bagaimana tim PPI merencanakan dan mengerjakan surveilans terkait HAIs di lingkungan pelayanan Puskesmas?
Presentasi ini memberikan gambaran ringkas mengenai bagaimana menyusun langkah-langkah survei PPI di faskes primer.
Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai Penyakit Kusta atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan biasanya mempengaruhi kulit serta saraf tepi, namun memiliki berbagai macam manifestasi klinis. (WHO, 2010). Penyakit ini ditandai dengan borok dari tulang dan kulit yang menyebabkan hilangnya sensasi, lumpuh, gangrene, dan deformasi. (The American Heritage-Dictionary of the English language).
Berikut ini adalah bahan tanyang untuk materi Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan Ahli di BBPK Ciloto
Credit : dr. Yan Bani Luza, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Kerjasama Tim dalam Penanggulangan Penyakit
1. KERJASAMA TIM DALAM PENANGGULANGAN
PENYAKIT
MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAH
Dr. YAN BANI LUZA P.W, MKM, CHt, CHI, CTNLP, CCS
WIDYAISWARA BBPK CILOTO KEMENKES RI
2/21/2021 YAN BANI LUZA 1
2. BIODATA
Dr. YAN BANI LUZA P.W, MKM, CHt, CHI, CTNLP. CCS
GENERAL PRACTITIONER
PUBLIC HEALTH PRACTITIONER
WIDYAISWARA MADYA BBPK CILOTO
HYPNOTHERAPIST / HYPNOSLIMMING INSTRUCTUR
NLP TRAINER
SOFTSKILL PARTNER
TRAINING DESIGNER
SPRITUAL MOTIVATOR
EFT PRACTITIONER
TRAINER TPPK (TENAGA PELATIH PROGRAM KESEHATAN)
08567628003 / 0818102787
yanbanilpw@cloudgdrive.com
2/21/2021 YAN BANI LUZA 2
3. Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
melakukan kerja sama tim dalam penanggulangan penyakit
potensial KLB dan wabah sesuai dengan ketentuan yang ada
HASIL BELAJAR
4. INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
Menjelaskan konsepsi dasar membangun tim yang
efektif
2/21/2021
YAN BANI LUZA 4
Menjelaskan teknik pemecahan masalah secara win-
win solution
Menerapkan kepemimpinan yang efektif.
Melakukan interprofesional kolaborasi
Mempraktikan kerjasama dalam membangun tim
yang efektif
Melakukan kerja sama Tim Gerak Cepat (TGC) dalam
penanggulanganpenyakit potensial KLB dan wabah
6. POKOK BAHASAN
1.Konsepsi dasar membangun tim yang efektif
2.Teknik pemecahan masalah secara win-win
solution
3.Kepemimpinan yang efektif.
4.Interprofesional kolaborasi
5.Kerjasama dalam membangun tim yang
efektif
6.Kerjasama TGC dalam penanggulangan
penyakit potensial KLB dan wabah
2/21/2021 YAN BANI LUZA 6
7. 2/21/2021 YAN BANI LUZA 7
Pada pengelolaan penanggulangan masalah penyakit menular
potensial KLB dan wabah yang memiliki kelompok kerja dengan kinerja
kualitas unggul akan terdapat kelompok-kelompok kerja yang
berperilaku sebagai tim.
Dalam kelompok yang dapat disebut sebagai tim tidak ada kata “aku,”
yang ada adalah “kami” (there is no I in team).
Semboyan kelompok tersebut adalah “TEAM”
Setiap anggota memiliki “PRIDE”
10. Tim efektif:
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas
dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan mengkoordinasi kerja mereka untuk
tujuan tertentu.
Tim pada dasarnya adalah sekelompok
orang dengan keahlian yang saling
melengkapi yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama yang
anggotanya secara pribadi bertanggung
gugat untuk memberikan yang terbaik.
2/21/2021 YAN BANI LUZA 10
14. PENUGASAN
Seluruh peserta dibagi menjadi 4 [empat] kelompok
dan masing-masing kelompok memilih 1 orang ketua
kelompok dan sekretaris. Dengan dipandu oleh ketua
kelompok masing-masing kelompok mendiskusikan
hal-hal sebagai berikut :
1) Perbedaan kelompok dan tim.
2) Hakikat dan ciri organisasi sebagai tim.
3) Menjelaskan strategi kerja sama tim
4) Menjelaskan hambatan dalam kerja sama tim
Waktu diskusi 15 menit dan paparan hasil diskusi
masing-masing kelompok 5 menit, Klarifikasi oleh
fasilitator 10 menit.
2/21/2021 YAN BANI LUZA 14
15. POKOK BAHASAN 2
Teknik pemecahan masalah
secara win-win solution
2/21/2021 YAN BANI LUZA 15
16. PENUGASAN
Seluruh peserta dibagi menjadi 4 [empat] kelompok dan
masing-masing kelompok memilih 1 orang ketua kelompok &
sekretaris. Dengan dipandu oleh ketua kelompok masing-
masing kelompok peserta mendiskusikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Teknik pemecahan masalah secara win-win solution dengan
pendekatan langsung.
2. Teknik pemecahan masalah secara win-win solution dengan
pendekatan tidak langsung melalui resolusi konflik kalah-
kalah (lose-lose)
3. Teknik pemecahan masalah secara win-win solution dengan
pendekatan tidak langsung melalui resolusi konflik menang-
kalah (win-lose)
4. Teknik pemecahan masalah secara win-win solution dengan
pendekatan tidak langsung melalui resolusi konflik menang-
menang (win-win).
Waktu diskusi 15 menit dan paparan hasil diskusi masing-
masing kelompok 5 menit, Klarifikasi oleh fasilitator 10 menit.
2/21/2021 YAN BANI LUZA 16
18. 2/21/2021 YAN BANI LUZA 18
Skenario bermain peran:
Pada suatu hari Kepala Puskesmas Melati mendapat informasi dari salah satu tokoh
masyarakat dan kader di Desa Karang Bolong ada 3 keluarga yang baru pulang dari luar
kota “Kembang” (yang saat ini merupakan daerah dengan status penularan local Covid-
19 dengan jumlah kasus aktif diatas 1000 kasus) sekitar 5 hari yang lalu dan saat ini
mengalami demam, meriang, sesak nafas, batuk berdarah, penciuman hilang. Ada
diantara ketiga keluarga tersebut dalam kondisi kritis.
Peserta memainkan peran sebagai berikut:
-1 orang Kepala Puskesmas
-2 orang dokter umum
-1 orang dokter gigi
-1 orang petugas surveilans merangkap pengelola program DBD dan Malaria
-1 orang pengelola program diare dan kesling
-1 orang juru imunisasi
-5 orang perawat
-2 orang bidan
-1 orang OB (Office Boy)
19. 2/21/2021 YAN BANI LUZA 19
Tugas Role Play:
1. 15 orang peserta memainkan perannya sesuai dengan skenario yang ada dan
mengikuti standar prosedur yang berlaku.
2. Sisa peserta melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan role play dan masing-
masing individu pemain role play.
3. Setelah selesai kegiatan role play fasilitator menanyakan perasaan yang dirasakan oleh
masing-masing peserta. Dan memintakan tanggapan dari peserta lainnya yang
bertugas menjadi pengamat terhadap kegiatan role play tersebut.
Waktu berdiskusi dan berbagi peran selama 10 – 15 menit. Waktu memainkan peran 15 – 20 menit.
Fasilitator mengklarifikasi dan merangkum hasil role play 15 – 20 menit.
23. 2/21/2021 YAN BANI LUZA 23
Skenario simulasi:
Skenario 1. Kasus Covid19:
Pada suatu hari Kepala Puskesmas Melati mendapat informasi dari salah satu tokoh masyarakat dan kader di
Desa Karang Bolong ada 3 keluarga yang baru pulang dari luar kota “Kembang” (yang saat ini merupakan daerah
dengan status penularan local Covid-19 dengan jumlah kasus aktif diatas 1000 kasus) sekitar 5 hari yang lalu dan
saat ini mengalami demam, meriang, sesak nafas, batuk berdarah, penciuman hilang. Ada diantara ketiga
keluarga tersebut dalam kondisi kritis.
Kondisi sumber daya dari Puskesmas Melati sebagai berikut:
-1 orang Kepala Puskesmas
-2 orang dokter umum
-1 orang dokter gigi
-Tidak ada tenaga analis
-1 orang petugas surveilans merangkap pengelola program DBD dan Malaria
-1 orang pengelola program diare dan kesling
-1 orang juru imunisasi
-5 orang perawat
-2 orang bidan
-1 orang OB
Logistik:
-Dacron swab 100 buah
-VTM 10 vial
-Vaksin karir 4 buah
24. 2/21/2021 YAN BANI LUZA 24
Skenario 2. Kasus DHF:
Petugas surveilans Puskesmas Melati setiap minggu rajin melakukan PWS KLB dan selalu sharing
informasi dan data terkait beberapa penyakit potensial KLB salah satunya adalah suspek demam dengue
yang dilaporkan secara rutin ke SKDR melalui SMS. Wilayah kerja Puskesmas Melati terdiri dari 10 desa.
Secara trend kasus suspek demam dengue 2 minggu berturut turut mengalami peningkatan kasus di
Puskesmas Melati. Bila dilihat perdesa peningkatan kasus demam dengue meningkat di Desa Tiga,
sedangkan desa lainnya tidak mengalami peningkatan kasus. Hari ini Petugas Surveilans Puskesmas
Melati menerima informasi dari masyarakat di Desa Tiga ada 3 kasus DBD yang dirawat di salah satu RS
Sayang Ibu.
Kondisi sumber daya dari Puskesmas Melati sebagai berikut:
-1 orang Kepala Puskesmas
-2 orang dokter umum
-1 orang dokter gigi
-Tidak ada tenaga analis
-1 orang petugas surveilans merangkap pengelola program DBD dan Malaria
-1 orang pengelola program diare dan kesling
-1 orang juru imunisasi
-5 orang perawat
-2 orang bidan
-1 orang OB
Logistik:
-Dacron swab 100 buah
-VTM 10 vial
-Vaksin karir 4 buah
25. 2/21/2021 YAN BANI LUZA 25
1. Lakukan yang harus dipersiapkan oleh tim TGC Puskesmas Melati terhadap kejadian tersebut?
2. Ciptakan tim TGC Puskesmas Melati yang efektif untuk menghadapi kejadian diatas.
3. Identifikasi siapa-siapa saja stake holder yang terlibat dalam TGC tersebut?
4. Antisipasi kendala-kendala yang mungkin dapat terjadi dan bagaimana Tim TGC Puskesmas Melati
menghadapi situasi dan kondisi tersebut berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh Puskesmas
Melati.
5. Bagaimana penerapan kepemimpinan yang efektif sebagai leader dalam TGC tersebut.
6. Tunjukan penerapan interprofessional kolaborasi dalam tim TGC tersebut.
7. Perankan hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan pelaksanaan tugas dan fungsi tim TGC
Puskesmas Melati dalam situasi diatas.
8. Untuk pencegahan dan penanggulangan infeksi apa yang harus dilakukan?
9. Bagaimana komunikasi resiko yang haus dilakukan?
26. 2/21/2021 YAN BANI LUZA 26
PANDUAN SIMULASI
1. Peserta dibagi 2 kelompok masing-masing kelompok memilih ketua dan sekretaris kelompok,
setiap kelompok mempelajari tugas yang akan disimulasikan dengan memperhatikan situasi
kondisi lingkungan yang ada dan sarana prasarana yang dimiliki serta keberadaan personil
SDM tim TGC Puskesmas Melati.
2. Kelompok 1 berhubungan dengan kasus Covid19 dan kelompok 2 berhubungan dengan kasus
DHF
3. Masing-masing kelompok memiliki waktu untuk berdiskusi dan mempersiapkan simulasi yang
akan dilakukan 45 – 55 menit. Waktu pelaksanaan simulasi masing-masing kelompok 70 – 80
menit. Klarifikasi dan penyimpulan hasil simulasi oleh fasilitator 45 – 55 menit.