Dokumen tersebut membahas tentang penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, tuberkulosis, hepatitis B, difteri, pertussis, dan lainnya. Diperlukan cakupan imunisasi yang tinggi dan berkelanjutan untuk mencegah penyakit tersebut baik pada individu maupun masyarakat."
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmasI Putu Cahya Legawa
Â
Bagaimana tim PPI merencanakan dan mengerjakan surveilans terkait HAIs di lingkungan pelayanan Puskesmas?
Presentasi ini memberikan gambaran ringkas mengenai bagaimana menyusun langkah-langkah survei PPI di faskes primer.
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmasI Putu Cahya Legawa
Â
Bagaimana tim PPI merencanakan dan mengerjakan surveilans terkait HAIs di lingkungan pelayanan Puskesmas?
Presentasi ini memberikan gambaran ringkas mengenai bagaimana menyusun langkah-langkah survei PPI di faskes primer.
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...CNS www.citizen-news.org
Â
"United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia" presentation was made by Dr Erlina Burhan, Department of Pulmonary Medicine, Persahabatan Hospital, Jakarta, Indonesia; and member, Board of Directors, International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (The Union). She was speaking as faculty at the National Media Workshop in Bali Indonesia on "Reporting using #OneHealth approach on health and development issues" - hosted by Asia Pacific Media Alliance for Health and Development (APCAT Media), Asia Pacific Cities Alliance for Health and Development (APCAT), CNS (Citizen News Service), and partners - before the opening of 7th Asia Pacific Summit of Mayors (APCAT 2022).
Thanks
CNS team
Email: editor@citizen-news.org, website: www.citizen-news.org
juknisDinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan cakupan program setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur cq Sub Subtansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat sesuai format dalam Lampiran. Untuk meningkatkan kemampuan pendamping dalam pendampingan
>> Materi:
Strategi komunikasi pendampingan menggunakan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) >> tenaga Promkes
Cara pengukuran antropometri dan aplikasi Buaian >> tenaga Gizi
Cara menentukan ibu hamil anemia >> Bidan
Pelaksanaan skrining TBC terhadap ibu hamil (e-Tibi) >> PJ program TBC
Pelaksanaan skrining Penyakit Tidak Menular pada ibu hamil (Hipertensi = e-Desi) 🡪PJ Program Hipertensi
>> Sasaran: 100 orang kader pendamping
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
Â
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
Â
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
Â
PD3I Nusantara Sehat
1. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI (PD3I)
Disampaikan pada
TOT Pengelola Program Imunisasi
26 November 2018
2. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) masih mengancam dunia
WHO 2010
• 1.5 juta anak meninggal karena
penyakit yang dapat dicegah oleh
vaksin
• Hampir 17% kematian pada anak
<5 tahun dapat dicegah dengan
vaksinasi
1. WHO. Global Immunization Data. October 2012;
2. WHO. WHO vaccine-preventable diseases: monitoring system – 2013 global summary
3. Diperlukan imunisasi berkesinambungan
dengan cakupan tinggi
Penyakit yang
dapat dicegah
dengan imunisasi
masih mengancam
dunia
Diperlukan
cakupan imunisasi
yang senantiasa
tinggi
1. Mencegah
individu terhadap
penyakit yang
berbahaya
2. Mencegah
penularan di
masyarakat
1. WHO. Global Immunization Data. October 2012;
2. WHO. WHO vaccine-preventable diseases: monitoring system – 2013 global summary
4. %
100
80
60
40
20
10
Lengkap Tidak lengkap Tidak diimunisasi
41.6
53.8
59.2
49.2
33.5
32.1
9.1 12.7 8.7
2007
2008
2013
Kelengkapan imunisasi di Indonesia
Riskesdas, Kementrian Kesehatan 2013
6. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I)
Tuberculosis Polio
Tetanus
Diphteria
Pertusis MeaslesPneumonia
7. Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi
-Hepatitis B
-Poliomielitis
-Tuberkulosis
-Difteri
-Pertusis
-Tetanus
-Campak
-Rubella
-Hepatitis A
-Gondongan (mumps)
-Campak Jerman (rubela)
-Demam Tifoid
-Radang selaput otak (meningitis)
-Cacar air (varisela)
--Diare akibat rotavirus
-influenza
Penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi rutin
Penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi pilihan
Imunisasi dalam tahap Demonstration Project
-Invasive Pneumococcal Disease (PCV)
-Kanker leher rahim (kanker serviks/HPV=Human Papiloma Virus)
- Japanese Encephalitis (JE)
8. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Hepatitis Penyebab : virus Hepatitis B dan A
Cara penularan : melalui darah /
suntikan / cairan tubuh (hep B) atau
makanan / minuman tercemar (hep A)
Gejala: bervariasi dari tak bergejala
hingga sakit berat, demam tinggi, perut
bengkak, kulit kuning
Komplikasi berat : pengerasan /
sirosis hati, kanker hati, kegagalan fungsi
hati.
https://dinkeskebumen.wordpress.com/2012/11/09/
9. Transmisi neonatal
70%-90% dari ibu HBsAg dan HBeAg positif
20% apabila ibu HbsAg positif
Bayi tertular saat dilahirkan
(penularan vertikal)
90% menjadi menahun
Terjadi sirosis hepatis >> kanker hati
www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/index.html
10. Imunisasi Hepatitis B
Vaksin HepatitisVaksin Hepatitis B bayi baru lahir
dianjurkan diberikan segera
dalam waktu 24 jam* sesudah
bayi lahir, diberikan setelah
vitamin K 1
Cara pemberian : suntikan intra
muskular (IM) di paha antero lateral
HBIg pada paha yang berlainan,
untuk bayi dari Ibu yang HBsAg
positif
Dilanjutkan DPT-HB-Hib 1,2 dan 3
pada usia 2,3 dan 4 bulan
11. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
TBC Penyebab : bakteri Mycobacterium
tuberculosis
Cara penularan : melalui percikan
ludah dari orang dewasa serumah
kepada anak (terutama < 5 thn)
Komplikasi berat :
Milier TB, Meningitis TB, Tb sendi, dll.
12. Imunisasi BCG
Vaksin BCG
Vaksin BCG diberikan sebanyak 1
kali pada bayi usia 1 bulan
Cara pemberian: suntikan intra kutan
(IK) pada lengan atas kanan
13. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Poliomielitis
http://umaza.edu.ar/blog/universidadsaludable/2014/05/08/
Penyebab : virus Polio. Virus polio
menyerang cornu anterior medula
spinalis atau medula oblongata
Cara penularan : masuk ke dalam
tubuh melalui makanan atau
minuman (orofecal)
Masa inkubasi: 5 – 35 hari
Gejala : bervariasi dari tidak ada
gejala hingga kelumpuhan
Komplikasi berat : kelumpuhan
dan cacat seumur hidup
14. 8/10/2020 14
Manifestasi klinis
– Abortive (5%): panas, lemas,
anoreksia, sakit kepala
– Non paralytic (1%): kekakuan
leher, refleks menurun
– Paralytic (0,1%): kelumpuhan
asimetris, dapat mengenai saraf
otak, otak dan refleks
menghilang
15. 8/10/2020 15
• Diagnosis pasti  Virus Polio di tinja
(+)
• Tatalaksana : simptomatik dan
fisioterapi
• Pasien dirawat 2 minggu
ïƒ dipulangkan jika klinis sedikit
membaik
• Tinja pasien mengandung virus polio
selama 3 bulan ïƒ diberikan klorin
• Gejala sisa: lumpuh layuh, biasanya
tungkai satu sisi mengecil, dapat
terjadi kontraktur
• Pemantauan: surveilans lumpuh layuh
akut (Acute Flaccid Paralysis/AFP)
Rojudin,Campang
WayHandak,lumpuh
tgl28-05-05
Foto03-07-’05
Cacat
Menetap
16. INDONESIA
STILL HIGH RISK AREA for Polio
25 provinces in Indonesia
HIGH RISK for Polio
Published 21 November 2018
*Polio Risk Assessment with WHO Tools Year
2016
Status : HIGH RISK
*Polio Risk Assessment with WHO Tools Year
2017
Status : HIGH RISK
2017
Legend Remark
Number of
Prov
%
High Risk 25 73,5
Medium Risk 8 23,5
Low Risk 1 3,0
17. Compatible Polio and Hot Cases
Indonesia, 2017 - 2018
Published 21 November 2018 : 1 Compatible case, N= 0
: 1 Hot case, N= 0
2017
2018
Polio Compatible Cases
(Indragiri Hulu / Riau)
Onset Paralysis
25/07/2017
Polio Compatible
Cases (Badung / Bali)
Onset Paralysis
01/05/2017
Polio Compatible: Menyerupai polio namun tidak dapat dibuktikan melalui pemeriksaan
laboratorium karena spesimen tinja tidak tersedia/tidak adekuat
18. Distributions of AFP Cases With Vaccine Polio Virus Positive
Indonesia, 2017 - 2018
: VPV type 2: VPV type 1
: VPV Mix: VPV type 3 * Dots are randomly place
2017 (sudah bOPV)
VPV 3 Cases
(Dompu)
Onset Paralysis
04/05/2017
BUKAN POLIO
Published 21 November 2018
VPV 3 Cases
(Sleman)
Onset
Paralysis
21/05/2017
BUKAN
POLIO
VPV Mix Cases
(Pesisir
Selatan)
Onset
Paralysis
26/05/2017
BUKAN POLIO
VPV 3 Cases
(Bandung)
Onset Paralysis
24/01/2017
Belum Kunjungan
Ulang 60 Hari
VPV Mix Cases
(Kota Bandar
Lampung)
Onset Paralysis
30/11/2017
Belum Kunjungan
Ulang 60 Hari
VPV Mix Cases
(Bone)
Onset Paralysis
04/01/2018
Belum Kunjungan
Ulang 60 Hari
2018 (sudah bOPV)
n = 1 CasesVPV 3 Cases
(Kota Batam)
Onset Paralysis
28/02/2018
Belum Kunjungan
Ulang 60 Hari
VPV Mix Cases
(Muna)
Onset Paralysis
19/02/2018
Belum Kunjungan
Ulang 60 Hari
VPV Type 1 Cases
(Bireuen)
Onset Paralysis
09/03/2018
Belum Kunjungan
Ulang 60 Hari
VPV Type 1 Cases
(Kota Bekasi)
Onset Paralysis
02/04/2018
Belum Kunjungan
Ulang 60 Hari
VPV 3 Cases
(Penukal Abab
Lematang Ilir)
Onset Paralysis
10/04/2018
Belum Kunjungan
Ulang 60 Hari
VPV 3 Cases
(Kota Batam)
Onset Paralysis
28/02/2018
Belum Kunjungan
Ulang 60 Hari
n = 5 Cases
19. Imunisasi Polio
Vaksin Polio Vaksin Polio oral (bOPV)
diberikan sebanyak 4 kali yaitu
saat bayi berusia 1 bulan, 2
bulan, 3 bulan dan 4 bulan
Cara pemberian : diberikan secara
per oral sebanyak 2 tetes
Vaksin polio suntik (IPV)
diberikan pada bayi usia 4 bulan
Cara pemberian: suntikan intra
muskular (IM) pada paha
anterolateral kiri
20. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Difteri Penyebab : bakteri
Corynebacterium diphteriae
Cara penularan : melalui udara
(batuk / bersin)
Gejala : demam, bengkak pada
amandel dan leher, terdapat selaput
putih menutup jalan napas
Komplikasi berat : sumbatan jalan
napas, peradangan jantung,
kelumpuhan, kematian.
21. Penyebab : Bakteri Corynebacterium Diphtheriae
Cara Penularan: melalui udara (batuk / bersin)
GEJALA KLINIS DIFTERI
Demam atau
tanpa demam
Munculnya
pseudomembran putih
keabuan, sulit lepas
dan mudah berdarah
jika
dilepas/dimanipulasi
Sakit waktu
menelan
ïƒ Sebanyak
94% kasus
Difteri
mengenai
tonsil dan
faring
Leher
membengkak
Sesak nafas
disertai
bunyiKOMPLIKASI DIFTERI
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Difteri
22. CARA PENULARAN DIFTERI
melalui droplet (percikan ludah) dari dari batuk, bersin, muntah,
melalui alat makan, atau kontak langsung dari lesi di kulit.
SIAPA YANG BISA TERTULAR DIFTERI?
Semua kelompok usia dapat tertular penyakit
ini, terutama yang belum mendapatkan
imunisasi lengkap
MASA INKUBASI DIFTERI
 antara 1 – 10 hari, rata-rata 2 – 5 hari
 Kasus dapat menularkan penyakit ke
orang lain 2- 4 minggu sejak masa
inkubasi
KEMATIAN
kelumpuhan otot jantung atau
sumbatan jalan nafas.
Bila tidak diobati dengan tepat
angka kematian 5 – 10 % pada
anak usia <5 tahun dan pada
dewasa (diatas 40 tahun) dapat
mencapai 20 %
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIFTERI
 Suatu wilayah dinyatakan KLB Difteri jika ditemukan 1
(satu) kasus suspek difteri
 dilaporkan dalam 24 jam ke Kementerian Kesehatan
(PHEOC – Public Health Emergency Operation Centre).
23. Mortimer E.A.and Wharton M., in Vaccines, 1999.
Atkinson W. et al., in Epidemiology and Prevention of Vaccine-preventable Diseases, 1996d.
Patogenesis Difteria
Percikan
ludah
Terhirup
Kolonisasi
di tenggorokan
dan memproduksi toksin
Nekrosis setempat
dan terkumpul
jaringan mati
Toksin diserap dan masuk
ke peredaran darah menyebar
ke otot jantung, ginjal,
syaraf perifer
Terbentuk pseudo
membran
Miokarditis,
neuritis
26. Difteri dapat disembuhkan apabila orang yang
terjangkit tidak terlambat dalam mendapatkan
pertolongan
APAKAH DIFTERI DAPAT DISEMBUHKAN?
CARA PENCEGAHAN PENULARAN DIFTERI
 Pencegahan: Imunisasi Lengkap sesuai Usia
Apabila dalam suatu wilayah ditemukan satu kasus difteri maka
dilakukan ORI (Outbreak Response Immunization) pada wilayah dan
kelompok usia yang tepat dengan cakupan yang tinggi dan merata
 Penggunaan masker dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat)
 Pemberian antibiotika pada kontak erat kasus
 Tatalaksana kasus dengan pemberian Anti Difteri Serum
(ADS) dan antibiotika
27. KomunikasiRisikodan
MelibatkanPeranMasyarakat
KEGIATAN UTAMA :
1. Deteksi Dini Kasus Suspek Difteri dan
Penyelidikan Epidemiologi
2. Pencegahan penyebaran KLB difteri
3. Edukasi tentang difteri dan
pencegahannya terhadap masyarakat
4. Imunisasi Respon KLB
Tujuan: Untuk mencegah penularan penyakit dari kontak yang mungkin sudah
terinfeksi dengan kuman Corynebacterium diphtheria dan memberikan kekebalan
jangka menengah dan panjang terhadap penyakit
i. Perawatan dan
Pengobatan kasus
secara adekuat
ii. Penemuan dan
Pengobatan kasus
tambahan
iii. Tata laksana kontak
erat
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
28. KONTAK ERAT
 Semua orang yang pernah kontak (secara fisik: berbicara atau
terkena percikan ludah saat batuk/bersin) dengan kasus suspek
difteri
 Sejak 10 hari sebelum timbul gejala sakit menelan sampai 2 hari
setelah pengobatan (masa penularan).
Yang termasuk dalam kategori kontak erat adalah:
 Kontak erat satu rumah: tidur satu atap
 Kontak erat satu kamar di asrama
 Kontak erat teman satu kelas, guru, teman bermain
 Kontak erat satu ruang kerja
 Kontak erat tetangga, kerabat, pengasuh yang secara teratur mengunjungi
rumah
 Petugas kesehatan di lapangan dan di RS
 Pendamping kasus selama dirawat
29. Cara Pencegahan Penularan
Penyakit Difteri
• Menghentikan transmisi Difteri dengan pemberian prophilaksis
terhadap kontak dan karier
• Tatalaksana kasus dengan pemberian Anti Difteri Serum (ADS) dan
tatalaksana karier yang adekuat
• ORI (Outbreak Response Immunization) pada wilayah dan
kelompok usia yang tepat dengan cakupan yang tinggi dan merata
(cakupan minimal 90%)
• Penguatan imunisasi rutin : perbaikan cakupan dan kualitas
pelayanan imunisasi rutin difteri bagi bayi, anak usia di bawah
dua tahun serta anak usia sekolah dasar di seluruh wilayah di
Indonesia.
• Penggunaan masker dan PHBS
30. Surat Edaran Dirjen P2P
SE 21 Des 2017
Langkah
penaggulangan KLB
Difteri
Pelaksana ORI Luas
(82 kab/kota)
SE 11 Jan 2018
Revisi Pelaksana ORI Luas
(85 kab/kota)
Dasar :
1.Kasus lab (+)
2.Difteri dgn kematian
3.Peningkatan kasus yang
signifikan
4.Cakupan imunisasi
SE 9 Feb 2018:
Update
Pelaksana ORI
Luas (80
kab/kota)
31. AREA PELAKSANAAN ORI LUAS DI 80 KAB/KOTA
Cluster 1: 12 Kab/Kota
i.Putaran I: Desember 2017
ii.Putaran II: Februari 2018
iii.Putaran III: Agustus 2018
Cluster 2: 24 Kab/Kota
i.Putaran I: Februari 2018
ii.Putaran II: Juni 2018
iii.Putaran III: Desember 2018
Jawa Timur: 38 Kab/Kota
i.Putaran I: Februari 2018
ii.Putaran II: Juli 2018
iii.Putaran III: November 2018
Cluster 3: 6 Kab/Kota
i.Putaran I: Februari 2018
ii.Putaran II: April 2018
iii.Putaran III: Oktober 2018
Cluster 3
Cluster 2
Cluster 1
Jawa Timur
Kalimantan Timur
1.Kota Balikpapan
2.Kutai Kertanegara
3.Kutai Timur
4.Kota Bontang
5.Kota Samarinda
Kalimantan Barat
1.Kota Pontianak
2.Sintang
Aceh
1.Pidie
2.Aceh Utara
3.Kota Banda Aceh
4.Kota Lhokseumawe
Sumatera Barat
1.Kota Padang
2.Kota Payakumbuh
Sumatera Selatan
1.Kota Palembang
Lampung
1.Kota Bandar Lampung
2.Lampung Tengah
Jawa Timur
Seluruh Kab/Kota
Jawa Barat
Purwakarta, Karawang, Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok
Bogor, Garut, Ciamis, Bandung Barat, Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya
DKI Jakarta
Jakarta Barat, Jakarta Utara
Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur
Banten
Tangerang, Serang, Kota Tangerang, Kota Serang, Kota Tangsel
Pandeglang, Lebak, Kota Cilegon
Kalimantan Selatan
1.Kota Banjarbaru
32. Teknis Operasional ORI Luas
(Kabupaten/Kota)
• Sasaran ORI
Anak usia 1 tahun s.d <19 tahun
pemberian 3 kali interval 1 bulan dari dosis pertama ke dosis
kedua, interval 6 bulan dari dosis kedua ke dosis ke tiga tanpa
memandang status imunisasi
• Vaksin yang digunakan :
a. DPT-HB-Hib untuk anak usia 1 tahun s.d <5 tahun
b. DT untuk anak usia 5 tahun s.d <7 tahun
c. Td untuk anak usia 7 tahun s.d <19 tahun
• Imunisasi diberikan secara intramuskular di area deltoid
lengan kiri dengan dosis 0, 5 ml
33. 1. Jelaskan kepada Masyarakat tanda-tanda dini difteri
2. Rujuk ke Rumah Sakit jika ada anggota keluarga atau masyarakat yang menderita
sesuai gejala difteri
3. Jelaskan cara untuk menghindari penularan dengan :
1. Kurangi kontak penderita dengan orang lain
2. Keluarga yang menunggu penderita agar memakai masker dan selalu
mencuci tangan
3. Minum eritomisin 4x500 mg (dewasa) ATAU 50mg/kg BB/4 dosis
(anak-anak) selama 7 hari
4. Jelaskan kenapa keluarga/kontak erat harus minum obat eritromisin dan harus 7
hari.
5. Jelaskan cara minum eritromisin dan efek sampingnya dan harus diminum setelah
makan.
6. Minta keluarga untuk imunisasi difteri lengkap dan jelaskan jadwal imunisasi difteri.
7. Minta keluarga agar penderita diimunisasi 1 bulan setelah pulang dari RS
EDUKASI PETUGAS KESEHATAN
TENTANG DIFTERI KEPADA MASYARAKAT
34. 1.Semua petugas medis yang kontak dengan penderita difteri
agar telah melengkapi Imunisasi Difteri.
2.Menggunakan masker saat kontak dengan penderita
3.Cuci tangan setiap kontak dengan penderita
4.Petugas yang kontak dengan penderita tidak menggunakan
APD dan berada lebih 1 jam dengan jarak <1 meter harus
minum profilaksis .
5.Petugas yang kontak dengan penderita tetapi menggunakan
APD serta telah melengkapi imunisasi difteri tidak perlu
minum profilaksis. PEMBERIAN PROFILAKSIS YANG SUKSES
KEPADA KONTAK ERAT AKAN
MEMPERCEPAT PEMUTUSAN PENULARAN
PERLINDUNGAN UNTUK PETUGAS KESEHATAN
36. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Pertusis/Batuk Rejan/Batuk 100 hari
Penyebab : bakteri Bordetella
pertussis
Cara penularan :percikan ludah
(droplet infection) yang keluar dari
batuk atau bersin.
Gejala : batuk terus menerus (> 2
minggu), hingga muka kebiruan dan
pendarahan di mata, muntah, sesak
napas.
Komplikasi berat : radang paru,
henti napas, kematian mendadak
https://www.cdc.gov/
37. Kontak kasus adalah orang serumah, tetangga,
teman bermain, teman sekolah, termasuk guru,
teman kerja yang kontak dengan kasus dalam
periode 20 hari (3 mg) dari mulai timbul gejala
(stadium kataral)
10/08/2020
38. TATALAKSANA PERTUSIS
• Rujuk ke puskesmas/RS
• Isolasi kasus dari lingkungan anak-anak kecil dan bayi
disekitarnya, khususnya dari bayi yang belum
diimunisasi, sampai dengan penderita diberi paling
sedikit 5 hari dari 14 hari dosis antibiotika yang harus
diberikan.
• Kasus tersangka yang tidak mendapatkan antibiotika
harus diisolasi paling sedikit selama 3 minggu.
• Penderita diberikan antibiotik (eritromicin) dosis 40 - 50
kg/BB/hari mak 2 gram/hari dibagi dalam 4 dosis
diberikan selama 14 hr.
• Kontak diberikan antibiotik yang sama sebagai
profilaksis selama 14 hari.
10/08/2020
39. Kejadian Kasus Pertusis Di Indonesia
2015 - 2017
0
2
4
6
8
10
12
14
Kalimantan
Tengah
Jawa Barat Sumatera
Selatan
Sumatera Barat Jawa Timur Kalimantan
Barat
Kasus
Kematian
40. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Tetanus Penyebab : bakteri Clostridium tetani yang
menghasilkan neurotoksin.
Cara penularan : tidak menyebar dari orang ke
orang, tetapi melalui kotoran yang masuk ke
dalam luka yang dalam.
Masuk ke luka yang tak bersih, gigi berlubang,
atau infeksi telinga, pemotongan tali pusat bayi
yang tidak steril
Gejala : demam, kaku dan kejang, sulit minum.
Pada bayi terdapat juga gejala berhenti
menetek (sucking) antara 3 sampai dengan 28
hari setelah lahir  Gejala berikutnya adalah
kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku.
Komplikasi berat : kejang tak berhenti, henti
napas, kematian
https://www.immunize.org/
https://www.idph.state.il.us./
41. Distribution of Neonatal Cases by Province
Indonesia, 2017-2018
: 1 NT case
2017: 25 cases
Source: Integrated VPD Surveillance data
*Dots are randomly placed within provinces
2018: 6 cases
Data as received on Central at
15 Aug 2018
42. Neonatal Tetanus Cases and TT2+/TD (PW) Immunization Coverage
Indonesia, 2002 - 2018
Data as received on Central at
15 Jul 2018
43. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Meningitis / Radang selaput otak
Penyebab : bakteri Haemophilus
influenzae, pneumokokus, dan
meningokokus
Cara penularan : percikan ludah
ketika bicara, batuk, bersin
Gejala : demam, kejang, kaku
kuduk, penurunan kesadaran
Komplikasi berat : kelumpuhan
dan cacat seumur hidup, kematian
Courtesy of Martin Leman
44. Imunisasi DPT-HB-Hib (Pentavalent)
Vaksin DPT-HB-Hib
Vaksin DPT-HB-Hib diberikan sebanyak 3
kali pada bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan
4 bulan
Cara pemberian :suntikan intra
muskular (IM) pada paha antero lateral
Vaksin DPT-HB-Hib lanjutan diberikan
pada anak usia 18 bulan
Cara pemberian: suntikan intramuskular
(IM) pada paha antero lateral kanan*
45. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Campak (morbilli, measles)
Penyebab : virus campak
Cara penularan : percikan ludah
dan melalui jalan napas.
Masa inkubasi: 10-12 hari
Gejala : demam, batuk pilek, mata
merah, diare, muncul bercak-bercak
merah pada kulit
Komplikasi berat : radang paru,
radang otak, diare, radang telinga,
dehidrasi, kematian
https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization-
week/
46. Gejala klinis:
• Stadium prodromal
– demam makin tinggi dapat mencapai >38,50C
– batuk, pilek, konjungtivitis dan Koplik spots
• Stadium erupsi/ruam (rash)
– 2-4 hari setelah prodromal
– Ruam makulopapular, dimulai dari muka dan
kepala, berlangsung 5-6 hari
• Stadium penyembuhan: hiperpigmentasi
46
Campak (morbilli, measles)
48. Tata Laksana
antiviral : tidak
perlu
terapi suportif:
istirahat,
antipiretik,
nutrisi dan
hidrasi,
simptomatik
Antibiotik :
bila ada infeksi
sekunder bakteri
Vitamin A dosis
tinggi :
100.000 U, per oral
(usia 6 bln-1 thn)
200.000 U, per
oral (usia >1thn),
diulangi pada hari
ke-2 dan 4 minggu
Garna H.Morbili. Dalam: Garna H,editor. Buku Ajar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis. Sagung Seto;2012
48
49. • Diare
• Bronkhopneumonia
• Pneumonia
• Malnutrisi
• Radang telinga
tengah
• Ulkus mucosa mulut
• Komplikasi mata
Sering
• Encephalitis
• Myocarditis
• Pneumothorax
• Pneumomediastinum
• Appendicitis
• Subacute sclerosing
panencephalitis (SSPE)
Jarang
Komplikasi Penyakit Campak
10/08/2020
KEMATIAN CAMPAK:
ïƒ Kematian dari seorang penderita campak pasti, yang terjadi dalam 30
hari setelah timbul rash, biasanya disebabkan komplikasi, bukan disebabkan
oleh hal-hal lain (seperti: trauma atau penyakit kronik yang tidak
berhubungan dengan komplikasi campak)
50. Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat menular,
yang biasanya ringan pada anak, ditandai ruam, demam
subfebril, pembesaran KGB suboccipital/
retroauricular
Penyebab : virus Rubella, virus RNA dari genus
Rubivirus, famili Togaviridae
Cara penularan : melalui saluran napas pada saat
batuk atau bersin
Komplikasi berat : bila menulari ibu hamil pada
trimester pertama atau awal kehamilan, dapat
menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang
dilahirkan yang dikenal sebagai Sindroma Rubella
Kongenital atau Congenital Rubella Syndrome (CRS)
Courtesy of PGPKT
50
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Rubella
51. Patogenesa Rubella
• Virus rubella berkembang biak di
nasofaring dan kelenjar getah bening
regional. Viremia terjadi 4 – 7 hari setelah
virus masuk tubuh
• Masa penularan diperkirakan terjadi pada 7
hari sebelum hingga 7 hari setelah rash
• Masa inkubasi rubella berkisar antara 14 –
21 hari
• IgM rubella biasanya mulai muncul pada 4
hari setelah rash dan setelah 8 minggu
akan menurun dan tidak terdeteksi lagi,
dan IgG mulai muncul dalam 14-18 hari
setelah infeksi dan puncaknya pada 4
minggu kemudian dan umumnya menetap
seumur hidup.
51
52. Manifestasi Klinis
Gejala prodromal bervariasi sesuai umur,
Pada anak : ruam, coryza ringan, diare sebelum timbul
ruam.
Ruam pertama muka kemudian lengan, badan, dan tungkai.
Progresif, luas, dan lama timbulnya ruam bervariasi.
Pada kasus khas: ruam seluruh tubuh ( 24 jam pertama) ïƒ memudar mulai muka pada
hari kedua, dan menghilang hari ketiga.ïƒ ruam eritematous, makulopapula, dan
diskreta.
Limfadenopati: pembesaran kelenjar suboksipital, aurikular
posterior, dan servikal.,
1-7 hari sebelum timbul ruam dan menetap selama satu minggu atau
lebih
Panas badan bervariasi dan biasanya peninggian temperatur
minimal, timbul biasanya bersamaan dengan timbulnya
ruam dan akan kembali normal sesudah ruam hilang.
Arthralgia dan arthritis transien umum terjadi pada
anak perempuan yang sudah cukup besar.
53. Tata Laksana
Tidak ada terapi antiviral spesifik
Pengobatan yang
diberikan bersifat
suportif
Maldonado Y. Rubella. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editor. Nelson Textbook of Pediatrics 19th edition.
Saunders; 2012
53
54. Definisi: sindrom kecacatan pada bayi baru lahir
yang meliputi kelainan pada jantung dan mata,
ketulian dan keterlambatan perkembangan
Penyebab : ibu hamil terutama trimestes 1 yang
terinfeksi virus Rubella
Cara penularan : ibu hamil menulari janin
melalui placenta
Ibu hamil terinfeksi di usia kehamilan <12 minggu
risiko janin tertular 80-90%
Jika infeksi di kehamilan 15-30 minggu, risiko janin
tertular 10-20%
Congenital Rubella Syndrome (CRS)?
55. • Tidak ada tatalaksana khususïƒ hanya bersifat suportif
• Terapi sesuai gejala & kerjasama antardisiplin ilmu ïƒ
tatalaksana yang holistik
• Konsul ke bagian terkait
• Tumbuh kembang
• THt: test BERA dan pemasangan ABD
• Mata:memperbaiki visus dan koreksi katarak
• Jantung:koreksi PJB
• Nutrisi
55
Congenital Rubella Syndrome (CRS)?
57. Epidemiologi Rubella
• Tersebar di
seluruh dunia
• Pandemi tiap
6 – 9 tahun
sebelum vaksin1238 kasus di
Indonesia
8274 kasus di
India
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs367/en
57
58. Source:
•Routine report (measles validation &
integrated VPD Surveillance data)
•Outbreak report (integrated VPD surveillance data)
Distribusi Kasus Suspek Campak per Bulan
di Indonesia, 2018
59. PROVINSI Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep TOTAL
JAKARTA 49 63 73 91 83 14 47 52 19 491
YOGYAKARTA 66 71 57 36 26 33 35 74 25 423
JAWA TENGAH 40 36 63 33 44 22 42 65 16 361
LAMPUNG 55 46 49 54 34 10 23 23 11 305
JAWA TIMUR 62 26 38 38 21 11 42 47 18 303
KALIMANTAN SELATAN 0 10 12 25 14 27 8 62 98 256
SUMATERA SELATAN 40 8 53 53 12 16 24 16 20 242
BALI 35 37 49 47 24 11 20 8 0 231
NUSA TENGGARA BARAT 47 40 43 27 16 14 0 1 4 192
JAWA BARAT 25 15 19 26 27 8 24 25 15 184
SULAWESI SELATAN 36 43 37 33 1 6 6 7 0 169
SUMATERA BARAT 23 16 23 21 19 3 15 11 15 146
RIAU 12 12 44 31 10 3 1 11 6 130
ACEH 12 18 31 26 6 0 3 16 4 116
KALIMANTAN BARAT 12 37 14 14 9 1 1 12 0 100
JAMBI 9 7 17 19 6 8 15 7 0 88
KALIMANTAN TIMUR 6 8 9 6 11 4 7 11 13 75
PAPUA 35 13 14 1 0 0 0 4 0 67
KEPULAUAN RIAU 6 11 13 15 1 3 6 6 0 61
SULAWESI BARAT 2 16 30 2 10 1 0 0 0 61
KALIMANTAN TENGAH 5 5 8 6 6 0 1 9 18 58
NUSA TENGGARA TIMUR 0 5 17 18 8 0 0 0 0 48
SUMATERA UTARA 0 10 0 3 2 0 4 19 6 44
SULAWESI TENGGARA 3 6 11 2 5 6 1 4 0 38
KALIMANTAN UTARA 8 6 0 2 2 0 0 3 14 35
BANTEN 4 4 0 2 7 1 2 1 8 29
GORONTALO 6 0 8 2 2 1 0 1 0 20
BANGKA BELITUNG 3 0 2 4 5 0 3 0 0 17
MALUKU 13 3 0 0 0 0 0 0 0 16
SULAWESI UTARA 0 0 0 2 5 0 0 0 0 7
PAPUA BARAT 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2
BENGKULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SULAWESI TENGAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MALUKU UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
60.
61.
62. Hospital
Reference Lab
CRS Surveillance provinces
Surveilans CRS Sentinel di 13 RS 10 Provinsi
Sumatera
Utara
RS Adam
Malik
Sumatera
Selatan
RS Moh.
Hoesin
DKI Jakarta
• RS Cipto
Mangunkusum
o
• RSIA Harapan
Kita
Jawa Barat
• RS Hasan Sadikin
• RS Mata Cicendo
Jawa
Tengah
RS dr.
Kariadi
Yogyakarta
RS dr.
Sardjito
Jawa Timur
• RS dr.
Soetomo
• RS Haji
Bali
RS
Sanglah
Sulawesi
Selatan
RS Wahidin
Soedirohusod
o
Sulawesi
Utara
RS dr. Kandou
65. Imunisasi Campak-Rubella
Vaksin Campak-Rubella (MR)
Vaksin MR diberikan pada bayi
usia 9 bulan
Cara pemberian : suntikan sub
kutan (SK) pada lengan atas (deltoid)
kiri
Vaksin MR dosis lanjutan
diberikan pada bayi usia 18
bulan*
Cara pemberian: suntikan sub
kutan (SK) pada lengan atas (deltoid)
kiri
https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization-
week/
66. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Radang Paru, Radang Otak, Bakteriemia (sepsis)
(Invasive Pneumococal Disease)
Penyebab : bakteri Streptococcus
pneumoniae
Cara penularan : udara (percikan
ludah)
Gejala : demam, infeksi saluran
napas, kejang, sesak napas
Komplikasi berat : radang paru,
radang otak, sepsis, infeksi telinga,
selulitis,kematian.
Courtesy of Martin Leman
Courtesy of Martin Leman
67. Pneumonia di Indonesia
• Indonesia adalah satu dari 10 negara dengan angka
kematian tertinggi pada balita akibat pneumonia.
• Dan 14% kematian pada balita di Indonesia
disebabkan oleh pneumonia.
Di Indonesia, setiap
jamnya 2-3 balita
meninggal karena
pneumonia
The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress Renewed. Progress Report 2015.
UNICEF. September 2015. http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
68. Penyebab Pneumonia pada Anak-anak
1. UNICEF; WHO. Pneumonia: The Forgotten Killer of Children.
2006.
2. Pneumonia. Fact Sheet No. 331. Updated November 2014. WHO.
Kasus Pneumonia Berat1
Streptococcus pneumoniae, penyebab terbanyak terjadinya pneumonia pada anak-anak.2
S.Pneumonia
(Pneumococcu
s) 50%
Lainnya
(Jamur, Virus)
30%
H.Influenza tipe B
20%
69. Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PCV)
Vaksin PCV
Vaksin PCV diberikan sebanyak dua kali
pada bayi usia 2 dan 3 bulan
Cara pemberian : suntikan intra muskular
(IM) pada paha anterolateral kiri
Vaksin PCV lanjutan diberikan pada bayi
usia 12 bulan
Cara pemberian : suntikan intra muskular
(IM) pada paha anterolateral kiri
Vaksin PCV diberikan dalam program
demonstrasi PCV di Lombok Barat dan
Lombok Timur pada tahun 2017
70. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Kanker Serviks
Penyebab : virus Human Papilloma
Virus (HPV).* utamanya tipe 16 dan
18, dan biasanya terjadi pada
perempuan usia reproduksi.
Cara penularan : Infeksi HPV yang
menyebabkan Kanker serviks menular
dari orang ke orang melalui vagina,
dubur (anus), mulut, hubungan
seksual dan sentuhan melalui kulit
lainnya
Merupakan kanker penyebab
kematian no 2 terbesar di
Indonesia
71. Imunisasi HPV
Vaksin HPV
Vaksin HPV diberikan dalam
kegiatan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS) sebanyak 2 kali yaitu
bagi siswi kelas 5 (dosis pertama)
dan kelas 6 (dosis kedua) SD/MI
dan yang sederajat
Cara pemberian : Suntikan intra
muskular (IM) di lengan atas
(pertengahan M. deltoideus)
72. PD3I
Dalam tahap Demonstration Project
1. Vaksin Pneumococcus Conjugated Vaccine / PCV
• Demonstration project dimulai dengan Provinsi
NTB (sesuai rekomendasi ITAGI: Provinsi NTB
memiliki data serotype Pneumococus yang cukup
lengkap)
• 2017 dimulai di 2 kab (Lombok Barat dan Lombok
Timur)
• 2018 rencana semula akan dikembangkan di
seluruh Pulau Lombok, namun adanya bencana
alam sehingga Lombok Utara ditunda
pelaksanaannya pada tahun 2019 bersamaan
dengan kab/kota di luar Pulau Lombok
73. PD3I
Dalam tahap Demonstration Project
2. Vaksin Human Papiloma Vaccine (HPV)
• Demonstration project dimulai tahun 2016 di
Provinsi DKI (sesuai rekomendasi ITAGI: Provinsi
DKI merupakan wilayah risiko tinggi untuk kanker
serviks)
• Imunisasi diberikan bagi siswi kelas 5 (dosis
pertama) dan kelas 6 (dosis kedua) SD/MI dan
yang sederajat pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS)
• Tahun 2018 dikembangkan ke Provinsi Sulawesi
Selatan (Kota Makassar) dan Provinsi Sulawesi
Utara (Kota Manado)
74. PD3I
Dalam tahap Demonstration Project
3. Vaksin Japanese Encephalitis (JE)
• Demonstration project dimulai tahun 2018 di
Provinsi Bali (sesuai rekomendasi ITAGI:
Provinsi Bali merupakan provinsi risiko tinggi
dan memiliki data angka kesakitan & angka
kematian JE yang tinggi)
• Dimulai dengan kampanye untuk usia sasaran 9
bulan – 15 tahun, kemudian diikuti dengan
introduksi vaksin JE pada program imunisasi
rutin pada anak usia 10 bulan di Provinsi Bali
• Pelaksanaan pada sekolah dan luar sekolah
(tempat pelayanan imunisasi yang ditunjuk)
75. INGAT !!!! 4 pesan penting yg perlu
disampaikan kepada orang tua
ï‚— Manfaat dari vaksin yang diberikan
(contoh: BCG untuk mencegah TBC)
ï‚— Tanggal imunisasi dan pentingnya KMS
disimpan secara aman dan dibawa
pada kunjungan berikut
ï‚— Keluhan yang dapat dialami, cara
mengatasi dan tidak perlu kuatir.
ï‚— Tanggal imunisasi berikutnya:
tujuannya minimal 5 kali kontak untuk
Imunisasi Dasar Lengkap sebelum
berusia 1 tahun.
75