06 Kepemimpinan Tranformasional (Dr. Dewi Wahyuni, MP & Dr. Suharyanto, M.Si)Massaputro Delly TP
Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kompetensi kepemimpinan transformasional yaitu kemampuan dalam memimpin inovasi melalui pembelajaran menghargai harkat dan martabat manusia, peningkatan mutu pelayanan, menunjukkan kesadaran diri terhadap kekuatan karakter dan kebajikan (virtues) yang dimilikinya, mengenali peluang dan ancaman perubahan lingkungan strategis, dan mengenali langkahlangkah yang tepat untuk memunculkan potensi inovatif suatu organisasi. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode, berbagi pengalaman, studi kasus, diskusi interaktif, dan games. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya menunjukkan kemampuan berinovasi.
#RLA Angkatan XIII
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) (Siagian, 1980).
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan kekuasaan politik dalam organisasi kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah kali ini penulis akan membahas masalah :
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana kepemimpinan versi manajemen?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan?
4. Bagaimana kerja sama tim dalam manajemen konflik?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Versi Manajemen
3. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan
4. Untuk mengetahui kerjasama tim dalam manajemen konflik
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan.Bawahan pemimpin ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara konsopsional strategis dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan
semakin generalist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialis.
3.2 Saran
Jadi hendaklah kita yang merupakan calon-calon pemimpin ini menggunakan hati, pikiran dan segala usaha untuk memajukan apa yang kita pimpin dan bukan untuk kepentingan pribadi semata.
06 Kepemimpinan Tranformasional (Dr. Dewi Wahyuni, MP & Dr. Suharyanto, M.Si)Massaputro Delly TP
Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kompetensi kepemimpinan transformasional yaitu kemampuan dalam memimpin inovasi melalui pembelajaran menghargai harkat dan martabat manusia, peningkatan mutu pelayanan, menunjukkan kesadaran diri terhadap kekuatan karakter dan kebajikan (virtues) yang dimilikinya, mengenali peluang dan ancaman perubahan lingkungan strategis, dan mengenali langkahlangkah yang tepat untuk memunculkan potensi inovatif suatu organisasi. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode, berbagi pengalaman, studi kasus, diskusi interaktif, dan games. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya menunjukkan kemampuan berinovasi.
#RLA Angkatan XIII
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) (Siagian, 1980).
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan kekuasaan politik dalam organisasi kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah kali ini penulis akan membahas masalah :
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana kepemimpinan versi manajemen?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan?
4. Bagaimana kerja sama tim dalam manajemen konflik?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Versi Manajemen
3. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan
4. Untuk mengetahui kerjasama tim dalam manajemen konflik
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan.Bawahan pemimpin ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara konsopsional strategis dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan
semakin generalist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialis.
3.2 Saran
Jadi hendaklah kita yang merupakan calon-calon pemimpin ini menggunakan hati, pikiran dan segala usaha untuk memajukan apa yang kita pimpin dan bukan untuk kepentingan pribadi semata.
Introduction To Businnes 1 (Pengantar Bisnis)-BISNIS DAN LINGKUNGANDunia Pendidikan
Hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia (produk atau jasa) yang bermanfaat bagi masyarakat.
Manusia bisnis (businessman) selalu melihat adanya kebutuhan masyarakat kemudian mencoba untuk melayaninya secara baik sehingga memberikan kepuasan pada masyarakat.
Fokus pada bagaimana perusahaan akan memanfaatkan dana tersebut (investasi bisnis)
Keputusan berinvestasi jangka pendek ketika sedang mempertimbangkan berinvestasi pada piutang dan persediaan.
Keputusan berinvestasi jangka panjang ketika sedang mempertimbangkan berinvestasi pada aktiva-aktiva jangka panjang
Misal rencana perluasan jangkauan usaha harus mempertimbangkan :
Jenis investasi yang sebaiknya dipertimbangkan ?
Kegiatan apa yang harus dilakukan dalam mengambil keputusan investasi ?
Bagaimana cara melakukan analisis kelayakan investasinya ?
Bagaimana sebaiknya mengambil keputusan pada investasi aktiva aktiva jangka pendek ?
MASUK BURSA :
Jika “masuk bursa” (going public) perusahaan harus melakukan penawaran saham perdana (initial public offering-IPO) yaitu penerbitan saham kepada publik untuk pertama kalinya --- tujuan menjadi perusahaan terbuka dan punya modal kuat untuk ekspansi usaha tanpa harus melakukan hutang.
Beberapa kelemahan IPO :
Menginformasikan kondisi keuangan kepada masyarakat investasi, laporan berkala kepada Securities Exchange Commision (SEC) --- biaya mahal.
Bisnis kecil kesulitan meyakinkan investor, harga cenderung rendah --- menyerahkan sebagian perusahaan scr cuma-Cuma
Terdilusinya struktur kepemilikan, kendali pemilik awal terhadap perusahaan lebih kecil, deviden dialokasikan kepada lebih banyak pemilik
Biaya tinggi : jasa pelayanan bank investasi (penasehat & penempatan saham bagi para investor) : biaya hukum : akuntansi : percetakan --- bisa mencapai 10 % dari harga IPO.
Aktiva Pajak yang Ditangguhakan harus dikurangi oleh suatu penyisian penilaian jika, berdasarkan semua bukti yang tersedia, lebih mungkin daripada tidak bahwa sebagian atau seluruh aktiva pajak yang ditangguhkan itu tidak akan direalisasi.
Pendanaan melalui hutang (debt financing) adalah tindakan perusahaan meminjam dana untuk mendanai operasinya.
Konsekuensi hutang adalah beban bunga yang harus ditanggung atas pinjaman tersebut. Semakin tinggi beban bunga, semakin besar beban perusahaan shg laba semakin berkurang.
Perusahaan industri lebih banyak memerlukan investasi dalam jumlah besar pada aktiva seperti bangunan, mesin-mesin dll. Sehingga membutuhkan modal (capital) atau dana jangka panjang yang pada umumnya dipenuhi dari pinjaman (hutang)
INTRODUCTION TO BUSINNES(Pengantar Bisnis) BISNIS DAN LINGKUNGANguest8f29a73
Memberikan dasar-dasar pengetahuan bisnis yang memungkinkan mempergunakan potensi dalam dunia bisnis.
Memberikan suatu tinjauan umum mengenai berbagai topik bisnis sehingga memungkinkan untuk menentukan bidang bisnis tertentu.
Bisnis dimiliki oleh seorang pemilik. Pemilik dari suatu kepemilikan perseorangan disebut pemilik tunggal (sole proprietor)
Keuntungan yang didapatkan akan dianggap sebagai laba pribadi pemiliknya dan menjadi subyek pajak penghasilan pribadi.
Beberapa contoh umum : rumah makan, perusahaan konstruksi lokal, tukang cukur, toko pakaian, kelontong, dll
education management (kepemimpinan dan supervisi pendidikan)elmabb
semoga pembahasan ini dapat membantu meningkatkan pemahan tentang kepemimpinan dan supervisi dalam dunia pendidikan. dalam jalur kemenejemenan pendidikan.
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Penjualan Perseorangan (personal selling) Presentasi penjualan perorangan yang digunakan untuk mempengaruhi satu atau lebih pelanggan.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam pelaksanaan personal selling :
Mengenali pasar target
Menghubungi calon pelanggan
Melakukan presentasi penjualan
Menjawab berbagai mecam pertanyaan
Mengakhiri penjualan
Menindaklanjuti penjualan
Promosi adalah bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran.
Hakikat fungsi pemasaran secara luas :
Perumusan jenis produk yang diinginkan konsumen,
Perhitungan berapa banyak kebutuhan akan produk tersebut,,
Bagaimana cara menyalurkan produk tersebut kepada konsumen,
Seberapa tinggi harga harus ditetapkan sehingga cocok dengan kondisi konsumennya,
Bagaimana cara promosi/mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen,
Bagaimana mengatasi kondisi persaingan
SALURAN LANGSUNG
Situasi dimana produsen suatu produk melakukan transaksi secara langsung dengan pelanggan
Keuntungan :
Produsen mengendalikan penuh harga produk (tidak ada mark up akibat marketing intermediaries)
Mudah mendapatkan umpan balik langsung mengenai produknya --memungkinkan memberikan respon lebih cepat
Misal : perusahaan langsung memberikan katalog produk kepada pelanggan sehingga bisa langsung memesan produk langsung ke perusahaan.
Pendapatan dari penjualan sebuah produk sama dengan harga produk dikali jumlah produk yang terjual.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan penentuan harga :
Biaya produksi
Pasokan persediaan
Harga pesaing
Mendistribusikan dan mempromosikan produk
Produk baru harus diinformasikan/dipromosikan kepada pelanggan
Beban promosi perlu diperhitungkan sebelum menentukan produk baru.
Melakukan audit atas produk
Setelah produk diperkenalkan ke pasar, biaya dan keuntungan aktual hendaknya diukur dan dibandingkan dengan keuntungan yang diramalkan sebelumnya.
Jika biaya diestimasi terlalu rendah dan keuntungan diestimasi terlalu tinggi, sebagai referensi untuk analisis produk berikutnya dimasa y.a.d.
pemasaran dengan basis internet untuk melakukan pendesainan, penentuan harga, distribusi dan promosi produk.
Situs web digunakan menerima pesanan dan pembayaran secara online kemudian mengirimkan produk secara langsung ke konsumen.
Target pasar dapat dijangkau sangat luas tanpa membuka outlet di berbagai daerah.
PRODUK : barang berwujud atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen
Produk yang dihasilkan untuk kebutuhan pelanggan dibagi menjadi :
Produk sehari-hari (convenience product) : barang2 tersedia luas dipasar, sering dibeli dan mudah didapatkan.
Produk perbelanjaan (shopping product) : tidak terlalu sering dibeli, konsumen membandingkan dulu mutu dan harga
Produk khusus (specialty product) : produk dianggap khusus oleh konsumen tertentu dan diperlukan usaha khusus untuk membelinya.
PROSES PRODUKSI (PROSES KONVERSI), serangkaian pekerjaan dengan berbagai sumber daya digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
MANAJEMEN PRODUKSI (MANAJEMEN OPERASI), manajemen proses dimana berbagai sumber daya (misal karyawan, mesin, dll) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa
Bisnis harus menyadari tanggung jawabnya terhadap para pemangku kepentingan perusahaan dan membuat keputusan yang mencerminkan tanggung jawab ini --- Stakeholder Benefit.
Peran, Fungsi dan Tugas PR di Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Dae...Dunia Pendidikan
Kedudukan Humas di Kanwil Depag DIY
Secara struktural, posisi humas di lingkungan: Departemen Agama tertinggi:
Biro hukum dan humas
Tingkat Kanwil
Posisi humas dilaksanakan oleh kasubag Humas/KUB
Kandepag Kabupaten/Kota
Pelaksanaan humas berada pad TU masing-masing bidang kerja tersebut.
Etika adalah pedoman dalam bersikap dan berperilaku yang didalamnya berisi garis besar nilai moral dan norma yang mencerminkan masyarakat kampus yang ilmiah, edukatif, kreatif, santun dan bermartabat.
Pembentukan sikap, kepribadian, moral, dan karakter sosok seorang guru/pendidik harus dimulai sejak mahasiswa calon guru/pendidik memasuki dunia pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya.
Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan
motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan
seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat
tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu
dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang
bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri.
Beberapa devinisi kepemimpinan menurut para ahli.
3.
Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli
sebagai berikut :
1] Koontz & O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan
sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang
sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk
meraih tujuan kelompoknya.
2] Wexley & Yuki [1977], kepemimpinan mengandung
arti mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha
mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah
tingkah laku mereka.
4.
3] Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha
mencapai tujuan bersama.
4] Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu
proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau
sekelompok orang.
Dari keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sudut pandangan yang dilihat oleh para ahli tersebut
adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan bersama.
5.
Definisi lain, para ahli kepemimpinan merumuskan
definisi, sebagai berikut:
[1] Fiedler [1967], kepemimpinan pada dasarnya
merupakan pola hubungan antara individu-individu yang
menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap
kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan [2] John Pfiffner, kepemimpinan adalah
kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi orangorang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di
kehendaki.
6.
[3] Davis [1977], mendefinisikan kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan
yang sudah ditentukan dengan penuh semangat . [4] Ott
[1996], kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai
proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya
seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan
khususnya perilaku orang lain.
7.
[5] Locke et.al. [1991], mendefinisikan kepemimpinan
merupakan proses membujuk orang lain untuk
mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama
Dari kelima definisi ini, para ahli ada yang meninjau
dari sudut pandang dari pola hubungan, kemampuan
mengkoordinasi, memotivasi, kemampuan
mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain.
8. Unsur-unsur Kepemimpinan
Dari beberapa definisi di atas, ada beberapa
unsur pokok yang mendasari atau sudut
pandang dan sifat-sifat dasar yang ada dalam
merumuskan definisi kepemimpinan, yaitu:
Unsur-unsur yang mendasari
Sifat dasar kepemimpinan
9. a.
Unsur-unsur yang mendasari
Unsur-unsur yang mendasai kepemimpinan dari
definisi-definis yang dikemukakan di atas, adalah:
[1] Kemampuan mempenga ruhi orang lain [kelom
pok/bawahan]. [2] Kemampuan mengarahkan atau
memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
[3] Adanya unsur kerja sama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
10. b. Sifat dasar kepemimpinan
Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah
kecakapan memimpin. Paling tidak, dapat dikatakan
bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur
kecakapan pokok, yaitu:
[1] Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui
bahwa setiap manusia mempunyai daya motivasi yang
berbeda pada berbagai saat dan keadaan yang
berlainan.
[2] Kemampuan untuk menggugah semangat dan
memberi inspirasi.
11. [3] Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara
yang dapat mengembangkan suasana [iklim] yang mampu
memenuhi dan sekaligus menimbulkan dan mengendalikan
motivasi-motivasi [Tatang M. Amirin, 1983:15]. Pendapat
lain, menyatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup
tiga unsure pokok yang mendasarinya, yaitu :
[1] Seseorang pemimpin harus memiliki kemampuan
persepsi sosial [sosial perception].
[2] Kemampuan berpikir abstrak [abilitiy in abstrakct
thinking].
[3] Memiliki kestabilan emosi [emosional stability].
12.
Kemudian dari definisi Locke, yang dikemukakan di
atas, dapat dikategorikan kepemimpinan menjadi 3
[tiga] elemen dasar, yaitu:
1] Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi
[relation consept], artinya kepemimpinan hanya ada
dalam relasi dengan orang lain, maka jika tiadak ada
pengikut atau bawahan, tak ada pemimpin. Dalam
defines Locke, tersirat premis bahwa para pemimpin
yang efektif harus mengetahui bagaimana
membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para
pengikut mereka.
13. 2] Kepemimpinan merupakan suatu proses,
artinya proses kepemimpinan lebih dari sekedar
menduduki suatu otoritas atau posisi jabatan
saja, karena dipandang tidak cukup memadai
untuk membuat seseorang menjadi pemimpin,
artinya seorang pemimpin harus melakukan
sesuatu. Maka menurut Burns [1978], bahwa
untuk menjadi pemimpin seseorang harus dapat
mengembangkan motivasi pengikut secara terus
menerus dan mengubah perilaku mereka menjadi
responsive.
14. 3] Kepemimpinan bearti mempengaruhi orang-orang
lain untuk mengambil tindakan, artinya seorang
pemimpin harus berusaha mempengaruhi pengikutnya
dengan berbagai cara, seperti menggunakan otoritas
yang terlegitimasi, menciptakan model [menjadi
teladan], penetapan sasaran, memberi imbalan dan
hukuman, restrukrisasi organisasi, dan
mengkomunikasikan sebuah visi. Dengan demikian,
seorang pemimpin dapat dipandang efektif apabila
dapat membujuk para pengikutnya untuk meninggalkan
kepentingan pribadi mereka demi keberhasilan
organisasi [Bass, 1995. Locke et.al., 1991., dalam
Mochammad Teguh, dkk., 2001:69.
15. Teori Kelahiran Pemimpin
Para ahli teori kepemimpinan telah
mengemukakan beberapa teori tentang
timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal
ini terdapat 3 [tiga] teori yang menonjol
[Sunindhia dan Ninik Widiyanti, 1988:18],
yaitu:
teori genetis
teori sosial
teori ekologis
16.
Teori Genetik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu
dilahirkan dan bukan dibentuk” [Leaders are born and
not made]. Pandangan terori ini bahwa, seseorang
akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia
telah dilahirkan dengan “membawa bakat”
kepemimpinan. Teori keturunan ini, dapat saja terjadi,
karena seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi”
termasuk “memiliki potensi atau bakat” untuk
memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor
“dasar”. Dalam realitas, teori keturunan ini biasanya
dapat terjadi di kalangan bangsawan atau keturunan
raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka
seorang anak yang lahir dalam keturunan tersebut
akan diangkan menjadi raja.
17.
Teori Sosial
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang yang
menjadi pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan [Leaders
are made and not born]. Penganut teori berkeyakinan
bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi
untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi
atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja paktor
lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan
potensi tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan
baik dan inilah yang disebut dengan faktor “ajar” atau
“latihan”.
Setiap orang dapat dididik, diajar, dan dlatih untuk
menjadi pemimpin. Intinya, bahwa setiap orang memiliki
potensi untuk menjadi pemimpin, meskipun dia bukan
merupakan atau berasal dari keturunan dari seorang
pemimpin atau seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar
dan dilatih untuk menjadi pemimpin.
18.
Teori Ekologik
Penganut teori ini berpendapat bahwa,
seseorang akan menjadi pemimpin yang
baik “manakala dilahirkan” telah memiliki
bakat kepemimpinan. Kemudian bakat
tersebut dikembangkan melalui
pendidikan, latihan, dan pengalamanpengalaman yang memungkinkan untuk
mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat
yang telah dimiliki.
19.
Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan
menjadi pemimpin merupakan perpaduan antara faktor
keturunan, bakat dan lungkungan yaitu faktor
pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang
memungkinkan bakat tersebut dapat teraktualisasikan
dengan baik.
Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat
yaitu Teori Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi.
Penganut teori ini berpendapat bahwa, ada tiga faktor
yang turut berperan dalam proses perkembangan
seseorang menjadi pemimpin atau tidak, yaitu:
[1] Bakat kepemimpinan yang dimilikinya.
[2] Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang
pernah diperolehnya,
3] Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat
kepemimpinan tersebut.
20.
Teori ini disebut dengan teori serba
kemungkinan dan bukan sesuatu yang pasti,
artinya seseorang dapat menjadi pemimpin
jika memiliki bakat, lingkungan yang
membentuknya, kesempatan dan
kepribadian, motivasi dan minat yang
memungkinkan untuk menjadi pemimpin.
21. Gaya dasar kepemimpinan dalam
proses pembuatan keputusan
Gaya instruksi (G1)
Gaya konsultasi (G2)
Gaya Delegasi (G4)
Gaya Partisipasi
22.
Gaya instruksi (G1)
Merupakan perilaku pemimpin yang tinggi tugas dan
rendah hubungan. Komunikasi yang terjalin antara
pimpinan dan bawahan satu arah. Pemimpin
memberikan batasn peranan bawahannya.
Gaya konsultasi (G2)
Merupakan perilaku pemimpin yang tinggi tugas dan
tinggi hubungan. Pemimpin dengan menerapkan gaya
ini masih banyak memberikan pengarahan, dan masih
mendominasi pelaksanaan keputusan, namun juga
diikuti oleh usaha meningkatkan komunikasi dua arah
atau perilaku hubungan.
23.
Gaya Partisipasi
Merupakan perilaku pemimpin yang mempunyai ciriciri tinggi hubungan dan rendah tugas. Pemimpin
dengan pola gaya ini menunjukkan perilaku
memberikan kewenangan kepada bawahan dalam
pemecahan masalah serta pengambilan keputusan
secara bergantian ataupun bersama-sama.
Gaya Delegasi (G4)
Merupakan perilaku pemimpin yang ciri-ciri rendah
hubungan dan rendah tugas. Pemimpin dalam proses
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
berdiskusi bersama bawahan sehingga tercapai
kesepakatan, proses pengambilan keputusan
didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan.
24.
Teori Blanchard sering disebut juga dengan teori siklus
kehidupan. Konsep dasar teori ini menyatakan bahwa
pemilihan gaya kepemimpinan tergantung pada faktor
situasional dan terutama didasarkan pada kedewasaan atau
ketidakdewasaan para bawahan atau pengikut. Kedewasaan
para bawahan (maturity) dapat dirumuskan sebagai suatu
kemampuan dan kemauan dari orang-orang untuk bertanggung
jawab dalam mengarahkan perilakunya sendiri.
25.
Tingkat kedewasaan bawahan atau tingkat kesiapan
pengikut secara kontinum terbagi dalam empat tingkat:
rendah (M1), rendah ke sedang (M2), sedang ke tinggi
(M3), dan tinggi (M4). Tiap tingkat perkembangan
menunjukkan kombinasi kemampuan dan kemauan
yang berbeda-beda seperti ditunjukkan dalam gambar
berikut.
26. Pemilihan gaya kepemimpinan bila
dikaitkan dengan tingkat
kedewasaan
Gaya
Gaya
Gaya
Gaya
Instruksi
Konsultasi
Partisipasi
delegasi
27.
Gaya Instruksi
Bila tingkat kedewasaan rendah (M1), maka gaya yang
efektif adalah yang bersifat mengarahkan atau
memerintah secara rinci tugas-tugas yang harus
dilaksanakan.
Gaya Konsultasi
Bila tingkat kedewasan M2, maka gaya yang efektif
adalah kombinasi antara penugasan tinggi dengan
hubungan persahabatan yang tinggi pula.
28.
Gaya Partisipasi
Jika kedewasaan pada tingkat M3, maka diprioritaskan
pada hubungan kemanusiaan dengan komunikasi dua
arah yang persuasif dan penugasan rendah.
Gaya delegasi
Bila kedewasaan berada pada tingkat M4, maka gaya
kepemimpinan yang cocok adalah pendelegasian
tugas, tanggung jawab dan wewenang yang cukup
besar pada bawahan.
29. Model Jalur – Tujuan – House – Mitchel (Path–
Goal Model)
Ada empat macam gaya utama kepemimpinan menurut
teori path–goal sebagai berikut:
Ada empat macam gaya utama kepemimpinan menurut
teori path–goal sebagai berikut:
Kepemimpinan direktif atau instruktif (directive
leadership).
Kepemimpinan yang mendukung (supportive
leadership).
Kepemimpinan partisipatif (participative leadership).
Kepemimpinan yang berorientasi prestasi (achievement
oriented leadership).
30.
Kepemimpinan direktif atau instruktif (directive
leadership). Tipe ini sama dengan tiper otokratis.
Memberitahukan kepada bawahan apa yang
diharapkan dari mereka, memberi pedoman yang
spesifik, meminta bawahan untuk mengikuti peraturanperaturan dan prosedur-prosedur, mengatur waktu dan
mengkoordinasikan pekerjaan mereka.
31.
Kepemimpinan yang mendukung (supportive
leadership). Gaya kepemimpinan yang menunjukkan
kesediaan bersahabat dan mudah didekati, mempunyai
perhatian kemanusiaan kepada bawahan.
Kepemimpinan partisipatif (participative leadership).
Pemimpin meminta dan mempergunakan saran-saran
bawahan dalam pengambilan keputusan.
32.
Kepemimpinan yang berorientasi prestasi
(achievement oriented leadership). Gaya
kepemimpinan yang menetapkan serangkaian tujuan
yang menantang para bawahan untuk berpartisipasi
dan memberikan keyakinan pada mereka mampu
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan dengan
baik.