Agama Khonghucu berawal dari ajaran para raja dan nabi purba Tiongkok sejak 2000 tahun sebelum Nabi Khonghucu. Nabi Khonghucu memperbaiki dan menyebarkan ajaran tersebut pada abad ke-6 SM. Agama ini kemudian menjadi agama negara Tiongkok pada dinasti Han dan terus berkembang hingga saat ini meskipun pernah bersaing dengan agama Buddha dan Tao.
3. i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim pemakalah panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “SEJARAH AGAMA
KHONGHUCU ” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim pemakalah berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang agama Islam. Begitu
pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui media
internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, guru mata pelajaran IPS
dan juga kepada teman-teman kelompok yang mau bekerja sama mengerjakan makalah ini.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Makassar, 06 November2022
Pemakalah
4. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................................................... 2
D. Manfaat............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. Sejarah Agama Khonghucu ............................................................................................ 3
B. Penyebaran Agama Khonghucu ...................................................................................... 6
C. Hari Kebesaran Agama Khonghucu ................................................................................ 6
BAB III PENUTUP................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 8
B. DAFTAR PUSTAKA
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama Khonghucu dalam dialek Hokkian memiliki nama asli Ru Jiao atau Ji
Kauw yang berarti agama bagi umat yang lembut hati adalah bimbingan hidup
karunia Thian, Tuhan Yang Maha Esa yang diturunkan kepada para Nabi dan para
suci purba yang digenapkan, disempurnakan dengan ajaran Nabi Khonghucu. Agama
Khonghucu (Ru Jiao) ini disempurnakan oleh nabi Khonghucu. Hal ini dikuatkan
pada abad 16 M oleh Matteo Ricci, yakni salah satu misionaris dari Italia yang
menyatakan bahwa diantara nabi-nabi dalam Agama Khonghucu (Ru Jiao), maka
Nabi Khonghucu merupakan nabi yang memiliki pengaruh terbesar dalam Agama
Khonghucu tersebut. Dari pengamatannya tersebut, ia membuat istilah Confusianism
atau Konfusianisme yang kemudian dikenal oleh masyarakat sebagai sebutan populer
dari agama Khonghucu. Seperti halnya Agama Islam, Agama Khonghucu juga
merupakan agama monoteis. Agama Khonghucu hanya mengenal satu Tuhan yakni
yang dikenal dengan istilah Thian (Tuhan yang maha esa), Shang Di (Tuhan yang
maha kuasa).
Sedangkan arti Agama dalam keyakinan umat Khonghucu merupakan wahyu
Tuhan yang membimbing manusia sebagai rakyat Tuhan (Thian Ming) agar manusia
mampu hidup selaras mengikuti benih kebajikan dalam watak sejati (Xing) yang
merupakan kuasa firman Tuhan. Thian (Tuhan) menurunkan firman-Nya kepada para
nabi purba/raja suci yang kemudian terangkai sebagai mutiara kebajikan. Firman-
firman tersebut sepanjang sejarah tumbuh dan berkembang menjadi nilai – nilai mulia
keagamaan Agama Khonghucu (Ru Jiao), yang kini lebih dikenal dunia sebagai
Agama Khonghucu (Confucius Religion). Agama Khonghucu tidak hanya tumbuh
pada zaman Nabi Khongcu melainkan agama ini sudah diturunkan oleh Thian
(Tuhan) puluhan abad/ribu tahun sebelum Nabi Khongcu, hanya saja agama ini
disempurnakan oleh Nabi Khongcu.
Di Indonesia Agama Khonghucu memiliki perkembangan yang sangat
mengkhawatirkan dan memprihatinkan. Pada era Soeharto, Agama Khonghucu tidak
diakui sebagai salah satu agama yang boleh dipeluk oleh penduduk Indonesia. Agama
ini dihapuskan sebagai agama negara dan karena keputusan Soeharto tersebut, Agama
Khonghucu terpaksa mengaviliasi dirinya dengan Agama Budha dan Tao yang
6. 2
kemudian membentuk suatu tempat ibadah Tridharma. Karena lamanya pemerintahan
Soeharto tersebut, sehingga membuat tradisi dan ritual orang-orang Khonghucu
bercampur atau mengalami sinkretisme dengan Agama Budha dan Tao. Orang-orang
Khonghucu sadar akan sulitnya mereka dalam menyelaraskan Agama Khonghucu
dengan Agama Budha dan Tao. Walaupun begitu, banyak orang-orang Khonghucu
yang mencoba memurnikan Agama Khonghucu, yakni dengan membuat dewan
agama Khonghucu pada pertengahan tahun 60-an.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana Sejarah Terbentuknya Agama Khonghucu?
2. Apa yang dilakukan setelah agama Khonghucu?
3. Apa Hari Kebesaran Agama Khonghucu?
C. MANFAAT
1. Memperoleh informasi sejarah Agama Khonghucu
2. Mengetahui penyebaran agama Khonghucu
3. Mengetahui hari kebasaran agama Khonghucu
D. MANFAAT
Mengetahui tentang sejarah Khonghucu, mengetahui penyebaran agama
Khonghucu, dan hari kebesaran agama Khonghucu.
7. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Tentang Agama Khonghucu
1. Sejarah Adanya Agama Khonghucu
Agama Khonghucu, tepatnya disebut Ru Jiao, sudah ada 2000 tahun sebelum
Nabi Khongcu lahir. Para raja dan rakyat harus menjalankan upacara agama dan
menjunjung tinggi moralitas seperti yang diajarkan oleh para luhur raja. Nabi
Khongcu lahir pada tahun 551 SM. Ia ditugaskan oleh Tuhan untuk menata
kembali tata upacara agama Ru Jiao dan mengajarkan kepada raja dan rakyat
Tiongkok tentang spiritual dan moral agar rakyat Tiongkok hidup lebih sejahtera
dan damai. Pada waktu itu di Tiongkok terjadi perpecahan yang menjadikan
negeri Tiongkok kacau balau. Para kepala daerah ingin menjadi raja, mereka
saling berperang berebut wilayah. Zaman itu disebut zaman Chun Qiu ( Musim
Semi dan Musim Gugur).
Nabi Khongcu mendirikan sekolah yang menampung murid sebanyak 3000
orang. Setelah para murid itu pandai banyak yang mendirikan sekolah meneruskan
ajaran Nabi Khongcu. Namun, ada juga murid yang mendirikan sekolah dengan
aliran lain. Pada waktu itu muncul aliran yang bermacam-macam di Tiongkok,
bakan ada aliran yang bertentangan dengan ajaran Nabi, antara lain aliran Mohist
yang didirikan oleh Mo Zi.
Dua tokoh besar yang meneruskan ajaran Rujiao yaitu Meng Zi atau Mencius
(371-289 SM) dan Xun Zi (326-233 SM). Kedua tokoh ini memang mengajarkan
ajaran Rujiao dari Kong Zi, namun mereka mempunyai perbedaan pendapat dalam
beberapa hal karena mereka hidup dalam situasi negara Tiongkok yang berbeda.
Meng Zi hidup pada saat awal kekacauan muncul, sedangkan Xun Zi lahir saat
kekacauan itu sudah memuncak.
Meng Zi mengajarkan: manusia akan hidup bahagia apabila negara makmur
dan sejahtera, untuk itu menusia harus melaksanakan Perintah Tuhan, yaitu
menjalani hidup lurus, jujur, dan tidak serakah. Kekacauan terjadi dalam
masyarakat karena banyak orang tidak menjalankan hidup sesuai Perintah Tuhan.
Ajaran Meng Zi lebih mengarah kepada ajaran agama, kekuatan iman sangat
diperhatikan. Meng Zi menyakini bahwa watak dasar manusia itu baik.
8. 4
Xun Zi mengajarkan bahwa manusia bisa hidup bahagia apabila negaranya
kuat dan kaya. Untuk mewujudkan negara yang kuat dan kaya perlu dibuat
undang-undang yang berlandaskan cinta kasih dan keadilan, dan ditentukan sistem
kemasyarakatan yang jelas. Rakyat perlu dididik untuk hidup sesuai dengan
sistem kemasyarakatan yang ada. Ajaran Xun Zi lebih mengarah kepada ajaran
Filsafat Konfusianisme. Xun Zi tidak yakin bahwa watak dasar manusia itu baik,
maka dia menyarakan adanya penegakan hukum yang serius agar rakyat hidup
lurus dan benar.
Ajaran kedua tokoh ini telah memperkuat posisi ajaran Rujiao sebagai agama,
pandangan hidup, sistem filsafat bagi masyarakat Tionghoa. Sejak awal dinasti
Han, ajaran Rujiao juga diserap oleh bangsa Jepang, bangsa Korea, dan bangsa
Vietnam sampai dengan sekarang. Bangsa-bangsa tersebut menyerap ajaran
Rujiao menurut keperluan mereka. Di Jepang untuk keperluan pemerintahan
mereka mengambil ajaran Xun Zi, untuk keperluan rakyat banyak digunakan
ajaran Meng Zi. Di Korea, ajaran Meng Zi lebih banyak diambil dari pada ajaran
Xun Zi. Di Vietnam, ajaran Xun Zi lebih banyak dimanfaatkan dari pada ajaran
Meng Zi. Di Tiongkok sekarang, untuk pemerintahan lebih banyak diambil ajaran
Xun Zi, namun rakyat lebih banyak mengenal ajaran Meng Zi.
Pada xaman dinasti Han (206 SM) Agama Khongcu atau Ru Jiao ditetapkan
sebagai agama negara, dan semua pejabat negara harus lulus ujian negara dengan
materi ujian ajaran Ru Jiao, yang bersumber dari Kitab Klasik, kitab ini ditulis
berdasaekan ajaran Nabi Khongcu oleh para murid-Nya. Namun pada waktu itu
banyak orang dengan aliran lain mengaku sebagai pembawa ajaran Khongcu,
tujuannya supaya diterima sebagai pejabat.
Pada tahun 97 M, diadakan seminar di Gua Macan Putih (nama sebush gedung
di Istana), untuk menetapkan ajaran Nabi Khongcu yang asli dan dipisahkan dari
ajaran Khongcu yang palsu. Pemisahahan ini mempunyai dampak positip, tetapi
juga mempunyai dampak negatif. Dampak positifnya ajaran Nabi Khongcu yang
murni sudah ditetapkan. Dampak negatifnya, banyak buku tulisan pemikir Rujiao
yang ikut tersingkirkan atau tidak diakui sebagai ajaran Rujiao. Perlu dijelaskan di
sini bahwa pasa zaman itu terjadi pepecahan antara Kelompok teks baru dan teks
lama. Tampaknya yang menentukan putusan dalam seminar itu dari kelompok
teks baru. Tulisan Yang Xiong ( kelompok teks lama) yang berjudul Tai Xuan
9. 5
Jing (Kitab Rahasia Besar) tidak dimasukkan dalam ajaran Rujiao. Tulisan Yang
Xiong justru dimanfaatkan oleh agama Tao sebagai kitab yang amat penting.
Semula agama Konghucu adalah untuk semua rakyat Tiongkok atau bangsa
Tionghoa, ajaran agama Khonghuci itu diajarkan melalui sekolah dan para orang
tua. Lembaga agamanya adalah negara itu sendiri. Setiap raja yang naik tahta
wajib membuat rumah ibadah Khonghucu (Bio atau Miao atau kelenteng)
sebanyak tujuh buah, setiap gubernur lima buah, dan residen tiga buah.
Pada akhir dinasti Han (210 M) di Tiongkok muncul agama Tao. Agama Tao
ini mengambil berbagai unsur, a.l. ajaran Taoisme, kitab Yi Jing, kitab Tai Xuan
Jing, ilmu Kedewataan Tiongkok kuna, dan konsep Reinkarnasi. Agama Tao ini
bukan agama negara, mereka lebih bebas menyebarkan ajarannya dengan
mendirikan tempat ibadah yang lebih kecil. Perhatian mereka adalah pada ajaran
spititual dan ritual, termasuk ilmu magis dan mistik. Mereka mempunyai pendeta
yang menyucikan diri dari urusan duniawi. Umat mereka khusus, yaitu yang
mempelajari ajaran dari pendeta mereka, bukan di sekolah seperti agama
Khonghucu.
Agama Khonghucu pada waktu itu juga mempunyai lembaga khusus yang
mempelajari agama, tetapi tidak banyak jumlahnya. Para muridnya setelah lulus
juga mengikuti ujian menjadi pejabat negara. Kedudukan agama Khonghucu yang
sangat istimewa di Tiongkok saat itu telah menjadikan tokoh agama Khonghucu
lupa membina umatnya secara intensif, mereka kurang menekankan pada ajaran
spiritual, tetapi lebih menekankan pada pengabdian masyarakat.
Pada abad V, agama Buddha Mahayana mulai berkembang di Tiongkok,
akibatnya terjadi persaingan dalam memperebutkan umat dengan agama Tao.
Persaingan itu berlanjut menjadi konflik fisik yang melibatkan para pengikutnya.
Kaisar dinasti Tang saat itu melerai konflik dengan menyatukan tigs lembaga
agama menjadi San Jiao atau Tiga Agama (di Indonesia disebut Tri Darma). Sejak
itu di Tiongkok tidak ada konflik umat beragama, karena mereka mempunyai
tempat ibadah yang sama. Masing-masing umat mempelajari ajaran agamanya
sendiri dan tetap rukun dengan umat lain.
Tentang konsep Tri Darma ini masih ada perbedaan pendapat antara
pengikutnya, yaitu ada yang memahami Tri Darma sebagai koalisi, ada yang
memahaminya sebagai sinkritisme. Menurut kami, kedua pendapat itu terserah
10. 6
masing-masing. Biarkanlah masing-masing pengikut Tri Darma memilih caranya
sendiri untuk konsep itu.
Dengan adanya Tri Darma tidak berarti agama Khonghucu, agama Tao, dan
agama Buddha Mahayana Tiongkok melebur menjadi satu. Maisng-masing agama
masih berdiri sendiri-sendiri, namun mereka mengakui bahwa ada sebagian umat
mereka merupakan umat bersama yang perlu dibina bersama. Untuk itu,
rohaniwan Khonghucu mendapat kesempatan untuk menguraikan ajaran agama
Khonghucu di kelenteng atau Tempat Ibadah Tri Darma (TITD), di samping di
tempat Ibadah Untuk agama Khonghucu ( Khongcu Bio).
B. Penyebaran Agama Khonghucu di Indonesia
Konghucu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia bersama lima
agama lainnya. Per Mei 2022, jumlah pemeluk agama Konghucu mencapai 71.999
jiwa.
Pemeluk agama Konghucu di Tanah Air menjadi yang terendah di antara
agama lainnya, seperti pemeluk Islam yang mencapai 231 juta jiwa, Kristen 20,24 juta
jiwa, Katolik 8,32 juta jiwa, Hindu 4,64 juta jiwa, dan Budha 2,06 juta jiwa.
Adapun provinsi dengan pemeluk agama Konghucu terbanyak adalah Kepulauan
Bangka Belitung, dengan jumlah 28.348 jiwa. Kemudian disusul Kalimantan Barat
dengan jumlah 13.093 jiwa.
Jumlah pemeluk agama Konghucu di Jawa Barat menempati urutan
selanjutnya dengan 11.688 jiwa. Lalu, ada Kepulauan Riau dan Jawa Timur dengan
pemeluk agama Konghucu sebanyak 3.266 jiwa dan 2.302 jiwa. Sedangkan di Aceh
tidak ada satupun penduduk yang menganut agama tersebut.
Penyebaran agama Konghucu di Indonesia dilakukan oleh orang-orang
Tionghoa yang merantau ke Nusantara. Penganut agama Konghucu menjalankan
ibadah dengan sembahyang di Klenteng atau Litang dengan kitab suci Shishu Wujing.
C. Hari Kebesaran Agama Khonghucu
1. Tahun Baru Imlek: Perayaan dalam tanggal 1 bulan 1 tahun berjalan, dirayakan
setiap 1 Cia Gwee
2. Cap Go Meh: perayaan yang dilaksanakan oleh umat Khonghucu sebagai bentuk
rasa terima kasih kepada Tuhan atas segala rahmat yang diberikan, dirayakan pada
15 Cia Gwee
11. 7
3. Twan Yang: atau yang juga dikenal dengan Hari Raya Peh Cun perayaan di mana
matahari, bumi, dan bulan membentuk sudut 900, dirayakan pada tanggal 5 bulan
ke 5 dalam penanggalan Imlek (Go Gwee Go Hauw).
4. Hari Tangcik: sembahyang puncak musim dingin yang dilaksanakan pada tanggal
22 Desember atau 21 Desember
12. 8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Agama Khonghucu, tepatnya disebut Ru Jiao, sudah ada 2000 tahun sebelum Nabi
Khongcu lahir. Para raja dan rakyat harus menjalankan upacara agama dan menjunjung tinggi
moralitas seperti yang diajarkan oleh para luhur raja. Nabi Khongcu lahir pada tahun 551 SM.
Ia ditugaskan oleh Tuhan untuk menata kembali tata upacara agama Ru Jiao dan mengajarkan
kepada raja dan rakyat Tiongkok tentang spiritual dan moral agar rakyat Tiongkok hidup
lebih sejahtera dan damai. Pada waktu itu di Tiongkok terjadi perpecahan yang menjadikan
negeri Tiongkok kacau balau. Para kepala daerah ingin menjadi raja, mereka saling berperang
berebut wilayah. Zaman itu disebut zaman Chun Qiu ( Musim Semi dan Musim Gugur).
Nabi Khongcu mendirikan sekolah yang menampung murid sebanyak 3000 orang.
Setelah para murid itu pandai banyak yang mendirikan sekolah meneruskan ajaran Nabi
Khongcu. Namun, ada juga murid yang mendirikan sekolah dengan aliran lain. Pada waktu
itu muncul aliran yang bermacam-macam di Tiongkok, bakan ada aliran yang bertentangan
dengan ajaran Nabi, antara lain aliran Mohist yang didirikan oleh Mo Zi.
Penyebaran agama Konghucu di Indonesia dilakukan oleh orang-orang Tionghoa
yang merantau ke Nusantara. Penganut agama Konghucu menjalankan ibadah dengan
sembahyang di Klenteng atau Litang dengan kitab suci Shishu Wujing.