4. Agama Konghucu
THHK
Tiong Hoa Hwe Koan adalah Perserikatan Orang
Tiong Hoa. THHK atau Tiong Hoa Hwe Koan merupakan
suatu organisasi Tionghoa yang
berdiri karena adanya deskriminasi dari kolonial Belanda.
Karena selalu didiskriminasikan, hal ini Membuat
pemimpin Tiongkok peranakan yang berpendidikan barat
membenci sikap Pemerintah Belanda, dan dari sini,
timbulah kebangkitan nasionalisme dengan cara
menyebarkan adat istiadat dan kebudayaan Tionghoa
sesuai dengan ajaran Kong Hu Cu. Organisasi ini juga
ingin mengubah tradisi yang sudah melekat pada
masyarakat Tionghoa di Batavia. Oleh karenanya, pada
tanggal 17 Maret 1900, berdirilah perkumpulan Tinghoa
yang di sebut Tiong Hoa Hwee Koan ( THHK ), di salah
satu rumah di jalan Patekoan, Batavia.
Tiong Hoa Hwe Koan
Organiasisi Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) merupakan
suatu wadah untuk berdiskusi atau bertukar pikiran
dalam membahas masalah adat-istiadat kebudayaan
masyarakat Tionghoa sesuai dengan ajaran Kong Hu Cu
serta memajukan pendidikan masyarakat dan anak-anak
keturunan Tionghoa. Dan untuk merealisasikan hal
tersebut, tepat setelah setahun berdirinya, THHK
mendirikan sekolah yang disebut dengan Patekoan Tiong
Hoa Hwe Koan (PAHOA), yang sekaligus merupakan
Sekolah swasta pertama yang didirikan di Hindia Belanda
yang menggunakan metode pengajaran modern.
6. Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia
MATAKIN
**Setelah berdirinya THHK, pada tahun 1901 Yoe Tjai Siong, menerbitkan mingguan Li Po yang ditulis dalam Bahasa Melayu dan Betawi
tujuannya tak lain adalah untuk mempromosikan ajaran agama Khonghucu di kalangan Tionghoa Peranakan.
**Pada tahun 1918 berdiri Lembaga keagamaan Khonghucu yang bernama Khong Khauw Hwee di kota Solo. Kemudian disusul oleh beberapa
tempat lainnya seperti Bandung, Cirebon, Surabaya, Makasar, Malang, Semarang dan lain-lain.
**kongres di Jogjakarta tahun 1923, Khong Kauw Tjong Hwee (Lembaga Pusat Agama Konghucu) terbentuk.
**Kongres di Bandung tahun 1924, Merumuskan tatanan agama Konghucu agar seragam diseluruh Nusantara
**Kongres di kota Solo pada tahun 1938 dan di kota Surabaya pada tahun 1940, merumuskan banyak keputusan diantaranya di sekolah khusus
Khong Khauw Hwee diberi pelajaran agama Khonghucu demikian pula diatur kembali tata upacara pernikahan dan kematian serta perayaan
tahun baru Imlek (Yinli).
7. Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia
MATAKIN
**Setelah meletusnya perang dunia dan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, kegiatan-kegiatan Khong Kauw Hwe menjadi terhenti. Namun
setelah kemerdekaan, lembaga-lembaga keagamaan konfirmasi mulai memperhatikan keaktifannya kembali.
**dalam konferwnsi di Solo pada tahun 1954 diputuskan untuk mengaktifkan kembali Khong Kauw Tjong Hwe yang pernah dibentuk pada
tahun 1923. Dan ada tahun berikutnya diputuskan untuk membentuk lembaga tertinggi agama Konghucu di Indonesia yang diberi nama
"Perserikatan Kung Chiao Hui Indonesia" yang disingkat PKCHI
**Pada Tahun 1961 PKCHI mengirimkan utusan untuk menghadap menteri agama R.I untuk memohon agar dikukuhkannya kedudukan konghucu
dalam kementrian Agama R.I, disamping itu, Setelah beberapa kali adakan Kongres, akhirnya PKCHI berganti nama menjadi Lembaga Agama
Sang Khongcu Indonesia disingkat LASKI pada Kongres IV di Solo. Pada tahun 1963 ketika diadakan Konferensi LASKI di Solo, salah satu
keputusan adalah merubah nama LASKI menjadi GAPAKSI (Gabungan Perkumpulan Agama Khonghucu se Indonesia). Saat diadakan Kongres V
GAPAKSI di Tasikmalaya pada tanggal 5-6 Desember 1964 nama lembaga ini kemudian berubah menjadi Perhimpunan Agama Khonghucu se-
Indonesia dengan tetap disingkat GAPAKSI.
**Pada tanggal 23-27 Agustus 1967 saat diselenggarakan Kongres VI GAPAKSI, salah satu keputusan Kongres adalah nama lembaga ini berubah
menjadi MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) , yang merupakan nama terakhir dan digunakan hingga saat ini.
8. Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia
MATAKIN
**MATAKIN merupakan organisasi keagamaan yang mengorganisasikan dan mengelola kegiatan agama Konghucu di Indonesia, baik dari segi
organisasi maupun keagamaannya, dan merupakan organisasi tertinggi dari semua lembaga konghucu di Indonesia. bidang gerak dari MATAKIN
Iini sendiri sangatlah luas, meliputi bidang pendidikan dengan mendirikan TK, SMPT,SMTA, dan pendidikan guru agama konfusius. lalu di bidang
sosial, kepemudaan dan keanitaan seperti mengurus masalah kematian dalam lingkungan umat konghucu dan memberikan bantuan serta
pelayanan kepada para lansia.
10. Apa itu Tri Darma? dan
apa hubungannya dengan
WALUBI?
Istilah Tridharma, atau Sam Kauw sendiri
hanya ada di Indonesia. Tridharma lahir
karena dahsyatnya misi-misi agama
Nasrani, yang berorientasi pada menyedot
keturunan Tionghoa (orang kelenteng) pada
akhir abad ke 19 (1800-an), untuk
mengkristenisasi mereka.
Sam Kauw Hwee didirikan pada Mei 1934
oleh Kwee Tek Hoay, dengan tujuan untuk
membendung Kristenisasi pada orang-
orang Tionghoa waktu itu. Karena
mengubah agama (menjadi Kristen)
dianggap sebagai penolakan unsur
kebudayaan Tionghoa oleh orang Tionghoa
sendiri.
11. Tridharma adalah sebuah kepercayaan yang
tidak dapat digolongkan ke dalam agama
apapun. Tridharma berarti “3 ajaran”. 3 ajaran
yang dimaksud adalah Taoisme, Buddhisme
dan Konfusianisme.
Hubungan tiga agama tersebut pada awalanya
dapat diterima karena adanya kebijakan orde
baru yang mempengaruhinya. Hal ini
mencapai puncak ketika insiden
pemberontakan PKI (Partai Komunis
Indonesia) atau lebih dikenal sebagai
G/30/S/PKI pada tahun 1965. Akibat peristiwa
tersebut pemerintah memojokan Ras
Cina dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden
Nomor 14 tahun 1967 mengenai pelarangan
tentang agama, kepercayaan adat istiadat
Cina, dan segala aktivitas berbau Tionghoa
12. Alhasil, kelenteng-klenteng dipaksa untuk
merubah awalan namanya menjadi
Wihara/Vihara, dan otomatis harus
“menyelamatkan diri” dengan bernaung
dibawah majelis Buddha (WALUBI)
Sebagai wujud bahwa sebuah kelenteng telah
“berubah” menjadi Wihara, maka
dimasukkanlah ornamen-ornamen agama
Buddha sendiri ke dalam kelenteng-klenteng
yang lambat laun menjadi dominan di dalam
kelenteng tersebut
Namun seiring berjalannya waktu, tepatnya
pada akhir rezim orde baru pada tahun 1998,
Pemerintah yang saat itu dipegang Presiden
Abdulrahman Wahid mulai melegalkan tradisi
dan budaya etnis Tionghoa, pun dikuatkan
oleh Presiden sesudahnya, Megawati
Soekarno Putri, yang melegalkan agama
Konghucu, ditandai dengan membuat IMLEK
sebagai hari libur nasional. Hasilnya, budaya
etnis tionghoa pun berkembang di tanah air.
13. saking berkembangnya kebebasan itu, kini mulai terasa perpecahan lagi di
komunitas Tionghoa, khususnya dalam soal agama. Banyak yang sudah
merasa kalau sekarang Tridharma sudah layak dibubarkan, hal ini ditandai
dengan berdirinya agama Konghucu sebagai sebuah agama yang mandiri
ditanah air (MATAKIN). Demikian pun halnya dengan agama Buddha, yang
sudah sejak lama memiliki majelis sendiri (WALUBI).
14. Daftar Pustaka
*Andi, Selvia Damayanti, Peranan Organisasi Tiong Hoa Hwe Koan (THHK) dalam bidang pendidikan di
Batavia tahun 1900-1908, Jurnal Chronologia: Journal of History Education Volume 1, Nomor 1 bulan
Juli. 2019
*www.matakin.or.id, Sekilas Sejarah Matakin, https://www.matakin.or.id/category/berita/read/-sekilas-
sejarah-matakin
*Rahmat Fajri,dkk.2012,Agama-Agama dunia,Yogyakarta,Fakultas Ushuluddin dan pemikiran Islam Uin
sunan Kalijaga bekerjasama dengan penerbit belukar.
*Maghfiroh, Isna Alfi. 2020, DINAMIKA HUBUNGAN INTERNAL TEMPAT IBADAH TRIDHARMA KWAN SING
BIO TUBAN (Sejarah Konflik dan Penyelesaiannya).Surabaya, UIN Sunan Ampel
*Tionghoa.info, Tridharma (San Jiao; Sam Kauw) Masa Kini, Layakkah Dijadikan Sebuah Agama?,
https://www.tionghoa.info/tridharma-masa-kini/
*Bahri,Syamsul.2014,TRIDHARMA INDONESIA: PANDANGAN D.S. MARGA SINGGIH (KETUA PENGURUS
PUSAT MAJELIS TRIDHARMA 1999-2014),Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah