SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
HERNIASI OTAK
Fatmadika Rosa Afshela 201720401011083
Pembimbing :
dr. ANANDA HARIS, Sp.BS
SMF ILMU BEDAH
RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
1
Pendahuluan
• Otak merupakan organ yang besar, kompleks dan sangat penting dalam kehidupan
seseorang
• Hernia otak terjadi apabila otak menggeser ke beberapa struktur dalam otak, seperti
falx serebri, tentorium serebella dan bisa sampai kedalam lubang yang dinamakan
foramen magnum pada basis cranii
• Di Amerika, sebanyak 42% kasus sedangkan di Asia, insidensi terjadinya hernia otak
malah lebih tinggi yaitu 76,3%
• Tingginya angka kejadian ini disebabkan oleh tingginya insidens trauma kapitis dan
tumor otak di Asia
2
ANATOMI
3
4
Kompartemen Intrakranial
• Tentorium serebelli membagi ruang
tengkorak menjadi supratentorial dan
infratentorial.
• Mesensefalon menghubungkan
hemisfer serebri dengan batang otak
berjalan melalui insisura tentorial.
• Nervus oculomotorius(N.III) berjalan
di sepanjang tentoriumtertekan
pada keadan herniasi otak yang
umumnya diakibatkan oleh adanya
massa supratentorial atau edema otak.
5
Tekanan Intrakranial
• Berbagai proses patologis yang mengenai otak dapat mengakibatkan kenaikan
tekanan intrakranial yang selanjutnya akan mengganggu fungsi otak
• TIK normal pada saat istirahat kira-kira 10 mmHg (136 mmH2O),
• TIK lebih tinggi dari 20 mmHg dianggap tidak normal
• TIK lebih dari 40 mmHg termasuk dalam kenaikan TIK berat
• Semakin tinggi TIK setelah cedera kepala, semakin buruk prognosisnya
6
Aliran darah otak (ADO)
• ADO normal ke dalam otak kira-kira 50 ml/100 gr jaringan otak per menit.
• Bila ADO menurun sampai 20-25 ml/100 gr/menit maka aktivitas EEG
akan hilang
• Bila ADO 5 ml/100 gr/menit sel-sel otak mengalami kematian dan terjadi
kerusakan menetap
7
• Pada penderita non-trauma,
fenomena autoregulasi
mempertahankan ADO pada
tingkat yang konstan, apabila
tekanan arteri rata-rata 50-
150 mmHg.
• Bila tekanan arteri rata-rata
di bawah 50 mmHg, ADO
menurun curam
• Bila tekanan arteri rata-rata
di atas 150 mmHg terjadi
dilatasi pasif pembuluh
darah otak, ADO meningkat
8
Definisi Herniasi Otak
• Herniasi otak adalah kondisi medis yang sangat berbahaya dimana adanya
peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan pergeseran dari jaringan
otak menuju ke area yang lebih rendah tekanan intrakranialnya.
9
Epidemiologi
• Di Amerika, sebanyak 42% kasus dilaporkan pada tahun 2000-2003
• Di Asia, insidensi terjadinya hernia otak malah lebih tinggi yaitu 76,3% pada
tahun 2002
• Tingginya angka kejadian ini disebabkan oleh tingginya insidens trauma
kapitis dan tumor otak di Asia.
• Salah satu penelitian, mendapatkan bahwa tingginya angka kejadian hernia
otak disebabkan oleh penanganan peningkatan tekanan intracranial yang
lambat dan kurang adekuat
10
Etiologi
1. Edema otak akibat dari trauma kapitis
2. Tumor otak (tumor otak yang bermetastasis dan tumor otak primer)
3. Abses otak,
4. Perdarahan dalam otak
5. Hidrosefalus
6. Stroke yang menyebabkan edema otak
11
12
Klasifikasi
• Terdapat 2 kelompok
mayor dari 2 hernia otak;
supratentorial dan
infratentorial.
• Herniasi supratentorial:
Herniasi uncal,
transtentorial, cingulata,
dan transcalvaria.
• Herniasi infratentorial :
Herniasi transtentorium ke
atas dan tosillar
13
Herniasi Sentral
• Pada herniasi sentral (hernia
transtentorial)  diensefalon dan lobus
temporal pada kedua-dua hemisfer
cerebrii ditekan oleh notch pada
tentorium cerebral.
• Terjadi apabila otak bergeser ke atas
maupun ke bawah melewati batas
tentorium yang dikenali sebagai hernia
transtentorium asendens dan desendens.
• Arteri basilar atau nama lainnya arteri
paramedian sehingga berlaku perdarahan
yang disebut ‘Duret Hemorrhage’
14
Herniasi Uncal
• Herniasi uncal, yaitu hernia
transtentorium yang sering, bagian
paling dalam pada lobus temporal yaitu
uncus bisa sangat terhimpit sehingga
melewati tentorium dan menyebabkan
tekanan yang tinggi pada batang otak
terutama midbrain.
• Uncus ini akan menekan nervus
kranialis ke-3 yang berfungsi
menyebabkan pupil pada mata terkait
akan berdilatasi, yang tidak berespon
dengan cahaya, diikuti dengan beberapa
gejala lain kompresi nervus kranialis ke-
3 yaitu deviasi bola mata kearah atas dan
bawah.
Herniasi Serebral
• Peningkatan tekanan dalam fossa posterior
akan menyebabkan serebelum bergeser ke
atas mendorong tentorium kearah atas atau
dikenali sebagai herniasi serebral.
• Midbrain akan terdorong ke tentorium.
• Keadaan ini juga akan menyebabkan
midbrain terdorong ke bawah
15
Herniasi Tonsilar
• Pada herniasi tonsillar, yang juga
dikenali sebagai herniasi serebral ke
arah bawah, tonsil serebral akan
bergeser ke bawah masuk ke foramen
magnum dan menyebabkan kompresi
pada distal batang otak dan proksimal
dari korda spinalis servikal.
• Peningkatan tekanan pada batang otak
akan menyebabkan disfungsi dari
sistem saraf pusat yang berperan
dalam mengontrol fungsi respiratori
dan fungsi jantung
16
Herniasi Singulata
• Pada herniasi singulata atau subfalcine, yaitu
hernia yang paling sering, bagian paling
dalam pada lobus frontalis akan terdorong
ke falx serebri.
17
Herniasi Transcalvarial
• Pada hernia transcalvarial, otak akan tertekan pada daerah fraktur atau bekas
operasi.
• Hernia ini juga dikenali sebagai hernia eksternal di mana ia terjadi sewaktu
kranektomi atau pada apa saja operasi yang melibatkan pengangkatan bagian
tertentu tengkorak
18
19
Manifestasi Klinis
• Postur tubuh yang abnormal dengan karakteristik posisi ekstremitas bawah yang
menjadi tanda khas terjadinya kerusakan otak yang berat.
• Penurunan kesadaran dengan ‘Glasgow Coma Scale’ antara 3 sampai 5.
• Satu atau kedua-dua pupil akan berdilatasi dan reflex cahaya negative atau tidak
berespon terhadap cahaya.
• Tergantung dari beratnya herniasi, gangguan pada satu atau beberapa refleks batang
otak serta fungsi dari nervus kranialis bisa terjadi
• Ketidakmampuan untuk bernapas secara konsisten dan didapatkan denyut jantung
yang irreguler
Herniasi Transtentorial
• Kompresi terhadap nervus kranialis ke-3 ipsilateral  dilatasi pupil ipsilateral
dan pergerakan ekstraokuler yang abnormal
• Kompresi traktus kortikospinal ipsilateral pada batang otak  hemiparesis
kontralateral karena traktus menyilang pada batas medulla
• Infark pada lobus occipitalis baik unilateral maupun bilateral akibat dari
penekanan terhadap arteri serebral posterior.
• Perdarahan batang otak juga akibat penekanan pada daerah pembuluh darah.
• Kompresi pada midbrain bisa berkomplikasi ke hidrosefalus 20
Herniasi Trantentorial Asendens
• Kompresi pada batang otak yang akan menimbulkan symptom berupa mual,
muntah yang mana bisa berprogressif sampai koma
• Pertumbuhan massa yang perlahan pada fossa posterior akan menyebabkan
perubahan pada anatomi intracranial secara perlahan namun bukan termasuk
kasus gawat darurat
21
Herniasi Singulata
• Tidak selalu menunjukkan gejala klinis yang berat.
• Tipe herniasi ini akan menimbulkan gejala klinis seperti nyeri kepala, dan bisa
berlanjut menjadi kelemahan pada tungkai bawah yang kontralateral atau
gejala infark pada lobus frontalis akibat dari penekanan pada arteri serebral
anterior
22
Herniasi Tonsillar
• Penekanan yang mendadak pada batang otak akan menyebabkan kecacatan dan
kematian.
• Pasien yang datang dengan malformasi Arnold-Chiari akan menunujukkan gambaran
symptom yang lebih sedikit dan bisa dengan gambaran disethesia pada ekstremitas
dengan fleksi servikal, yang dikenal sebagai fenomena Lhermitte.
23
Herniasi Ekstrakranial
• Hernia ini sering didapatkan post trauma dan operasi.
• Region otak yang mengalami herniasi sering akan menjadi iskemik dan
seterusnya infark.
24
Diagnosis
• CT-Scan
• MRI (potongan aksial, sagital dan koronal)
25
Penatalaksanaan
• Tujuan : menjaga TIK <20 mmHg, CPP >60-70 mmHg
1. Elevasi kepala di tempat tidur (15-30 derajat, atau 30-45 derajat –> guna
meningkatkan aliran keluar vena dari intrakranial
2. Cegah hipotensi dengan cairan, Normal saline (0.9%) dengan kecepatan 80–100
cc/jam (hindari cairan hipotonis)
3. Intubasi (jika memungkinkan) dan lakukan ventilasi sehingga terjadi normocarbia
(PC02 35-40 mmHg) atau kalau bisa PCO2 = 28–32 mm Hg –> cegah vasodilatasi
serebri (cat: jika kadar CO2 lebih besar dari 45 mm Hg, maka akan timbul cerebral
vasodilation.)
26
Penatalaksanaan
4. Berikan oxygen prn untuk mempertahankan p02 >60 mmHg –> mencegah hypoxic
brain injury
5. Berikan Mannitol 20% 1–1.5 g/kg melalui infus IV secara cepat, pertahankan
Tekanan Darah >90 mmHg dan pemberian diuretik lain.
6. Pasang Foley catheter
7. Segera konsul ke bedah saraf
27
Prognosis
• Sekiranya hernia otak terjadi pada daerah lobus temporalis atau serebellum,
maka prognosisnya adalah jelek yaitu kematian.
• Namun pada hernia otak di daerah lain memberikan prognosis yang berbagai
tergantung derajat beratnya dan penyebab herni
28
Komplikasi
• Gangguan neurologi yang persisten
• Kematian otak
29
30
Kesimpulan
• Herniasi otak adalah pergeseran dari jaringan otak normal
sehingga melewati falk serebri atau melewati tentrorial.
• Hal ini terjadi karena adanya peningkatan tekanan intracranial (TIK) pada
salah satu kompartemen otak sehingga menyebabkan pergeseran dari
jaringan otak menuju ke area yang lebih rendah tekanan intrakranialnya.
• Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
• Tidak ada terapi spesifik untuk herniasi serebri, penatalaksanaan bertujuan
untuk memperbaiki keadaan umum pasien dan komplikasi yang timbul
bergantung dari seberapa luas herniasi itu terjadi.
31

More Related Content

Similar to 440097912-ppt-herniasi.pptx

Similar to 440097912-ppt-herniasi.pptx (20)

Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Peningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan IntrakranialPeningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan Intrakranial
 
Laporan pendahulua1
Laporan pendahulua1Laporan pendahulua1
Laporan pendahulua1
 
Laporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan strokeLaporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan stroke
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan stroke
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmSTROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
STROKE NEW (1).pptxmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
PERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docx
PERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docxPERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docx
PERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docx
 
Hemiparesis
HemiparesisHemiparesis
Hemiparesis
 
68839012 hemiparese
68839012 hemiparese68839012 hemiparese
68839012 hemiparese
 
Cva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomyCva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomy
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Askep cidera kepala
Askep cidera kepalaAskep cidera kepala
Askep cidera kepala
 
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptxRefresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
 
Hydrocephalus
HydrocephalusHydrocephalus
Hydrocephalus
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

440097912-ppt-herniasi.pptx

  • 1. HERNIASI OTAK Fatmadika Rosa Afshela 201720401011083 Pembimbing : dr. ANANDA HARIS, Sp.BS SMF ILMU BEDAH RSU HAJI SURABAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018 1
  • 2. Pendahuluan • Otak merupakan organ yang besar, kompleks dan sangat penting dalam kehidupan seseorang • Hernia otak terjadi apabila otak menggeser ke beberapa struktur dalam otak, seperti falx serebri, tentorium serebella dan bisa sampai kedalam lubang yang dinamakan foramen magnum pada basis cranii • Di Amerika, sebanyak 42% kasus sedangkan di Asia, insidensi terjadinya hernia otak malah lebih tinggi yaitu 76,3% • Tingginya angka kejadian ini disebabkan oleh tingginya insidens trauma kapitis dan tumor otak di Asia 2
  • 4. 4
  • 5. Kompartemen Intrakranial • Tentorium serebelli membagi ruang tengkorak menjadi supratentorial dan infratentorial. • Mesensefalon menghubungkan hemisfer serebri dengan batang otak berjalan melalui insisura tentorial. • Nervus oculomotorius(N.III) berjalan di sepanjang tentoriumtertekan pada keadan herniasi otak yang umumnya diakibatkan oleh adanya massa supratentorial atau edema otak. 5
  • 6. Tekanan Intrakranial • Berbagai proses patologis yang mengenai otak dapat mengakibatkan kenaikan tekanan intrakranial yang selanjutnya akan mengganggu fungsi otak • TIK normal pada saat istirahat kira-kira 10 mmHg (136 mmH2O), • TIK lebih tinggi dari 20 mmHg dianggap tidak normal • TIK lebih dari 40 mmHg termasuk dalam kenaikan TIK berat • Semakin tinggi TIK setelah cedera kepala, semakin buruk prognosisnya 6
  • 7. Aliran darah otak (ADO) • ADO normal ke dalam otak kira-kira 50 ml/100 gr jaringan otak per menit. • Bila ADO menurun sampai 20-25 ml/100 gr/menit maka aktivitas EEG akan hilang • Bila ADO 5 ml/100 gr/menit sel-sel otak mengalami kematian dan terjadi kerusakan menetap 7
  • 8. • Pada penderita non-trauma, fenomena autoregulasi mempertahankan ADO pada tingkat yang konstan, apabila tekanan arteri rata-rata 50- 150 mmHg. • Bila tekanan arteri rata-rata di bawah 50 mmHg, ADO menurun curam • Bila tekanan arteri rata-rata di atas 150 mmHg terjadi dilatasi pasif pembuluh darah otak, ADO meningkat 8
  • 9. Definisi Herniasi Otak • Herniasi otak adalah kondisi medis yang sangat berbahaya dimana adanya peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan pergeseran dari jaringan otak menuju ke area yang lebih rendah tekanan intrakranialnya. 9
  • 10. Epidemiologi • Di Amerika, sebanyak 42% kasus dilaporkan pada tahun 2000-2003 • Di Asia, insidensi terjadinya hernia otak malah lebih tinggi yaitu 76,3% pada tahun 2002 • Tingginya angka kejadian ini disebabkan oleh tingginya insidens trauma kapitis dan tumor otak di Asia. • Salah satu penelitian, mendapatkan bahwa tingginya angka kejadian hernia otak disebabkan oleh penanganan peningkatan tekanan intracranial yang lambat dan kurang adekuat 10
  • 11. Etiologi 1. Edema otak akibat dari trauma kapitis 2. Tumor otak (tumor otak yang bermetastasis dan tumor otak primer) 3. Abses otak, 4. Perdarahan dalam otak 5. Hidrosefalus 6. Stroke yang menyebabkan edema otak 11
  • 12. 12 Klasifikasi • Terdapat 2 kelompok mayor dari 2 hernia otak; supratentorial dan infratentorial. • Herniasi supratentorial: Herniasi uncal, transtentorial, cingulata, dan transcalvaria. • Herniasi infratentorial : Herniasi transtentorium ke atas dan tosillar
  • 13. 13 Herniasi Sentral • Pada herniasi sentral (hernia transtentorial)  diensefalon dan lobus temporal pada kedua-dua hemisfer cerebrii ditekan oleh notch pada tentorium cerebral. • Terjadi apabila otak bergeser ke atas maupun ke bawah melewati batas tentorium yang dikenali sebagai hernia transtentorium asendens dan desendens. • Arteri basilar atau nama lainnya arteri paramedian sehingga berlaku perdarahan yang disebut ‘Duret Hemorrhage’
  • 14. 14 Herniasi Uncal • Herniasi uncal, yaitu hernia transtentorium yang sering, bagian paling dalam pada lobus temporal yaitu uncus bisa sangat terhimpit sehingga melewati tentorium dan menyebabkan tekanan yang tinggi pada batang otak terutama midbrain. • Uncus ini akan menekan nervus kranialis ke-3 yang berfungsi menyebabkan pupil pada mata terkait akan berdilatasi, yang tidak berespon dengan cahaya, diikuti dengan beberapa gejala lain kompresi nervus kranialis ke- 3 yaitu deviasi bola mata kearah atas dan bawah.
  • 15. Herniasi Serebral • Peningkatan tekanan dalam fossa posterior akan menyebabkan serebelum bergeser ke atas mendorong tentorium kearah atas atau dikenali sebagai herniasi serebral. • Midbrain akan terdorong ke tentorium. • Keadaan ini juga akan menyebabkan midbrain terdorong ke bawah 15
  • 16. Herniasi Tonsilar • Pada herniasi tonsillar, yang juga dikenali sebagai herniasi serebral ke arah bawah, tonsil serebral akan bergeser ke bawah masuk ke foramen magnum dan menyebabkan kompresi pada distal batang otak dan proksimal dari korda spinalis servikal. • Peningkatan tekanan pada batang otak akan menyebabkan disfungsi dari sistem saraf pusat yang berperan dalam mengontrol fungsi respiratori dan fungsi jantung 16
  • 17. Herniasi Singulata • Pada herniasi singulata atau subfalcine, yaitu hernia yang paling sering, bagian paling dalam pada lobus frontalis akan terdorong ke falx serebri. 17
  • 18. Herniasi Transcalvarial • Pada hernia transcalvarial, otak akan tertekan pada daerah fraktur atau bekas operasi. • Hernia ini juga dikenali sebagai hernia eksternal di mana ia terjadi sewaktu kranektomi atau pada apa saja operasi yang melibatkan pengangkatan bagian tertentu tengkorak 18
  • 19. 19 Manifestasi Klinis • Postur tubuh yang abnormal dengan karakteristik posisi ekstremitas bawah yang menjadi tanda khas terjadinya kerusakan otak yang berat. • Penurunan kesadaran dengan ‘Glasgow Coma Scale’ antara 3 sampai 5. • Satu atau kedua-dua pupil akan berdilatasi dan reflex cahaya negative atau tidak berespon terhadap cahaya. • Tergantung dari beratnya herniasi, gangguan pada satu atau beberapa refleks batang otak serta fungsi dari nervus kranialis bisa terjadi • Ketidakmampuan untuk bernapas secara konsisten dan didapatkan denyut jantung yang irreguler
  • 20. Herniasi Transtentorial • Kompresi terhadap nervus kranialis ke-3 ipsilateral  dilatasi pupil ipsilateral dan pergerakan ekstraokuler yang abnormal • Kompresi traktus kortikospinal ipsilateral pada batang otak  hemiparesis kontralateral karena traktus menyilang pada batas medulla • Infark pada lobus occipitalis baik unilateral maupun bilateral akibat dari penekanan terhadap arteri serebral posterior. • Perdarahan batang otak juga akibat penekanan pada daerah pembuluh darah. • Kompresi pada midbrain bisa berkomplikasi ke hidrosefalus 20
  • 21. Herniasi Trantentorial Asendens • Kompresi pada batang otak yang akan menimbulkan symptom berupa mual, muntah yang mana bisa berprogressif sampai koma • Pertumbuhan massa yang perlahan pada fossa posterior akan menyebabkan perubahan pada anatomi intracranial secara perlahan namun bukan termasuk kasus gawat darurat 21
  • 22. Herniasi Singulata • Tidak selalu menunjukkan gejala klinis yang berat. • Tipe herniasi ini akan menimbulkan gejala klinis seperti nyeri kepala, dan bisa berlanjut menjadi kelemahan pada tungkai bawah yang kontralateral atau gejala infark pada lobus frontalis akibat dari penekanan pada arteri serebral anterior 22
  • 23. Herniasi Tonsillar • Penekanan yang mendadak pada batang otak akan menyebabkan kecacatan dan kematian. • Pasien yang datang dengan malformasi Arnold-Chiari akan menunujukkan gambaran symptom yang lebih sedikit dan bisa dengan gambaran disethesia pada ekstremitas dengan fleksi servikal, yang dikenal sebagai fenomena Lhermitte. 23
  • 24. Herniasi Ekstrakranial • Hernia ini sering didapatkan post trauma dan operasi. • Region otak yang mengalami herniasi sering akan menjadi iskemik dan seterusnya infark. 24
  • 25. Diagnosis • CT-Scan • MRI (potongan aksial, sagital dan koronal) 25
  • 26. Penatalaksanaan • Tujuan : menjaga TIK <20 mmHg, CPP >60-70 mmHg 1. Elevasi kepala di tempat tidur (15-30 derajat, atau 30-45 derajat –> guna meningkatkan aliran keluar vena dari intrakranial 2. Cegah hipotensi dengan cairan, Normal saline (0.9%) dengan kecepatan 80–100 cc/jam (hindari cairan hipotonis) 3. Intubasi (jika memungkinkan) dan lakukan ventilasi sehingga terjadi normocarbia (PC02 35-40 mmHg) atau kalau bisa PCO2 = 28–32 mm Hg –> cegah vasodilatasi serebri (cat: jika kadar CO2 lebih besar dari 45 mm Hg, maka akan timbul cerebral vasodilation.) 26
  • 27. Penatalaksanaan 4. Berikan oxygen prn untuk mempertahankan p02 >60 mmHg –> mencegah hypoxic brain injury 5. Berikan Mannitol 20% 1–1.5 g/kg melalui infus IV secara cepat, pertahankan Tekanan Darah >90 mmHg dan pemberian diuretik lain. 6. Pasang Foley catheter 7. Segera konsul ke bedah saraf 27
  • 28. Prognosis • Sekiranya hernia otak terjadi pada daerah lobus temporalis atau serebellum, maka prognosisnya adalah jelek yaitu kematian. • Namun pada hernia otak di daerah lain memberikan prognosis yang berbagai tergantung derajat beratnya dan penyebab herni 28
  • 29. Komplikasi • Gangguan neurologi yang persisten • Kematian otak 29
  • 30. 30 Kesimpulan • Herniasi otak adalah pergeseran dari jaringan otak normal sehingga melewati falk serebri atau melewati tentrorial. • Hal ini terjadi karena adanya peningkatan tekanan intracranial (TIK) pada salah satu kompartemen otak sehingga menyebabkan pergeseran dari jaringan otak menuju ke area yang lebih rendah tekanan intrakranialnya. • Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. • Tidak ada terapi spesifik untuk herniasi serebri, penatalaksanaan bertujuan untuk memperbaiki keadaan umum pasien dan komplikasi yang timbul bergantung dari seberapa luas herniasi itu terjadi.
  • 31. 31