6. 1. Berdasarkan soal kasus diatas, saudara diminta untuk menginput data-data ke dalam form
pencatatan pelaporan yang tersedia.
A :Form DIF-1
2. Buatlah analisa secara deskriptif dan interpretasikan hasilnya berdasarkan data hasil
Penyelidikan Epidemiologi difteri tersebut
19. • Berdasarkan Tempat :
Kasus tersebut di atas berasal dari Kabupaten
N
Daerah tertular dari Desa x, Desa Y, Desa
Z. Berdasarkan Waktu :
Terjadi pada bulan April 2015
20. 3. Dari data tersebut tersebut, apakah benar telah terjadi KLB
difteri? Dasar apa yang dipakai untuk penetapan KLB?
Iya, karena ada pasien suspek difteri dengan hasil konfirmasi
laboratorium kulturpositif.
4. Apa tindakan saudara sebagai petugas
Surveilans Puskesmas setelah tahu bahwa telah terjadi KLB
difteri?
a. Penyelidikan epidemiologi KLB difteri
b. Pencegahan penyebaran KLB difteri dengan:
a. Perawatan dan Pengobatan kasus secara adekuat
b. Penemuan & Pengobatan kasus tambahanan
c. Tatalaksana terhadap kontak erat erat dari kasus suspek
difteri
c. Komunikasi risiko tentang difteri dan pencegahannya
kepada Masyarakat
d. Pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) di daerah
KLB difteri
21. 5. Informasi apa saja yang harus dikumpulkan
untuk melengkapi laporan KLB difteri?
Informasi yang diperlukan yaitu sesuai dengan format DIF-01,
yaitu memuat:
a) Identitas kasus
b) Riwayat penyakit
c) Riwayat imunisasi
d) Riwayat berpergian
e) Riwayat kontak- Selain itu juga melihat cakupan imunisasi
difteri di daerah terjadinya kasus pada periodetertentu untuk
perkiraan kelompok yang rentan berdasarkan geografi, kelompok
umur dan jenis kelamin.- Kondisi coldchain.
22. 6. Apa rencana tindak lanjut setelah KLB difteri berakhir?
a. Peningkatan kualitas pelayanan dan pemenuhan logistik esensial
b. Penyusunan laporan tahunan difteri secara berjenjang
c. Melaksanakan surveilans difteri yang berkualitas dan upaya
kesehatan masyarakatlainnya (Imunisasi, Promkes) dalam
rangka mempertahankan status eliminasi ditingkat
Kabupaten/Kota.
d. Melaporkan setiap kasus suspek atau konfirmasi Difteri kepada
Dinas KesehatanKabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi
dalam waktu 24 jam sejak kasusditemukan di Puskesmas atau
fasilitas kesehatan lainnya.
e. Melakukan penyelidikan epidemiologi secara cepat apabila
mendapat laporan kasusDifterif) Melaksanakan laporan nihil (zero
report) setiap bulan walaupun tidak ditemukan kasus yang
memenuhi kriteria suspek atau kasus konfirmasi Difteri di unit
pelayanan
23. g. Melakukan advokasi kepada pemangku kepentingan atau
pengambil kebijakan.
h. Sosialisasi kepada petugas kesehatan di dinas kesehatan
provinsi/kabupaten/kota,puskesmas dan fasilitas kesehatan
lainnya.
i. Memperkuat sistem surveilans epidemiologi Difteri bekerja
sama dengan kegiatanimunisasi dan program kesehatan
terkait lainnya.
j. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penemuan
kasus.
k. Melakukan penyebarluasan informasi dengan metode dan
media yang sesuai untukedukasi kepada masyarakat tentang