SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
PEREKONOMIAN INDONESIA DARI MASA KE MASA
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PEREKONOMIAN DI INDONESIA
Dosen Pengampu:
BAKHRUL HUDA, M.E.I
Disusun oleh :
Hisyam Iqbal Muhaimin Putra (G04219033)
Muhammad Naufal Akbar Abyan(G04219048)
Ekonomi Syariah F
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ISLAM SURABAYA
2020
2
Kata Pengantar
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok untuk mata kuliah
Perekonomian di Indonesia dengan judul : ‘Perekonomian Indonesia dari Masa ke Masa’.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan kritik dan saran sehingga makalah ini dapat
terselesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi semuanya.
Surabaya, 14 Februari 2020
Kelompok 1
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah.............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Perekonomian Pada Masa Orde Lama ......................................................... 6
B. Perekonomian Pada Masa Orde Baru............................................................. 7
C. Perekonomian Pada Masa Reformasi........................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Setelah berakhirnya Pemerintahan Belanda dan mengakui secara resmi kemerdekaan
Indonesia, selama dekade 1950-an hingga pertengahan tahun 1965 Indonesia dilanda gejolak
politik di dalam negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah seperti di Sumatera
dan Sulawesi. Akibatnya selama Pemerintahan Orde Lama, keadaan perekonomian Indonesia
sangat buruk, selain laju pertumbuhan ekonomi yang menurun terus sejak 1958, dari tahun ke
tahun defisit saldo neraca pembayaran (BOP) dan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) terus membesar selain itu selama orde lama, kegiatan produksi di sektor
pertanian dan industri manufaktur berada pada tingkat yang sangat rendah karena keterbatasan
kapasitas produksi dan infrastruktur pendukung. Baik nonfisik maupun fisik seperti
pendanaan dari bank.
Dalam era demokrasi terpimpin, Presiden Soekarno menjalankan Sistem Ekonomi
Terpimpin. Dalam sistem ekonomi ini, Presiden secara langsung terlibat dan mengatur
perekonomian. Seluruh kegiatan perekonomian terpusat pada Pemerintah Pusat. Akibatnya,
kegiatan perekonomian di daerah menjadi terganggu dan menurun. Dalam era ekonomi
terpimpin, Indonesia berulang kali mengganti desain ekonominya seiring dengan bergantinya
kabinet yang sedang berkuasa.
Seperti negara-negara berkembang lain yang baru telepas dari kekuasaan kolonial,
kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi di Indonesia pada awal tahun 1950-an sebagian besar
dibentuk dengan saling mempengaruhi masalah-masalah sosial dan ekonomi yang objektif
yang menghadapkan negara dan gagasan-gagasan ekonomi dasar dari para perumus
kebijaksanaan ekonomi yang utama. Dihadapkan pada tugas berat mendamaikan kembali
kebutuhan mendesak untuk merehabilitas ekonomi yang mengalami kehancuran secara luas
selama penduduk Jepang dan revolusi, dengan permintaan umum yang kuat untuk mengubah
ekonomi kolonial menuju ekonomi nasional. Ketika Indonesia menganut ekonomi terpimpin
pemerintah menumpuh kebijaksanaan yang berorientasi ke dalam’ ( Inward-lokingpolice).
Kebijaksanaan ini dicirikan oleh kebijaksanaan “ Berdikari “ ( berdiri di atas kaki sendiri ),
5
dan kebijaksanaan yang sangat membatasi, dan kemudian menolak sama sekali penanaman
modal asing.
Selama kurun waktu ini perdagangan luar negeri banyak di kendalikan oleh
pemerintah Indonesia, baik karena pertimbangan jangka pendek tentang neraca pembayaran
(dengan membatasi impor untuk menekan devisit transaksi berjalan ) maupun karena
pertimbangan non-ekonomi, yaitu pertimbangan nasionalisme ekonomi yang dengan tegas
melanjutkan ’pola ekonomi kolonial sebelum perang ‘ (preware kolonial pattern) yang sangat
mengandalkan diri pada sektor ekspor komoditi-komoditi primer. Oleh karena ini terdapat
aspirasi yang besar di antara para pemimpin nasional Indonesia untuk mendorong
industrialisasi sebagai jalan - jalan terbaik untuk memperluas landasan ekonomi Indonesia
yang pada waktu itu tergantung pada sektor pertanian.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perekonomian Indonesia pada masa Orde Lama?
2. Bagaimana perekonomian Indonesia pada masa Orde Baru?
3. Bagaimana perekonomian Indonesia pada masa Era Reformasi?
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui perekonomian di indonesia pada masa Orde Lama.
2. Untuk mengetahui perekonomian di indonesia pada masa orde baru.
3. Untuk mengetahui perekonomian di indonesia pada masa Era Reformasi.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perekonomian Pada Masa Orde Lama
Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, sudah banyak tokok-tokoh negara yang
saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik
secara individu maupun diskusi kelompok. Tetapi pada pemerintah orde lama masih belum
mampu memperbaiki keadaan ekonomi negara Republik Indonesia yang memburuk.
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain
disebabkan oleh :
a. Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara
tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata
uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang DeJavasche Bank, mata uang pemerintah
Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.
b. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu
perdagangan luar negeri RI.
c. Kas negara kosong.
d. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara
lain:
a. Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh Menteri Keuangan Ir. Surachman dengan
persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946.
b. Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India, mangadakan kontak dengan
perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke
Singapura dan Malaysia.
c. Konferensi Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat
dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi
dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan-
perkebunan.
d. Pembentukan PlanningBoard (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947
e. Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948
7
f. Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk
pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan
membaik (mengikuti Mazhab Fisiokrat : sektor pertanian merupakan sumber kekayaan).1
Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Masa ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya
menggunakan prinsip-prinsip liberal. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa
bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini
hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain :
a. Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) pada tanggal 20 Maret 1950,
untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun.
b. Program Benteng (Kabinet Natsir)
c. Nasionalisasi DeJavasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU
no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
d. Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak
Cokrohadisuryo
e. Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk pembubaran Uni
Indonesia-Belanda.
Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Sebagai akibat dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem
Demokrasi Terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-
galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada
kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik, dan ekonomi. Akan tetapi,
kebijakan - kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu
memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia2
2.2.Perekonomian Indonesia Pada Masa Orde Baru
1
Subandi, 2016. Ekonomi pembangunan. Bandung : Alfabetahlm 5
2
Pohan,Aulia. 2008. Potrek kebijakan moneter indonesia. Jakarta : Rajawali Press 10
8
Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada
seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit
yang besar, nilai tukar rupiah tidak stabil” (Gilarso, 1986:221) merupakan gambaran singkat
betapa hancurnya perekonomian kala itu yang harus dibangun lagi oleh masa orde baru atau
juga bisa dikatakan sebagi titik balik.
Awal masa orde baru menerima beban berat dari buruknya perekonomian orde lama. Tahun
1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baru berusaha keras
untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannya inflasi, stabilitas
politik tercapai ayng berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan
adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan
pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Repelita
dilaksanakan mulai tanggal 1 April 1969. Pembangunan ekonomi pada masa orde baru
diarahkan pada sektor pertanian. Hal itu dikarenakan kurang lebih 55% dari produksi nasional
berasal dari sektor pertanian dan juga 75% pendudukan Indonesia memperoleh penghidupan
dari sektor pertanian. Bidang sasaran pembangunan dalam Repelita, antara lain bidang
pangan, sandang, perbaikan prasarana, rumah rakyat, perluasan lapangan kerja, dan
kesejahteraan rohani. Jangka waktu pembangunan orde baru dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu program pembangunan jangka pendek dan program pembangunan jangka panjang.
Program pembangunan jangka pendek sering disebut pelita (pembangunan lima tahun),
adapun program pembangunan jangka panjang terdiri atas pembangunan jangka pendek yang
saling berkesinabungan. Masa pembangunan jangka oanjang direncanakan selama 25 tahun.
Modernitas memerlukan sarana, salah satunya dengan pengadaan sarana fisik. 3Pembangunan
yang dilaksanakan di realisasikan dalam system pembangunan nasional yang dilaksanakan
dengan bentuk Pembangunan Lima Tahun (PELITA).
2.2.1. PELITA I
Pada 1 April 1969 dimulailah pelaksanaan Pelita 1 yaitu pada periode 1969-1974.
Pada pelita 1 ini, orde baru menyelesaikan fase stabilitas dan rehabilitasi sehingga dapat
menciptakan keadaan yang stabil. Selama beberapa tahun, sebelum orde baru keadaan
ekonomi mengalami kemerosotan. Pada 1955-1960 laju inflasi rata-rata 25% per tahun, dalam
periode 1960-1965 harga-harga meningkat dengan laju rata-rata 226% per tahun, dan pada
1966 laju inflasi mencapai puncaknya, yaitu 650% setahun.
3
Pohan,Aulia. 2008. Potrek kebijakan moneter indonesia. Jakarta : Rajawali Press
9
Kemerosotan ekonomi tersebut terjadi di segala bidang akibat kepentingan ekonomi
dikorbankan demi kepentingan politik. Pada masa orde baru, kemerosotan ekonomi dapat
dikendalikan. Pada 1976, laju inflasi dapat ditekan menjadi 120%, atau seperlima dari tahun
sebelumnya. Pada 1968, inflasi dapat ditekan lagi menjadi 85%. Berdasarkan hasil-hasil yang
telah dicapai, kemudian dimulailah pelaksanaan pelita 1 pada tahun 1969.
Adapun titik berat pelita 1 adalah pada sektor pertanian dan industri yang mendukung
sektor pertanian. Adapun sasaran pelita 1, yaitu meningkatkan pangan, sandang, perbaikan
prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
Pelaksanaan pelita 1 termasuk pembiayaannya selalu disetujui DPR dengan membuat undang-
undang sesuai ketentuan UUD 1945.4
2.2.2. PELITA II
Pelita 1 berakhir pada 31 Maret 1974, yang telah meletakan dasar-dasar yang kuat
bagi pelaksanaan pelita I. MPR hasil pemilu 1971 secara aklamasi memilih dan mengangkat
kembali Jendral Soeharto sebagai Presiden RI. Selain itu, MPR hasil pemilu 1971 berhasil
pula menyusun GBHN melalui Tap MPR RI No IV/MPRS/1973. 5
Di dalam GBHN 1973 terdapat rumusan pelita II, yaitu :
1. Tersedianya bahan pangan dan sandang yang cukup dan terjangkau oleh daya beli
masyarakat;
2. Tersedianya bahan-bahan bangunan perumahan terutama bagi kepentingan masyarakat;
3. Perbaikan dan peningkatan prasarana;
4. Peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata;
5. Memperluas kesempatan kerja.
Untuk melaksanakan pelita II, Presiden Soeharto kemudian membentuk Kabinet
Pembangunan II. Program kerja Kabinet Pembangunan II, disebut Sapta Krida Kabinet
Pembangunan II, yang meliputi:
1. Meningkatkan stabilitas politik;
2. Meningkatkan stabilitas keamanan;
3. Melanjutkan pelita 1 dan melaksanakan pelita II;
4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
4
Yustika Ahmad Erani.2002. Pembangunan dan krisis, memetakan perekonomian indonesia. Jakarta : PT Raja Grasindohlm
5
Dr. Tulus T.H Tambunan, Perekomian Indonesia Teori dan temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia,2001 hlm 7
10
5. Melaksanakan pemilihan umum. 6
2.2.3. PELITA III
Pada 31 Maret 1979, Pelita III mulai dilaksanakan. Titik berat pembangunan pada
pelita III adalah pembangunan sector pertanian menuju swasembada pangan yang mengolah
bahan baku menjadi bahan jadi. Sasaran pokok pelita III diarahkan pada Trilogi
Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.
A. Trilogi pembangunan mencakup:
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terwujudnya keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia;
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi;
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
B. Delapan jalur pemerataan mencakup:
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan, dan perumahan bagi rakyat
banyak;
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan;
3. Pemerataan pembagian pendapatan;
4. Pemerataan memperoleh kesempatan kerja;
5. Pemerataan mempreoleh kesempatan berusaha;
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khusunya bagi generasi muda dan
kaum wanita;
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah Indonesia;
8. Pemerataan memperoleh keadilan.
7
Terpilih menjadi presiden RI untuk kedua kalinya MPR hasil pemilu membentuk
cabinet pembangunan III. Kabinet ini dilantik secara resmi pada 31 Maret 1978. Program
Kerja Kabinet Pembangunan III, disebut Sapta Krida Pembangunan III, yang meliputi:
1. Menciptakan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia dnegan memeratakan hasil
pembangunan;
2. Melaksanakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi;
3. Memelihara stabilitas keamanan yang mantap;
6
Dr. Tulus T.H Tambunan, Perekomian Indonesia Teori dan temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia,2001 hlm 8
7
Putra, perekonomian Indonesia, 2018 : rajawali pers hlm 15
11
4. Menciptakan aparatur Negara yang bersih dan berwibawa;
5. Membina persatuan dan kesatuan bangsa yang kukuh dan dilandasi oleh penghayatan dan
pengamalan pancasila;
6. Melaksanakan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, dan rahasia;
7. Mengembangkan politik luar negri yang bebas aktif untuk diabdikan kepada kepentingan
nasional. 8
2.2.4. PELITA IV
Pelita III berakhir pada 31 Maret 1989 yang dilanjutkan dengan pelaksanaan Pelita IV
yang dimulai 1 April 1989. Untuk ketiga kalinya Jenderal Soeharto terpilih dan diangkat
kembali oleh MPR hasil pemilu. Untuk melaksanakan Pelita IV, Presiden Soeharto
membentuk Kabinet Pembangunan IV. Titik berat Pelita IV adalah pembangunan sektor
pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dan meningkatkan
industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin sendiri, baik untuk mesin- mesin industri
ringan maupun industri berat. Sasaran pokok Pelita IV yaitu sebagai berikut:
a. Bidang politik, yaitu berusaha memasyarakatkan P4 (Pedoman,Penghayatan,dan Pengamalan
Pancasila).
b. Bidang pendidikan, menekankan pada pemerataan kesempatan belajar dan meningkatkan
mutu pendidikan.
c. Bidang keluarga berencana (KB), menekankan pada pengendalian laju pertumbuhan
penduduk yang dapat menimbulkan masalah nasional.
2.2.5. PELITA V
Pelita IV berakhir pada 31 Maret 1994 yang dilanjutkan oleh pelaksanaan Pelita V
yang dimulai 1 April 1994. Pelita V ini merupakan pelita terakhir dari keseluruhan Program
Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PPJP 1). Pelita V merupakan masa tinggal landas
untuk memasuki Program Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PPJP II), yang akan dimulai
pada pelita VI pada April 1999. Titik berat Pelita V adalah meningkatkan sektor pertanian
untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan prduksi hasil pertanian lainnya
serta sektor industri, khususnya industri yang menghasilkan barang untuk ekspor, industri
yang banyak tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, dan industri yang dapat
menghasilkan mesin-mesin industri menuju terwujudnya struktur ekonomi yang seimbang
8
S.Mujiana.2001.Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta:UI-Press
hlm 10
12
antara industri dengan pertanian, baik dari segi nilai tambah maupun dari segi penyeraan
tenaga kerja.
2.2.6. PELITA VI
Pelita V berakhir pada 31 Maret 1999yang dilanjutkan oleh pelaksanaan Pelita VI
yang dimulai pada 1 April 1999. Pada akhir Pelita V diharapkan akan mampu menciptakan
landasan yang kukuh untuk mengawali pelaksanaan Pelita VI dan memasuki proses tinggal
landas menuju pelaksanaan Program Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PPJP II) . Titik
berat Pelita VI diarahkan pada pembangunan sektor-sektor ekonomi dengan keterkaitan antara
industri dan pertanian serta bidang pembangunan lainnya dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Sasaran pembangunan industri dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun VI
sebagai bagian dari sasaran bidang ekonomi sesuai amanat GBHN 1993 adalah tertata dan
mantapnya industri nasional yang mengarah pada penguatan, pendalaman, peningkatan,
perluasan, dan penyebaran industri ke seluruh wilayah Indonesia, dan makin kukuhnya
struktur industri dengan peningkatan keterkaitan antara industri hulu, industri antara, dan
industri hilir serta antara industri besar, industri menengah, industri kecil, dan industri rakyat.
Serta keterkaitan antara sektor industri dengan skctor ekonomi lainnya. Pelita VI yang
diharapkan menjadi proses lepas landas Indonesia kearah yang lebih baik lagi, malah menjadi
gagal landas, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang sulit diatasi pada akhir tahun 1997.
Namun, pelaksanaan PPJP II tidak berjalan lancar akibat krisis ekonomi dan moneter melanda
Indonesia. Inflasi yang tinggi akibat krisis ekonomi menyebabkan terjadinya gejolak social
yang mengarah pada pertentangan terhadap pemerintah orde baru. Kenaikan tarff BBM pada
1997 merupakan awal gerakan pengkoreksian rakyat dan mahasiswa terhadap pemerintahan
orde baru. Sejak saat itu terjadilah gelombang demonstrasi, kerusuhan, penjarahan, dan
pembakaran di ibu kota Jakarta yag kemudian menyebar ke seluruh wilayah di tanah air . 9
2.3. Perekonomian Pada Masa Era Reformasi
Pada masa krisis ekonomi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru
kemudian disusul dengan era Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie.
Pada masa ini tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga
9
Zhepa,Rusdi.2012. Perkembangan pemerintah orde lama orde baru dan reformasi,jakarta:PTGrasindo
hlm 15
13
kebijakan ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa
mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan.
2.3.1. Masa Kepemimpinan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Dalam hal ekonomi, dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun 1999 kondisi
perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan. Laju pertumbuhan PDB
mulai positif walaupun tidak jauh dari 0% dan pada tahun 2000 proses pemulihan
perekonomian Indonesia jauh lebih baik lagi dengan laju pertumbuhan hampir mencapai 5%.
Selain pertumbuhan PDB, laju inflasi dan tingkat suku bunga (SBI) juga rendah yang
mencerminkan bahwa kondisi moneter di dalam negeri sudah mulai stabil.
Akan tetapi, ketenangan masyarakat setelah terpilihnya Presiden Indonesia keempat
tidak berlangsung lama. Presiden mulai menunjukkan sikap dan mengeluarkan ucapan-ucapan
kontroversial yang membingungkan pelaku-pelaku bisnis. Presiden cenderung bersikap
diktator dan praktek KKN di lingkungannya semakin intensif, bukannya semakin berkurang
yang merupakan salah satu tujuan dari gerakan reformasi. Ini berarti bahwa walaupun
namanya pemerintahan reformasi, tetapi tetap tidak berbeda denga rezim orde baru. Sikap
presiden tersebut juga menimbulkan perseteruan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
yang klimaksnya adalah dikelurakannya peringatan resmi kepada Presiden lewat
Memorandum I dan II. Dengan dikeluarkannya Memorandum II, Presiden terancam akan
diturunkan dari jabatannya jika usulan percepatan Sidang Istomewa MPR jadi dilaksanakan
pada bulan Agustus 2001.
Selama pemerintahan reformasi, praktis tidak ada satu pun masalah di dalam negeri
yang dapat terselesaikan dengan baik. Berbagai kerusuhan sosial yang bernuansa disintegrasi
dan sara terus berlanjut, misalnya pemberontakan Aceh, konflik Maluku, dan pertikaian etnis
di Kalimantan Tengah. Belum lagi demonstrasi buruh semakin gencar yang mencerminkan
semakin tidak puasnya mereka terhadap kondisi perekonomian di dalam negeri, juga
pertikaian elite politik semakin besar.
Selain itu, hubungan pemerintah Indonesia dibawah pimpinan Abdurrahman Wahid
dengan IMF juga tidak baik, terutama karena masalah amandemen UU No. 23 tahun 1999
mengenai Bank Indonesia; penerapan otonomi daerah, terutama menyangkut kebebasan
daerah untuk pinjam uang dari luar negeri; dan revisi APBN 2001 yang terus tertunda
pelaksanaannya. Tidak tuntasnya revisi tersebut mengakibatkan IMF menunda pencairan
14
bantuannya kepada pemerintah Indonesia, padahal roda perekonomian nasional saat ini sangat
tergantung pada bantuan IMF. Selain itu, Indonesia terancam dinyatakan bangkrut oleh Paris
Club (negara-negara donor) karena sudah kelihatan jelas bahwa Indonesia dengan kondisi
perekonomiannya yang semakin buruk dan defisit keuangan pemerintah yang terus
membengkak, tidak mungkin mampu membayar kembali utangnya yang sebagian besar akan
jatuh tempo tahun 2002 mendatang. Bahkan, Bank Dunia juga sempat mengancam akan
menghentikan pinjaman baru jika kesepakatan IMF dengan pemerintah Indonesia macet.
Ketidakstabilan politik dan social yang tidak semakin surut selama pemerintahan
Abdurrahman Wahid menaikkan tingkat countryrisk Indonesia. Ditambah lagi dengan
memburuknya hubungan antara pemerintah Indonesia dan IMF. Hal ini membuat pelaku-
pelaku bisnis, termasuk investor asing, menjadi enggan melakukan kegiatan bisnis atau
menanamkan modalnya di Indonesia. Akibatnya, kondisi perekonomian nasional pada masa
pemerintahan reformasi cenderung lebih buruk daripada saat pemerintahan transisi. Bahkan,
lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investor Service mengkonfirmasikan bertambah
buruknya countryrisk Indonesia. Meskipun beberapa indikator ekonomi makro mengalami
perbaikan, namun karena kekhawatiran kondisi politik dan sosial, lembaga rating lainnya
(seperti Standard &Poors) menurunkan prospek jangka panjang Indonesia dari stabil ke
negatif.
Kalau kondisi seperti ini terus berlangsung, tidak mustahil tahun 2002 ekonomi
Indonesia akan mengalami pertumbuhan jauh lebih kecil dari tahun sebelumnya, bahkan bisa
kembali negatif. Pemerintah tidak menunjukkan keinginan yang sungguh-sungguh
(politicalwill) untuk menyelesaikan krisis ekonomi hingga tuntas dengan prinsip once
andforall. Pemerintah cenderung menyederhanakan krisis ekonomi dewasa ini dengan
menganggap persoalannya hanya terbatas pada agenda masalah amandemen UU Bank
Indonesia, desentralisasi fiskal, restrukturisasi utang, dan divestasi BCA dan Bank Niaga.
Munculnya berbagai kebijakan pemerintah yang controversial dan inkonsistens, termasuk
pengenaan bea masuk impor mobil mewah untuk kegiatan KTT G-15 yang hanya 5%
(nominalnya 75%) dan pembebasan pajak atas pinjaman luar negeri dan hibah, menunjukkan
tidak adanya senseofcrisis terhadap kondisi riil perekonomian negara saat ini.
Fenomena makin rumitnya persoalan ekonomi ditunjukkan oleh beberapa indikator
ekonomi. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) antara 30 Maret 2000 hingga 8
Maret 2001 menunjukkan growthtrend yang negatif. Dalam perkataan lain, selama periode
15
tersebut IHSG merosot hingga lebih dari 300 poin yang disebabkan oleh lebih besarnya
kegiatan penjualan daripada kegiatan pembelian dalam perdagangan saham di dalam negeri.
Hal ini mencerminkan semakin tidak percayanya pelaku bisnis dan masyarakat terhadap
prospek perekonomian Indonesia, paling tidak untuk periode jangka pendek.10
2.3.2. Masa Kepemimpinan Ibu Megawati (23 Juli 2001-20 Oktober 2004)
Masa kepemimpinan Megawati mengalami masalah - masalah yang mendesak yang
harus diselesaikan yaitu pemulihan ekonomi dan penegakan hokum. Kebijakan - kebijakan
yang ditempuh untuk mengatasai persoalan - persoalan ekonomi antara lain :
a. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club
ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun
b. Kebijakan privatisasi BUMN.
Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan
melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi
beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang
diprivatisasi dijual ke perusahaan asing. Megawati bermaksud mengambil jalan tengah
dengan menjual beberapa asset Negara untuk membayar hutang luar negeri. Akan tetapi,
hutang Negara tetap saja menggelembung karena pemasukan Negara dari berbagai asset telah
hilang dan pendapatan Negara menjadi sangat berkurang.11
2.3.3. Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
2.3.4.1. Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid I Era SBY - JK 2004 - 2009
Kabinet Indonesia Bersatu adalah kabinet pemerintahan Indonesiadiataskepemimpinan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.
Kabinet ini dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada tahun
2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk
pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya,
Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.Susunan Kabinet Indonesia Bersatu
10
Dumairy, 1996, Perekonomian Indonesia, Erlangga: Jakarta.
11
Tambunan, Tulus T.H., Dr.,2001.Perekonomian Indonesia. Jakarta:Ghalia Indonesia.
16
pada awal pembentukan (21 Oktober 2004), perombakan pertama (7 Desember 2005), dan
perombakan kedua (9 Mei 2007)
Pada periode ini, pemerintah melaksanakan beberapa program baru yang dimaksudkan
untuk membantu ekonomi masyarakat kecil diantaranya Bantuan Langsung Tunai (BLT),
PNPM Mandiri dan Jamkesmas. Pada prakteknya, program-program ini berjalan sesuai
dengan yang ditargetkan meskipun masih banyak kekurangan disana-sini.
2.3.4.2. Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid II era SBY – BOEDIONO 2009 - 2014
Kabinet Indonesia Bersatu II adalah kabinet pemerintahan Indonesia diatas
kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Susunan
kabinet ini berasal dari usulan partai politik pengusul pasangan SBY-Boediono pada Pilpres
2009 yang mendapatkan kursi di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB)
ditambah Partai Golkar yang bergabung setelahnya, tim sukses pasangan SBY-Boediono pada
Pilpres 2009, serta kalangan profesional. Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan
oleh Presiden SBY pada 21 Oktober 2009 dan dilantik sehari setelahnya. Pada 19 Mei 2010,
Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Keuangan.
Pada periode ini, pemerintah khususnya melalui Bank Indonesia menetapkan empat
kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional negara yaitu :
1. BI rate
2. Nilai tukar
3. Operasi moneter
4. Kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas dan makroprudensial lalu lintas
modal.
Dengan kebijakan-kebijakan ekonomi diatas, diharapkan pemerintah dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula pada meningkatnya
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Kinerja Pemerintahan SBY – Tak terasa sudah 1 tahun pemerintahan SBY jilid II
berjalan, Namun masih saja dianggap gagal serta mendapat rapor merah dari beberapa
kalangan. Perolehan suara 60 % dalam Pilpres 2009 dan mendapat dukungan mayoritas di
parlemen ternyata belum bisa dioptimalkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan
17
Boediono untuk melakukan langkah-langkah yang konkrit dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan rakyat.12
2.3.4 Masa Pemerintahan Jokowi
Pemerintahan baru Jokowi, yang dijalankan oleh Kabinet Kerja, sangat diharapkan oleh
publik untuk dapat melaksanakan beberapa agenda kebijakan reformasi ekonomi, terutama
pada percepatan proyek infrastruktur, pengembangan sektor maritim, dan program jaminan
sosial. Jokowi menghadapi sejumlah tantangan eksternal maupun internal dalam
mengusahakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus
melambat dalam empat tahun terakhir, dari 6,8% pada tahun 2010 menjadi 5,0%, yang
menandakan daya beli masyarakat yang melemah. Selain itu, kondisi eksternal juga kurang
kondusif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang ditandai dengan perlambatan ekonomi
global (terutama resesi di Eropa dan Jepang dan perlambatan pertumbuhan Tiongkok dan
India), likuiditas global yang mengering, serta jatuhnya harga komoditas ekspor. Dalam
situasi demikian, pendekatan Jokowi untuk merangsang pertumbuhan ekonomi adalah melalui
reformasi ekonomi domestik yang terutama lebih berfokus pada sisi penawaran (supply-side
reforms), antara lain melalui pengembangan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi.
Presiden Jokowi memutuskan untuk kembali melakukan langkah reformasi ekonomi
melalui peluncuran Paket Kebijakan Ekonomi pada September 2015. Hingga Juni 2016, telah
terdapat 12 Paket Kebijakan Ekonomi (PKE), yang masing-masing berusaha menyelesaikan
permasalahan kebijakan yang berbeda-beda. Kebanyakan dari reformasi yang dilakukan
melalui paket kebijakan tersebut berusaha untuk menghilangkan hambatan regulasi maupun
birokrasi yang menghambat sektor swasta untuk melakukan usahanya secara efisien, serta
memberikan insentif investasi bagi pelaku usaha swasta di beberapa sektor tertentu.
Sebagai kesimpulan, dalam periode ini, pemerintah Jokowi tidak lagi bisa
mengandalkan ekspor sebagai sumber pertumbuhan karena ekonomi global yang melambat
serta harga komoditas yang masih rendah. Belanja pemerintah pun juga kurang bisa
diandalkan, mengingat penerimaan pajak yang sangat rendah dalam beberapa tahun terakhir
(tax ratio Indonesia hanya sekitar 10-11% dari PDB). Oleh karena itu, upaya Presiden Jokowi
untuk menekankan reformasi ekonomi dari sisi penawaran sebenarnya sudah tepat. Namun
12
Dr. Tulus T.H. Tambunan,2001. Perekonomian Indonesia Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia
18
demikian, dalam kenyataannya, pelaksanaan reformasi ini masih kurang efektif. Beberapa
pernyataan reformis dari Presiden dan sejumlah Menteri bahwa Indonesia terbuka terhadap
investasi, masih gagal diterjemahkan dalam kebijakan yang ramah investasi (misalnya
kecenderungan proteksionis di atas, serta perubahan konkrit pada iklim investasi di lapangan
setidaknya hingga pertengahan 2015). Oleh karena itu, presiden reformis seperti Jokowi pun
masih perlu didukung dengan mekanisme koordinasi dan implementasi kebijakan yang baik,
serta dukungan politik yang memadai.13
13 Aswicahyono, Haryo. 2017. Perjalanan Reformasi Ekonomi Indonesia 1997-2016. Jakarta: Centre for Strategic and
International Studies.
19
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Perekonomian Indonesia sejak pemerintahan masa orde lama hingga masa reformasi
masih mengalami beberapa gejolak. Perekonomian Indonesia masih jatuh bangun. Hal itu
dapat dilihat dari kemiskinan yang masih mengalami peningkata dari tahun ke tahun,
pengangguran berada pada tingkat tinggi dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja yang ada, maraknya para koruptor
karena hukuman yang berlaku di negeri ini kurang tegas, masih terlihatnya kesenjangan
ekonomi antara penduduk yang miskin dan yang kaya, nilai tukar rupiah sudah menembus
angka sekitar Rp 14.000,- , dan masih memiliki hutang ke luar negeri.
20
DAFTAR PUSTAKA
Subandi, 2016. Ekonomi pembangunan. Bandung: Alfabeta.
Pohan,Aulia. 2008. Potrek kebijakan moneter indonesia. Jakarta: Rajawali Press.
Yustika Ahmad Erani.2002. Pembangunan dan krisis, memetakanperekonomian
indonesia. Jakarta: PT Raja Grasindo.
Putra. 2018. Perekonomian Indonesia, Jakarta : Rajawali pers.
S.Mujiana.2001.Perencanaan Pembangunan Nasional,Jakarta: UI-Press.
Zhepa,Rusdi.2012. Perkembangan pemerintah orde lama orde baru dan reformasi,
Jakarta: PT Grasindo.
Dr. Tulus T.H. Tambunan. 2001. Perekonomian Indonesia Teori dan Temuan
Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Dumairy, 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Aswicahyono, Haryo. 2017. Perjalanan Reformasi Ekonomi Indonesia 1997-2016.
Jakarta: Centre for Strategic and International Studies.

More Related Content

What's hot

Ppt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesiaPpt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesiaR Anggara
 
Makalah ekonomi indonesia
Makalah ekonomi indonesiaMakalah ekonomi indonesia
Makalah ekonomi indonesiaDini Sri Rahayu
 
Sistem Perekonomian Indonesia
Sistem Perekonomian IndonesiaSistem Perekonomian Indonesia
Sistem Perekonomian IndonesiaEem Masitoh
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaLutfiyah Siti
 
Bab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesiaBab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesiaxNet8
 
(2)sejarah perekonomian indonesia
(2)sejarah perekonomian indonesia(2)sejarah perekonomian indonesia
(2)sejarah perekonomian indonesiaElisabeth Marina
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaEris Hariyanto
 
Rosita puspa 5x ma
Rosita puspa 5x maRosita puspa 5x ma
Rosita puspa 5x marosita puspa
 
2 sejarah perekonomian indonesia.2
2 sejarah perekonomian  indonesia.22 sejarah perekonomian  indonesia.2
2 sejarah perekonomian indonesia.2muhammad muhaimin
 
Sistem Ekonomi Orde Baru
Sistem Ekonomi Orde BaruSistem Ekonomi Orde Baru
Sistem Ekonomi Orde BaruIrfan Jumair
 
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinEkonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinGino Yunanda
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaHarry Hassan
 
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIABakhrul Ulum
 
Sejarah perekonomian indonesia ( 3 )
Sejarah perekonomian indonesia ( 3 )Sejarah perekonomian indonesia ( 3 )
Sejarah perekonomian indonesia ( 3 )erlina risnandari
 
Perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin
Perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpinPerkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin
Perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpincaturprasetyo11tgb1
 
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)SMAN 2 Genteng
 
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiaTugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiasiti aisah
 
10. sejarah ekonomi indonesia
10.  sejarah ekonomi indonesia10.  sejarah ekonomi indonesia
10. sejarah ekonomi indonesiaYusuf Abidin
 
Gambaran perekonomian indonesia
Gambaran perekonomian indonesiaGambaran perekonomian indonesia
Gambaran perekonomian indonesiaYusuf Abidin
 

What's hot (20)

Ppt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesiaPpt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesia
 
Makalah ekonomi indonesia
Makalah ekonomi indonesiaMakalah ekonomi indonesia
Makalah ekonomi indonesia
 
Sistem Perekonomian Indonesia
Sistem Perekonomian IndonesiaSistem Perekonomian Indonesia
Sistem Perekonomian Indonesia
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesia
 
Bab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesiaBab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesia
 
(2)sejarah perekonomian indonesia
(2)sejarah perekonomian indonesia(2)sejarah perekonomian indonesia
(2)sejarah perekonomian indonesia
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesia
 
Rosita puspa 5x ma
Rosita puspa 5x maRosita puspa 5x ma
Rosita puspa 5x ma
 
2 sejarah perekonomian indonesia.2
2 sejarah perekonomian  indonesia.22 sejarah perekonomian  indonesia.2
2 sejarah perekonomian indonesia.2
 
Sistem Ekonomi Orde Baru
Sistem Ekonomi Orde BaruSistem Ekonomi Orde Baru
Sistem Ekonomi Orde Baru
 
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpinEkonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesia
 
Perekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia pptPerekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia ppt
 
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Sejarah perekonomian indonesia ( 3 )
Sejarah perekonomian indonesia ( 3 )Sejarah perekonomian indonesia ( 3 )
Sejarah perekonomian indonesia ( 3 )
 
Perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin
Perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpinPerkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin
Perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin
 
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
 
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiaTugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
 
10. sejarah ekonomi indonesia
10.  sejarah ekonomi indonesia10.  sejarah ekonomi indonesia
10. sejarah ekonomi indonesia
 
Gambaran perekonomian indonesia
Gambaran perekonomian indonesiaGambaran perekonomian indonesia
Gambaran perekonomian indonesia
 

Similar to Kelompok 1 Perekonomian Di Indonesia dari Masa ke Masa

PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docx
PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docxPERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docx
PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docxNineoCuayank
 
Perekonomian Indonesia dari Masa ke Masa
Perekonomian Indonesia dari Masa ke MasaPerekonomian Indonesia dari Masa ke Masa
Perekonomian Indonesia dari Masa ke MasaSyndiGaby
 
Keadaan Ekonomi di Indonesia
Keadaan Ekonomi di IndonesiaKeadaan Ekonomi di Indonesia
Keadaan Ekonomi di IndonesiaAz-zahra Budiman
 
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomiTugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomiMuhamadFajar IndraJaya
 
perekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomiperekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomiSuhanda Handa
 
Orde lama, orde baru, dan reformasi
Orde lama, orde baru, dan reformasiOrde lama, orde baru, dan reformasi
Orde lama, orde baru, dan reformasiNanda Aditasia
 
BAHAN AJAR 1.pptx
BAHAN AJAR 1.pptxBAHAN AJAR 1.pptx
BAHAN AJAR 1.pptxRifaSya3
 
PEREKONOMIAN MASA SETELAH KEMERDEKAAN KEL 2.pdf
PEREKONOMIAN MASA SETELAH KEMERDEKAAN KEL 2.pdfPEREKONOMIAN MASA SETELAH KEMERDEKAAN KEL 2.pdf
PEREKONOMIAN MASA SETELAH KEMERDEKAAN KEL 2.pdfRijaaini
 
Politik dan ekonomi awal kemerdekaan
Politik dan ekonomi awal kemerdekaanPolitik dan ekonomi awal kemerdekaan
Politik dan ekonomi awal kemerdekaandimbay
 
Gambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiaGambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiaMUHAMAD ZAKY MUJAHID
 
Makalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaMakalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaRuri1139
 
Tugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberalTugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberalNining Purwaningsih
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiamariam Iam
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiamariam Iam
 
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal annisa berliana
 

Similar to Kelompok 1 Perekonomian Di Indonesia dari Masa ke Masa (20)

PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docx
PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docxPERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docx
PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docx
 
Perekonomian Indonesia dari Masa ke Masa
Perekonomian Indonesia dari Masa ke MasaPerekonomian Indonesia dari Masa ke Masa
Perekonomian Indonesia dari Masa ke Masa
 
Keadaan Ekonomi di Indonesia
Keadaan Ekonomi di IndonesiaKeadaan Ekonomi di Indonesia
Keadaan Ekonomi di Indonesia
 
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomiTugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
 
perekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomiperekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomi
 
Orde lama, orde baru, dan reformasi
Orde lama, orde baru, dan reformasiOrde lama, orde baru, dan reformasi
Orde lama, orde baru, dan reformasi
 
BAHAN AJAR 1.pptx
BAHAN AJAR 1.pptxBAHAN AJAR 1.pptx
BAHAN AJAR 1.pptx
 
PEREKONOMIAN MASA SETELAH KEMERDEKAAN KEL 2.pdf
PEREKONOMIAN MASA SETELAH KEMERDEKAAN KEL 2.pdfPEREKONOMIAN MASA SETELAH KEMERDEKAAN KEL 2.pdf
PEREKONOMIAN MASA SETELAH KEMERDEKAAN KEL 2.pdf
 
Sejarah Perekonomian Indonesia
Sejarah Perekonomian IndonesiaSejarah Perekonomian Indonesia
Sejarah Perekonomian Indonesia
 
Masa Pasca Kemerdekaan
Masa Pasca KemerdekaanMasa Pasca Kemerdekaan
Masa Pasca Kemerdekaan
 
Politik dan ekonomi awal kemerdekaan
Politik dan ekonomi awal kemerdekaanPolitik dan ekonomi awal kemerdekaan
Politik dan ekonomi awal kemerdekaan
 
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIAMATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Gambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesiaGambaran umum perekonomian indonesia
Gambaran umum perekonomian indonesia
 
Makalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaMakalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesia
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Tugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberalTugas sejarah ekonomi masa liberal
Tugas sejarah ekonomi masa liberal
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesia
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesia
 
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal
 
Bab ii sejarah pi
Bab ii sejarah piBab ii sejarah pi
Bab ii sejarah pi
 

Recently uploaded

Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi MikroPenentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikrokhei4
 
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptxAsam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptxRizkiMuhammad58
 
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxSistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxmonikabudiman19
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfIndahPuspitaMaharani1
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 202420NurKhusnaFahrani
 
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfKemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfsoftraxindo
 
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.pptNilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.pptlangkahgontay88
 
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../stfatimah131
 
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatlangkahgontay88
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxgulieglue
 
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...BagaimanaCaraMenggug
 
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptxKonsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptxULFAHASNAAZIZAH
 

Recently uploaded (20)

Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi MikroPenentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
 
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptxAsam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
 
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxSistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfKemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
 
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.pptNilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
Nilai saat ini dalam studi kelayakan.ppt
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
 
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
 
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di SorongJual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
 
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
 
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
 
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptxKonsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
 

Kelompok 1 Perekonomian Di Indonesia dari Masa ke Masa

  • 1. PEREKONOMIAN INDONESIA DARI MASA KE MASA UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PEREKONOMIAN DI INDONESIA Dosen Pengampu: BAKHRUL HUDA, M.E.I Disusun oleh : Hisyam Iqbal Muhaimin Putra (G04219033) Muhammad Naufal Akbar Abyan(G04219048) Ekonomi Syariah F PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ISLAM SURABAYA 2020
  • 2. 2 Kata Pengantar Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok untuk mata kuliah Perekonomian di Indonesia dengan judul : ‘Perekonomian Indonesia dari Masa ke Masa’. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan kritik dan saran sehingga makalah ini dapat terselesaikan Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya. Surabaya, 14 Februari 2020 Kelompok 1
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2 DAFTAR ISI....................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5 C. Tujuan Masalah.............................................................................................. 5 BAB II PEMBAHASAN A. Perekonomian Pada Masa Orde Lama ......................................................... 6 B. Perekonomian Pada Masa Orde Baru............................................................. 7 C. Perekonomian Pada Masa Reformasi........................................................... 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setelah berakhirnya Pemerintahan Belanda dan mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia, selama dekade 1950-an hingga pertengahan tahun 1965 Indonesia dilanda gejolak politik di dalam negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah seperti di Sumatera dan Sulawesi. Akibatnya selama Pemerintahan Orde Lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk, selain laju pertumbuhan ekonomi yang menurun terus sejak 1958, dari tahun ke tahun defisit saldo neraca pembayaran (BOP) dan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus membesar selain itu selama orde lama, kegiatan produksi di sektor pertanian dan industri manufaktur berada pada tingkat yang sangat rendah karena keterbatasan kapasitas produksi dan infrastruktur pendukung. Baik nonfisik maupun fisik seperti pendanaan dari bank. Dalam era demokrasi terpimpin, Presiden Soekarno menjalankan Sistem Ekonomi Terpimpin. Dalam sistem ekonomi ini, Presiden secara langsung terlibat dan mengatur perekonomian. Seluruh kegiatan perekonomian terpusat pada Pemerintah Pusat. Akibatnya, kegiatan perekonomian di daerah menjadi terganggu dan menurun. Dalam era ekonomi terpimpin, Indonesia berulang kali mengganti desain ekonominya seiring dengan bergantinya kabinet yang sedang berkuasa. Seperti negara-negara berkembang lain yang baru telepas dari kekuasaan kolonial, kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi di Indonesia pada awal tahun 1950-an sebagian besar dibentuk dengan saling mempengaruhi masalah-masalah sosial dan ekonomi yang objektif yang menghadapkan negara dan gagasan-gagasan ekonomi dasar dari para perumus kebijaksanaan ekonomi yang utama. Dihadapkan pada tugas berat mendamaikan kembali kebutuhan mendesak untuk merehabilitas ekonomi yang mengalami kehancuran secara luas selama penduduk Jepang dan revolusi, dengan permintaan umum yang kuat untuk mengubah ekonomi kolonial menuju ekonomi nasional. Ketika Indonesia menganut ekonomi terpimpin pemerintah menumpuh kebijaksanaan yang berorientasi ke dalam’ ( Inward-lokingpolice). Kebijaksanaan ini dicirikan oleh kebijaksanaan “ Berdikari “ ( berdiri di atas kaki sendiri ),
  • 5. 5 dan kebijaksanaan yang sangat membatasi, dan kemudian menolak sama sekali penanaman modal asing. Selama kurun waktu ini perdagangan luar negeri banyak di kendalikan oleh pemerintah Indonesia, baik karena pertimbangan jangka pendek tentang neraca pembayaran (dengan membatasi impor untuk menekan devisit transaksi berjalan ) maupun karena pertimbangan non-ekonomi, yaitu pertimbangan nasionalisme ekonomi yang dengan tegas melanjutkan ’pola ekonomi kolonial sebelum perang ‘ (preware kolonial pattern) yang sangat mengandalkan diri pada sektor ekspor komoditi-komoditi primer. Oleh karena ini terdapat aspirasi yang besar di antara para pemimpin nasional Indonesia untuk mendorong industrialisasi sebagai jalan - jalan terbaik untuk memperluas landasan ekonomi Indonesia yang pada waktu itu tergantung pada sektor pertanian. 1.2. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perekonomian Indonesia pada masa Orde Lama? 2. Bagaimana perekonomian Indonesia pada masa Orde Baru? 3. Bagaimana perekonomian Indonesia pada masa Era Reformasi? 1.3 TUJUAN MASALAH 1. Untuk mengetahui perekonomian di indonesia pada masa Orde Lama. 2. Untuk mengetahui perekonomian di indonesia pada masa orde baru. 3. Untuk mengetahui perekonomian di indonesia pada masa Era Reformasi.
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Perekonomian Pada Masa Orde Lama Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, sudah banyak tokok-tokoh negara yang saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun diskusi kelompok. Tetapi pada pemerintah orde lama masih belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi negara Republik Indonesia yang memburuk. Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh : a. Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang DeJavasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. b. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI. c. Kas negara kosong. d. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain: a. Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh Menteri Keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946. b. Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India, mangadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia. c. Konferensi Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan- perkebunan. d. Pembentukan PlanningBoard (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947 e. Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948
  • 7. 7 f. Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan membaik (mengikuti Mazhab Fisiokrat : sektor pertanian merupakan sumber kekayaan).1 Masa Demokrasi Liberal (1950-1957) Masa ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain : a. Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) pada tanggal 20 Maret 1950, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun. b. Program Benteng (Kabinet Natsir) c. Nasionalisasi DeJavasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi. d. Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo e. Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967) Sebagai akibat dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem Demokrasi Terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala- galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik, dan ekonomi. Akan tetapi, kebijakan - kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia2 2.2.Perekonomian Indonesia Pada Masa Orde Baru 1 Subandi, 2016. Ekonomi pembangunan. Bandung : Alfabetahlm 5 2 Pohan,Aulia. 2008. Potrek kebijakan moneter indonesia. Jakarta : Rajawali Press 10
  • 8. 8 Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit yang besar, nilai tukar rupiah tidak stabil” (Gilarso, 1986:221) merupakan gambaran singkat betapa hancurnya perekonomian kala itu yang harus dibangun lagi oleh masa orde baru atau juga bisa dikatakan sebagi titik balik. Awal masa orde baru menerima beban berat dari buruknya perekonomian orde lama. Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baru berusaha keras untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannya inflasi, stabilitas politik tercapai ayng berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Repelita dilaksanakan mulai tanggal 1 April 1969. Pembangunan ekonomi pada masa orde baru diarahkan pada sektor pertanian. Hal itu dikarenakan kurang lebih 55% dari produksi nasional berasal dari sektor pertanian dan juga 75% pendudukan Indonesia memperoleh penghidupan dari sektor pertanian. Bidang sasaran pembangunan dalam Repelita, antara lain bidang pangan, sandang, perbaikan prasarana, rumah rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Jangka waktu pembangunan orde baru dapat dibedakan atas dua macam, yaitu program pembangunan jangka pendek dan program pembangunan jangka panjang. Program pembangunan jangka pendek sering disebut pelita (pembangunan lima tahun), adapun program pembangunan jangka panjang terdiri atas pembangunan jangka pendek yang saling berkesinabungan. Masa pembangunan jangka oanjang direncanakan selama 25 tahun. Modernitas memerlukan sarana, salah satunya dengan pengadaan sarana fisik. 3Pembangunan yang dilaksanakan di realisasikan dalam system pembangunan nasional yang dilaksanakan dengan bentuk Pembangunan Lima Tahun (PELITA). 2.2.1. PELITA I Pada 1 April 1969 dimulailah pelaksanaan Pelita 1 yaitu pada periode 1969-1974. Pada pelita 1 ini, orde baru menyelesaikan fase stabilitas dan rehabilitasi sehingga dapat menciptakan keadaan yang stabil. Selama beberapa tahun, sebelum orde baru keadaan ekonomi mengalami kemerosotan. Pada 1955-1960 laju inflasi rata-rata 25% per tahun, dalam periode 1960-1965 harga-harga meningkat dengan laju rata-rata 226% per tahun, dan pada 1966 laju inflasi mencapai puncaknya, yaitu 650% setahun. 3 Pohan,Aulia. 2008. Potrek kebijakan moneter indonesia. Jakarta : Rajawali Press
  • 9. 9 Kemerosotan ekonomi tersebut terjadi di segala bidang akibat kepentingan ekonomi dikorbankan demi kepentingan politik. Pada masa orde baru, kemerosotan ekonomi dapat dikendalikan. Pada 1976, laju inflasi dapat ditekan menjadi 120%, atau seperlima dari tahun sebelumnya. Pada 1968, inflasi dapat ditekan lagi menjadi 85%. Berdasarkan hasil-hasil yang telah dicapai, kemudian dimulailah pelaksanaan pelita 1 pada tahun 1969. Adapun titik berat pelita 1 adalah pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian. Adapun sasaran pelita 1, yaitu meningkatkan pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pelaksanaan pelita 1 termasuk pembiayaannya selalu disetujui DPR dengan membuat undang- undang sesuai ketentuan UUD 1945.4 2.2.2. PELITA II Pelita 1 berakhir pada 31 Maret 1974, yang telah meletakan dasar-dasar yang kuat bagi pelaksanaan pelita I. MPR hasil pemilu 1971 secara aklamasi memilih dan mengangkat kembali Jendral Soeharto sebagai Presiden RI. Selain itu, MPR hasil pemilu 1971 berhasil pula menyusun GBHN melalui Tap MPR RI No IV/MPRS/1973. 5 Di dalam GBHN 1973 terdapat rumusan pelita II, yaitu : 1. Tersedianya bahan pangan dan sandang yang cukup dan terjangkau oleh daya beli masyarakat; 2. Tersedianya bahan-bahan bangunan perumahan terutama bagi kepentingan masyarakat; 3. Perbaikan dan peningkatan prasarana; 4. Peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata; 5. Memperluas kesempatan kerja. Untuk melaksanakan pelita II, Presiden Soeharto kemudian membentuk Kabinet Pembangunan II. Program kerja Kabinet Pembangunan II, disebut Sapta Krida Kabinet Pembangunan II, yang meliputi: 1. Meningkatkan stabilitas politik; 2. Meningkatkan stabilitas keamanan; 3. Melanjutkan pelita 1 dan melaksanakan pelita II; 4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat; 4 Yustika Ahmad Erani.2002. Pembangunan dan krisis, memetakan perekonomian indonesia. Jakarta : PT Raja Grasindohlm 5 Dr. Tulus T.H Tambunan, Perekomian Indonesia Teori dan temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia,2001 hlm 7
  • 10. 10 5. Melaksanakan pemilihan umum. 6 2.2.3. PELITA III Pada 31 Maret 1979, Pelita III mulai dilaksanakan. Titik berat pembangunan pada pelita III adalah pembangunan sector pertanian menuju swasembada pangan yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Sasaran pokok pelita III diarahkan pada Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. A. Trilogi pembangunan mencakup: 1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terwujudnya keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia; 2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi; 3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. B. Delapan jalur pemerataan mencakup: 1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan, dan perumahan bagi rakyat banyak; 2. Pemerataan kesempatan memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan; 3. Pemerataan pembagian pendapatan; 4. Pemerataan memperoleh kesempatan kerja; 5. Pemerataan mempreoleh kesempatan berusaha; 6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khusunya bagi generasi muda dan kaum wanita; 7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah Indonesia; 8. Pemerataan memperoleh keadilan. 7 Terpilih menjadi presiden RI untuk kedua kalinya MPR hasil pemilu membentuk cabinet pembangunan III. Kabinet ini dilantik secara resmi pada 31 Maret 1978. Program Kerja Kabinet Pembangunan III, disebut Sapta Krida Pembangunan III, yang meliputi: 1. Menciptakan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia dnegan memeratakan hasil pembangunan; 2. Melaksanakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi; 3. Memelihara stabilitas keamanan yang mantap; 6 Dr. Tulus T.H Tambunan, Perekomian Indonesia Teori dan temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia,2001 hlm 8 7 Putra, perekonomian Indonesia, 2018 : rajawali pers hlm 15
  • 11. 11 4. Menciptakan aparatur Negara yang bersih dan berwibawa; 5. Membina persatuan dan kesatuan bangsa yang kukuh dan dilandasi oleh penghayatan dan pengamalan pancasila; 6. Melaksanakan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, dan rahasia; 7. Mengembangkan politik luar negri yang bebas aktif untuk diabdikan kepada kepentingan nasional. 8 2.2.4. PELITA IV Pelita III berakhir pada 31 Maret 1989 yang dilanjutkan dengan pelaksanaan Pelita IV yang dimulai 1 April 1989. Untuk ketiga kalinya Jenderal Soeharto terpilih dan diangkat kembali oleh MPR hasil pemilu. Untuk melaksanakan Pelita IV, Presiden Soeharto membentuk Kabinet Pembangunan IV. Titik berat Pelita IV adalah pembangunan sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin sendiri, baik untuk mesin- mesin industri ringan maupun industri berat. Sasaran pokok Pelita IV yaitu sebagai berikut: a. Bidang politik, yaitu berusaha memasyarakatkan P4 (Pedoman,Penghayatan,dan Pengamalan Pancasila). b. Bidang pendidikan, menekankan pada pemerataan kesempatan belajar dan meningkatkan mutu pendidikan. c. Bidang keluarga berencana (KB), menekankan pada pengendalian laju pertumbuhan penduduk yang dapat menimbulkan masalah nasional. 2.2.5. PELITA V Pelita IV berakhir pada 31 Maret 1994 yang dilanjutkan oleh pelaksanaan Pelita V yang dimulai 1 April 1994. Pelita V ini merupakan pelita terakhir dari keseluruhan Program Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PPJP 1). Pelita V merupakan masa tinggal landas untuk memasuki Program Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PPJP II), yang akan dimulai pada pelita VI pada April 1999. Titik berat Pelita V adalah meningkatkan sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan prduksi hasil pertanian lainnya serta sektor industri, khususnya industri yang menghasilkan barang untuk ekspor, industri yang banyak tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, dan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri menuju terwujudnya struktur ekonomi yang seimbang 8 S.Mujiana.2001.Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta:UI-Press hlm 10
  • 12. 12 antara industri dengan pertanian, baik dari segi nilai tambah maupun dari segi penyeraan tenaga kerja. 2.2.6. PELITA VI Pelita V berakhir pada 31 Maret 1999yang dilanjutkan oleh pelaksanaan Pelita VI yang dimulai pada 1 April 1999. Pada akhir Pelita V diharapkan akan mampu menciptakan landasan yang kukuh untuk mengawali pelaksanaan Pelita VI dan memasuki proses tinggal landas menuju pelaksanaan Program Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PPJP II) . Titik berat Pelita VI diarahkan pada pembangunan sektor-sektor ekonomi dengan keterkaitan antara industri dan pertanian serta bidang pembangunan lainnya dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sasaran pembangunan industri dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun VI sebagai bagian dari sasaran bidang ekonomi sesuai amanat GBHN 1993 adalah tertata dan mantapnya industri nasional yang mengarah pada penguatan, pendalaman, peningkatan, perluasan, dan penyebaran industri ke seluruh wilayah Indonesia, dan makin kukuhnya struktur industri dengan peningkatan keterkaitan antara industri hulu, industri antara, dan industri hilir serta antara industri besar, industri menengah, industri kecil, dan industri rakyat. Serta keterkaitan antara sektor industri dengan skctor ekonomi lainnya. Pelita VI yang diharapkan menjadi proses lepas landas Indonesia kearah yang lebih baik lagi, malah menjadi gagal landas, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang sulit diatasi pada akhir tahun 1997. Namun, pelaksanaan PPJP II tidak berjalan lancar akibat krisis ekonomi dan moneter melanda Indonesia. Inflasi yang tinggi akibat krisis ekonomi menyebabkan terjadinya gejolak social yang mengarah pada pertentangan terhadap pemerintah orde baru. Kenaikan tarff BBM pada 1997 merupakan awal gerakan pengkoreksian rakyat dan mahasiswa terhadap pemerintahan orde baru. Sejak saat itu terjadilah gelombang demonstrasi, kerusuhan, penjarahan, dan pembakaran di ibu kota Jakarta yag kemudian menyebar ke seluruh wilayah di tanah air . 9 2.3. Perekonomian Pada Masa Era Reformasi Pada masa krisis ekonomi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian disusul dengan era Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie. Pada masa ini tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga 9 Zhepa,Rusdi.2012. Perkembangan pemerintah orde lama orde baru dan reformasi,jakarta:PTGrasindo hlm 15
  • 13. 13 kebijakan ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan. 2.3.1. Masa Kepemimpinan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Dalam hal ekonomi, dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun 1999 kondisi perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan. Laju pertumbuhan PDB mulai positif walaupun tidak jauh dari 0% dan pada tahun 2000 proses pemulihan perekonomian Indonesia jauh lebih baik lagi dengan laju pertumbuhan hampir mencapai 5%. Selain pertumbuhan PDB, laju inflasi dan tingkat suku bunga (SBI) juga rendah yang mencerminkan bahwa kondisi moneter di dalam negeri sudah mulai stabil. Akan tetapi, ketenangan masyarakat setelah terpilihnya Presiden Indonesia keempat tidak berlangsung lama. Presiden mulai menunjukkan sikap dan mengeluarkan ucapan-ucapan kontroversial yang membingungkan pelaku-pelaku bisnis. Presiden cenderung bersikap diktator dan praktek KKN di lingkungannya semakin intensif, bukannya semakin berkurang yang merupakan salah satu tujuan dari gerakan reformasi. Ini berarti bahwa walaupun namanya pemerintahan reformasi, tetapi tetap tidak berbeda denga rezim orde baru. Sikap presiden tersebut juga menimbulkan perseteruan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang klimaksnya adalah dikelurakannya peringatan resmi kepada Presiden lewat Memorandum I dan II. Dengan dikeluarkannya Memorandum II, Presiden terancam akan diturunkan dari jabatannya jika usulan percepatan Sidang Istomewa MPR jadi dilaksanakan pada bulan Agustus 2001. Selama pemerintahan reformasi, praktis tidak ada satu pun masalah di dalam negeri yang dapat terselesaikan dengan baik. Berbagai kerusuhan sosial yang bernuansa disintegrasi dan sara terus berlanjut, misalnya pemberontakan Aceh, konflik Maluku, dan pertikaian etnis di Kalimantan Tengah. Belum lagi demonstrasi buruh semakin gencar yang mencerminkan semakin tidak puasnya mereka terhadap kondisi perekonomian di dalam negeri, juga pertikaian elite politik semakin besar. Selain itu, hubungan pemerintah Indonesia dibawah pimpinan Abdurrahman Wahid dengan IMF juga tidak baik, terutama karena masalah amandemen UU No. 23 tahun 1999 mengenai Bank Indonesia; penerapan otonomi daerah, terutama menyangkut kebebasan daerah untuk pinjam uang dari luar negeri; dan revisi APBN 2001 yang terus tertunda pelaksanaannya. Tidak tuntasnya revisi tersebut mengakibatkan IMF menunda pencairan
  • 14. 14 bantuannya kepada pemerintah Indonesia, padahal roda perekonomian nasional saat ini sangat tergantung pada bantuan IMF. Selain itu, Indonesia terancam dinyatakan bangkrut oleh Paris Club (negara-negara donor) karena sudah kelihatan jelas bahwa Indonesia dengan kondisi perekonomiannya yang semakin buruk dan defisit keuangan pemerintah yang terus membengkak, tidak mungkin mampu membayar kembali utangnya yang sebagian besar akan jatuh tempo tahun 2002 mendatang. Bahkan, Bank Dunia juga sempat mengancam akan menghentikan pinjaman baru jika kesepakatan IMF dengan pemerintah Indonesia macet. Ketidakstabilan politik dan social yang tidak semakin surut selama pemerintahan Abdurrahman Wahid menaikkan tingkat countryrisk Indonesia. Ditambah lagi dengan memburuknya hubungan antara pemerintah Indonesia dan IMF. Hal ini membuat pelaku- pelaku bisnis, termasuk investor asing, menjadi enggan melakukan kegiatan bisnis atau menanamkan modalnya di Indonesia. Akibatnya, kondisi perekonomian nasional pada masa pemerintahan reformasi cenderung lebih buruk daripada saat pemerintahan transisi. Bahkan, lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investor Service mengkonfirmasikan bertambah buruknya countryrisk Indonesia. Meskipun beberapa indikator ekonomi makro mengalami perbaikan, namun karena kekhawatiran kondisi politik dan sosial, lembaga rating lainnya (seperti Standard &Poors) menurunkan prospek jangka panjang Indonesia dari stabil ke negatif. Kalau kondisi seperti ini terus berlangsung, tidak mustahil tahun 2002 ekonomi Indonesia akan mengalami pertumbuhan jauh lebih kecil dari tahun sebelumnya, bahkan bisa kembali negatif. Pemerintah tidak menunjukkan keinginan yang sungguh-sungguh (politicalwill) untuk menyelesaikan krisis ekonomi hingga tuntas dengan prinsip once andforall. Pemerintah cenderung menyederhanakan krisis ekonomi dewasa ini dengan menganggap persoalannya hanya terbatas pada agenda masalah amandemen UU Bank Indonesia, desentralisasi fiskal, restrukturisasi utang, dan divestasi BCA dan Bank Niaga. Munculnya berbagai kebijakan pemerintah yang controversial dan inkonsistens, termasuk pengenaan bea masuk impor mobil mewah untuk kegiatan KTT G-15 yang hanya 5% (nominalnya 75%) dan pembebasan pajak atas pinjaman luar negeri dan hibah, menunjukkan tidak adanya senseofcrisis terhadap kondisi riil perekonomian negara saat ini. Fenomena makin rumitnya persoalan ekonomi ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) antara 30 Maret 2000 hingga 8 Maret 2001 menunjukkan growthtrend yang negatif. Dalam perkataan lain, selama periode
  • 15. 15 tersebut IHSG merosot hingga lebih dari 300 poin yang disebabkan oleh lebih besarnya kegiatan penjualan daripada kegiatan pembelian dalam perdagangan saham di dalam negeri. Hal ini mencerminkan semakin tidak percayanya pelaku bisnis dan masyarakat terhadap prospek perekonomian Indonesia, paling tidak untuk periode jangka pendek.10 2.3.2. Masa Kepemimpinan Ibu Megawati (23 Juli 2001-20 Oktober 2004) Masa kepemimpinan Megawati mengalami masalah - masalah yang mendesak yang harus diselesaikan yaitu pemulihan ekonomi dan penegakan hokum. Kebijakan - kebijakan yang ditempuh untuk mengatasai persoalan - persoalan ekonomi antara lain : a. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun b. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing. Megawati bermaksud mengambil jalan tengah dengan menjual beberapa asset Negara untuk membayar hutang luar negeri. Akan tetapi, hutang Negara tetap saja menggelembung karena pemasukan Negara dari berbagai asset telah hilang dan pendapatan Negara menjadi sangat berkurang.11 2.3.3. Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2.3.4.1. Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid I Era SBY - JK 2004 - 2009 Kabinet Indonesia Bersatu adalah kabinet pemerintahan Indonesiadiataskepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Kabinet ini dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada tahun 2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.Susunan Kabinet Indonesia Bersatu 10 Dumairy, 1996, Perekonomian Indonesia, Erlangga: Jakarta. 11 Tambunan, Tulus T.H., Dr.,2001.Perekonomian Indonesia. Jakarta:Ghalia Indonesia.
  • 16. 16 pada awal pembentukan (21 Oktober 2004), perombakan pertama (7 Desember 2005), dan perombakan kedua (9 Mei 2007) Pada periode ini, pemerintah melaksanakan beberapa program baru yang dimaksudkan untuk membantu ekonomi masyarakat kecil diantaranya Bantuan Langsung Tunai (BLT), PNPM Mandiri dan Jamkesmas. Pada prakteknya, program-program ini berjalan sesuai dengan yang ditargetkan meskipun masih banyak kekurangan disana-sini. 2.3.4.2. Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid II era SBY – BOEDIONO 2009 - 2014 Kabinet Indonesia Bersatu II adalah kabinet pemerintahan Indonesia diatas kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Susunan kabinet ini berasal dari usulan partai politik pengusul pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009 yang mendapatkan kursi di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB) ditambah Partai Golkar yang bergabung setelahnya, tim sukses pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta kalangan profesional. Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY pada 21 Oktober 2009 dan dilantik sehari setelahnya. Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Keuangan. Pada periode ini, pemerintah khususnya melalui Bank Indonesia menetapkan empat kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional negara yaitu : 1. BI rate 2. Nilai tukar 3. Operasi moneter 4. Kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas dan makroprudensial lalu lintas modal. Dengan kebijakan-kebijakan ekonomi diatas, diharapkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kinerja Pemerintahan SBY – Tak terasa sudah 1 tahun pemerintahan SBY jilid II berjalan, Namun masih saja dianggap gagal serta mendapat rapor merah dari beberapa kalangan. Perolehan suara 60 % dalam Pilpres 2009 dan mendapat dukungan mayoritas di parlemen ternyata belum bisa dioptimalkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan
  • 17. 17 Boediono untuk melakukan langkah-langkah yang konkrit dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.12 2.3.4 Masa Pemerintahan Jokowi Pemerintahan baru Jokowi, yang dijalankan oleh Kabinet Kerja, sangat diharapkan oleh publik untuk dapat melaksanakan beberapa agenda kebijakan reformasi ekonomi, terutama pada percepatan proyek infrastruktur, pengembangan sektor maritim, dan program jaminan sosial. Jokowi menghadapi sejumlah tantangan eksternal maupun internal dalam mengusahakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melambat dalam empat tahun terakhir, dari 6,8% pada tahun 2010 menjadi 5,0%, yang menandakan daya beli masyarakat yang melemah. Selain itu, kondisi eksternal juga kurang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang ditandai dengan perlambatan ekonomi global (terutama resesi di Eropa dan Jepang dan perlambatan pertumbuhan Tiongkok dan India), likuiditas global yang mengering, serta jatuhnya harga komoditas ekspor. Dalam situasi demikian, pendekatan Jokowi untuk merangsang pertumbuhan ekonomi adalah melalui reformasi ekonomi domestik yang terutama lebih berfokus pada sisi penawaran (supply-side reforms), antara lain melalui pengembangan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi. Presiden Jokowi memutuskan untuk kembali melakukan langkah reformasi ekonomi melalui peluncuran Paket Kebijakan Ekonomi pada September 2015. Hingga Juni 2016, telah terdapat 12 Paket Kebijakan Ekonomi (PKE), yang masing-masing berusaha menyelesaikan permasalahan kebijakan yang berbeda-beda. Kebanyakan dari reformasi yang dilakukan melalui paket kebijakan tersebut berusaha untuk menghilangkan hambatan regulasi maupun birokrasi yang menghambat sektor swasta untuk melakukan usahanya secara efisien, serta memberikan insentif investasi bagi pelaku usaha swasta di beberapa sektor tertentu. Sebagai kesimpulan, dalam periode ini, pemerintah Jokowi tidak lagi bisa mengandalkan ekspor sebagai sumber pertumbuhan karena ekonomi global yang melambat serta harga komoditas yang masih rendah. Belanja pemerintah pun juga kurang bisa diandalkan, mengingat penerimaan pajak yang sangat rendah dalam beberapa tahun terakhir (tax ratio Indonesia hanya sekitar 10-11% dari PDB). Oleh karena itu, upaya Presiden Jokowi untuk menekankan reformasi ekonomi dari sisi penawaran sebenarnya sudah tepat. Namun 12 Dr. Tulus T.H. Tambunan,2001. Perekonomian Indonesia Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia
  • 18. 18 demikian, dalam kenyataannya, pelaksanaan reformasi ini masih kurang efektif. Beberapa pernyataan reformis dari Presiden dan sejumlah Menteri bahwa Indonesia terbuka terhadap investasi, masih gagal diterjemahkan dalam kebijakan yang ramah investasi (misalnya kecenderungan proteksionis di atas, serta perubahan konkrit pada iklim investasi di lapangan setidaknya hingga pertengahan 2015). Oleh karena itu, presiden reformis seperti Jokowi pun masih perlu didukung dengan mekanisme koordinasi dan implementasi kebijakan yang baik, serta dukungan politik yang memadai.13 13 Aswicahyono, Haryo. 2017. Perjalanan Reformasi Ekonomi Indonesia 1997-2016. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies.
  • 19. 19 BAB III PENUTUP 3.1.KESIMPULAN Perekonomian Indonesia sejak pemerintahan masa orde lama hingga masa reformasi masih mengalami beberapa gejolak. Perekonomian Indonesia masih jatuh bangun. Hal itu dapat dilihat dari kemiskinan yang masih mengalami peningkata dari tahun ke tahun, pengangguran berada pada tingkat tinggi dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja yang ada, maraknya para koruptor karena hukuman yang berlaku di negeri ini kurang tegas, masih terlihatnya kesenjangan ekonomi antara penduduk yang miskin dan yang kaya, nilai tukar rupiah sudah menembus angka sekitar Rp 14.000,- , dan masih memiliki hutang ke luar negeri.
  • 20. 20 DAFTAR PUSTAKA Subandi, 2016. Ekonomi pembangunan. Bandung: Alfabeta. Pohan,Aulia. 2008. Potrek kebijakan moneter indonesia. Jakarta: Rajawali Press. Yustika Ahmad Erani.2002. Pembangunan dan krisis, memetakanperekonomian indonesia. Jakarta: PT Raja Grasindo. Putra. 2018. Perekonomian Indonesia, Jakarta : Rajawali pers. S.Mujiana.2001.Perencanaan Pembangunan Nasional,Jakarta: UI-Press. Zhepa,Rusdi.2012. Perkembangan pemerintah orde lama orde baru dan reformasi, Jakarta: PT Grasindo. Dr. Tulus T.H. Tambunan. 2001. Perekonomian Indonesia Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia. Dumairy, 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Aswicahyono, Haryo. 2017. Perjalanan Reformasi Ekonomi Indonesia 1997-2016. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies.