Makalah ini membahas tentang resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik. Resistensi mikroorganisme dapat terjadi secara alami maupun didapat, dan disebabkan oleh berbagai mekanisme seperti produksi enzim pendegradasi antibiotik, perubahan permeabilitas membran sel, dan mutasi genetik. Resistensi ini menyebabkan antibiotik menjadi kurang efektif dalam membunuh mikroba penyebab infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan dosis obat untuk mencapai kadar dalam rentang terapeutik. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) tujuan penetapan dosis adalah mencapai kadar dalam rentang terapeutik, (2) asumsi farmakokinetik diperlukan bila informasi terbatas, dan (3) pemberian obat jangka panjang harus menjaga kadar steady state dalam rentang tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi obat, termasuk definisi, faktor-faktor yang mempengaruhi, jenis interaksi, dan contoh interaksi pada berbagai fase farmakokinetika serta pada pengobatan penyakit seperti jerawat dan artritis.
Makalah ini membahas tentang resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik. Resistensi mikroorganisme dapat terjadi secara alami maupun didapat, dan disebabkan oleh berbagai mekanisme seperti produksi enzim pendegradasi antibiotik, perubahan permeabilitas membran sel, dan mutasi genetik. Resistensi ini menyebabkan antibiotik menjadi kurang efektif dalam membunuh mikroba penyebab infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan dosis obat untuk mencapai kadar dalam rentang terapeutik. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) tujuan penetapan dosis adalah mencapai kadar dalam rentang terapeutik, (2) asumsi farmakokinetik diperlukan bila informasi terbatas, dan (3) pemberian obat jangka panjang harus menjaga kadar steady state dalam rentang tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi obat, termasuk definisi, faktor-faktor yang mempengaruhi, jenis interaksi, dan contoh interaksi pada berbagai fase farmakokinetika serta pada pengobatan penyakit seperti jerawat dan artritis.
Mata kuliah Mikrobiologi Makanan membahas interaksi mikrobia dengan pangan, pengendalian pertumbuhan mikrobia, deteksi dan enumerasi mikrobia, kerusakan dan bahaya mikrobiologis pada pangan, serta penyakit melalui makanan."
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati perubahan aktivitas perilaku tikus setelah pemberian diazepam secara intraperitoneal dan menentukan ED50 (dosis efektif) diazepam yang menyebabkan tidur pada 50% tikus. Tikus diberi tiga dosis berbeda diazepam secara intraperitoneal, yaitu 1 mg/kgBB, 2,5 mg/kgBB, dan 7,5 mg/kgBB, lalu diamati perubahan perilakunya. Hasilnya menunj
Pasien wanita berusia 50 tahun dengan berat badan berlebih dan tinggi asam urat darah. Ia mengalami serangan gout berulang kali di tungkai dan jempol kaki. Dietnya mengandung energi, protein dan lemak berlebih serta serat kurang. Diagnosa gizi menunjukkan kelebihan berat badan, asupan gizi berlebih, dan kurang pengetahuan tentang gizi. Intervensi gizi bertujuan menurunkan berat bad
Antibiotik - Golongan Fluorokuinolon dan Antagonis FolatEvan Permana
Dokumen tersebut membahas tentang dua golongan antibiotik, yaitu fluorokuinolon dan antagonis folat. Fluorokuinolon bekerja dengan menghambat DNA gyrase dan topoisomerase IV, sehingga menghambat replikasi DNA bakteri. Sedangkan antagonis folat bekerja dengan menghambat sintesis asam folat oleh bakteri melalui inhibisi enzim dihidropteroat sintetase dan dihidrofolat reductase. Kedua golongan antibiotik ini memiliki efek samping
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi obat, termasuk definisi, jenis, dan contoh interaksi farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik. Interaksi obat dapat meningkatkan atau mengurangi efektivitas obat, dan bahkan toksisitas, tergantung pada obat yang berinteraksi.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Dokumen tersebut membahas prinsip kerja obat, meliputi aksi obat pada target molekul seperti reseptor, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat di dalam tubuh, serta hubungan antara dosis dan respon terhadap obat.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penyakit asma, termasuk definisi, penyebab, gejala, klasifikasi, patogenesis, dan penggolongan obat-obatan untuk asma berdasarkan mekanisme kerjanya.
1. Interaksi obat terjadi ketika dua obat atau lebih diberikan bersamaan dan saling mempengaruhi efek masing-masing. Interaksi dapat berupa penguatan atau penghambatan efek obat.
2. Terdapat dua jenis interaksi obat, yaitu interaksi farmakodinamik yang melibatkan reaksi tubuh, dan interaksi farmakokinetik yang melibatkan perubahan absorpsi, distribusi, metabolisme, atau ekskresi obat.
Mata kuliah Mikrobiologi Makanan membahas interaksi mikrobia dengan pangan, pengendalian pertumbuhan mikrobia, deteksi dan enumerasi mikrobia, kerusakan dan bahaya mikrobiologis pada pangan, serta penyakit melalui makanan."
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati perubahan aktivitas perilaku tikus setelah pemberian diazepam secara intraperitoneal dan menentukan ED50 (dosis efektif) diazepam yang menyebabkan tidur pada 50% tikus. Tikus diberi tiga dosis berbeda diazepam secara intraperitoneal, yaitu 1 mg/kgBB, 2,5 mg/kgBB, dan 7,5 mg/kgBB, lalu diamati perubahan perilakunya. Hasilnya menunj
Pasien wanita berusia 50 tahun dengan berat badan berlebih dan tinggi asam urat darah. Ia mengalami serangan gout berulang kali di tungkai dan jempol kaki. Dietnya mengandung energi, protein dan lemak berlebih serta serat kurang. Diagnosa gizi menunjukkan kelebihan berat badan, asupan gizi berlebih, dan kurang pengetahuan tentang gizi. Intervensi gizi bertujuan menurunkan berat bad
Antibiotik - Golongan Fluorokuinolon dan Antagonis FolatEvan Permana
Dokumen tersebut membahas tentang dua golongan antibiotik, yaitu fluorokuinolon dan antagonis folat. Fluorokuinolon bekerja dengan menghambat DNA gyrase dan topoisomerase IV, sehingga menghambat replikasi DNA bakteri. Sedangkan antagonis folat bekerja dengan menghambat sintesis asam folat oleh bakteri melalui inhibisi enzim dihidropteroat sintetase dan dihidrofolat reductase. Kedua golongan antibiotik ini memiliki efek samping
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi obat, termasuk definisi, jenis, dan contoh interaksi farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik. Interaksi obat dapat meningkatkan atau mengurangi efektivitas obat, dan bahkan toksisitas, tergantung pada obat yang berinteraksi.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Dokumen tersebut membahas prinsip kerja obat, meliputi aksi obat pada target molekul seperti reseptor, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat di dalam tubuh, serta hubungan antara dosis dan respon terhadap obat.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penyakit asma, termasuk definisi, penyebab, gejala, klasifikasi, patogenesis, dan penggolongan obat-obatan untuk asma berdasarkan mekanisme kerjanya.
1. Interaksi obat terjadi ketika dua obat atau lebih diberikan bersamaan dan saling mempengaruhi efek masing-masing. Interaksi dapat berupa penguatan atau penghambatan efek obat.
2. Terdapat dua jenis interaksi obat, yaitu interaksi farmakodinamik yang melibatkan reaksi tubuh, dan interaksi farmakokinetik yang melibatkan perubahan absorpsi, distribusi, metabolisme, atau ekskresi obat.
Materi akan yang diawali dengan beberapa kejadian yang tidak inginkan karena penggunaan obat (Adverse Drug Reaction). Selanjutnya akan membahas salah satu bentuk penggunaan obat yang tidak rasional. Salah satu risiko dari penggunaan obat yang tidak rasional adalah terjadinya interaksi obat. Dalam materi ini akan dijelaskan beberapa jenis interaksi obat, mekanisme kerja dan efek yang mungkin terjadi akibat interaksi obat.
Interaksi obat gastrointestinal adalah interaksi dua atau lebih obat yang terjadi di saluran pencernaan yang dapat mempengaruhi absorpsi obat. Faktor penyebabnya antara lain perubahan pH cairan saluran cerna, motilitas usus, flora usus, dan toksisitas pada saluran cerna. Interaksi ini dapat terjadi antara obat-obat atau antara obat-makanan.
Interaksi obat dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu interaksi secara farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik. Interaksi farmakokinetik meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat, yang dapat mempengaruhi kadar obat dalam darah dan efektivitas atau toksisitasnya. Sedangkan interaksi farmakodinamik terjadi pada tempat kerja obat sehingga dapat menimbulkan e
1. Interaksi antar obat dapat meningkatkan atau mengurangi efektivitas obat, bahkan toksisitas. Interaksi terjadi karena pengaruh obat terhadap absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat lain.
2. Kombinasi obat yang tepat dapat meningkatkan efektivitas, namun juga berisiko interaksi yang merugikan jika tidak diperhatikan. Penting memahami mekanisme interaksi untuk mencegah efek merug
INTERAKSI FARMAKOKINETIK KEL 2 REG 1-1.pptxLedisSitorus
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi obat, khususnya interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakokinetik terjadi ketika satu obat mengubah absorpsi, distribusi, metabolisme, atau ekskresi obat lain, sehingga meningkatkan atau mengurangi kadar obat yang tersedia untuk menimbulkan efek. Jenis interaksi farmakokinetik meliputi interaksi absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi. Faktor yang mempengaruhi
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxIndahUdin1
Interaksi obat dan makanan perlu diketahui agar setiap orang dapat menghindari pemakaian obat-obatan yang bersamaan diberikan dengan makanan, sehingga tidak muncul efek negatif yang tidak diharapkan
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxIndahUdin1
Dokumen tersebut membahas interaksi antara obat dan nutrisi yang dapat mempengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat, sehingga dapat mempengaruhi efektivitas pengobatan. Nutrisi tertentu dalam makanan dapat mempercepat atau menghambat laju absorpsi obat, sementara beberapa obat juga dapat mempengaruhi status gizi tubuh."
Dokumen tersebut membahas tentang obat sistem pencernaan yang bekerja pada sistem gastrointestinal, termasuk klasifikasi obat sistem pencernaan, pengobatan ulkus peptikum, mekanisme kerja berbagai golongan obat untuk pengobatan ulkus seperti antasida, antagonis H2, penghambat pompa proton, analog prostaglandin, sukralfat, dan khelat bismut, serta pengobatan gangguan lain seperti anti emetik dan antidiare.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakodinamika yang mempelajari efek dan mekanisme kerja obat pada tubuh. Terdapat empat mekanisme kerja obat yaitu interaksi obat-reseptor, substrat-enzim, ion channel, dan sitotoksik. Dokumen juga menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kerja obat serta interaksi antar obat.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan respon individu terhadap obat. Secara umum obat akan diabsorpsi, didistribusikan, di metabolisme, dan diekskresi dari tubuh. Proses-proses ini dapat bervariasi antar individu karena faktor seperti usia, diet, dan interaksi obat lain. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam efek dan keamanan obat antar pasien.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
3. Pengertian interaksi obat
Efek suatu obat akibat adanya obat lain yang
diberikan secara bersamaan atau terpisah obat
berinteraksi sehingga efektivitas atau toksisitas obat
berubah.
4. Pengertian interaksi Gastrointestinal
Interaksi gastrointestinal adalah interaksi dua/lebih obat yang diberikan secara
bersamaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan. Interaksi gastrointestinal
umumnya mempengaruhi proses absorpsi obat, sehingga dapat digolongkan
dalam interaksi absorpsi yang merupakan bagian dari interaksi farmakokenetik.
Seperti halnya interaksi obat lainnya, interaksi gastrointestinal juga ada yang
menguntungkan dan ada yang membahayakan.
5. Mekanisme Interaksi Obat
Secara garis besar dapat melalui beberapa cara yaitu :
Interaksi secara farmasetik (inkompatibilitas)
Interaksi secara farmakokinetik meliputi ADME
Interaksi secara farmakodinamik
Pada interaksi obat saluran cerna ini mekanisme yang di lewati hanya farmakokinetik
yaitu pada saat Adsorbsi.
6. Secara garis besar interaksi obat dibagi menjadi 2
bagian :
> Interaksi antara obat-obat
Faktor atau kerja terjainya interaksi obat dalam gastrointertinal.
• Interaksi Langsung
Yaitu interaksi sksecara fisiki / kimia antara obat dalam lumen saluran cerna sebelum diabsorpsi,sehingga
mengganggu proses absopsi.
Ex: obat obatan digoksin, siklosporin, asam valproate menjadi inaktif jika diberikan bersama adsorben (kaolin
charcoal) atau anionic exchang resins (kolestiramin, kolestipol).
• Perubahan Ph cairan saluran cerna
Perubahan Ph pada cairan saluran cerna akan mempengaruhi kelaruan dan absopsi obat-obat yang bersifat
asam atau basa Misalnya :
Ex: Pemberian Natrium bikarbonat bersamaan dengan aspirin akan meningkatkan disolusi aspirin,sehingga
absorpsinya juga meningkat. Tetapi akan mengurangi absorpsi dari tetrasiklin.
7. Lanjutan…
• Perubahan waktu pengosongan lambung dan waktu transit dalam usus (motilitas saluran cerna)
Umumnya obat diabsorpsi di dalam usus, dimana absorpsi di usus jauh lebih cepat dibandinkan di lambung.
Oelh karena itu makin cepat obat sampai ke usus makamakin cepat juga diabsorpsi. Obat-obat yang
memperpendek waktu pengosongan lambung akan mempercepat absorpsi obat lain yang diberikan secara
bersamaan dan begitu juga sebaliknya obat yang memperpanjang waktu pengosongan lambung akan
memperlambat absorpsi obat lain.
Ex: Metoklopramid yang akan mempercepat absorpsi parasetamol, diazepam dan propanolo dan obat
antikolinergik, antidepresi trisiklik, beberapa antihistamin antacid gram Al dan analgetik narkotik akan
memperlambat absorpsi obat lain.
8. Lanjutan…
• Perubahan Flora usus.
Secara normal flora usus berfungsi sebagai sebagai: Sintensis vitamin k dan merupakan sumber vitamin
K yang penting Memecah sulfasalazim menjadi bagian-bagian yang aktif Sebagai metabolism obat
(missal levodova) Hidrolsis ghukuronid yang dieksresi melalui empedu sehingga terjadi sirkulasi
enterohepatik yang memperpanjang kerja obat (missal kontrasepsi oral) Pemberian antibiotic spectrum
luas
Ex: tetrasiklin, kloranfenikol, ampislin,sulfonamide)akan mempengaruhi flora usus sehingga
menghambat sintesa vitamin K oleh mikroorganisme usus.Apabila antibiotic ini diberikan bersama
antikoagulan oral maka efek antikoagulan akan meningkat dan dapat terjadi pendarahan.
• Efek toksik pada saluran cerna
Ex: Terapi kronik dengan asam mefanamat, neomisin dan kolkisin menimbullkan sindrom malabsorpsi
yang menyebabkan absorpsi obat lain terganggu.
• Mekanisme tidak diketahui
Ada beberapa obat mengurangi jumlah absorpsi obat lain dengan mekanisme yang tidak diketahui.
Ex: phenobarbital yang dapat mengurangi absopsi griseofulvin dalam saluran cerna.
9. Interaksi antara obat – makanan
Interaski obat dengan makanan masih belum banyak diketahui, seperti
halnya dengan interaksi antara obat dengan obat lain maka interaksi ini juga
mempengaruhi absopsi obat. Interaksi antara obat-makanan ini dapat
terjadi karena beberapa hal:
1. Terjadinya perubahan Ph dalam lambung, sehingga menyebabkan penundaan absorpsi obat.
2. Perubahan motilitas usus, missal rifampisin dan isoniazida yang absorpsinya lebih kecil pada
pemakaian setelah makan dibandingkan jika obat tersebut diminum pada waktu lambung
kosong.
3. Terjadinya reaksi kimia yang menbentuk kompleks sama seperti obat-obat yang mengandung
kation multivalent, tetrasiklin akan membentuk khelat dengan makanan yang mengandung ion
klasium, magnesium atau besi sehingga suasah diabsorpsi.
10. 4. Terjadinya pembentukan senyawa N-nitroso (nitrosamine) yang disebut kanserogen.
Ini terjadi pada zat makanan yang mengandung nitrit (nitirit biasanya digunakan
sebagai pengawet daging dan sosis) dengan aminofenazon.
5. Kompetisi untuk mekanisme aktif, dimana absopsi obat dapat dihambat secara
kompetititf oleh zat makanan yang bersangutan. Kompetisi ini terjadi pada obat obat
yang merupakan analog dari zat makanan, seperti levodopa, metildopa dan 6-
merkaptopurin yang diabsorpsi aktif melalui mekanisme yang sama dengan
mekanisme yang sama dengan mekanisme bahan sama dengan mekanisme
bahan makanan. makanan
11. Pembagian obat-obatan
Dibagi menjadi 6 kelompok yaitu:
1. Antasida
2. Obat Penghambat Sekresi Penghambat Sekresi Asam Lambung Lambung
3. Obat-Obat Yang Obat-Obat Yang Meningkatkan Mukosa Meningkatkan
Mukosa Lambung
4. Digestan
5. Laksansia
6. Antidiare
7. Antiemetika
12. Contoh kasus interaksi obat beserta cara mengatasinya:
A. interaksi obat dengan tingkat severity minor
1. Antasida + Alplarozam
Sejumlah penelitian melaporkan bahwa antasida bisa menunda
penyerapan dan mengurangi konsentrasi Cmax pada benzodiazepin.
Mekanismenya belum di ketahui pasti, tetapi kemungkinan terkait dengan
pengosongan lambung atau kation yang mengikat benzodiazepin tersebut.
Dampaknya onset benzodiazepin tertunda dan efek klinis berkurang.
Kasus Interaksi Obat dan Cara Mengatasinya
13. Lanjutan…
2. Antasida + Ranitidin
Antasida dapat menurunkan kolestrol pada H2blocker.
Mekanismenya terkait dengan absorbsidan bioavilibitas di karenakan
penderita asam. Di sarankan H2blocker di berikan satu atau dua jam
sebelum antasida
3. Omeprazol - isosorbid dinitrat
Omeprazol dapat menghamvat distribusi obat nitrat oral. Efek
samping antiangina mungkin akan berkurang tetapi ini dapat
memperburuk iskemik miokard. Alternatifnya dapat mempertimbangkan
terapi acid-suppresant
14. B. interaksi obat dengan tingkat severity moderat
1. Antasida + Ondansentron
Ondansentron dapat menyebabkan irama jantung tidak teratur. Resiko
meningkat ketika magnesium di dalam darah sedikit yang bisa terjadi ketika
penggunaan obat pencahar secara berlebihan. Jika di temui gejala rendah
magnesium seperti kelelahan, mengantuk, pusing, kesemutan, nyeri otot, mual,
muntah alangkah baiknya segera memeriksakan ke dokter.
15. C. Interaksi obat dengan tingkat severity major
1. Omeprazol + clopidogrel
Mekanismenya adalah PPI dapat menghambat bioaktivasi
CYP450 2C19 yang di mediasi oleh klopidogrel yang berakibat aktivitas
enzim berkurang dan bahkan tidak ada. Dampaknya dapat meningkatkan
resiko serangan jantung, strok, serta angina yang tidak stabil. Interaksi
obat harus di tangani secara tepat di dasarkan. Pada identifikasi interaksi
obat potensial sehingga bisa di beri tindakan yang tepat seperti
theraupetic dan monitoring atau penyesuaian dosis untuk mengurangi
dampak klinis akibat interaksi obat
- ADME pada interaksi obat pda saluran cerna ini adalah pada proses Adsobsi gastrointestinal.
1. Interai Langsung
Yaitu interaksi sksecara fisiki / kimia antara obat dalam lumen saluran cerna sebelum diabsorpsi,sehingga mengganggu proses absopsi.
2. Perubahan Ph cairan saluran cerna
Perubahan Ph pada cairan saluran cerna akan mempengaruhi kelaruan dan absopsi obat-obat yang bersifat asam atau basa Misalnya :
3. Perubahan waktu pengosongan lambung dan waktu transit dalam usus (motilitas saluran cerna)
Umumnya obat diabsorpsi di dalam usus, dimana absorpsi di usus jauh lebih cepat dibandinkan di lambung. Oelh karena itu makin cepat obat sampai ke usus makamakin cepat juga diabsorpsi. Obat-obat yang memperpendek waktu pengosongan lambung akan mempercepat absorpsi obat lain yang diberikan secara bersamaan dan begitu juga sebaliknya obat yang memperpanjang waktu pengosongan lambung akan memperlambat absorpsi obat lain. Contoh :
4. Perubahan Flora usus.
Secara normal flora usus berfungsi sebagai sebagai: Sintensis vitamin k dan merupakan sumber vitamin K yang penting Memecah sulfasalazim menjadi bagian-bagian yang aktif Sebagai metabolism obat (missal levodova) Hidrolsis ghukuronid yang dieksresi melalui empedu sehingga terjadi sirkulasi enterohepatik yang memperpanjang kerja obat (missal kontrasepsi oral) Pemberian antibiotic spectrum luas (seperti :
5. Efek toksik pada saluran cerna
Terapi kronik dengan asam mefanamat, neomisin dan kolkisin menimbullkan sindrom malabsorpsi yang menyebabkan absorpsi obat lain terganggu
6. Mekanisme tidak diketahui
Ada beberapa obat mengurangi jumlah absorpsi obat lain dengan mekanisme yang tidak diketahui.