Dokumen tersebut membahas tentang interaksi obat, termasuk definisi, jenis, dan contoh interaksi farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik. Interaksi obat dapat meningkatkan atau mengurangi efektivitas obat, dan bahkan toksisitas, tergantung pada obat yang berinteraksi.
Konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Farmakokinetik klinik digoksin, pengaruh kondisi dan keadaan penyakit gagal ginjal, hati, gagal jantung dan obesitas pada parameter farmakokinetik dan pengaturan dosis digoksin
Konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Farmakokinetik klinik digoksin, pengaruh kondisi dan keadaan penyakit gagal ginjal, hati, gagal jantung dan obesitas pada parameter farmakokinetik dan pengaturan dosis digoksin
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
Rectal drug delivery is an efficient alternate to oral and parenteral route of administration in partial avoidance of first pass metabolism and protein peptide drug delivery. This route allows both local and systemic therapy of drugs.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
Rectal drug delivery is an efficient alternate to oral and parenteral route of administration in partial avoidance of first pass metabolism and protein peptide drug delivery. This route allows both local and systemic therapy of drugs.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
Materi akan yang diawali dengan beberapa kejadian yang tidak inginkan karena penggunaan obat (Adverse Drug Reaction). Selanjutnya akan membahas salah satu bentuk penggunaan obat yang tidak rasional. Salah satu risiko dari penggunaan obat yang tidak rasional adalah terjadinya interaksi obat. Dalam materi ini akan dijelaskan beberapa jenis interaksi obat, mekanisme kerja dan efek yang mungkin terjadi akibat interaksi obat.
Expression vector adalah vektor DNA yang dirancang khusus untuk menyebabkan ekspresi gen tertentu dalam sebuah sel. Vektor tersebut biasanya mengandung beberapa elemen penting, termasuk promotor yang mengatur transkripsi gen target, situs pengikatan untuk enzim restriksi yang memungkinkan penggabungan dengan fragmen DNA lain, serta elemen seperti situs terminasi untuk mengakhiri transkripsi gen. Expression vector juga dapat mengandung elemen tambahan seperti sekuen yang mengarahkan protein ke lokasi spesifik dalam sel atau sekuen yang memfasilitasi produksi protein hasil ekspresi dalam jumlah besar. Expression vector digunakan dalam rekayasa genetika untuk menghasilkan protein tertentu dalam skala besar untuk keperluan penelitian atau produksi bioteknologi. Sejak ragi atau fungi filamentous umumnya digunakan untuk produksi protein kompleks, mereka bisa menjadi solusi untuk rhEPO. Namun, mereka menghasilkan pola glikosilasi yang berbeda yang memengaruhi protein yang sensitif terhadap glikosilasi seperti rhEPO. Itulah mengapa perusahaan seperti GlycoFi Inc, anak perusahaan Merck & Co., muncul. Mereka memproduksi biofarmasi dalam galur ragi yang dirancang untuk melakukan glikosilasi manusia tertentu. Sebagai contoh, mereka telah memproduksi rhEPO tersialilasi dalam Pichia pastoris "humanized" dan menunjukkan bahwa itu berfungsi dengan farmakokinetik dan farmakodinamik yang mirip dengan rhEPO yang diproduksi dalam sel CHO, meskipun memiliki glikosilasi bi-antenari yang dominan.Sejak ragi atau fungi filamentous umumnya digunakan untuk produksi protein kompleks, mereka bisa menjadi solusi untuk rhEPO. Namun, mereka menghasilkan pola glikosilasi yang berbeda yang memengaruhi protein yang sensitif terhadap glikosilasi seperti rhEPO. Itulah mengapa perusahaan seperti GlycoFi Inc, anak perusahaan Merck & Co., muncul. Mereka memproduksi biofarmasi dalam galur ragi yang dirancang untuk melakukan glikosilasi manusia tertentu. Sebagai contoh, mereka telah memproduksi rhEPO tersialilasi dalam Pichia pastoris "humanized" dan menunjukkan bahwa itu berfungsi dengan farmakokinetik dan farmakodinamik yang mirip dengan rhEPO yang diproduksi dalam sel CHO, meskipun memiliki glikosilasi bi-antenari yang dominan.Sejak ragi atau fungi filamentous umumnya digunakan untuk produksi protein kompleks, mereka bisa menjadi solusi untuk rhEPO. Namun, mereka menghasilkan pola glikosilasi yang berbeda yang memengaruhi protein yang sensitif terhadap glikosilasi seperti rhEPO. Itulah mengapa perusahaan seperti GlycoFi Inc, anak perusahaan Merck & Co., muncul. Mereka memproduksi biofarmasi dalam galur ragi yang dirancang untuk melakukan glikosilasi manusia tertentu. Sebagai contoh, mereka telah memproduksi rhEPO tersialilasi dalam Pichia pastoris "humanized" dan menunjukkan bahwa itu berfungsi dengan farmakokinetik dan farmakodinamik yang mirip dengan rhEPO yang diproduksi dalam sel CHO, meskipun memiliki glikosilasi bi-antenari yang dominan.
Toksikologi dapat didefinisikan sebagai kajian tentang
hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik)
berbagai bahan kimia terhadap makhluk hidup dan
system biologik lainnya. Toksikologi juga dapat
membahas penilaian kuantitatif tentang berat dan
kekerapan efek tersebut sehubungan dengan
terpejannya (exposed) makhluk.
Toksikologi merupakan studi mengenai efek-efek yang
tidak diinginkan dari zat- zat kimia terhadap organisme
hidup.
2. Interaksi Obat : Hubungan/ikatan obat
dengan senyawa/bahan lain
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi
respon tubuh terhadap pengobatan terdapat
faktor interaksi obat.
Obat dapat berinteraksi dengan: makanan,
zat kimia yang masuk dari lingkungan, obat-
obat lain.
3. Penisilin+Prebenesid=Terapi gonorhe
Prebenisid sekresi penisilin di Tubuli ginjal
sehingga kadar penisilin dlm darah
Kombinasi obat pada terapi hipertensi
meningkatkan efektivitas dan ESO
Kombinasi Obat pada terapi kanker
Kombinasi obat pada terapi TBC
Memperlambat timbulnya resistensi
4. Meningkatkan Toksisitas (cth: ob. Kanker)
Mengurangi efektivitas obat yang
berinteraksi, terutama pada obat yang batas
keamanannya sempit, seperti:
-Glikosida jantung
-Antikoagulan
-Obat-obat sitostatik
Meningkatkan efektivitas obat (aditif)
5.
6. interaksi obat akan menyebabkan masalah
besar pada obat-obat yang memiliki margin
safety sempit
◦ Cth: obat antithrombotic, antidysrhythmic,
antiepileptic, lithium, antineoplastic, dan
immunosuppressant.
Interaksi obat bisa juga tidak mempengaruhi
klinis, misalnya perubahan besar pada kadar
plasma obat yang relatif tidak toksik seperti
penicillin, tidak menyebabkan masalah klinis
karena safety margin-nya besar,
7. Aditif:
Efek 2 obat yang diberikan bersamaan, yang hasil
akhirnya adalah jumlah masing-masing obat
tersebut.
Antagonis:
Efek 2 obat yang diberikan bersamaan, yang hasil
akhirnya adalah kurang dari jumlah efek kedua
obat tersebut.
Sinergis:
Efek 2 obat yang diberikan bersama-sama,
hasilnya lebih besar daripada jumlah efek kedua
obat tersebut.
10. Terjadi diluar tubuh (sebelum obat diberikan) antara
obat yg tak dpt bercampur
Pencampuran menyebabkan interaksi langsung
secara fisika/kimia yang menghasilkan : warna,
endapan = inaktivitas obat
Pencampuran yang perlu diperhatikan:
-Interaksi antar obat suntik
-Interaksi Obat suntik + larutan Infus
-Interaksi saat pmbuatan pulv/pulveres
Contoh:
-Pencampuran gentamisin + Karbensilin =Inaktivasi
-Pencampuran Penisilin G + Vit C =Inaktivasi
11. Interaksi Farmakokinetik adalah Perubahan
farmakokinetik suatu obat karena berinteraksi
dengan obat lain
Terjadi pada tahap-tahap:
-Absorbsi
-Metabolisme
-Distribusi
-Ekskresi
Yang dapat mengakibatkan kadar plasma
meningkat/menurun, menyebabkan:
-Pe(↑) toksisitas
-Pe(↓) efektivitas Obat
12. antasida: menurunkan absorpsi digoxin,
ketoconazole, antibiotik quinolone, dan
tetracycline.
erythromycin meningkatkan bioavailabilitas
oral digoxin, dengan cara menurunkan flora
usus yang men-degradasi digoxin.
13. makanan yang tinggi kalsium dengan
tetracycline akan membentuk senyawa
kompleks yang tidak bisa diabsorpsi
zat besi dengan teh
14. Yaitu IO yg terjadi pada sirkulasi darah (dgn
plasma darah)
Distribusi obat dipengaruhi oleh obat lain
yang berkompetisi terhadap ikatan dengan
protein plasma.
Misalnya, antibiotik sulfonamide dapat
menggeser methotrexate, phenytoin,
sulfonylurea, dan warfarin dari ikatannya
dengan albumin.
15. Salicylate menggeser methotrexate dari
ikatannya dengan albumin dan menurunkan
sekresinya ke dalam nephron
16. Metabolisme dipercepat
Obat yang larut dalam lemak dapat
menginduksi sintesis enzim mikrosom hati
◦ Cnth:Luminal,Fenitoin,Rifampisin,etanol,karbamaze
pin,fenilbutazon
Metabolisme obat dihambat
Penghambatan menyebabkan Pe(↑) kadar
plasma obat=toksisitas(↑)
• Cnth :cimetidine, disulfiram, erythromycin, ketoconazole,
propoxyphene, quinidine, ritonavir, dan sulfonamide.
17. Ekskresi obat melalui ginjal dapat dipengaruhi oleh:
obat yang menurunkan aliran darah renal (mis, β-
bloker)
Obat yg meng-inhibisi mekansime transport renal
spesifik (mis, efek aspirin pada sekresi asam urat
pada segmen tubulus proksimalis)
Obat yg mempengarui pH urin dapat
mempengaruhi ionisasi obat asam lemah atau
basa lemah, menyebabkan perubahan reabsorpsi
pada tubulus renalis.
Obat yg mempengaruhi ikatan protein,sehingga
meningkatkan filtrasi
18. Interaksi Farmakodinamik adalah Perubahan
farmakodinamik suatu obat karena
berinteraksi dengan obat lain
Yaitu IO yang terjadi pada sistem reseptor =
interaksi penting pada klinik
19. INTERAKSI FARMAKODINAMIK
1. Interaksi yang menyebabkan efek yang
berlawanan (antagonis)
2. Interaksi yang menyebabkan efek aditif
20. Beta-bloker menghilangkan (antagonis) efek bronkodilatasi
β2-adrenoceptor (salbutamol atau terbutaline) yang
digunakan untuk asma.
Efek catecholamine pada denyut jantung (via aktivasi β-
adrenoceptor) diantagonis oleh inhibitor acetylcholinesterase
yang bekerja melalui ACh (via reseptor muscarinik).
Nonsteroidal antiinflammatorydrug (NSAID) dapat
menurunkan efek antihipertensi ACE inhibitor dengan
menurunkan eliminasi sodium via renal.
21. Penggunaan tricyclic antidepressant dengan
diphenhydramine atau promethazine
menimbulkan atropine-like effect yang
berlebihan karena semua obat ini mempunyai
efek mem-blok reseptor muscarinik.
Obat-obat hipertensi yang diberikan bersamaan,
dapat menyebabkan penurunan tekanan darah
yang sangat rendah.
Efek aditif obat anticoagulant menyebabkan
komplikasi perdarahan. Efek samping perdarahan
dapat meningkat bila warfarin yang diberikan
bersama dengan aspirin (via efek antiplatelet)
22. Kombinasi antibiotik sulfonamide dengan
dihydrofolic acid reductase inhibitor berupa
trimethoprim.
Sulfonamide mencegah sintesa folic acid oleh
bakteri; trimethoprim meng-inhibisi reduksi
menjadi tetrahydrofolate. Bila diberikan
bersama, maka akan terjadi efek sinergis