SlideShare a Scribd company logo
PETUNJUK PRAKTIKUM 
LIMNOLOGI 
DI SUSUN OLEH : 
1. HAIRIL 
2. JAMALUDIN 
3. RILO ALFIKRI 
4. DESTIRA SOPIKA 
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 
2014
I. PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang 
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% 
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. 
Untuk menentukan kualitas air, pengamatan dilakukan berdasarkan berbagai parameter air 
baik fisika, kimia, dan biologinya. Dari segi parameter fisika yaitu suhu, tingkat kecerahan, 
tingkat kekeruhan dan tingkat kedalaman,. Parameter kimia yaitu Ph, O2 terlarut dan CO2 bebas, 
sedangkan untuk parameter biologi yaitu plankton dan bentos. 
Pengukuran kualitas air dilakukan pada ekosistem perairan seperti kolam waduk, sungai, laut, 
danau, teluk, delta, semenanjung dan perairan lainnya. 
Dilakukannya pengukuran kualitas air untuk mengetahui kelayakan dari air tersebut. Dalam 
praktikum ini, mengukuran kualitas air dilakukan diwaduk FAPERIKA UR dengan 
menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan 
memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta keadaan daerah pengamatan. Analisis yang 
dilakukan menggunakan dua cara, yakni analisis secara insitu, yaitu analisis sampel yang 
dilakukan langsung dilokasi pengamatan dan analisis secara eksitu, yaitu analisis yang dilakukan 
di laboratorium namun sebelumnya sampel telah diambil dilokasi pengamatan.
II. TINJAUAN PUSTAKA 
Didalam manajemen kualitas air adalah merupakan suatu upaya memanipulasi kondisi 
lingkungan sehingga mereka berada dalam kisaran yang sesuai untuk kehidupan dan 
pertumbuhan ikan. Di dalam usaha perikanan, diperlukan untuk mencegah aktivitas manusia 
yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi ikan (Widjanarko, 
2005). 
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah 
pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, 
konduktivitas, kecerahan, alkalinitas ), sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air 
dengan parameter biologi (plankton dan benthos) (Sihotang, 2006). 
Dalam pengukuran kualitas air secara umum, menggunakan metode purposive sampling, 
yaitu pengambilan sampel dilakukan dengaan memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi 
serta keadaan daerah pengamatan (Fajri, 2013). 
Pola temparatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya 
matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggihan geografis dan juga 
oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di samping 
itu pola temperatur perairan dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen (faktor yang di 
akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik, 
penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air terkena 
cahaya matahari secara langsung (Barus, 2003). 
Kecerahan suatu perairan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus 
suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna. 
Kecerahan yang mendukung adalah apabila pinggan secchi disk mencapai 20-40 cm dari 
permukaan. (Chakroff dalam Syukur, 2002). 
2.1 faktor fisika 
2.1.1 Kecerahan
Kekeruhan air berbeda dengan yang lain, karena langsung dapat dilihat oleh panca indera. 
Jika keruhnya oleh plankton, hal itu sangat baik untuk nafsu makan namun jika keruhnya karena 
lumpur yang terlalu tebal itu akan menggangu. Kandungan lumpur yang terlalu pekat dalam air 
akan mengganggu penglihatan organisme sehingga menjadi salah satu sebab kurangnya nafsu 
makan ( Susanto, 1991). 
Kekeruhan air dapat dianggap sebagai indikator kemampuan air dalam meloloskan cahaya 
yang jatuh kebadan air, apakah cahaya tersebut kemudian disebarkan atau diserap oleh air. 
Semakin kecil tingkat kekeruhan suatu perairan, semakin dalam cahaya dapat masuk kedalam 
badan air, dan demikian semakin besar kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan 
proses fotosintesis (Asdak, 2007). 
2.1.2 Suhu 
Menurut Irianto (2005) Organisme air memiliki derajat toleransi terhadap suhu dengan 
dengan kisaran tertentu yang sangat berperan bagi pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan 
dan resistensi terhadap penyakit. Organisme air akan mengalami stres bila terpapar pada suhu 
diluar kisaran yang dapat ditoleransi. Pada dasarnya suhu rendah memungkinka air mengandung 
oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernapasan pada ikan berupa 
menurunnya laju pernapasan dan denyut jantung. 
2.2 faktor kimia 
2.2.1 Oksigen terlarut 
Sumber utama oksigen terlarut berasal dari atmosfer dan proses fotosintesi tumbuhan 
hijau. Oksigen dari udara diserap melalui difusi langsung atau agitasi permukaan air oleh angin 
dan arus. Jumlah oksigen yang terkandung dalam air tergantung pada struktur komunitas, suhu, 
konsentrasi garam terlarut, dan intensitas cahaya matahari. Dalam air tanpa gangguan vegetasi 
yang tebal, aktivitas fotosintesis tumbuhan menghasilkan pertambahan jumlah oksigen terlarut,
yang mencapai maximum pada sore hari dan mencapai titik minimum pada pagi hari (titik kritis 
bagi organisme aguatik). Kenaikan dan penerunan konsentrasi oksigen dalam sehari dinyatakan 
sebagai pulsa oksigen. Oksigen berkurang dari badan air oleh adanya pernafasan biota, 
penguraian bahan organik, masuknya air bawah tanah yang miskin O2, adanya zat besi, dan 
kenaikan suhu. Gelembung gas lain melalui air juga secara efektif menghilangkan oksigen 
terlarut. Penurunan oksigen terbesar terjadi pada saat gabungan dari sebab-sebab tersebut 
terjadisecara serentak. Tumbuhan dan hewan air menunjukkan adaptasi yang luas 
dalammemperoleh oksigen yang diperlukan, dan untuk menyelamatkan masa kritis kekurangan 
oksigen. 
2.2.2 PH 
Air hujan pada umumnya bersifat asam akibat kontak dengan karbondioksida dan senyawa 
sulfur alami di udara. Sulfur dioksida, nitrogen oksida serta hasil emisi industri lainnya akan 
lebih meningkatkan ke asaman air hujan. Adapun air murni bersifat netral (PH 7), pada kondisi 
demikian maka ion-ion penyusunnya (H+ dan OH) akan terdisosiasi pada keadaan setimbang 
(Irianto, 2005). 
pH air biasanya dimanfaatkan untuk menentukan indeks pencemaran dengan melihat tingkat 
keasaman atau kebasaan air yang dikaji, terutama oksidasi sulfur dan nitrogen pada proses 
pengasaman dan oksidasi kalsium dan magnesium pada proses pembasaan. Angka indeks yang 
umum digunakan mempunyai kisaran antara 0-14 dan merupakan angka logaritmik negatif dari 
konsenterasi ion hidrogen didalam air (Asdak, 2007). 
Pembatasan pH pula dilakukan, karena pH akan mempengaruhi rasa, korrosivitas air dan 
efisiensi chlorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksik dalam bentuk molekular, 
dimana dissosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH (Suriawiria, 1996). 
2.3 faktor biologi 
2.3.1 Flora
Tumbuhan air atau hidrofolik ialah golongan yang mencakup semua tumbuhan yang hidup 
di air Bersauh (berakar dalam lumpurr dan dasar air) atau tidak. Disamping tipe mikroskopik 
yang mengapung bebas dan berenang-renang yang merupakan dasar utama pembentukan 
kategori tersendiri yang di sebut plankton. Golongan hidrofolok cenderung melintas memotong 
golongan lainnya dan dengan itu sering ditiadakan dari spectrum biologi (Polunin, 1994). 
Flora di suatu wilayah yang biasanya dijelaskan dalam istilah biologi untuk menyertakan 
genus dan spesies tanaman hidup, pilihan mereka tumbuh berkembang biak atau kebiasaan, dan 
sambungan ke satu samalain dilingkungan juga. 
2.3.2 Fauna 
Pada perairan danau, hewan yang paling umum mendominasi danau adalah hewan dari 
golongan hewan bertulang belakang (hewan vertebrata) yakni ikan. Ikan-ikan tersebut berada 
pada setiap lapisan perairan baik pada zona litoral dan zona limnetik. Hal ini di sebabkan oleh 
kemampuan gerak ikan. Biasanya ikan-ikan bergerak bebas antar zona litoral dan limnetik, akan 
tetapi bagian besar ikan-ikan meenghabiskan waktunya di derah litoral dan kebanyakan daei 
mereka berkembang biak di daerah tersebut (Odum, 1996). 
Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah penyelidikan dari kelompok 
tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata bunga, yang berarti menyangkut bunga.
III. METODELOGI PENELITIAN 
3.1 Waktu dan Tempat 
Praktikum Limnologi mengenai Pengukuran Kulitas Air dilaksanakan pada tanggal 29 
Mei 2014 pukul 08.00-11.00 WIB WIB bertempat di Jungkat Beach. 
3.2 Alat dan Bahan 
Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kualitas air adalah termometer, secchi 
disk, refraktometer peralatan kualitas air dengan cara titrasi maupun dengan alat teronik, 
menggunakan pH test kit atau kertas lakmus., DO test kit, current meter, stop watch, dan alat 
tulis. 
3.3 Metodelogi Praktikum 
Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survey, yakni 
penelitian langsung ke lokasi dengan menggunakan analisis secara in situ dan ek situ 
3.4 Prosedur Praktikum 
Sebelum praktikum dimulai, asisten menjelaskan cara menggunakan alat-alat yang akan 
digunakan nantinya. Asisten juga menjelasakan cara perhitungan analisis untuk masing-masing 
parameter. Kemudian, asisten beserta praktikan pergi menuju waduk sambil membawa alat-alat 
yang dibutuhkan untuk segera melakukan penelitian. Semua penelitian langsung di daerah 
penelitian, kecuali pengukuran kekeruhan karena alat pengukur kekeruhan berada di 
laboratorium. 
Adapun titik pengambilan sempel kami lakukan dengan tiga tempat pada trefel pertama 
kami mengambil sempel di parit, trefel kedua kami menambil di kolam ikan yang ada di Jungkat 
Beach sedangkan trepel ketiga kami mengambil di sungi yang dekat dengan sumber air di 
Jungkat Beach. 
Pada titik pertama kami melakukan perhitungan analisis secara fisika(kecepatan arus, 
kecerahan, suhu, dan kedalaman). Kecepatan kami menggunakan dengan alat sederhana yaitu 
dengan bola tenis meja yang di lemparkan di pertengahan lebar parit, suhu menggunakan 
thermometer, kecerahan dengan menggunakan secchi disk dengan menenggelamkan ke air parit, 
dan kedalaman kami menggunakan senti meter yaitu dengan cara menancapkan kayu pada
pertenghan lebar parit kemudian diangkat dan di ukur dengan sentimeter. Secara kimia (pH,dan 
sanilitas). pH kami mengukurnya dengan menggunakan pH meter dan mengunakan dengan 
mengambil sempel air pada parit, perlakuan ini sama kami lakukan dengan sanilitas. Biologi 
(flora dan fauna). Yaitu dengan mengidentifikasi hewan dan tumbuhan apa saja yang ada di 
sekitar parit tersebut. Dan pada titik dua dan tigs perlakuan yang kami lakukan sama.
PARAMETER FISIKA 
A. Suhu 
Pertama sekali siapakan alat pengukur suhu terlebih dahulu, yakni thermometer. 
Kemudian tentukan lokasi air yang akan diukur suhunya. Setelah lokasi pengukuran didapatkan, 
ikat bagian pangkal thermometer (bukan ujung air raksa) lalu masukkan thermometer ke air 
dengan cara mencelupkan thermometer kedalam perairan kemudian gantung thermometer 
tersebut pada permukaan perairan beberapa menit. Setelah thermometer menunjukkan angka 
yang konstan, baca angka yang ditunjukkan thermometer lalu catat hasilnya. 
B. Kecerahan 
Siapkan alat-alat yang akan digunakan, seperti secchi disk dan meteran. Lalu tentukan 
lokasi pengukuran kecerahan. Setelah lokasi didapatkan, turunkan secchi disk secara perlahan 
hingga batas tidak tampak, yakni warna hitam pada secchi disk tidak lagi terlihat. Kemudian 
ukur panjangnya dengan meteran atau penggaris panjang. Setelah itu, secara perlahan tarik 
secchi disk keatas hingga warna hitam pada secchi disk tersebut kembali terlihat lalu ukur juga 
berapa panjangnya, ini adalah batas tampak. Setelah nilai batas tidak tampak dan batas tampak 
telah didapat, maka jumlahkan kedua nilai tersebut lalu dibagi dua. Ini merupakan nilai 
kecerahan. 
Untuk lebih jelasnya rumus menghitung kecerahan adalah sebagai berikut, 
Kecerahan air (cm) = Jarak tidak tampak (cm) + Jarak tampak (cm) 
2 
C. Kekeruhan 
Sediakan alat yang digunakan, yakni botol air mineral. Kemudian isi botol dengan air 
sampel secukupnya lalu bawa air tersebut ke laboratorium untuk diukur kekeruhannya. Lalu air 
sampel tersebut dipindahkan kedalam gelas piala dan bandingkan dengan standar air yang 
menjadi patokan (standar). Masukkan air yang menjadi patokan (standar) kedalam turbidimeter 
sehingga jarum turbidimeter menunjukkan angka standarnya. Setelah itu, keluarkan gelas piala 
yang berisi air standar tadi lalu masukkan air sampel kedalam gelas piala lainnya dan kocok. 
Setelah itu masukkan air sampel tersebut kedalam turbidimeter dan atur sehingga turbidimeter 
menunjukkan angka konstan. Catat hasil yang ditunjukkan oleh jarum turbidimeter.
D. Kedalaman 
Siapakan alat yang akan digunakan, yakni meteran. Tentukan lokasi perairan yang akan 
diukur kedalamannya. Setelah lokasi didapatkan, masukkan meteran (dalam praktik saat ini 
menggunakan penggaris panjang) kedalam perairan hingga mengenai dasar perairan. Catat 
kedalaman yang diperoleh. 
PARAMETER KIMIA 
A. Pengukuran pH 
Sediakan alat yang akan digunakan, yakni kertas pH dan pH meter. Celupkan kertas pH 
kedalam perairan, setelah kertas pH basah angkat keras pH tersebut lalu tunggu beberapa saat. 
Lihat perubahan warna yang terjadi pada kertas pH dan bandingkan warna tersebut dengan papan 
standar nilai pH lalu catat hasilnya. 
B. Oksigen Terlarut ( Disolved Oxygen-DO ) 
Siapkan bahan dan alat yang akan digunakan, seperti , tiosulfat, amilum, MnSO4, 
NaOHKI, H2SO4, tabung erlenmeyer, jarum suntik, botol BOD ( botol Winkler) dan pipet tetes. 
Kemudian tentukan lokasi pengambilan air sampel. Setelah itu ambil air sampal menggunakan 
botol BOD namun jangan samapai terjadi gelembung udara. Caranya yaitu dengan 
menenggelamkan tabung erlenmeyer secara perlahan kedalam perairan, setelah tabung terisi 
penuh tutup mulut tabung dengan rapat. Lalu periksa apakah didalam tabung yang berisi air 
terdapat gelembung udara atau tidak, jika ada maka ulangi kembali hingga gelembung udara 
benar-benar tidak ada didalam tabung. Tapi, jika gelembung udara tidak ada maka dengan 
menggunakan jarum suntik ataupun pipet tetes tamabahkan 2 ml larutan MnSO4 , 2 ml NaOHK. 
Tutup botol dengan rapat lalu kocok dengan cara membalik-balikkan botol hingga beberapa kali. 
Beberapa saat kemudian akan terjadi gumpalan dan tunggu beberapa saat hingga proses 
pengendapan sempurna. Setelah itu, ambil bagian larutan yang masih jernih dengan 
menggunakan jarum suntik ataupun pipet tetes sebanyak 100 ml dan pindahkan kedalam tabung 
erlenmeyer. Pada larutan yang tadinya terdapat endapan, tambahkan 2 ml H2SO4 lalu kocok 
dengan perlahan hingga semua endapan larut, lalu pindahkan larutan tersebut kedalam tabung 
erlenmeyer dan titrasi dengan tiosulfat hingga larutan berwarna coklat muda. Pada larutan ini, 
tambahkan amilum beberapa tetes hingga larutan berubah menjadi warna biru, kemudian titrasi
kembali dengan larutan tiosulfat hingga warna biru pada larutan tersebut hilang. Lalu catat 
hasilnya dengan menggunaka rumus : 
OT = a x N x 8 x 1000 
V-4 
Keterangan : 
OT : O2 terlarut ( mg O2/L ) 
a : volume titran Na-thiosulfat ( ml ) 
N : Normalitas larutan thiosulfat ( 0,025 N) 
V : Volume botol Winkler ( ml ) 
C. Karbondioksida Bebas 
Siapakan bahan dan alat yang akan digunakan seperti PP, NA2CO3, tabung erlenmeyer, 
dan pipet tetes atau jarum suntik. Ambil sampel air yang akan diuji namun usahakan agar air 
sampel terhindar kontak dengan udara. Dengan menggunakan pipet tetes masukkan air sampel 
kedalam tabung erlenmeyer secara perlahan agar pengaruh aerasi tidak begitu besar. Kemudian 
tambahkan PP sebanyak 3-4 tetes. Jika larutan berwarna pink berarti tidak ada CO2 dan segera 
titrasi dengan Na2CO3 0,0454 N sampai warna pink stabil. Lalu catat hasilnya dengan 
menggunakan rumus Alaert dan Santika 
CO2 = A x N x 22 x 1000 
V 
Keterangan : 
A : volume titran Na2CO3 yang terpakai ( ml ) 
N : normalitas larutan ( 0,0454 N ) 
V : Volume sampel 
PARAMETER BIOLOGI 
A. Flora 
Flora merupakan jenis tumbuhan dalam hal ini pada lingkup perairan seperti rumput laut, 
lamun, phytoplankton dan sebagainya. Flora atau tumbuhan sangat berperan penting dalam
kegiatan perairan terutama dalam menghasilkan oksigen seperti phytoplankton. Dalam proses 
hidupnya cahaya matahari merupakan parameter hidup paling mendasar untuk kelangsungan 
hidup suatu jenis flora yaitu tumbuhan baik darat maupun perairan dalam proses fotosintesis 
(Efendi, 2003). 
B. Fauna 
Fauna merupakan jenis hewan yang hidup dalam suatu lingkungan. Pada perairan jenis 
hewan yang terdapat didalamnya umumnya adalah ikan. Ikan pada perairan berperan sebagai 
konsumen dalam proses rantai makanan dan terkadang sering menjadi predator (pemangsa). Ikan 
hidup pada zona atau wilayah pelagis (permukaan) dan domersal (pedalaman) yang disebabkan 
pada dasarnya ikan mempunyai karakteristik habitat yang berbeda – beda (Kordi, 2007). 
C. Produktifitas Primer 
Menurut Afrianto dan Liviawaty (1991), dalam budidaya, produktifitas primer sangat 
dibutuhkan, karena sebagai penghasil oksigen terbesar untuk proses pernafasan bagi organisme 
yang ada didalam perairan. Tingkat kesuburan perairan juga mempengaruhi produktifitas primer, 
bila kesuburan perairan kurang bisa ditingkatkan dengan cara pemupukan. Kesuburan diperairan 
dipengaruhi oleh kecepatan bahan organik menjadi mineral. Pada perairan yang produktifitasnya 
tinggi, cahaya matahari yang masuk hanya sedikit dikarenakan cahaya yang akan masuk 
terhalang oleh fitoplankton yang ada dipermukaan air.
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1 Hasil 
Parameter Pengamatan 
Faktor fisika perairan Hasil 
No parit kolam perairan sungai besar 
1 kecerahan 0.61 m 0.48 m 0.35 m 
2 kecepatan arus 0.0115 ᴹ⁄s 0.02 ᴹ⁄s 0.11 ᴹ⁄s 
3 suhu 30 °C 30.2 °C 31 °C 
4 kedalaman 60.9 cm 32.5 cm 40 cm 
Parameter Pengamatan 
Faktor kimia perairan Hasil 
No parit kolam perairan sungai besar 
1 pH 6.9 (unit) 7.1 (unit) 6.2 (unit) 
2 Salinitas 0 (ppm) 0 (ppm) 0 (ppm) 
Parameter Pengamatan 
Faktor biologi perairan Hasil 
No parit kolam perairan sungai besar 
1 Fauna + + + -------- 
2 Flora + + + + +
4.2 Pembahasan 
4.2.1 Fisika 
4.2.1.1 Kecepatan Arus 
Setelah dilakukan pengukuran kecepatan arus pada parit, didapatkan hasil sebesar 0.0115 
ᴹ⁄s. Hasil tersebut didapatkan dari perhitungan dengan rumus V = . Jarak (s) didapatkan dari 
sepanjang 2 m di hitung dengan lamanya bola tenis meja tersebut sampai pada jarak yang telah 
kami ukur, dan dapat didapatkan dari pengukuran waktu menggunakan stopwatch,awal 
perhitungan setelah bola tersebut melewati star yang telah kami tentukan dan mencapai finis 
dapat dicatatan waktu 2,3 menit begitu juga pada kolam dan sungai besar pada kolam didapatkan 
hasil 0.02 ᴹ⁄s sedang kan pada sungai besar 0.11 ᴹ⁄s. yaitu dapat dihitung dari kolam dari 4 menit 
dan pada sungai besar 22 menit ini semu dibagi dari 2 meter. 
4.2.1.2 Kecerahan 
Setelah dilakukan pengukuran tingkat kecerahan, didapatkan tingkat kecerahannya 
sebesar 0.61 M(parit), 0.48 M(kolam), dan 0.35 M(sungai). Hasil tersebut didapatkan setelah 
dilakukan perhitungan dengan rumus .D1 didapatkan ketika secchi disk yang dimasukkan ke 
dalam perairan tidak tampak pertama kali, yaitu sebesar 61 cm, 48 cm, dan 35 cm. D2 didapatkan 
saat secchi disk ditenggelamkan sampai tidak tampak sama sekali kemudian diangkat dan 
tampak pertama kali.ini termasuk dari (parit,kolam dan sungai besar). 
4.2.1.3 Kedalaman 
Setelah dilakukan pengukuran dengan memasukan kayu kedalam (parit, kolam, dan 
pinggir sungai besar) hasil yang kami dapat kan yaitu parit (60,9 cm), kolam (32,5 cm), dan 
pinggir sungai besar (40 cm). 
4.2.2 Kimia 
4.2.2.1 pH
Dari hasil pengukuran dan pengamatan yang telah di laksanakan pada praktikum 
limnology tentang pH, pada air parit, kolam, dan sungai besar diperoleh hasil 6.9 (unit), pada air 
kolam diperoleh hasil 7.1 (unit), dan pada sungai besar 6.2 (unit) dengan menggunakan pH 
paper sebagai indicator asam maupun basa atau netral. Dapat disimpulkan bahwa pH air parit 
dan air sungai besar tidak optimum dan hanya air kolam dalam kondisi optimum ini diperkuat 
dengan sebagai berikut: 
Rentang toleransi biota akuatik terhadap pH berkisar antara 6,5-9,0. Sedangkan pH optimum 
bagi biota akuatik berkisar antara 7-8,5 (Vedca,2009). Dapat disimpulkan bahwa perairan sungai 
dan kolam tersebut berada pada pH optimum 
4.2.2.1 Salinitas 
Dari hasil pengamatan dan pengukuran yang telah dilaksanakan pada salinitas, sampel 
air parit, kolam, dan sungai besar dengan menggunakan refraktometer diperoleh hasil 0 ppt. Hal 
tersebut terjadi karena air parit, kolam dan sungai besar merupakan perairan tawar, karena 
parairan tawar memiliki salinitas yang kecil yaitu 0 ppt. 
Klasifikasi perairan berdasarkan salinitas menurut Vedca (2009) yaitu: 
 Air tawar 
Fresh water = < 0,5 ppt 
Oligoholine = 0,5-3,0 ppt 
 Air Payau 
Mesoholine = 3-16 ppt 
Polyholine = 16-30 ppt 
 Air Asin = 30-40 ppt
Dari pengukuran, disimpulkan bahwa perairan sungai dan kolam tersebut merupakan perairan air 
tawar, Fresh water karena mempunyai salinitas 0 ppt. 
4.2.3 Biologi 
4.2.3.1 Flora 
Berdasarkan pengamatan yang kami lakuan di sekitar parit, kolam, dan sungai besar 
maka hasil yang kami dapatkan dan berdasarkan persentase tutupan vegestasi ialah: 
- = Tidak ada 
+ = 0-30% 
+ + = 30-60% 
+ + + = 60-90% 
+ + + = > 90% 
1. Parit : + + 
a. Kelapa 
b. Rumpur 
c. Kangkung 
d. Dan lain lainya. 
2. Kolam :+ + 
a. Tebu 
b. Bunga 
c. Dan pohon saya kurang tau nama pohonnya 
d. Dan lain-lainnya. 
3. Sungai besar : + 
a. Nipah 
b. Api-api 
4.2.3.2 Flora
Berdasaarkan pengamatan ke beberapa titik dari parit, kolam dan sungai. Besar hasil dari 
pengamatan kami dan berdasarkan persentasi jumlah jenisnya adalah: 
- = Tidak ada 
+ =0 – 3 
+ + = 3- 6 
+ + + = 6 – 10 
+ + + = >10 
1. Parit : + + 
a. Ikan julung-julung 
b. Ikan sepat 
c. Semut merah 
d. Semut hitam 
2. Kolam : + 
a. Laba laba air yang terapung diatas air 
b. Semut hitam 
3. Sungai besar : 0 = -
BAB V 
KESIMPULAN DAN SARAN 
5.1 Kesimpulan 
 Limnologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perairan darat. 
 Stratifikasi suhu pada kolam air dikelompokkan menjadi 3, yaitu lapisan epilimion, 
lapisan termoklin, lapisan hipolimion. 
 Kecerahan adalah ukuran transporansi perairan yang ditentukan secara visual dengan 
mengunakan scchi disk. 
 Ph menandakan ukuran konsentrasi ion hydrogen yang bisa menunjukkan suasana asam 
atau basa dalam perairan. 
 Salinitas dapat diartikan sebagai konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam 
air laut. 
 Dalam pengukuran kualitas perairan ada dua jenis parameter yang diukur : 
Parameter fisika : 
1. Suhu 
2. Kecerahan 
3. Kecepatan arus 
Parameter kimia : 
1. pH 
2. Salinitas 
Parameter biologi : 
1. Flora 
2. Fauna 
Setelah melakukan pengukuran kualitas air didapatkan hasil.
Parameter fisika 
1. Suhu parit 300C ,suhu dikolam 30.20C dan sungai besar 310C . 
2. Kecepatan arus di parit0.0115 ᴹ⁄s kolam 0.02 ᴹ⁄s dan di sungai besar 0.11 ᴹ⁄s 
3. Kecerahan diparit 61 cm, kolam 48 cm dan disungai 35 cm 
Parameter Kimia 
1. Pengukuran Salinitas diparit, kolam dan sungai besar 0 ppt. 
2. Pengukuran pH diparit 6.9 dikolam 7.1 dan di sungai besar 6.2 
Parameter biologi 
1. Flora di parit : 5 jenis tumbuhan 
Kolam : 4 jenis tumbuhan 
Sungai besar : hanya 2 jenis saja 
2. Fauna di parit : 4 jenis hewan 
Kolam : 2 jenis 
Sungai besar : tidak ada. 
5.2 Saran 
Praktikum limnology ini baik di lakukan kepada semua mahasiswa agar mereka tau 
kandungan apa-apa saja yang ada pada perairan baik di daratan maupun di lautan khususnya 
pada daratan karna dalam budidaya hampir sebagian besar masyarakat Indonesia 
membudidayakan ikan dengan air tawar.
Daftar pustaka 
Kiki, 2011. Pengamatan Suhu dan Kecerahan.http://riskihandayani.wordpress.com/2011/05/ 
03/. Diakses pada 30 may 2014 pukul 10.30 WIB. 
Suparni, 2009. Pengukuran pH. http://www.chem- is-try.org/motori kimia/pengukuran pH 
Diakses pada 30 may 2014 pukul 10.30 WIB. 
Vedca, 2009.Teknologi Pengelolan Kualitas Air.http://sith.ttb.ac.id/d4.pdf. Diakses pada 30 
may 2014 pukul 10.30 WIB. 
Welch Paul S., 1952. LIMNOLOGY. University of Michigan : New York. 
,1975 Limnological Methods. University of Michigan : New York. 
Wetsel Robert G.,1989.Limnological Analyses. W.B.Sounder Company hiladelphia. 
Goldman, C.R. and Alexander, J.H. 1983. Limnology. McGraw-Hill Book Company, 
Japan.

More Related Content

What's hot

2 bl00848
2 bl008482 bl00848
2 bl00848
Eka Agustina
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
PT. SASA
 
Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganAgus Candra
 
makalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananmakalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananuniversitas samawa
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
PT. SASA
 
Biogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaranBiogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaran
ANN Novianti
 
Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimia
Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimiaPencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimia
Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimiaSandi Ibrahim
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
PT. SASA
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
Repository Ipb
 
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)winda dwi
 
Kualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayaKualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayapadree_box
 
Kelompok 5 pencemaran lingkungan
Kelompok 5 pencemaran lingkunganKelompok 5 pencemaran lingkungan
Kelompok 5 pencemaran lingkungan
Mitha Ye Es
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
marufmuhammad27
 
Pencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udaraPencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udaraAbdi Gunawan
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
PT. SASA
 
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranAidha II
 
Siklus biogeokimia
Siklus biogeokimiaSiklus biogeokimia
Siklus biogeokimia
Febrina Tentaka
 
Power point biogeokimia
Power point biogeokimiaPower point biogeokimia
Power point biogeokimiaBayu Setiarbi
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimiaaprillia20
 

What's hot (20)

2 bl00848
2 bl008482 bl00848
2 bl00848
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
 
Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkungan
 
makalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananmakalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikanan
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
Biogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaranBiogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaran
 
Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimia
Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimiaPencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimia
Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimia
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
 
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
 
Kualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayaKualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidaya
 
Kelompok 5 pencemaran lingkungan
Kelompok 5 pencemaran lingkunganKelompok 5 pencemaran lingkungan
Kelompok 5 pencemaran lingkungan
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Pencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udaraPencemaran air, dan udara
Pencemaran air, dan udara
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
 
Siklus biogeokimia
Siklus biogeokimiaSiklus biogeokimia
Siklus biogeokimia
 
Power point biogeokimia
Power point biogeokimiaPower point biogeokimia
Power point biogeokimia
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 

Viewers also liked

Prodaja knjiga
Prodaja knjigaProdaja knjiga
Prodaja knjiga
prodajaknjiga
 
Shot list
Shot listShot list
Shot list
wdallo
 
Se7en pp
Se7en ppSe7en pp
Se7en pp
elenagger
 
Coolingtowers 111225053103-phpapp02
Coolingtowers 111225053103-phpapp02Coolingtowers 111225053103-phpapp02
Coolingtowers 111225053103-phpapp02
mzulwaqar
 
POLICIES IN THE AGRICULTURAL AND FOOD PROCESSING INDUSTRY
POLICIES IN THE AGRICULTURAL AND FOOD PROCESSING INDUSTRYPOLICIES IN THE AGRICULTURAL AND FOOD PROCESSING INDUSTRY
POLICIES IN THE AGRICULTURAL AND FOOD PROCESSING INDUSTRY
Red Wang
 
Поспішайте робити добро
Поспішайте робити доброПоспішайте робити добро
Поспішайте робити добро
Сергій Мацаєнко
 
Book of eli
Book of eliBook of eli
Book of eli
wdallo
 
Approaches for WebLogic Server in the Cloud (OpenWorld, September 2014)
Approaches for WebLogic Server in the Cloud (OpenWorld, September 2014)Approaches for WebLogic Server in the Cloud (OpenWorld, September 2014)
Approaches for WebLogic Server in the Cloud (OpenWorld, September 2014)
jeckels
 
Презентація школи 15 16
Презентація школи 15 16Презентація школи 15 16
Презентація школи 15 16
Сергій Мацаєнко
 

Viewers also liked (9)

Prodaja knjiga
Prodaja knjigaProdaja knjiga
Prodaja knjiga
 
Shot list
Shot listShot list
Shot list
 
Se7en pp
Se7en ppSe7en pp
Se7en pp
 
Coolingtowers 111225053103-phpapp02
Coolingtowers 111225053103-phpapp02Coolingtowers 111225053103-phpapp02
Coolingtowers 111225053103-phpapp02
 
POLICIES IN THE AGRICULTURAL AND FOOD PROCESSING INDUSTRY
POLICIES IN THE AGRICULTURAL AND FOOD PROCESSING INDUSTRYPOLICIES IN THE AGRICULTURAL AND FOOD PROCESSING INDUSTRY
POLICIES IN THE AGRICULTURAL AND FOOD PROCESSING INDUSTRY
 
Поспішайте робити добро
Поспішайте робити доброПоспішайте робити добро
Поспішайте робити добро
 
Book of eli
Book of eliBook of eli
Book of eli
 
Approaches for WebLogic Server in the Cloud (OpenWorld, September 2014)
Approaches for WebLogic Server in the Cloud (OpenWorld, September 2014)Approaches for WebLogic Server in the Cloud (OpenWorld, September 2014)
Approaches for WebLogic Server in the Cloud (OpenWorld, September 2014)
 
Презентація школи 15 16
Презентація школи 15 16Презентація школи 15 16
Презентація школи 15 16
 

Similar to Prin besok

Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
Google
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Ammar Ahmad
 
Parameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptxParameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptx
UsyManurung1
 
Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pH
Agung Nugraha
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1
PT. SASA
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Biology Education
 
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdfKelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
AlyaRizqiNabilah
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
UNESA
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
MuhammadSatarKusumaS
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
adraufaa
 
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdf
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdfsistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdf
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdf
Wiwin Kusuma Atmaja Putra
 
Laporan toksikologi
Laporan toksikologiLaporan toksikologi
Laporan toksikologi
Uswatun Khasanah
 
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY SolokLaporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
himabioummy
 
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPHRespon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Dian Novi. L
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
AbdullahFaqih26
 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas air
AFRIJONI SPT
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
PT. SASA
 

Similar to Prin besok (20)

Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
Parameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptxParameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptx
 
Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pH
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
 
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdfKelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdf
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdfsistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdf
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdf
 
Laporan toksikologi
Laporan toksikologiLaporan toksikologi
Laporan toksikologi
 
Makalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel airMakalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel air
 
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY SolokLaporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
 
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPHRespon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas air
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Kecambah
KecambahKecambah
Kecambah
 

Recently uploaded

TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
Universitas Sriwijaya
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
vannia34
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Universitas Sriwijaya
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Universitas Sriwijaya
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
LuhAriyani1
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
NurHalifah34
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
NurWana20
 
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptxSketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
muhammadriza64
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
SobriCubi
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Zainul Akmal
 
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptxPUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
Dedi Dwitagama
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
sdpurbatua03
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
emalestari711
 

Recently uploaded (13)

TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
 
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptxSketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
 
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptxPUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
 

Prin besok

  • 1. PETUNJUK PRAKTIKUM LIMNOLOGI DI SUSUN OLEH : 1. HAIRIL 2. JAMALUDIN 3. RILO ALFIKRI 4. DESTIRA SOPIKA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2014
  • 2. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Untuk menentukan kualitas air, pengamatan dilakukan berdasarkan berbagai parameter air baik fisika, kimia, dan biologinya. Dari segi parameter fisika yaitu suhu, tingkat kecerahan, tingkat kekeruhan dan tingkat kedalaman,. Parameter kimia yaitu Ph, O2 terlarut dan CO2 bebas, sedangkan untuk parameter biologi yaitu plankton dan bentos. Pengukuran kualitas air dilakukan pada ekosistem perairan seperti kolam waduk, sungai, laut, danau, teluk, delta, semenanjung dan perairan lainnya. Dilakukannya pengukuran kualitas air untuk mengetahui kelayakan dari air tersebut. Dalam praktikum ini, mengukuran kualitas air dilakukan diwaduk FAPERIKA UR dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta keadaan daerah pengamatan. Analisis yang dilakukan menggunakan dua cara, yakni analisis secara insitu, yaitu analisis sampel yang dilakukan langsung dilokasi pengamatan dan analisis secara eksitu, yaitu analisis yang dilakukan di laboratorium namun sebelumnya sampel telah diambil dilokasi pengamatan.
  • 3. II. TINJAUAN PUSTAKA Didalam manajemen kualitas air adalah merupakan suatu upaya memanipulasi kondisi lingkungan sehingga mereka berada dalam kisaran yang sesuai untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan. Di dalam usaha perikanan, diperlukan untuk mencegah aktivitas manusia yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi ikan (Widjanarko, 2005). Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, konduktivitas, kecerahan, alkalinitas ), sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air dengan parameter biologi (plankton dan benthos) (Sihotang, 2006). Dalam pengukuran kualitas air secara umum, menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengaan memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta keadaan daerah pengamatan (Fajri, 2013). Pola temparatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggihan geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di samping itu pola temperatur perairan dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen (faktor yang di akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik, penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung (Barus, 2003). Kecerahan suatu perairan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna. Kecerahan yang mendukung adalah apabila pinggan secchi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan. (Chakroff dalam Syukur, 2002). 2.1 faktor fisika 2.1.1 Kecerahan
  • 4. Kekeruhan air berbeda dengan yang lain, karena langsung dapat dilihat oleh panca indera. Jika keruhnya oleh plankton, hal itu sangat baik untuk nafsu makan namun jika keruhnya karena lumpur yang terlalu tebal itu akan menggangu. Kandungan lumpur yang terlalu pekat dalam air akan mengganggu penglihatan organisme sehingga menjadi salah satu sebab kurangnya nafsu makan ( Susanto, 1991). Kekeruhan air dapat dianggap sebagai indikator kemampuan air dalam meloloskan cahaya yang jatuh kebadan air, apakah cahaya tersebut kemudian disebarkan atau diserap oleh air. Semakin kecil tingkat kekeruhan suatu perairan, semakin dalam cahaya dapat masuk kedalam badan air, dan demikian semakin besar kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan proses fotosintesis (Asdak, 2007). 2.1.2 Suhu Menurut Irianto (2005) Organisme air memiliki derajat toleransi terhadap suhu dengan dengan kisaran tertentu yang sangat berperan bagi pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan dan resistensi terhadap penyakit. Organisme air akan mengalami stres bila terpapar pada suhu diluar kisaran yang dapat ditoleransi. Pada dasarnya suhu rendah memungkinka air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernapasan pada ikan berupa menurunnya laju pernapasan dan denyut jantung. 2.2 faktor kimia 2.2.1 Oksigen terlarut Sumber utama oksigen terlarut berasal dari atmosfer dan proses fotosintesi tumbuhan hijau. Oksigen dari udara diserap melalui difusi langsung atau agitasi permukaan air oleh angin dan arus. Jumlah oksigen yang terkandung dalam air tergantung pada struktur komunitas, suhu, konsentrasi garam terlarut, dan intensitas cahaya matahari. Dalam air tanpa gangguan vegetasi yang tebal, aktivitas fotosintesis tumbuhan menghasilkan pertambahan jumlah oksigen terlarut,
  • 5. yang mencapai maximum pada sore hari dan mencapai titik minimum pada pagi hari (titik kritis bagi organisme aguatik). Kenaikan dan penerunan konsentrasi oksigen dalam sehari dinyatakan sebagai pulsa oksigen. Oksigen berkurang dari badan air oleh adanya pernafasan biota, penguraian bahan organik, masuknya air bawah tanah yang miskin O2, adanya zat besi, dan kenaikan suhu. Gelembung gas lain melalui air juga secara efektif menghilangkan oksigen terlarut. Penurunan oksigen terbesar terjadi pada saat gabungan dari sebab-sebab tersebut terjadisecara serentak. Tumbuhan dan hewan air menunjukkan adaptasi yang luas dalammemperoleh oksigen yang diperlukan, dan untuk menyelamatkan masa kritis kekurangan oksigen. 2.2.2 PH Air hujan pada umumnya bersifat asam akibat kontak dengan karbondioksida dan senyawa sulfur alami di udara. Sulfur dioksida, nitrogen oksida serta hasil emisi industri lainnya akan lebih meningkatkan ke asaman air hujan. Adapun air murni bersifat netral (PH 7), pada kondisi demikian maka ion-ion penyusunnya (H+ dan OH) akan terdisosiasi pada keadaan setimbang (Irianto, 2005). pH air biasanya dimanfaatkan untuk menentukan indeks pencemaran dengan melihat tingkat keasaman atau kebasaan air yang dikaji, terutama oksidasi sulfur dan nitrogen pada proses pengasaman dan oksidasi kalsium dan magnesium pada proses pembasaan. Angka indeks yang umum digunakan mempunyai kisaran antara 0-14 dan merupakan angka logaritmik negatif dari konsenterasi ion hidrogen didalam air (Asdak, 2007). Pembatasan pH pula dilakukan, karena pH akan mempengaruhi rasa, korrosivitas air dan efisiensi chlorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksik dalam bentuk molekular, dimana dissosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH (Suriawiria, 1996). 2.3 faktor biologi 2.3.1 Flora
  • 6. Tumbuhan air atau hidrofolik ialah golongan yang mencakup semua tumbuhan yang hidup di air Bersauh (berakar dalam lumpurr dan dasar air) atau tidak. Disamping tipe mikroskopik yang mengapung bebas dan berenang-renang yang merupakan dasar utama pembentukan kategori tersendiri yang di sebut plankton. Golongan hidrofolok cenderung melintas memotong golongan lainnya dan dengan itu sering ditiadakan dari spectrum biologi (Polunin, 1994). Flora di suatu wilayah yang biasanya dijelaskan dalam istilah biologi untuk menyertakan genus dan spesies tanaman hidup, pilihan mereka tumbuh berkembang biak atau kebiasaan, dan sambungan ke satu samalain dilingkungan juga. 2.3.2 Fauna Pada perairan danau, hewan yang paling umum mendominasi danau adalah hewan dari golongan hewan bertulang belakang (hewan vertebrata) yakni ikan. Ikan-ikan tersebut berada pada setiap lapisan perairan baik pada zona litoral dan zona limnetik. Hal ini di sebabkan oleh kemampuan gerak ikan. Biasanya ikan-ikan bergerak bebas antar zona litoral dan limnetik, akan tetapi bagian besar ikan-ikan meenghabiskan waktunya di derah litoral dan kebanyakan daei mereka berkembang biak di daerah tersebut (Odum, 1996). Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah penyelidikan dari kelompok tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata bunga, yang berarti menyangkut bunga.
  • 7. III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Limnologi mengenai Pengukuran Kulitas Air dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2014 pukul 08.00-11.00 WIB WIB bertempat di Jungkat Beach. 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kualitas air adalah termometer, secchi disk, refraktometer peralatan kualitas air dengan cara titrasi maupun dengan alat teronik, menggunakan pH test kit atau kertas lakmus., DO test kit, current meter, stop watch, dan alat tulis. 3.3 Metodelogi Praktikum Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survey, yakni penelitian langsung ke lokasi dengan menggunakan analisis secara in situ dan ek situ 3.4 Prosedur Praktikum Sebelum praktikum dimulai, asisten menjelaskan cara menggunakan alat-alat yang akan digunakan nantinya. Asisten juga menjelasakan cara perhitungan analisis untuk masing-masing parameter. Kemudian, asisten beserta praktikan pergi menuju waduk sambil membawa alat-alat yang dibutuhkan untuk segera melakukan penelitian. Semua penelitian langsung di daerah penelitian, kecuali pengukuran kekeruhan karena alat pengukur kekeruhan berada di laboratorium. Adapun titik pengambilan sempel kami lakukan dengan tiga tempat pada trefel pertama kami mengambil sempel di parit, trefel kedua kami menambil di kolam ikan yang ada di Jungkat Beach sedangkan trepel ketiga kami mengambil di sungi yang dekat dengan sumber air di Jungkat Beach. Pada titik pertama kami melakukan perhitungan analisis secara fisika(kecepatan arus, kecerahan, suhu, dan kedalaman). Kecepatan kami menggunakan dengan alat sederhana yaitu dengan bola tenis meja yang di lemparkan di pertengahan lebar parit, suhu menggunakan thermometer, kecerahan dengan menggunakan secchi disk dengan menenggelamkan ke air parit, dan kedalaman kami menggunakan senti meter yaitu dengan cara menancapkan kayu pada
  • 8. pertenghan lebar parit kemudian diangkat dan di ukur dengan sentimeter. Secara kimia (pH,dan sanilitas). pH kami mengukurnya dengan menggunakan pH meter dan mengunakan dengan mengambil sempel air pada parit, perlakuan ini sama kami lakukan dengan sanilitas. Biologi (flora dan fauna). Yaitu dengan mengidentifikasi hewan dan tumbuhan apa saja yang ada di sekitar parit tersebut. Dan pada titik dua dan tigs perlakuan yang kami lakukan sama.
  • 9. PARAMETER FISIKA A. Suhu Pertama sekali siapakan alat pengukur suhu terlebih dahulu, yakni thermometer. Kemudian tentukan lokasi air yang akan diukur suhunya. Setelah lokasi pengukuran didapatkan, ikat bagian pangkal thermometer (bukan ujung air raksa) lalu masukkan thermometer ke air dengan cara mencelupkan thermometer kedalam perairan kemudian gantung thermometer tersebut pada permukaan perairan beberapa menit. Setelah thermometer menunjukkan angka yang konstan, baca angka yang ditunjukkan thermometer lalu catat hasilnya. B. Kecerahan Siapkan alat-alat yang akan digunakan, seperti secchi disk dan meteran. Lalu tentukan lokasi pengukuran kecerahan. Setelah lokasi didapatkan, turunkan secchi disk secara perlahan hingga batas tidak tampak, yakni warna hitam pada secchi disk tidak lagi terlihat. Kemudian ukur panjangnya dengan meteran atau penggaris panjang. Setelah itu, secara perlahan tarik secchi disk keatas hingga warna hitam pada secchi disk tersebut kembali terlihat lalu ukur juga berapa panjangnya, ini adalah batas tampak. Setelah nilai batas tidak tampak dan batas tampak telah didapat, maka jumlahkan kedua nilai tersebut lalu dibagi dua. Ini merupakan nilai kecerahan. Untuk lebih jelasnya rumus menghitung kecerahan adalah sebagai berikut, Kecerahan air (cm) = Jarak tidak tampak (cm) + Jarak tampak (cm) 2 C. Kekeruhan Sediakan alat yang digunakan, yakni botol air mineral. Kemudian isi botol dengan air sampel secukupnya lalu bawa air tersebut ke laboratorium untuk diukur kekeruhannya. Lalu air sampel tersebut dipindahkan kedalam gelas piala dan bandingkan dengan standar air yang menjadi patokan (standar). Masukkan air yang menjadi patokan (standar) kedalam turbidimeter sehingga jarum turbidimeter menunjukkan angka standarnya. Setelah itu, keluarkan gelas piala yang berisi air standar tadi lalu masukkan air sampel kedalam gelas piala lainnya dan kocok. Setelah itu masukkan air sampel tersebut kedalam turbidimeter dan atur sehingga turbidimeter menunjukkan angka konstan. Catat hasil yang ditunjukkan oleh jarum turbidimeter.
  • 10. D. Kedalaman Siapakan alat yang akan digunakan, yakni meteran. Tentukan lokasi perairan yang akan diukur kedalamannya. Setelah lokasi didapatkan, masukkan meteran (dalam praktik saat ini menggunakan penggaris panjang) kedalam perairan hingga mengenai dasar perairan. Catat kedalaman yang diperoleh. PARAMETER KIMIA A. Pengukuran pH Sediakan alat yang akan digunakan, yakni kertas pH dan pH meter. Celupkan kertas pH kedalam perairan, setelah kertas pH basah angkat keras pH tersebut lalu tunggu beberapa saat. Lihat perubahan warna yang terjadi pada kertas pH dan bandingkan warna tersebut dengan papan standar nilai pH lalu catat hasilnya. B. Oksigen Terlarut ( Disolved Oxygen-DO ) Siapkan bahan dan alat yang akan digunakan, seperti , tiosulfat, amilum, MnSO4, NaOHKI, H2SO4, tabung erlenmeyer, jarum suntik, botol BOD ( botol Winkler) dan pipet tetes. Kemudian tentukan lokasi pengambilan air sampel. Setelah itu ambil air sampal menggunakan botol BOD namun jangan samapai terjadi gelembung udara. Caranya yaitu dengan menenggelamkan tabung erlenmeyer secara perlahan kedalam perairan, setelah tabung terisi penuh tutup mulut tabung dengan rapat. Lalu periksa apakah didalam tabung yang berisi air terdapat gelembung udara atau tidak, jika ada maka ulangi kembali hingga gelembung udara benar-benar tidak ada didalam tabung. Tapi, jika gelembung udara tidak ada maka dengan menggunakan jarum suntik ataupun pipet tetes tamabahkan 2 ml larutan MnSO4 , 2 ml NaOHK. Tutup botol dengan rapat lalu kocok dengan cara membalik-balikkan botol hingga beberapa kali. Beberapa saat kemudian akan terjadi gumpalan dan tunggu beberapa saat hingga proses pengendapan sempurna. Setelah itu, ambil bagian larutan yang masih jernih dengan menggunakan jarum suntik ataupun pipet tetes sebanyak 100 ml dan pindahkan kedalam tabung erlenmeyer. Pada larutan yang tadinya terdapat endapan, tambahkan 2 ml H2SO4 lalu kocok dengan perlahan hingga semua endapan larut, lalu pindahkan larutan tersebut kedalam tabung erlenmeyer dan titrasi dengan tiosulfat hingga larutan berwarna coklat muda. Pada larutan ini, tambahkan amilum beberapa tetes hingga larutan berubah menjadi warna biru, kemudian titrasi
  • 11. kembali dengan larutan tiosulfat hingga warna biru pada larutan tersebut hilang. Lalu catat hasilnya dengan menggunaka rumus : OT = a x N x 8 x 1000 V-4 Keterangan : OT : O2 terlarut ( mg O2/L ) a : volume titran Na-thiosulfat ( ml ) N : Normalitas larutan thiosulfat ( 0,025 N) V : Volume botol Winkler ( ml ) C. Karbondioksida Bebas Siapakan bahan dan alat yang akan digunakan seperti PP, NA2CO3, tabung erlenmeyer, dan pipet tetes atau jarum suntik. Ambil sampel air yang akan diuji namun usahakan agar air sampel terhindar kontak dengan udara. Dengan menggunakan pipet tetes masukkan air sampel kedalam tabung erlenmeyer secara perlahan agar pengaruh aerasi tidak begitu besar. Kemudian tambahkan PP sebanyak 3-4 tetes. Jika larutan berwarna pink berarti tidak ada CO2 dan segera titrasi dengan Na2CO3 0,0454 N sampai warna pink stabil. Lalu catat hasilnya dengan menggunakan rumus Alaert dan Santika CO2 = A x N x 22 x 1000 V Keterangan : A : volume titran Na2CO3 yang terpakai ( ml ) N : normalitas larutan ( 0,0454 N ) V : Volume sampel PARAMETER BIOLOGI A. Flora Flora merupakan jenis tumbuhan dalam hal ini pada lingkup perairan seperti rumput laut, lamun, phytoplankton dan sebagainya. Flora atau tumbuhan sangat berperan penting dalam
  • 12. kegiatan perairan terutama dalam menghasilkan oksigen seperti phytoplankton. Dalam proses hidupnya cahaya matahari merupakan parameter hidup paling mendasar untuk kelangsungan hidup suatu jenis flora yaitu tumbuhan baik darat maupun perairan dalam proses fotosintesis (Efendi, 2003). B. Fauna Fauna merupakan jenis hewan yang hidup dalam suatu lingkungan. Pada perairan jenis hewan yang terdapat didalamnya umumnya adalah ikan. Ikan pada perairan berperan sebagai konsumen dalam proses rantai makanan dan terkadang sering menjadi predator (pemangsa). Ikan hidup pada zona atau wilayah pelagis (permukaan) dan domersal (pedalaman) yang disebabkan pada dasarnya ikan mempunyai karakteristik habitat yang berbeda – beda (Kordi, 2007). C. Produktifitas Primer Menurut Afrianto dan Liviawaty (1991), dalam budidaya, produktifitas primer sangat dibutuhkan, karena sebagai penghasil oksigen terbesar untuk proses pernafasan bagi organisme yang ada didalam perairan. Tingkat kesuburan perairan juga mempengaruhi produktifitas primer, bila kesuburan perairan kurang bisa ditingkatkan dengan cara pemupukan. Kesuburan diperairan dipengaruhi oleh kecepatan bahan organik menjadi mineral. Pada perairan yang produktifitasnya tinggi, cahaya matahari yang masuk hanya sedikit dikarenakan cahaya yang akan masuk terhalang oleh fitoplankton yang ada dipermukaan air.
  • 13. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Parameter Pengamatan Faktor fisika perairan Hasil No parit kolam perairan sungai besar 1 kecerahan 0.61 m 0.48 m 0.35 m 2 kecepatan arus 0.0115 ᴹ⁄s 0.02 ᴹ⁄s 0.11 ᴹ⁄s 3 suhu 30 °C 30.2 °C 31 °C 4 kedalaman 60.9 cm 32.5 cm 40 cm Parameter Pengamatan Faktor kimia perairan Hasil No parit kolam perairan sungai besar 1 pH 6.9 (unit) 7.1 (unit) 6.2 (unit) 2 Salinitas 0 (ppm) 0 (ppm) 0 (ppm) Parameter Pengamatan Faktor biologi perairan Hasil No parit kolam perairan sungai besar 1 Fauna + + + -------- 2 Flora + + + + +
  • 14. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Fisika 4.2.1.1 Kecepatan Arus Setelah dilakukan pengukuran kecepatan arus pada parit, didapatkan hasil sebesar 0.0115 ᴹ⁄s. Hasil tersebut didapatkan dari perhitungan dengan rumus V = . Jarak (s) didapatkan dari sepanjang 2 m di hitung dengan lamanya bola tenis meja tersebut sampai pada jarak yang telah kami ukur, dan dapat didapatkan dari pengukuran waktu menggunakan stopwatch,awal perhitungan setelah bola tersebut melewati star yang telah kami tentukan dan mencapai finis dapat dicatatan waktu 2,3 menit begitu juga pada kolam dan sungai besar pada kolam didapatkan hasil 0.02 ᴹ⁄s sedang kan pada sungai besar 0.11 ᴹ⁄s. yaitu dapat dihitung dari kolam dari 4 menit dan pada sungai besar 22 menit ini semu dibagi dari 2 meter. 4.2.1.2 Kecerahan Setelah dilakukan pengukuran tingkat kecerahan, didapatkan tingkat kecerahannya sebesar 0.61 M(parit), 0.48 M(kolam), dan 0.35 M(sungai). Hasil tersebut didapatkan setelah dilakukan perhitungan dengan rumus .D1 didapatkan ketika secchi disk yang dimasukkan ke dalam perairan tidak tampak pertama kali, yaitu sebesar 61 cm, 48 cm, dan 35 cm. D2 didapatkan saat secchi disk ditenggelamkan sampai tidak tampak sama sekali kemudian diangkat dan tampak pertama kali.ini termasuk dari (parit,kolam dan sungai besar). 4.2.1.3 Kedalaman Setelah dilakukan pengukuran dengan memasukan kayu kedalam (parit, kolam, dan pinggir sungai besar) hasil yang kami dapat kan yaitu parit (60,9 cm), kolam (32,5 cm), dan pinggir sungai besar (40 cm). 4.2.2 Kimia 4.2.2.1 pH
  • 15. Dari hasil pengukuran dan pengamatan yang telah di laksanakan pada praktikum limnology tentang pH, pada air parit, kolam, dan sungai besar diperoleh hasil 6.9 (unit), pada air kolam diperoleh hasil 7.1 (unit), dan pada sungai besar 6.2 (unit) dengan menggunakan pH paper sebagai indicator asam maupun basa atau netral. Dapat disimpulkan bahwa pH air parit dan air sungai besar tidak optimum dan hanya air kolam dalam kondisi optimum ini diperkuat dengan sebagai berikut: Rentang toleransi biota akuatik terhadap pH berkisar antara 6,5-9,0. Sedangkan pH optimum bagi biota akuatik berkisar antara 7-8,5 (Vedca,2009). Dapat disimpulkan bahwa perairan sungai dan kolam tersebut berada pada pH optimum 4.2.2.1 Salinitas Dari hasil pengamatan dan pengukuran yang telah dilaksanakan pada salinitas, sampel air parit, kolam, dan sungai besar dengan menggunakan refraktometer diperoleh hasil 0 ppt. Hal tersebut terjadi karena air parit, kolam dan sungai besar merupakan perairan tawar, karena parairan tawar memiliki salinitas yang kecil yaitu 0 ppt. Klasifikasi perairan berdasarkan salinitas menurut Vedca (2009) yaitu:  Air tawar Fresh water = < 0,5 ppt Oligoholine = 0,5-3,0 ppt  Air Payau Mesoholine = 3-16 ppt Polyholine = 16-30 ppt  Air Asin = 30-40 ppt
  • 16. Dari pengukuran, disimpulkan bahwa perairan sungai dan kolam tersebut merupakan perairan air tawar, Fresh water karena mempunyai salinitas 0 ppt. 4.2.3 Biologi 4.2.3.1 Flora Berdasarkan pengamatan yang kami lakuan di sekitar parit, kolam, dan sungai besar maka hasil yang kami dapatkan dan berdasarkan persentase tutupan vegestasi ialah: - = Tidak ada + = 0-30% + + = 30-60% + + + = 60-90% + + + = > 90% 1. Parit : + + a. Kelapa b. Rumpur c. Kangkung d. Dan lain lainya. 2. Kolam :+ + a. Tebu b. Bunga c. Dan pohon saya kurang tau nama pohonnya d. Dan lain-lainnya. 3. Sungai besar : + a. Nipah b. Api-api 4.2.3.2 Flora
  • 17. Berdasaarkan pengamatan ke beberapa titik dari parit, kolam dan sungai. Besar hasil dari pengamatan kami dan berdasarkan persentasi jumlah jenisnya adalah: - = Tidak ada + =0 – 3 + + = 3- 6 + + + = 6 – 10 + + + = >10 1. Parit : + + a. Ikan julung-julung b. Ikan sepat c. Semut merah d. Semut hitam 2. Kolam : + a. Laba laba air yang terapung diatas air b. Semut hitam 3. Sungai besar : 0 = -
  • 18. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan  Limnologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perairan darat.  Stratifikasi suhu pada kolam air dikelompokkan menjadi 3, yaitu lapisan epilimion, lapisan termoklin, lapisan hipolimion.  Kecerahan adalah ukuran transporansi perairan yang ditentukan secara visual dengan mengunakan scchi disk.  Ph menandakan ukuran konsentrasi ion hydrogen yang bisa menunjukkan suasana asam atau basa dalam perairan.  Salinitas dapat diartikan sebagai konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air laut.  Dalam pengukuran kualitas perairan ada dua jenis parameter yang diukur : Parameter fisika : 1. Suhu 2. Kecerahan 3. Kecepatan arus Parameter kimia : 1. pH 2. Salinitas Parameter biologi : 1. Flora 2. Fauna Setelah melakukan pengukuran kualitas air didapatkan hasil.
  • 19. Parameter fisika 1. Suhu parit 300C ,suhu dikolam 30.20C dan sungai besar 310C . 2. Kecepatan arus di parit0.0115 ᴹ⁄s kolam 0.02 ᴹ⁄s dan di sungai besar 0.11 ᴹ⁄s 3. Kecerahan diparit 61 cm, kolam 48 cm dan disungai 35 cm Parameter Kimia 1. Pengukuran Salinitas diparit, kolam dan sungai besar 0 ppt. 2. Pengukuran pH diparit 6.9 dikolam 7.1 dan di sungai besar 6.2 Parameter biologi 1. Flora di parit : 5 jenis tumbuhan Kolam : 4 jenis tumbuhan Sungai besar : hanya 2 jenis saja 2. Fauna di parit : 4 jenis hewan Kolam : 2 jenis Sungai besar : tidak ada. 5.2 Saran Praktikum limnology ini baik di lakukan kepada semua mahasiswa agar mereka tau kandungan apa-apa saja yang ada pada perairan baik di daratan maupun di lautan khususnya pada daratan karna dalam budidaya hampir sebagian besar masyarakat Indonesia membudidayakan ikan dengan air tawar.
  • 20. Daftar pustaka Kiki, 2011. Pengamatan Suhu dan Kecerahan.http://riskihandayani.wordpress.com/2011/05/ 03/. Diakses pada 30 may 2014 pukul 10.30 WIB. Suparni, 2009. Pengukuran pH. http://www.chem- is-try.org/motori kimia/pengukuran pH Diakses pada 30 may 2014 pukul 10.30 WIB. Vedca, 2009.Teknologi Pengelolan Kualitas Air.http://sith.ttb.ac.id/d4.pdf. Diakses pada 30 may 2014 pukul 10.30 WIB. Welch Paul S., 1952. LIMNOLOGY. University of Michigan : New York. ,1975 Limnological Methods. University of Michigan : New York. Wetsel Robert G.,1989.Limnological Analyses. W.B.Sounder Company hiladelphia. Goldman, C.R. and Alexander, J.H. 1983. Limnology. McGraw-Hill Book Company, Japan.