Dokumen tersebut membahas tentang perlindungan hukum, penegakan hukum, lembaga penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, hakim, dan advokat. Juga membahas tentang jenis pelanggaran hukum dan sanksi yang diberikan.
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Nafis Fathur Rizki
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak Hukum dan Lembaga Peradilan ) - NFR
#penegakan hukum #ppkn #pancasila
#ma #jaksa #pu #pm #ptun #indoen #indonesia #kewarganegaraan #Nafis #NafisFathurRizki #PPT #masihbanyaklagi menjadiilmiah.blogspot.co.id #powerpint #sman1c #sma negeri 1 cilacap
ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...Lamria Agnes Meilani
PKN - LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA - ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM , KPK (pengertian , UU yang mengatur , tugas dan wewenang , kewajiban , kode etik)
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Nafis Fathur Rizki
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak Hukum dan Lembaga Peradilan ) - NFR
#penegakan hukum #ppkn #pancasila
#ma #jaksa #pu #pm #ptun #indoen #indonesia #kewarganegaraan #Nafis #NafisFathurRizki #PPT #masihbanyaklagi menjadiilmiah.blogspot.co.id #powerpint #sman1c #sma negeri 1 cilacap
ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...Lamria Agnes Meilani
PKN - LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA - ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM , KPK (pengertian , UU yang mengatur , tugas dan wewenang , kewajiban , kode etik)
novel ini bergenre fiksi anak-anak, fantasi, dan petualangan. Penyusunan resensi novel ini secara manual. Mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang susunannya salah.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Perlindungan Hukum
Perlindungan hukum dimaknai sebagai
upaya yang dilakukan oleh setiap orang,
bertujuan mengusahakan kesejahteraan
hidup sesuai dengan hak yang ada.
Penegakan Hukum
Merupakan upaya untuk menjadikan hukum
sebagai pedoman mayarakat, aparat, dan
lembaga penegak hukum.
3. Dasar hukum yang mengatur tentang lembaga penegak hukum
antara lain:
1. Pasal 16 UU RI no. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Indonesia.
2. UU RI no. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
3. UU RI no. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang
merupakan penyempurna UU RI no. 4 tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
4. UU RI no. 18 tahun 2003 tentang Advokat.
4. Peran Kepolisian RI
1. Memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat,
2. Menegakkan hukum,
3. Memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri.
5. Peran Kejaksaan RI
Di bidang pidana:
1. Penuntutan,
2. Penetapan hakim dan putusan
pengadilan,
3. Pengawasan putusan pidana,
4. Penyidikan,
5. Melengkapi berkas perkara tertentu.
6. Di bidang ketertiban dan ketenteraman:
1. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat,
2. Pengamanan kebijakan penegakan hukum,
3. Pengawasan peredaran barang cetakan,
4. Pengawasan aliran kepercayaan,
5. Pencegahan penodaan agama,
6. Penelitian dan pengembangan hukum,
7. Statistik kriminal.
Peran Kejaksaan RI
7. Peran Hakim
Hakim berwenang melakukan
serangkaian tindakan hakim untuk
menerima, memeriksa, dan
memutuskan perkara hukum
berdasarkan asas bebas, jujur, dan
tidak memihak di sebuah sidang
pengadilan.
8. Peran Advokat
Memberi bantuan berupa nasihat (konsultasi)
dengan jalan mewakili, mendampingi, atau
membela.
Memberdayakan masyarakat dalam menyadari
hak-hak fundamental mereka.
Tugas khusus: membuat dan mengajukan
gugatan, jawaban, tangkisan, sangkalan,
memberi bukti, dan sebagainya.
10. Pelanggaran dalam keluarga
Mengabaikan perintah orang tua
Mengganggu akak atau adik yang
belajar
Ibadah tidak tepat waktu
Menonton televisi hingga larut malam
Bangun kesiangan
dll
11. Pelanggaran dalam sekolah
Mencontek ketika ulangan
Datang terlambat
Bolos pelajaran
Upacara tidak tertib
Tidak memerhatikan penjelasan guru
Berpakaian tidak rapi
dll
12. Pelanggaran dalam masyarakat
Mangkir dari tugas ronda malam
Main hakim sendiri
Mengonsumsi obat-obatan terlarang
Melakukan perjudian
Membuang sampah sembarangan
dll
13. Pelanggaran terhadap bangsa
dan negara
Tidak memiliki KTP atau SIM saat usia
sudah mencukupi.
Tidak mematuhi rambu lalu lintas
Melakukan tindakan pidana
Melakukan aksi teror
Merusak fasilitas negara
dll
14. D. Sanksi
Sanksi norma hukum bersifat tegas dan
nyata.
1. Tegas berarti adanya aturan yang telah
dibuat secara material telah diatur.
15. Hukuman pokok:
1. Hukuman mati
2. Hukuman penjara yang terdiri dari
hukuman seumur hidup dan
hukuman sementara waktu
(setinggi-tingginya 20 tahun dan
sekurang-kurangnya 1 tahun).
17. 2. Nyata berarti adanya aturan yang secara
material telah ditetapkan kadar hukuman
berdasarkan perbuatan yang dilanggar.
Contohnya pasal 338 KUHP:
“barang siapa sengaja merampas
nyawa orang lain, diancam, karena
pembunuhan, dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.”