Dokumen tersebut membahas tentang karawitan di Indonesia, terutama karawitan Jawa dan Sunda. Karawitan merujuk pada gamelan tradisional Indonesia yang memainkan laras slendro dan pelog. Jenis karawitan di Indonesia antara lain karawitan Jawa, Sunda, dan Bali, yang masing-masing memiliki ciri khas alat musik dan cara memainkannya.
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
seni tari, pengertian seni tari, sejarah tari di Indonesia, jenis tari, bentuk tari, unsur-unsur tari, gerak, musik, tata rias, tata busana, properti, tata pentas, tata cahaya, fungsi tari,
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
seni tari, pengertian seni tari, sejarah tari di Indonesia, jenis tari, bentuk tari, unsur-unsur tari, gerak, musik, tata rias, tata busana, properti, tata pentas, tata cahaya, fungsi tari,
ANGKLUNG
Alat musik multitonal (bernada ganda)
Berkembang dalam masyarakat Sunda di Jawa Barat
Dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan
Bunyinya disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran
novel ini bergenre fiksi anak-anak, fantasi, dan petualangan. Penyusunan resensi novel ini secara manual. Mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang susunannya salah.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
Seni Karawitan
1. X – MIA 6
2014
KARAWITAN
Tugas Akhir Semester Genap
Kevin Meilina Agatha
S M A N E G E R I 5 M A L A N G
2. Asal Usul Karawitan
Pada mulanya, nama karawitan diambil dari kata rawit yang berarti kecil, halus atau
rumit. Dilingkungan Keraton Surakarta, istilah karawitan pernah digunakan sebagai
kesenian, seperti tatah sungging, ukir, tari hingga pedhalangan.
istilah karawitan biasa digunakan untuk merujuk kesenian gamelan yang banyak
dimainkan oleh kalangan masyarakat Jawa. Istilah tersebut mengalami
perkembangan tidak hanya penggunaannya, tetapi juga pemaknaanya. Kata
karawitan dipakai untuk mengacu pada alat musik gamelan, alat musik tradisional
Indonesia yang berlaras slendro dan pelog.
Macam-Macam Karawitan
A. Karawitan Jawa
Beberapa keistimewaan gamelan Jawa terdapat pada aspek audio dan visualnya.
Keistimewaan pada aspek audio meliputi: warna bunyi (tone colour), laras (scale
system), embat (interval), dan pelayangan (sound wave), sedangkan
keistimewaan pada aspek visualnya meliputi: bentuk, konstruksi, keindahan
material yang dipakai, dan ornamennya.
Keistimewaan pada kedua aspek dan dukungan kualitas pada aspek musikalnya
mendorong masyarakat dunia untuk mengakui bahwa gamelan Jawa adalah ‘the
most sophisticated music in the world’. Negara yang sudah maju dan mempunyai
peluang untuk mempelajari musik dunia, misalnya: Amerika Serikat, Kanada,
Jepang, Eropa, Australia, dan beberapa negara lainnya telah menjadikan gamelan
Jawa sebagai lambang status pada beberapa universitasnya.
Gamelan Jawa terdiri dari kurang lebih dua puluh jenis instrumen. Bila dihitung
secara keseluruhan dapat mencapai jumlah kurang lebih tujuh puluh lima buah,
tergantung pada kebutuhan dengan rincian bahwa setiap instrumen terdiri dari
dua buah untuk masing-masing laras (Lindsay, 1979: 3). Sebagian besar
merupakan alat musik yang dikategorikan sebagai metallophone dari perunggu,
3. tetapi di dalamnya juga terdapat alat musik dari kategori lainnya, yaitu:
chordophone (rebab, siter, celempung), xylophone (gambang), aerophone
(suling) dan membranophone (kendang) (Nettl, 1992: 133). Lebih spesifik
merupakan seperangkat alat musik dengan laras tertentu (slendro atau pelog)
(Vetter, 2001: 43). Berdasarkan fungsi pada instrumentasinya dibagi menjadi dua,
yaitu: (1) instrumen yang bertugas untuk membawakan lagu (pamurba lagu), dan
(2) instrumen yang bertugas untuk mengatur irama (pamurba wirama).
B. Karawitan Sunda
Degung adalah kumpulan alat musik dari sunda. Ada dua pengertian tentang
istilah Degung, yaitu :
1. Degung sebagai nama perangkat gamelan.
2. Degung sebagai nama laras bagian dari laras salendro (berdasarkan teori
Machyar Angga Kusumahdinata).
3. Degung sebagai unit gamelan dan degung yang sebagai laras mempunyai arti
yang berlainan. Dan dalam teori tersebut, laras degung terdiri dari degung
dwiswara (tumbuk: (mi) 2 – (la) 5) dan degung triswara: 1 (da), 3 (na), dan 4
(ti).
Ada beberapa gamelan yang pernah ada dan terus berkembang di Jawa Barat,
antara lain :
1. Gamelan Salendro
Gamelan salendro ini biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang,
tari, kliningan, jaipongan dan lain-lain.
2. Gamelan Pelog
Gamelan pelog fungsinya hampir sama dengan gamelan salendro, akan tetapi
kesenian gamelan pelog kurang begitu berkembang dan kurang akrab di
masyarakat dan jarang dimiliki oleh grup-grup kesenian di masyarakat. Hal ini
menandakan cukup terwakilinya seperangkat gamelan dengan keberadaan
gamelan salendro.
4. 3. Gamelan Degung
Gamelan degung merupakan kesenian gamelan yang dirasakan cukup mewakili
kekhasan masyarakat Jawa Barat.
4. Gamelan Ajeng
Gamelan ini berlaras salendro yang masih terdapat di kabupaten Bogor.
5. Gamelan Renteng
Gamelan renteng terdapat di beberapa tempat di Jawa Barat, salah satunya di
Batu Karut, Cikalong kabupaten Bandung. Melihat bentuk dan interval
gamelan renteng, ada pendapat bahwa kemungkinan besar gamelan degung
yang sekarang berkembang, berorientasi pada gamelan Renteng.
Dalam sejarah gamelan degung (sunda), degung merupakan salah satu gamelan
khas dan asli hasil kreativitas masyarakat Sunda. Gamelan yang kini jumlahnya
telah berkembang dengan pesat, diperkirakan awal perkembangannya sekitar
pada akhir abad ke-18 atau pada awal abad ke-19. Jaap Kunst yang mendata
gamelan yang ada di seluruh pulau Jawa, yang ditulis dalam bukunya Toonkunst
van Java (1934), mencatat bahwa degung terdapat di beberapa tempat, antara
lain : Bandung, Sumedang, Cianjur, Ciamis, Kasepuhan, Kanoman, Darmaraja,
Banjar, Singaparna.
C. Karawitan Bali
Gamelan Bali memiliki perbedaan dengan gamelan jawa yaitu bentuk wilah (bilah
pada saron) lebih tebal, bentuk pencon (bentuk gamelan seperti bonang) lebih
banyak daripada wilah, dan ritme lebih cepat.
Gamelan Bali disebut dengan rincikan dan berikut adalah nama-nama gamelan
bali: Jiyèng, Réyong, Kanthil, Gangsé, Jigog, Jublak, Gong, Kenong, Kethuk, Cèng-
cèng (kecrak), Kendang, Gendèr, Suling.
Di Bali, gamelan bali digunakan dalam berbagai upacara ritual Bali, seperti
“Potong Gigi”, yaitu sebuah ritual upacara yang menandakan seorang anak sudah
memsuki masa remaja. Namun, pada perkembangannya, penggunaan gamelan
semakin luas dalam berbagai kesenian.
5. Peralatandalam Karawitan
1. Kempul dan Gong
Kempul merupakan instrumen gamelan yang bertugas
pada bagian irama. Bentuknya seperti pencon bonang
barung bagian bawah yang bergantung pada gayor,
akan tetapi ukurannya besar-besar. Pada perangkat
gamelan yang lengkap, biasanya laras pelog dan laras
slendro mempunyai kempul tersendiri. Nada-nada
kempil sesuai dengan nada-nada saron. Cara memainkan instrumen ini adalah dengan
cara dipukul menggunakan bendha (sejenis bindhi yang berbentuk bulat).
Sedangkan untuk Gong berfungsi sebagai finalis lagu.
Bentuk gong sama persis dengan bentuk kempul,
hanya saja ukurannya lebih besar. Gong yang
ukurannya sedikit lebih besar dinamakan suwukan.
Sedangkan yang paling besar dinamakan gong ageng.
2. Bonang
Bonang adalah salah satu instrumen gamelan yang bertugas dibagian lagu. Cara
Menabuhnya adalah dengan cara di pukul dengan dua bindhi pada bagian
pencu/pencon-nya. Instrumen Bonang ada tiga macam, yaitu:
a. Bonang Barung (ukuran sedang)
Biasanya bonang barung dimainkan sebagai penguasaan ketukan awal/ pembukaan
patokan tempo, juga patokan dinamika.
6. b. Bonang penerus (ukurannya lebih kecil)
Bonang penerus dibunyikan setengah ketuk dari bonang barung. Sehingga apabila
dibunyikan bersamaan, akan menimbulkan efek suara bersahutan. Jumlah
kepigannya sama dengan bonang barung, tetapi notasinya satu oktaf lebih tinggi.
c. Bonang penembung (ukurannya lebih besar dari bonang barung)
Pencon-pencon bonang ditata berjajar dalam dua baris. Baris atas biasa disebut
Jaleran atau Brunjung, sedangkan yang bawah disebut setren atau dhempok.
3. Suling
Suling adalah alat musik dari keluarga alat
musik tiup kayu atau terbuat dari bambu.
Suara suling berciri lembut dan dapat
dipadukan dengan alat musik lainnya dengan
baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran
keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau
logam yang dilapisi perak.
7. 4. Kenong dan Kethuk
Kenong dan Kethuk merupakan instrumen gamelan yang berbentuk pencon-
pencon besar seperti pencon bonang bagian atas. Instrumen kethuk cara
memainkannya ditabuh menggunakan bindhi dengan satu tangan. Sedangkan
Kenong menggunakan dua buah bindhi dengan dua tangan. Fungsi Kenong dan
Kethuk pada gamelan adalah sebagai pemangku irama dan pembatas kalimat dalam
suatu gendhing.
5. Slenthem
Slenthem merupakan salah satu instrumen gamelan yang
terdiri dari lembaran lebar logam tipis yang diuntai dengan
tali dan direntangkan di atas tabung-tabung dan
menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti
nada saron, ricik, dan balungan bila ditabuh. Beberapa
kalangan menamakannya sebagai gender penembung. Seperti halnya pada
instrumen lain dalam satu set gamelan, slenthem tentunya memiliki versi slendro dan
versi pelog. Wilahan Slenthem Pelog umumnya memiliki rentang nada C hingga B,
sedangkan slenthem slendro memiliki rentang nada C, D, E, G, A, C'.
6. Kendhang
kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam gamelan
Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya mengatur
irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat
bantu. Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang
menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan
ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa
disebut kendang kalih.
8. 7. Rebab
Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan
yang tercakup dalam suatu membran seperti perkamen
atau kulit domba dan memiliki leher panjang terpasang. Ada
leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu,
dua atau tiga senar. Tidak ada papan nada. Alat musik ini
dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai.
Busurnya biasanya lebih melengkung daripada biola.
8. Gender
Gender adalah alat musik pukul logam (metalofon)
yang menjadi bagian dari perangkat gamelan Jawa
dan Bali. Alat ini memiliki 10 sampai 14 bilah logam
(kuningan) bernada yang digantungkan pada berkas,
di atas resonator dari bambu atau seng, dan diketuk
dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah dari
kayu (Bali) atau kayu berlapis kain (Jawa).
9. Gambang
Gambang adalah alat musik tradisional yang terdiri dari 18 bilah bambu yang
dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini digunakan dalam kesenian gambang
kromong Betawi.
9. 10. Saron
Saron atau yang biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan
yang termasuk keluarga balungan.
Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya memiliki versi
pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada
demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari
kayu, dengan bentuk seperti palu.
ContohNot GamelanJawa
Lanc. “GUGUR GUNUNG”PL. Br.
Buka : . 3 2 3 . 6 . 5 . 7 . 6 . 2 2(2)
. 6 . 7 . 6 . 7 . 3 . 5 . 7 . (6)
. 2 . 7 . 2 . 7 . 6 . 5 . 2 . (3)
. 5 . 6 . 5 . 6 . 2 . 3 . 6 . (5)
. 2 . 3 . 2 . 3 . 6 . 5 . 3 . (2)