SlideShare a Scribd company logo
KESEHATAN REPRODUKSI
& KB
MODUL
Kesehatan Reproduksi 1
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Ida Prijatni
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 4
KEGIATAN BELAJAR I
Konsep Kesehatan Reproduksi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Daftar Isi
Cover											
Daftar Isi										i
Daftar Istilah										ii
Pendahuluan 									1
Kegiatan Belajar 1: Konsep Kesehatan Reproduksi				 3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
ISTILAH KETERANGAN
supply – demand
Pendekatan Siklus Kehidupan
Peer pressure
Rasa rendah diri
Infanticide
Tekanan teman sebaya
Unsave abortion
Pembunuhan terhadap bayi
Unwanted pregnancy
Abortus yang tidak aman
PKRET
Kehamilan yang tidak dikehendaki
PKRKT
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
Terpadu
PKRKT
Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Komprehensif Terpadu
Daftar Istilah
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Kebesaran Allah didunia ini salah satunya adalah “ diciptakanNya manusia “ den-
gan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Perbedaan antara dua jenis kelamin itu adalah
bahwa perempun diberi kemampuan untuk bereproduksi, yaitu dengan melalui proses
hamil, melahirkan dan menyusui bayinya sedangkan laki- laki tidak. Untuk itu laki-laki
dan perempuan perlu meningkatkan pengetahuanya mengenai Kesehatan Reproduksi
agar tercipta kondisi kesehatan reproduksi yang optimal di masyarakat. Dan sudah se-
harusnya pelayanan kesehatan reproduksi berspektif gender, artinya pelayanan kese-
hatan reproduksi harus responsif terhadap kepentingan laki-laki dan perempuan.
Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Bd 205 ini akan dibahas pada Modul Kesehatan
Reproduksi I dan II. Sekarang diawali dengan bahasan Modul I yang dikemas dalam tiga
kegiatan belajar dan disusun dengan urutan sebagai berikut :
1.	 Kegiatan Belajar I : Konsep Kesehatan Reproduksi
2.	 Kegiatan Belajar II : Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
3.	 Kegiatan Belajar III : Isu-isu Kesehatan perempuan
	 Setelah mempelajari Modul ini, diharapkan Anda akan dapat 1). Menjelaskan kon-
sep kesehatan reproduksi 2). Menguraikan konsep gender dalam kesehatan reproduksi
perempuan 3). Mendeskripsikan isu-isu kesehatan perempuan. Dengan pemahaman
tentang kesehatan reproduksi ini, diharapkan Anda akan mampu menggunakan pen-
getahuannya untuk membantu perempuan maupun laki-laki yang mencari atau mem-
butuhkan pelayanan kesehatan reproduksi. Perlu diketahui untuk dapat memahami isi
modul ini diperlukan kemampuan Anda untuk menyelesaikan setiap tahap kegiatan be-
lajar secara berurutan.
	 Hambatan sosial, budaya dan ekonomi yang dihadapi sepanjang hidup perem-
puan merupakan akar permasalahan buruknya kesehatan perempuan, karena perem-
puan mengalami kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui. Status Kesehatan perem-
puan semasa kanak- kanak dan remaja menpengaruhi kondisi kesehatanya saat hamil
dan bersalin. Nutrisi, tingkat pendidikan, nilai sosial budaya dan sistem kesehatan yang
diakses, situasi ekonomi, serta kualitas hubungan seksual mempengaruhi perempuan
dalam menjalankan masa-masa reproduksinya. Oleh karena itu bidan yang berada di
ujung tombak harus dapat pemberikan pelayanan sesuai dengan masa kritis yang di-
alami oleh perempuan sehingga diharapkan perempuan mempunyai kehidupan yang
berkualitas.
	 Sebagai prasyarat atau bekal dasar agar Saudara bisa mempelajari modul ini den-
gan baik, maka diharapkan Saudara sudah mempelajari anatomi fisiologi reproduksi
pada perempuan dan laki-laki pada pembelajaran di semeter satu.
	 Agar proses pembelajaran untuk materi kuliah kesehatan reproduksi ini, dapat
berjalan dengan lancar, diharapkan Saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai
berikut :
1.	 Perhatikan dan pahami terlebih dahulu materi yang disajikan dengan cara mem-
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
bacanya dengan teliti, dan berulang -ulang dan penuh konsentrasi, bila masih
belum paham pelajari dan baca sekali lagi.
2.	 Disetiap akhir kegiatan belajar tersedia tes formatif. Kerjakan tes tersebut sebagai
sarana untuk latihan dan refleksi kemampuan Saudara dalam memahami materi
modul ini. .
3.	 Selain ada tes formatif diakhir pembelajaran juga ada penugasan, kerjakan penu-
gasan dengan baik, bacalah dulu soal dan berikan jawaban secara singkat tetapi
jelas
4.	 Catatlah setiap kesulitan yang saudara dapatkan dalam mempelajari modul I ini
untuk ditanyakan kepada dosen atau instruktur pada saat bertatap muka
5.	 Bacalah referensi lain yang berkaitan dengan materi modul ini, agar wawasan
pengetahuan Saudara dapat diperluas.
6.	 Keberhasilan proses pembelajaran Saudara sangat tergantung pada kesunggu-
han saudara dalam mempelajari dan mengerjakan latihan dalam modul ini. Un-
tuk itu berlatihlah dengan tekun, kapanpun Saudara memiliki waktu untuk mem-
pelajarinya.
	 Saudara peserta Diklat Jarak Jauh, selamat belajar. Semoga saudara sukses da-
lam mempelajari modul ini dan berbekal pengetahuan tersebut diharapkan Saudara
mampu memberikan Asuhan kebidanan dalam kesehatan reproduksi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Kegiatan
Belajar 1
Konsep Kesehatan Reproduksi
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini diharapkan Saudara mampu memahami konsep kesehatan
reproduksi
Setelah mengikuti Kegiatan Belajar I, saudara diharapkan mahasiswa mampu untuk :
1. 	 Menjelaskan konsep kesehatan reproduksi
2. 	 Menguraikan hak-hak kesehatan reproduksi
3. 	 Mendeskripsikan paket pelayanan kesehatan reproduksi terpadu dan situasi
	 kesehatan reproduksi di Indonesia
	 Didalam kegiatan belajat 1 ini yang pertama dibahas adalah tentang Konsep Kes-
ehatan Reproduksi, meliputi definisi kesehatan reproduksi, tujuan Kesehatan reproduk-
si,. Sasaran Kesehatan reproduksi, Faktor yang mempengaruhi Kesehatan Reproduksi,
Pendekatan siklus kehidupan,dan Ruang Lingkup Kesehatan reproduksi. Kemudian beri-
kutnya dibahas pula Hak-hak reproduksi dan terakhir dibahas tentang Paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Terpadu, dan situasi Kesehatan Reproduksi di Indonesia.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
Uraian
Materi
1.	 KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI
	 Berawal dari konsep pemikiran tentang kesehatan reproduksi wanita dan demi
tercapainya pembangunan kesehatan, serta untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi – tingginya, maka wanita sebagai penerima pelayanan kesehatan, sebagai an-
ggota keluarga dan sebagai pemberi pelayanan kesehatan, harus berperan dalam kel-
uarga, supaya anak dapat tumbuh dan berkembang dengan normal dan sehat sampai
masa dewasa sebagai generasi muda yang berkualitas.
	 Oleh karena itu seyogyanya perempuan diberi perhatian khusus, karena wani-
ta menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi laki-laki berkaitan den-
gan fungsi reproduksinya. Masih adanya praktek tradisional yang merugikan baik bagi
kesehatan perempuan secara umum maupun bagi ibu hamil, adanya ketidaksetaraan
bagi perempuan dalam akses pendidikan, pekerjaan, pengambilan keputusan dan sum-
ber daya yang tersedia. Berdasarkan pemikiran di atas, maka kesehatan perempuan
merupakan aspek yang paling penting karena akan berpengaruh pada kesehatan anak-
anak. Karena itu perempuan diberi kebebasan dalam menentukan hal mana yang pal-
ing baik menurut dirinya dan sesuai dengan kebutuhannya sendiri, dimana ia sendiri
yang harus memutuskan perlakuan atas tubuhnya sendiri
Apa yang dimaksud dengan Kesehatan Reproduksi ?
	 Sebelum dibahas lebih luas konsep Kesehatan Reproduksi, sebaiknya Saudara
terlebih dahulu mengetahui apa definisi dari kesehatan reproduksi. Beberapa definisi
Kesehatan Reproduksi antara lain sebagai berikut :
•	 WHO, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, namun kondisi utuh da-
lam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta pros-
esnya.
Dengan penjelasan diatas mungkin timbul pertanyaan pada
diri Saudara, jadi apa yang dimaksud dengan Kesehatan
Reproduksi ? Apa saja tujuan, siapa sasarannya dan faktor
apa saja yang mempengaruhi kesehatan reproduksi perem-
puan ?
Untuk lebih jelasnya, silakan Saudara pelajari materi
dibawah ini satu – persatu
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
•	 ICPD (1994 ) di Kairo, kesehatan reproduksi adalah keadaan sempurna fisik,
mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau
kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fung-
si serta proses.
•	 BKKBN (1996 ), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik
dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan
sistem dan fungsi serta proses reproduksi,. Keadaan sehat bukan hanya kondisi
yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertak-
wa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kondisi spiritual yang memiliki hubungan
yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga
dengan masyarakat dan lingkungan.
•	 Ida Bagus Gde Manuaba, 1998
	 Kemampuan seseorang untuk dapat memanfaatkan alat reproduksinya dengan
mengukur kesuburanya, dapat menjalani kehamilan dan persalinannya, serta
aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun ( Well Health Mother and baby )
dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal
•	 Depkes RI (2000) adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup
fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta pros-
es reproduksi. Pemikiran kesehatan reproduksi bukanlah sekedar kondisi yang
bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan
seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.
Apakah Tujuan Kesehatan Reproduksi ?
	 Adapun tujuan kesehatan reproduksi ada dua yaitu: 1. memberikan pelayanan
Kesehatan Reproduksi yang komprehensif kepada perempuan termasuk kehidupan
seksual dan hak-hak reproduksi perempuan. 2. meningkatkan kesadaran dan kemandi-
rian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, yang pada akhirnya
dapat membawa pada peningkatan kualitas kehidupanya. Dari tujuan umum tersebut
dapat dijabarkan empat tujuan khusus yaitu :
1. 	 Meningkatkan kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi repro-
duksinya,
2.	 Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan
hamil, jumlah dan jarak kehamilan;
3.	 Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari per-
ilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan
dan anak-anaknya;
4. 	 Memberikan dukungan kepada wanita agar dapat membuat keputusan sendiri
yang berkaitan dengan proses reproduksinya. Dukungan berupa pengadaan in-
formasi dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan wanita dalam menca-
pai kesehatan reproduksi secara optimal.
Dari kelima definisi di atas, cobalah Saudara buat
kesimpulan tentang Kesehatan Reproduksi yang lebih
lengkap !
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
	 Tujuan di atas ditunjang oleh Undang-undang No. 23/1992, bab II pasal 3 yang
menyatakan: “Penyelenggaraan upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan dera-
jat kesehatan yang optimal bagi masyarakat”. Dalam bab III pasal 4 “Setiap orang men-
punyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Apakah Sasaran Kesehatan Reproduksi ?
	 Sasaran Kesehatan Reproduksi dibagi menjadi sasaran “ utama “, dan sasaran ”
antara ”, adapun sasaran utama Kesehatan Reproduksi adalah laki-laki dan perempuan
usia subur, remaja putra dan putri yang belum menikah dan kelompok resiko yaitu :
pekerja sex, masyarakat yang termasuk keluarga pra sejahtera sedangkan sasaran “
antara “ adalah petugas kesehatan dan pemberi layanan yang berbasis masyarakat.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Kesehatan reproduksi?
Kesehatan Reproduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, secara garis besar dapat
dikelompokan menjadi empat golongan atau faktor yang dapat berdampak buruk bagi
keseshatan reproduksi yaitu :
a.	 Faktor sosial-ekonomi dan demografi
	 Beberapa contoh faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi Kesehatan Repro-
duksi yaitu kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan ten-
tang perkembangan seksual dan proses reproduksi, juga usia pertama melaku-
kan hubungan sexsual, usia pertama menikah, usia pertama hamil. Sedangkan
faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi Kesehatan Reproduksi adalah dinilai
dari tingkat pendidikan, akses terhadap pelayanan kesehatan, status pekerjaan,
tingkat kemiskinan, rasio melek huruf, ratio remaja tidak sekolah atau tidak tamat
SD, serta lokasi /tempat tinggal yang terpencil
b.	 Faktor Budaya dan Lingkungan
	 Faktor budaya dan lingkungan mencakup pandangan agama , status perempuan,
ketidaksetaraan 	 gender, lingkungan tempat tinggal dan bersosialisasi, persep-
si masyarakat tentang fungsi, hak dan tanggung jawab reproduksi individu, ser-
ta dukungan atau komitmen politik, praktek tradisional yang berdampak buruk
pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rezeki, informasi
tentang fungsi reproduksi yang membingunkan anak remaja karena saling berla-
wanan satu sama lainya dlsb.
c.	 Faktor Psikologis
	 Faktor psikologis misalnya rasa rendah diri ( “ low self esteem “ ) wanita terhadap
laki-laki yang membeli kebebasanya secara materi, tekanan teman sebaya ( “ peer
pressure “ ), tindak kekerasan dirumah/ lingkungan terdekat dan ketidak harmon-
isan orang tua.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
d.	 Faktor Biologis
	 Faktor ini meliputi keadaan gizi buruk kronis, anemia, kelainan bawaaan organ
reproduksi, radang panggul atau adanya keganasan pada alat reproduksi, cacat
pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual dlsb.
	 Pengaruh dari semua faktor diatas dapat dikurangi dengan strategi penangan
yang tepat guna, terfokus pada penerapan hak reproduksi wanita dan pria dengan
dukungan disemua tingkat administrasi, sehingga dapat diintegrasikan kedalam berb-
agai program kesehatan, pendidikan, sosial dam pelayanan non kesehatan lain yang
terkait dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Apakah yang dimaksud Pendekatan Siklus Kehidupan pada Perempuan ?
	 Pendekatan siklus kehidupan pada perempuan dini perlu diketahui, karena sta-
tus kesehatan perempuan semasa kanak-kanak dan remaja mempengaruhi kondisi
kesehatan saat memasuki masa reproduksi yaitu saat hamil, bersalin dan masa nifas.
Hambatan sosial, budaya dan ekonomi yang dihadapi sepanjang hidup perempuan
merupakan akar masalah yang mendasar yang menyebabkan buruknya kesehatan ma-
ternal saat hamil, bersalin dan masa nifas. Dan ini dapat terjadi jauh sebelum memasuki
usia reproduksi.
Setelah memperhatikan penjelasan diatas, apakah ada faktor lain
yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan reproduksi
yang saudara rasakan saat ini ?
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
	 Keadaan lain seperti tingkat pendidikan, kualitas dan kuantitas makanan, nilai
dan sikap, sistem kesehatan yang tersedia dan bisa diakses, situasi ekonomi, serta kual-
itas hubungan seksualnya mempengaruhi perempuan dalam menjalankan masa repro-
duksinya selama siklus kehidupanya.
	 Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Re-
produksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan
kebutuhan penannganan sistem reproduksi perempuan dalam setiap fase kehidupan,
serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kes-
ehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, karena bila tidak
ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan se-
lanjutnya. Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu: Masa Konsepsi,
Masa Bayi dan anak, Masa Remaja, Masa Usia subur dan Masa Usia lanjut. Dibawah ini
dijelaskan masing – masing masa dalam siklus hidup :
1.	 Masa Konsepsi, pada masa ini kita harus memberi perlakuan sama terhadap
janin laki-laki/perempuan, pelayanan antenatal yang adequat, persalinan aman
dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir. Antenatal yang adequat, memberikan
penyuluhan kesehatan dan pencegahan.
	 Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin,
BBLR, kurang gizi (malnutrisi), Pendekatan pelayanan yang dapat dilakukan yaitu
dengan pemeriksaan penyakit yang mungkin timbul dengan mengadakan skren-
ing genetik.
2.	 Masa Bayi dan anak, pada masa ini yang harus diperhatikan pemberian Inisiasi
Menyusi Dini ( IMD ), ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak, memantau tumbuh
Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang, pemberian
Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit, pencegahan dan penanggulan-
gan kekerasan, memberikan pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak
laki-laki dan perempuan.
	 Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin
misalnya laki- laki lebih diperhatikan dari pada perempuan, sunat perempuan,
kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian berat badn lahir rendah ( BBLR )
, penyakit lain disemua usia yang mungkin timbul dan kekerasan pada anak.
	 Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pe-
layanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal,
menyusui serta pemberiansuplemen,dll.
3.	 Masa Remaja, masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 ta-
hun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa
terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang
dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kede-
wasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk
melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia
ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi
hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkem-
bangan sistem reproduksi.
	 Pendekatan yang dapat dilakukan : yaitu dengan pemberian gizi seimbang,
Informasi tentang kesehatan reproduksi, pencagahan kekerasan, termasuk sek-
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
sual, Pencegahan terhadap ketergantungan napza, perkawinan pada usia yang
wajar, pendidikan, peningkatan keterampilan, peningkatan penghargaan diri,
peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman. Masalah seksual yang
sering ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat
(alkohol, obat, tembakau), kekerasan gender, praktik tradisional berbahaya, per-
ilaku seks tidak aman,kehamilan remaja, aborsi tidak aman,ISR/IMS/HIV/AIDS.
	 Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi; konseling tentang perubahan hu-
kum/sosial, pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan, pengobatan, kontrasep-
si yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan dalam keluarga, konseling.
4. 	 Usia subur, usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubung-
kan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin
terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar
rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar se-
lalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan
lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan
berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak,
dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mu-
lai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah
endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul
saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita
kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-
apa.
	 Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan
berbagai kondisi, 	 malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan sek-
sual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
	 Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan kepada perempuan
usia subur, memberikan suplemen, pencegahan primer Infertilitas, deteksi dini
kanker payudara dan kanker serviks, mencegah terjadinya aborsi tidak aman,
penggunaan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab,
pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum
pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi lain yang men-
dukung kesehatan perempuan.
5.	 Usia Lanjut, yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60
tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif
dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita melakukan pemeriksaan
kesehatannya secara teratur.
	 Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: adalah adanya problem meno/
andro-pause dan timbulnya penyakit degeneratif, termasuk rabun, gangguan
mobilitas dan osteoporosis.deteksi dini kanker rahim dan kanker rahim penya-
kit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi,
payudara/kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS.
	 Pendekatan yang dapat dilakukan: Prioritas utamanya adalah menjaga agar
tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suple-
men yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara
intelektual dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, in-
formasi dan deteksi dini kanker serviks, gizi
	 seimbang untuk lansia, olah raga ringan secara teratur, penaganan penyakit de-
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
generatif yang adequat, pencegahan terjadinya farktur karena adanya osteoporo-
sis dan penambahan hormone.
Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
	 Ruang Lingkup Kesehatan reproduksi sangat luas. Didalam Kebijakan dan Strate-
gi Nasional, Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi di Indonesia meliputi Kesehatan ibu
dan anak, Keluarga Berencana, Pencegahan dan penularan Penyakit Menular Seksu-
al (PMS), pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi, Kesehatan reproduksi
remaja, pencegahan dan penanganan infertilitas, Kanker pada usia lanjut dan osteopo-
rosis. Namun demikian bila dicermati lebih lanjut Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
dapat juga meliputi hal-hal seperti dibawah ini :
a.	 Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan
	 Ruang lingkup Kesehatan Reproduksi itu sangat luas, mencakup keseluruhan ke-
hidupan manusia sejak dilahirkan sampai mati, sehingga pendekatan yang digu-
nakan adalah pendekatan siklus hidup ( life cycle approach ) yang didalamnya
termasuk isu kesetaraan gender, martabat dan pemberdayaan perempuan, serta
peran dan tanggung jawab laki- laki.
	 Masalah Kesehatan reproduksi ini mencakup masalah kesehatan perempuan,
morbiditas dan mortalitas perempuan, yang behubungn dengan dengan kehami-
lan, persalinan dan masa nifas serta masa menunda kehamilan yang dipengaruhi
dengan keadaan kurang gizi, anemia, komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas
serta infertilitas.
Setelah memahami penjelasan Pendekatan Siklus
kehidupan pada perempuan, coba sebutkan kembali
3
( tiga ) masalah yang mungkin timbul di setiap tahap
masa kehidupan !
Setelah dijelaskan tentang definisi, tujuan, sasaran
dan pendekatan siklus kehidupan perempuan, apakah
saudara sudah memahami tentang Konsep
Kesehatan Reproduksi ?
Bacalah berulang – ulang bila ada kesempatan !!
Sekarang kita akan melanjutkan dengan memba-
has tentang Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi?,
menurut saudara apa yang dimaksud dengan ruang
lingkup Kesehatan Reproduksi ?
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
	 Peranan sosial budaya terhadap Kesehatan Reproduksi yaitu sikap atau pandan-
gan masyarakat terhadap kesuburan dan kemandulan, nilai anak, sikap mas-
yarakat terhadap perempuan hamil.
	 Ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi dan KB, serta keterjangkauan se-
cara ekonomi untuk kelompok perempuan, bayi dan anak-anak, terutama balita.
Selain itu adanya intervensi pemerintah terhadap masalah reproduksi misalnya
adanya program keluarga Berencana dan Perundangan – undanganya.
b.	 Masalah gender dan seksualitas
	 Pengendalian sosial budaya terhadap masalah seksualitas, norma sosial tentang
perilaku seks, homoseks, poligami, dan perceraian. Juga masih ada intervensi pe-
merintah misalnya adanya Undang-undang pornografi, pelacuran, pendidikan
seksualitas. Juga adanya seksualitas pada kalangan remaja, status dan peranan
perempuan dan perlindungan terhadap perempuan bekerja.
c.	 Masalah yang berkaitan dengan kehamilan tidak diinginkan
	 Masalah ini meliputi infanticide, aborsi terutama yang unsafe abortion, dampak
Unwanted Pregnancy terhadap kesehatan perempuan dan keluarga, serta kebija-
kan pemerintah dalam menghadapi hal tersebut diatas.
d.	 Masalah kekerasan dan pemerkosaan terhadap perempuan
	 Kecenderungan melakukan pemerkosaan dan dampaknya terhadap perempuan,
norma sosial terhadap kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ),sikap masyarakat
terhadap kekerasan dan pemerkosaan dan pelacuran, dan langkah-langkah un-
tuk mengatasi masalah tersebut.
e.	 Masalah Infeksi Menular Seksual ( IMS )
	 Infeksi menular Seksual seperti gonore, sipilis, klamidia dan herpes, serta HIV/
AIDS. Dampak sosial ekonomi dari IMS, sikap masyarakat terhadap IMS, dan upa-
ya pemerintah untuk mengatasi IMS termasuk pelayanan kesehatan untuk Peker-
ja Seksual Komersial.
a)	 Masalah Pelacuran
	 Demografi pelacuran atau PSK, faktor pendorong pelacuran dan sikap mas-
yarakat terhadapnya, serta dampak kesehatan reproduksi pada pelacur itu
sendiri, konsumen dan keluarganya.
b)	 Masalah Tehnologi
	 Tehnologi ini yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi yaitu, teh-
nologi reproduksi dengan bantuan ( inseminasi buatan dan bayi tabung),
gender fetal skrining, genetik skrining, kesamaan kesempatan dan keterjang-
kauan, etika dan hukum yang berkaitan dengan tehnologi reproduksi
Begitu luas Ruang Lingkup Kesehatan
Reproduksi, Ruang Lingkup mana yang sesuai dengan
kewenangan bidan ?
Coba saudara identifikasi !
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
2.	 HAK- HAK REPRODUKSI.
	 Seperti saudara ketahui
bahwa pelayanan kesehatan re-
produksi diperlukan untuk me-
menuhi kebutuhan perempuan
sebagaimana mereka inginkan,
serta mengetahui bahwa kebutu-
han-kebutuhan ini sangat berag-
am dan saling terkait satu dengan
yang lain. Hak Reproduksi mau-
pun akses untuk mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Reproduksi
adalah penting, sehingga perem-
puan dapat:
• Mempunyai pengalaman dalam kehidupan seksual yang sehat, terbebas dari
penyakit, kekerasan, ketidakmampuan, ketakutan, kesakitan, atau kematian yang
berhubungan dengan reproduksi dan seksualitas
• Mengatur kehamilannya secara aman dan efektif sesuai dengan keinginannya,
menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan, dan menjaga kehamilan sampai
waktu persalinan
• Mendorong dan membesarkan anak-anak yang sehat seperti juga ketika mereka
menginginkan kesehatan bagi dirinya sendiri.
	 Sesuai dengan hasil International Conference on Population Development ( ICPD
) tahun 1994, hak Reproduksi adalah hak – hak dasar setip pasangan maupun individu
untuk secara bebas dan bertanggung jawab memutuskan jumlah, jarak kelahiran dan
waktu untuk memiliki anak dan mendapatkan informsi serta cara melakukanya, terma-
suk hak untuk mendapatkan standar tertinggi kesehtan reproduksi dan juga kesehatan
seksual
	 Hak-hak reproduksi ini dipandang penting artinya bagi setiap individu demi ter-
wujutnya kesehatan individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani ses-
uai norma – norma hidup sehat. Dibawah ini terdapat hak-hak reproduksi perempuan.
1.	 Hak mendapatkan informasi dan pendidikn kesehatan reproduksi
2.	 Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3.	 Hak untuk kebebsan berfikir dan membuat keputusan tentang kesehatan repro-
duksi
4.	 Hak untuk memutuskn jumlah anak dan jarak kelahiran anak
5.	 Hak untuk hidup dan terbebas dari resiko kematian akibat kehamilan, kelahiran
atau masalah gender
6.	 Hak atas kebebasan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan reproduksi
7.	 Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk yng menyangkut kese-
hatan reproduksi
8.	 Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kes-
ehatan reproduksi
9.	 Hak atas kerahasiaan pribadi dalam men jalankan kehidupan reproduksinya
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
10.	Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
11.	Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang bernuansa kese-
hatan reproduksi
12.	Hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi dalam kesehatan reproduksi
	 Hak – hak reproduksi berlaku untuk semua perempuan dan laki-laki dewasa tanpa me-
mandang status kewarganegaraanya. Mereka berhak untuk mengetahui tentang seksu-
alitas dan kesehatan reproduksinya, serta pelyananya, termsuk pengaturan kesuburan.
Bagaimana mewujudkan hak- hak reproduksi ?
•	 Memperluas jangkauan pelayanan terhadap perempuan yang mempunyai kebutuhan
akan hal-hal yang berkaitan dengan masalah reproduksi dan kesehatan seksual;
•	 Secara intensif melatih dan memberikan supervisi kepada staf dan memberlakukan
sistem-sistem yang memberikan kualitas pelayanan yang baik, tidak hanya terpaku ke-
pada jumlah klien yang dapat dilayani;
•	 Merancang pelayanan yang menjaga hak-hak perempuan dan mendorong pember-
dayaannya;
•	 Menyediakan informasi dan pelayanan terhadap perempuan yang lebih muda atau lebih
tua dari usia reproduksi, tanpa melihat status perkawinannya;
•	 Mendorong dan mendukung peran laki-laki untuk ikut ambil bagian dalam pembagian
tanggung jawab terhadap tingkah laku seksual dan reproduksinya, masa kehamilan, kes-
ehatan ibu dan anak, penjarangan kehamilan, infeksi PMS dan HIV/AIDS serta kekerasan;
dan
•	 Mendukung penelitian untuk mengisi kesenjangan terhadap pengetahuan yang berkai-
tan dengan masalah teknologi dan pelayanan termasuk di dalamnya adalah microbi-
cides, metode-metode untuk men-diagnosa PMS, pengobatan PMS yang terjangkau ser-
ta pelayanan kegawatdaruratan kebidanan.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan adalah:
•	 Program-program dan pelayanan harus dirancang sesuai dengan kondisi-kondisi yang
ada dan menjamin bahwa pelayanan ini dapat dimanfaatkan dan dijangkau oleh seluruh
perempuan;
•	 Rancangan program dan penerapannya harus melibatkan perempuan dari berbagai
latar-belakang; dan
•	 Program harus mendukung baik laki-laki maupun perempuan dalam hal pembagian
tanggung jawab dari tingkah laku seksual, masa subur, dan kesehatannya serta ke-
beradaan pasangan dan anak-anaknya.
Bagaimana Hak Reproduksi dapat Terjamin?
•	 Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus mengambil langkah-langkah yang
tepat untuk menjamin semua pasangan dan individu yang menginginkan pelayanan kes-
ehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya terpenuhi;
•	 Hukum-hukum dan kebijakan-kebijakan harus dibuat dan dijalankan untuk mencegah
diskriminasi, pemaksaan dan kekerasan yang berhubungan dengan sekualitas dan mas-
alah reproduksi; dan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
•	 Perempuan dan laki-laki harus bekerja sama untuk mengetahui haknya, men-
dorong agar pemerintah dapat melindungi hak-hak ini serta membangun dukun-
gan atas hak-hak tersebut melalui pendidikan dan advokasi.
Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujutkan
pemenuhan hak-hak reproduksi adalah :
1.	 Promosi hak-hak reproduksi, dilaksanakan dengan menganalisis perundang-un-
dangan, peraturan dan kebijakan yang saat ini berlaku apakah sudah seiring dan
mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak melupakan kondisi lokal sosial bu-
daya masyarakat. Pelaksanaan upaya pemenuhan hak reproduksi memerlukan
dukungan secara politik, dan legislatif sehingga bisa tercipta undang-undang hak
reproduksi yang memuat aspek pelanggaran hak-hak reproduksi
2.	 Advokasi hak- hak reproduski, dimaksudkan untuk mendapat dukunagn komit-
men dari para tokoh politik, agama, tokoh masyarakat, LSM, dan swasta.
3.	 Konseling, informasi dan edukasi ( KIE ) hak-hak reproduksi, dengan KIE diharap-
kan masyarakat semakin mengerti hak-hak reproduksinya sehingga sama-sama
mewujutkanya.
4.	 Sistem pelayanan hak-hak reproduksi
3.	 PAKET PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI TERPADU ( PKRT ) dan SITUASI
KESEHATAN REPRODUKSI DI INDONESIA
a.	 Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu ( PKRT )
	 Pada prinsipnya pelayanan kesehatan reproduksi diselenggarakan dalan “ one
stop service “ yang artinya adalah dimana klien dapat menerima semua jenis pelayanan
yang dibutuhkan pada saat satu kali kunjungan. Dalam memenuhi prinsip – prinsip
penyelenggaraan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu diatas, maka setiap kabu-
paten / kota diharapkan memiliki minimal 4 ( empat ) puskesmas Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Terpadu ( PKRT )
	 Karena ruang lingkup Kesehatan reproduksi yang luas dan mencakup beberap
komponen, maka pelayanan harus diberikan secara terpadu dan berkualitas, yang me-
menuhi unsur komunikasi, informasi dan edukasi ( KIE ) dengan memperhatikan hak
reproduksi individu / perorangan. Pelayanan terpadu tersebut harus dilaksanakan den-
gan berorientasi kepada kebutuhan klien.
Sebagai seorang bidan, saudara mensosialisasikan
hak-hak reproduksi tersebut kepada perempuan-
perempuan didalam wilayah kerjamu ,
coba jelaskan !
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
	 Sesuai dengan Undang-Undang No. 32/ 1992 dan Undang – Undang No. 10/1992,
strategi kesehtan rperoduksi nasional diarahkan pada rencana intervensi untuk men-
gubah perilaku didalam setiap keluarga. Tujuanya adalah menjadikan keluarga sebagai
tujuan utama dan pintu masuk upaya promosi pelayanan kesehatan reproduksi.
	 Ada 2 ( dua ) paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu ( PKRT ) yaitu
:
Komprehensif Terpadu ( PKRKT ) Komponen Pelayanan Pelayanan Kesehatan Repro-
duksi Esensial Terpadu ( PKRET ). Didalam PKRET terdapat beberapa komponen pe-
layanan yang diberikan secara terpada yaitu Komponen Pelayanan :Kesehatan Ibu Dan
Anak, komponen Keluarga Berencana, komponen Kesehatan Reproduksi Remaja, dan
komponen Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual, termasuk HIV-AIDS.
1.	 Pelayanan Kesehatan Reproduksi PKRKT sama dengan komponen pelayanan
yang ada di PKRET, tetapi ditambahkan dengan komponen pelayanan Kesehatan
reproduksi pada Usia Lanjut
2.	 Dengan kedua paket intervensi diatas, komponen intervensi pada kesehatan re-
produksi Indonesia menjadi lengkap, seperti terlihat dalam diagram berikut :
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
b.	 Situasi Kesehatan Reproduksi di Indonesia
	 Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia dewasa ini masih belum seperti yang
diharapkan. Bila dibandingkan dengan keadaan di negara ASEAN lainya. Indonesia ma-
sih tertinggal banyak dalam aspek kesehatan reproduksi. Dibawah ini keadaan dan ma-
salah beberapa komponen kesehatan reproduksi di Indonesia.
a.	 Kesehatan Ibu dan Anak.
	 Angka kematian Ibu di Indonesia masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan
negara ASEAN lainya.Besarnya AKI menggambarkan masih rendahnya kesadaran
perilaku hidup seht dan bersih, status gizi dn status kesehatan ibu. Bebagai ma-
cam penyebab kematian ibu seperti penyabab langsung (perdarahan, eklampsia,
dan infeksi ) mempunyai angka tertinggi dibandingkan dengan yang lain.
	 Penyebab kematian ibu secara tidak langsung yaitu karena KEK, anemia zat besi,
dan ibu dalam keadaan “4 terlalu “ yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
dan terlalu banyak
b.	 Keluarga Berencana
	 Ketersediaan dan akses terhadap informasi dan pelayanan KB, dapat mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan. Jika semua perempuan mempunyai akses terha-
dap kontrasepsi yang aman dan efektif, diperkirakan kematian ibu menurun, ter-
masuk menurunya resiko kesehatan reproduksi yang terkait dengan kehamilan,
persalinan dan aborsi yang tidak aman
c.	 Pencegahan IMS termasuk HIV/AIDS
	 Dari berbagai penelitian terbatas diketahui bahwa nagka prevalensi IMS di Indone-
sia masih tinggi. Sebagaian perempuan yang terkena IMS ( 50%) tidak menyadari
bila dirinya terinfeksi. Sehingga hal ini akan berkembang menjadi penyakit kronis.
Perempuan yng sudah menikah dan tidak menikah sering tidak melindungi diri
mereka sendiri dari IMS dan HIV karena kurangnya informsi dan otonomi untuk
memutuskan atau bernegoisasi sebelum hubungan seksual. Contoh yang umum
terjadi perempuan tidak mampu meminta pasangan seksualnya untuk memakai
kondom selama melakukan hubungan seksual.
d.	 Kesehatan reproduksi Remaja
	 Penyiapan sumber daya manusia yang handal dalam rangka mewujutkan kel-
uarga yang berkualitas dimas datang harus disiapkan sejak masa remaja. Per-
Ditempat saudara apakah ada pelayanan
PKRET atau PKRKT ?
Coba amati! Apakah pelayanan yang dilaksanakan
sama dengan teori yang ada ?
Diatas telah dibahas secara panjang lebar tentang konsep
kesehatan Reproduksi, tetapi apakah saat ini saudara
mengetahui keadaan Kesehatan reproduksi di Indonesia ?
Cobalah saudara perhatikan beberapa kondisi keadaan
Kesehatan Reproduksi di Indonesia, dibawah ini !
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
ilaku remaja saat ini di Indonesia masih belum menunjang terhadap keberhasilan
pemeliharaan kesehatan reproduksi pada remaja. Hal ini bisa dilihat dari angka
perilaku yang beresiko, tidak kekerasan seksual, dan kehamilan yang tidak dike-
hendaki masih tinggi demikian juga masalah IMS termasuk infeksi HIV?AIDS. hal
tersebut dikarenakan masih rendahnya pendidikan remaja, kurang trampilnya
tenaga kesehatan dan kurangnya kesadaran semua pihak akan pentingnya pen-
anganan kesehatan remaja. Faktor – faktor yang berpengaruh buruk terhadap
kesehatan reproduksi remja adalah masalah gizi, pendidikan, lingkungan dan
pekerjaan, perkawinan dan kehamilan dini, dan masalah seksual
e.	 Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut
	 Pada usia lanjut secara biologis mengalami penurunan karena proses penuaan,
dimana terjadi penurunan daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rent-
anya terhadap serngan berbagai penyakit. Dalam hal masalah kesehatan repro-
duksi perempuan dan laki – laki sama mengalami penurunan hormon didalam
tubuhnya sehingga terjadi menopause dan andropause. Pada menopause kare-
na terjadi penurunan hormon Estrogen maka akan muncul keluhan osteoporosis,
nyeri sendi dan nyeri saat bersenggama. Pada laki – laki yang andropause sering-
kali terjadi impotensi, keluhan pada tulang dan sendi. Data yang kurang pada usia
lanjut bukan berarti bahwa kesehatan reproduksi usia lanjut di Indonesia tidak
bermasalah
f.	 Gender dan kekerasan terhadap perempuan
	 Bias gender dalam keluarga dan diskriminasi terhadap perempuan masih tinngi,
sehingga perempuan masih belum memperoleh hak untuk mencapainya derajat
kesehatan tertinggi yang ingin dicapainya.Keadaan ini sangat merugikan perem-
puan , karena dengan adanya sifat kodrati yang dipunyai perempuan dan tidak
dimiliki kaum laki-laki perempuan menjadi kelompok rawan yang perlu mendapa-
tkan perhatian khusus.
	 Kurangnya hak perempuan dalam pengambilan keputusan terutama untuk kese-
hatan sendiri, kesempatan untuk mengikuti pendidikan masih belum diprioritas-
kan, tindak kekerasan kepada perempuan terutama didalam rumah tangga, ek-
sploitasi perempuan dan anak, semua ini menjadikan kualitas hidup perempuan
menjadi rendah, Penderitaan perempuan karena kekerasan terjadi sepanjang
siklus kehidupanya dn dalam waktu yang sama perempuan juga menanggung
beban resiko mengalami penyakit terkait dengan proses kesehatan reproduksi
termasuk resiko kematian
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
21
Rangkuman
1.	 Melalui pendekatan siklus kehidupan dapat diketahui bahwa masalah kes-
ehatan reproduksi pada perempuan terjadi sepanjang daur kehidupan per-
empuan
2.	 Perempuan harus mulai sadar akan kebutuhan pemenuhan hak-haknya se-
hingga kehidupanya menjadi lebih berkualitas
3.	 Mempergunakan akses pelayanan reproduksi ( PKRET & PKRKT ) semaximal
mungkin didalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
	 Setelah saudara belajar Modul I ( Kegiatan Belajar I ), untuk mengkaji apakah
pemahaman saudara terhadap materi yang telah saudara pelajari tersebut cukup baik,
maka dibawah ini ada 10 ( sepuluh ) soal yang harus sudara kerjakan.
Petunjuk mengerjakan soal :
a.	 Sebelum mengerjakan soal baca dahulu soal dengan seksama
b.	 Pilih salah satu jawaban yang saudara anggap paling benar.
c.	 Lingkari huruf (a,b,c,d ) kemudian beri lingkaran
d.	 Diskusikan dengan pembimbing hasil jawaban saudara
Soal Kegiatan Belajar I
1. Selain harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kesehatan reproduksi bisa di-
capai bila :
a.	 Siklus kehidupan harus diawali dengan perkawinan yang sah
b.	 Hubungan suami istri harus harmonis dn baik
c.	 Tidak pernh menderita Infeksi Menular Seksual ( IMS )
d.	 Secara biologis wanita sehat reproduksinya
2. Faktor budaya sangat mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan. Salah satu
contoh faktor sosial budaya adalah :
a.	 Tekanan teman sebaya
b.	 Usia pertama kali menikah
c.	 Keadaan gizi buruk
d.	 Perempuan makhluk yang lemah
3.	Ny. Nina usia 50 tahun, beberapa bula terakhir ini haid tidak teratur. Ditinjau dari segi
pelayanan kesehatan reproduksi, kemana sebaiknya Ny. Nina mencari pertolongan ?
a.	 Diam dirumah, karena itu adalah normal
b.	 Ke dokter spesialis kandungsn
c.	 Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial Terpadu ( PKRET )
d.	 Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif Terpadu (PKRKT)
4. Yang termasuk masalah kesehatan perempuan seperti dibawah ini, kecuali :
a.	 Morbiditas dan mortalitas perempuan yang masih tinggi
b.	 Pelayanan KB yang belum maksimal
c.	 Adanya program bayi Tabung
d.	 Skrining atau penapisan untuk deteksi dini
Evaluasi
Formatif
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
23
5. Pelaksanaan hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi tercermin dari :
a.	 Perempuan mampu memutuskan berapa jumlah anaknya
b.	 Informasi yang adequat bagi suami istri tentang kespro
c.	 Perempuan infertil dapat mengikuti bayi tabung
d.	 Kontrasepsi bagi perempuan karena ia yang hamil, bersalin dan nifas
6. Penyebab kematian ibu secara tidak langsung disebabkan karena :
a.	 4 ( empat ) terlambat
b.	Perdarahan
c.	Infeksi
d.	Preeklampsi
7.	Ketersediaan dan akses terhadap informasi dan Pelyanan keluarga Berencana sangat
penting bagi perempuan karena :
a.	 Mencegah terjadinya abortus tidak aman
b.	 Dapat mengatus jumlah keluarga
c.	 Dapat merencanakan kehamilan
d.	 Mencegah penyakit Infeksi Menular Sksual
8.	Faktor – faktor yang berpengaruh buruk terhadap perilaku Kesehatan reproduksi
remaja adalah :
a.	 Faktor orang tua
b.	 Faktor gizi
c.	 Faktor teman sebaya
d.	 Faktor sekolah
9. Kurangnya hak perempuan dalam mengambil keputusan tentang kesehatanya,
menyebabkan :
a.	 Perempuan tidak dihargai
b.	 Perempun dilecehkan
c.	 Perempuan tidak diperhitungkan
d.	 Perempuan kualitas hidup menjadi rendah
10. Dimasyarakat masih banyak mitos disekitar kehamilan perempuan, dan sangat mer-
ugikan kesehatan reproduksi yaitu, kecuali :
a.	 Tidak boleh makan nanas
b.	 Tidak boleh minum air es
c.	 Tidak boleh makan soda
d.	 Tidak boleh makan kacang2an
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
Catatan :
	 Setelah mengerjakan soal diatas, saudara dapat mencocokan jawaban saudara
dengan jawaban yang telah disediakan, sehingga saudara mengetahui seberapa ke-
mampuan saudara memahami materi Kegiatan Belajar 1
Jawaban Soal Modul 1 Kegiatan Belajar I.
1. A 6. A
2. D 7. D
3. D 8. B
4. C 9. C
5. D 10. D
Umpan balik dan tindak lanjut Kegiatan Belajar 1.
Cocokan jawaban saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada ba-
gian akhir Kegiatan belajar 1. Kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar.
Jika jawaban yang benar adalah :
90 % - 100 %		 : baik sekali
80 % - 89 %		 : baik
70 % - 79 %		 : cukup
< 70 %			 : kurang
Kalau saudara mencapai tingkat > 80 % ke atas, maka hasil saudara adalah baik sekali.
Dan saudara sudah dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2 . tetapi jika kurang maka
saudara sebaiknya belajar dan mengulang kembali kegiatan belajar 1. terutama pada
bagian- bagian yang belum saudara kuasai.
Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
25
Tugas :
	 Petunjuk mengerjakan soal :
	 Untuk menjawab soal, saudara harus memahami Modul I, Kegiatan Bela-
jar I. Untuk mendapatkan data ini, saudara dapat mengambil data sekunder di
rekam medik di Puskesmas terdekat dimana saudara biasanya praktek klinik, .
Soal :
1. 	 Coba dikaji faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi ditempat
saudara !
2. 	 Setelah itu kasus apa saja yang sering muncul pada perempuan di setiap tahap
tahap siklus khhidupanya !
3. 	 Bandingkan hasil dilapangan dengan materi yang telah saudara dapatkan !
Tugas
Mandiri
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupanKesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
syarifah irmadani
 
gizi seimbang pada ibu hamil
gizi seimbang pada ibu hamilgizi seimbang pada ibu hamil
gizi seimbang pada ibu hamil
sri wahyuni
 
Gizi dan kesehatan reproduksi salmah
Gizi dan kesehatan reproduksi salmahGizi dan kesehatan reproduksi salmah
Gizi dan kesehatan reproduksi salmah
Fatmawati Mustofa
 
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Hetty Astri
 
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilanFaktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Hetty Astri
 
Leaflet anemia ibu hamil
Leaflet anemia ibu hamilLeaflet anemia ibu hamil
Leaflet anemia ibu hamil
K-dzal Ghazali
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aprillia Indah Fajarwati
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Al-Ikhlas14
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamilPercakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamilOperator Warnet Vast Raha
 
Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan (Tugas Dosen Marini)
Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan (Tugas Dosen Marini)Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan (Tugas Dosen Marini)
Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan (Tugas Dosen Marini)Uray Deviani
 
Ppt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanaPpt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhana
lia lia
 
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUIPROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
martaagustinasirait
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
Diandr
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
shona2493
 
Percakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganPercakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan dengan
Septian Muna Barakati
 
Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptx
Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptxManajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptx
Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptx
FujiElisa
 
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifasKebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
hesti kusdianingrum
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupanKesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
 
gizi seimbang pada ibu hamil
gizi seimbang pada ibu hamilgizi seimbang pada ibu hamil
gizi seimbang pada ibu hamil
 
Gizi dan kesehatan reproduksi salmah
Gizi dan kesehatan reproduksi salmahGizi dan kesehatan reproduksi salmah
Gizi dan kesehatan reproduksi salmah
 
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
 
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilanFaktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
 
Leaflet anemia ibu hamil
Leaflet anemia ibu hamilLeaflet anemia ibu hamil
Leaflet anemia ibu hamil
 
4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamilPercakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
 
Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan (Tugas Dosen Marini)
Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan (Tugas Dosen Marini)Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan (Tugas Dosen Marini)
Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan (Tugas Dosen Marini)
 
Ppt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanaPpt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhana
 
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUIPROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
 
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan ReproduksiKonsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Percakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganPercakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan dengan
 
Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptx
Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptxManajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptx
Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptx
 
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifasKebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
 

Viewers also liked

Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiKonsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Erlina Wati
 
1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi
Kiky- Agustina
 
01 konsep kesehatan reproduksi
01 konsep kesehatan reproduksi01 konsep kesehatan reproduksi
01 konsep kesehatan reproduksiAbror Addahuri
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
pjj_kemenkes
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Perempuan yang Berkaitan dengan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Perempuan yang Berkaitan dengan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Perempuan yang Berkaitan dengan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Perempuan yang Berkaitan dengan Sistem Reproduksi
pjj_kemenkes
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderShafa Nabilah Eka Puteri
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
pjj_kemenkes
 
KB 1 Konsep Dasar Kependudukan dan Keluarga Berencana
KB 1 Konsep Dasar Kependudukan dan Keluarga BerencanaKB 1 Konsep Dasar Kependudukan dan Keluarga Berencana
KB 1 Konsep Dasar Kependudukan dan Keluarga Berencana
pjj_kemenkes
 
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
pjj_kemenkes
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
pjj_kemenkes
 
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
nor rahmah
 
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
pjj_kemenkes
 
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi PerempuanKB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
pjj_kemenkes
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
pjj_kemenkes
 
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 3
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 3Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 3
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 3Uwes Chaeruman
 
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 1
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 1Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 1
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 1
Uwes Chaeruman
 
Narkoba, Kesehatan Reproduksi, HIV/AIDS, dan IMS
Narkoba, Kesehatan Reproduksi, HIV/AIDS, dan IMSNarkoba, Kesehatan Reproduksi, HIV/AIDS, dan IMS
Narkoba, Kesehatan Reproduksi, HIV/AIDS, dan IMS
Valentina Frebianti
 

Viewers also liked (20)

Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiKonsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
 
1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi
 
01 konsep kesehatan reproduksi
01 konsep kesehatan reproduksi01 konsep kesehatan reproduksi
01 konsep kesehatan reproduksi
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Perempuan yang Berkaitan dengan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Perempuan yang Berkaitan dengan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Perempuan yang Berkaitan dengan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Perempuan yang Berkaitan dengan Sistem Reproduksi
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
 
KB 1 Konsep Dasar Kependudukan dan Keluarga Berencana
KB 1 Konsep Dasar Kependudukan dan Keluarga BerencanaKB 1 Konsep Dasar Kependudukan dan Keluarga Berencana
KB 1 Konsep Dasar Kependudukan dan Keluarga Berencana
 
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
 
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
 
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi PerempuanKB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
 
Sop apn
Sop apnSop apn
Sop apn
 
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 3
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 3Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 3
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 3
 
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 1
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 1Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 1
Konsep Kebidanan - Modul 1 kb 1
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Narkoba, Kesehatan Reproduksi, HIV/AIDS, dan IMS
Narkoba, Kesehatan Reproduksi, HIV/AIDS, dan IMSNarkoba, Kesehatan Reproduksi, HIV/AIDS, dan IMS
Narkoba, Kesehatan Reproduksi, HIV/AIDS, dan IMS
 
Konsep Kebidanan
Konsep KebidananKonsep Kebidanan
Konsep Kebidanan
 

Similar to KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi

Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaModul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Ayunina2
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
KONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdfKONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdf
yunirifdah
 
Makalah kesmas
Makalah kesmasMakalah kesmas
Makalah kesmas
Septian Muna Barakati
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
pjj_kemenkes
 
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
pjj_kemenkes
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
pjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 2
Modul 4   kb 2Modul 4   kb 2
Modul 4 kb 2
pjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 1
Modul 4   kb 1Modul 4   kb 1
Modul 4 kb 1
pjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
pjj_kemenkes
 
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Aan Saja
 
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
pjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
pjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
pjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
pjj_kemenkes
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
pjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
pjj_kemenkes
 

Similar to KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi (20)

Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaModul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
KONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdfKONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdf
 
Makalah kesmas
Makalah kesmasMakalah kesmas
Makalah kesmas
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
 
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
 
Modul 4 kb 2
Modul 4   kb 2Modul 4   kb 2
Modul 4 kb 2
 
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
 
Modul 4 kb 1
Modul 4   kb 1Modul 4   kb 1
Modul 4 kb 1
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
 
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
 
Makalah ilmu sosial budaya
Makalah ilmu sosial budayaMakalah ilmu sosial budaya
Makalah ilmu sosial budaya
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
 

More from pjj_kemenkes

Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
pjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
jualobat34
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 

Recently uploaded (20)

audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 

KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi

  • 1. KESEHATAN REPRODUKSI & KB MODUL Kesehatan Reproduksi 1 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Ida Prijatni Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 4 KEGIATAN BELAJAR I Konsep Kesehatan Reproduksi
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Daftar Isi Cover Daftar Isi i Daftar Istilah ii Pendahuluan 1 Kegiatan Belajar 1: Konsep Kesehatan Reproduksi 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan ISTILAH KETERANGAN supply – demand Pendekatan Siklus Kehidupan Peer pressure Rasa rendah diri Infanticide Tekanan teman sebaya Unsave abortion Pembunuhan terhadap bayi Unwanted pregnancy Abortus yang tidak aman PKRET Kehamilan yang tidak dikehendaki PKRKT Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial Terpadu PKRKT Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif Terpadu Daftar Istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kebesaran Allah didunia ini salah satunya adalah “ diciptakanNya manusia “ den- gan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Perbedaan antara dua jenis kelamin itu adalah bahwa perempun diberi kemampuan untuk bereproduksi, yaitu dengan melalui proses hamil, melahirkan dan menyusui bayinya sedangkan laki- laki tidak. Untuk itu laki-laki dan perempuan perlu meningkatkan pengetahuanya mengenai Kesehatan Reproduksi agar tercipta kondisi kesehatan reproduksi yang optimal di masyarakat. Dan sudah se- harusnya pelayanan kesehatan reproduksi berspektif gender, artinya pelayanan kese- hatan reproduksi harus responsif terhadap kepentingan laki-laki dan perempuan. Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Bd 205 ini akan dibahas pada Modul Kesehatan Reproduksi I dan II. Sekarang diawali dengan bahasan Modul I yang dikemas dalam tiga kegiatan belajar dan disusun dengan urutan sebagai berikut : 1. Kegiatan Belajar I : Konsep Kesehatan Reproduksi 2. Kegiatan Belajar II : Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan 3. Kegiatan Belajar III : Isu-isu Kesehatan perempuan Setelah mempelajari Modul ini, diharapkan Anda akan dapat 1). Menjelaskan kon- sep kesehatan reproduksi 2). Menguraikan konsep gender dalam kesehatan reproduksi perempuan 3). Mendeskripsikan isu-isu kesehatan perempuan. Dengan pemahaman tentang kesehatan reproduksi ini, diharapkan Anda akan mampu menggunakan pen- getahuannya untuk membantu perempuan maupun laki-laki yang mencari atau mem- butuhkan pelayanan kesehatan reproduksi. Perlu diketahui untuk dapat memahami isi modul ini diperlukan kemampuan Anda untuk menyelesaikan setiap tahap kegiatan be- lajar secara berurutan. Hambatan sosial, budaya dan ekonomi yang dihadapi sepanjang hidup perem- puan merupakan akar permasalahan buruknya kesehatan perempuan, karena perem- puan mengalami kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui. Status Kesehatan perem- puan semasa kanak- kanak dan remaja menpengaruhi kondisi kesehatanya saat hamil dan bersalin. Nutrisi, tingkat pendidikan, nilai sosial budaya dan sistem kesehatan yang diakses, situasi ekonomi, serta kualitas hubungan seksual mempengaruhi perempuan dalam menjalankan masa-masa reproduksinya. Oleh karena itu bidan yang berada di ujung tombak harus dapat pemberikan pelayanan sesuai dengan masa kritis yang di- alami oleh perempuan sehingga diharapkan perempuan mempunyai kehidupan yang berkualitas. Sebagai prasyarat atau bekal dasar agar Saudara bisa mempelajari modul ini den- gan baik, maka diharapkan Saudara sudah mempelajari anatomi fisiologi reproduksi pada perempuan dan laki-laki pada pembelajaran di semeter satu. Agar proses pembelajaran untuk materi kuliah kesehatan reproduksi ini, dapat berjalan dengan lancar, diharapkan Saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut : 1. Perhatikan dan pahami terlebih dahulu materi yang disajikan dengan cara mem-
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 5 bacanya dengan teliti, dan berulang -ulang dan penuh konsentrasi, bila masih belum paham pelajari dan baca sekali lagi. 2. Disetiap akhir kegiatan belajar tersedia tes formatif. Kerjakan tes tersebut sebagai sarana untuk latihan dan refleksi kemampuan Saudara dalam memahami materi modul ini. . 3. Selain ada tes formatif diakhir pembelajaran juga ada penugasan, kerjakan penu- gasan dengan baik, bacalah dulu soal dan berikan jawaban secara singkat tetapi jelas 4. Catatlah setiap kesulitan yang saudara dapatkan dalam mempelajari modul I ini untuk ditanyakan kepada dosen atau instruktur pada saat bertatap muka 5. Bacalah referensi lain yang berkaitan dengan materi modul ini, agar wawasan pengetahuan Saudara dapat diperluas. 6. Keberhasilan proses pembelajaran Saudara sangat tergantung pada kesunggu- han saudara dalam mempelajari dan mengerjakan latihan dalam modul ini. Un- tuk itu berlatihlah dengan tekun, kapanpun Saudara memiliki waktu untuk mem- pelajarinya. Saudara peserta Diklat Jarak Jauh, selamat belajar. Semoga saudara sukses da- lam mempelajari modul ini dan berbekal pengetahuan tersebut diharapkan Saudara mampu memberikan Asuhan kebidanan dalam kesehatan reproduksi.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Kegiatan Belajar 1 Konsep Kesehatan Reproduksi Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini diharapkan Saudara mampu memahami konsep kesehatan reproduksi Setelah mengikuti Kegiatan Belajar I, saudara diharapkan mahasiswa mampu untuk : 1. Menjelaskan konsep kesehatan reproduksi 2. Menguraikan hak-hak kesehatan reproduksi 3. Mendeskripsikan paket pelayanan kesehatan reproduksi terpadu dan situasi kesehatan reproduksi di Indonesia Didalam kegiatan belajat 1 ini yang pertama dibahas adalah tentang Konsep Kes- ehatan Reproduksi, meliputi definisi kesehatan reproduksi, tujuan Kesehatan reproduk- si,. Sasaran Kesehatan reproduksi, Faktor yang mempengaruhi Kesehatan Reproduksi, Pendekatan siklus kehidupan,dan Ruang Lingkup Kesehatan reproduksi. Kemudian beri- kutnya dibahas pula Hak-hak reproduksi dan terakhir dibahas tentang Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu, dan situasi Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 7 Uraian Materi 1. KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI Berawal dari konsep pemikiran tentang kesehatan reproduksi wanita dan demi tercapainya pembangunan kesehatan, serta untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya, maka wanita sebagai penerima pelayanan kesehatan, sebagai an- ggota keluarga dan sebagai pemberi pelayanan kesehatan, harus berperan dalam kel- uarga, supaya anak dapat tumbuh dan berkembang dengan normal dan sehat sampai masa dewasa sebagai generasi muda yang berkualitas. Oleh karena itu seyogyanya perempuan diberi perhatian khusus, karena wani- ta menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi laki-laki berkaitan den- gan fungsi reproduksinya. Masih adanya praktek tradisional yang merugikan baik bagi kesehatan perempuan secara umum maupun bagi ibu hamil, adanya ketidaksetaraan bagi perempuan dalam akses pendidikan, pekerjaan, pengambilan keputusan dan sum- ber daya yang tersedia. Berdasarkan pemikiran di atas, maka kesehatan perempuan merupakan aspek yang paling penting karena akan berpengaruh pada kesehatan anak- anak. Karena itu perempuan diberi kebebasan dalam menentukan hal mana yang pal- ing baik menurut dirinya dan sesuai dengan kebutuhannya sendiri, dimana ia sendiri yang harus memutuskan perlakuan atas tubuhnya sendiri Apa yang dimaksud dengan Kesehatan Reproduksi ? Sebelum dibahas lebih luas konsep Kesehatan Reproduksi, sebaiknya Saudara terlebih dahulu mengetahui apa definisi dari kesehatan reproduksi. Beberapa definisi Kesehatan Reproduksi antara lain sebagai berikut : • WHO, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, namun kondisi utuh da- lam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta pros- esnya. Dengan penjelasan diatas mungkin timbul pertanyaan pada diri Saudara, jadi apa yang dimaksud dengan Kesehatan Reproduksi ? Apa saja tujuan, siapa sasarannya dan faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan reproduksi perem- puan ? Untuk lebih jelasnya, silakan Saudara pelajari materi dibawah ini satu – persatu
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 • ICPD (1994 ) di Kairo, kesehatan reproduksi adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fung- si serta proses. • BKKBN (1996 ), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi,. Keadaan sehat bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertak- wa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kondisi spiritual yang memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. • Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 Kemampuan seseorang untuk dapat memanfaatkan alat reproduksinya dengan mengukur kesuburanya, dapat menjalani kehamilan dan persalinannya, serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun ( Well Health Mother and baby ) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal • Depkes RI (2000) adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta pros- es reproduksi. Pemikiran kesehatan reproduksi bukanlah sekedar kondisi yang bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah. Apakah Tujuan Kesehatan Reproduksi ? Adapun tujuan kesehatan reproduksi ada dua yaitu: 1. memberikan pelayanan Kesehatan Reproduksi yang komprehensif kepada perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan. 2. meningkatkan kesadaran dan kemandi- rian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas kehidupanya. Dari tujuan umum tersebut dapat dijabarkan empat tujuan khusus yaitu : 1. Meningkatkan kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi repro- duksinya, 2. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan; 3. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari per- ilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya; 4. Memberikan dukungan kepada wanita agar dapat membuat keputusan sendiri yang berkaitan dengan proses reproduksinya. Dukungan berupa pengadaan in- formasi dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan wanita dalam menca- pai kesehatan reproduksi secara optimal. Dari kelima definisi di atas, cobalah Saudara buat kesimpulan tentang Kesehatan Reproduksi yang lebih lengkap !
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 9 Tujuan di atas ditunjang oleh Undang-undang No. 23/1992, bab II pasal 3 yang menyatakan: “Penyelenggaraan upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan dera- jat kesehatan yang optimal bagi masyarakat”. Dalam bab III pasal 4 “Setiap orang men- punyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Apakah Sasaran Kesehatan Reproduksi ? Sasaran Kesehatan Reproduksi dibagi menjadi sasaran “ utama “, dan sasaran ” antara ”, adapun sasaran utama Kesehatan Reproduksi adalah laki-laki dan perempuan usia subur, remaja putra dan putri yang belum menikah dan kelompok resiko yaitu : pekerja sex, masyarakat yang termasuk keluarga pra sejahtera sedangkan sasaran “ antara “ adalah petugas kesehatan dan pemberi layanan yang berbasis masyarakat. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Kesehatan reproduksi? Kesehatan Reproduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, secara garis besar dapat dikelompokan menjadi empat golongan atau faktor yang dapat berdampak buruk bagi keseshatan reproduksi yaitu : a. Faktor sosial-ekonomi dan demografi Beberapa contoh faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi Kesehatan Repro- duksi yaitu kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan ten- tang perkembangan seksual dan proses reproduksi, juga usia pertama melaku- kan hubungan sexsual, usia pertama menikah, usia pertama hamil. Sedangkan faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi Kesehatan Reproduksi adalah dinilai dari tingkat pendidikan, akses terhadap pelayanan kesehatan, status pekerjaan, tingkat kemiskinan, rasio melek huruf, ratio remaja tidak sekolah atau tidak tamat SD, serta lokasi /tempat tinggal yang terpencil b. Faktor Budaya dan Lingkungan Faktor budaya dan lingkungan mencakup pandangan agama , status perempuan, ketidaksetaraan gender, lingkungan tempat tinggal dan bersosialisasi, persep- si masyarakat tentang fungsi, hak dan tanggung jawab reproduksi individu, ser- ta dukungan atau komitmen politik, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rezeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingunkan anak remaja karena saling berla- wanan satu sama lainya dlsb. c. Faktor Psikologis Faktor psikologis misalnya rasa rendah diri ( “ low self esteem “ ) wanita terhadap laki-laki yang membeli kebebasanya secara materi, tekanan teman sebaya ( “ peer pressure “ ), tindak kekerasan dirumah/ lingkungan terdekat dan ketidak harmon- isan orang tua.
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 d. Faktor Biologis Faktor ini meliputi keadaan gizi buruk kronis, anemia, kelainan bawaaan organ reproduksi, radang panggul atau adanya keganasan pada alat reproduksi, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual dlsb. Pengaruh dari semua faktor diatas dapat dikurangi dengan strategi penangan yang tepat guna, terfokus pada penerapan hak reproduksi wanita dan pria dengan dukungan disemua tingkat administrasi, sehingga dapat diintegrasikan kedalam berb- agai program kesehatan, pendidikan, sosial dam pelayanan non kesehatan lain yang terkait dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. Apakah yang dimaksud Pendekatan Siklus Kehidupan pada Perempuan ? Pendekatan siklus kehidupan pada perempuan dini perlu diketahui, karena sta- tus kesehatan perempuan semasa kanak-kanak dan remaja mempengaruhi kondisi kesehatan saat memasuki masa reproduksi yaitu saat hamil, bersalin dan masa nifas. Hambatan sosial, budaya dan ekonomi yang dihadapi sepanjang hidup perempuan merupakan akar masalah yang mendasar yang menyebabkan buruknya kesehatan ma- ternal saat hamil, bersalin dan masa nifas. Dan ini dapat terjadi jauh sebelum memasuki usia reproduksi. Setelah memperhatikan penjelasan diatas, apakah ada faktor lain yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan reproduksi yang saudara rasakan saat ini ?
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 11 Keadaan lain seperti tingkat pendidikan, kualitas dan kuantitas makanan, nilai dan sikap, sistem kesehatan yang tersedia dan bisa diakses, situasi ekonomi, serta kual- itas hubungan seksualnya mempengaruhi perempuan dalam menjalankan masa repro- duksinya selama siklus kehidupanya. Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Re- produksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi perempuan dalam setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kes- ehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, karena bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan se- lanjutnya. Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu: Masa Konsepsi, Masa Bayi dan anak, Masa Remaja, Masa Usia subur dan Masa Usia lanjut. Dibawah ini dijelaskan masing – masing masa dalam siklus hidup : 1. Masa Konsepsi, pada masa ini kita harus memberi perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan, pelayanan antenatal yang adequat, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir. Antenatal yang adequat, memberikan penyuluhan kesehatan dan pencegahan. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi), Pendekatan pelayanan yang dapat dilakukan yaitu dengan pemeriksaan penyakit yang mungkin timbul dengan mengadakan skren- ing genetik. 2. Masa Bayi dan anak, pada masa ini yang harus diperhatikan pemberian Inisiasi Menyusi Dini ( IMD ), ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak, memantau tumbuh Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang, pemberian Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit, pencegahan dan penanggulan- gan kekerasan, memberikan pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin misalnya laki- laki lebih diperhatikan dari pada perempuan, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian berat badn lahir rendah ( BBLR ) , penyakit lain disemua usia yang mungkin timbul dan kekerasan pada anak. Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pe- layanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberiansuplemen,dll. 3. Masa Remaja, masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 ta- hun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kede- wasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkem- bangan sistem reproduksi. Pendekatan yang dapat dilakukan : yaitu dengan pemberian gizi seimbang, Informasi tentang kesehatan reproduksi, pencagahan kekerasan, termasuk sek-
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 sual, Pencegahan terhadap ketergantungan napza, perkawinan pada usia yang wajar, pendidikan, peningkatan keterampilan, peningkatan penghargaan diri, peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman. Masalah seksual yang sering ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat (alkohol, obat, tembakau), kekerasan gender, praktik tradisional berbahaya, per- ilaku seks tidak aman,kehamilan remaja, aborsi tidak aman,ISR/IMS/HIV/AIDS. Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi; konseling tentang perubahan hu- kum/sosial, pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan, pengobatan, kontrasep- si yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan dalam keluarga, konseling. 4. Usia subur, usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubung- kan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar se- lalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mu- lai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa- apa. Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan sek- sual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan kepada perempuan usia subur, memberikan suplemen, pencegahan primer Infertilitas, deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks, mencegah terjadinya aborsi tidak aman, penggunaan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi lain yang men- dukung kesehatan perempuan. 5. Usia Lanjut, yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: adalah adanya problem meno/ andro-pause dan timbulnya penyakit degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis.deteksi dini kanker rahim dan kanker rahim penya- kit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS. Pendekatan yang dapat dilakukan: Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suple- men yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, in- formasi dan deteksi dini kanker serviks, gizi seimbang untuk lansia, olah raga ringan secara teratur, penaganan penyakit de-
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 13 generatif yang adequat, pencegahan terjadinya farktur karena adanya osteoporo- sis dan penambahan hormone. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi Ruang Lingkup Kesehatan reproduksi sangat luas. Didalam Kebijakan dan Strate- gi Nasional, Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi di Indonesia meliputi Kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana, Pencegahan dan penularan Penyakit Menular Seksu- al (PMS), pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi, Kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan infertilitas, Kanker pada usia lanjut dan osteopo- rosis. Namun demikian bila dicermati lebih lanjut Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi dapat juga meliputi hal-hal seperti dibawah ini : a. Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan Ruang lingkup Kesehatan Reproduksi itu sangat luas, mencakup keseluruhan ke- hidupan manusia sejak dilahirkan sampai mati, sehingga pendekatan yang digu- nakan adalah pendekatan siklus hidup ( life cycle approach ) yang didalamnya termasuk isu kesetaraan gender, martabat dan pemberdayaan perempuan, serta peran dan tanggung jawab laki- laki. Masalah Kesehatan reproduksi ini mencakup masalah kesehatan perempuan, morbiditas dan mortalitas perempuan, yang behubungn dengan dengan kehami- lan, persalinan dan masa nifas serta masa menunda kehamilan yang dipengaruhi dengan keadaan kurang gizi, anemia, komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas serta infertilitas. Setelah memahami penjelasan Pendekatan Siklus kehidupan pada perempuan, coba sebutkan kembali 3 ( tiga ) masalah yang mungkin timbul di setiap tahap masa kehidupan ! Setelah dijelaskan tentang definisi, tujuan, sasaran dan pendekatan siklus kehidupan perempuan, apakah saudara sudah memahami tentang Konsep Kesehatan Reproduksi ? Bacalah berulang – ulang bila ada kesempatan !! Sekarang kita akan melanjutkan dengan memba- has tentang Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi?, menurut saudara apa yang dimaksud dengan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi ?
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 Peranan sosial budaya terhadap Kesehatan Reproduksi yaitu sikap atau pandan- gan masyarakat terhadap kesuburan dan kemandulan, nilai anak, sikap mas- yarakat terhadap perempuan hamil. Ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi dan KB, serta keterjangkauan se- cara ekonomi untuk kelompok perempuan, bayi dan anak-anak, terutama balita. Selain itu adanya intervensi pemerintah terhadap masalah reproduksi misalnya adanya program keluarga Berencana dan Perundangan – undanganya. b. Masalah gender dan seksualitas Pengendalian sosial budaya terhadap masalah seksualitas, norma sosial tentang perilaku seks, homoseks, poligami, dan perceraian. Juga masih ada intervensi pe- merintah misalnya adanya Undang-undang pornografi, pelacuran, pendidikan seksualitas. Juga adanya seksualitas pada kalangan remaja, status dan peranan perempuan dan perlindungan terhadap perempuan bekerja. c. Masalah yang berkaitan dengan kehamilan tidak diinginkan Masalah ini meliputi infanticide, aborsi terutama yang unsafe abortion, dampak Unwanted Pregnancy terhadap kesehatan perempuan dan keluarga, serta kebija- kan pemerintah dalam menghadapi hal tersebut diatas. d. Masalah kekerasan dan pemerkosaan terhadap perempuan Kecenderungan melakukan pemerkosaan dan dampaknya terhadap perempuan, norma sosial terhadap kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ),sikap masyarakat terhadap kekerasan dan pemerkosaan dan pelacuran, dan langkah-langkah un- tuk mengatasi masalah tersebut. e. Masalah Infeksi Menular Seksual ( IMS ) Infeksi menular Seksual seperti gonore, sipilis, klamidia dan herpes, serta HIV/ AIDS. Dampak sosial ekonomi dari IMS, sikap masyarakat terhadap IMS, dan upa- ya pemerintah untuk mengatasi IMS termasuk pelayanan kesehatan untuk Peker- ja Seksual Komersial. a) Masalah Pelacuran Demografi pelacuran atau PSK, faktor pendorong pelacuran dan sikap mas- yarakat terhadapnya, serta dampak kesehatan reproduksi pada pelacur itu sendiri, konsumen dan keluarganya. b) Masalah Tehnologi Tehnologi ini yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi yaitu, teh- nologi reproduksi dengan bantuan ( inseminasi buatan dan bayi tabung), gender fetal skrining, genetik skrining, kesamaan kesempatan dan keterjang- kauan, etika dan hukum yang berkaitan dengan tehnologi reproduksi Begitu luas Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi, Ruang Lingkup mana yang sesuai dengan kewenangan bidan ? Coba saudara identifikasi !
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 15 2. HAK- HAK REPRODUKSI. Seperti saudara ketahui bahwa pelayanan kesehatan re- produksi diperlukan untuk me- menuhi kebutuhan perempuan sebagaimana mereka inginkan, serta mengetahui bahwa kebutu- han-kebutuhan ini sangat berag- am dan saling terkait satu dengan yang lain. Hak Reproduksi mau- pun akses untuk mendapatkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi adalah penting, sehingga perem- puan dapat: • Mempunyai pengalaman dalam kehidupan seksual yang sehat, terbebas dari penyakit, kekerasan, ketidakmampuan, ketakutan, kesakitan, atau kematian yang berhubungan dengan reproduksi dan seksualitas • Mengatur kehamilannya secara aman dan efektif sesuai dengan keinginannya, menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan, dan menjaga kehamilan sampai waktu persalinan • Mendorong dan membesarkan anak-anak yang sehat seperti juga ketika mereka menginginkan kesehatan bagi dirinya sendiri. Sesuai dengan hasil International Conference on Population Development ( ICPD ) tahun 1994, hak Reproduksi adalah hak – hak dasar setip pasangan maupun individu untuk secara bebas dan bertanggung jawab memutuskan jumlah, jarak kelahiran dan waktu untuk memiliki anak dan mendapatkan informsi serta cara melakukanya, terma- suk hak untuk mendapatkan standar tertinggi kesehtan reproduksi dan juga kesehatan seksual Hak-hak reproduksi ini dipandang penting artinya bagi setiap individu demi ter- wujutnya kesehatan individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani ses- uai norma – norma hidup sehat. Dibawah ini terdapat hak-hak reproduksi perempuan. 1. Hak mendapatkan informasi dan pendidikn kesehatan reproduksi 2. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi 3. Hak untuk kebebsan berfikir dan membuat keputusan tentang kesehatan repro- duksi 4. Hak untuk memutuskn jumlah anak dan jarak kelahiran anak 5. Hak untuk hidup dan terbebas dari resiko kematian akibat kehamilan, kelahiran atau masalah gender 6. Hak atas kebebasan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan reproduksi 7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk yng menyangkut kese- hatan reproduksi 8. Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kes- ehatan reproduksi 9. Hak atas kerahasiaan pribadi dalam men jalankan kehidupan reproduksinya
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga 11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang bernuansa kese- hatan reproduksi 12. Hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi dalam kesehatan reproduksi Hak – hak reproduksi berlaku untuk semua perempuan dan laki-laki dewasa tanpa me- mandang status kewarganegaraanya. Mereka berhak untuk mengetahui tentang seksu- alitas dan kesehatan reproduksinya, serta pelyananya, termsuk pengaturan kesuburan. Bagaimana mewujudkan hak- hak reproduksi ? • Memperluas jangkauan pelayanan terhadap perempuan yang mempunyai kebutuhan akan hal-hal yang berkaitan dengan masalah reproduksi dan kesehatan seksual; • Secara intensif melatih dan memberikan supervisi kepada staf dan memberlakukan sistem-sistem yang memberikan kualitas pelayanan yang baik, tidak hanya terpaku ke- pada jumlah klien yang dapat dilayani; • Merancang pelayanan yang menjaga hak-hak perempuan dan mendorong pember- dayaannya; • Menyediakan informasi dan pelayanan terhadap perempuan yang lebih muda atau lebih tua dari usia reproduksi, tanpa melihat status perkawinannya; • Mendorong dan mendukung peran laki-laki untuk ikut ambil bagian dalam pembagian tanggung jawab terhadap tingkah laku seksual dan reproduksinya, masa kehamilan, kes- ehatan ibu dan anak, penjarangan kehamilan, infeksi PMS dan HIV/AIDS serta kekerasan; dan • Mendukung penelitian untuk mengisi kesenjangan terhadap pengetahuan yang berkai- tan dengan masalah teknologi dan pelayanan termasuk di dalamnya adalah microbi- cides, metode-metode untuk men-diagnosa PMS, pengobatan PMS yang terjangkau ser- ta pelayanan kegawatdaruratan kebidanan. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan adalah: • Program-program dan pelayanan harus dirancang sesuai dengan kondisi-kondisi yang ada dan menjamin bahwa pelayanan ini dapat dimanfaatkan dan dijangkau oleh seluruh perempuan; • Rancangan program dan penerapannya harus melibatkan perempuan dari berbagai latar-belakang; dan • Program harus mendukung baik laki-laki maupun perempuan dalam hal pembagian tanggung jawab dari tingkah laku seksual, masa subur, dan kesehatannya serta ke- beradaan pasangan dan anak-anaknya. Bagaimana Hak Reproduksi dapat Terjamin? • Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjamin semua pasangan dan individu yang menginginkan pelayanan kes- ehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya terpenuhi; • Hukum-hukum dan kebijakan-kebijakan harus dibuat dan dijalankan untuk mencegah diskriminasi, pemaksaan dan kekerasan yang berhubungan dengan sekualitas dan mas- alah reproduksi; dan
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 17 • Perempuan dan laki-laki harus bekerja sama untuk mengetahui haknya, men- dorong agar pemerintah dapat melindungi hak-hak ini serta membangun dukun- gan atas hak-hak tersebut melalui pendidikan dan advokasi. Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujutkan pemenuhan hak-hak reproduksi adalah : 1. Promosi hak-hak reproduksi, dilaksanakan dengan menganalisis perundang-un- dangan, peraturan dan kebijakan yang saat ini berlaku apakah sudah seiring dan mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak melupakan kondisi lokal sosial bu- daya masyarakat. Pelaksanaan upaya pemenuhan hak reproduksi memerlukan dukungan secara politik, dan legislatif sehingga bisa tercipta undang-undang hak reproduksi yang memuat aspek pelanggaran hak-hak reproduksi 2. Advokasi hak- hak reproduski, dimaksudkan untuk mendapat dukunagn komit- men dari para tokoh politik, agama, tokoh masyarakat, LSM, dan swasta. 3. Konseling, informasi dan edukasi ( KIE ) hak-hak reproduksi, dengan KIE diharap- kan masyarakat semakin mengerti hak-hak reproduksinya sehingga sama-sama mewujutkanya. 4. Sistem pelayanan hak-hak reproduksi 3. PAKET PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI TERPADU ( PKRT ) dan SITUASI KESEHATAN REPRODUKSI DI INDONESIA a. Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu ( PKRT ) Pada prinsipnya pelayanan kesehatan reproduksi diselenggarakan dalan “ one stop service “ yang artinya adalah dimana klien dapat menerima semua jenis pelayanan yang dibutuhkan pada saat satu kali kunjungan. Dalam memenuhi prinsip – prinsip penyelenggaraan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu diatas, maka setiap kabu- paten / kota diharapkan memiliki minimal 4 ( empat ) puskesmas Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu ( PKRT ) Karena ruang lingkup Kesehatan reproduksi yang luas dan mencakup beberap komponen, maka pelayanan harus diberikan secara terpadu dan berkualitas, yang me- menuhi unsur komunikasi, informasi dan edukasi ( KIE ) dengan memperhatikan hak reproduksi individu / perorangan. Pelayanan terpadu tersebut harus dilaksanakan den- gan berorientasi kepada kebutuhan klien. Sebagai seorang bidan, saudara mensosialisasikan hak-hak reproduksi tersebut kepada perempuan- perempuan didalam wilayah kerjamu , coba jelaskan !
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 Sesuai dengan Undang-Undang No. 32/ 1992 dan Undang – Undang No. 10/1992, strategi kesehtan rperoduksi nasional diarahkan pada rencana intervensi untuk men- gubah perilaku didalam setiap keluarga. Tujuanya adalah menjadikan keluarga sebagai tujuan utama dan pintu masuk upaya promosi pelayanan kesehatan reproduksi. Ada 2 ( dua ) paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu ( PKRT ) yaitu : Komprehensif Terpadu ( PKRKT ) Komponen Pelayanan Pelayanan Kesehatan Repro- duksi Esensial Terpadu ( PKRET ). Didalam PKRET terdapat beberapa komponen pe- layanan yang diberikan secara terpada yaitu Komponen Pelayanan :Kesehatan Ibu Dan Anak, komponen Keluarga Berencana, komponen Kesehatan Reproduksi Remaja, dan komponen Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual, termasuk HIV-AIDS. 1. Pelayanan Kesehatan Reproduksi PKRKT sama dengan komponen pelayanan yang ada di PKRET, tetapi ditambahkan dengan komponen pelayanan Kesehatan reproduksi pada Usia Lanjut 2. Dengan kedua paket intervensi diatas, komponen intervensi pada kesehatan re- produksi Indonesia menjadi lengkap, seperti terlihat dalam diagram berikut :
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 19 b. Situasi Kesehatan Reproduksi di Indonesia Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia dewasa ini masih belum seperti yang diharapkan. Bila dibandingkan dengan keadaan di negara ASEAN lainya. Indonesia ma- sih tertinggal banyak dalam aspek kesehatan reproduksi. Dibawah ini keadaan dan ma- salah beberapa komponen kesehatan reproduksi di Indonesia. a. Kesehatan Ibu dan Anak. Angka kematian Ibu di Indonesia masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainya.Besarnya AKI menggambarkan masih rendahnya kesadaran perilaku hidup seht dan bersih, status gizi dn status kesehatan ibu. Bebagai ma- cam penyebab kematian ibu seperti penyabab langsung (perdarahan, eklampsia, dan infeksi ) mempunyai angka tertinggi dibandingkan dengan yang lain. Penyebab kematian ibu secara tidak langsung yaitu karena KEK, anemia zat besi, dan ibu dalam keadaan “4 terlalu “ yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak b. Keluarga Berencana Ketersediaan dan akses terhadap informasi dan pelayanan KB, dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Jika semua perempuan mempunyai akses terha- dap kontrasepsi yang aman dan efektif, diperkirakan kematian ibu menurun, ter- masuk menurunya resiko kesehatan reproduksi yang terkait dengan kehamilan, persalinan dan aborsi yang tidak aman c. Pencegahan IMS termasuk HIV/AIDS Dari berbagai penelitian terbatas diketahui bahwa nagka prevalensi IMS di Indone- sia masih tinggi. Sebagaian perempuan yang terkena IMS ( 50%) tidak menyadari bila dirinya terinfeksi. Sehingga hal ini akan berkembang menjadi penyakit kronis. Perempuan yng sudah menikah dan tidak menikah sering tidak melindungi diri mereka sendiri dari IMS dan HIV karena kurangnya informsi dan otonomi untuk memutuskan atau bernegoisasi sebelum hubungan seksual. Contoh yang umum terjadi perempuan tidak mampu meminta pasangan seksualnya untuk memakai kondom selama melakukan hubungan seksual. d. Kesehatan reproduksi Remaja Penyiapan sumber daya manusia yang handal dalam rangka mewujutkan kel- uarga yang berkualitas dimas datang harus disiapkan sejak masa remaja. Per- Ditempat saudara apakah ada pelayanan PKRET atau PKRKT ? Coba amati! Apakah pelayanan yang dilaksanakan sama dengan teori yang ada ? Diatas telah dibahas secara panjang lebar tentang konsep kesehatan Reproduksi, tetapi apakah saat ini saudara mengetahui keadaan Kesehatan reproduksi di Indonesia ? Cobalah saudara perhatikan beberapa kondisi keadaan Kesehatan Reproduksi di Indonesia, dibawah ini !
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 ilaku remaja saat ini di Indonesia masih belum menunjang terhadap keberhasilan pemeliharaan kesehatan reproduksi pada remaja. Hal ini bisa dilihat dari angka perilaku yang beresiko, tidak kekerasan seksual, dan kehamilan yang tidak dike- hendaki masih tinggi demikian juga masalah IMS termasuk infeksi HIV?AIDS. hal tersebut dikarenakan masih rendahnya pendidikan remaja, kurang trampilnya tenaga kesehatan dan kurangnya kesadaran semua pihak akan pentingnya pen- anganan kesehatan remaja. Faktor – faktor yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan reproduksi remja adalah masalah gizi, pendidikan, lingkungan dan pekerjaan, perkawinan dan kehamilan dini, dan masalah seksual e. Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut Pada usia lanjut secara biologis mengalami penurunan karena proses penuaan, dimana terjadi penurunan daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rent- anya terhadap serngan berbagai penyakit. Dalam hal masalah kesehatan repro- duksi perempuan dan laki – laki sama mengalami penurunan hormon didalam tubuhnya sehingga terjadi menopause dan andropause. Pada menopause kare- na terjadi penurunan hormon Estrogen maka akan muncul keluhan osteoporosis, nyeri sendi dan nyeri saat bersenggama. Pada laki – laki yang andropause sering- kali terjadi impotensi, keluhan pada tulang dan sendi. Data yang kurang pada usia lanjut bukan berarti bahwa kesehatan reproduksi usia lanjut di Indonesia tidak bermasalah f. Gender dan kekerasan terhadap perempuan Bias gender dalam keluarga dan diskriminasi terhadap perempuan masih tinngi, sehingga perempuan masih belum memperoleh hak untuk mencapainya derajat kesehatan tertinggi yang ingin dicapainya.Keadaan ini sangat merugikan perem- puan , karena dengan adanya sifat kodrati yang dipunyai perempuan dan tidak dimiliki kaum laki-laki perempuan menjadi kelompok rawan yang perlu mendapa- tkan perhatian khusus. Kurangnya hak perempuan dalam pengambilan keputusan terutama untuk kese- hatan sendiri, kesempatan untuk mengikuti pendidikan masih belum diprioritas- kan, tindak kekerasan kepada perempuan terutama didalam rumah tangga, ek- sploitasi perempuan dan anak, semua ini menjadikan kualitas hidup perempuan menjadi rendah, Penderitaan perempuan karena kekerasan terjadi sepanjang siklus kehidupanya dn dalam waktu yang sama perempuan juga menanggung beban resiko mengalami penyakit terkait dengan proses kesehatan reproduksi termasuk resiko kematian
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 21 Rangkuman 1. Melalui pendekatan siklus kehidupan dapat diketahui bahwa masalah kes- ehatan reproduksi pada perempuan terjadi sepanjang daur kehidupan per- empuan 2. Perempuan harus mulai sadar akan kebutuhan pemenuhan hak-haknya se- hingga kehidupanya menjadi lebih berkualitas 3. Mempergunakan akses pelayanan reproduksi ( PKRET & PKRKT ) semaximal mungkin didalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 Setelah saudara belajar Modul I ( Kegiatan Belajar I ), untuk mengkaji apakah pemahaman saudara terhadap materi yang telah saudara pelajari tersebut cukup baik, maka dibawah ini ada 10 ( sepuluh ) soal yang harus sudara kerjakan. Petunjuk mengerjakan soal : a. Sebelum mengerjakan soal baca dahulu soal dengan seksama b. Pilih salah satu jawaban yang saudara anggap paling benar. c. Lingkari huruf (a,b,c,d ) kemudian beri lingkaran d. Diskusikan dengan pembimbing hasil jawaban saudara Soal Kegiatan Belajar I 1. Selain harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kesehatan reproduksi bisa di- capai bila : a. Siklus kehidupan harus diawali dengan perkawinan yang sah b. Hubungan suami istri harus harmonis dn baik c. Tidak pernh menderita Infeksi Menular Seksual ( IMS ) d. Secara biologis wanita sehat reproduksinya 2. Faktor budaya sangat mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan. Salah satu contoh faktor sosial budaya adalah : a. Tekanan teman sebaya b. Usia pertama kali menikah c. Keadaan gizi buruk d. Perempuan makhluk yang lemah 3. Ny. Nina usia 50 tahun, beberapa bula terakhir ini haid tidak teratur. Ditinjau dari segi pelayanan kesehatan reproduksi, kemana sebaiknya Ny. Nina mencari pertolongan ? a. Diam dirumah, karena itu adalah normal b. Ke dokter spesialis kandungsn c. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial Terpadu ( PKRET ) d. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif Terpadu (PKRKT) 4. Yang termasuk masalah kesehatan perempuan seperti dibawah ini, kecuali : a. Morbiditas dan mortalitas perempuan yang masih tinggi b. Pelayanan KB yang belum maksimal c. Adanya program bayi Tabung d. Skrining atau penapisan untuk deteksi dini Evaluasi Formatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 23 5. Pelaksanaan hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi tercermin dari : a. Perempuan mampu memutuskan berapa jumlah anaknya b. Informasi yang adequat bagi suami istri tentang kespro c. Perempuan infertil dapat mengikuti bayi tabung d. Kontrasepsi bagi perempuan karena ia yang hamil, bersalin dan nifas 6. Penyebab kematian ibu secara tidak langsung disebabkan karena : a. 4 ( empat ) terlambat b. Perdarahan c. Infeksi d. Preeklampsi 7. Ketersediaan dan akses terhadap informasi dan Pelyanan keluarga Berencana sangat penting bagi perempuan karena : a. Mencegah terjadinya abortus tidak aman b. Dapat mengatus jumlah keluarga c. Dapat merencanakan kehamilan d. Mencegah penyakit Infeksi Menular Sksual 8. Faktor – faktor yang berpengaruh buruk terhadap perilaku Kesehatan reproduksi remaja adalah : a. Faktor orang tua b. Faktor gizi c. Faktor teman sebaya d. Faktor sekolah 9. Kurangnya hak perempuan dalam mengambil keputusan tentang kesehatanya, menyebabkan : a. Perempuan tidak dihargai b. Perempun dilecehkan c. Perempuan tidak diperhitungkan d. Perempuan kualitas hidup menjadi rendah 10. Dimasyarakat masih banyak mitos disekitar kehamilan perempuan, dan sangat mer- ugikan kesehatan reproduksi yaitu, kecuali : a. Tidak boleh makan nanas b. Tidak boleh minum air es c. Tidak boleh makan soda d. Tidak boleh makan kacang2an
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 Catatan : Setelah mengerjakan soal diatas, saudara dapat mencocokan jawaban saudara dengan jawaban yang telah disediakan, sehingga saudara mengetahui seberapa ke- mampuan saudara memahami materi Kegiatan Belajar 1 Jawaban Soal Modul 1 Kegiatan Belajar I. 1. A 6. A 2. D 7. D 3. D 8. B 4. C 9. C 5. D 10. D Umpan balik dan tindak lanjut Kegiatan Belajar 1. Cocokan jawaban saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada ba- gian akhir Kegiatan belajar 1. Kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar. Jika jawaban yang benar adalah : 90 % - 100 % : baik sekali 80 % - 89 % : baik 70 % - 79 % : cukup < 70 % : kurang Kalau saudara mencapai tingkat > 80 % ke atas, maka hasil saudara adalah baik sekali. Dan saudara sudah dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2 . tetapi jika kurang maka saudara sebaiknya belajar dan mengulang kembali kegiatan belajar 1. terutama pada bagian- bagian yang belum saudara kuasai. Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 25 Tugas : Petunjuk mengerjakan soal : Untuk menjawab soal, saudara harus memahami Modul I, Kegiatan Bela- jar I. Untuk mendapatkan data ini, saudara dapat mengambil data sekunder di rekam medik di Puskesmas terdekat dimana saudara biasanya praktek klinik, . Soal : 1. Coba dikaji faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi ditempat saudara ! 2. Setelah itu kasus apa saja yang sering muncul pada perempuan di setiap tahap tahap siklus khhidupanya ! 3. Bandingkan hasil dilapangan dengan materi yang telah saudara dapatkan ! Tugas Mandiri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 26. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015