1. Karbohidrat, protein, dan lipid dibahas dalam dokumen tersebut. Karbohidrat dijelaskan sebagai polihidroksi aldehida atau keton yang terdiri dari monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
2. Beberapa tes untuk mengidentifikasi karbohidrat dilakukan, yaitu Tes Benedict, Tes Molisch, Tes Seliwanoff, dan Tes Barfoed. Tes Benedict dan Barfoed digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan
1. KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN
LIPID
KELOMPOK 1
ABDUL AZIZ FAISAL MUH. AKSA SYAM
CICIH NURCHOLISA NUR ALDA FADILLAH
RAHMAYANTI S DZAKIYYAH ANWAR
NADHIRAH ANANDA IDRIS IZDIHAR HAFIZHAH AZ-ZAHRAH
RISKY AWALIA H DINDA ASARI ZULKARNAIN
CANI HASIM
2. KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik
(CH₂O)n, dapat diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis,
disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai
oligosakarida. Karbohidrat banyak dijumpai karena merupakan hasil sintesis
CO₂ dan H₂O dengan pertolongan sinar matahari dan klorofil. Pada umumnya
karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam
pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida).
Karbohidrat terbagi dalam tiga golongan yaitu : Monosakarida, oligosakarida
3. 1. TES BENEDICT
LANDASAN TEORI :
Percobaan benedict untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya
dua buah monosakarida. Karakteristiknya tidak bisa larut atau bereaksi langsung
dengan benedict. Prinsip dari uji benedict adalah larutan CuSO4 dalam suasan
alkali akan direaksikan dengan gula pereduksi sehingga CuO tereduksi menjadi
Cu2O berwarna merah bata. Gugus pereduksi ini berupa aldehid dan keton.
TUJUAN :
Untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Larutan tembaga alkalis akan direduksi
oleh gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dengan
membentuk kuprooksida (Cu2O) yangberwarna merah bata.
4. ALAT DAN BAHAN
Alat
Tabung reaksi
Penjepit tabung
Rak tabung
Pipet tetes
Bahan
Glukosa 1%
Glukosa 2 %
Larutan benedict
5. CARA KERJA
Siapkan 2 buah
tabung reaksi
bersih dan kering.
Masukkan masing-
masing 2,5 ml
larutan benedict
kedalam 2 tabung
tersebut.
Tambahkan 4
tetes larutan yang
akan diperiksa
(sampel glukosa
2% dan 1 %)
secara berurut-
urut
Campurkan dan
didihkan ke
tiganya diatas
api selama 2
menit atau
dalam penangas
air mendidih
selama 5 menit
Perhatikan
warna yang
timbul. Positif
jika terjadi
endapan mulai
dari warna
kuning/merah
bata
6. HASIL DAN PEMBAHASAN
• ditambahkan dengan
glukosa 2% perubahan
warna menjadi merah
bata lebih cepat daripada
Tabung
1
• dengan glukosa 1% yang
pada pemanasan dimenit
ke dua masih terdapat
warna ungu dan belum
Tabung
2
TABUNG 1
TABUNG 2
7. KESIMPULAN
Uji Benedict menunjukkan bahwa senyawa uji memiliki
gugus fungsi aldehida atau gugus fungsi hemiasetal yang
dapat membuka menjadi aldehida maka karbohidrat
tersebut merupakan gula pereduksi. Cu2+ yang
terkompleks dengan benedict dapat direduksi menjadi
endapan merah bata (Cu2O).
8. 2. TES MOLISCH
DASAR TEORI :
Reaksi ini berlaku untuk segala macam karbohidrat, baik dalam betuk bebas
maupun yang terikat. Dasarnya adalah pembetukan furfural atau turunannya
disebabkan daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Dengan
alfanaftol, furfural akan membentuk suatu senyawa yang berwarna ungu.
Walaupun reaksi ini tidak terlalu spesifik untuk karbohidrat, namun tetap
berguna untuk analisis. Hasil negative merupakan suatu bukti bahwa tidak ada
karbohidrat.
TUJUAN :
mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada larutan glukosa, sukrosa dan
pati menggunakan reagen molisch.
9. ALAT DAN BAHAN
• Rak tabung
• Tabung reaksi
• Pipet tetes
ALAT
• Larutan sukrosa
• Larutan Glukosa
• Larutan Pati/amilum
• Larutan Molisch
• Larutan H₂SO₄
BAHAN
10. CARA KERJA
1
• Siapkan 3 buah tabung bersih dan kering. Masukkan 2ml larutan yang akan
diperiksa masing-masing (glukosa 1%, sukrosa dan amilum/pati) ke dalam 3
tabung reaksi tersebut secara berturut-turut dengan menggunakan pipet
pasteur bersih.
2
• Masing-masing tabung tambahkan 3 tetes pereaksi molisch (alfa naftol 5%
dalam alkohol) dengan menggunakan pipet tetes bersih.
3
• Setelah dikocok, alirkan ketiganya dengan perlahan-lahan 1ml H2SO4 pekat
melalui dinding tabung yang dimiringkan. Terlihat bahwa asam sulfat terdapat
di bagian bawah tabung. Reaksi positif jika pada batas kedua lapisan tampak
warna ungu berbentuk cincin.
12. PEMBAHASAN
Dengan menguji ketiga larutan karbohidrat yang telah ditetesi dengan pereaksi
molisch dan selanjutnya dihidrolisis dengan asam sulfat pekat (H2SO4) maka
terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat polisakarida menjadi
disakarida dan monosakarida. Berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan
bahwa semua larutan yang diuji (glukosa, sukrosa, dan amilum) adalah
karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya perubahan warna pada ketiga
tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat tersebut. Larutan yang bereaksi
positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan
alfa-naftol dan asam sulfat pekat. Berdasarkan prinsip percobaan dengan uji
molisch, hasilnya (fulfural) mengalami sulfonasi dengan alfa naftol dan
memberikan senyawa berwarna ungu kompleks. Namun, yang kami dapatkan
disini tidak berwarna ungu kompleks, tetapi hanya terdapat perbedaan warna dan
diperkirakan warna tersebut adalah warna ungu tapi sangat muda atau pudar.
Kesalahan ini mungkin terjadi karena telah adanya kontaminasi pada larutan,
kesalahan langkah pada saat melakukan praktikum atau pengelihatan kami
kurang jeli untuk melihat cincin ungu tersebut.
13. KESIMPULAN
Ketiga larutan karbohidrat yan diuji (glukosa, sukrosa dan pati) mengandung
karbohidrat karena terdapat terdapat perbedaan warna diantara kedua lapis larutan,
yang kami asumsikan sebagai cincin berwarna ungu. Perbedaan warna tersebut di
sebabkan oleh konsentrasi asam sulfat pekat yang bertindak sebagai agen dehidrasi
yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya, yang kemudian
dikombinasikan dengan alfa-naftol untuk membentuk produk berwarna.
14. 3. TES SELIWANOFF
LANDASAN TEORI :
Uji seliwanoff adalah uji yang membedakan antara aldosa dan ketosa. Ketosa
dibedakan dari aldosa gugus fungsi keton / aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut
mempunyai gugus keton, maka ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida,
maka aldosa. Ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terhidrasi dari pada aldosa. Fruktosa
dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa
menghasilkan uji positif karena sukrosa adalah disakarida yang terdiri dari fruktosa dan
glukosa.
TUJUAN :
Untuk menguji adanya gugus keton.
15. ALAT DAN BAHAN
Alat
Rak tabung
Tabung reaksi
Penjepit tabung
Pipet tetes
Bahan
Larutan sukrosa
Larutan glukosa
Larutan seliwanoff
16. CARA KERJA
Kemudian panaskan keduanya di atas api selama 30 detik atau di dalam penganas air mendidih selama 30
detik. Hasil positif akan timbul warna merah dalam beberapa detik.
Siapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering. Masukkan ke dalam 2 tabung reaksi tersebut 2,5 ml
pereaksi seliwanoff yang baru di buat secara berturut-turut. Masing-masing tambahkan 5 tetes larutan
yang hendak diperiksa ( sukrosa dan glukosa ).
17. HASIL DAN PEMBAHASAN
Prinsipnya berdasarkan konversi fruktosa
menjadi asam levulinat dan hidroksimetil
furfural oleh asam hidroklorida panas dan
terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural
dengan resorsinol yang menghasilkan
senyawa berwarna merah, reaksi ini
spesifik untuk ketosa. Sukrosa yang mudah
dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa
akan memberikan reaksi positif dengan uji
seliwanoff yang akan memberikan warna
jingga pada larutan. Tetapi pada
percobaan yang dilakukan reaksi ini tidak
terjadi dikarenakan kesalahan pada reagen
yang digunakan.
18. KESIMPULAN
Tes seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang
mengandung gugus keton atau disebut juga ketosa jika dipanaskan
karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna
merah pada larutannya. Namun, pada percobaan ini dihasilkan larutan
dengan warna bening yang sebelumnya berwarna kuning.Kesalahan
pada percobaan ini terdapat pada reagen yang digunakan.
19. 4. TES BARFOED
LANDASAN TEORI :
Barfoed merupakan pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya direduksi
oleh monosakarida. Disakarida akan dapat dihidrolisis sehingga bereaksi
positif dengan pemanasan yang lebih lama. Dengan kata lain untuk
membedakan monosakarida,disakarida,polisakarida bergantung beberapa
lama pemanasan sampai terbentuk endapan tembaga oksida yang
berwarna merah bata.
TUJUAN :
untuk membedakan monosakarida dari disakarida, bedaya terletak pada
suasananya yang asam
21. LANGKAH KERJA
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 2 ml pereaksi
barfoed masing-masing ke dalam 2 tabung tersebut. Tambahkan 1 ml larutan
yang akan diperiksa ( sampel sukrosa & glukosa) secara berturut-turut
2. Siapkan stopwatch/pengukurwaktu kemudian panaskan sampai mendidih
diatas penangas air mendidih hingga 1 menit. Bila tak terlihat endapan
didihkan terus pada penangas air panas hingga 15 menit sambil tetap
memperhatikan endapan yang terbentuk
3. Disakarida positif dengan terjadinya endapan pada pemanasan setelah 5
menit sedangan monosakarida dengan terjadinya endapan pada pemanasan
sebelum 5 menit
22. HASIL DAN PEMBAHASAN
GLUKOSA SUKROSA
pada saat dipanaskan
diatas penangas air
mendidih hingga 1
menit belum terjadi
endapan. endapan itu
baru akan terbentuk
sedikit demi sedikit
setelah pemanasan 5
menit hingga 15 menit
endapan sudah
banyak yang terbentuk.
pada saat
dipanaskan
dengan
penangas air
mendidih hingga
1 menit belum
terjadi endapan.
Endapan itu baru
akan terbentuk
hingga 15 menit.
23. KESIMPULAN
Dari kedua percobaan diatas dengan sampel yang berbeda dapat kita
simpulkan bahwa : kedua percobaan diatas termasuk disakarida positif
karena endapan terjadi pada pemanasan setelah 5 menit sehingga
terbentuk endapan tembaga oksida(Cu2O )yang berwarna merah bata
24. 5. TES AMILUM DENGAN IODIUM
LANDASAN TEORI :
Kondensasi iodin dengan karbohidrat pada uji iodin, monosakarida dapat menghasilkan
warna yang khas. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit
glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada
tiap unit glukosanya.
TUJUAN :
untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya
ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru.
25. ALAT DAN BAHAN
ALAT
BAHAN
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Penjepit tabung
• Pipet tetes
• Larutan aquades
• Larutan pati/amilum
• Larutan lugol
• Larutan NaOH
26. CARA KERJA
Siapakan sebuh tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 1 ml larutan
pati/amilum ke dalam tabung reaksi tersebut. Tambahkan 1 tetes larutan lugol ( 1 gr
iodium dengan 2 gr KL dalam 100 ml aquadest )
Siapakan sebuh tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 1 ml larutan
pati/amilum ke dalam tabung reaksi tersebut. Tambahkan 1 tetes
larutan lugol ( 1 gr iodium dengan 2 gr KL dalam 100 ml aquadest )
27. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan ini membuktikan bahwa amilum NaOH
dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambah dengan 1 tetes
larutan iodine menghasilkan larutan berwarna bening yang
membuktikan bahwa amilum NaOH tidak terdapat kandungan
polisakarida.
Dan dapat dilihat bahwa, semakin banyak larutan NaOH 10%
yang ditambahakan maka perubahan warna pada percobaan
akan semakin bening. Terlihat pada foto pertama, tabung pada
ujung kiri hanya ditambahkan 1 tetes NaOH dan perubahan
warnanya putih keabu-abuan. Tabung kedua dari sebelah kiri,
ditambahkan dengan 3 tetes larutan NaOH 10% dan perubahan
warna agak lebih bening dibandingkan dengan tabung pertama.
Tabung ketiga ditambahkan dengan 5 tetes larutan NaOH 10%
dan terlihat jelas perbedaan perubahan warna yang jauh lebih
bening dibandingkan dengan tabung 1 dan 2. Sedangkan tabung
keempat ditambahkan dengan 4 tetes larutan NaOH 10%, yang
29. LIPID
Lipid adalah senyawa organi berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat
diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam
lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam lemak
berupa asam organik dengan rantai panjang yang mempunyai atom karbon 4 sampao
24 dan memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang.
Hal ini yang membuat lipid bersifat tidak dapat larut dalam air dan tampak berminyak
atau berlemak.
30. 1. DAYA LARUT LEMAK
LANDASAN TEORI :
Lipid adalah segolongan senyawa organic yang terdapat di alam dan mempunyai sifat-sifat :
• Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan non-polar seperti eter, kloroform, alkohol
panas, dan benzene.
• Berhubungan erat dengan asam lemak.
• Dapat digunakan oleh organism hidup
Lipid dapat di ekstraksi dari jaringan binatang maupun tumbuh-tumbuhan dengan
menggunakan pelarut lemak yang akan menghasilkan campuran yang kompleks dimana
mengandung triasilgliserol, fosfolipid, glikolipid, dan bermacam-macam sterol.
TUJUAN :
Untuk melihat daya larut lemak yang pada dasarnya tidak larut dalam air tetapi pada umumnya
larut dalam pelarut non-polar seperti eter, kloroform, dan benzene.
31. ALAT DAN BAHAN CARA KERJA
Alat
Tabung
reaksi
Meja tabung
Penjepit tabung
Penutup tabung
spirtus
Bahan
Alkohol 96%
dingin dan panas
Eter
Air suling
Siapkan 4 buah tabung reaksi bersih. Masukkan
masing-masing 2 ml pelarut berikut : air, alkohol
96% dingin dan panas, dan eter secara berturut-
turut
Kemudian tambahkan 2 tetes minyak kelapa ke
dalam tabung-tabung tersebut.
Kocok tabung, lalu perhatikan kelarutan minyak
tersebut.
1
2
3
32. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada larutan organic seperti eter dapat
larut dalam minyak dan emulsi stabil. Hal ini
disebabkan Karena eter merupakan larutan
non-polar sehingga minyak dapat larut
sempurna.
Pada air suling, minyak tidak larut
didalamnya. Hal ini disebabkan Karena
minyak merupakan senyawa non-polar
sedangkan air merupakan senyawa polar
sehingga jika dibiarkan maka kedua cairan
akan memisahkan menjadi dua lapisan.
Berbeda dengan alkohol, alkohol
merupakan larutan semipolar yang dimana
semakin tinggi suhu alkohol maka sifat
kepolarannya semakin berkurang sehingga
minyak dapat larut dalam alkohol panas dan
semakin rendah suhu alkohol maka sifat
kepolarannya semakin bertambah sehingga
33. KESIMPULAN
Lemak / minyak tidak dapat larut dalam air, tetapi akan larut sempurna pada larutan
non-polar. Hal tersebut disesuaikan dengan teori like dissolve like, yaitu pelarut polar
akan hanya larut dalam pelarut polar dan begitu sebaliknya. Karena minyak
merupakan larutan polar, maka minyak dapat di larutkan pada larutan on-polar
contohnya eter. Berbeda dengan alkohol, alkohol bersifat semipolar dimana memiliki
sifat polar dari gugus – OH dan non-polar dari gugus alkil. Semakin tinggi suhu
alkohol maka sifat kepolarannya semakin berkurang dan begitupun sebaliknya
34. 2. MENYATAKAN KEJENUHAN
LANDASAN TEORI :
Kloroform berfungsi sebagai pelarut organik yang dapat melarutkan minyak dan lemak,
sedangkan iodin berfungsi mengoksidasi asam lemak yang memiliki ikatan rangkap pada
molekulnya menjadi ikatan tunggal asam lemak tidak jenuh dapat menghilangkan warna
KMnO4 yang disebabkan oleh edisi pada ikatan rangkap.
TUJUAN ;
Untuk melihat reaksi ketidak jenuhan asam lemak dengan ditandai reaksi positif ketidak jenuhan
asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke
warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat
banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak
35. ALAT DAN BAHAN
Alat
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Penjepit tabung
• Pipet tetes
Bahan
• Minyak kelapa
• Larutan KMnO₄
36. CARA KERJA
Siapkan sebuah tabung
reaksi bersih. Masukkan 3
ml minyak kelapa murni.
Tambahkan 2 tetes lartan
KMnO4 0,1 N. Kocok
beberapa saat. Warna
KMnO4 yang hilang
menunjukkan minyak
mengandung asam lemak
tak jenuh.
37. HASIL
SEBELUM DIKOCOK SETELAH DIKOCOK
Siapkan sebuah tabung
reaksi bersih. Masukkan 3 ml
minyak kelapa murni.
Tambahkan 2 tetes lartan
KMnO4 0,1 N. Kocok
beberapa saat. Warna
KMnO4 yang hilang
menunjukkan minyak
mengandung asam lemak tak
jenuh.
38. KESIMPULAN
Pada percobaan ini menggunakan minyak murni dan menunjukkan hasil
bahwa lemak tidak mengalam kejenuhan / lemak tak jenuh pada minyak
murni yang berarti memiliki ikatan rangkap.
39. PROTEIN
protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein
merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh
karena sel itu merupaka pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam
makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuha tubuh.
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa selain polisakarida, lipid dan
polinukleotida yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Protein adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida.
40. 1. REAKSI BIURET
LANDASAN TEORI :
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada
pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa
akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun
protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini
positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam
amino bebas atau dipeptida.
TUJUAN :
untuk mengetahui adanya peptide ilkage (ikatan protein).
42. CARA KERJA
• Siapkan sebuah tabung reaksi bersih.
Masukkan 2ml larutan protein
kedalam tabung reaksi. Tambahkan
2ml NaOH 10%. Setelah kedua larutan
tercampur lalu teteskan secara
perlahan-lahan CuSO4 0,5% hingga
timbul warna tertentu
1
• Penambahan CuSO4 harus hati-hati
sebab bila terlalu banyak akan
menyebabkan timbulnya warna biru
2
43. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan diatas, membuktikan bahwa
larutan protein yang ditambahkan 2ml NaOH
10% dan ditetesi CuSO4 akan mengubah warna
larutan menjadi warna UNGU. Namun, apabila
pada percobaan diatas ditetesi CuSO4 secara
berlebihan maka akan menimbulkan warna biru
dimana jika terjadi hal tersebut maka uji coba
terhadap ikatan peptide akan gagal.
44. KESIMPULAN
Jadi ion Cu2+ dalam susana basa akan bereaksi dengan
polipeptide (ikatan protein) yang akan membentuk senyawa
kompleks berwarna UNGU namun dengan kadar atau volume
tertentu
45. 2. REAKSI NINHIDRIN
LANDASAN TEORI :
Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C lebih
rendah dan melepaskan molekul NH3 dan CO2. Ninhidrin yang telah bereaksi akan
membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya kompleks
berwarna biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan hidrinatin yang
bereaksi dengan NH3setelah asam amino tersebut dioksidasi. telur merupakan
sumber protein yang di butuhkan tubuh, dan mengandung asam amino esensial
yang lengkap.
TUJUAN :
Untuk melihat reaksi antara asam α-amino dengan pereaksi nibhidrin, di mana pada uji
ninhidrin, semua asam amino atau peptida yang menggandung asam α-amino bebas
akan bereajsi dengan ninhidrin membentuk senyawa yang berwarna biru.
46. ALAT DAN BAHAN
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Penjepit tabung
• Pipet tetes
Alat
• Larutan putih telur
• Larutan anhidrin 10%
• Putih telur (sebagai asam amino)
Bahan
47. CARA KERJA
siapkan sebuah tabung reaksi
yang bersih dan kering.
masukan 3 ml larutan
protein/asam amino yang
tersedia (larutan putih telur).
dan 10 tetes larutan anhidrin
0,1%. letekaan tabung pada
penangas air mendidih selama
10 menit. perhatikan warna biru
yang terbentuk
49. KESIMPULAN
Ninhidrin yang bereaksi dengan telur yang merupakan sumber protein yang
menghasilkan asam amino.akan berubah warnanya menjadi warna biru, di
sebapkan reaksi ninhidrin dengan hasil reduksinya, yaitu hidrindantin dan
amonia
50. 3. PENGENDAPAN PROTEIN DENGAN LOGAM BERAT DAN
PEREAKSI ALKALOID
LANDASAN TEORI :
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein itu sendiri mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitroge dan kadang kala sulfur serta fosfor.
TUJUAN :
Untuk melihat pengendapan yang terjadi antara protein dengan asam sulfosalisilat
51. ALAT DAN BAHAN
Alat Tabung
reaksi
Rak tabung
Penjepit
tabung
Pipet tetes
Bahan Larutan
sulfosalisilat
Larutan
protein
Larutan
CuSO₄
52. CARA KERJA
Siapkan 2 buah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 5 ml larutan protein yang tersedia, masing-masing ke dalam
2 tabung tersebut diatas. Tambahkan CuSO4 5% tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi pertama dan perhatikan
pengaruh tiap-tiap tetesan dari pembentukan presipitat.
Tambahkan asam sulfosalisilat 10% tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi kedua dan perhatikan pengaruh tiap-tiap
tetesan dari pembentukan presipitat.
54. PEMBAHASAN
1. Tabung pertama yang berisi Protein + larutan CuSO4 5% terjadi
pengendapan di tetesan pertama (CuSO4) , terlihat sangat pekat
terhadap protein dan berwarna biru muda , dikarenakan larutan CuSO4
5% bersifat logam.
2. Tabung kedua yang berisi Protein + larutan Sulfosalasilat 10% terjadi
pengendapan di tetesan ke tujuh baru menyamai pengendapan dari
larutan CuSO4 5% dan endapannya berwarna putih.
55. KESIMPULAN
Tabung pertama yang berisi Protein dan larutan CuSO4 5% terjadi pengendapan di
tetesan pertama (CuSO4) , terlihat sangat pekat terhadap protein dan berwarna biru
muda , dikarenakan larutan CuSO4 5% bersifat logam. Tabung kedua yang berisi
Protein + larutan Sulfosalasilat 10% terjadi pengendapan di tetesan ke tujuh baru
menyamai pengendapan dari larutan CuSO4 5% dan endapannya berwarna putih.