Latar Belakang Penyelarasan :
Kesenjangan antara jumlah lulusan dengan jumlah kebutuhan dunia kerja (Dimensi Kuantitas)
Kesenjangan kompetensi lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja (Dimensi Kualitas)
Wilayah tidak mampu menyerap lulusan dari lokasi setempat, tidak tersedia lulusan yang dibutuhkan di suatu wilayah (Dimensi Lokasi)
Perubahan kondisi (ekonomi) baik lokal, nasional dan global dan lead time pendidikan (Dimensi Waktu)
Latar Belakang Penyelarasan :
Kesenjangan antara jumlah lulusan dengan jumlah kebutuhan dunia kerja (Dimensi Kuantitas)
Kesenjangan kompetensi lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja (Dimensi Kualitas)
Wilayah tidak mampu menyerap lulusan dari lokasi setempat, tidak tersedia lulusan yang dibutuhkan di suatu wilayah (Dimensi Lokasi)
Perubahan kondisi (ekonomi) baik lokal, nasional dan global dan lead time pendidikan (Dimensi Waktu)
PEDOMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2017
FILSAFAT PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM COE SMK.pptxdiana62140
COE adalah program bantuan yg diberikan oleh Kementerian Pendidikan kepada SMK dengan bentuk bantuan fisik dan non fisik (kegiatan) dalam rangka peningkatan kompetensi siswa SMK
Buku Panduan Praktisi Mengajar Tahun 2022 dapat dipergunakan sebegai dasar
pelaksanaan Program Praktisi Mengajar Tahun 2022. Buku ini menjadi panduan bagi
praktisi dan perguruan tinggi. Buku ini dapat didistribusikan untuk khalayak umum
dengan izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. Kemampuan mengeksploitasi
secara baik sumber daya yang
dimiliki dalam diri maupun di
dalam organisasi, serta potensi
diri untuk menjalankan aktivitas
tertentu ataupun serangkaian
aktivitas guna mencapai tujuan
yang diharapkan.
3.
4. PENGELOLAAN
SEKOLAH YANG EFEKTIF
AKAN MENDUKUNG:
• Gerakan Sekolah
Menyenangkan
• SMK Membangun Desa
• Sekolah Pencetak Wirausaha
• Sekolah Adiwiyata
• Sekolah Ramah Anak
• Sekolah Revolusi Industri 4,0
• SMK BLUD
• New Tefa
• SMK PK
• dll
5.
6. GTK adalah pemimpin bagi siswa dalam pembelajarannya, bagi kolega
atau teman-teman seprofesinya, dan bagi dirinya sendiri.
4 model kompetensi pengembangan profesi guru :
1. Pengembangan diri dan orang lain
2. Kepemimpinan pembelajaran
3. Kepemimpinan manajemen sekolah
4. Kepemimpinan pengembangan sekolah
Setiap GTK adalah Pemimpin
7. KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
• memimpin upaya pengembangan lingkungan belajar yang
berpusat pada murid;
• memimpin perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang
berpusat pada murid;
• memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar yang
berpusat pada murid; dan
• melibatkan orang tua/wali murid sebagai pendamping dan sumber
belajar di sekolah.
8. 9 karakteristik
pembelajaran
yang efektif
1) Mempertimbangkan suara murid.
2) Bergantung pada perilaku (apa yang dilakukan pendidik),
pengetahuan dan pemahaman (apa yang pendidik tahu) dan
keyakinan (mengapa pendidik bertindak seperti yang mereka
lakukan).
3) Melibatkan pemikiran hasil belajar jangka panjang dan jangka
pendek sasaran.
4) Dibangun di atas pembelajaran dan pengalaman peserta didik
sebelumnya.
5) Melibatkan scafolding pembelajaran peserta didik.
6) Melibatkan berbagai teknik, termasuk seluruh kelas dan kerja
kelompok terstruktur, pembelajaran yang dipandu dan aktivitas
individu.
7) Berfokus pada pengembangan pemikiran tingkat tinggi dan
metakognisi
8) Menggunakan penilaian untuk pembelajaran.
9) Bersifat inklusif dengan mempertimbangkan kebutuhan beragam
dari peserta didik
17. Lingkungan dan Fasilitas Sekolah yang
memadai bersih , asri dan nyaman
Rasa aman, selamat, sehat secara fisik
dan mental (tidak ada diskriminasi,
bullying, sara dll)
Interaksi sosial antar siswa-siswa, siswa-
guru, guru-guru, guru-kepsek, guru-staf
staf-staf, staf-Kepsek, siswa-staf
Interaksi dengan satkeholder
Interaksi dan aktifitas pembelajaran
Prestasi akademik dan non akademik
Pengembangan Minat bakat dan passion
Pengembangan Profesional
Peran di masyarakat dan sekolah
Bekerja , Melanjutkan, Wirausaha
MEMBANGUN IKLIM DAN BUDAYA SEKOLAH YANG POSITIF
BERDASAR THEORY MASLOW
21. BAGAIMANA BENTUK KESELARASAN MENDALAM DAN
MENYELURUH SMK PUSAT KEUNGGULAN DENGAN DUNIA KERJA?
Tidak hanya MoU, tapi juga dengan:
i
Link & Match
Keterlibatan dunia kerja di
segala aspek penyelenggaraan
pendidikan vokasi
Kurikulum disusun bersama
termasuk penguatan aspek softskills dan
karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek
hardskills yang sesuai kebutuhan dunia kerja
Pembelajaran berbasis project riil dari
dunia kerja (PBL)
untuk memastikan hardskills akan
disertai softskills dan karakter yang kuat
Jumlah dan peran guru/instruktur dari
industri dan ahli dari dunia kerja ditingkatkan
secara signifikan (sampai minimal mencapai
50 jam/semester/ program keahlian)
Praktik kerja lapangan/industri
minimal 1 semester
1
2
3
4
Sertifikasi kompetensi
yang sesuai standar dan kebutuhan dunia kerja
(bagi lulusan dan bagi guru/instruktur)
Riset terapan mendukung teaching factory
yang bermula dari kasus atau kebutuhan
Komitmen serapan
lulusan oleh dunia kerja
5
6
7
8
i
Update teknologi dan
pelatihan bagi guru/instruktur
secara rutin dari dunia kerja
Berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan
dengan dunia kerja, antara lain:
✔ Beasiswa dan/atau ikatan dinas
✔ Donasi dalam bentuk peralatan laboratorium, atau dalam bentuk lainnya
✔ dan lain sebagainya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
22. BRANDING SEKOLAH
Proses membangun reputasi dan
mengkomunikasikan keunggulan sekolah di
hati dan pikiran masyarakat dan
stakeholder. Reputasi dan keunggulan
sekolah meliputi: Performa lulusan di
masyarakat, Prestasi akademik , Layanan
jasa dan produk, Proses pembelajaran,
Fasilitas dan lingkungan sekolah,
Kompetensi guru, budaya sekolah dan
interaksi warga sekolah dengan masyarakat
23. 16 THEORY PROSSER
UNTUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEJURUAN
1. Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan
dimana nanti ia akan bekerja.
2. Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan
cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja. Pendidikan kejuruan akan
efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam
pekerjaan itu sendiri.
3. Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu memodali minatnya,
pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi. (Passion))
4. Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan
kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya. (
5. Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan
kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan
nantinya.
6. Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam
penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.
7. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap
dapat bekerja pada jabatan tersebut.
24. 16 THEORY PROSSER
UNTUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
KEJURUAN
9. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.
10. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika
pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).
11. Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu
okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.
12. Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain.
13. Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai
dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling
efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.
14. Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan
hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta
didik tersebut.
15. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.
16. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka
pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.
25. Penyerapan
/Penempatan
Kerja Pada
Jabatan-Jabatan
Pekerjaan
Siswa Kompeten
Menguasai Unit
Unit Kompetensi
Yang dibutuhkan
dalam pekerjaan
Melakukan
Asesmen
terhadap
Penguasaan unit-
unit Kompetensi
Mengajarkan
Unit Unit
Kompetensi Yang
harus dikuasai
Identifikasi Unit
Kompetensi yang
harus dikuasai
CP-TP-ATP Pembelajaran dan Asesmen Hasil Belajar Dampak Belajar
INTEGRASI SKKNI/SKK/SKKI DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
Amanat Perpres 68 Revitalisasi Pendidikan Vokasi
27. 2 ISU UTAMA
PENDIDIKAN
KEJURUAN
ERA RI 4.0
27
“There is an urgent need to update education systems to equip
children with the skills to navigate the future of work and the
future of societies” (WEF, 2020)
TVET institutions are instrumental in strengthening skills and
entrepreneurial capabilities of young people. Improving access,
quality, equity, and relevance of TVET is therefore critical to
meeting the aspirations of the youth and industry needs”.
It is very important for TVET training facilities to be designed in
line with curriculums that reflect industry standards and
requirements”.
(ADB, 2019)
28. Sebanyak apapun FASILITAS yang
diberikan jika TIDAK TAHU cara
menggunakan maka fasilitas itu TIDAK
AKAN PERNAH CUKUP dan
BERMANFAAT
Fasilitas SMK PK
Mindset Change
SDM
Sarpras
Iklim Sekolah
Jejaring
Pendampingan
29. Perubahan
Organisasi:
tranformasi
Digital
Digitization of assets, including
infrastructure, connected
machines, data, and data
platforms
Digitization of operations,
including processes, payments
and business models, and
customer and supply chain
interactions; and
Digitization of the workforce,
including worker use of digital
tools, digitally skilled workers,
and new digital jobs and roles.
McKynsey, 2020
30. 50%
Jabatan pekerjaan di
dunia akan menggunakan
teknologi digitalisasi
84%
Pekerja perlu
direskilling
50%
Pekerja perlu
ganti skill
40%
Diolah dari Future of Jobs, WEF, 2020
97juta
Pekerjaan baru dalam 5
tahun ke depan
TANTANGAN PEMBANGUNAN SDM
MENGHADAPI TRANSFORMASI DIGITAL
Paparan Sesditjen diksi
32. Kurikulum harus mampu memberikan pengalaman
belajar dan membantu siswa mengembangkan potensi
dirinya menguasai kompetensi yang dibutuhkan agar
berperan dalam pembangunan masyarakat untuk
mewujudkan kehidupan yang lebih baik, berkualitas dan
berkelanjutan
33. KUALITAS
PEMBELAJARAN
DI SMK
Metode pengembangan kurikulum yang didasarkan pada analisis jabatan;
Konten kurikulum yang berhubungan dengan pekerjaan dan tempat kerja;
Pendekatan didaktik yang berorientasi pada tugas daripada berorientasi pada
subjek;
Guru dan pelatih yang melibatkan dan akrab dengan dunia kerja;
Pola penyampaian yang beragam (ruang kelas,parkatik,
lokakarya,workshop/project, problem menghubungkan teori dan praktik);
Orientasi dan bimbingan kejuruan yang berhubungan dengan pekerjaan dan
pasar tenaga kerja.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai
34. Profil/Capaian Pembelajaran
Lulusan Kompetensi Fit dengan Jabatan di industri
Budaya Kerja Fit dengan Budaya Perusahaan
Motivasi kerja Fit untuk Produktifitas Kerja
Pengembangan Karir (wirausaha/bekerja)
Berkelanjutan
Job analisis/Kompetensi Kerja
Pekerjaan /Keterampilan baru
SKKNI
Budaya Kerja
Motivasi kerja
Potensi Karir (Bekerja/Wirausaha)
Penyelarasan
Keterserapan
Menentuka Profil Lulusan dan
Kompetensi yang harus
dikuasai (Job profile)
Penyusunan Kurikulum
Operasional
Analisi CP & Tujuan dan Alur
Tujuan Pembelajaran
Merancang Materi dan
aktivitas pembelajaran
Menyusun Bahan ?modul
ajar/Media Pembelajaran
Pengembangan Asesmen
Pembelajaran
Refleksi, Review dan Validasi
42. 6 Komponen Pembelajaran Daring
Siswa
Guru
Platform Teknologi
(LMS)
Software dan Perangkat Teknologi
Konten Pembelajaran
Koneksi Internet
Teacher competence is the prime factor in the
pedagogical use of digital technologies.
44. REFLEKSI
Refleksi merupakan evaluasi diri sebagai
pengukuran tingkat pemahaman materi
dan informasi yang telah dipelajari meliputi
hal-hal yang sudah dikuasai/dipahami
maupun belum dipahami/dikuasai dalam
mencapai tujuan/standar kompetensi yang
diharapkan . Dalam refleksi juga dapat
diungkap hambatan-hambatan yang dialami
dan juga hal-hal positif yang ditemukan
selama proses pembelajaran.
45. 1 2 3
Untuk mengukur
pemahaman GTK
terhadap materi dan
informasi yang
diperoleh dalam IKM
TUJUAN REFLEKSI
Untuk merumuskan
Aktivitas peningkatan
kapabilitas dalam IKM
(Rencana Tindak Lanjut)
Untuk memperoleh
umpan balik dalam pe
IKM
46. REFLEKSI DIRI
Melakukan refleki diri terhadap
ketercapaian tujuan dari IKM
Saya telah memahami materi dan informasi
IKM
1. Saya memerlukan tambahan materi dan
informasi pada ruang lingkup IKM
tentang ……………
2. Saya memiliki usulan agar pelaksanaan
IKM lebih efisien dan efektif
meliputi……………..
47. REFLEKSI TERHADAP MATERI DAN PROGAM
• Apakah IKM mudah dipahami?
• Apakah pelaksanaan program
pelatihan sudah memenuhi
harapan dan kebutuhan untuk
pelaksanaan pendampingan?
• Bagaimana saya menyusun
rencana tindak lanjut IKM agar
lebih efektif dan efisien?
49. 49
Tidak memiliki kerja sama
atau minim kerja sama (<3
ruang lingkup)
Memiliki >5-8 ruang lingkup
kerja sama
Memiliki kerja sama yang
menyeluruh, mendalam dan
berkelanjutan
LEVEL 1
LEVEL 2
LEVEL 3
TAHAP 4
Kerja sama
dengan DUDI
Kompetensi guru kejuruan, fasilitas
sekolah dan kurikulum (termasuk
pembelajaran berbasis proyek & budaya
kerja) belum sepenuhnya sesuai dengan
kebutuhan DUDI
Kompetensi guru kejuruan,
fasilitas sekolah dan
kurikulum (termasuk
pembelajaran berbasis
proyek & budaya kerja)
sesuai dengan kebutuhan
DUDI
Sekolah menjadi rujukan
bagi peningkatan kualitas
dan kinerja SMK lainnya
Kepala Sekolah tidak
memiliki kompetensi
business acumen dan
growth mindset
Kepala Sekolah berkompeten tetapi
belum optimal melakukan
penyelarasan dengan DUDI
Kepala Sekolah
berkompeten dan telah
menyelaraskan sekolah
dengan kebutuhan DUDI
Kepemimpinan
Sekolah dan
Pengimbasan
<20% 20-40%
>40-60%
>60%
Keterserapan
lulusan di DUDI
Keselarasan
dengan DUDI
Memiliki 3-5 ruang lingkup kerja
sama
4 TAHAPAN PROSES TRANSFORMASI ASPEK
VOKASI BAGI SMK
Kompetensi guru kejuruan,
fasilitas sekolah dan kurikulum
(termasuk pembelajaran
berbasis proyek & budaya
kerja) tidak sesuai dengan
kebutuhan DUDI
1. Tahapan Proses Transformasi ini digunakan sebagai panduan dalam pengembangan SMK PK
2. program SMK PK akan mengakselerasi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju dalam waktu 3 tahun
51. Refleksi dan Evaluasi Rencana tindak lanjut Implementasi Program RTL
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
SMK PUSAT
KEUNGGULAN
52. ANALISIS AKAR MASALAH
LINGKUP PENDAMPINGAN IDENTIFIKASI MASALAH AKAR MASALAH
Mencakup 8 lingkup
Pendampingan
Isu kritis : SNP, link &match 8+i
, Keterserapan, Kerjasama
Industri, Pembelajaran TEFA,
Magang, BLUD dll)
Tools: 5 Why, Fishbone
diagram, Mind Map, Analisis
Perubahan, Analisis
penghalang
53. RENCANA TINDAK LANJUT
AKAR MASALAH REKOMENDASI /SOLUSI RENCANA TINDAK LANJUT
Problem utama
prioritas yang
akan diselesaikan
Rekomendasi penyelesaian
yang akan dilaksanakan
Nama Kegiatan?
Siapa penanggungjawabnya?
Dimana diterapkan?
Sasaran kegiatan?
Kapan dilaksanakan?
Sumberdaya yang diperlukan?
Apa kegiatannya?
Persiapan, pelaksanaan, pelaporan
Hasilnya yang diharapkan?
Refleksi dan RTL ?
RTL dengan SMART kriteria
54. Mengukur bagaimana
Tim Pendamping PT
bereaksi terhadap
proses pembekalan
yang telah diikuti
Menganalisa hasil
Pembelajaran apakah
Tim Pendamping PT
benar-benar
memahami apa yang
telah diberikan selama
proses pembekalan
Melihat apakah Tim
Pendamping PT dapat
mengimplementasikan
materi pembekalan
dalam penyusunan
rencana tindak lanjut
pada proses
pendampingan SMK PK
Menilai hasil
implementasi rencana
tindak lanjut yang telah
disusun dalam
pencapaian tujuan SMK
Pusat Keunggulan
Kirkpatrick’s 4 Level Evaluation Model
REAKSI PEMBELAJARAN PERILAKU HASIL