SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
KANKER PARU AKIBAT KERJA DAN MANAJEMEN RISIKO
Anna Suraya
PENDAHULUAN
Pekerja merupakan unsur penting dalam berjalannya aktivitas perekonomian dan
industri sebuah negara. Namun ironisnya kelompok ini masih dibayang-banyangi
adanya risiko terhadap paparan bahan karsinogenik penyebab kanker di tempat
mereka bekerja. Baru-baru ini WHO merilis data yang menyebutkan bahwa
setidaknya terdapat 200.000 orang meninggal akibat kanker yang berhubungan
dengan lingkungan kerja. Demikian seperti dikutip dari situs resmi Badan Kesehatan
Dunia tersebut.
Risiko terkena kanker seperti kanker paru-paru dan mesothelioma (kanker maligna
dari bagian dalam rongga dada) akibat menghirup serat asbestos dan asap tembakau,
atau leukimia akibat terpapar dengan benzena di tempat kerja kini masih
membayangi para pekerja. Kanker paru, mesothelioma dan kanker pada lambung
merupakan jenis kanker terkait lingkungan kerja yang paling sering terjadi.
Kanker paru akibat kerja merupakan salah satu penyakit paru akibat kerja yang
masih belum tercatat laporan kejadiaannya dengan baik di negara kita. Walaupun
sejauh ini karsinogen pada lingkungan yang paling dikenal adalah asap tembakau,
banyak bahan di tempat kerja yang telah terbukti menyebabkan kanker khususnya
kanker paru. Agen lain seperti asbes, senyawa nikel tertentu, polisiklik hidrokarbon
aromatic seperti benzipiren, arsen trioksida dan krom juga telah terbukti dapat
menyebabkan kanker paru1
.
2
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan
paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap
rokok.2
Kanker Paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru,
mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) atau penyebaran
(metastasis) tumor dari organ lain. Definisi khusus untuk kanker paru primer yakni
tumor ganas yang berasal dari epitel (jaringan sel) saluran napas atau bronkus. 3
Seperti kebanyakan kanker dan penyakit lain pada umumya, pencegahan merupakan
tindakan paling utama mengingat sulitnya pengobatan dan akhir yang kurang
memuaskan. Identifikasi terhadap bahan penyebab kanker menjadi sangat penting
karena hampir seluruh kanker akibat kerja dapat dicegah dengan program
pencegahan yang ketat dan praktik personal yang benar saat bekerja.1
Menjadi tanggung jawab semua pihak untuk melakukan tindakan pencegahan
terhadap potensi bahaya dari pajanan di tempat dan lingkungan kerja. Tugas dokter
perusahaan adalah memberikan dukungan dan pendampingan bagi manajemen
perusahaan dalam program pencegahan terjadinya kanker paru akibat kerja.
SEJARAH DAN EPIDEMIOLOGI
Laporan pertama tentang kanker paru disampaikan oleh Agricola di tahun 1527 dan
Van Swieten pada tahun 1747. Sekarang ini kanker paru berkembang menjadi satu
jenis penyakit penting dan penyebab kematian utama. Di tahun 1950 di Amerika
Serikat dilaporkan ada 18.313 penderita yang meninggal karena kanker paru. Di
tahun 1970 angka ini telah naik menjadi 70.000 orang dan di tahun 1980 jumlahnya
melonjak menjadi lebih dari 100.000 orang, kira-kira sama dengan jumlah orang
yang meninggal akibat kecelakaan di negara itu. Salah satu laporan WHO
menunjukkan bahwa kanker paru merupakan kanker yang paling sering ditemui pada
kaum pria. Jika jumlah penderita kanker pria dan wanita digabung menjadi satu
maka kanker paru merupakan kanker tersering yang ke dua4
.
Anna Suraya
3
Di Indonesia diperkirakan minimal ada 1 penderita baru kanker di antara 1000
penduduk, artinya lebih dani 170.000 penderita baru per tahunnya. Angka resmi
tentang jumlah penderita kanker paru di Indonesia dan angka kematiannya belum
dipunyai, tetapi laporan dari berbagai rumah sakit terus mengalir dan menunjukkan
jumlah penderita kanker paru yang cukup tinggi dan makin lama tampaknya akan
terus meningkat4
.
Kontroversi bahwa pajanan di tempat kerja sebagai menjadi penyebab kanker paru
dimulai sekitar tahun 1970. Sebuah laporan penelitian mengejutkan melaporkan
tentang tingginya kejadian kanker paru yang disebabkan oleh asbes dari 61.000
menjadi 98.000 kasus pertahun. Penelitian dari Doll dan Peto menyebutkan bahwa
15% penderita kanker laki-laki dan 5% wanita diperkirakan disebabkan oleh pajanan
di tempat kerja. Vineis dan Simonato menyebutkan bahwa 4-40% kanker paru
dihubungkan dengan pajanan di tempat kerja. Dan berdasarkan kecenderungan
terbaru menunjukkan bahwa pajanan di tempat kerja penjadi penyebab penting
terhadap terjadinya kanker paru.5
Di Indonesia sendiri bila merujuk pada klaim
jamsostek sampai saat ini belum ada pergantian akibat kanker paru akibat kerja.
PAJANAN PENYEBAB KANKER
EPA (1986) memberikan klasifikasi bahan penyebab kanker sebagai berikut6
Kelompok A : karsinogen terhadap manusia : bukti cukup pada manusia
Kelompok B : sangat mungkin karsinogen pada manusia : bukti terbatas pada
manusia (B1), atau tak ada bukti pada manusia tetapi cukup bukti pada hewan (B)
Kelompok C : kemungkinan karsinogen bagi manusia : bukti terbatas pada hewan
dan tidak ada data pada manusia
Kelompok D : tidak dapat digolongkan sebagai karsinogen bagi manusia : tidak
cukup data atau tida ada data.
Kelompok E : terbukti bukan karsinogen bagi manusia : bukti negative pada
sekurang-kurangnya dua spesies.
Anna Suraya
4
Table 1. Agen penyebab kanker (Golongan A)1
PAJANAN PENYEBAB
KANKER
ORGAN
4-Aminobiphenyl Buli-buli
Arsen dan senyawa arsen Paru, kulit, hati?, angiosarkoma
Asbes Pleura dan peritoneum (mesothelioma),
paru, laring?, saluran cerna, ginjal
Benzene Leukemia, multiple myeloma, paru
Benzidine Buli-buli
Berilium Paru
Bis(chloromethyl)ether Paru (terutama sel oat)
Kadmium dan senyawa cadmium Paru
Senyawa krom, heksavalen Paru
Coal tar pitches Kulit, skrotum, paru, buli-buli
Coal tars Kulit, skrotum, paru, buli-buli?
Ethylen oxide Leukemia
Radiasi ion Leukemia, kulit, lain-lain
Mineral oils, untreated and mildly
treated
Kulit, skrotum, Lung?
Gas mustard Paru
Β-Naphthalamine Buli-buli
Nikel dan senyawa nikel Paru, sinus nasi
Radium Tulang (sarcoma)
Radon Paru
Shale oil Kulit, skrotum
Radiasi matahari Kulit
Soots, tars, oil Kulit, paru, buli-buli
Asam kuat anorganik mengandung
asam sulfur
Paru
Talk mengandung fiber dari asber Paru, mesothelioma?
Vinil chloride Hati (angiosarkoma), otak?, paru
Table 2. Agen penyebab kanker paru dan industry terkait
PAJANAN
PENYEBAB
KANKER PARU
INDUSTRI
Anna Suraya
5
Polycyclic aromatic
hidrokarbon
Industry aluminium
Pekerja pemasak dengan oven
Pemasang atap
Pekerja karet
Arsen dan senyawa
arsen
Produksi dan penggunaan insektisida
Peleburan tembaga, timbal dan seng, pengolahan sampah
Asbes penambang asbes
insulasi dan filter materi produksi
pekerja galangan kapal
manufaktur tekstil
Benzene Manufaktur produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet
buatan, dan pewarna
Berilium Produksi tembaga, elektronik, kendaraan, proyektil
Bis(chloromethyl)ether Pekerja produksi bahan kimia, percetakan
Kadmium dan
senyawa cadmium
Plating logam, baterai, plastic, pengecoran seng, timah,
tembaga
Senyawa krom,
heksavalen
Produksi krom, pigmen untuk cat, pembuatan wool,
penyamakan kulit
Aspal cair Produksi aspal, pembuat jalan
Mineral oils, untreated
and mildly treated
Industry otomotif, pesawat terbang, baja, percetakan
Gas mustard Industry
Nikel dan senyawa
nikel
Penambang nikel, pemurnian nikel, penyulingan minyak,
incenerator
Radon Pajanan domestic
Penambang uranium
jelaga, tars, oil Industry logam, farmasi dan kosmetik,
Asam kuat anorganik
mengandung asam
sulfur
Industry besi dan baja
Anna Suraya
6
Vinil chloride Industry plastic, insulasi listrik
DIAGNOSIS KANKER PARU7
Kanker paru yang masih dini tidak memberikan gejala yang khas sehingga
kebanyakan kasus ditemukan pada stadium lanjut. Kanker paru staging awal (dini)
sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan kesehatan
rutin (check-up kesehatan).
Tanda dan gejala
Tanda dan gejala mungkin tidak kelihatan sampai penyakit telah mencapai tahap
lanjut.
• Batuk pada perokok yang terus menerus atau menjadi hebat
• Batuk pada bukan perokok yang menetap sampai dengan lebih dari dua
minggu
• Dada, bahu atau nyeri punggung yang tidak berhubungan terhadap nyeri
akibat batuk yang terus menerus
• Perubahan warna pada dahak
• Meningkatnya jumlah dahak
• Dahak berdarah
• Bunyi wheezing saat bernafas pada bukan penderita asma
• Radang yang kambuh
• Sulit bernafas
• Nafas pendek
• Serak
• Suara kasar saat bernafas
gejala yang mugkin muncul disebabkan penyebaran kanker ke organ lain antara lain :
Kelelahan kronis
Anna Suraya
7
• Kehilangan nafsu makan
• Sakit kepala, nyeri tulang
• Retak tulang yang tidak berhubungan dengan luka akibat kecelakaan
• Gejala-gejala pada saraf (seperti: cara berjalan yang goyah dan atau
kehilangan ingatan sebagian)
• Bengkak pada leher dan wajah
• Kehilangan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya
Pemeriksaan fisik
Kanker paru stadium awal biasanya belum menunjukkan kelainan pada pemeriksaan
fisik paru. Pada kasus dengan staging lanjut akan dapat ditemukan kelainan
tergantung pada gangguan yang ditimbulkan oleh tumor primer atau penyebarannya.
Kelainan yang didapat tergantung letak dan besar tumor sehingga menimbulkan
gangguan. Kanker paru juga dapat menyebabkan efusi pleura atau petekanan pada
vena cava dll. Kelainan yang dapat ditemukan berkaitan penyebaran kanker,
misalnya pembesaran kelenjar getah bening leher dan aksila . Tidak jarang juga
pasien datang dengan kelumpuhan akibat metastasis di otak atau tulang belakang .
Pemeriksaan penunjang
Beberapa prosedur yang dapat memudahkan diagnosa kanker paru antara lain adalah
foto X-Ray, CT Scan Toraks, Biopsi Jarum Halus, Bronkoskopi, dan USG
Abdomen.
Ditemukannya jenis sel (histologis) kanker adalah syarat utama untuk mengatakan
seseorang menderita kanker dan selanjutnya dapat ditentukannya staging (tingkatan)
penyakitnya secepat mungkin untuk menentukan pengobatan terbaik.
Pengobatan kanker paru
1. Pembedahan dengan membuang satu bagain dari paru - kadang melebihi dari
tempat ditemukannya tumor dan membuang semua kelenjar getah bening
yang terkena kanker.
Anna Suraya
8
• Radioterapi atau radiasi dengan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh
sel kanker.
• Kemoterapi
• Meminum obat oral dengan efek samping tertentu yang bertujuan untuk
memperpanjang harapan hidup penderita.
DIAGNOSIS KANKER PARU AKIBAT KERJA
Berdasarkan (Kepmenaker no. 333/1989) Penyakit akibat kerja adalah setiap
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan. Penyakit akibat kerja
dapat ditemukan saat pemeriksaan kesehatan pekerja, pemeriksaan berkala maupun
pemeriksaan khusus.
Penyakit yang muncul dikalangan pekerja haruslah diupayakan untuk diketahui
kaitannya dengan pekerjaan dan pajanan di tempat kerja karena penegakkan
diagnosis penyakit akibat kerja berkontribusi terhadap 8
:
1. Pengendalian pajanan
2. Identifikasi pajanan baru secara dini
3. Asuhan medis dan upaya rehabilitasi pekerja yang sakit dan/atau cedera
4. Pencegahan terulang/makin berat kejadian penyakit
5. Perlindungan pekerja lain
6. Pemenuhan hak kompensasi pekerja
7. Identifikasi ada hubungan baru pajanan vs penyakit
Terdapat beberapa tahapan dalam menegakkan penyakit akibat kerja. Dalam kaitan
dengan kanker paru akibat kerja maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
1. Secara klinis, harus ditegakkan diagnosis kanker paru oleh ahli yang
berkompeten dan sesuai dengan prosedur yang telah ada.
2. Mendapatkan informasi tentang pajanan yang dialami saat bekerja.
Misalnya seorang pekerja di tambang asbes, maka ditentukan bahwa
Anna Suraya
9
pajanan yang dialami oleh pekerja adalah asbes. Berapa lama terpajan
dalam sehari dan lama bekerja serta pekerjaan terdahulu bila ada.
3. Secara teoritis dan dari pengalaman telah ditetapkan bahwa pajanan
tersebut memang terbukti dapat menyebabkan kanker paru. Dalam hal
kaitan sebagai penyebab kanker paru maka asbes telah terbukti dapat
menyebabkan kanker paru
4. Dilakukan pengukuran lingkungan apakah jumlah asbes tersebut
cukup berpengaruh dalam menyebabkan kanker paru. Berapa lama
pekerja terpajan dan adakah pengendalian atau alat pelindung diri
5. Dilakukan pula penggalian data mengenai faktor individu yang
terkait seperti misalnya riwayat penyakit di keluarga, hygiene pribadi.
6. Untuk menyingkirkan pengaruh faktor lain diluar pekerjaan maka
harus pula diketahui kemungkinan-kemungkinan penyebab lain diluar
pekerjaan seperti kebiasaan merokok, pajanan di rumah, hobi
7. Bila semua data telah didapat dan memang saling terkait maka dapat
ditegakkan diagnosis okupasi adalah kanker paru akibat kerja.
MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN9
Dalam rangka melakukan pencegahan terhadap terjadinya kanker paru akibat kerja
maka diperlukan manajemen risiko yang secara khusus bertujuan melindungi pekerja
dari pajanan yang dapat menyebabkan risiko kanker paru. Terdapat beberapa langkah
dalam melakukan manajemen risiko kanker paru akibat kerja
Identifikasi pajanan di tempat kerja
Anna Suraya
10
Langkah pertama manajemen risiko kesehatan di tempat kerja adalah identifikasi
atau pengenalan bahaya kesehatan khususnya bahaya kanker paru. Untuk dapat
menemukan faktor risiko ini diperlukan pengamatan terhadap proses dan simpul
kegiatan produksi, bahan baku yang digunakan, bahan atau barang yang dihasilkan
termasuk hasil samping produksi serta limbah yang terbentuk. Pada kasus yang
terkait dengan bahan kimia maka diperlukan adanya material safety data sheet
(MSDS). Untuk setiap jenis bahan kimia yang digunakan, dilakukan pengelompokan
bahan kimia menurut jenis bahan aktif yang terkandung, mengidentifikasi bahan
pelarut yang digunakan, bahan inert yang menyertai serta efek toksiknya.
Bila dalam proses identifikasi ditemukan bahan yang telah diketahui dapat
menyebabkan kanker maka di register sebagai acuan dalam proses pengendalian
selanjutnya.
Penilaian kadar pajanan di lingkungan kerja
Proses penilaian pajanan merupakan bentuk evaluasi kualitatif dan kuantitatif
terhadap pola pajanan kelompok pekerja yang bekerja di tempat dan pekerjaan
tertentu dengan jenis pajanan risiko kesehatan yang sama. Kelompok itu dikenal juga
dengan istilah similar exposure group.
Penilaian pajanan harus memenuhi tingkat akurasi yang adekuat dengan tidak hanya
mengukur konsentrasi atau intensitas pajanan tetapi juga faktor lainnya seperti durasi
dan frekwensi pajanan, aktifitas kerja serta upaya yang telah dilakukan untuk
pencegahan dan pengendalian tingkat pajanan. Termasuk diperhatikan juga perilaku
pekerja, hygiene perorangan serta kebiasaan saat bekerja atau diluar pekerjaan yang
dapat meningkatkan risiko kanker paru terutama kebiasaan merokok.
Kontrol pajanan
Bila telah teridentifikasi adanya pajanan yang dapat menyebabkan kanker paru dan
telah diketahui kadar pajanan di tempat kerja maka langkah selanjutnya adalah
melakukan tindakan kontrol pajanan. Kontrol pajanan bertujuan untuk mencegah
Anna Suraya
11
terjadinya pajanan yang membahayakan kesehatan atau menurunkan tingkat pajanan
sampai pada batas yang dapat diterima (acceptable level).
Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara dan disarankan untuk mengikuti
alur hirarki pengendalian yaitu pengendalian secara teknis, pengendalian secara
administratif dan terakhir adalah penggunaan alat pelindung diri.
Pada kasus pajanan kimia maka hirarki yang disarankan adalah substitusi bahan yang
berbahaya dengan yang tidak atau kurang berbahaya, pengendalian teknis seperti
penyempurnaan ventilasi, perbaikan prosedur kerja dengan tujuan menurunkan
pajanan dan penggunaan alat pelindung diri.
Surveilans kesehatan
Surveilans kesehatan merupakan penilaian keadaan kesehatan pekerja yang
dilakukan secara teratur dan berkala yang terdiri atas surveilans medis (termasuk
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan penunjang serta pemantauan
biologis). Lebih tepat lagi bahwa bentuk, isi dan kekerapan pemeriksaan kesehatan
ini ditetapkan oleh dokter yang berkompeten dalam program kesehatan kerja.
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan harus memperhatikan akan kemungkinan
timbulnya kanker paru akibat kerja dimana dalam hal ini foto thorak merupakan
pemeriksaan yang cukup penting untuk deteksi dini kanker paru.
Sebagai pedoman umum dalam menenukan kekerapan surveilans kesehatan adalah
mengacu pada peraturan perundangan Indonesia yaitu satu tahun satu kali.
Komunikasi, informasi dan edukasi
Kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi termasuk penyampaian instruksi dan
pelatihan perlu dilakukan secara berkesinambungan. Pendidikan dan pelatihan
merupakan komponen penting dalam perlindungan tenaga kerja. Tujuan pendidikan
dan pelatihan antara lain adalah agar pekerja :
• Mengerti paling tidak pada tingkat dasar bahaya kesehatan yang terdapat di
lingkungan kerja.
Anna Suraya
12
• Terbiasa dengan prosedur kerja dan melakukan pekerjaan sesuai prosedur
untuk mengurangi tingkat pajanan
• Menggunakan alat pelindung diri dengan benar dan memelihara agar tetap
berfungsi baik
• Mempunyai kegiatan yang sehat dan selamat serta hygiene perorangan yang
baik
• Mengenal bahaya dini kesehatan akibat bahaya pajanan tertentu
• Melakukan pertolongan pertama apabila terjadi gangguan kesehatan sesegera
mungkin
Pelaporan dan pencatatan
Pencatatan dan pelaporan data merupakan kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan
dalam sebuah program. Seluruh data yang diperoleh dari kegiatan terutama data
tingkat pajanan dan surveilans kesehatan harus tersimpan rapi dan dijaga untuk
setiap saat dapat digunakan sampai paling tidak selama 30 tahun. Tujuan pencatatan
adalah :
• Dapat mengenal trend kesehatan dan masalah yang perlu penyelesaian
• Memungkinkan evaluasi epidemiologi
• Memenuhi persyaratan legal
• Tersedianya dokumentasi yang sesuai dengan pekerja dan perusahaan dalam
kasus klaim kompensasi kecelakaan kerja termasuk penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan
• Memungkinkan pemantauan kinerja kesehatan pekerja
Alat pelindung diri10
Anna Suraya
13
Sekali alat pelindung diri telah tertanamkan maka pemilihan tipe yang baik dan
sesuai untuk melakukan suatu pekerjaan yang perlu (harus) dilaksanakan. Alat
pelindung diri harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Alat-alat pelindung diri harus dapat melindungi terhadap bahaya-bahaya
dimana tenaga kerja terpajan.
 Alat pelindung diri harus ringan dan efisien dalam memberikan perlindungan.
 Sebagai alat pelengkap bagi tubuh harus fleksibel namun efektif.
 Berat alat yang harus diterima oleh bagian tibuh harus dapat diterima dengan
baik.
 Tenaga kerja yang memakai alat pelindung diri harus tidak terhalang
gerakannya maupun tanggapan panca inderanya.
 Alat pelindungdiri harus tahan lama.
 Alat pelindung diri harus menarik.
 Bagian-bagian penting yang harus sering diganti agar ada persediannya.
 Alat-alat pelindung diri harus tidak memberikan efek samping (tambahan
bahaya) baik oleh karena bentuknya, konstruksinya, bahan atau mungkin
penyalahgunaan.
Alat-alat pelindung saluran pernafasan
Alat pelindung pernafasan harus memenuhi persaratan Standar perlindungan
respirasi OSHA [29 CFR 1910.134]. program tersebut terdiri dari :
 Seleksi respirator
 Evaluasi kemampuan pekerja melakukan pekerjaannya saat menggunakan
respirator
 Training yang teratur pada personil yang bertanggung jawab
 Uji fit respirator
 Monitoring tempat kerja secara teratur
 Peraturan tentang perawatan,inspeksi dan pembersihan respirator11
Alat pelindung pernafasan dibutuhkan untuk melindungi terhadap bahaya-bahaya :
Anna Suraya
14
 Kekurangan oksigen
 Bahan kimia pencemar beracun dan berbahaya yang berbentuk gas dan uap
(non partikel).
 Bahan kimia pencemar yang berbentuk partikel (termasuk debu, serat,
fume,asap dan kabut).
 Campuran dari semua itu
PENUTUP
Kanker paru merupakan kanker dengan angka kematian tertinggi dimana pekerjaan
berkontribusi 4-40% dalam menyebabkannya. Melihat pada kecilnya angka deteksi
dini dan angka keberhasilan terapi maka pencegahan merupakan langkah terbaik
dalam manajemen kanker paru. Diagnosis bahwa pekerjaan merupakan faktor risiko
penyebab kanker paru sangat penting untuk ditegakkan dengan tujuan melindungi
pekerja serta sebagai bahan untuk kajian program pencegahan.
Manajemen risiko dalam mencegah terjadinya kanker akibat kerja terdiri dari
beberapa langkah yaitu identifikasi pajanan, pengukuran pajanan yang dilanjutkan
dengan control pajanan, pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, pendidikan dan
pelatihan, penyediaan alat pelindung diri serta system pencatatan yang efektif.
Dengan manajemen risiko tersebut diharapakan semua pihak terlibat dalam kegiatan
pencegahan timbulnya kanker paru akibat kerja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ladou Joseph. Current Occupational & Environmental medicine. Ed 4th
. New
York. Mc Graw Hill Medical.2007
Anna Suraya
15
2. Occupational, environment and lung disease, di unduh dari
http://www.agius.com/hew/index.htm pada 15 Nopember 209
3. Madara Bernadette & Pomarico-Denino P, Patophysiology 2nd
ed, (Quick
look nursing), tersedia di book.google.co.id, diunduh 8 Des 2009
4. Aditama TY. Situasi beberapa penyakit paru di masyarakat. Cermin dunia
Kedokteran. No 84.1993
5. Coultas D B; Samet J M Occupational lung cancer. Clinics in chest
medicine 1992;13(2):341-54.
6. Lu Frank C. Basic Toxicology: fundamentals, target organs and risk
assessment. Hemispher Publishing Coorporation. 1991
7. Shahruddin Elisna, Kanker paru , Kanker paru website-lung cancer 101.
Diunduh pada 13 Desember 2009
8. Wikipedia, kanker paru, http://.id.wikipedia.org. diunduh pada 13 Desember
2009
9. Mansur Muchtarudin. Manajemen Risiko kesehatan di tempat kerja. Majalah
Kedokteran Indonesia, vol 57. No 10 Oktober 2007
10. OSHA. Occupational safety and health Guideline for welding fumes. US
Department of Labour. 2009. diunduh 12 Oktober 2009 dari www.OSHA.gov
Anna Suraya
1
2
Occupational, environment and lung disease, di unduh dari http://www.agius.com/hew/index.htm pada 15
Nopember 209
3
Madara Bernadette & Pomarico-Denino P, Patophysiology 2nd
ed, (Quick look nursing), tersedia di book.google.co.id,
diunduh 8 Des 2009
1
4
4
5
Coultas D B; Samet J M Occupational lung cancer. Clinics in chest medicine 1992;13(2):341-54.
6
Lu Frank C. Basic Toxicology: fundamentals, target organs and risk assessment. Hemispher Publishing Coorporation.
1991
1
7
8
Wikipedia, kanker paru, http://.id.wikipedia.org. diunduh pada 13 Desember 2009
9
Mansur Muchtarudin. Manajemen Risiko kesehatan di tempat kerja. Majalah Kedokteran Indonesia, vol 57. No 10
Oktober 2007
10
OSHA. Occupational safety and health Guideline for welding fumes. US Department of Labour.
2009. diunduh 12 Oktober 2009 dari www.OSHA.gov
11
OSHA. Occupational safety and health Guideline for welding fumes. US Department of Labour.
2009. diunduh 12 Oktober 2009 dari www.OSHA.gov

More Related Content

What's hot

Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3Robi Ananda
 
kebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjakebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjaAndi amalia'Elf
 
Pemeriksaan Kes TK.ppt
Pemeriksaan Kes TK.pptPemeriksaan Kes TK.ppt
Pemeriksaan Kes TK.pptKidsYamna
 
Pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerjaPedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerjaAzha Laramdrawisec
 
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes  Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes Tini Wartini
 
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanModul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanpjj_kemenkes
 
3. hygiene industri
3. hygiene industri3. hygiene industri
3. hygiene industriWinarso Arso
 
13. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k313. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k3Winarso Arso
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaJoko Isnanto
 
KEBIJAKAN KEMENKES PPI.ppt
KEBIJAKAN KEMENKES PPI.pptKEBIJAKAN KEMENKES PPI.ppt
KEBIJAKAN KEMENKES PPI.pptYenisulistyani2
 
5. perundangan k3rs
5. perundangan k3rs5. perundangan k3rs
5. perundangan k3rsJoni Iswanto
 
Promosi kesehatan di tempat kerja
Promosi kesehatan di tempat kerjaPromosi kesehatan di tempat kerja
Promosi kesehatan di tempat kerjaLila Kania
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjanamakuguten
 

What's hot (20)

Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
 
kebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjakebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerja
 
Praktikum 2 debu
Praktikum 2 debuPraktikum 2 debu
Praktikum 2 debu
 
Pemeriksaan Kes TK.ppt
Pemeriksaan Kes TK.pptPemeriksaan Kes TK.ppt
Pemeriksaan Kes TK.ppt
 
KONSEP K3 RS
KONSEP K3 RSKONSEP K3 RS
KONSEP K3 RS
 
Pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerjaPedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
 
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes  Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Fasyankes
 
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanModul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
 
Dasar P3K ditempat kerja.ppt
Dasar P3K ditempat kerja.pptDasar P3K ditempat kerja.ppt
Dasar P3K ditempat kerja.ppt
 
3. hygiene industri
3. hygiene industri3. hygiene industri
3. hygiene industri
 
13. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k313. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k3
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan Kerja
 
K3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGIK3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGI
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja
 
KEBIJAKAN KEMENKES PPI.ppt
KEBIJAKAN KEMENKES PPI.pptKEBIJAKAN KEMENKES PPI.ppt
KEBIJAKAN KEMENKES PPI.ppt
 
5. perundangan k3rs
5. perundangan k3rs5. perundangan k3rs
5. perundangan k3rs
 
Promosi kesehatan di tempat kerja
Promosi kesehatan di tempat kerjaPromosi kesehatan di tempat kerja
Promosi kesehatan di tempat kerja
 
Toksikologi Industri
Toksikologi IndustriToksikologi Industri
Toksikologi Industri
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 

Similar to KANKER PARU AKIBAT KERJA

Similar to KANKER PARU AKIBAT KERJA (20)

Karsinoma paru
Karsinoma paruKarsinoma paru
Karsinoma paru
 
Askep ca paru maya
Askep ca paru mayaAskep ca paru maya
Askep ca paru maya
 
Ca paru Akper pemkab muna
Ca paru Akper pemkab munaCa paru Akper pemkab muna
Ca paru Akper pemkab muna
 
Ca paru AKPER PEMDA MUNA
Ca paru AKPER PEMDA MUNA Ca paru AKPER PEMDA MUNA
Ca paru AKPER PEMDA MUNA
 
lp-ca-bronkogenik
 lp-ca-bronkogenik lp-ca-bronkogenik
lp-ca-bronkogenik
 
Saad ca paru AKPER PEMKAB MUNA
Saad ca paru AKPER PEMKAB MUNA Saad ca paru AKPER PEMKAB MUNA
Saad ca paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad ca paru AKPER PEMDA MUNA
Saad ca paru AKPER PEMDA MUNA Saad ca paru AKPER PEMDA MUNA
Saad ca paru AKPER PEMDA MUNA
 
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptxKELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
 
Saad ca paru
Saad ca paruSaad ca paru
Saad ca paru
 
Saad ca paru Akper pemkab muna
Saad ca paru Akper pemkab munaSaad ca paru Akper pemkab muna
Saad ca paru Akper pemkab muna
 
Cancer paru
Cancer paruCancer paru
Cancer paru
 
Referat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.ppt
Referat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.pptReferat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.ppt
Referat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.ppt
 
PPT JOURNAL READING.pptx
PPT JOURNAL READING.pptxPPT JOURNAL READING.pptx
PPT JOURNAL READING.pptx
 
Penyakit Pada Sistem Eksresi Manusia
Penyakit Pada Sistem Eksresi ManusiaPenyakit Pada Sistem Eksresi Manusia
Penyakit Pada Sistem Eksresi Manusia
 
Bahaya merokok
Bahaya merokokBahaya merokok
Bahaya merokok
 
Bahaya merokok
Bahaya merokokBahaya merokok
Bahaya merokok
 
Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)
Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran) Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)
Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)
 
Kanker paru paru
Kanker paru paruKanker paru paru
Kanker paru paru
 
Dampak rokok bagi pljr
Dampak rokok bagi pljrDampak rokok bagi pljr
Dampak rokok bagi pljr
 
Ovi marcellina 44211110143
Ovi marcellina 44211110143Ovi marcellina 44211110143
Ovi marcellina 44211110143
 

More from NabilaKhairani2

More from NabilaKhairani2 (7)

Manual Handling
Manual Handling Manual Handling
Manual Handling
 
Hidup Sehat
Hidup SehatHidup Sehat
Hidup Sehat
 
Demam berdarah
Demam berdarahDemam berdarah
Demam berdarah
 
Pelaporan penyakit akibat kerja
Pelaporan penyakit akibat kerjaPelaporan penyakit akibat kerja
Pelaporan penyakit akibat kerja
 
Dasar dan Prinsip K3
Dasar dan Prinsip K3Dasar dan Prinsip K3
Dasar dan Prinsip K3
 
Asbestos problem
Asbestos problemAsbestos problem
Asbestos problem
 
Asbestos problem
Asbestos problemAsbestos problem
Asbestos problem
 

Recently uploaded

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 

Recently uploaded (12)

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 

KANKER PARU AKIBAT KERJA

  • 1. KANKER PARU AKIBAT KERJA DAN MANAJEMEN RISIKO Anna Suraya PENDAHULUAN Pekerja merupakan unsur penting dalam berjalannya aktivitas perekonomian dan industri sebuah negara. Namun ironisnya kelompok ini masih dibayang-banyangi adanya risiko terhadap paparan bahan karsinogenik penyebab kanker di tempat mereka bekerja. Baru-baru ini WHO merilis data yang menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 200.000 orang meninggal akibat kanker yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Demikian seperti dikutip dari situs resmi Badan Kesehatan Dunia tersebut. Risiko terkena kanker seperti kanker paru-paru dan mesothelioma (kanker maligna dari bagian dalam rongga dada) akibat menghirup serat asbestos dan asap tembakau, atau leukimia akibat terpapar dengan benzena di tempat kerja kini masih membayangi para pekerja. Kanker paru, mesothelioma dan kanker pada lambung merupakan jenis kanker terkait lingkungan kerja yang paling sering terjadi. Kanker paru akibat kerja merupakan salah satu penyakit paru akibat kerja yang masih belum tercatat laporan kejadiaannya dengan baik di negara kita. Walaupun sejauh ini karsinogen pada lingkungan yang paling dikenal adalah asap tembakau, banyak bahan di tempat kerja yang telah terbukti menyebabkan kanker khususnya kanker paru. Agen lain seperti asbes, senyawa nikel tertentu, polisiklik hidrokarbon aromatic seperti benzipiren, arsen trioksida dan krom juga telah terbukti dapat menyebabkan kanker paru1 .
  • 2. 2 Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok.2 Kanker Paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) atau penyebaran (metastasis) tumor dari organ lain. Definisi khusus untuk kanker paru primer yakni tumor ganas yang berasal dari epitel (jaringan sel) saluran napas atau bronkus. 3 Seperti kebanyakan kanker dan penyakit lain pada umumya, pencegahan merupakan tindakan paling utama mengingat sulitnya pengobatan dan akhir yang kurang memuaskan. Identifikasi terhadap bahan penyebab kanker menjadi sangat penting karena hampir seluruh kanker akibat kerja dapat dicegah dengan program pencegahan yang ketat dan praktik personal yang benar saat bekerja.1 Menjadi tanggung jawab semua pihak untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap potensi bahaya dari pajanan di tempat dan lingkungan kerja. Tugas dokter perusahaan adalah memberikan dukungan dan pendampingan bagi manajemen perusahaan dalam program pencegahan terjadinya kanker paru akibat kerja. SEJARAH DAN EPIDEMIOLOGI Laporan pertama tentang kanker paru disampaikan oleh Agricola di tahun 1527 dan Van Swieten pada tahun 1747. Sekarang ini kanker paru berkembang menjadi satu jenis penyakit penting dan penyebab kematian utama. Di tahun 1950 di Amerika Serikat dilaporkan ada 18.313 penderita yang meninggal karena kanker paru. Di tahun 1970 angka ini telah naik menjadi 70.000 orang dan di tahun 1980 jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 100.000 orang, kira-kira sama dengan jumlah orang yang meninggal akibat kecelakaan di negara itu. Salah satu laporan WHO menunjukkan bahwa kanker paru merupakan kanker yang paling sering ditemui pada kaum pria. Jika jumlah penderita kanker pria dan wanita digabung menjadi satu maka kanker paru merupakan kanker tersering yang ke dua4 . Anna Suraya
  • 3. 3 Di Indonesia diperkirakan minimal ada 1 penderita baru kanker di antara 1000 penduduk, artinya lebih dani 170.000 penderita baru per tahunnya. Angka resmi tentang jumlah penderita kanker paru di Indonesia dan angka kematiannya belum dipunyai, tetapi laporan dari berbagai rumah sakit terus mengalir dan menunjukkan jumlah penderita kanker paru yang cukup tinggi dan makin lama tampaknya akan terus meningkat4 . Kontroversi bahwa pajanan di tempat kerja sebagai menjadi penyebab kanker paru dimulai sekitar tahun 1970. Sebuah laporan penelitian mengejutkan melaporkan tentang tingginya kejadian kanker paru yang disebabkan oleh asbes dari 61.000 menjadi 98.000 kasus pertahun. Penelitian dari Doll dan Peto menyebutkan bahwa 15% penderita kanker laki-laki dan 5% wanita diperkirakan disebabkan oleh pajanan di tempat kerja. Vineis dan Simonato menyebutkan bahwa 4-40% kanker paru dihubungkan dengan pajanan di tempat kerja. Dan berdasarkan kecenderungan terbaru menunjukkan bahwa pajanan di tempat kerja penjadi penyebab penting terhadap terjadinya kanker paru.5 Di Indonesia sendiri bila merujuk pada klaim jamsostek sampai saat ini belum ada pergantian akibat kanker paru akibat kerja. PAJANAN PENYEBAB KANKER EPA (1986) memberikan klasifikasi bahan penyebab kanker sebagai berikut6 Kelompok A : karsinogen terhadap manusia : bukti cukup pada manusia Kelompok B : sangat mungkin karsinogen pada manusia : bukti terbatas pada manusia (B1), atau tak ada bukti pada manusia tetapi cukup bukti pada hewan (B) Kelompok C : kemungkinan karsinogen bagi manusia : bukti terbatas pada hewan dan tidak ada data pada manusia Kelompok D : tidak dapat digolongkan sebagai karsinogen bagi manusia : tidak cukup data atau tida ada data. Kelompok E : terbukti bukan karsinogen bagi manusia : bukti negative pada sekurang-kurangnya dua spesies. Anna Suraya
  • 4. 4 Table 1. Agen penyebab kanker (Golongan A)1 PAJANAN PENYEBAB KANKER ORGAN 4-Aminobiphenyl Buli-buli Arsen dan senyawa arsen Paru, kulit, hati?, angiosarkoma Asbes Pleura dan peritoneum (mesothelioma), paru, laring?, saluran cerna, ginjal Benzene Leukemia, multiple myeloma, paru Benzidine Buli-buli Berilium Paru Bis(chloromethyl)ether Paru (terutama sel oat) Kadmium dan senyawa cadmium Paru Senyawa krom, heksavalen Paru Coal tar pitches Kulit, skrotum, paru, buli-buli Coal tars Kulit, skrotum, paru, buli-buli? Ethylen oxide Leukemia Radiasi ion Leukemia, kulit, lain-lain Mineral oils, untreated and mildly treated Kulit, skrotum, Lung? Gas mustard Paru Β-Naphthalamine Buli-buli Nikel dan senyawa nikel Paru, sinus nasi Radium Tulang (sarcoma) Radon Paru Shale oil Kulit, skrotum Radiasi matahari Kulit Soots, tars, oil Kulit, paru, buli-buli Asam kuat anorganik mengandung asam sulfur Paru Talk mengandung fiber dari asber Paru, mesothelioma? Vinil chloride Hati (angiosarkoma), otak?, paru Table 2. Agen penyebab kanker paru dan industry terkait PAJANAN PENYEBAB KANKER PARU INDUSTRI Anna Suraya
  • 5. 5 Polycyclic aromatic hidrokarbon Industry aluminium Pekerja pemasak dengan oven Pemasang atap Pekerja karet Arsen dan senyawa arsen Produksi dan penggunaan insektisida Peleburan tembaga, timbal dan seng, pengolahan sampah Asbes penambang asbes insulasi dan filter materi produksi pekerja galangan kapal manufaktur tekstil Benzene Manufaktur produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna Berilium Produksi tembaga, elektronik, kendaraan, proyektil Bis(chloromethyl)ether Pekerja produksi bahan kimia, percetakan Kadmium dan senyawa cadmium Plating logam, baterai, plastic, pengecoran seng, timah, tembaga Senyawa krom, heksavalen Produksi krom, pigmen untuk cat, pembuatan wool, penyamakan kulit Aspal cair Produksi aspal, pembuat jalan Mineral oils, untreated and mildly treated Industry otomotif, pesawat terbang, baja, percetakan Gas mustard Industry Nikel dan senyawa nikel Penambang nikel, pemurnian nikel, penyulingan minyak, incenerator Radon Pajanan domestic Penambang uranium jelaga, tars, oil Industry logam, farmasi dan kosmetik, Asam kuat anorganik mengandung asam sulfur Industry besi dan baja Anna Suraya
  • 6. 6 Vinil chloride Industry plastic, insulasi listrik DIAGNOSIS KANKER PARU7 Kanker paru yang masih dini tidak memberikan gejala yang khas sehingga kebanyakan kasus ditemukan pada stadium lanjut. Kanker paru staging awal (dini) sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin (check-up kesehatan). Tanda dan gejala Tanda dan gejala mungkin tidak kelihatan sampai penyakit telah mencapai tahap lanjut. • Batuk pada perokok yang terus menerus atau menjadi hebat • Batuk pada bukan perokok yang menetap sampai dengan lebih dari dua minggu • Dada, bahu atau nyeri punggung yang tidak berhubungan terhadap nyeri akibat batuk yang terus menerus • Perubahan warna pada dahak • Meningkatnya jumlah dahak • Dahak berdarah • Bunyi wheezing saat bernafas pada bukan penderita asma • Radang yang kambuh • Sulit bernafas • Nafas pendek • Serak • Suara kasar saat bernafas gejala yang mugkin muncul disebabkan penyebaran kanker ke organ lain antara lain : Kelelahan kronis Anna Suraya
  • 7. 7 • Kehilangan nafsu makan • Sakit kepala, nyeri tulang • Retak tulang yang tidak berhubungan dengan luka akibat kecelakaan • Gejala-gejala pada saraf (seperti: cara berjalan yang goyah dan atau kehilangan ingatan sebagian) • Bengkak pada leher dan wajah • Kehilangan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya Pemeriksaan fisik Kanker paru stadium awal biasanya belum menunjukkan kelainan pada pemeriksaan fisik paru. Pada kasus dengan staging lanjut akan dapat ditemukan kelainan tergantung pada gangguan yang ditimbulkan oleh tumor primer atau penyebarannya. Kelainan yang didapat tergantung letak dan besar tumor sehingga menimbulkan gangguan. Kanker paru juga dapat menyebabkan efusi pleura atau petekanan pada vena cava dll. Kelainan yang dapat ditemukan berkaitan penyebaran kanker, misalnya pembesaran kelenjar getah bening leher dan aksila . Tidak jarang juga pasien datang dengan kelumpuhan akibat metastasis di otak atau tulang belakang . Pemeriksaan penunjang Beberapa prosedur yang dapat memudahkan diagnosa kanker paru antara lain adalah foto X-Ray, CT Scan Toraks, Biopsi Jarum Halus, Bronkoskopi, dan USG Abdomen. Ditemukannya jenis sel (histologis) kanker adalah syarat utama untuk mengatakan seseorang menderita kanker dan selanjutnya dapat ditentukannya staging (tingkatan) penyakitnya secepat mungkin untuk menentukan pengobatan terbaik. Pengobatan kanker paru 1. Pembedahan dengan membuang satu bagain dari paru - kadang melebihi dari tempat ditemukannya tumor dan membuang semua kelenjar getah bening yang terkena kanker. Anna Suraya
  • 8. 8 • Radioterapi atau radiasi dengan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker. • Kemoterapi • Meminum obat oral dengan efek samping tertentu yang bertujuan untuk memperpanjang harapan hidup penderita. DIAGNOSIS KANKER PARU AKIBAT KERJA Berdasarkan (Kepmenaker no. 333/1989) Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan. Penyakit akibat kerja dapat ditemukan saat pemeriksaan kesehatan pekerja, pemeriksaan berkala maupun pemeriksaan khusus. Penyakit yang muncul dikalangan pekerja haruslah diupayakan untuk diketahui kaitannya dengan pekerjaan dan pajanan di tempat kerja karena penegakkan diagnosis penyakit akibat kerja berkontribusi terhadap 8 : 1. Pengendalian pajanan 2. Identifikasi pajanan baru secara dini 3. Asuhan medis dan upaya rehabilitasi pekerja yang sakit dan/atau cedera 4. Pencegahan terulang/makin berat kejadian penyakit 5. Perlindungan pekerja lain 6. Pemenuhan hak kompensasi pekerja 7. Identifikasi ada hubungan baru pajanan vs penyakit Terdapat beberapa tahapan dalam menegakkan penyakit akibat kerja. Dalam kaitan dengan kanker paru akibat kerja maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah 1. Secara klinis, harus ditegakkan diagnosis kanker paru oleh ahli yang berkompeten dan sesuai dengan prosedur yang telah ada. 2. Mendapatkan informasi tentang pajanan yang dialami saat bekerja. Misalnya seorang pekerja di tambang asbes, maka ditentukan bahwa Anna Suraya
  • 9. 9 pajanan yang dialami oleh pekerja adalah asbes. Berapa lama terpajan dalam sehari dan lama bekerja serta pekerjaan terdahulu bila ada. 3. Secara teoritis dan dari pengalaman telah ditetapkan bahwa pajanan tersebut memang terbukti dapat menyebabkan kanker paru. Dalam hal kaitan sebagai penyebab kanker paru maka asbes telah terbukti dapat menyebabkan kanker paru 4. Dilakukan pengukuran lingkungan apakah jumlah asbes tersebut cukup berpengaruh dalam menyebabkan kanker paru. Berapa lama pekerja terpajan dan adakah pengendalian atau alat pelindung diri 5. Dilakukan pula penggalian data mengenai faktor individu yang terkait seperti misalnya riwayat penyakit di keluarga, hygiene pribadi. 6. Untuk menyingkirkan pengaruh faktor lain diluar pekerjaan maka harus pula diketahui kemungkinan-kemungkinan penyebab lain diluar pekerjaan seperti kebiasaan merokok, pajanan di rumah, hobi 7. Bila semua data telah didapat dan memang saling terkait maka dapat ditegakkan diagnosis okupasi adalah kanker paru akibat kerja. MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN9 Dalam rangka melakukan pencegahan terhadap terjadinya kanker paru akibat kerja maka diperlukan manajemen risiko yang secara khusus bertujuan melindungi pekerja dari pajanan yang dapat menyebabkan risiko kanker paru. Terdapat beberapa langkah dalam melakukan manajemen risiko kanker paru akibat kerja Identifikasi pajanan di tempat kerja Anna Suraya
  • 10. 10 Langkah pertama manajemen risiko kesehatan di tempat kerja adalah identifikasi atau pengenalan bahaya kesehatan khususnya bahaya kanker paru. Untuk dapat menemukan faktor risiko ini diperlukan pengamatan terhadap proses dan simpul kegiatan produksi, bahan baku yang digunakan, bahan atau barang yang dihasilkan termasuk hasil samping produksi serta limbah yang terbentuk. Pada kasus yang terkait dengan bahan kimia maka diperlukan adanya material safety data sheet (MSDS). Untuk setiap jenis bahan kimia yang digunakan, dilakukan pengelompokan bahan kimia menurut jenis bahan aktif yang terkandung, mengidentifikasi bahan pelarut yang digunakan, bahan inert yang menyertai serta efek toksiknya. Bila dalam proses identifikasi ditemukan bahan yang telah diketahui dapat menyebabkan kanker maka di register sebagai acuan dalam proses pengendalian selanjutnya. Penilaian kadar pajanan di lingkungan kerja Proses penilaian pajanan merupakan bentuk evaluasi kualitatif dan kuantitatif terhadap pola pajanan kelompok pekerja yang bekerja di tempat dan pekerjaan tertentu dengan jenis pajanan risiko kesehatan yang sama. Kelompok itu dikenal juga dengan istilah similar exposure group. Penilaian pajanan harus memenuhi tingkat akurasi yang adekuat dengan tidak hanya mengukur konsentrasi atau intensitas pajanan tetapi juga faktor lainnya seperti durasi dan frekwensi pajanan, aktifitas kerja serta upaya yang telah dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian tingkat pajanan. Termasuk diperhatikan juga perilaku pekerja, hygiene perorangan serta kebiasaan saat bekerja atau diluar pekerjaan yang dapat meningkatkan risiko kanker paru terutama kebiasaan merokok. Kontrol pajanan Bila telah teridentifikasi adanya pajanan yang dapat menyebabkan kanker paru dan telah diketahui kadar pajanan di tempat kerja maka langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan kontrol pajanan. Kontrol pajanan bertujuan untuk mencegah Anna Suraya
  • 11. 11 terjadinya pajanan yang membahayakan kesehatan atau menurunkan tingkat pajanan sampai pada batas yang dapat diterima (acceptable level). Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara dan disarankan untuk mengikuti alur hirarki pengendalian yaitu pengendalian secara teknis, pengendalian secara administratif dan terakhir adalah penggunaan alat pelindung diri. Pada kasus pajanan kimia maka hirarki yang disarankan adalah substitusi bahan yang berbahaya dengan yang tidak atau kurang berbahaya, pengendalian teknis seperti penyempurnaan ventilasi, perbaikan prosedur kerja dengan tujuan menurunkan pajanan dan penggunaan alat pelindung diri. Surveilans kesehatan Surveilans kesehatan merupakan penilaian keadaan kesehatan pekerja yang dilakukan secara teratur dan berkala yang terdiri atas surveilans medis (termasuk pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan penunjang serta pemantauan biologis). Lebih tepat lagi bahwa bentuk, isi dan kekerapan pemeriksaan kesehatan ini ditetapkan oleh dokter yang berkompeten dalam program kesehatan kerja. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan harus memperhatikan akan kemungkinan timbulnya kanker paru akibat kerja dimana dalam hal ini foto thorak merupakan pemeriksaan yang cukup penting untuk deteksi dini kanker paru. Sebagai pedoman umum dalam menenukan kekerapan surveilans kesehatan adalah mengacu pada peraturan perundangan Indonesia yaitu satu tahun satu kali. Komunikasi, informasi dan edukasi Kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi termasuk penyampaian instruksi dan pelatihan perlu dilakukan secara berkesinambungan. Pendidikan dan pelatihan merupakan komponen penting dalam perlindungan tenaga kerja. Tujuan pendidikan dan pelatihan antara lain adalah agar pekerja : • Mengerti paling tidak pada tingkat dasar bahaya kesehatan yang terdapat di lingkungan kerja. Anna Suraya
  • 12. 12 • Terbiasa dengan prosedur kerja dan melakukan pekerjaan sesuai prosedur untuk mengurangi tingkat pajanan • Menggunakan alat pelindung diri dengan benar dan memelihara agar tetap berfungsi baik • Mempunyai kegiatan yang sehat dan selamat serta hygiene perorangan yang baik • Mengenal bahaya dini kesehatan akibat bahaya pajanan tertentu • Melakukan pertolongan pertama apabila terjadi gangguan kesehatan sesegera mungkin Pelaporan dan pencatatan Pencatatan dan pelaporan data merupakan kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan dalam sebuah program. Seluruh data yang diperoleh dari kegiatan terutama data tingkat pajanan dan surveilans kesehatan harus tersimpan rapi dan dijaga untuk setiap saat dapat digunakan sampai paling tidak selama 30 tahun. Tujuan pencatatan adalah : • Dapat mengenal trend kesehatan dan masalah yang perlu penyelesaian • Memungkinkan evaluasi epidemiologi • Memenuhi persyaratan legal • Tersedianya dokumentasi yang sesuai dengan pekerja dan perusahaan dalam kasus klaim kompensasi kecelakaan kerja termasuk penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan • Memungkinkan pemantauan kinerja kesehatan pekerja Alat pelindung diri10 Anna Suraya
  • 13. 13 Sekali alat pelindung diri telah tertanamkan maka pemilihan tipe yang baik dan sesuai untuk melakukan suatu pekerjaan yang perlu (harus) dilaksanakan. Alat pelindung diri harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :  Alat-alat pelindung diri harus dapat melindungi terhadap bahaya-bahaya dimana tenaga kerja terpajan.  Alat pelindung diri harus ringan dan efisien dalam memberikan perlindungan.  Sebagai alat pelengkap bagi tubuh harus fleksibel namun efektif.  Berat alat yang harus diterima oleh bagian tibuh harus dapat diterima dengan baik.  Tenaga kerja yang memakai alat pelindung diri harus tidak terhalang gerakannya maupun tanggapan panca inderanya.  Alat pelindungdiri harus tahan lama.  Alat pelindung diri harus menarik.  Bagian-bagian penting yang harus sering diganti agar ada persediannya.  Alat-alat pelindung diri harus tidak memberikan efek samping (tambahan bahaya) baik oleh karena bentuknya, konstruksinya, bahan atau mungkin penyalahgunaan. Alat-alat pelindung saluran pernafasan Alat pelindung pernafasan harus memenuhi persaratan Standar perlindungan respirasi OSHA [29 CFR 1910.134]. program tersebut terdiri dari :  Seleksi respirator  Evaluasi kemampuan pekerja melakukan pekerjaannya saat menggunakan respirator  Training yang teratur pada personil yang bertanggung jawab  Uji fit respirator  Monitoring tempat kerja secara teratur  Peraturan tentang perawatan,inspeksi dan pembersihan respirator11 Alat pelindung pernafasan dibutuhkan untuk melindungi terhadap bahaya-bahaya : Anna Suraya
  • 14. 14  Kekurangan oksigen  Bahan kimia pencemar beracun dan berbahaya yang berbentuk gas dan uap (non partikel).  Bahan kimia pencemar yang berbentuk partikel (termasuk debu, serat, fume,asap dan kabut).  Campuran dari semua itu PENUTUP Kanker paru merupakan kanker dengan angka kematian tertinggi dimana pekerjaan berkontribusi 4-40% dalam menyebabkannya. Melihat pada kecilnya angka deteksi dini dan angka keberhasilan terapi maka pencegahan merupakan langkah terbaik dalam manajemen kanker paru. Diagnosis bahwa pekerjaan merupakan faktor risiko penyebab kanker paru sangat penting untuk ditegakkan dengan tujuan melindungi pekerja serta sebagai bahan untuk kajian program pencegahan. Manajemen risiko dalam mencegah terjadinya kanker akibat kerja terdiri dari beberapa langkah yaitu identifikasi pajanan, pengukuran pajanan yang dilanjutkan dengan control pajanan, pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, pendidikan dan pelatihan, penyediaan alat pelindung diri serta system pencatatan yang efektif. Dengan manajemen risiko tersebut diharapakan semua pihak terlibat dalam kegiatan pencegahan timbulnya kanker paru akibat kerja. DAFTAR PUSTAKA 1. Ladou Joseph. Current Occupational & Environmental medicine. Ed 4th . New York. Mc Graw Hill Medical.2007 Anna Suraya
  • 15. 15 2. Occupational, environment and lung disease, di unduh dari http://www.agius.com/hew/index.htm pada 15 Nopember 209 3. Madara Bernadette & Pomarico-Denino P, Patophysiology 2nd ed, (Quick look nursing), tersedia di book.google.co.id, diunduh 8 Des 2009 4. Aditama TY. Situasi beberapa penyakit paru di masyarakat. Cermin dunia Kedokteran. No 84.1993 5. Coultas D B; Samet J M Occupational lung cancer. Clinics in chest medicine 1992;13(2):341-54. 6. Lu Frank C. Basic Toxicology: fundamentals, target organs and risk assessment. Hemispher Publishing Coorporation. 1991 7. Shahruddin Elisna, Kanker paru , Kanker paru website-lung cancer 101. Diunduh pada 13 Desember 2009 8. Wikipedia, kanker paru, http://.id.wikipedia.org. diunduh pada 13 Desember 2009 9. Mansur Muchtarudin. Manajemen Risiko kesehatan di tempat kerja. Majalah Kedokteran Indonesia, vol 57. No 10 Oktober 2007 10. OSHA. Occupational safety and health Guideline for welding fumes. US Department of Labour. 2009. diunduh 12 Oktober 2009 dari www.OSHA.gov Anna Suraya
  • 16. 1 2 Occupational, environment and lung disease, di unduh dari http://www.agius.com/hew/index.htm pada 15 Nopember 209 3 Madara Bernadette & Pomarico-Denino P, Patophysiology 2nd ed, (Quick look nursing), tersedia di book.google.co.id, diunduh 8 Des 2009 1 4 4 5 Coultas D B; Samet J M Occupational lung cancer. Clinics in chest medicine 1992;13(2):341-54. 6 Lu Frank C. Basic Toxicology: fundamentals, target organs and risk assessment. Hemispher Publishing Coorporation. 1991 1 7 8 Wikipedia, kanker paru, http://.id.wikipedia.org. diunduh pada 13 Desember 2009 9 Mansur Muchtarudin. Manajemen Risiko kesehatan di tempat kerja. Majalah Kedokteran Indonesia, vol 57. No 10 Oktober 2007 10 OSHA. Occupational safety and health Guideline for welding fumes. US Department of Labour. 2009. diunduh 12 Oktober 2009 dari www.OSHA.gov 11 OSHA. Occupational safety and health Guideline for welding fumes. US Department of Labour. 2009. diunduh 12 Oktober 2009 dari www.OSHA.gov