KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
1.
2. EPIDEMOLOGI
KANKER PARU
Epidemologi Kanker Paru, Orang, Tempat,
Waktu, dan Perkembangan dari tahun ke tahun
01
Patofisiologi Kanker Paru
02
Faktor Resiko Kanker Paru
03
Pencegahan(5 level) Kanker Paru
04
05 Program Penanggulangan Kanker Paru
3. EPIDEMOLOGI KANKER PARU, ORANG, TEMPAT, WAKTU DAN
PERKEMBANGAN DARI TAHUN KE TAHUN
Di Asia Tenggara diperkirakan prevalensi PPOK sebesar 6,3% dengan
prevalensi tertinggi ada di negara Vietnam (6,7%)dan RRC (6,5%). Faktor
risiko antara lain merokok; polusi indoor, outdoor, dan polusi di tempat
kerja; genetik; riwayat infeksi saluran napas berulang. Ada 4 indikator
tingkat keparahan berdasarkan ATS (American Thoracic Society).
Keterbatasan aktivitas pada pasien PPOK, penurunan berat badan,
peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan depresi
merupakan akibat PPOK.Dibutuhkan sekitar $ 18 miliar biaya langsung dan
biaya tidak langsung sekitar $14.1 miliar dalam penanggulangan PPOK di
Eropa. Kata Kunci: PPOK, faktor risiko, mortalitas.
Epidemologi Kanker Paru Menurut Orang
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sangat kurang dikenal di
masyarakat. Di Amerika Serikat pada tahun 1991 diperkirakan terdapat
14 juta orang menderita PPOK, meningkat 41,5% dibandingkan tahun
1982, sedangkan mortalitas menduduki peringkat IV penyebab
terbanyak yaitu 18,6 per 100.000 penduduk pada tahun 1991 dan angka
kematian ini meningkat 32,9% dari tahun 1979 sampai 1991. WHO
menyebutkan PPOK merupakan penyebab kematian keempat didunia
yaitu akan menyebabkan kematian pada 2,75 juta orang atau setara
dengan 4,8%.
Selain itu WHO juga menyebutkan bahwa sekitar 80 juta orang akan
menderita PPOK dan 3 juta meninggal karena PPOK pada tahun 2005.
Kajian ini bertujuan untuk mengukur prevalensi PPOK, tingkat
keparahan, serta untuk mengidentifikasi tipe PPOK, faktor risiko,
morbiditas dan mortalitas, dampak PPOK dan biaya pengobatan.
Penelitian ini merupakan review PPOK berdasarkan data kepustakaan
dan jurnal dengan fokus penulisan PPOK, yang meliputi; gejala,
klasifikasi, prevalensi, faktor risiko, morbiditas dan mortalitas, dampak
PPOK, pengobatan dan biaya pengobatan PPOK. Berdasarkan kajian
tipe PPOK ada dua yaitu bronchitis kronik dan emphysema.
4. EPIDEMOLOGI KANKER PARU, ORANG, TEMPAT, WAKTU DAN
PERKEMBANGAN DARI TAHUN KE TAHUN
Kejadian epidemi dari kematian akibat kanker paru telah diidentifikasi sebagai isu kesehatan utama di negara maju dan negara berkembang. Setiap tahun
terdapat lebih dari 1,3 juta kasus insiden kanker paru di dunia yang menyebabkan sekitar 1,1 juta kematian tiap tahunnya dan prognosis kanker paru
dengan masa tahan hidup 5 tahun kurang dari 10%.Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker paru rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun
2005-2009 dilakukan penelitian deskriptif dengan desai n case series.
Kanker paru merupakan kanker yang paling sering terjadi dan penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia. Sampai saat ini penyebab pasti
kanker paru belum diketahui, tetapi berbagai tindakan dapat dilakukan untuk mengurangi resiko kanker paru, terutama pada kelompok beresiko tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencegahan kanker paru pada petugas parkir di Kota Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan
desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan melibatkan delapan partisipan.
Sumber data diwawancarai dengan menggunakan pedoman wawancara semi structured dan hasilnya dilakukan content analysis dengan melibatkan
triangulasi sumber.
Pugas parkir sudah memiliki pemahaman yang cukup baik tentang kanker paru meskipun informasi yang didapatkan masih terbatas. Sebagian petugas
parkir menganggap pencegahan kanker paru diperlukan, tetapi pencegahan tersebut belum diinternalisasikan sebagai suatu keharusa n. Hal ini
menyebabkan tindakan pencegahan kanker paru baru dilakukan oleh sebagian orang saja. Kesimpulan & saran: Petugas parkir memiliki pemahaman yang
cukup baik tentang kanker paru tetapi tindakan pencegahan baru dilakukan oleh beberapa orang saja. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan
tambahan untuk memberikan pelayanan kesehatan berupa promosi kesehatan secara kontinyu kepada kelompok beresiko seperti petugas parkir
Epidemologi Kanker Paru Menurut Waktu
5. EPIDEMOLOGI KANKER PARU, ORANG, TEMPAT, WAKTU DAN
PERKEMBANGAN DARI TAHUN KE TAHUN
Kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada jaringan paru-paru. Bila tidak dirawat, pertumbuhan
sel ini dapat menyebar ke luar dari paru-paru melalui suatu proses yang disebut metastasis ke jaringan yang terdekat atau bagian tubuh yang lainnya. Sebagian
besar kanker yang mulai di paru-paru, yang dikenal sebagai kanker paru primer, adalah karsinoma yang berasal dari sel epitelium. Jenis kanker paru yang utama
adalah SCLC (kanker paru sel kecil), atau disebut juga kanker sel gandum, dan NSCLC (kanker paru non-sel-kecil). Gejala paling umum adalah batuk (termasuk
batuk darah), berat badan turun dan sesak napas.
Penyebab paling umum kanker paru adalah paparan dalam jangka waktu yang lama terhadap asap tembakau, yang menyebabkan 80–90% kanker paru. Bukan
perokok mencapai angka 10–15% dari kasus kanker paru, dan kasus ini biasanya disebabkan oleh kombinasi antara faktor genetik, gas radon, asbestos, dan polusi
udara termasuk asap rokok pasif. Kanker paru dapat dilihat melalui foto rontgen dada dan tomografi komputer (CT scan). diagnosis dapat dipastikan dengan
biopsi yang biasanya dilakukan melalui prosedur bronkoskopi atau dipandu dengan CT. Perawatan dan hasil dalam jangka panjang tergantung pada tipe kanker,
stadium (tingkat penyebaran), dan keadaan kesehatan pasien secara keseluruhan, diukur berdasarkan kondisi umum.
Bila kanker tumbuh di sekitar saluran napas, keadaan ini dapat menghambat aliran udara, menyebabkan sesak napas. Hambatan ini dapat menyebabkan adanya
akumulasi sekret di belakang sumbatan, dan menyebabkan terjadinya pneumonia. Bergantung pada jenis tumornya, fenomena paraneoplastik mungkin adalah
yang pertama kali menarik perhatian mengenai adanya penyakit ini. Pada kanker paru, fenomena ini dapat meliputi Sindrom Lambert–Eaton myastenik (lemah
otot yang disebabkan oleh autoantibodi), hiperkalsemia, atau sindrom dari ketidakstabilan hormon antidiuretik (SIADH). Tumor pada bagian bagian paling atas
dari paru-paru, dikenal sebagai Tumor Pancoast, dapat menginvasi bagian lokal dari sistem saraf simpatik, sehingga menyebabkan Sindrom Horner (jatuhnya
kelopak mata dan pupil kecil pada sisi tersebut), dan juga menyebabkan kerusakan pada pleksus brakhialis.
Epidemologi Kanker Paru Menurut Waktu
6. EPIDEMOLOGI KANKER PARU, ORANG, TEMPAT, WAKTU DAN
PERKEMBANGAN DARI TAHUN KE TAHUN
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker
paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalahpenyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya.Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker
disebabkan oleh lima faktor risiko perilaku dan pola makan, yaitu:
Indeks massa tubuh tinggi
Kurang konsumsi buah dan sayur
Kurang aktivitas fisik
Penggunaan rokok,
Konsumsi alkohol berlebihan. Merokok merupakan faktor risiko utama kanker yang menyebabkan terjadinya lebih dari 20% kematian akibat kanker di dunia
dan sekitar 70% kematian akibat kanker paru di seluruh dunia. Kanker yang menyebabkan infeksi virus seperti virus hepatitis B/hepatitis C dan virus human
papilloma berkontribusi terhadap 20% kematian akibat kanker di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Lebih dari 60% kasus baru dan sekitar 70%
kematian akibat kanker di dunia setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan Selatan. Diperkirakan kasus kanker tahunan akan meningkat
dari 14 juta pada 2012 menjadi 22 juta dalam dua dekade berikutnya.
Hari Kanker Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Februari dan Hari Kanker Anak diperingati setiap tanggal 15 Februari. Untuk memperingati Hari Kanker
Sedunia tahun 2015, Union for International Cancer Control (UICC) mengangkat tema “Not Beyond Us” yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan
pengetahuan mengenai penyakit kanker, serta menggerakkan pemerintah dan individu di seluruh dunia untuk melakukan upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan terhadap penyakit kanker.
Lebih dari 30% penyakit kanker dapat dicegah dengan cara mengubah faktor risiko perilaku dan pola makan penyebab penyakit kanker. Kanker yang diketahui
sejak dini memiliki kemungkinan untuk mendapatkan penanganan lebih baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam mengenali gejala dan risiko penyakit kanker sehingga dapat menentukan langkah-langkah pencegahan dan deteksi dini yang tepat.
Epidemologi Kanker Paru Perkembangan Dari Tahun Ke Tahun
7. PATOFISIOLOGI KANKER PARU
A. Kanker Paru Bukan Sel Kecil
Pada masing – masing Kanker Paru memiliki patofisiologi yang berbeda
Paparan agen yang berasal dari pekerjaan maupun lingkungan merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya kanker paru. Di Amerika, perokok aktif
berkaitan dengan 90% kasus kanker paru. Paparan agen yang berasal dari
lingkungan maupun pekerjaan berkaitan dengan 9-15% kasus kanker
paru.
Asap rokok mengandung lebih dari 300 jenis zat yang berbahaya dan 40
diantaranya merupakan karsinogen poten. Hidrokarbon poliaromatik dan
nitrosamine ketone yang berasal dari nikotin diketahui dapat
menyebabkan kerusakan DNA dan membentuk DNA adducts pada hewan
coba. Benzo-A-pyrine juga menginduksi pensinyalan molekular seperti
Akt dan mutasi dari p53 dan tumor suppressor gene lainnya.
Faktor risiko lingkungan yang paling sering menyebabkan kanker paru
adalah asbestos. Berdasarkan studi, paparan radon berkaitan dengan 10%
kanker paru dan polusi udara luar berkaitan dengan 1-2% kasus. Penyakit
paru seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), fibrosis paru dan
tuberkulosis berkaitan dengan peningkatan angka kejadian kanker paru
Faktor risiko lingkungan yang paling sering menyebabkan kanker paru
adalah asbestos. Berdasarkan studi, paparan radon berkaitan dengan 10%
kanker paru dan polusi udara luar berkaitan dengan 1-2% kasus. Penyakit
paru seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), fibrosis paru dan
tuberkulosis berkaitan dengan peningkatan angka kejadian kanker paru.
Abnormalitas genetik yang paling banyak berkaitan dengan kanker paru
bukan sel kecil adalah keluarga onkogen ras (rat sarcoma).
Onkogen ras terdiri dari H-ras, K-ras dan N-ras. Gen-gen ini mengkode
protein dari permukaan dalam membran sel melalui aktivitas guanosin
trifosfat (GTP) yang berkaitan dengan transduksi sinyal. Studi pada
manusia menemukan bahwa aktivasi ras berkontribusi pada progresi
tumor pada penderita kanker paru. Mutasi gen ras terjadi terutama pada
adenokarsinoma dan ditemukan pada 30% kasus. Mutasi ini tidak
ditemukan pada adenokarsinoma pasien yang tidak merokok. Mutasi k-
ras merupakan faktor prognostik yang bersifat independen. Penelitian saat
ini difokuskan pada pemberian terapi berdasarkan ada tidaknya mutasi
gen ras.
8. PATOFISIOLOGI KANKER PARU
Adenokarsinoma
Adenokarsinoma berasal dari kelenjar mukosa bronkus dan merupakan kanker paru bukan sel kecil yang paling sering ditemukan di Amerika (35-
40% dari keseluruhan kanker paru). Subtipe ini ditemukan paling banyak pada penderita yang tidak merokok. Kanker ini biasanya muncul dari
perifer paru,tetapi dapat pula muncul pada lokasi jaringan parut, luka dan inflamasi.
Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa mencakup pada 25-30% dari keseluruhan kasus kanker paru. Kanker ini biasanya berawal dari bagian sentral paru.
Manifestasi klasik dari kanker ini adalah lesi kavitasi pada bronkus proksimal. Kanker ini juga sering berkaitan dengan hiperkalsemia.
Karsinoma Sel Besar
Karsinoma sel besar berkaitan dengan 10-15%dari keseluruhan kasus kanker paru.Kanker ini umumnya muncul sebagai massa besar di perifer paru
pada foto polos dada.
Pada masing – masing Kanker Paru memiliki patofisiologi yang berbeda
9. PATOFISIOLOGI KANKER PARU
Pada masing – masing Kanker Paru memiliki patofisiologi yang berbeda
Kanker paru sel kecil merupakan karsinoma neuroendokrin yang bersifat agresif,
tumbuh cepat, sangat sensitif pada kemoterapi dan radiasi, sering bermetastasis pada fase
dini dan sering menyebabkan gejala paraneoplastik.
Kanker paru sel kecil berasal dari peribronkial dan menginfiltrasi submukosa
bronkus. Metastasis luas dapat terjadi pada onset awal dari penyakit ini, dengan
penyebaran tersering pada limfonodi mediastinum, hati, tulang, kelenjar adrenal dan otak.
Berbagai hormon peptida diproduksi oleh sel kanker dan menyebabkan sindrom
paraneoplastik, yang paling sering adalah syndrome of inappropriate secretion of
antidiuretic hormone (SIADH) dan syndrome of ectopic adrenocorticotropic hormone
production. Fenomena autoimun juga dapat menyebabkan gangguan neurologik
seperti lambert eaton syndrome.
B. Kanker Paru Sel Kecil
10. FAKTOR RESIKO KANKER PARU
Faktor risiko yang berkontribusi terhadap kanker paru. Selain beberapa hal yang dapat menjadi penyebab kanker paru-paru,
ada pula beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi Anda mengalami kondisi tersebut, di antaranya
1. Riwayat kesehatan keluarga
Sayangnya, kanker paru-paru merupakan salah satu penyakit yang
dapat diturunkan. Jika ada anggota keluarga, seperti orangtua atau
saudara yang memiliki kanker paru, maka risiko Anda mengalami
kondisi tersebut juga semakin tinggi.
2. Riwayat kesehatan pribadi
Bukan hanya riwayat kesehatan keluarga saja yang bisa
meningkatkan potensi Anda mengalami kanker paru-paru. Riwayat
kesehatan pribadi juga bisa menjadi penyebab dari kanker paru-
paru yang Anda alami.Anda tentu akan lebih berisiko terkena
kanker paru-paru apabila memiliki penyakit paru-paru kronis
seperti TBC, bronkitis kronis, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK). Penyakit paru ini menyebabkan peradangan dan jaringan
parut di paru-paru.
3. Kebiasaan merokok
Menurut Mayo Clinic, salah satu penyebab terjadinya kanker
paru-paru adalah kebiasaan merokok. Hal ini berpotensi merusak
sel-sel yang melindungi paru-paru. Saat Anda menghirup asap
rokok yang mengandung karsinogen, perubahan yang terjadi pada
jaringan paru-paru dapat terjadi seketika.
4. Paparan radon
Penyebab lain dari kanker paru-paru yang mungkin Anda
alami adalah paparan radon, yaitu gas radioaktif yang tidak
berwarna dan tidak berbau yang secara alami berada di dalam
tanah. Zat ini bisa keluar dari tanah dan memasuki bagunan
melalui retakan serta celah-celah kecil.
11. FAKTOR RESIKO KANKER PARU
Faktor risiko yang berkontribusi terhadap kanker paru. Selain beberapa hal yang dapat menjadi penyebab kanker paru-paru,
ada pula beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi Anda mengalami kondisi tersebut, di antaranya
5. Zat kimia berbahaya
Selain asap rokok dan radon, ada pula penyebab dari kanker
paru-paru, yaitu paparan zat kimia berbahaya. Biasanya, hal
ini dialami oleh orang yang memiliki pekerjaan yang
berhubungan langsung dengan zat-zat kimia tertentu. Zat
kimia berbahaya yang dapat meningkatkan potensi Anda
mengalami kondisi ini adalah asbestos, uranium, arsenik,
kadmium, kromium, nikel, dan beberapa produk petroleum
yang sangat berbahaya.
6. Paparan asap rokok
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak hanya
perokok aktif saja yang memiliki risiko mengalami kanker
paru-paru dari kebiasaan merokok. Jika Anda hidup
dengan seorang perokok aktif, atau dapat disebut sebagai
perokok pasif, asap rokok yang Anda hirup sehari-hari
dapat menyebabkan Anda mengalami kanker paru.
Oleh sebab itu, jika Anda seorang perokok aktif,
berhentilah merokok demi kebaikan Anda dan orang-orang
di sekitar. Begitu pula dengan Anda perokok pasif, sebisa
mungkin hindari paparan asap rokok di mana pun Anda
berada. Jika perlu, ingatkan orang terdekat Anda untuk
berhenti merokok demi kesehatan bersama.
12. PENCEGAHAN 5 LEVEL KANKER PARU
1. Five level of prevention
Dalam mempelajari suatu penyakit, maka harus diketahui juga
bagaimana prinsip pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mencegah penyakit tersebut ada, menjadi lebih berat, bahkan
mengoptimalkan apa yang ada setelah kesembuhan dari penyakit
4Prinsip tersebut dikenal dengan sebutan 5 level of prevention
yang dicetuskan oleh Level and Clark . Kegiatan yang dilakukan
adalah Promosi kesehatan, Pencegahan spesifik ,Deteksi dini dan
pengobatan yang tepat, Pencegahan kecacatan dan Rehabilitasi.
Semua tahapan tersebut disesuaikan dengan riwayat perjalanan
suatu penyakit. Secara garis besarnya dapat dijadikan satu
menjadi Pencegahan primer, pencegahan sekunder dan
pencegahan tersier.
Pencegahan primer merupakan pencegahan tahap pertama
dimana pajanan yang ada di lingkungan kerja, contohnya debu
atau bahan kimia, dan pekerja yang akan bekerja di daerah yang
penuh pajanan tersebut diusahakan agar terhindar dari pajanan
yang ada dan dapat tetap sehat selama bekerja.
Kegiatan yang dilakukan adalah Health Promotion (promosi kesehatan)
termaksud di dalamnya adalah:
Penyuluhan tentang Perilaku kesehatan di lingkungan kerja, Faktor bahaya
ditempat kerja, dan bagaimana melakukan Perilaku kerja yang baik
Olah Raga, termasuk di dalamnya adalah olah raga senam kesegaran
jasmani
makan dengan Gizi seimbang
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan tahap kedua, dimana pada
tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan yang spesifik untuk
mencegah terjadinya penyakit tertentu, dalam hal ini penyakit paru akibat
kerja.
Pencegahan tersier adalah pencegahan tingkat tuga, dimana pekerja sudah
terpajan suatu zat dan ada kemungkinan terkena gangguan kesehatan
13. PENCEGAHAN 5 LEVEL KANKER PARU
2. pelayanan Kesehatan kerja yang komprehensif
Berdasarkan pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja yang komprehensif (promotif,
preventif, kuratifdan rehabilitatif), maka tindakan pencegahan terjadinya suatu penyakit
Akibat Kerja dapat digambarkan sebagai berikut Pada tahap pelayanan promotif dilakukan
beberapa kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan pekerja, pembinaan pekerja, olah raga dan
gizi seimbang. Tahap preventif dilakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan yang khusus
imunisasi, penggunaan alat pelindung diri, melakukan rotasi pekerja dam lain=lain. Tahap
kuratif dapat dilakukan beberapa kegiatan seperti pengobatan kasus penyakit akibat kerja,
rawat inap. Sedangkan tahap rehabilitasi dapat dilakukan kegiatan seperti memberikan alat
bantu pendengaran, pemberian kompensasi kepada pekerja.
3. Preventif dalam kesehatan kerja
Sedangkan dalam bidang kesehatan kerja dikenal dengan 3 macam tindakan pencegahan,
yaitu Pengendalian teknik, Pengendalian Administrasi dan Pemakaian Alat Pelindung Diri
Pengendalian Teknik
Pengendalian Administrasi
Penggunaan alat pelindung diri
14. PROGRAM PENANGGULANGAN KANKER PARU
Jauhi Asap Rokok
Setelah berhasil untuk tidak mengisap rokok dari mulut Anda
sendiri, sudah saatnya untuk menjauhi asap rokok. Walaupun Anda
sudah berhenti merokok, asap yang dihirup dari orang lain sama
berbahayanya . Artinya, risiko perokok pasif mengalami kanker paru
sama besarnya dengan risiko yang dimiliki oleh perokok aktif.
Apalagi jika Anda tinggal atau sehari-hari berada di lingkungan
yang penuh dengan asap rokok. Apabila Anda merasakan gejala
kanker paru, jangan ragu untuk segera memeriksakan kondisi
kesehatan Anda ke dokter. Berkonsultasi dengan dokter juga
termasuk upaya pencegahan kanker paru-paru yang bisa dilakukan.
Periksa Paparan Radon di Rumah
Meski keluarga di rumah tidak ada yang merokok, Anda masih tetap
berisiko terkena kanker paru-paru. Pasalnya selain rokok, salah satu
penyebab kanker paru adalah radon. Radon merupakan gas yang tidak
memiliki bau dan dihasilkan oleh pembusukan uranium alami tanah
tepat di bawah rumah Anda. Satu-satunya cara untuk melihat apakah
Anda dan anggota keluarga lainnya berisiko atau tidak ialah dengan
memeriksa kadar radon di rumah. Dengan rutin memeriksa paparan
radon di rumah, Anda telah melakukan satu cara untuk mencegah
penyakit kanker paru-paru. Jika ternyata kadar radon di rumah tinggi,
Anda bisa memasang exhaust fan untuk mengeluarkan gas ini dari
rumah.
Tidak Merokok
Bagi Anda yang belum pernah merokok, sangat dianjurkan untuk tidak mencobanya sama sekali. Ini karena rokok adalah salah satu penyebab
utama dari kanker paru. Selain itu, berhenti merokok juga dapat menjadi salah satu upaya pencegahan terhadap kanker paru dengan menurunkan
risiko hingga dua pertiga bagi perokok yang berhenti di usia 54 tahun. Oleh karena itu, tidak merokok masih menjadi solusi efektif untuk
mencegah penyakit kanker paru-paru. Anda juga bisa melakukan skrining rutin untuk melihat risiko kanker paru pada tubuh Anda. Ada banyak
cara untuk menghentikan kebiasaan merokok. Jika Anda bingung, silakan tanyakan pada dokter cara apa yang paling tepat untuk benar-benar
terlepas dari jeratan tembakau ini.
15. PROGRAM PENANGGULANGAN KANKER PARU
Waspadai Paparan Karsinogen
Beberapa pekerjaan memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi
untuk terkena kanker paru-paru karena adanya paparan
karsinogen secara rutin. Selain tempat kerja yang memang
banyak terpapar bahan kimia, tidak jarang para pekerja ini
bekerja sambil merokok dan tak memerhatikan aturan
keselamatan pekerja. Maka itu, ketika Anda bekerja di tempat
yang rawan seperti ini, periksa dan ikuti aturan keselamatan
yang ditetapkan di tempat kerja Anda. Jangan lupa untuk mulai
berhenti merokok mulai dari sekarang sebagai pencegahan
terhadap kanker paru-paru.
Tambah Asupan Sayur Dan Buah
Sama seperti berbagai penyakit lainnya, lebih baik melakukan
pencegahan daripada harus menjalani pengobatan kanker paru.
Maka, selagi Anda masih sehat, lakukan berbagai pencegahan
terhadap penyakit ini. Mencegah kanker paru dengan mengurangi
risikonya juga harus dibarengi dengan diet sehat, yaitu banyak
makan buah dan sayuran. Anda bisa memilih menu buah yang
berbeda setiap harinya berdasarkan warna atau jenis buah dan
sayuran favorit Anda.
Cobalah untuk mengurangi konsumsi daging olahan dan keju yang
mengandung fosfat anorganik karena dinilai dapat meningkatkan
potensi kanker paru-paru. Walaupun pencegahan utama penyakit
kanker paru-paru belum ditemukan, Anda bisa melakukan cara-
cara pencegahan ini dalam keseharian. Jika Anda ragu,
konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter dan lakukan tes
skrining untuk mendapatkan jawaban yang lebih pasti.