SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes
TUGAS : KMB II
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERNAPASAN BAWAH
( KELAINAN PADA PARENCYM PARU )
“KANKER PARU”
OLEH KELOMPOK IX:
EDDY SIHRUN
ANDRIADIN SURADI
ANDI SARMA
BATHAMIN
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2012/2013
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya.
Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ KMB II‘’. Adapun askep ini
membahas mengenai ASKEP KLIEN DENGAN KANKER PARU. Penyusun mengucapkan
terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam
penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka
penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima
kasih.
Raha, Februari 2013
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................
B. Tujuan Penulisan............................................................................................
C. Metode Penulisan...........................................................................................
D. Ruang Lingkup................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. Konsep teori
• Pengertian……………………………………………………………………
• Etiologi………………………………………………………………………
• Dampak terhadap tubuh …………………………………………………….
• Patofisiologi dan Penyimapangan KDM ……………………………………
• Tanda dan Gejala…………………………………………………………….
• Prosedur diagnosik…………………………………………………………..
• Manajemen Medik……………………………………………………………
• Komplikasi……………………………………………………………………
B. Konsep Askep
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria
dan wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita
dibandingkan pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai penyebab paling
umum kematian akibat kanker pada wanita. Menurut hasil penelitian, hampir 70% pasien
kanker paru mengalami penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat
didiagnosis. Beberapa bukti menunjukkan bahwa karsinoma cenderung untuk timbul di
tempat jaringan perut sebelumnya (tuberculosis fibrosis ) di dalam paru . Kanker paru
mengacu pada lapisan epithelium saluran napas. Kanker paru dapat timbul dimana saja di
paru dan kebanyakan kasus kanker paru dapat dicegah jika kebiasaan merokok dihilangkan.
Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru - paru yang
mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus baru
dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat
tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun, di Inggris 40.000/tahun, sedangkan di
Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak. Di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun
1998 tumor paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim. Namun,
karena sistem pencatatan kita yang belum baik, prevalensi pastinya belum diketahui tetapi
klinik tumor dan paru di rumah sakit merasakan benar peningkatannya. Sebagian besar kanker
paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini mendapatkan
informasi atau wawasaan mengenai “Askep Klien dengan Kanker Paru”.
4
C. Metode Penulisan
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini,
penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil
referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai
dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.
D. Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan
rujukan materi yang harus dibahas dalam askep ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas
pada pembahasan mengenai tinjauan teoritis kanker paru (pengertian, anatomi fisiologi,
etiologi, manifestasi klinis, patofisi, komplikasi, pemeriksaan penunjang,dan penatalaksanaan
medis) serta konsep askep kanker paru (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi).
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
 Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru
( underwood, patologi, 2000 ).
 Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam
jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap
rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
 Kanker paru selama ini telah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada laki-
laki maupun perempuan.Insidensi tertinggi terjadi pada usia antara 55-56
tahun.peningkatan ini diyakini berkaitan dengan makin tigginya kebiasan merokok yang
sebenarnya sebagian besar dapat dihindari. ( Sylvia A. Price Lorraine M.
Wilson,Patofisiologi Edisi 6 ).
2. Klasifikasi
Pada Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru – paru (1977) :
1. Karsinoma Bronkogenik.
a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).
Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel
termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas
mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol
kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter
dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada
dan mediastinum.
b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).
Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki. Tumor
ini timbul dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus.
6
Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma
sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula
dengan penyebaran hematogen ke organ – organ distal.
c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat
mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan
kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru
dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah
dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala –
gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.
d. Karsinoma sel besar.
Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk
dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini
cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan
penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh
e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.
f. Lain – lain.
1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus).
2). Tumor kelenjar bronchial.
3). Tumor papilaris dari epitel permukaan.
4). Tumor campuran dan Karsinosarkoma
5). Sarkoma
6). Tak terklasifikasi.
7). Mesotelioma.
8). Melanoma.(Price, Patofisiologi, 1995).
7
3. Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa
faktor yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru:
1. Merokok
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif
telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru
(karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderungan sepuluh kali lebih
besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah
meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar
10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika
dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
2. Iradiasi
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan
penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan
dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen
etiologi operatif.
3. Kanker paru akibat kerja
Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur
nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan
orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan
insiden.
4. Polusi udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari
pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari
industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
5. Genetik
8
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :
a. Proton oncogen.
b. Tumor suppressor gene.
c. Gene encoding enzyme.
6. Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin
menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
4.Dampak Terhadap Berbagai Sistem Tubuh
a.Sistem Pernapasan
Batuk dengan sputum kental,napas pendek,serak,ada riwayat merokok,peningkatan
frenitus taktil,krekels/mengi menetap,nyeri dada,dispnoe,hemoptitis,perkusi dada
pekek,seanosis,bunyi nafas ronchi,sesak napas.
b.Sistem Kardiovaskuler
Bunyi jantung menunjukan efusi,takikardi,jarih tabuh,obstruksi vena kava
c.Sistem Pencernaan
Diareh hilang timbul,penurunan berat badan,nafsuh makan buruk,kesulitan
menelan,lesuh,kurus,dan pucat
d.Sistem persyarafan
Adanya penurunan fungsi sensorik,peningkatan suhu,nyeri dada,nyeri
ekstremitas,dan persendian,nyeri abdomen
e.Sitem Endokrin
Biasanya akan ditemukan pembesaran kelenjar tyroid,edema pada ekstremitas
bawah
f.Sistem Perkemihan
Peningkatan frekuensi urin,rasa haus,peningkatan masukan cairan
g.Sistem Musculoskeletal
9
Adanya kelemahan,kekakuan otot ekstremitas yanag mengakibatkan kesulitan
beraktifitas,refleks bisep,reflex trisep,refleks patella,dan refleks babinski
h.Sistem Integument
Adanya penurunan turgor kulit,muka pucat dan kemerahan
i.Sistem Pengindraan
Adanya kerusakan fungsi masing-masing indra akibat komplikasi dan keparahan
penyakit
5. Patofisiologi Dan Penyimpangan KDM
Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan
hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor. Permulaan
terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang
permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan
berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor.Initiati agen biasanya bisa
berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah
struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan
yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini
berlangsung lama meingguan sampai tahunan.
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat
tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma
sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel
skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial.
Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan
alveoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai
progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang
elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik
karena pertumbuhan sel ini lambat.
10
Penyimpangan KDM
11
6. Manifestasi Klinis
1. Gejala awal
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.
2. Gejala umum
a. Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai
sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik
dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap
infeksi sekunder.
b. Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang
mengalami ulserasi.
c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
7. Komplikasi
Adapun beberapa komplikasi dari ca.paru adalah :
- Hematorak
- Pneumotorak
- Empiema
- Endokarditis
- Abses paru
- Atelektasis
8. Pemeriksaan Diagnostik
- Bronskopi untuk memperoleh sampel besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat
- Analisa sputum, pleural, atau nodus limfe untuk sitologi menyatakan tipe sel kanker
atau mengkaji adanya/tahap karsinoma
- Media stinoskopi untuk pertahapan karsinoma
12
- Aspirasi dengan jarum dan biopsy jaringan paru pada nidus skeln, nodus limfe halus
atau pleura untuk membuat diagnose.
9. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan ca.paru terbagi atas :
a. Pembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus
yang bisadioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup
setelah 5 tahun.Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada
pneumonektomi.
b. Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa
dioperasi.Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya
menyembuhklan sedikit diantaranya.
c. Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local
d. Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah
sesuai denganhistologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil
belum jelas.
e. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat
memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang
signifikan.
f. Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid
membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan.
13
B. KONSEP ASKEP
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
 Identitas Klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Pendapatan :
Alamat :
 Identitas penanggung jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Pendapatan :
Hub. dengan Klien :
Alamat :
14
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama : sesak
Riwayat keluhan utama :
P : klien mengtakan sesak nafas yang semakin lama semakin berat
dirasakan,seperti ada yang menekan diparu-parunya.
Q: Hilang timbul
R: sifat keluhan menetap pada area dada
S: Nyeri berat skala 4 (0-5)
T: saat beraktifitas
2. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah pasien pernah mempunyai riwayat penyakit hipertensi, arteri
koroner, dll.
3. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah ada keluarga pasien yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi,
arteri koroner,dll.
c. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/ istirahat.
Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,
dispnea karena aktivitas.
Tanda : Kelesuan( biasanya tahap lanjut).
b. Sirkulasi.
Gejala : JVD (obstruksi vena kava).
Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi).
Takikardi/ disritmia.
15
c. Integritas ego.
Gejala : Perasaan takut. Takut hasil pembedahan, menolak kondisi yang berat/
potensi keganasan.
Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang.
d. Eliminasi.
Gejala : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil).
Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan
hormonal, tumor epidermoid)
e. Makanan/ cairan.
Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makanan.,Kesulitan menelan,Haus/ peningkatan masukan cairan.
Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut)
Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema
wajah/ periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor
epidermoid).
f. Nyeri/ kenyamanan.
Gejala : Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu
pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh
perubahan posisi.
Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma)
Nyeri abdomen hilang timbul.
g. Pernafasan.
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau
produksi sputum,Nafas pendek,Pekerja yang terpajan polutan, debu
industry,Serak, paralysis pita suara.
Riwayat merokok
16
Tanda : Dispnea, meningkat dengan kerja,Peningkatan fremitus taktil
(menunjukkan konsolidasi)Krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi
(gangguan aliran udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea
( area yang mengalami lesi).
h. Keamanan.
Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau karsinoma)Kemerahan, kulit
pucat(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
i. Seksualitas.
Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel
besar)Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma
sel kecil).
Klasifikasi Data
 Data Subjektif
• Klien mengatakan batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan
atau sputum
• Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung
• Kien mengatakan lemah
• Klien mengatakan kurang nafsu makan
• Klien mengatakan sering BAK
• Klien mengatakan merasa takut
 Data objektif
• Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi
• Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung
17
• Adanya penurunan intoleransi aktifitas
• BB klien menurun
• Peningkatan frekuensi/jumlah urine
• Klien nampak gelisah
Analisa data
No Symptom Etiologi Problem
1. DS : Klien batuk ringan atau
perubahan pola batuk dari
biasanya dan atau sputum
DO : Krekels/mengi pada saat
inspirasi dan ekspirasi
Adanya pembesaran tumor
paru
↓
Menggeser dan menekan
organ paru
↓
Sebagian bronkus tertutup
oleh oleh luasan tumor
↓
Gangguan pertukaran gas
↓
Gangguan pola napas
Gangguan pola nafas
2. DS : Klien mengatakan nyeri
pada dada, bahu,
tulang/sendi,punggung
DO : Adanya edema pada
dada,bahu,tulang/sendi,punggung
Adanya pembesaran
karsinoma paru
↓
Menekan organ sekitarnya
Nyeri
18
↓
Terjadi iritasi jaringan
sekitar
↓
Mengeluarkan mediator
kimia histamine,
bradikinin, dan
prostaglandin
↓
Merangsang saraf-saraf
perifer sekitarnya
↓
Korteks serebral
↓
Nyeri dipersepsikan
3. DS : Kien mengatakan lemah
DO:Adanya penurunan intoleransi
aktifitas
Adanya pembesaran
karsinoma paru
↓
Menggeser dan menekan
organ disekitarnya
sebagian bronkus
↓
Terhalang oleh masa tumor
↓
Pertukaran CO2 DAN O2
Intoleransi aktivitas
19
tidak efektif
↓
Sesak nafas/dispnea
↓
Anoreksia
↓
Intake nutrisi kurang dari
kebutuhan kurang
↓
Energy yang terbentuk
kurang
↓
Kelemahan
↓
Intoleransi aktivitas
4. DS : Klien mengatakan merasa
takut
DO : Klien nampak gelisah
Perubahan status kesehatan
↓
Klien terdiagnosa Ca. Paru
↓
Kurang terpapar informasi
tentang penyakit dan
penatalaksanaan
↓
Kurang pengetahuan
Ansietas
20
↓
Ansietas
Prioritas Masalah
1. Gangguan pola napas
2. Nyeri
3. Intoleransi aktivitas
4. Ansietas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru,
ditandai dengan:
DS : Klien batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau
sputum
DO : Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi
2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru, ditandai dengan:
DS : Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung
DO : Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ditandai dengan:
DS : Kien mengatakan lemah
DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas
4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan, ditandai dengan:
DS : Kien mengatakan lemah
DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas
3. RENCANA KEPERAWATAN
N
o
Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. TUPAN: Setelah diberikan 1. Pantau: 1. Untuk mengidentifikasi
21
tindakan
keperawatan
selama 1
minggu,
gangguan
pertukaran gas
normal
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama 2 hari,
gangguan
pertukaran gas
berangsur-angsur
membaik, dengan
kriteria hasil:
• AGD dalam
batas normal
• warna kulit
normal
• frekuensi nafas
12-24x/menit
• bunyi paru
bersih
• tidak ada
hemoptoe, tidak
menggunakan
otot sensori
untuk bernafas.
• Status pernafasan
(Apendiks A) tiap 8
jam.
• Hasil pemeriksaan fungsi
paru – paru dan AGD
2. Ketika terjadi episode
dispnea:
• Berikan oksigen lembab
tambahan
• Implementasikan
tindakan untuk
menurunkan tingkat
ansietas dengan
membantu pasien agar
merasa dalam keadaan
terkontrol.
• Tetaplah melakykan
pendekatan dengan
tenang dan penuh
percaya diri . temani
pasien dan instruksikan
pasien untuk bernafas
perlahan dan dalam
• Pertahankan posisi tegak
3. Kkonsul kedokter untuk
rujukan kebagian terapi
pernapasan untuk tindakan
perkembangan dan
penyimpangan dari
hasil yang diharapkan.
2. Pemberian oksigen
tambahan membantu
menurunannya upaya
untuk napas dengan
meningkatkan jumlah
oksigen yang tersedia
kejaringan . perasan
tercekik seringkali
muncul ketika terjadi
periode dispneu. Hal
tersebut dapat
mencetuskan ansietas
dan ansietas dapat
diturunkan jika pasien
merasa terkontrol dan
berinteraksi dengan
pemberi perawatan
yang tenang dan
meyakinkan . posisi
tegak memungkinkan
ekspansi paru lebih
penuh dengan
nenurunkan tekanan
abdomen pada
diafragma.
3. Ahli terapi pernafasan
adalah spesialis adalah
spesialis dalam
pemeriksaan fungsi
22
nobulizer atau pernafasan
positif intermiten ( PTPI)
bila kongesti paru menetap.
4. Siapkanb pasien untuk
teransitesis jika dipesankan
sesuai dengan kebijakan
dan prosedur pelayanan
yang ada.
5. Siapkan pasien untuk bedah
paru sesuai pesanan , pre
off.
6. Jika mobilitas terganggu ,
implementasi tindakan
untuk mencegah komplikasi
harusnya masuk di
intolerasikasn ansietas.
paru dan modalitas
ferapi
4. teransitesis dilakukan
oleh dokter . teransitesis
meliputi memasukan jarum
dengan diameter besar
keruang pleura , untuk
mengeluarkan kelebihan
cairan di rongga pleura
sehingga memungkinkan
pengembangan paru lebih
baik.
5. Pneumonektomi atau
labektomi dapat
dilakukan untuk
melokalisasi kanker
seperti stadium I dan II.
Bedah reaksi tidak
digunakan untuk
kanker stadium II dan
IV atau karsinoma sel-
selkecil (seloat) karena
metastase luas lebih
terjadi pada saat
diagnose ditegakan .
6. Pasien dengan kanker
mempunyai daya tahan
tubuh yang rendah
karena terapi modalitas
( kemoterapi, terapi
radiasi dan opersi
redikal ) infeksi
nasokomial dapat
23
7. Pertahankan cairan
sedikitnya 2-3 liter/ hari
kecuali jika ada kontra
indikasi.
8. Berikan dokter jika gejala-
gejala distress pernafasan
menetap atau memburuk.
meluas melalui petugas
kesehatan.
7. Untuk membantu
mengencerkansekresi
paru- paru dan
memudahkan pasien
untuk batuk dan
mengeluarkan secret
tersebut.
8. Hal tersebut merupakan
tanda berkembangnya
infeksi saluran
pernafasan at5au
bertambah luasnya
jaringan paru yang
terkena.
2. TUPAN: Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama 1
minggu nyeri
hilang.
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari
nyeri berkurang
dengan kriteria:
• Ekspresi
wajah rileks.
1. Berikan analgesic dan
keefektifanya. Konsul
dokter jika anal yang
diberikan tidak efektif
untuk mengontrol nyeri.
2. Untuk meminimalkan nyeri
tulang :
• Membalik dengan hati-
hati dan beri dukungan
• Hindari menarik
ekstremitas
• Berikan matras yang
lembut
• Ubah posisi setiap 2
1. Rasa nyaman
merupakan prioritas
dalam memberikan
perawatan kepada
pasien dengan kanker
2. Metastase ketulang
menyebabkan nyeri
hebat. Pada banyak
pasien, bahkan hanya
sentuhan ringan dapat
menimbulkan rasa
nyeri
24
• Pengembang
an paru
penuh
• Peningkatan
tingkat
aktifitas
jam.
3. Untuk meminimalkan nyeri
pleuretik:
• Instruksikan pasien
untuk menahan dada
dengan kedua
tangannya/dengan
bantal saat batuk
• Dorong pasien untuk
berhenti merokok
• Berikan humidifier
(pelembab) udara
sesuai pesanan
• Berikan obat antitusif
bila diresepkan
3. Nafas dalam dan batuk
kuat meregangkan
membrane pleura dan
menimbulkan nyeri dan
dada pleuretik. Nikotin
dari produk tembakau
dapat mengakibatkan
kontriksi bronchial dan
menurunkan gerakan
silia yang melapisi
saluran pernapasan
bagian bawah. Anti
batuk menekan pusat
batuk diotak.
3. TUPAN : Setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 2 hari
intoleransi aktivitas
teratasi
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari intoleransi
aktivitas berangsur-angsur
membaik dengan kriteria:
• Klien sudah bisa
melakukan
aktivitas ringan
• Tidak lelah lagi
1. Evaluasi respon pasien
terhadap aktivitas
kehidupan sehari-hari.
Berikan bantuan dalam
pelaksanaan aktivitas
kehidupan sehari-hari
sesuai kebutuhan. Ajarkan
pasien bagaimana
menghadapi aktivitas untuk
menghindari kelelahan.
Berikan periode istirahat
tampa gangguan diantara
aktivitas.
2. Berikan lingkungan yang
hangat, tenang selama
periode istirahat.
3. Bantu pasien dalam
1. Melakukan aktivitas
dapat membantu daya
tahan. Belajar
bagaimana
meningkatkan rasa
terkontrol dan mandiri
dengan kondisi kronis
dan ketidakmampuan
membantu
meningkatkan harga
diri. Istirahat
memungkinkan tubuh
memperbaiki enerrgi
yang digunakan selama
aktivitas.
2. Untuk meningkatkan
istirahat.
3. Berlanjutnya menikmati
25
mengidentifikasi aktivitas
menyenangkan yang
memerlukan penggunaan
energy minimal yang dapat
dimasukkan kedalam pola
hidup (membaca, m,enulis,
permainan). Jelaskan bahwa
kunci menikmati aktivitas
tanpa menjadi sangat lelah
adalah periode istirahat
yang sering selama
aktivitas.
hidup seluas-luasnya
seperti yang diterima
individu membantu
memudahkan koping.
4. TUPAN : Setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari
ansietas teratasi
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari ansietas
berangsur-angsur
membaik dengan kriteria:
• Klien tidak lagi
menanyakan
tentang
penyakitnya.
1. Berikan informasi tentang:
a. Sifat penyakit. Jelaskan
jumlah darah disputum
tidak terlalu
mengidentifikasi
beratnya penyakit dan
bagaimana
meminimalkannya.
b. Tindakan yang
diprogramkan,
meliputikemungkinan
efek samping.
c. Pemeriksaan diagnostic
meliputi:
- Tujuan
- Gambaran singkat
- Persiapan sebelum
pemeriksaan
- Perawatan setelah
pemeriksaan
2. Persiapkan control nyeri
yang efektif
1. Mengetahui apayang
diharapkan dari
tindakan medis dapat
membantu kepatuhan
pasien dan membantu
menurunkan ansietas
yang berhubungan
dengan tindakan medis.
2. Nyeri dapat
mencetusakan ansietas
26
3. Ikut sertakan orang-orang
yang berarti bagi pasien
setiap tahap penyuluhan
kesehatan dan dorong
dukungan mereka terhadap
pasien.
yang akan
meningkatkan rasa
nyeri.
3. Sistem pendukung yang
kuat penting dalam
membantu individu
secara efektif
mengatasi masalah
dengan penyakit kronis
atau penyakit terminal.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi tindakan keperawatan di sesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan.Pada situasi yang nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana.Pada
saat akan di laksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien di laksanakan
dengan menjelaskan apa yang akan di kerjakan serta peran serta pasien yang di
harapkan.Setelah semua tindakan di laksanakan beserta respon pasien kemudian data tindakan
tersebut di dokumentasikan.
5. Evaluasi tindakan keperawatan
Evaluasi yaitu suatu proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi di lakukan secara terus menerus pada respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah di laksanakan. Evaluasi dapat di bagi menjadi dua
yaitu,Evaluasi hasil atau sumatik di lakukan dengan membandingskan respon pasien pada
tujuan khusus dan umum yang telah di tentukan.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam
jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok.
Diagnosa keperawatan yang pada ca.paru adalah:
1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru.
2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru.
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan.
B. Saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari
dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan askep ini kedepannya.
28
DAFTAR PUSTAKA
Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan Kawan-Kawan,
Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982.
Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care, edisiketiga,
Alih Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati, SKp. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2000.
Satriaperwira. Wordpress. com/kanker paru
29

More Related Content

What's hot

Refrat kanker paru anna
Refrat kanker paru annaRefrat kanker paru anna
Refrat kanker paru annabequeen
 
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)dewisetiyana52
 
Kanker paru
Kanker paruKanker paru
Kanker parusu darto
 
Kanker paru paru
Kanker paru paruKanker paru paru
Kanker paru paruNY O
 
Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014fadlyrambe
 
Askep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruAskep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruKampus-Sakinah
 
Laporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laringLaporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laringFirosika Husnaini
 
Askep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma LaringAskep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma LaringSri Nala
 
Bronchioloalveolar carcinoma
Bronchioloalveolar carcinomaBronchioloalveolar carcinoma
Bronchioloalveolar carcinomaYasmin Muntaza
 

What's hot (12)

Refrat kanker paru anna
Refrat kanker paru annaRefrat kanker paru anna
Refrat kanker paru anna
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)
 
Kanker paru
Kanker paruKanker paru
Kanker paru
 
Kanker paru paru
Kanker paru paruKanker paru paru
Kanker paru paru
 
Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014
 
Bu ririn
Bu ririnBu ririn
Bu ririn
 
Karsinoma Bronkogenik
Karsinoma BronkogenikKarsinoma Bronkogenik
Karsinoma Bronkogenik
 
Askep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruAskep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paru
 
Laporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laringLaporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laring
 
Askep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma LaringAskep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma Laring
 
Bronchioloalveolar carcinoma
Bronchioloalveolar carcinomaBronchioloalveolar carcinoma
Bronchioloalveolar carcinoma
 

Similar to Saad ca paru AKPER PEMKAB MUNA

Karsinoma paru
Karsinoma paruKarsinoma paru
Karsinoma parununa can
 
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resiko
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resikoKanker paru akibat kerja dan manajemen resiko
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resikoNabilaKhairani2
 
Cancer lung-cancer-indonesian
Cancer lung-cancer-indonesianCancer lung-cancer-indonesian
Cancer lung-cancer-indonesianUmmi Rahmah
 
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptxKELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptxLaOdeMuhTaufiq
 
PPT JOURNAL READING.pptx
PPT JOURNAL READING.pptxPPT JOURNAL READING.pptx
PPT JOURNAL READING.pptxnadia959270
 
Referat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.ppt
Referat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.pptReferat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.ppt
Referat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.pptAuliaRezha2
 

Similar to Saad ca paru AKPER PEMKAB MUNA (20)

Karsinoma paru
Karsinoma paruKarsinoma paru
Karsinoma paru
 
Ca paru Akper pemkab muna
Ca paru Akper pemkab munaCa paru Akper pemkab muna
Ca paru Akper pemkab muna
 
Ca paru AKPER PEMDA MUNA
Ca paru AKPER PEMDA MUNA Ca paru AKPER PEMDA MUNA
Ca paru AKPER PEMDA MUNA
 
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resiko
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resikoKanker paru akibat kerja dan manajemen resiko
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resiko
 
Cancer lung-cancer-indonesian
Cancer lung-cancer-indonesianCancer lung-cancer-indonesian
Cancer lung-cancer-indonesian
 
Kanker paru-paru.pptx
Kanker paru-paru.pptxKanker paru-paru.pptx
Kanker paru-paru.pptx
 
Askep abses paru
Askep abses paruAskep abses paru
Askep abses paru
 
Abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Abses paru AKPER PEMKAB MUNAAbses paru AKPER PEMKAB MUNA
Abses paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep ca.nasoparing
Askep ca.nasoparingAskep ca.nasoparing
Askep ca.nasoparing
 
Askep ca.nasoparing Akper pemkab muna
Askep ca.nasoparing  Akper pemkab munaAskep ca.nasoparing  Akper pemkab muna
Askep ca.nasoparing Akper pemkab muna
 
Askep ca.nasoparing
Askep ca.nasoparingAskep ca.nasoparing
Askep ca.nasoparing
 
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptxKELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
 
Abses paru AKPER PEMDA MUNA
Abses paru AKPER PEMDA MUNA Abses paru AKPER PEMDA MUNA
Abses paru AKPER PEMDA MUNA
 
Bab i agatha new
Bab i agatha newBab i agatha new
Bab i agatha new
 
Askep ca.nasoparing
Askep ca.nasoparingAskep ca.nasoparing
Askep ca.nasoparing
 
PPT JOURNAL READING.pptx
PPT JOURNAL READING.pptxPPT JOURNAL READING.pptx
PPT JOURNAL READING.pptx
 
Referat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.ppt
Referat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.pptReferat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.ppt
Referat_Scar_TB_menjadi_Ca_Paru.ppt
 
Saad abses paru
Saad abses paruSaad abses paru
Saad abses paru
 
Abses paru Akper pemkab muna
Abses paru Akper pemkab munaAbses paru Akper pemkab muna
Abses paru Akper pemkab muna
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Saad ca paru AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes TUGAS : KMB II ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN BAWAH ( KELAINAN PADA PARENCYM PARU ) “KANKER PARU” OLEH KELOMPOK IX: EDDY SIHRUN ANDRIADIN SURADI ANDI SARMA BATHAMIN AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2012/2013 1
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ KMB II‘’. Adapun askep ini membahas mengenai ASKEP KLIEN DENGAN KANKER PARU. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan askep ini. Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, Februari 2013 Penyusun 2
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................. DAFTAR ISI.......................................................................................................................... BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang................................................................................................ B. Tujuan Penulisan............................................................................................ C. Metode Penulisan........................................................................................... D. Ruang Lingkup................................................................................................ BAB II : PEMBAHASAN A. Konsep teori • Pengertian…………………………………………………………………… • Etiologi……………………………………………………………………… • Dampak terhadap tubuh ……………………………………………………. • Patofisiologi dan Penyimapangan KDM …………………………………… • Tanda dan Gejala……………………………………………………………. • Prosedur diagnosik………………………………………………………….. • Manajemen Medik…………………………………………………………… • Komplikasi…………………………………………………………………… B. Konsep Askep BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………………………… B. Saran………………………………………………………………………… 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria dan wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita dibandingkan pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai penyebab paling umum kematian akibat kanker pada wanita. Menurut hasil penelitian, hampir 70% pasien kanker paru mengalami penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat didiagnosis. Beberapa bukti menunjukkan bahwa karsinoma cenderung untuk timbul di tempat jaringan perut sebelumnya (tuberculosis fibrosis ) di dalam paru . Kanker paru mengacu pada lapisan epithelium saluran napas. Kanker paru dapat timbul dimana saja di paru dan kebanyakan kasus kanker paru dapat dicegah jika kebiasaan merokok dihilangkan. Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru - paru yang mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus baru dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun, di Inggris 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak. Di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 1998 tumor paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim. Namun, karena sistem pencatatan kita yang belum baik, prevalensi pastinya belum diketahui tetapi klinik tumor dan paru di rumah sakit merasakan benar peningkatannya. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini mendapatkan informasi atau wawasaan mengenai “Askep Klien dengan Kanker Paru”. 4
  • 5. C. Metode Penulisan Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan. D. Ruang Lingkup Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan rujukan materi yang harus dibahas dalam askep ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan mengenai tinjauan teoritis kanker paru (pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, manifestasi klinis, patofisi, komplikasi, pemeriksaan penunjang,dan penatalaksanaan medis) serta konsep askep kanker paru (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi). 5
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP PENYAKIT 1. Pengertian  Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru ( underwood, patologi, 2000 ).  Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).  Kanker paru selama ini telah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada laki- laki maupun perempuan.Insidensi tertinggi terjadi pada usia antara 55-56 tahun.peningkatan ini diyakini berkaitan dengan makin tigginya kebiasan merokok yang sebenarnya sebagian besar dapat dihindari. ( Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson,Patofisiologi Edisi 6 ). 2. Klasifikasi Pada Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru – paru (1977) : 1. Karsinoma Bronkogenik. a. Karsinoma epidermoid (skuamosa). Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum. b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat). Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki. Tumor ini timbul dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. 6
  • 7. Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ – organ distal. c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar). Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh. d. Karsinoma sel besar. Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid. f. Lain – lain. 1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus). 2). Tumor kelenjar bronchial. 3). Tumor papilaris dari epitel permukaan. 4). Tumor campuran dan Karsinosarkoma 5). Sarkoma 6). Tak terklasifikasi. 7). Mesotelioma. 8). Melanoma.(Price, Patofisiologi, 1995). 7
  • 8. 3. Etiologi Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru: 1. Merokok Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderungan sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor. 2. Iradiasi Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif. 3. Kanker paru akibat kerja Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden. 4. Polusi udara Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997). 5. Genetik 8
  • 9. Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni : a. Proton oncogen. b. Tumor suppressor gene. c. Gene encoding enzyme. 6. Diet Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru (Ilmu Penyakit Dalam, 2001). 4.Dampak Terhadap Berbagai Sistem Tubuh a.Sistem Pernapasan Batuk dengan sputum kental,napas pendek,serak,ada riwayat merokok,peningkatan frenitus taktil,krekels/mengi menetap,nyeri dada,dispnoe,hemoptitis,perkusi dada pekek,seanosis,bunyi nafas ronchi,sesak napas. b.Sistem Kardiovaskuler Bunyi jantung menunjukan efusi,takikardi,jarih tabuh,obstruksi vena kava c.Sistem Pencernaan Diareh hilang timbul,penurunan berat badan,nafsuh makan buruk,kesulitan menelan,lesuh,kurus,dan pucat d.Sistem persyarafan Adanya penurunan fungsi sensorik,peningkatan suhu,nyeri dada,nyeri ekstremitas,dan persendian,nyeri abdomen e.Sitem Endokrin Biasanya akan ditemukan pembesaran kelenjar tyroid,edema pada ekstremitas bawah f.Sistem Perkemihan Peningkatan frekuensi urin,rasa haus,peningkatan masukan cairan g.Sistem Musculoskeletal 9
  • 10. Adanya kelemahan,kekakuan otot ekstremitas yanag mengakibatkan kesulitan beraktifitas,refleks bisep,reflex trisep,refleks patella,dan refleks babinski h.Sistem Integument Adanya penurunan turgor kulit,muka pucat dan kemerahan i.Sistem Pengindraan Adanya kerusakan fungsi masing-masing indra akibat komplikasi dan keparahan penyakit 5. Patofisiologi Dan Penyimpangan KDM Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor.Initiati agen biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan sampai tahunan. Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan alveoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan sel ini lambat. 10
  • 12. 6. Manifestasi Klinis 1. Gejala awal Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus. 2. Gejala umum a. Batuk Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder. b. Hemoptisis Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi. c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan. 7. Komplikasi Adapun beberapa komplikasi dari ca.paru adalah : - Hematorak - Pneumotorak - Empiema - Endokarditis - Abses paru - Atelektasis 8. Pemeriksaan Diagnostik - Bronskopi untuk memperoleh sampel besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat - Analisa sputum, pleural, atau nodus limfe untuk sitologi menyatakan tipe sel kanker atau mengkaji adanya/tahap karsinoma - Media stinoskopi untuk pertahapan karsinoma 12
  • 13. - Aspirasi dengan jarum dan biopsy jaringan paru pada nidus skeln, nodus limfe halus atau pleura untuk membuat diagnose. 9. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan ca.paru terbagi atas : a. Pembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus yang bisadioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup setelah 5 tahun.Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada pneumonektomi. b. Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi.Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya menyembuhklan sedikit diantaranya. c. Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local d. Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah sesuai denganhistologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil belum jelas. e. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan. f. Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan. 13
  • 14. B. KONSEP ASKEP 1. PENGKAJIAN a. Biodata  Identitas Klien Nama : Umur : Jenis Kelamin : Status Perkawinan : Agama : Suku/bangsa : Pendidikan : Pekerjaan : Pendapatan : Alamat :  Identitas penanggung jawab Nama : Umur : Jenis Kelamin : Status Perkawinan : Agama : Suku/bangsa : Pendidikan : Pekerjaan : Pendapatan : Hub. dengan Klien : Alamat : 14
  • 15. b. Riwayat Kesehatan 1. Riwayat penyakit sekarang Keluhan utama : sesak Riwayat keluhan utama : P : klien mengtakan sesak nafas yang semakin lama semakin berat dirasakan,seperti ada yang menekan diparu-parunya. Q: Hilang timbul R: sifat keluhan menetap pada area dada S: Nyeri berat skala 4 (0-5) T: saat beraktifitas 2. Riwayat penyakit dahulu Kaji apakah pasien pernah mempunyai riwayat penyakit hipertensi, arteri koroner, dll. 3. Riwayat penyakit keluarga Kaji apakah ada keluarga pasien yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi, arteri koroner,dll. c. Pemeriksaan Fisik a. Aktivitas/ istirahat. Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin, dispnea karena aktivitas. Tanda : Kelesuan( biasanya tahap lanjut). b. Sirkulasi. Gejala : JVD (obstruksi vena kava). Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi). Takikardi/ disritmia. 15
  • 16. c. Integritas ego. Gejala : Perasaan takut. Takut hasil pembedahan, menolak kondisi yang berat/ potensi keganasan. Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang. d. Eliminasi. Gejala : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil). Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid) e. Makanan/ cairan. Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan.,Kesulitan menelan,Haus/ peningkatan masukan cairan. Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut) Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema wajah/ periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil) Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid). f. Nyeri/ kenyamanan. Gejala : Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi. Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma) Nyeri abdomen hilang timbul. g. Pernafasan. Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau produksi sputum,Nafas pendek,Pekerja yang terpajan polutan, debu industry,Serak, paralysis pita suara. Riwayat merokok 16
  • 17. Tanda : Dispnea, meningkat dengan kerja,Peningkatan fremitus taktil (menunjukkan konsolidasi)Krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea ( area yang mengalami lesi). h. Keamanan. Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau karsinoma)Kemerahan, kulit pucat(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil) i. Seksualitas. Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel besar)Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil). Klasifikasi Data  Data Subjektif • Klien mengatakan batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau sputum • Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung • Kien mengatakan lemah • Klien mengatakan kurang nafsu makan • Klien mengatakan sering BAK • Klien mengatakan merasa takut  Data objektif • Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi • Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung 17
  • 18. • Adanya penurunan intoleransi aktifitas • BB klien menurun • Peningkatan frekuensi/jumlah urine • Klien nampak gelisah Analisa data No Symptom Etiologi Problem 1. DS : Klien batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau sputum DO : Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi Adanya pembesaran tumor paru ↓ Menggeser dan menekan organ paru ↓ Sebagian bronkus tertutup oleh oleh luasan tumor ↓ Gangguan pertukaran gas ↓ Gangguan pola napas Gangguan pola nafas 2. DS : Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung DO : Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung Adanya pembesaran karsinoma paru ↓ Menekan organ sekitarnya Nyeri 18
  • 19. ↓ Terjadi iritasi jaringan sekitar ↓ Mengeluarkan mediator kimia histamine, bradikinin, dan prostaglandin ↓ Merangsang saraf-saraf perifer sekitarnya ↓ Korteks serebral ↓ Nyeri dipersepsikan 3. DS : Kien mengatakan lemah DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas Adanya pembesaran karsinoma paru ↓ Menggeser dan menekan organ disekitarnya sebagian bronkus ↓ Terhalang oleh masa tumor ↓ Pertukaran CO2 DAN O2 Intoleransi aktivitas 19
  • 20. tidak efektif ↓ Sesak nafas/dispnea ↓ Anoreksia ↓ Intake nutrisi kurang dari kebutuhan kurang ↓ Energy yang terbentuk kurang ↓ Kelemahan ↓ Intoleransi aktivitas 4. DS : Klien mengatakan merasa takut DO : Klien nampak gelisah Perubahan status kesehatan ↓ Klien terdiagnosa Ca. Paru ↓ Kurang terpapar informasi tentang penyakit dan penatalaksanaan ↓ Kurang pengetahuan Ansietas 20
  • 21. ↓ Ansietas Prioritas Masalah 1. Gangguan pola napas 2. Nyeri 3. Intoleransi aktivitas 4. Ansietas 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru, ditandai dengan: DS : Klien batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau sputum DO : Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi 2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru, ditandai dengan: DS : Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung DO : Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung 3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ditandai dengan: DS : Kien mengatakan lemah DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas 4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan, ditandai dengan: DS : Kien mengatakan lemah DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas 3. RENCANA KEPERAWATAN N o Rencana Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1. TUPAN: Setelah diberikan 1. Pantau: 1. Untuk mengidentifikasi 21
  • 22. tindakan keperawatan selama 1 minggu, gangguan pertukaran gas normal TUPEN: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 hari, gangguan pertukaran gas berangsur-angsur membaik, dengan kriteria hasil: • AGD dalam batas normal • warna kulit normal • frekuensi nafas 12-24x/menit • bunyi paru bersih • tidak ada hemoptoe, tidak menggunakan otot sensori untuk bernafas. • Status pernafasan (Apendiks A) tiap 8 jam. • Hasil pemeriksaan fungsi paru – paru dan AGD 2. Ketika terjadi episode dispnea: • Berikan oksigen lembab tambahan • Implementasikan tindakan untuk menurunkan tingkat ansietas dengan membantu pasien agar merasa dalam keadaan terkontrol. • Tetaplah melakykan pendekatan dengan tenang dan penuh percaya diri . temani pasien dan instruksikan pasien untuk bernafas perlahan dan dalam • Pertahankan posisi tegak 3. Kkonsul kedokter untuk rujukan kebagian terapi pernapasan untuk tindakan perkembangan dan penyimpangan dari hasil yang diharapkan. 2. Pemberian oksigen tambahan membantu menurunannya upaya untuk napas dengan meningkatkan jumlah oksigen yang tersedia kejaringan . perasan tercekik seringkali muncul ketika terjadi periode dispneu. Hal tersebut dapat mencetuskan ansietas dan ansietas dapat diturunkan jika pasien merasa terkontrol dan berinteraksi dengan pemberi perawatan yang tenang dan meyakinkan . posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih penuh dengan nenurunkan tekanan abdomen pada diafragma. 3. Ahli terapi pernafasan adalah spesialis adalah spesialis dalam pemeriksaan fungsi 22
  • 23. nobulizer atau pernafasan positif intermiten ( PTPI) bila kongesti paru menetap. 4. Siapkanb pasien untuk teransitesis jika dipesankan sesuai dengan kebijakan dan prosedur pelayanan yang ada. 5. Siapkan pasien untuk bedah paru sesuai pesanan , pre off. 6. Jika mobilitas terganggu , implementasi tindakan untuk mencegah komplikasi harusnya masuk di intolerasikasn ansietas. paru dan modalitas ferapi 4. teransitesis dilakukan oleh dokter . teransitesis meliputi memasukan jarum dengan diameter besar keruang pleura , untuk mengeluarkan kelebihan cairan di rongga pleura sehingga memungkinkan pengembangan paru lebih baik. 5. Pneumonektomi atau labektomi dapat dilakukan untuk melokalisasi kanker seperti stadium I dan II. Bedah reaksi tidak digunakan untuk kanker stadium II dan IV atau karsinoma sel- selkecil (seloat) karena metastase luas lebih terjadi pada saat diagnose ditegakan . 6. Pasien dengan kanker mempunyai daya tahan tubuh yang rendah karena terapi modalitas ( kemoterapi, terapi radiasi dan opersi redikal ) infeksi nasokomial dapat 23
  • 24. 7. Pertahankan cairan sedikitnya 2-3 liter/ hari kecuali jika ada kontra indikasi. 8. Berikan dokter jika gejala- gejala distress pernafasan menetap atau memburuk. meluas melalui petugas kesehatan. 7. Untuk membantu mengencerkansekresi paru- paru dan memudahkan pasien untuk batuk dan mengeluarkan secret tersebut. 8. Hal tersebut merupakan tanda berkembangnya infeksi saluran pernafasan at5au bertambah luasnya jaringan paru yang terkena. 2. TUPAN: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 minggu nyeri hilang. TUPEN: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari nyeri berkurang dengan kriteria: • Ekspresi wajah rileks. 1. Berikan analgesic dan keefektifanya. Konsul dokter jika anal yang diberikan tidak efektif untuk mengontrol nyeri. 2. Untuk meminimalkan nyeri tulang : • Membalik dengan hati- hati dan beri dukungan • Hindari menarik ekstremitas • Berikan matras yang lembut • Ubah posisi setiap 2 1. Rasa nyaman merupakan prioritas dalam memberikan perawatan kepada pasien dengan kanker 2. Metastase ketulang menyebabkan nyeri hebat. Pada banyak pasien, bahkan hanya sentuhan ringan dapat menimbulkan rasa nyeri 24
  • 25. • Pengembang an paru penuh • Peningkatan tingkat aktifitas jam. 3. Untuk meminimalkan nyeri pleuretik: • Instruksikan pasien untuk menahan dada dengan kedua tangannya/dengan bantal saat batuk • Dorong pasien untuk berhenti merokok • Berikan humidifier (pelembab) udara sesuai pesanan • Berikan obat antitusif bila diresepkan 3. Nafas dalam dan batuk kuat meregangkan membrane pleura dan menimbulkan nyeri dan dada pleuretik. Nikotin dari produk tembakau dapat mengakibatkan kontriksi bronchial dan menurunkan gerakan silia yang melapisi saluran pernapasan bagian bawah. Anti batuk menekan pusat batuk diotak. 3. TUPAN : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 hari intoleransi aktivitas teratasi TUPEN: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari intoleransi aktivitas berangsur-angsur membaik dengan kriteria: • Klien sudah bisa melakukan aktivitas ringan • Tidak lelah lagi 1. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari. Berikan bantuan dalam pelaksanaan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai kebutuhan. Ajarkan pasien bagaimana menghadapi aktivitas untuk menghindari kelelahan. Berikan periode istirahat tampa gangguan diantara aktivitas. 2. Berikan lingkungan yang hangat, tenang selama periode istirahat. 3. Bantu pasien dalam 1. Melakukan aktivitas dapat membantu daya tahan. Belajar bagaimana meningkatkan rasa terkontrol dan mandiri dengan kondisi kronis dan ketidakmampuan membantu meningkatkan harga diri. Istirahat memungkinkan tubuh memperbaiki enerrgi yang digunakan selama aktivitas. 2. Untuk meningkatkan istirahat. 3. Berlanjutnya menikmati 25
  • 26. mengidentifikasi aktivitas menyenangkan yang memerlukan penggunaan energy minimal yang dapat dimasukkan kedalam pola hidup (membaca, m,enulis, permainan). Jelaskan bahwa kunci menikmati aktivitas tanpa menjadi sangat lelah adalah periode istirahat yang sering selama aktivitas. hidup seluas-luasnya seperti yang diterima individu membantu memudahkan koping. 4. TUPAN : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari ansietas teratasi TUPEN: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari ansietas berangsur-angsur membaik dengan kriteria: • Klien tidak lagi menanyakan tentang penyakitnya. 1. Berikan informasi tentang: a. Sifat penyakit. Jelaskan jumlah darah disputum tidak terlalu mengidentifikasi beratnya penyakit dan bagaimana meminimalkannya. b. Tindakan yang diprogramkan, meliputikemungkinan efek samping. c. Pemeriksaan diagnostic meliputi: - Tujuan - Gambaran singkat - Persiapan sebelum pemeriksaan - Perawatan setelah pemeriksaan 2. Persiapkan control nyeri yang efektif 1. Mengetahui apayang diharapkan dari tindakan medis dapat membantu kepatuhan pasien dan membantu menurunkan ansietas yang berhubungan dengan tindakan medis. 2. Nyeri dapat mencetusakan ansietas 26
  • 27. 3. Ikut sertakan orang-orang yang berarti bagi pasien setiap tahap penyuluhan kesehatan dan dorong dukungan mereka terhadap pasien. yang akan meningkatkan rasa nyeri. 3. Sistem pendukung yang kuat penting dalam membantu individu secara efektif mengatasi masalah dengan penyakit kronis atau penyakit terminal. 4. Implementasi keperawatan Implementasi tindakan keperawatan di sesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.Pada situasi yang nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana.Pada saat akan di laksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien di laksanakan dengan menjelaskan apa yang akan di kerjakan serta peran serta pasien yang di harapkan.Setelah semua tindakan di laksanakan beserta respon pasien kemudian data tindakan tersebut di dokumentasikan. 5. Evaluasi tindakan keperawatan Evaluasi yaitu suatu proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi di lakukan secara terus menerus pada respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah di laksanakan. Evaluasi dapat di bagi menjadi dua yaitu,Evaluasi hasil atau sumatik di lakukan dengan membandingskan respon pasien pada tujuan khusus dan umum yang telah di tentukan. 27
  • 28. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok. Diagnosa keperawatan yang pada ca.paru adalah: 1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru. 2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru. 3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan 4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan. B. Saran Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya. 28
  • 29. DAFTAR PUSTAKA Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan Kawan-Kawan, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982. Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care, edisiketiga, Alih Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati, SKp. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000. Satriaperwira. Wordpress. com/kanker paru 29