SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Subdit Pengawasan Norma Kesehatan Kerja
Email : kesjanaker@gmail.com
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Ditjen Binwasnaker dan K3 – Kemnaker RI.
1
 Tenaga kerja selalu berhadapan dengan
potensi bahaya di tempat kerja  se waktu2
dapat terganggu kesehatannya dengan
akibat :
1. Penurunan derajat kesehatan
2. Menderita penyakit :
 Penyakit umum
 Penyakit Akibat Kerja (PAK)  “Occupational Disease”
 Penyakit terkait kerja (PAHK) “Work related
disease”
3. Menderita gangguan kesehatan lainnya :
 Kelelahan (fatigue)
 ketidaknyamanan
2
 Keselamatan kerja yang se-tinggi2nya dapat dicapai
apabila tenaga kerja berada pada taraf kesehatan yg
se-baik2nya
 Ganggun kesehatan tenaga kerja akan
mengakibatkan penurunan produktifitas kerja,
karena :
 Gangguan kerja/konsentrasi kerja
 Motivasi kerja menurun
 Absenteisme meningkat
 Biaya pengobatan/perawatan meningkat
 Kehilangan waktu kerja
 Turn over pekerja meningkat
 Kualitas dan kuantitas produksi menurun
3
 Ganggun kesehatan tenaga kerja dapat
dicegah atau diminimalisir dengan upaya
preventif dan promotif
 Salah satu cara (preventif) yang efektif
untuk mencegah gangguan kesehatan tenaga
kerja adalah melalui pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja
4
 Undang-undang No. 13 tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
 Undang-undang No. 1 tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
 Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
5
Pasal 8, kewajiban pengurus :
1) Memeriksakan kesehatan badan, kondisi
mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja
yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan, sesuai dengan sifat pekerjaan yang
akan diberikan kepadanya.
2) Memeriksakan kesehatan dari semua tenaga
kerja yang berada di bawah pimpinannya secara
berkala pada dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur.
6
1) Peraturan pelaksanaan Pasal 8 UU No. 1/1970
2) Ketentuan mengenai pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja awal, berkala dan khusus
7
1) Per. 01/Men/1981 ttg Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja
2) Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 ttg Pelayanan
Kesehatan Kerja
3) Kepmenakertrans No. 187 th 1999 ttg Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja
4) Permenaker No. 03 th 1985 ttg K3 Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes
5) Permenaker No. 03 th 1986 ttg Syarat2 Keselamatan dan
Kesehatan di Tempat Kerja yang Mengelola Pestisida
6) Kepmennakertrans No. Per 68/Men/2004 ttg Pencegahan &
Penanggulagan HIV/AIDS di Tempat Kerja
7) Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang
Pengujian Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja.
8) Standar Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Depnakertrans
8
1. Menilai kemampuan TK melaksanakan
pekerjaan yang dibebankan kepadanya;
2. Mendeteksi gangguan kesehatan yang mungkin
berkait dengan pekerjaan dan lingkungan kerja;
3. Identifikasi penyakit akibat kerja :
 Deteksi sedini mungkin PAK
 Menemukan/mendiagnosis PAK
 Menilai kecacatan akibat PAK
9
Bagi pekerja :
 Mengetahui kondisi kesehatannya sejak mulai kerja
dan secara berkala
 Memahami bagaimana cara mencegah gangguan
kesehatan akibat faktor bahaya di tempat kerja
 Mendapat perlindungan dari gangguan kesehatan di
tempat kerja khususnya PAK
 Memperoleh hak berupa jaminan
(pengobatan/perawatan) dan kompensasi (santunan
uang) apabila diketahui menderita PAK, baik sewaktu
masih bekerja maupun sampai 3 tahun setelah
berhenti bekerja utk diagnosisnya, sedangkan untuk
klaim JKK diberikan kesempatan sampai 5 tahun.
10
Bagi pengusaha :
 Mengetahui kondisi kesehatan pekerja sejak mulai
kerja dan secara berkala  dapat menempatkan
pekerja secara tepat sesuai kondisi kesehatan
pekerja
 Menjadi dasar yang akurat dalam perencanaan dan
evaluasi program pencegahan/pengendalian faktor
bahaya di tempat kerja
 Mengurangi biaya pengobatan/perawatan dan
biaya terkait lannya (efisiensi)
 Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk
 Memenuhi peraturan perundangan dalam
melindungi kesehatan tenaga kerja dan memenuhi
hak pekerja yang mengalami PAK
 Meningkatkan rasa aman dan motivasi kerja
11
Bagi pemerintah (Pegawai pengawas dan
dokter penasehat BPJS Ketenagakerjaan) :
 Tersedianya data pendukung untuk mempermudah
dan mempercepat proses penetapan/diagnosis
PAK
 Mengurangi perdebatan/dispute dalam penetapan
PAK untuk Penetapan Jaminan (BPJS
Ketenagakerjaan)
12
1. Pemeriksaan kesehatan awal
Termasuk pemeriksaan kesehatan sebelum dipindahkan
ke tempat kerja dengan risiko bahaya yang berbeda
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
*Pemeriksaan kesehatan purna bakti
13
 Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan oleh
dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima
untuk melakukan pekerjaan.
 Tujuan :
 Tenaga kerja yang diterima :
 Sehat
 Tidak mempunyai penyakit menular
 Cocok untuk pekerjaan yang akan diberikan
14
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja yg dilakukan
pada waktu2 tertentu/secara berkala oleh dokter,
minimal 1 x/tahun
 Tujuan :
 Mempertahankan derajat kesehatan TK
 Menilai kemungkinan pengaruh dari pekerjaan
terhadap kesehatan tenaga kerja
 Untuk pengendalian Lingkungan kerja.
15
 Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan oleh dokter
secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu
 Tujuan :
 Menilai adanya pengaruh dari pekerjaan/kondisi
kerja tertentu thd kesehatan tenaga kerja,
misalnya :
 Pekerja terpajan asbes, pestisida, zat radioaktif
 Sewaktu terjadi kebocoran bahan kimia berbahaya
 Menilai thd. TK atau golongan TK tertentu :
 Pekerja wanita
 Pekerja yang mengalami gangguan kesehatan tertentu
(penyakit kronis, baru sembuh dari penyakit yang lama
atau parah dll)
16
 Dilakukan pemeriksaan kesehatan minimal 1 x/tahun, meliputi :
 Foto Ro dada yg pembacaan hasilnya diserahkan kpd seorang radiolog
 Riwayat pekerjaan
 Riwayat merokok
 Pengujian kimia
 Tes fugsi paru-paru
 Dokter yang melakukan pemeriksaan membuat laporan beserta
masukan tindak lanjut (rekomendasi) kepada pengurus
 Hasil pemeriksaan termasuk foto Ro dada disimpan dg baik oleh
pengurus selama masa kerja TK ybs
 Pengurus melaporkan hasil pemeriksaannya paling lama 2 bulan
setelah dilaksanakan kpd Menakertrans
17
 Tenaga kerja dimana terdapat pestisida harus
mendapatkan pemeriksaan kesehatan berkala 1
x/tahun dan pemeriksaan khusus minimal 1x/6
bulan
 Pemeriksaan khusus dilakukan sesuai dengan
jenis pestisida yang digunakan
18
Mengacu pada ps 8 UU No 1 th 1970 dan Permenaker No 02
Th 1980
 Dilaksanakan oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
(penunjukan dari Dirjen Binwasnaker & K3-Kemnaker), baik dokter
yang ada di perusahan tsb maupun yang ada di luar perusahaan
(provider)
 Apabila dilakukan oleh dokter pemeriksa di luar perusahaan maka
harus dilakukan oleh lembaga PJK3 di bidang pemerikasaan
kesehatan tenaga kerja (penunjukan dari Dirjen Binwasnaker & K3-
Kemnaker)
 Dibuat pedoman pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja ybs
 Hasil pelaksanaan pemeriksaan dilaporanlkan sesuai ketentuan yang
berlaku
19
 Definisi/Pengertian :
 Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
adalah dokter yang ditunjuk oleh pengusaha
atau kepala instansi/lembaga dan disahkan
oleh Direktur setelah memenuhi syarat sesuai
peraturan perUndang-Undangan yang berlaku
untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja.
20
 Kedudukan dan Peran :
 sebagai penanggung jawab (memimpin dan
menjalankan) Pelayanan Kesehatan Kerja di perusahaan
 Sebagai penanggungjawab atau tenaga ahli pada PJK3
bidang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
 Kewenangan
 menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja dan bebas
memasuki tempat-tempat kerja untuk melakukan
pemeriksaan-pemeriksaan dan mendapatkan
keterangan-keterangan yang diperlukan
 Melaksanakan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
sesuai ketentuan yang berlaku :
 Di perusahaan tempatnya bekerja
 Di perushaan lain melalui PJK3 bidang kesehatan kerja
21
Mengajukan Permohonan Ke Direktur Pengawasan Norma K3 dg
melampirkan :
1) Surat penunjukan dari pimpinan perusahaan atau kepala
unit/instansi
2) Surat Pernyataan (sanggup mentaati peraturan peruu-an di bidang
kesehatankerja)
3) Salinan Surat Keterangan telah training Hiperkes bagi dokter
perusahaan
4) Salinan Ijasah Dokter
5) Salinan Surat Tanda Registrasi/STR
6) Salinan Surat Ijin Praktek
7) Pas foto warna ukuran 3X4 cm = 3 lembar
Syarat Dokter Pemeriksa Kes TK :
1) Memahami peraturan perundang-undangan K3 khususnya
dibidang kesehatan kerja
2) Memenuhi persyaratan profesional yang disyahkan oleh
instansi yang berwenang (Ijazah dokter, STR dan Surat Ijin
Praktek/SIP).
NB : Masa
berlaku 3 tahun
dan dapat
diperpanjang 1
bulan sebelum
masa berlakunya
berakhir
Mengajukan permohonan perpanjangan SKP Dokter
Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja kepada Dirjen PPK Up.
Direktur Pengawasan Norma K3 dengan melampirkan :
1) Surat Penunjukan dari pimpinan perusahaan atau instansi,
2) Salinan SKP dokter Pemeriksa yang akan habis masa
berlakunya,
3) Rekapitulasi laporan hasil kegiatan,
4) Salinan Surat Tanda Registrasi,
5) Salinan Surat Ijin Praktek Dokter,
6) Salinan Keanggotaan IDKI,
7) Pas foto ukuran 3X4 cm sebanyak 3 lembar.
23
1) Akte Pendirian Perusahaan
2) Surat Ijin Usaha (SIUP)
3) Nomor Wajib Pajak (NPWP)
4) Wajib Lapor Ketenagakerjaan
5) Surat Keterangan Domisili Perusahaan
6) Struktur Organisasi Perusahaan
7) Penunjukan Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga
Kerja
8) Daftar Riwayat Hidup Dokter Pemeriksa
9) Daftar Peralatan yang dimiliki sesuai Jenis Usahanya
(Lab. Klinik Umum, Spirometri, Audiometri, Rontgen,
Monitoring Biologis/MoU)
10) Dokumen Pengolahan Limbah Medis
11) Foto Ukuran 4 X 6 : 2 lembar utk Penanggung Jawab
24
Persyaratan Penunjukan PJK3
Bidang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
 Pengusaha/Dokter Pemeriksa Kesehatan TK membuat
perencanaan :
 Waktu dan tempat pelaksanaan
 Pihak pelaksana
 Pedoman pelaksanaan (Jenis pemeriksaan berdasarkan risiko,
kesesuaian dg Peraturan Perundangan dan Standar)
 Tenaga kerja yang akan diperiksa (jumlah, lokasi kerja)
 Dokter pemeriksa yg ditunjuk, melaksanaan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
 Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja menyampaikan
laporan hasil pemeriksaan dan rekomendasi kepada
pengusaha
 Pengusaha melaporkan hasil pemeriksaan dan rencana
tindak lanjut (kpd pemerintah) berdasarkan laporan dan
rekomendasi dokter pemeriksa
25
Pasal 5 :
1) Pengusaha atau pengurus dilarang melakukan tes HIV
untuk digunakan sebagai prasarat suatu proses
rekrutment atau kelanjutan status pekerja/buruh atau
kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
2) Tes HIV hanya dapat dilakukan atas dasar sukarela
dengan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh
3) Apabila tes HIV dilakukan, pengusaha atau pengurus
wajib menyediakan konseling
26
KETERKAITAN PEMERIKSAAN KES. TK
DENGAN PROGRAM HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA
 DILARANG digunakan untuk :
 Persyaratan dalam proses rekrutmen
 Kelanjutan status pekerja/buruh
 Kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
 DAPAT DILAKUKAN atas dasar :
 Kesukarelaan
 Dengan persetujuan tertulis
 Menyediakan konseling sebelum dan sesudah tes
 Dilakukan oleh dokter yang mempunyai keahlian khusus.
 Tidak digunakan untuk sebagaimana ad. Dilarang diatas
27
KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004
 Hasil beberapa penelitian/studi kepustakaan dan konsultasi
dengan pakar penyakit hati :
 HBsAg (+) dalam darahnya belum tentu menderita hepatitis,
selama fungsi hati normal (karier) seseorang tidak dianggap
Hepatitis.
 Prevalensi HBsAg di Indonesia cukup tinggi (5-15 %)
 Penularan virus Hepatitis B di tempat kerja tidak mudah
karena penularan hanya mungkin melalui kontak erat,
misalnya transfusi darah, suntikan dan dari ibu ke bayi yang
dilahirkan
 Berdasarkan hal tersebut di atas dianjurkan kepada semua
perusahaan/instansi untuk tidak melakukan pengujian serum
HBsAg sebagai alat seleksi pada pemeriksaan kesehatan awal
maupun berkala
28
SE DIRJEN BINAWAS NO. SE 07/BW/1997
TTG PENGUJIAN HEPATITIS B DALAM PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA
29
1. Anamnesa (wawancara) :
• Umum : identitas pekerja, riwayat
pekerjaan
• Khusus : penelusuran penyakit/riwayat
penyakit yang dialami, pajanan Hazard
spesifik
2. Pemeriksaan Klinis/Medis
• Psikis/Mental
• Fisik Rutin
• Laboratorium
• Pemeriksaan penunjang (pemerikaan
lab. Pelengkap sesuai indikasi)
a) Pemeriksaan mental
keadaan kesadaran, sikap/tingkah laku, kontak mental, perhatian,
inisiatif, intelegensia dan proses berfikir
b) Pemeriksaan fisik
fisik diagnostik (inspeksi, palpasi, perkusi auskultasi)
Tekanan darah, nadi, pernafasan,
tinggi badan, berat badan,
kesegaran jasmani
ketajaman penglihatan, pendengaran, perabaan, reflek syaraf
c) Pemeriksaan Laboratorium (darah, urine, faeces).
d) Pemeriksaan Penunjang (disesuaikan dg jenis
pekerjaan/faktor risiko yang akan dihadapi)
 Rongent dada, tes alergi, spirometri, E.C.G., tes buta warna dll.
30
1. Anamnesa :
 Nama :
 Umur :
 Jenis kelamin :
 Unit kerja :
 Lama kerja :
 Gambaran tentang :
 Pekerjaan yg dilakukan :
 Faktor bahaya di lingkungan kerja :
 Keluhan yang sering dirasakan :
 Ganguan kesehatan yang dialami:
 Dll.
31
Teknis/Komponen Pemeriksaan Kesehatan
Berkala, khusus & purna bhakti
2. Pemeriksaan klinis
a) Pemeriksaan psikis/kejiwaan (Kuesioner Survei Gejala Stres Kerja)
b) Pemeriksaan fisik (fisik diagnostik)  termasuk ruam kulit (welder,
pekerja terpapar bahan kimia, dan suhu ekstrem), MSDs
(Ergonomi)
c) Pemeriksaan laboratorium (darah dan urin) rutin
d) Pemeriksaan khusus/penunjang yang berkaitan dengan
keluhan/gangguan kesehatan dan faktor risiko misalnya :
 Spirometri (tes fugsi paru),
 Audiometri (tes tingkat pendengaran),
 Pemeriksaan fungsi organ khusus/Laboratorium fungsi (fungsi hati/lever,
fungsi ginjal, sumsum tulang dll.)
 Pemeriksaan laboratorium khusus (Biomonitoring)
32
1. Bentuk Laporan .
 Menggunakan bentuk laporan sesuai lampiran Standar
Rikes TK.
2. Mekanisme Laporan
 Pengurus wajib membuat laporan dan menyampaikan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja dilakukan.
 Disnaker Kab./Kota membuat rekapitulasi dan
melaporkannya kepada Disnaker Propinsi.
 Disnaker Propinsi membuat rekapitulasi dan
melaporkannya kepada Dirjen Binwasnaker.
33
3. Petugas Laporan
 Di tingkat perusahan :
 Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja ke pengurus
perusahaan
 Pengurus perusahaan ke Disnaker.
 Di tingkat Disnaker Kabupaten/Kota maupun Propinsi
dilaporkan oleh petugas/unit yang ditunjuk oleh Kepala
Disnaker setempat.
34
35
1. Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan Awal
Nama Dokter Pemeriksa : .............
No. Register SKP Dokter : .............
Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
No.
Tanggal
Peme
riksaan
Nama
Perusahaan
Jumlah
Tenaga
Kerja Yg
Diperiksa
Hasil
Pemeriksaan
Kesehatan
TK Setelah Pemeriksaan Awal
Sehat Sakit
Diterima Kerja Ditolak Kerja
Tanpa
Syarat
Dgn
Syarat
Semen
tara
Tetap
1.
2.
.....
dst
Jumlah
............., .......................
Doter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja
ttg
( N a m a )
36
2. Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala / Khusus *)
Nama Dokter Pemeriksa : .......
No. Register SKP Dokter : .............
Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
No
.
Tanggal
Pemeriksaan
Nama
Perusahaa
n Yg
Diperiksa
Jumlah
Tenaga
Kerja Yg
Diperiksa
Hasil Pemeriksaan Kesehatan
Ket
Seha
t
Sakit
Penya
kit
Umum
Didu
ga
PAK
PTK PAK
1.
(Daftar hasil
pemeriksaan
terlampir)
2.
....
.
ds
t
Jumlah
............., .......................
Doter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja
ttg
( N a m a )
No. Umur
Tanggal
Pemeriksaan
Jabatan/
Pekerjaan
/ Tempat
Kerja
Masa
Kerja
Diagnosa
(ICD 10)
Tindak
Lanjut
Keterangan
(P. Umum,
Diduga PAK,
PTK, PAK)
1.
2.
3.
.....
dst
37
3. Daftar Tenaga Kerja Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala/Khusus
Berkala / Khusus *)
Nama Dokter Pemeriksa : .......
No. Register SKP Dokter : .............
Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
No. Hasil
Pemeriksaan
Rekomendasi
1. Sehat (tidak
didapat kelainan)
boleh bekerja tanpa sarat pada
pekerjaan ringan maupun berat
pada semua jenis pekerjaan.
2. Menderita sakit
(ada kelainan)
a) boleh bekerja dengan syarat
atau pada kondisi kerja tertentu
b) ditolak untuk bekerja :
 ditolak sementara (menunggu
proses pennyembuhan)
 ditolak permanen (tetap)
38
No. Hasil
Pemeriksaan
Rekomendasi & Tindak lanjut
1. Sehat boleh tetap bekerja pada pekerjaan sekarang
2. Menderita sakit
a. Penyakit
umum
 Diberikan pengobatan
 Masih bisa dipekerjakan di tempat kerja
sekarang
b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan
 Sementara diistirahatkan atau pindah
lokasi kerja
 Perlu pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosa
c. PAK  Diberikan pengobatan
 Diajukan kompensasi
 Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih
aman
 Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor
bahaya di tempat kerja termasuk APD
39
No. Hasil
Pemeriksaan
Rekomendasi & Tindal lanjut
1. Sehat boleh tetap bekerja pada pekerjaan sekarang
2. Menderita sakit
a. Penyakit umum  Diberikan pengobatan
 Masih bisa dipekerjakan di tempat kerja
sekarang
b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan
 Sementara diistirahatkan atau pindah
lokasi kerja
 Perlu pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosa
c. PAK  Diberikan pengobatan
 Diajukan kompensasi
 Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih
aman
 Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor
bahaya di tempat kerja termasuk APD
40
No. Hasil Pemeriksaan Rekomendasi & Tindal lanjut
1. Sehat -
2. Menderita sakit
a. Penyakit umum  Diberikan pengobatan
b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan
 Sementara diistirahatkan atau pindah
lokasi kerja
 Perlu pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosa
c. PAK  Diberikan pengobatan
 Diajukan kompensasi
 Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih
aman
 Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor
bahaya di tempat kerja
41
 Setiap tenaga kerja selalu berhadapan dengan kondisi
kerja yang berisiko terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja
 Pemeriksaan kesehatan TK sangat penting untuk
dilakukan sebagai bagian dari hak dasar pekerja dan
diamatkan dalam peraturan perundangan
 Pengawasan terhadap penerapan norma K3 bidang
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat mutlak untuk
dilaksanakan oleh pegawai pengawas KK sesuai ketentuan
perundangan dan pedoman yang berlaku
42

More Related Content

What's hot

Tugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industriTugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industri013AnggitaNurFadila
 
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumah
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumahKesehatan keselamatan kerja (k3) di rumah
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumahresabela putri
 
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesKebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...Muhamad Imam Khairy
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Duwi susilo wibowo
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Al Marson
 
Promkes di tempat kerja
Promkes di tempat kerjaPromkes di tempat kerja
Promkes di tempat kerjaom_wiez
 
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaPenyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
 
Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Al Marson
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...Muhamad Imam Khairy
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...Muhamad Imam Khairy
 
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiK3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiAl Marson
 
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdf
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdfPanduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdf
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdfMuhammadRudini10
 
Toksikologi industri
Toksikologi industriToksikologi industri
Toksikologi industrimurdiyah
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutAl Marson
 

What's hot (20)

Tugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industriTugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industri
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumah
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumahKesehatan keselamatan kerja (k3) di rumah
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumah
 
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesKebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
 
Promkes di tempat kerja
Promkes di tempat kerjaPromkes di tempat kerja
Promkes di tempat kerja
 
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaPenyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
 
Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
 
Kebijakan rs
Kebijakan rsKebijakan rs
Kebijakan rs
 
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiK3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
 
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdf
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdfPanduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdf
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdf
 
Toksikologi industri
Toksikologi industriToksikologi industri
Toksikologi industri
 
AUDIT 3 PENILAIAN
AUDIT 3 PENILAIANAUDIT 3 PENILAIAN
AUDIT 3 PENILAIAN
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 

Similar to Pemeriksaan Kes TK.ppt

Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaAl Marson
 
materi lingkungan njknlkd kdlnjnm cjkdnlknmkdd
materi lingkungan njknlkd  kdlnjnm cjkdnlknmkddmateri lingkungan njknlkd  kdlnjnm cjkdnlknmkdd
materi lingkungan njknlkd kdlnjnm cjkdnlknmkddDeddy Rachman
 
pelayanan_kes_kerja_ak3-rev.ppt
pelayanan_kes_kerja_ak3-rev.pptpelayanan_kes_kerja_ak3-rev.ppt
pelayanan_kes_kerja_ak3-rev.ppthendi60
 
89 permen02-1980-ttgpemeriksaankesehatan
89 permen02-1980-ttgpemeriksaankesehatan89 permen02-1980-ttgpemeriksaankesehatan
89 permen02-1980-ttgpemeriksaankesehatanhari-wibowo
 
MATERI WEBINAR JKK PAK , COB (1).pptx
MATERI WEBINAR JKK PAK , COB (1).pptxMATERI WEBINAR JKK PAK , COB (1).pptx
MATERI WEBINAR JKK PAK , COB (1).pptxnissanfortuna
 
Per-Men-Naker-No.2-thn-1980-ttg-Pemeriksaan-Kesehatan-Naker-dlm-penyelenggara...
Per-Men-Naker-No.2-thn-1980-ttg-Pemeriksaan-Kesehatan-Naker-dlm-penyelenggara...Per-Men-Naker-No.2-thn-1980-ttg-Pemeriksaan-Kesehatan-Naker-dlm-penyelenggara...
Per-Men-Naker-No.2-thn-1980-ttg-Pemeriksaan-Kesehatan-Naker-dlm-penyelenggara...Munajam1
 
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.ppt
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.pptDASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.ppt
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.pptanggaeka04
 
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdf
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdfTugas dan fungsi Paramedis K3.pdf
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdfEmirMahfuddin1
 
PRINSIP, FILOSOFI DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (Dr. Sofi).pptx
PRINSIP, FILOSOFI  DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (Dr. Sofi).pptxPRINSIP, FILOSOFI  DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (Dr. Sofi).pptx
PRINSIP, FILOSOFI DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (Dr. Sofi).pptxLindaAnanda3
 
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptx
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptxPelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptx
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptxTriAyuWd
 
TM-4_Pemeriksaan_kesehatan_tenaga_kerja.pptx
TM-4_Pemeriksaan_kesehatan_tenaga_kerja.pptxTM-4_Pemeriksaan_kesehatan_tenaga_kerja.pptx
TM-4_Pemeriksaan_kesehatan_tenaga_kerja.pptxserllyangghita
 
17 Penyakit Akibat Kerja (PAK).ppt
17 Penyakit Akibat Kerja (PAK).ppt17 Penyakit Akibat Kerja (PAK).ppt
17 Penyakit Akibat Kerja (PAK).pptrockyjayapratama1310
 
penyakit akibat kerja di tempat kerja k3
penyakit akibat kerja di tempat kerja k3penyakit akibat kerja di tempat kerja k3
penyakit akibat kerja di tempat kerja k3CeciliaSargianAprian
 
Penyelenggaraan_Pelayanan Kesehatan Kerja.ppt
Penyelenggaraan_Pelayanan Kesehatan Kerja.pptPenyelenggaraan_Pelayanan Kesehatan Kerja.ppt
Penyelenggaraan_Pelayanan Kesehatan Kerja.pptHeruMulyono5
 
01. pelatihan PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA.ppt
01. pelatihan PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA.ppt01. pelatihan PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA.ppt
01. pelatihan PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA.pptfiergeon
 
Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptx
Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptxBahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptx
Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptxDonnerYusuf
 

Similar to Pemeriksaan Kes TK.ppt (20)

Rikes, yankes, gizi
Rikes, yankes, giziRikes, yankes, gizi
Rikes, yankes, gizi
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan Kerja
 
materi lingkungan njknlkd kdlnjnm cjkdnlknmkdd
materi lingkungan njknlkd  kdlnjnm cjkdnlknmkddmateri lingkungan njknlkd  kdlnjnm cjkdnlknmkdd
materi lingkungan njknlkd kdlnjnm cjkdnlknmkdd
 
pelayanan_kes_kerja_ak3-rev.ppt
pelayanan_kes_kerja_ak3-rev.pptpelayanan_kes_kerja_ak3-rev.ppt
pelayanan_kes_kerja_ak3-rev.ppt
 
89 permen02-1980-ttgpemeriksaankesehatan
89 permen02-1980-ttgpemeriksaankesehatan89 permen02-1980-ttgpemeriksaankesehatan
89 permen02-1980-ttgpemeriksaankesehatan
 
MATERI WEBINAR JKK PAK , COB (1).pptx
MATERI WEBINAR JKK PAK , COB (1).pptxMATERI WEBINAR JKK PAK , COB (1).pptx
MATERI WEBINAR JKK PAK , COB (1).pptx
 
Per-Men-Naker-No.2-thn-1980-ttg-Pemeriksaan-Kesehatan-Naker-dlm-penyelenggara...
Per-Men-Naker-No.2-thn-1980-ttg-Pemeriksaan-Kesehatan-Naker-dlm-penyelenggara...Per-Men-Naker-No.2-thn-1980-ttg-Pemeriksaan-Kesehatan-Naker-dlm-penyelenggara...
Per-Men-Naker-No.2-thn-1980-ttg-Pemeriksaan-Kesehatan-Naker-dlm-penyelenggara...
 
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.ppt
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.pptDASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.ppt
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.ppt
 
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdf
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdfTugas dan fungsi Paramedis K3.pdf
Tugas dan fungsi Paramedis K3.pdf
 
PRINSIP, FILOSOFI DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (Dr. Sofi).pptx
PRINSIP, FILOSOFI  DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (Dr. Sofi).pptxPRINSIP, FILOSOFI  DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (Dr. Sofi).pptx
PRINSIP, FILOSOFI DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (Dr. Sofi).pptx
 
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptx
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptxPelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptx
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptx
 
TM-4_Pemeriksaan_kesehatan_tenaga_kerja.pptx
TM-4_Pemeriksaan_kesehatan_tenaga_kerja.pptxTM-4_Pemeriksaan_kesehatan_tenaga_kerja.pptx
TM-4_Pemeriksaan_kesehatan_tenaga_kerja.pptx
 
17 Penyakit Akibat Kerja (PAK).ppt
17 Penyakit Akibat Kerja (PAK).ppt17 Penyakit Akibat Kerja (PAK).ppt
17 Penyakit Akibat Kerja (PAK).ppt
 
penyakit akibat kerja di tempat kerja k3
penyakit akibat kerja di tempat kerja k3penyakit akibat kerja di tempat kerja k3
penyakit akibat kerja di tempat kerja k3
 
keselamatan kerja.pptx
keselamatan kerja.pptxkeselamatan kerja.pptx
keselamatan kerja.pptx
 
Penyelenggaraan_Pelayanan Kesehatan Kerja.ppt
Penyelenggaraan_Pelayanan Kesehatan Kerja.pptPenyelenggaraan_Pelayanan Kesehatan Kerja.ppt
Penyelenggaraan_Pelayanan Kesehatan Kerja.ppt
 
01. pelatihan PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA.ppt
01. pelatihan PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA.ppt01. pelatihan PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA.ppt
01. pelatihan PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA.ppt
 
SMK3
 SMK3 SMK3
SMK3
 
Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptx
Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptxBahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptx
Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptx
 
Kelompok k3
Kelompok k3Kelompok k3
Kelompok k3
 

Pemeriksaan Kes TK.ppt

  • 1. Subdit Pengawasan Norma Kesehatan Kerja Email : kesjanaker@gmail.com Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Ditjen Binwasnaker dan K3 – Kemnaker RI. 1
  • 2.  Tenaga kerja selalu berhadapan dengan potensi bahaya di tempat kerja  se waktu2 dapat terganggu kesehatannya dengan akibat : 1. Penurunan derajat kesehatan 2. Menderita penyakit :  Penyakit umum  Penyakit Akibat Kerja (PAK)  “Occupational Disease”  Penyakit terkait kerja (PAHK) “Work related disease” 3. Menderita gangguan kesehatan lainnya :  Kelelahan (fatigue)  ketidaknyamanan 2
  • 3.  Keselamatan kerja yang se-tinggi2nya dapat dicapai apabila tenaga kerja berada pada taraf kesehatan yg se-baik2nya  Ganggun kesehatan tenaga kerja akan mengakibatkan penurunan produktifitas kerja, karena :  Gangguan kerja/konsentrasi kerja  Motivasi kerja menurun  Absenteisme meningkat  Biaya pengobatan/perawatan meningkat  Kehilangan waktu kerja  Turn over pekerja meningkat  Kualitas dan kuantitas produksi menurun 3
  • 4.  Ganggun kesehatan tenaga kerja dapat dicegah atau diminimalisir dengan upaya preventif dan promotif  Salah satu cara (preventif) yang efektif untuk mencegah gangguan kesehatan tenaga kerja adalah melalui pemeriksaan kesehatan tenaga kerja 4
  • 5.  Undang-undang No. 13 tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan  Undang-undang No. 1 tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja  Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja 5
  • 6. Pasal 8, kewajiban pengurus : 1) Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan, sesuai dengan sifat pekerjaan yang akan diberikan kepadanya. 2) Memeriksakan kesehatan dari semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur. 6
  • 7. 1) Peraturan pelaksanaan Pasal 8 UU No. 1/1970 2) Ketentuan mengenai pemeriksaan kesehatan tenaga kerja awal, berkala dan khusus 7
  • 8. 1) Per. 01/Men/1981 ttg Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja 2) Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 ttg Pelayanan Kesehatan Kerja 3) Kepmenakertrans No. 187 th 1999 ttg Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja 4) Permenaker No. 03 th 1985 ttg K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes 5) Permenaker No. 03 th 1986 ttg Syarat2 Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja yang Mengelola Pestisida 6) Kepmennakertrans No. Per 68/Men/2004 ttg Pencegahan & Penanggulagan HIV/AIDS di Tempat Kerja 7) Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang Pengujian Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja. 8) Standar Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Depnakertrans 8
  • 9. 1. Menilai kemampuan TK melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya; 2. Mendeteksi gangguan kesehatan yang mungkin berkait dengan pekerjaan dan lingkungan kerja; 3. Identifikasi penyakit akibat kerja :  Deteksi sedini mungkin PAK  Menemukan/mendiagnosis PAK  Menilai kecacatan akibat PAK 9
  • 10. Bagi pekerja :  Mengetahui kondisi kesehatannya sejak mulai kerja dan secara berkala  Memahami bagaimana cara mencegah gangguan kesehatan akibat faktor bahaya di tempat kerja  Mendapat perlindungan dari gangguan kesehatan di tempat kerja khususnya PAK  Memperoleh hak berupa jaminan (pengobatan/perawatan) dan kompensasi (santunan uang) apabila diketahui menderita PAK, baik sewaktu masih bekerja maupun sampai 3 tahun setelah berhenti bekerja utk diagnosisnya, sedangkan untuk klaim JKK diberikan kesempatan sampai 5 tahun. 10
  • 11. Bagi pengusaha :  Mengetahui kondisi kesehatan pekerja sejak mulai kerja dan secara berkala  dapat menempatkan pekerja secara tepat sesuai kondisi kesehatan pekerja  Menjadi dasar yang akurat dalam perencanaan dan evaluasi program pencegahan/pengendalian faktor bahaya di tempat kerja  Mengurangi biaya pengobatan/perawatan dan biaya terkait lannya (efisiensi)  Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk  Memenuhi peraturan perundangan dalam melindungi kesehatan tenaga kerja dan memenuhi hak pekerja yang mengalami PAK  Meningkatkan rasa aman dan motivasi kerja 11
  • 12. Bagi pemerintah (Pegawai pengawas dan dokter penasehat BPJS Ketenagakerjaan) :  Tersedianya data pendukung untuk mempermudah dan mempercepat proses penetapan/diagnosis PAK  Mengurangi perdebatan/dispute dalam penetapan PAK untuk Penetapan Jaminan (BPJS Ketenagakerjaan) 12
  • 13. 1. Pemeriksaan kesehatan awal Termasuk pemeriksaan kesehatan sebelum dipindahkan ke tempat kerja dengan risiko bahaya yang berbeda 2. Pemeriksaan kesehatan berkala 3. Pemeriksaan kesehatan khusus *Pemeriksaan kesehatan purna bakti 13
  • 14.  Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.  Tujuan :  Tenaga kerja yang diterima :  Sehat  Tidak mempunyai penyakit menular  Cocok untuk pekerjaan yang akan diberikan 14
  • 15.  Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja yg dilakukan pada waktu2 tertentu/secara berkala oleh dokter, minimal 1 x/tahun  Tujuan :  Mempertahankan derajat kesehatan TK  Menilai kemungkinan pengaruh dari pekerjaan terhadap kesehatan tenaga kerja  Untuk pengendalian Lingkungan kerja. 15
  • 16.  Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu  Tujuan :  Menilai adanya pengaruh dari pekerjaan/kondisi kerja tertentu thd kesehatan tenaga kerja, misalnya :  Pekerja terpajan asbes, pestisida, zat radioaktif  Sewaktu terjadi kebocoran bahan kimia berbahaya  Menilai thd. TK atau golongan TK tertentu :  Pekerja wanita  Pekerja yang mengalami gangguan kesehatan tertentu (penyakit kronis, baru sembuh dari penyakit yang lama atau parah dll) 16
  • 17.  Dilakukan pemeriksaan kesehatan minimal 1 x/tahun, meliputi :  Foto Ro dada yg pembacaan hasilnya diserahkan kpd seorang radiolog  Riwayat pekerjaan  Riwayat merokok  Pengujian kimia  Tes fugsi paru-paru  Dokter yang melakukan pemeriksaan membuat laporan beserta masukan tindak lanjut (rekomendasi) kepada pengurus  Hasil pemeriksaan termasuk foto Ro dada disimpan dg baik oleh pengurus selama masa kerja TK ybs  Pengurus melaporkan hasil pemeriksaannya paling lama 2 bulan setelah dilaksanakan kpd Menakertrans 17
  • 18.  Tenaga kerja dimana terdapat pestisida harus mendapatkan pemeriksaan kesehatan berkala 1 x/tahun dan pemeriksaan khusus minimal 1x/6 bulan  Pemeriksaan khusus dilakukan sesuai dengan jenis pestisida yang digunakan 18
  • 19. Mengacu pada ps 8 UU No 1 th 1970 dan Permenaker No 02 Th 1980  Dilaksanakan oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja (penunjukan dari Dirjen Binwasnaker & K3-Kemnaker), baik dokter yang ada di perusahan tsb maupun yang ada di luar perusahaan (provider)  Apabila dilakukan oleh dokter pemeriksa di luar perusahaan maka harus dilakukan oleh lembaga PJK3 di bidang pemerikasaan kesehatan tenaga kerja (penunjukan dari Dirjen Binwasnaker & K3- Kemnaker)  Dibuat pedoman pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja ybs  Hasil pelaksanaan pemeriksaan dilaporanlkan sesuai ketentuan yang berlaku 19
  • 20.  Definisi/Pengertian :  Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja adalah dokter yang ditunjuk oleh pengusaha atau kepala instansi/lembaga dan disahkan oleh Direktur setelah memenuhi syarat sesuai peraturan perUndang-Undangan yang berlaku untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja. 20
  • 21.  Kedudukan dan Peran :  sebagai penanggung jawab (memimpin dan menjalankan) Pelayanan Kesehatan Kerja di perusahaan  Sebagai penanggungjawab atau tenaga ahli pada PJK3 bidang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja  Kewenangan  menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja dan bebas memasuki tempat-tempat kerja untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksaan dan mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan  Melaksanakan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sesuai ketentuan yang berlaku :  Di perusahaan tempatnya bekerja  Di perushaan lain melalui PJK3 bidang kesehatan kerja 21
  • 22. Mengajukan Permohonan Ke Direktur Pengawasan Norma K3 dg melampirkan : 1) Surat penunjukan dari pimpinan perusahaan atau kepala unit/instansi 2) Surat Pernyataan (sanggup mentaati peraturan peruu-an di bidang kesehatankerja) 3) Salinan Surat Keterangan telah training Hiperkes bagi dokter perusahaan 4) Salinan Ijasah Dokter 5) Salinan Surat Tanda Registrasi/STR 6) Salinan Surat Ijin Praktek 7) Pas foto warna ukuran 3X4 cm = 3 lembar Syarat Dokter Pemeriksa Kes TK : 1) Memahami peraturan perundang-undangan K3 khususnya dibidang kesehatan kerja 2) Memenuhi persyaratan profesional yang disyahkan oleh instansi yang berwenang (Ijazah dokter, STR dan Surat Ijin Praktek/SIP). NB : Masa berlaku 3 tahun dan dapat diperpanjang 1 bulan sebelum masa berlakunya berakhir
  • 23. Mengajukan permohonan perpanjangan SKP Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja kepada Dirjen PPK Up. Direktur Pengawasan Norma K3 dengan melampirkan : 1) Surat Penunjukan dari pimpinan perusahaan atau instansi, 2) Salinan SKP dokter Pemeriksa yang akan habis masa berlakunya, 3) Rekapitulasi laporan hasil kegiatan, 4) Salinan Surat Tanda Registrasi, 5) Salinan Surat Ijin Praktek Dokter, 6) Salinan Keanggotaan IDKI, 7) Pas foto ukuran 3X4 cm sebanyak 3 lembar. 23
  • 24. 1) Akte Pendirian Perusahaan 2) Surat Ijin Usaha (SIUP) 3) Nomor Wajib Pajak (NPWP) 4) Wajib Lapor Ketenagakerjaan 5) Surat Keterangan Domisili Perusahaan 6) Struktur Organisasi Perusahaan 7) Penunjukan Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja 8) Daftar Riwayat Hidup Dokter Pemeriksa 9) Daftar Peralatan yang dimiliki sesuai Jenis Usahanya (Lab. Klinik Umum, Spirometri, Audiometri, Rontgen, Monitoring Biologis/MoU) 10) Dokumen Pengolahan Limbah Medis 11) Foto Ukuran 4 X 6 : 2 lembar utk Penanggung Jawab 24 Persyaratan Penunjukan PJK3 Bidang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
  • 25.  Pengusaha/Dokter Pemeriksa Kesehatan TK membuat perencanaan :  Waktu dan tempat pelaksanaan  Pihak pelaksana  Pedoman pelaksanaan (Jenis pemeriksaan berdasarkan risiko, kesesuaian dg Peraturan Perundangan dan Standar)  Tenaga kerja yang akan diperiksa (jumlah, lokasi kerja)  Dokter pemeriksa yg ditunjuk, melaksanaan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja  Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja menyampaikan laporan hasil pemeriksaan dan rekomendasi kepada pengusaha  Pengusaha melaporkan hasil pemeriksaan dan rencana tindak lanjut (kpd pemerintah) berdasarkan laporan dan rekomendasi dokter pemeriksa 25
  • 26. Pasal 5 : 1) Pengusaha atau pengurus dilarang melakukan tes HIV untuk digunakan sebagai prasarat suatu proses rekrutment atau kelanjutan status pekerja/buruh atau kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin. 2) Tes HIV hanya dapat dilakukan atas dasar sukarela dengan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh 3) Apabila tes HIV dilakukan, pengusaha atau pengurus wajib menyediakan konseling 26 KETERKAITAN PEMERIKSAAN KES. TK DENGAN PROGRAM HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA
  • 27.  DILARANG digunakan untuk :  Persyaratan dalam proses rekrutmen  Kelanjutan status pekerja/buruh  Kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.  DAPAT DILAKUKAN atas dasar :  Kesukarelaan  Dengan persetujuan tertulis  Menyediakan konseling sebelum dan sesudah tes  Dilakukan oleh dokter yang mempunyai keahlian khusus.  Tidak digunakan untuk sebagaimana ad. Dilarang diatas 27 KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004
  • 28.  Hasil beberapa penelitian/studi kepustakaan dan konsultasi dengan pakar penyakit hati :  HBsAg (+) dalam darahnya belum tentu menderita hepatitis, selama fungsi hati normal (karier) seseorang tidak dianggap Hepatitis.  Prevalensi HBsAg di Indonesia cukup tinggi (5-15 %)  Penularan virus Hepatitis B di tempat kerja tidak mudah karena penularan hanya mungkin melalui kontak erat, misalnya transfusi darah, suntikan dan dari ibu ke bayi yang dilahirkan  Berdasarkan hal tersebut di atas dianjurkan kepada semua perusahaan/instansi untuk tidak melakukan pengujian serum HBsAg sebagai alat seleksi pada pemeriksaan kesehatan awal maupun berkala 28 SE DIRJEN BINAWAS NO. SE 07/BW/1997 TTG PENGUJIAN HEPATITIS B DALAM PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
  • 29. 29 1. Anamnesa (wawancara) : • Umum : identitas pekerja, riwayat pekerjaan • Khusus : penelusuran penyakit/riwayat penyakit yang dialami, pajanan Hazard spesifik 2. Pemeriksaan Klinis/Medis • Psikis/Mental • Fisik Rutin • Laboratorium • Pemeriksaan penunjang (pemerikaan lab. Pelengkap sesuai indikasi)
  • 30. a) Pemeriksaan mental keadaan kesadaran, sikap/tingkah laku, kontak mental, perhatian, inisiatif, intelegensia dan proses berfikir b) Pemeriksaan fisik fisik diagnostik (inspeksi, palpasi, perkusi auskultasi) Tekanan darah, nadi, pernafasan, tinggi badan, berat badan, kesegaran jasmani ketajaman penglihatan, pendengaran, perabaan, reflek syaraf c) Pemeriksaan Laboratorium (darah, urine, faeces). d) Pemeriksaan Penunjang (disesuaikan dg jenis pekerjaan/faktor risiko yang akan dihadapi)  Rongent dada, tes alergi, spirometri, E.C.G., tes buta warna dll. 30
  • 31. 1. Anamnesa :  Nama :  Umur :  Jenis kelamin :  Unit kerja :  Lama kerja :  Gambaran tentang :  Pekerjaan yg dilakukan :  Faktor bahaya di lingkungan kerja :  Keluhan yang sering dirasakan :  Ganguan kesehatan yang dialami:  Dll. 31 Teknis/Komponen Pemeriksaan Kesehatan Berkala, khusus & purna bhakti
  • 32. 2. Pemeriksaan klinis a) Pemeriksaan psikis/kejiwaan (Kuesioner Survei Gejala Stres Kerja) b) Pemeriksaan fisik (fisik diagnostik)  termasuk ruam kulit (welder, pekerja terpapar bahan kimia, dan suhu ekstrem), MSDs (Ergonomi) c) Pemeriksaan laboratorium (darah dan urin) rutin d) Pemeriksaan khusus/penunjang yang berkaitan dengan keluhan/gangguan kesehatan dan faktor risiko misalnya :  Spirometri (tes fugsi paru),  Audiometri (tes tingkat pendengaran),  Pemeriksaan fungsi organ khusus/Laboratorium fungsi (fungsi hati/lever, fungsi ginjal, sumsum tulang dll.)  Pemeriksaan laboratorium khusus (Biomonitoring) 32
  • 33. 1. Bentuk Laporan .  Menggunakan bentuk laporan sesuai lampiran Standar Rikes TK. 2. Mekanisme Laporan  Pengurus wajib membuat laporan dan menyampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan.  Disnaker Kab./Kota membuat rekapitulasi dan melaporkannya kepada Disnaker Propinsi.  Disnaker Propinsi membuat rekapitulasi dan melaporkannya kepada Dirjen Binwasnaker. 33
  • 34. 3. Petugas Laporan  Di tingkat perusahan :  Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja ke pengurus perusahaan  Pengurus perusahaan ke Disnaker.  Di tingkat Disnaker Kabupaten/Kota maupun Propinsi dilaporkan oleh petugas/unit yang ditunjuk oleh Kepala Disnaker setempat. 34
  • 35. 35 1. Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan Awal Nama Dokter Pemeriksa : ............. No. Register SKP Dokter : ............. Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja) Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja) No. Tanggal Peme riksaan Nama Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Yg Diperiksa Hasil Pemeriksaan Kesehatan TK Setelah Pemeriksaan Awal Sehat Sakit Diterima Kerja Ditolak Kerja Tanpa Syarat Dgn Syarat Semen tara Tetap 1. 2. ..... dst Jumlah ............., ....................... Doter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja ttg ( N a m a )
  • 36. 36 2. Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala / Khusus *) Nama Dokter Pemeriksa : ....... No. Register SKP Dokter : ............. Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja) Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja) No . Tanggal Pemeriksaan Nama Perusahaa n Yg Diperiksa Jumlah Tenaga Kerja Yg Diperiksa Hasil Pemeriksaan Kesehatan Ket Seha t Sakit Penya kit Umum Didu ga PAK PTK PAK 1. (Daftar hasil pemeriksaan terlampir) 2. .... . ds t Jumlah ............., ....................... Doter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja ttg ( N a m a )
  • 37. No. Umur Tanggal Pemeriksaan Jabatan/ Pekerjaan / Tempat Kerja Masa Kerja Diagnosa (ICD 10) Tindak Lanjut Keterangan (P. Umum, Diduga PAK, PTK, PAK) 1. 2. 3. ..... dst 37 3. Daftar Tenaga Kerja Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala/Khusus Berkala / Khusus *) Nama Dokter Pemeriksa : ....... No. Register SKP Dokter : ............. Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja) Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
  • 38. No. Hasil Pemeriksaan Rekomendasi 1. Sehat (tidak didapat kelainan) boleh bekerja tanpa sarat pada pekerjaan ringan maupun berat pada semua jenis pekerjaan. 2. Menderita sakit (ada kelainan) a) boleh bekerja dengan syarat atau pada kondisi kerja tertentu b) ditolak untuk bekerja :  ditolak sementara (menunggu proses pennyembuhan)  ditolak permanen (tetap) 38
  • 39. No. Hasil Pemeriksaan Rekomendasi & Tindak lanjut 1. Sehat boleh tetap bekerja pada pekerjaan sekarang 2. Menderita sakit a. Penyakit umum  Diberikan pengobatan  Masih bisa dipekerjakan di tempat kerja sekarang b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan  Sementara diistirahatkan atau pindah lokasi kerja  Perlu pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa c. PAK  Diberikan pengobatan  Diajukan kompensasi  Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih aman  Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor bahaya di tempat kerja termasuk APD 39
  • 40. No. Hasil Pemeriksaan Rekomendasi & Tindal lanjut 1. Sehat boleh tetap bekerja pada pekerjaan sekarang 2. Menderita sakit a. Penyakit umum  Diberikan pengobatan  Masih bisa dipekerjakan di tempat kerja sekarang b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan  Sementara diistirahatkan atau pindah lokasi kerja  Perlu pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa c. PAK  Diberikan pengobatan  Diajukan kompensasi  Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih aman  Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor bahaya di tempat kerja termasuk APD 40
  • 41. No. Hasil Pemeriksaan Rekomendasi & Tindal lanjut 1. Sehat - 2. Menderita sakit a. Penyakit umum  Diberikan pengobatan b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan  Sementara diistirahatkan atau pindah lokasi kerja  Perlu pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa c. PAK  Diberikan pengobatan  Diajukan kompensasi  Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih aman  Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor bahaya di tempat kerja 41
  • 42.  Setiap tenaga kerja selalu berhadapan dengan kondisi kerja yang berisiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja  Pemeriksaan kesehatan TK sangat penting untuk dilakukan sebagai bagian dari hak dasar pekerja dan diamatkan dalam peraturan perundangan  Pengawasan terhadap penerapan norma K3 bidang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat mutlak untuk dilaksanakan oleh pegawai pengawas KK sesuai ketentuan perundangan dan pedoman yang berlaku 42