SlideShare a Scribd company logo
Bab 1 : Integral Tentu
Franz Sebastian Soetrisno
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Harap Dibaca
Di SMA, Integral dikenal sebagai kebalikan dari turunan dan
cara menghitungnya menggunakan anti-turunan.
Kenyataannya, integral dan turunan awalnya tidak
berhubungan sama sekali hingga muncul Teorema Dasar
Kalkulus (bab yang akan mendatang).
Sebelum masuk ke bab TDK, perhitungan integral akan
”asing” bagi kalian yang belum pernah belajar kalkulus
integral.
Namun, inilah definisi asli dari integral.
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Introduction
Masalah Luas Daerah
Diberikan fungsi kontinu f yang non-negatif pada interval [a, b].
Tentukan luas daerah S yang dibatasi oleh f, garis x = a dan
x = b serta sumbu−x.
Figure 1: Daerah S
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Metode Persegi Panjang
Partisi interval [a,b] menjadi n sub-interval yang panjangnya
sama, yaitu :
[x0(= a), x1], [x1, x2], . . . , [xn−1, xn(= b)]
Figure 2: Daerah S terpartisi
Lebar tiap partisi adalah ∆x =
b − a
n
. (Kenapa?)
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Metode Persegi Panjang
Ide : Untuk menghitung luas daerah S, tiap sub-interval pada
Figure 2 dibentuk menjadi persegi panjang.
Figure 3: Metode Persegi Panjang
x∗
i disebut titik sampel.
Persegi panjang Si memiliki panjang f(x∗
i ) dimana x∗
i ∈
[xi−1, xi] dan lebar ∆x.
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Metode Persegi Panjang
Supaya mudah, pilih x∗
i = xi yaitu titik ujung kanan dari
sub-interval.
Luas dari Si adalah :
LSi = f(xi) · ∆x
Akibatnya, luas dari daerah S adalah
LS =
n
X
i=1
f(xi) · ∆x
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Metode Persegi Panjang
Gambar di bawah menunjukkan bahwa aproksimasi akan lebih
baik jika partisi semakin banyak, yaitu saat n → ∞.
Figure 4: Memperbaiki Aproksimasi
Sehingga, luas dari daerah S adalah
A = lim
n→∞
n
X
i=1
f(xi) · ∆x (1)
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Contoh 1
.
Soal
Dengan metode persegi panjang, tentukan luas daerah yang
dibatasi oleh sumbu−x dan di bawah parabola y = x2 pada
interval [0, 1].
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Solusi Contoh 1
Bagi selang [0, 1] menjadi n bagian sama panjang dengan
lebar ∆x =
1
n
. Titik pembagiannya adalah
x0 = 0, x1 =
1
n
, x2 =
2
n
, . . . , xi =
i
n
, xn = 1.
Pilih x∗
i = xi =
i
n
, maka f(xi) =

i
n
2
Diperoleh luasan daerah S
A = lim
n→∞
n
X
i=1
f(xi) · ∆x
= lim
n→∞
n
X
i=1
i2
n2
·
1
n
= lim
n→∞
1
n3
n
X
i=1
i2
.
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Solusi Contoh 1
Ingat kembali pola bilangan persegi.
n
X
i=1
i2
=
n(n + 1)(2n + 1)
6
Dengan demikian, kita peroleh nilai A, yaitu :
A = lim
n→∞
1
n3
·
n(n + 1)(2n + 1)
6
= lim
n→∞
1
n2
·
2n2 + 3n + 1
6
= lim
n→∞
2n2 + 3n + 1
6n2
=
1
3
.
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Integral Tentu
Definisi
Suatu fungsi f dikatakan terintegralkan pada selang [a, b], jika limit
lim
n→∞
n
X
i=1
f(x∗
i ) · ∆x
ada dan tidak bergantung pada pemilihan x∗
i . Jika demikian, kita
tuliskan :
Z b
a
f(x) dx = lim
n→∞
n
X
i=1
f(x∗
i ) · ∆x
yang disebut intergal tentu dari fungsi f pada [a, b]
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Integral Tentu
Dengan notasi ini, solusi dari soal pada contoh 1 dapat ditulis :
Z 1
0
x2
dx =
1
3
.
Notasi
n
X
i=1
f(x∗
i ) · ∆x (2)
disebut sebagai jumlah Riemann dari f pada [a, b].
Jika f bisa negatif, maka (2) adalah selisih antara luas persegi
panjang di atas sumbu−x dengan persegi panjang di bawah
sumbu−x.
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Integral Tentu
Akibatnya,
R b
a f(x) dx dapat diinterpretasikan sebagai selisih
luasan :
Z b
a
f(x) dx = A1 − A2. (3)
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Integral Tentu
dimana A1 adalah daerah biru dan A2 adalah daerah coklat.
Note : Jumlah Riemann (2) digunakan untuk
mengaproksimasi selisih luas. Integral (3) digunakan untuk
nilai eksak dari selisih luas nya.
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Contoh 2
Soal
Diberikan f(x) = x3 − 6x.
1 Tentukan jumlah Riemann untuk f(x) pada interval [0, 3] dan
n = 6 dengan mengambil titik sampel sebagai titik ujung
kanan sub-interval.
2 Tentukan nilai dari
Z 3
0
f(x) dx
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Solusi Contoh 2
(1)
Lebar tiap sub-interval adalah
∆x =
3 − 0
6
=
1
2
.
Kita butuh titik ujung kanan tiap sub-interval, yaitu :
x1 = 0.5, x2 = 1, x3 = 1.5, x4 = 2, x5 = 2.5, x6 = 3.
Diperoleh jumlah Riemann dari f adalah :
6
X
i=0
f(xi) · ∆x = f(0.5)∆x + f(1)∆x + . . . + f(3)∆x
=
1
2
(−2.875 − 5 − 5.625 − 4 + 0.625 + 9)
= −3.9375.
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Solusi Contoh 2
Interpretasi : Luasan daerah yang dibatasi oleh fungsi f(x)
pada interval [0, 3] lebih besar di bawah sumbu−x.
(2)
Lebar tiap sub-interval adalah
∆x =
3 − 0
n
=
3
n
.
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Solusi Contoh 2
Titik pembagiannya adalah
x0 = 0, x1 =
3
n
, x2 =
6
n
, . . . , xi =
3i
n
, xn = 3.
Pilih x∗
i = xi =
3i
n
, maka f(xi) =

3i
n
3
− 6

3i
n

Diperoleh net area dari f pada [0, 3] adalah
Z 3
0
x3
− 6x

dx = lim
n→∞
n
X
i=1
f(xi) · ∆x
= lim
n→∞
n
X
i=1

3i
n
3
− 6

3i
n
#
·
3
n
= lim
n→∞

81
n4
n
X
i=1
i3
−
54
n2
n
X
i=1
i
#
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Solusi Contoh 2
Ingat kembali :
n
X
i=1
i3
=
n
X
i=1
i
!2
=

n(n + 1)
2
2
.
Dengan demikian, kita dapatkan
Z 3
0
x3
− 6x

dx = lim
n→∞

81
n4

n(n + 1)
2
2
−
54
n2

n(n + 1)
2
#
= lim
n→∞

81
4

1 +
1
n
2
− 27

1 +
1
n
#
= −6.75.
Wajar saja aproksimasi cukup jauh karena nilai n cukup dikit.
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Midpoint dan left endpoint rule
Kita selalu gunakan titik sampel x∗
i sebagai titik ujung kanan
dari sub-interval karena perhitungannya mudah, yaitu x∗
i = xi.
Namun, jika kita ingin aproksimasi kita paling baik, kita pilih
x∗
i sebagai titik tengah dari sub-interval, dinotasikan xi,
dengan xi = xi−1+xi
2 .
Ada juga pemilihan x∗
i sebagai titik ujung kiri dari
sub-interval, yaitu pilih x∗
i = xi−1.
Soal
Kerjakan Soal (1) pada Contoh 2 dengan mengambil titik sampel
sebagai titik tengah dan titik ujung kiri sub-interval! Bandingkan
hasilnya, apa kesimpulanmu?
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Sifat-sifat integral tentu
1 Pada notasi
Z b
a
f(x) dx diandaikan a  b. Kondisi ini dapat
dihilangkan dengan mendefinisikan :
Z b
a
f(x) dx = −
Z a
b
f(x) dx.
2 Jika kebetulan a = b, maka
Z a
a
f(x) dx = 0.
3 Jika f kontinu pada [a, b], maka f terintegralkan pada [a, b].
4 Hasil dari integral tentu adalah suatu konstanta dan tidak
bergantung pada x. Jadi, integral tentu tidak bergantung
pada variabel yang digunakan.
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Sifat-sifat integral tentu
5 Jika f dan g terintegralkan pada [a, b] dan k adalah
konstanta, maka
Z b
a
f(x) + g(x) dx =
Z b
a
f(x) dx +
Z b
a
g(x) dx
dan
Z b
a
k · f(x) dx = k
Z b
a
f(x) dx
6 Jika f terintegralkan pada [a, b] dan c ∈ (a, b), maka
Z c
a
f(x) dx +
Z b
c
f(x) dx =
Z b
a
f(x) dx
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
Sifat-sifat integral tentu
7 Jika f dan g terintegralkan pada [a, b] dan f(x) ≤ g(x) pada
[a, b], maka
Z b
a
f(x) dx ≤
Z b
a
g(x) dx
8 Jika f terintegralkan pada [a, b], maka fungsi y = |f(x)| juga
terintegralkan pada [a, b] dan
Z b
a
f(x) dx ≤
Z b
a
f(x) dx
Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal

More Related Content

What's hot

Persamaan elips dengan pusat (p,q)
Persamaan elips dengan pusat (p,q) Persamaan elips dengan pusat (p,q)
Persamaan elips dengan pusat (p,q)
Aser FK
 
B. koordinat kartesius dan kutub
B.  koordinat kartesius dan kutubB.  koordinat kartesius dan kutub
B. koordinat kartesius dan kutub
SMKN 9 Bandung
 
Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleks
UHN
 
Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)
Rana Auliani
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
imam syafii
 
Fungsi
FungsiFungsi
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Jamil Sirman
 
Ppt pembukktian mat veni
Ppt pembukktian  mat veniPpt pembukktian  mat veni
Ppt pembukktian mat veni
Noveni Hartadi
 
1. TURUNAN FUNGSI ALJABAR.pptx
1. TURUNAN FUNGSI ALJABAR.pptx1. TURUNAN FUNGSI ALJABAR.pptx
1. TURUNAN FUNGSI ALJABAR.pptx
RidwanSaputra36
 
Operasi Hitung Campuran (1) kelas 6
Operasi Hitung Campuran (1) kelas 6Operasi Hitung Campuran (1) kelas 6
Operasi Hitung Campuran (1) kelas 6
Endang Zahrow
 
Vektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorVektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan Vektor
Kelinci Coklat
 
Persamaan garis singgung lingkaran
Persamaan garis singgung lingkaranPersamaan garis singgung lingkaran
Persamaan garis singgung lingkaran
Nadia Hasan
 
Materi Refleksi SMP Kelas 7 Kurikulum 2015
Materi Refleksi SMP Kelas 7 Kurikulum 2015Materi Refleksi SMP Kelas 7 Kurikulum 2015
Materi Refleksi SMP Kelas 7 Kurikulum 2015
Lusia Astuti
 
ukuran letak desil
ukuran letak desilukuran letak desil
ukuran letak desil
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
Muhammad Isfendiyar
 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
Rini Ayu Agustin
 
Soal Olimpiade Matematika SMA Tingkat Nasional PDIM UB 2012
Soal Olimpiade Matematika SMA Tingkat Nasional PDIM UB 2012Soal Olimpiade Matematika SMA Tingkat Nasional PDIM UB 2012
Soal Olimpiade Matematika SMA Tingkat Nasional PDIM UB 2012
Moh Hari Rusli
 
Jarak titik garis dan bidang dalam ruang
Jarak titik garis dan bidang dalam ruangJarak titik garis dan bidang dalam ruang
Jarak titik garis dan bidang dalam ruang
Dinar Nirmalasari
 
Dimensi tiga-jarak
Dimensi tiga-jarakDimensi tiga-jarak
Dimensi tiga-jarak
Erwan Sukwanto
 
Transformasi rotasi
Transformasi rotasiTransformasi rotasi
Transformasi rotasi
arkhanprada
 

What's hot (20)

Persamaan elips dengan pusat (p,q)
Persamaan elips dengan pusat (p,q) Persamaan elips dengan pusat (p,q)
Persamaan elips dengan pusat (p,q)
 
B. koordinat kartesius dan kutub
B.  koordinat kartesius dan kutubB.  koordinat kartesius dan kutub
B. koordinat kartesius dan kutub
 
Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleks
 
Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
Fungsi
FungsiFungsi
Fungsi
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah
 
Ppt pembukktian mat veni
Ppt pembukktian  mat veniPpt pembukktian  mat veni
Ppt pembukktian mat veni
 
1. TURUNAN FUNGSI ALJABAR.pptx
1. TURUNAN FUNGSI ALJABAR.pptx1. TURUNAN FUNGSI ALJABAR.pptx
1. TURUNAN FUNGSI ALJABAR.pptx
 
Operasi Hitung Campuran (1) kelas 6
Operasi Hitung Campuran (1) kelas 6Operasi Hitung Campuran (1) kelas 6
Operasi Hitung Campuran (1) kelas 6
 
Vektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorVektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan Vektor
 
Persamaan garis singgung lingkaran
Persamaan garis singgung lingkaranPersamaan garis singgung lingkaran
Persamaan garis singgung lingkaran
 
Materi Refleksi SMP Kelas 7 Kurikulum 2015
Materi Refleksi SMP Kelas 7 Kurikulum 2015Materi Refleksi SMP Kelas 7 Kurikulum 2015
Materi Refleksi SMP Kelas 7 Kurikulum 2015
 
ukuran letak desil
ukuran letak desilukuran letak desil
ukuran letak desil
 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
 
Soal Olimpiade Matematika SMA Tingkat Nasional PDIM UB 2012
Soal Olimpiade Matematika SMA Tingkat Nasional PDIM UB 2012Soal Olimpiade Matematika SMA Tingkat Nasional PDIM UB 2012
Soal Olimpiade Matematika SMA Tingkat Nasional PDIM UB 2012
 
Jarak titik garis dan bidang dalam ruang
Jarak titik garis dan bidang dalam ruangJarak titik garis dan bidang dalam ruang
Jarak titik garis dan bidang dalam ruang
 
Dimensi tiga-jarak
Dimensi tiga-jarakDimensi tiga-jarak
Dimensi tiga-jarak
 
Transformasi rotasi
Transformasi rotasiTransformasi rotasi
Transformasi rotasi
 

Similar to Kalkulus Integral : Integral Tentu

Kalkulus Integral : Teorema Fundamental Kalkulus
Kalkulus Integral : Teorema Fundamental KalkulusKalkulus Integral : Teorema Fundamental Kalkulus
Kalkulus Integral : Teorema Fundamental Kalkulus
Franz Sebastian
 
4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier
Afista Galih Pradana
 
7905 bab 3
7905 bab 37905 bab 3
7905 bab 3
muli ani
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
NaufalDhiyaulhaq2
 
Materi integral
Materi integralMateri integral
Materi integral
oilandgas24
 
Jumlah riemann pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
Jumlah riemann   pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1Jumlah riemann   pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
Jumlah riemann pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
Yayasan Kemurnian Jakarta
 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
Budiman M. Said
 
Integral-tak-tentu-integral-tentu
Integral-tak-tentu-integral-tentuIntegral-tak-tentu-integral-tentu
Integral-tak-tentu-integral-tentu
Fitri Indahsari
 
06 intergral reimann
06 intergral reimann06 intergral reimann
06 intergral reimann
Zhand Radja
 
ditribusi teoritis
ditribusi teoritisditribusi teoritis
ditribusi teoritis
MunajiMoena
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEDyas Arientiyya
 
Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Khubab Basari
 
Penggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentuPenggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentu
Linda Rosita
 
Penggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentuPenggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentu
Linda Rosita
 
konsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxkonsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptx
FildaNurAini1
 
Eksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritmaEksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritma
yulika usman
 
Persamaan non linier
Persamaan non linierPersamaan non linier
Persamaan non linier
soniyora1
 
Metnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressedMetnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressed
AriyantoKembar10
 
Integral
IntegralIntegral
Integral
Eko Supriyadi
 
TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRITURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
Hanifa Zulfitri
 

Similar to Kalkulus Integral : Integral Tentu (20)

Kalkulus Integral : Teorema Fundamental Kalkulus
Kalkulus Integral : Teorema Fundamental KalkulusKalkulus Integral : Teorema Fundamental Kalkulus
Kalkulus Integral : Teorema Fundamental Kalkulus
 
4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier
 
7905 bab 3
7905 bab 37905 bab 3
7905 bab 3
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
 
Materi integral
Materi integralMateri integral
Materi integral
 
Jumlah riemann pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
Jumlah riemann   pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1Jumlah riemann   pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
Jumlah riemann pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
 
Integral-tak-tentu-integral-tentu
Integral-tak-tentu-integral-tentuIntegral-tak-tentu-integral-tentu
Integral-tak-tentu-integral-tentu
 
06 intergral reimann
06 intergral reimann06 intergral reimann
06 intergral reimann
 
ditribusi teoritis
ditribusi teoritisditribusi teoritis
ditribusi teoritis
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
 
Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)
 
Penggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentuPenggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentu
 
Penggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentuPenggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentu
 
konsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxkonsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptx
 
Eksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritmaEksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritma
 
Persamaan non linier
Persamaan non linierPersamaan non linier
Persamaan non linier
 
Metnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressedMetnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressed
 
Integral
IntegralIntegral
Integral
 
TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRITURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
 

Recently uploaded

FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 

Kalkulus Integral : Integral Tentu

  • 1. Bab 1 : Integral Tentu Franz Sebastian Soetrisno Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 2. Harap Dibaca Di SMA, Integral dikenal sebagai kebalikan dari turunan dan cara menghitungnya menggunakan anti-turunan. Kenyataannya, integral dan turunan awalnya tidak berhubungan sama sekali hingga muncul Teorema Dasar Kalkulus (bab yang akan mendatang). Sebelum masuk ke bab TDK, perhitungan integral akan ”asing” bagi kalian yang belum pernah belajar kalkulus integral. Namun, inilah definisi asli dari integral. Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 3. Introduction Masalah Luas Daerah Diberikan fungsi kontinu f yang non-negatif pada interval [a, b]. Tentukan luas daerah S yang dibatasi oleh f, garis x = a dan x = b serta sumbu−x. Figure 1: Daerah S Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 4. Metode Persegi Panjang Partisi interval [a,b] menjadi n sub-interval yang panjangnya sama, yaitu : [x0(= a), x1], [x1, x2], . . . , [xn−1, xn(= b)] Figure 2: Daerah S terpartisi Lebar tiap partisi adalah ∆x = b − a n . (Kenapa?) Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 5. Metode Persegi Panjang Ide : Untuk menghitung luas daerah S, tiap sub-interval pada Figure 2 dibentuk menjadi persegi panjang. Figure 3: Metode Persegi Panjang x∗ i disebut titik sampel. Persegi panjang Si memiliki panjang f(x∗ i ) dimana x∗ i ∈ [xi−1, xi] dan lebar ∆x. Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 6. Metode Persegi Panjang Supaya mudah, pilih x∗ i = xi yaitu titik ujung kanan dari sub-interval. Luas dari Si adalah : LSi = f(xi) · ∆x Akibatnya, luas dari daerah S adalah LS = n X i=1 f(xi) · ∆x Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 7. Metode Persegi Panjang Gambar di bawah menunjukkan bahwa aproksimasi akan lebih baik jika partisi semakin banyak, yaitu saat n → ∞. Figure 4: Memperbaiki Aproksimasi Sehingga, luas dari daerah S adalah A = lim n→∞ n X i=1 f(xi) · ∆x (1) Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 8. Contoh 1 . Soal Dengan metode persegi panjang, tentukan luas daerah yang dibatasi oleh sumbu−x dan di bawah parabola y = x2 pada interval [0, 1]. Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 9. Solusi Contoh 1 Bagi selang [0, 1] menjadi n bagian sama panjang dengan lebar ∆x = 1 n . Titik pembagiannya adalah x0 = 0, x1 = 1 n , x2 = 2 n , . . . , xi = i n , xn = 1. Pilih x∗ i = xi = i n , maka f(xi) = i n 2 Diperoleh luasan daerah S A = lim n→∞ n X i=1 f(xi) · ∆x = lim n→∞ n X i=1 i2 n2 · 1 n = lim n→∞ 1 n3 n X i=1 i2 . Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 10. Solusi Contoh 1 Ingat kembali pola bilangan persegi. n X i=1 i2 = n(n + 1)(2n + 1) 6 Dengan demikian, kita peroleh nilai A, yaitu : A = lim n→∞ 1 n3 · n(n + 1)(2n + 1) 6 = lim n→∞ 1 n2 · 2n2 + 3n + 1 6 = lim n→∞ 2n2 + 3n + 1 6n2 = 1 3 . Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 11. Integral Tentu Definisi Suatu fungsi f dikatakan terintegralkan pada selang [a, b], jika limit lim n→∞ n X i=1 f(x∗ i ) · ∆x ada dan tidak bergantung pada pemilihan x∗ i . Jika demikian, kita tuliskan : Z b a f(x) dx = lim n→∞ n X i=1 f(x∗ i ) · ∆x yang disebut intergal tentu dari fungsi f pada [a, b] Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 12. Integral Tentu Dengan notasi ini, solusi dari soal pada contoh 1 dapat ditulis : Z 1 0 x2 dx = 1 3 . Notasi n X i=1 f(x∗ i ) · ∆x (2) disebut sebagai jumlah Riemann dari f pada [a, b]. Jika f bisa negatif, maka (2) adalah selisih antara luas persegi panjang di atas sumbu−x dengan persegi panjang di bawah sumbu−x. Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 13. Integral Tentu Akibatnya, R b a f(x) dx dapat diinterpretasikan sebagai selisih luasan : Z b a f(x) dx = A1 − A2. (3) Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 14. Integral Tentu dimana A1 adalah daerah biru dan A2 adalah daerah coklat. Note : Jumlah Riemann (2) digunakan untuk mengaproksimasi selisih luas. Integral (3) digunakan untuk nilai eksak dari selisih luas nya. Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 15. Contoh 2 Soal Diberikan f(x) = x3 − 6x. 1 Tentukan jumlah Riemann untuk f(x) pada interval [0, 3] dan n = 6 dengan mengambil titik sampel sebagai titik ujung kanan sub-interval. 2 Tentukan nilai dari Z 3 0 f(x) dx Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 16. Solusi Contoh 2 (1) Lebar tiap sub-interval adalah ∆x = 3 − 0 6 = 1 2 . Kita butuh titik ujung kanan tiap sub-interval, yaitu : x1 = 0.5, x2 = 1, x3 = 1.5, x4 = 2, x5 = 2.5, x6 = 3. Diperoleh jumlah Riemann dari f adalah : 6 X i=0 f(xi) · ∆x = f(0.5)∆x + f(1)∆x + . . . + f(3)∆x = 1 2 (−2.875 − 5 − 5.625 − 4 + 0.625 + 9) = −3.9375. Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 17. Solusi Contoh 2 Interpretasi : Luasan daerah yang dibatasi oleh fungsi f(x) pada interval [0, 3] lebih besar di bawah sumbu−x. (2) Lebar tiap sub-interval adalah ∆x = 3 − 0 n = 3 n . Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 18. Solusi Contoh 2 Titik pembagiannya adalah x0 = 0, x1 = 3 n , x2 = 6 n , . . . , xi = 3i n , xn = 3. Pilih x∗ i = xi = 3i n , maka f(xi) = 3i n 3 − 6 3i n Diperoleh net area dari f pada [0, 3] adalah Z 3 0 x3 − 6x dx = lim n→∞ n X i=1 f(xi) · ∆x = lim n→∞ n X i=1 3i n 3 − 6 3i n # · 3 n = lim n→∞ 81 n4 n X i=1 i3 − 54 n2 n X i=1 i # Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 19. Solusi Contoh 2 Ingat kembali : n X i=1 i3 = n X i=1 i !2 = n(n + 1) 2 2 . Dengan demikian, kita dapatkan Z 3 0 x3 − 6x dx = lim n→∞ 81 n4 n(n + 1) 2 2 − 54 n2 n(n + 1) 2 # = lim n→∞ 81 4 1 + 1 n 2 − 27 1 + 1 n # = −6.75. Wajar saja aproksimasi cukup jauh karena nilai n cukup dikit. Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 20. Midpoint dan left endpoint rule Kita selalu gunakan titik sampel x∗ i sebagai titik ujung kanan dari sub-interval karena perhitungannya mudah, yaitu x∗ i = xi. Namun, jika kita ingin aproksimasi kita paling baik, kita pilih x∗ i sebagai titik tengah dari sub-interval, dinotasikan xi, dengan xi = xi−1+xi 2 . Ada juga pemilihan x∗ i sebagai titik ujung kiri dari sub-interval, yaitu pilih x∗ i = xi−1. Soal Kerjakan Soal (1) pada Contoh 2 dengan mengambil titik sampel sebagai titik tengah dan titik ujung kiri sub-interval! Bandingkan hasilnya, apa kesimpulanmu? Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 21. Sifat-sifat integral tentu 1 Pada notasi Z b a f(x) dx diandaikan a b. Kondisi ini dapat dihilangkan dengan mendefinisikan : Z b a f(x) dx = − Z a b f(x) dx. 2 Jika kebetulan a = b, maka Z a a f(x) dx = 0. 3 Jika f kontinu pada [a, b], maka f terintegralkan pada [a, b]. 4 Hasil dari integral tentu adalah suatu konstanta dan tidak bergantung pada x. Jadi, integral tentu tidak bergantung pada variabel yang digunakan. Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 22. Sifat-sifat integral tentu 5 Jika f dan g terintegralkan pada [a, b] dan k adalah konstanta, maka Z b a f(x) + g(x) dx = Z b a f(x) dx + Z b a g(x) dx dan Z b a k · f(x) dx = k Z b a f(x) dx 6 Jika f terintegralkan pada [a, b] dan c ∈ (a, b), maka Z c a f(x) dx + Z b c f(x) dx = Z b a f(x) dx Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal
  • 23. Sifat-sifat integral tentu 7 Jika f dan g terintegralkan pada [a, b] dan f(x) ≤ g(x) pada [a, b], maka Z b a f(x) dx ≤ Z b a g(x) dx 8 Jika f terintegralkan pada [a, b], maka fungsi y = |f(x)| juga terintegralkan pada [a, b] dan Z b a f(x) dx ≤ Z b a f(x) dx Franz Sebastian Soetrisno Kalkulus Intergal