1. • Pada hari ini, aku dan dia harus pergi.
• Daripada pergi tanpa tujuan, lebih baik makan lotis di
rumahku.
• Panitia diskusi internasional mengundang dosen dan
mahasiswa via telepon dan surat undangan resmi.
• Pemerintah Indonesia menerima bantuan dari
Pemerintah Jepang guna mengatasi kabut asap di
Sumatera dan Kalimantan.
• Seorang pengacara mengatakan bahwa tuduhan itu
tidak benar.
MANAKAH KALIMAT SEDERHANA DAN KOMPLEKS?
2. KALIMAT SEDERHANA
• Prestasinya sangat memuaskan. (SP)
• Budi menyanyikan lagu dangdut .(SPO)
• Mereka pergi dengan tenang. (SPK)
• Surti berdagang ayam potong. (SPPel)
• Tarmudji membawa buku cerita di ruang tamu. (SPOK)
• Dewi mengambilkan ayahnya secangkir kopi. (SPOPel)
• Dori mengirimi Tono sebuah surat tadi pagi. (SPOPelK)
Kalimat sederhana adalah kalimat yang hanya berupa satu
buah klausa, bertipe SP, SPO, SPK, SPPel, SPOK, SPOPel, dan
SPOPelK.
3. KALIMAT KOMPLEKS
• Seorang pengacara mengatakan hal itu. (SPO)
• Seorang pengacara mengatakan
bahwa tuduhan itu tidak benar. (SP(O-klausa))
*Obyek berisi klausa, sehingga kalimat tersebut menjadi dua
klausa.
• Joko akan berangkat. (SP)
• Joko akan berangkat jika atasannya mengijinkan. (SP(K-klausa))
*Kalimat mendapat tambahan keterangan yang berupa klausa,
sehingga kalimat tersebut menjadi dua klausa.
Kalimat kompleks adalah kalimat yang di dalamnya terdapat
dua klausa atau lebih.
4. KALIMAT KOMPLEKS DAN MACAMNYA
• Kalimat kompleks disebut juga
kalimat luas atau kalimat majemuk.
• Kalimat kompleks atau majemuk
tersebut dibagi menjadi 2, yaitu
kalimat majemuk setara dan kalimat
mejemuk bertingkat.
5. KALIMAT KOMPLEKS DAN MACAMNYA
• Kalimat majemuk setara adalah salah
satu jenis kalimat yang kedudukan
klausa-klausa pembentuknya setara/
sejajar.
• Kalimat majemuk setara terdiri atas
klausa inti/ pokok semua.
• Kalimat majemuk setara dapat dibagi
menjadi 4, yaitu penjumlahan/ aditif,
pemilihan/ alternatif,
perlawanan/opositif, dan perturutan.
6. KALIMAT MAJEMUK SETARA
1. Kalimat majemuk setara
penjumlahan/ aditif biasanya
menggunakan konjungsi seperti, dan,
serta, lagi (pula), selain, dan juga, dan
lagi, di samping, dll.
Para siswa melakukan studi wisata di
Planetarium dan mewawancarai
antariksawan di sana.
Kemampuan kami terbatas, lagipula
modal kami sedikit.
7. KALIMAT MAJEMUK SETARA
2. Kalimat majemuk setara
pemilihan/ alternatif biasanya
menggunakan konjungsi seperti
atau.
Sampah itu akan didaur ulang atau
dibuang begitu saja?
Linda itu sebenarnya mau
membantu atau hanya mengganggu
temannya?
8. KALIMAT MAJEMUK SETARA
3. Kalimat majemuk setara
perlawanan/ opositif biasanya
menggunakan konjungsi seperti,
tapi, (akan) tetapi, namun,
sedang(kan), hanya, melainkan, dll.
Dicky itu bukan ayahnya, melainkan
ia adalah suaminya.
Isi karya ilmiahmu menarik, tetapi
bahasanya kurang cermat.
9. KALIMAT MAJEMUK SETARA
4. Kalimat majemuk setara perturutan
biasanya menggunakan konjungsi
seperti, lalu, kemudian, lantas, dll.
Shinta masuk ruang perkuliahan lalu
duduk di kursi paling belakang.
Bu Ana membangun kembali sekolah
itu kemudian memberikan beasiswa
pendidikan untuk orang yang tidak
mampu.
10. KALIMAT KOMPLEKS DAN MACAMNYA
• Kalimat majemuk bertingkat adalah
jenis kalimat yang salah satu klausanya
bergantung pada klausa yang lain.
• Klausa yang menjadi tempat
berganatung disebut induk/ inti/
pokok, sedangkan klausa yang
bergantung disebut anak/ bawahan.
• Kalimat majemuk bertingkat terdiri
dari induk dan anak kalimat.
11. KALIMAT KOMPLEKS DAN MACAMNYA
Kalimat majemuk bertingkat dapat dibagi menjadi 14,
yaitu :
1. makna hubungan lebih,
2. makna hubungan waktu,
3. makna hubungan pembandingan,
4. makna hubungan sebab,
5. makna hubungan akibat,
6. makna hubungan tak bersyarat,
7. makna hubungan pengandaian,
8. makna hubungan harapan,
9. makna hubungan penerang,
10. makna hubungan isi,
11. makna hubungan syarat,
12. makna hubungan cara,
13. makna hubungan pengecualian, dan
14. makna hubungan kegunaan.
12. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
1. Kalimat majemuk bertingkat
makna hubungan lebih
Apa yang dinyatakan anak kalimat
melebihi dari apa yang dinyatakan
induk kalimat. Konjungsi yang
sering digunakan adalah bahkan,
malah, malahan, dll.
• Monit memang pandai, bahkan ia
paling pandai di kelasnya.
• Dadang sering marah-marah,
malah menuduhku ingkar janji.
13. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
2. Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan waktu
Menerangkan waktu terjadinya suatu
peristiwa. Konjungsi yang biasa
digunakan adalah ketika, tatkala,
tengah, sedang, se(waktu), selagi,
semasa, sementara, begitu, selama,
dll (terjadi saat itu), setiap (kali), tiap
kali (terjadi berkali-kali), sebelum
(terjadi sebelum), setelah, sesudah,
sehabis (terjadi setelah), sejak,
semenjak, sedari, hingga, sampai, dll
(waktu permulaan, waktu akhir).
14. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
• Ketika sedang memberikan ceramah,
telepon genggam Pak Doni berbunyi.
(terjadi saat itu)
• Tiap kali Pak Doni memberikan ceramah,
telepon gengganmnya selalu berbunyi.
(terjadi berkali-kali)
• Sebelum memberikan ceramah, telepon
genggam Pak Doni berbunyi. (terjadi
sebelum)
• Setelah memberikan ceramah, telepon
genggam Pak Doni berbunyi. (terjadi
setelah)
• Telepon genggam Pak Doni terus berbunyi
hingga ceramahnya berakhir. (waktu
akhir)
15. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
3. Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan pembandingan
Menyatakan perbandingan atau
komparasi antara apa yang dinyatakan
dalam induk dan anak kalimat. Konjungsi
yang sering digunakan adalah (lebih...)
daripada, sebagaimana, seakan, seakan-
akan, seolah, seolah-olah, dll.
• Bu Dela lebih suka menyimpan uang di
celengan ayam daripada menyimpannya
di bank.
• Suasana hatinya sangat sepi seolah-olah
hatinya bak rumah tak berpenghuni.
16. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
4. Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan sebab
Menyatakan hubungan sebab antara
apa yang dinyatakan dalam induk dan
anak kalimat. Konjungsi yang sering
digunakan adalah (oleh) karena,
(oleh) sebab, lantaran, berhubung,
berkat, dll.
• Inti pembicaraan itu tidak dapat saya
tangkap karena bahasa yang
digunakannya berbelit-belit.
• Berkat kerja kerasnya, produk itu
terjual laris manis.
17. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
5. Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan akibat
Menyatakan hubungan akibat antara
apa yang dinyatakan dalam induk dan
anak kalimat. Konjungsi yang sering
digunakan adalah sehingga, hingga,
sampai, sampai-sampai, dll.
• Begitu asyik dia berbincang-bincang
dengan temannya sampai-sampai ia
tidak mendengar panggilan antrian.
18. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
6. Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan tak bersyarat
Menyatakan hubungan tak bersyarat
antara apa yang dinyatakan dalam induk
dan anak kalimat. Konjungsi yang sering
digunakan seperti, walau(pun),
meski(pun), biar(pun), kendati(pun),
sungguh(pun), sekalipun, betapapun,
apapun, siapa pun, kemana pun, dll.
• Walaupun hatinya sangat sedih, ia tetap
berangkat.
• Yanto tetap naik gunung meskipun
keluarga melarangnya.
19. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
7. Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan pengandaian
Menyatakan hubungan andaian
terlaksananya antara apa yang
dinyatakan dalam anak kalimat
dengan induk kalimat. Konjungsi yang
sering digunakan adalah seandainya,
andai(kan), andaikata, dll.
• Andaikata semua mahasiswa
melaksanakan peraturan ini dengan
baik, masalah ini takkan muncul.
• Dion akan meminta bantuanmu
seandainya judul skripsinya ditolak.
20. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
8. Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan harapan
Apa yang tercermin pada anak
kalimat merupakan harapan yang
tersebut dalam induk kalimat.
Konjungsi yang sering digunakan
adalah agar, supaya, biar, dll.
• Dokter itu memperjelas tulisan pada
resep obat agar pasiennya tidak salah
membeli obat.
• Supaya hasil makalahnya maksimal,
Badud sampai menginap di
perpustakaan.
21. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
9. Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan penerang
Apa yang tercermin pada anak kalimat
menerangkan apa yang tersebut dalam
induk kalimat. Penanda yang sering
digunakan adalah yang, tempat dll.
Penanda di mana atau dari mana
merupakan penanda yang sering
digunakan tetapi tidak baku.
• Kampus III Upgris terletak di daerah yang
udaranya masih sejuk.
• Di kampung itu terdapat lapangan tempat
anak-anak bermain dan berolah raga.
• Semua orang akan kembali ke daerah di
mana ia dilahirkan*. (* tidak baku)
22. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
10.Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan isi
Apa yang tercermin pada anak
kalimat merupakan isi dari induk
kalimat. Penanda yang sering
digunakan adalah bahwa, kalau(-
kalau), apakah, barangkali, dll.
• Prof. Soepomo mengatakan bahwa
gaya bertutur kata seseorang
menandakan kepribadiannya.
• Seorang mahasiswa bertanya apakah
jadwal perkuliahan dapat dirubah.
23. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
11.Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan syarat
Apa yang tercermin pada anak
kalimat merupakan syarat terhadap
terlaksananya apa yang dinyatakan
dalam induk kalimat. Penanda yang
sering digunakan adalah apabila, jika,
bila(mana), manakala, jika(lau),
asal(kan), dll.
• Lia akan tetap cantik asalkan
konsumsi makanan berlemak
dibatasi.
24. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
12.Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan cara
Apa yang tercermin pada anak
kalimat menunjukkan cara terhadap
terlaksananya peristiwa apa yang
dinyatakan dalam induk kalimat.
Penanda yang sering digunakan
adalah dengan, sambil, seraya,
sembari, tanpa, dll.
• Dia berjalan di depanku dengan
santai.
• Aku masih menunggunya di sini
sembari menghirup udara segar.
25. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
13. Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan pengecualian
Apa yang tercermin pada anak kalimat
menunjukkan sesuatu yang dikecualikan
dari apa yang dinyatakan dalam induk
kalimat. Penanda yang sering digunakan
adalah kecuali, selain, dll.
• Tidak ada makanan yang tersisa di rumah
Lala kecuali makanan yang dia beli dari
supermarket tadi sore.
• Rini pandai menyanyikan berbagai macam
jenis lagu selain menyanyikan lagu
dangdut.
26. JENIS-JENIS KALIMAT KOMPLEKS/ MAJEMUK
14.Kalimat majemuk bertingkat makna
hubungan kegunaan
Apa yang tercermin pada anak
kalimat menunjukkan kegunaan atau
tujuan dari apa yang dinyatakan
dalam induk kalimat. Penanda yang
sering digunakan adalah untuk, guna,
buat, dll.
• Pak Udin diangkat menjadi kepala
sekolah untuk mengisi kekosongan
jabatan tersebut di sekolahnya.
• Hakim akan mendatangkan saksi ahli
guna dimintai penjelasan.