Teks ini membahas tentang target pembelajaran mengenai penulisan dan presentasi teks ceramah, termasuk menentukan unsur dan aspek kebahasaan teks ceramah, menulis kerangka teks ceramah, mempresentasikan dan merevisi kerangka teks ceramah, serta mengomentari dan memperbaiki teks ceramah teman.
2. TARGET PEMBELAJARAN
1. Menentukan unsur-unsur , isi informasi, dan aspek kebahasaan
teks ceramah.
2. Menulis kerangka teks ceramah sesuai dengan topik yang dipilih
dengan memerhatikan isi, kebahasaan, dan topik teks ceramah.
3. Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi kerangka teks
ceramah yang disusun.
4. Menggali isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah.
5. Menyusun kembali teks ceramah dengan memerhatikan isi, tujuan,
kebahasaan, tema, dan struktur.
6. Menyampaikan teks ceramah yang telah dibuat dalam bentuk lisan
dengan memperhatikan teknik ceramah (intonasi, ekspresi, dan
bahasa tubuh) yang baik dan sesuai.
7. Mengomentari dan memperbaiki teks ceramah temannya.
3. PILIHAN MENU
PENJELASAN KONSEP
DISKUSI KELOMPOK
KALIMAT MAJEMUK
NONTON SAJA
TUGAS RUMAH
MATERI YAD
REFERENSI
ULANGAN
SELESAI
TEORI PEMBANDING
Stop
Versi lain
4. PENGANTAR
• Ceramah adalah pembicaraan di depan umum
yang brisi penyampaian suatu informamsi,
pengetahuan, dan sebagainya.
• Yang menyampaikan adalah orang-orang yang
menguasai ilmu di bidangnya dan yang
mendengarkan biasanya melibatkan banyak
orang.
• Medianya bisa langsung ataupun melalui sarana
komunikasi seperti televisi, radio, dan media
lainnya.
5. ADA ISTILAH YANG MIRIP
• Pidato adalah pembicaraan di depan umum
yang cenderung bersifat persuasif, yakni berisi
ajakan ataupun dorongan pada khalayak untuk
berbuat sesuatu.
• Kotbah adalah pembicaraan di depan umum
yang berisi penyampaian pengetahuan
keagamaan atau praktik beribadah dan ajakan-
ajakan untuk memperkuat keimanan.
KEMBALI KE MENU
UTAMA
6. CIRI KEBAHASAAN TEKS CERAMAH
Salahsatu ciri khusus kebahasaan teks ceramah
adalah penggunaan kalimat majemuk bertingkat.
Mengapa demikian?
Penceramah, pengkhotbah, dan pemidato
cenderung bersemangat dalam berbicara dan
sedikit sekali memberikan jeda dalam berbicara,
maka penggunaan kalimat-kalimat panjang tidak
dapat dihindari.
8. KALIMAT MAJEMUK
• Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua
klausa atau lebih. Yang dimaksud klausa adalah konstruksi
S-P
• Kalimat majemuk dibedakan menjadi dua yaitu kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
• Yang dimaksud kalimat majemuk setara adalah kalimat
majemuk di mana kedudukan klausa-klausanya setara.
• Yang dimaksud kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat
majemuk di mana klausa-klausanya tidak setara, salahsatu
klausanya merupakan perluasan dari fungsi tertentu dari
klausa induk.
9. MARI BERPIKIR KRITIS
• Lihat buku pelajaranmu halaman 89-90.
Adakah yang menurut Anda kurang pas?
10. KALIMAT MAJEMUK HUBUNGAN AKIBAT
Ia terlalu bekerja keras sehingga ia jatuh sakit.
S P K
-------------------
s p
Ia terlalu keras = klausa induk
Sehingga jatuh sakit = klausa anak
11. KALIMAT MAJEMUK HUBUNGAN CARA
Dengan cara menggendongnya, anak itu ia bawa ke rumah orang tuanya.
K s p K
Kalimat majemukkah?
19. SELESAI
• Untuk pertemuan berikutnya kita akan
membahas struktur teks ceramah.
• Jangan lupa bawa buku pelajaran.
20. SOAL ULANGAN
• Kerjakan soal latihan dari buku pelajaran
halaman 91 soal nomor 1 dan 2.
KEMBALI
KE
MENU
21. SUMBER BELAJAR
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia.2017. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK
kelas XI. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia. Halaman 73-100
• Wishon, George E. dan Julia M. Burks. 1980. Let’s Wrike
English : revised edition. New York : American Book
Company.
• Webblog : http://agsuyoto.wordpress.com
• Kelas pembelajaran online http://quipperschool.com
• Marahimin, Ismail. 2001. Menulis Secara Populer.
Jakarta : Pustaka Jaya.
22. KALIMAT MAJEMUK VERSI LAIN
• Yang dimaksud kalimat majemuk setara ialah
kalimat majemuk yang klausa-klausanya sama
tinggi kedudukannya.
• Yang dimaksud kalimat majemuk bertingkat
adalah sebuah kalimat majemuk yang salah satu
klausanya menduduki suatu gatra (salah satu
gatranya berupa klausa). Klausa yang merupakan
sebuah gatra dalam klausa lain disebut klausa
anak. Klausa yang salah satu gatranya berupa
sebuah klausa disebut klausa induk.
23. Ada tiga pedoman untuk membedakan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat, yaitu
a. letak kata penghubung
Pada kalimat majemuk setara kata penghubung selalu ada di antara klausa yang dihubungkan,
sedanagkan pada kalimat majemuk bertingkat (kecuali dalam beberapa hal) posisinya dapat di antara
kedua klausa yang dihubungkan, dapat pula pada awal kalimat.
Contoh : Sidin pergi ke Jakartaa tetapi adiknya tinggal di rumah. (setara)
Ia pergi ketika kita mengunginya. (bertingkat)
Ketika kita mengunjunginya, ia pergi. (bertingkat)
b. macam kata penghubung
Kata penghubung yang digunakan di dalam kalimat majemuk setara jumlahnya tidak banyak, antara lain
dan, bahkan, lalu, atau, tetapi, hanya, jadi.
Kata penghubung yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat antara lain ketika, sebelum,
sesudah, sehingga.
c. lagu/intonasi
Pada kalimat majemuk setara lagu kalimat mempunyai dua puncak, jadi terbagi menjadi dua
makrosegmen, sedangkan pada kalimat majemuk bertingkat intonasinya hanya mempunyai satu
puncak. Dengan demikian lagu pada kalimat majemuk bertingkat sama seperti lagu pada kalimat
tunggal.
Contoh : Uangnya banyak tetapi hidupnya tidak tenteram.
Meskipun uangnya banyak, hidupnya tidak tenteram.
24. KALIMAT MAJEMUK SETARA
Menurut hubungan yang ada di antara klausa-klausa yang kedudukannya
sederajat, kalimat majemuk setara dibedakan menjadi tiga, yaitu
kalimat majemuk setara yang klausa-klausanya disambung.
Kelompok ini dapat dibedakan lagi menjadi
- hubungan menyambung biasa (dan, sedang)
Ia pergi ke Jakarta dan adiknya tinggal di rumah
- hubungan menyambung menguatkan (bahkan)
Ia tidak mempunyai tempat tinggal bahkan pakaiannya hanya
selembar.
- hubungan menyambung mengatur (lalu, kemudian)
Ia pergi ke Jakarta lalu keesokan harinya ia terbang ke Medan
25. Kalimat majemuk setara yang klausa-klausanya dipertentangkan.
Kelompok ini dapat dibedakan lagi menjadi
mempertentangkan biasa (tetapi, namun)
Ia bodoh tetapi kakaknya pandai sekali.
– mempertentangkan mengganti (atau)
• Engkau tinggal di rumah atau ikut pergi ke Jakarta?
– mempertentangkan mewatasi (hanya)
• Semua murid naik kelas hanya si Ali yang harus tinggal setahun
lagi.
Kalimat majemuk setara yang klausa-klausanya ada hubungan sebab-
akibat (jadi, karena itu).
• Ia belajar dengan sungguh-sungguh jadi nilainya bagus.
26. KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
Kalimat majemuk bertingkat dibedakan berdasarkan klausa anaknya.
KMB dengan klausa anak subyektif (pengganti subyek)
Contoh : Bahwa saudaranya sudah datang dari Jakartaa belum
diketahuinya.
KMB dengan klausa anak predikatif (pengganti predikat)
Contoh : Pohon itu tingginya sepuluh meter.
KMB dengan klausa anak menduduki fungsi obyek penderita
Contoh : Ia menyangka bahwa musuh telah mengundurkan diri.
KMB dengan klausa anak menduduki fungsi obyek ber-kata depan
Contoh : Ia tidak tahu bahwa sahabatnya telah meninggal dunia.
KMB dengan klausa anak menduduki fungsi obyek semu
Contoh : Ia berpendapat bahwa kendnaraan itu baik sekali.
27. KMB dengan klaua anak menduduki gatra keterangan waktu
Contoh : Ia masih kecil ketika keluarganya pindah ke Bandung.
KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan sebab.
Contoh : Ia dibenci tetangganya karena kelakuannya kurang baik.
KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan tujuan
Contoh : Ia belajar sungguh-sungguh supaya nilainya bagus.
KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan perlawanan
Contoh : Meskipun hidupnya sederhana, ia berbahagia.
KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan syarat
Contoh : Jika hari tidak hujan, ia akan datang.
KMB dengan klausa anak menjadi gatra keterangan kata
Contoh : Orang yang timpang kakinya itu komandan saya.
Menu
utama