SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
MAKALAH
KAJIAN TAWASSUL
Dosen Pengampu:
Zulaiha, M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Elmi Mufidah
( 201210500041 )
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni
ibu/bapak Zulaiha, M.Pd.I.yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan
mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “Kajian
Tawassul” dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada
semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.
Kraksaan, 08 Mei 2023
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Masalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Tawassul ................................................................................3
B. Hukum BerTawassul dalam Perspektif Islam..........................................4
C. Bertawassul dengan orang yang sholeh ...................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan ..............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam dikenal banyak mempunyai istilah-istilah yang berkaitan
dengan ibadah. Salah satu ibadahnya adalah Berdo’a dan salah satu istilah yang
berkaitan dengan ibadah tersebut adalah TAWASSUL.
Tawasul dilakukan ketika seseorang merasa dirinya tidak bisa berdoa
dengan baik, atau merasa dirinya kotor sehingga membutuhkan orang-orang
yang dianggap bersih untuk menyampaikan permohonan kepada Alloh. Intinya,
rasa tidak percaya diri dengan keadaan diri sendiri, sehingga membutuhkan
pihak tertentu untuk memanjatkan doa.
Istilah Tawassul dalam berdo’a, digunakan oleh sebagian besar
masyarakat, seperti fenomena masyarakat Banten dan masyarakat lain di
Indonesia yang mendatangi makam para Wali yang ada di Banten seperti
makam Sultan Maulana Hasanuddin maupun makam-makam Wali Songo.
Mereka mendatangi makam tersebut untuk berziarah dan berTawassul kepada
Wali tersebut. Mengapa masyarakat melakukan Tawassul tersebut, karena
memang masyarakat merasa ketika mereka berTawassul dalam berdo’a maka
insyaAlloh do’a tersebut akan cepat sampai dan lebih mustajab. Akan tetapi,
istilah Tawassul banyak sekali khilafiyah dan diperdebatkan oleh para ulama,
karena ada sebagian dari mereka membolehkan dan ada juga yang tidak
memperbolehkan dengan alasan berTawassul sama saja dengan syirik karena
meminta kepada selain Alloh.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah nya sebagai berikut:
1. Apa Pengertian dari Tawassul ?
2. Bagaimanakah Hukum BerTawassul dalam Perspektif Islam ?
2
C. Tujuan Masalah
Tujuan permasalahan yang terdapat dalam makalah ini sendiri kita bisa
mengetahui tentang:
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Tawassul.
2. Untuk Mengetahui Hukum berTawassul dalam Perspektif Islam.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tawassul
1. Pengertian Tawassul Menurut Bahasa Arab.
Menurut Etimologi (Bahasa Arab), kata Tawassul adalah bentuk kata
benda abstrak dari kata kerja “tawassala yatawassalu”, artinya mengambil
perantara yang bisa mengantarnya kepada yang dituju (Tuhan). Makna
asalnya adalah meminta tersampaikan (permohonan) kepada sesuatu
sasaran yang diinginkan. Tawassul adalah mengambil perantara. Sedangkan
perantara (Wasilah) itu adalah segala sesuatu yang membantu agar
keinginan bisa terpenuhi1
.
2. Pengertian Tawassul Menurut Para Ulama.
Ibnu Katsir mengatakan dalam kitabnya An-nihayah, jilid 5 halaman
185: Al-Wasil artinya orang yang berkeinginan untuk mencapai sesuatu. Al-
Wasilah artinya pendekatan, perantara dan sesuatu yang dijadikan untuk
menyampaikan serta mendekatkan kepada sesuatu. Bentuk jamaknya adalah
Wasail.
Al-Fairuzabadi mengatakan di dalam Al-Qamus, jilid 4 halaman 65:
Wassala illAllohi tausilan, Artinya dia mengamalkan suatu amalan yang
dengannya ia dapat mendekatkan diri kepadanya, sebagai perantara.
Ibnu Faris mengatakan di dalam Al-Mu’jam Al-Muqayyis, jilid 6
halaman 110: Al-Wasilah artinya keinginan dan tuntutan. Dikatakan
Wasala, Apabila ia berkeinginan. Al-Wasil artinya orang yang ingin
(sampai) kepada Alloh.
Ar-Raghib Al-Ashfahani berkata di dalam Al-Mufradat, halaman 560-
561: Al-Wasilah artinya pencapaian sesuatu dengan penuh keinginan. Ia
lebih khusus daripada Al-Wasilah, karena ia (Al-Wasilah) memuat makna
keinginan.
1
Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani, perantara terkabulnya do’a (Tawassul),
(Jakarta: Akbar Media, 2015), Hal. 195
4
Pengertian-pengertian Tawassul diatas adalah pengertian secara
Bahasa, sebenarnya makna hakiki dari Wasilah kepada Alloh adalah
menggunakan sarana yang bisa mendekatkan diri kepada Alloh, dan
mencari keutamaan syariat, seperti berkurban. Sedangkan Wasil ialah orang
yang ingin mendekatkan diri kepada Alloh.
3. Pengertian Tawassul Secara ecara Lexsikal.
Tawassul secara Leksikal bermakna segala sesuatu yang dijadikan
sebagai media dan perantara manusia untuk sampai kepada tujuannya.
Sebagian lainnya berkata, “Tawassul adalah pemberian syafa’at di hari
Kiamat.”
4. Pengertian Tawassul Secara Teknikal.
Adapun menurut Terminologi Syariat, Tawassul adalah: “Mendekatkan
diri kepada Alloh dengan segala bentuk ketaatan dan peribadatan, dengan
cara mengikuti sunnah Rasulullah ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam dan segala
bentuk amalan yang dicintai Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan diridhai-Nya.”
(At-Tawassul Ila Haqiqati Tawassul).
B. Hukum BerTawassul dalam Perspektif Islam.
Di zaman Globalisasi yang penuh dengan kemajuan dan perkembangan,
juga zaman yang penuh dengan kedustaan dan kenistaan seperti sekarang ini,
banyak sekali fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Dimana fenomena
tersebut tidak didasari dengan dua tuntunan, dua petunjuk besar yang dijadikan
sebagai pedoman hidup yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Salah satu dari
fenomena tersebut adalah Tawassul2
.
Fenomena ini sangatlah terkenal di lingkungan masyarakat, karena
sebagian besar masyarakat meminati dan melakukan fenomena tersebut.
Menurut mereka berTawassul adalah salah satu cara dalam berdo’a yang
membutuhkan suatu perantara (Wasilah) agar do’a tersebut dapat lebih cepat
sampai dan mustajab. Masyarakat berTawassul dengan mendatangi makam-
makam para wali dan berTawassul di makam tersebut. Akan tetapi disisi lain
fenomena ini banyak diperdebatkan dan diperselisihkan oleh para ulama. Ada
2
Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani, perantara terkabulnya do’a (Tawassul),
(Jakarta: Akbar Media, 2015).
5
ulama yang memperbolehkan diantaranya, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam
Nawawi, Imam Subki, al-Qasthalani (ahli hadis), al-Hakim, al-Hafidz al-
Baihaqi, al-Hafidz al-Thabrani, al-Hafidz al-Haitsami, Ibnu Hajar al- Haitami,
al-Karmani, al-Jazari, Ibnu al-Hajj, al-Sumhudi dan masih banyak lagi ulama
lain yang memperbolehkannya dan ada juga ulama yang tidak memperbolehkan
dengan alasan amalan tersebut masuk atau mendekati perbuatan syirik.
Ulama-ulama yang memperbolehkan Tawassul menetapkan dalil-dalil
Al-Quran dan hadits As-Sunnah yang dijadikan sebagai dasar atau untuk
memperkuat pendapat tersebut, dalil-dalil tersebut adalah:
‫الوسيلة‬ ‫إليه‬ ‫وابتغوا‬ ‫قوهللاا‬ّ‫ت‬‫ا‬ ‫أمنوا‬ ‫ذين‬ّ‫ّهاال‬‫ي‬‫ياأ‬
Artinya : Dan carilah jalan yang mendekatkan diri (Wasilah) kepada
Allah” (QS.Al-Maidah: 35)
“Diriwayatkan dari Utsman bin Hunaif bahwa ada seorang laki-laki datang
kepada (Khalifah) Utsman bin Affan untuk memenuhi hajatnya, namun sayidina
Utsman tidak menoleh ke arahnya dan tidak memperhatikan kebutuhannya.
Kemudian ia bertemu dengan Utsman bin Hunaif (perawi) dan mengadu
kepadanya. Utsman bin Hunaif berkata: Ambillah air wudlu' kemudian
masuklah ke masjid, salatlah dua rakaat dan bacalah: “Ya Allah sesungguhnya
aku meminta-Mu dan menghadap kepada-Mu melalui Nabi-Mu yang penuh
kasih sayang, wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap kepadamu dan
minta Tuhanmu melaluimu agar hajatku dikabulkan. Sebutlah apa
kebutuhanmu”. Lalu lelaki tadi melakukan apa yang dikatakan oleh Utsman bin
Hunaif dan ia memasuki pintu (Khalifah) Utsman bin Affan. Maka para penjaga
memegang tangannya dan dibawa masuk ke hadapan Utsman bin Affan dan
diletakkan di tempat duduk. Utsman bin Affan berkata: Apa hajatmu? Lelaki
tersebut menyampaikan hajatnya, dan Utsman bin Affan memutuskan
permasalahannya”. (HR. Al-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir dan al-Baihaqi
dalam Dalail al-Nubuwwah)3
.
3
Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Majmu' al-Fatawa, I/264, dan al-Tawassul wa al-Wasilah,
II/199)
6
Itulah dalil-dalil yang menurut mereka bisa dijadikan dasar dan bisa
untuk memperkuat pendapat mereka dan mereka juga berdalih bahwa pada
dasarnya bertawassul kepada wali atau orang shaleh bukanlah meminta
kekuatan orang mati, akan tetapi berperantara dengan keshalihan dan
kedekatannya kepada Allah SWT, bukanlah manfaat yang diberikan oleh para
wali tersebut karena manfaat itu hanya bisa diberikan oleh Allah SWT, hidup
dan mati tak membedakan atau membatasi kekuasaan Allah SWT karena
ketakwaan mereka dan kedekatan mereka dengan Allah tetap abadi walaupun
mereka telah wafat.
Di sisi lain, sebagian ulama ada yang tidak memperbolehkan Tawassul,
dengan Alasan perbuatan tersebut bisa menjerumuskan kita kepada kesyirikan
karena berdo’a kepada makhluk atau mengagungkan makhluk melebihi
kedudukannya, sedangkan agama islam adalah agama yang bersih atau suci dari
syirik.
Allah SWT Berfirman:
‫اول‬ ‫دونه‬ ‫من‬ ‫اتخذوا‬ ‫ذين‬ّ‫وال‬ ‫الخالص‬ ‫ّين‬‫د‬‫ال‬ ّ
‫ّلل‬ ‫اال‬
ّ‫ال‬‫ا‬ ‫نعبدهم‬ ‫ما‬ ‫ياء‬
‫زلفى‬ ‫هللاا‬ ‫بوناالى‬ّ‫ليقر‬
Artinya : “ Ingatlah!, hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan
orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak
menyembah mereka melainkan berharap agar mereka mendekatkan kami
kepada Allah dengan sedekat-dekatnya….” (QS.Az-Zumar: 3)
Kemudian perbuatan ini tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan
para sahabatnya, jikalau memang bertawassul tersebut ada setelah wafatnya
Rasulullah maka kenapa dihadits yang diriwayatkan umar ketika musim
kemarau mereka meminta kepada abbas untuk berdo’a kepada Allah agar terjadi
hujan bukan meminta kepada Rasulullah yang lebih mulia dan lebih dekat
dengan Allah, dan perbuatan tersebut tidak didasari oleh Al-Quran dan As-
Sunnah karena semua dalil-dalil yang digunakan oleh orang yang
memperbolehkan Tawassul adalah Dhaif. menurut mereka yang melarang
tawassul, perbuatan ini tidak masuk akal karena orang yang telah meninggal itu
telah terputus semua amalnya dan jika memang orang bertawassul dengan
karamah yang dimiliki oleh para wali tersebut maka ketika wali tersebut
meninggal maka karamah itu akan hilang seperti mu’jizat yang hilang bersama
7
dengan wafatnya nabi yang mempunyai mu’jizat tersebut kecuali mu’jizat yang
dimiliki Rasulullah SAW yaitu Al-Quran.
C. Bertawassul dengan orang yang sholeh
Adapun yang menjadi perbedaan dikalangan ulama’ adalah bagaimana
hukumnya tawassul tidak dengan amalnya sendiri melainkan dengan seseorang
yang dianggap sholeh dan mempunyai amrtabat dan derajat tinggi dei depan
Allah. sebagaimana ketika seseorang mengatakan : ya Allah aku bertawassul
kepada-Mu melalui nabi-Mu Muhammmad atau Abu bakar atau Umar dll.
Para ulama berbeda pendapat mengenai masalah ini. Pendapat mayoritas
ulama mengatakan boleh, namun beberapa ulama mengatakan tidak boleh.
Akan tetapi kalau dikaji secara lebih detail dan mendalam, perbedaan tersebut
hanyalah sebatas perbedaan lahiriyah bukan perbedaan yang mendasar karena
pada dasarnya tawassul kepada dzat (entitas seseorang), pada intinya adalah
tawassul pada amal perbuatannnya, sehingga masuk dalam kategori tawassul
yang diperbolehkan oleh ulama’.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tawasul merupakan salah satu jalan berdoa, salah satu pintu menghadap
kepada Allah SWT. Tujuan hakiki adalah Allah SWT, dan orang yang di
gunakan untuk bertawasul hanyalah penengah dan perantara untuk mendekat
kepada Allah. Barang siapa menyakini selain yang demikian maka dia telah
menyekutukan Allah.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Majmu' al-Fatawa, I/264, dan al-Tawassul wa al-
Wasilah, II/199)
Shalih bin fauzan. 1998. kitab tauhid. Akafa press, jakarta.
Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani, perantara terkabulnya do’a (Tawassul),
(Jakarta:AkbarMedia,2015)

More Related Content

Similar to TAWASSUL ISLAM

Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMuli Bluelovers
 
Makalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahMakalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahYorgie August
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Haristian Sahroni Putra
 
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyahTarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyahihsan laidi
 
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUMEvi Rohmatul Aini
 
Pengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalamPengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalamKhairul Iksan
 
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah FiqhiyahAgama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah FiqhiyahFahmiIbrahim10
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamoonx
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam IslamHamida ID
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAbulkhair Abdullah
 
Studi hadis (revisi)
Studi hadis (revisi)Studi hadis (revisi)
Studi hadis (revisi)ridhanur2
 
Perbezaan ASWJ dengan Syiah
Perbezaan ASWJ dengan SyiahPerbezaan ASWJ dengan Syiah
Perbezaan ASWJ dengan SyiahMuhamad Al Imran
 
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docx
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docxStudi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docx
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docxZukét Printing
 
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdf
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdfStudi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdf
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdfZukét Printing
 
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5NavenAbsurd
 
Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1Amiruddin Ahmad
 

Similar to TAWASSUL ISLAM (20)

Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Makalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahMakalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyah
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
 
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyahTarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
 
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 
Pengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalamPengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalam
 
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah FiqhiyahAgama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
Agama 3 sesi 1 kelompok 2 Kedudukan Qaidah Fiqhiyah
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
 
Hadis tarbawi ii
Hadis tarbawi iiHadis tarbawi ii
Hadis tarbawi ii
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Studi hadis (revisi)
Studi hadis (revisi)Studi hadis (revisi)
Studi hadis (revisi)
 
Makalah ijtihad
Makalah ijtihadMakalah ijtihad
Makalah ijtihad
 
Perbezaan ASWJ dengan Syiah
Perbezaan ASWJ dengan SyiahPerbezaan ASWJ dengan Syiah
Perbezaan ASWJ dengan Syiah
 
Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5
 
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docx
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docxStudi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docx
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docx
 
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdf
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdfStudi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdf
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdf
 
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
 
Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1
 
Modern
ModernModern
Modern
 

More from Zukét Printing

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxZukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZukét Printing
 

More from Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

Recently uploaded

LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Recently uploaded (11)

LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

TAWASSUL ISLAM

  • 1. MAKALAH KAJIAN TAWASSUL Dosen Pengampu: Zulaiha, M.Pd.I. Disusun Oleh: Elmi Mufidah ( 201210500041 ) PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TADRIS UMUM UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO 2023
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni ibu/bapak Zulaiha, M.Pd.I.yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “Kajian Tawassul” dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman sekalian. Kraksaan, 08 Mei 2023 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................................1 B. Rumusan Masalah....................................................................................1 C. Tujuan Masalah........................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3 A. Pengertian Tawassul ................................................................................3 B. Hukum BerTawassul dalam Perspektif Islam..........................................4 C. Bertawassul dengan orang yang sholeh ...................................................7 BAB III PENUTUP................................................................................................8 A. Kesimpulan ..............................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam dikenal banyak mempunyai istilah-istilah yang berkaitan dengan ibadah. Salah satu ibadahnya adalah Berdo’a dan salah satu istilah yang berkaitan dengan ibadah tersebut adalah TAWASSUL. Tawasul dilakukan ketika seseorang merasa dirinya tidak bisa berdoa dengan baik, atau merasa dirinya kotor sehingga membutuhkan orang-orang yang dianggap bersih untuk menyampaikan permohonan kepada Alloh. Intinya, rasa tidak percaya diri dengan keadaan diri sendiri, sehingga membutuhkan pihak tertentu untuk memanjatkan doa. Istilah Tawassul dalam berdo’a, digunakan oleh sebagian besar masyarakat, seperti fenomena masyarakat Banten dan masyarakat lain di Indonesia yang mendatangi makam para Wali yang ada di Banten seperti makam Sultan Maulana Hasanuddin maupun makam-makam Wali Songo. Mereka mendatangi makam tersebut untuk berziarah dan berTawassul kepada Wali tersebut. Mengapa masyarakat melakukan Tawassul tersebut, karena memang masyarakat merasa ketika mereka berTawassul dalam berdo’a maka insyaAlloh do’a tersebut akan cepat sampai dan lebih mustajab. Akan tetapi, istilah Tawassul banyak sekali khilafiyah dan diperdebatkan oleh para ulama, karena ada sebagian dari mereka membolehkan dan ada juga yang tidak memperbolehkan dengan alasan berTawassul sama saja dengan syirik karena meminta kepada selain Alloh. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah nya sebagai berikut: 1. Apa Pengertian dari Tawassul ? 2. Bagaimanakah Hukum BerTawassul dalam Perspektif Islam ?
  • 5. 2 C. Tujuan Masalah Tujuan permasalahan yang terdapat dalam makalah ini sendiri kita bisa mengetahui tentang: 1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Tawassul. 2. Untuk Mengetahui Hukum berTawassul dalam Perspektif Islam.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tawassul 1. Pengertian Tawassul Menurut Bahasa Arab. Menurut Etimologi (Bahasa Arab), kata Tawassul adalah bentuk kata benda abstrak dari kata kerja “tawassala yatawassalu”, artinya mengambil perantara yang bisa mengantarnya kepada yang dituju (Tuhan). Makna asalnya adalah meminta tersampaikan (permohonan) kepada sesuatu sasaran yang diinginkan. Tawassul adalah mengambil perantara. Sedangkan perantara (Wasilah) itu adalah segala sesuatu yang membantu agar keinginan bisa terpenuhi1 . 2. Pengertian Tawassul Menurut Para Ulama. Ibnu Katsir mengatakan dalam kitabnya An-nihayah, jilid 5 halaman 185: Al-Wasil artinya orang yang berkeinginan untuk mencapai sesuatu. Al- Wasilah artinya pendekatan, perantara dan sesuatu yang dijadikan untuk menyampaikan serta mendekatkan kepada sesuatu. Bentuk jamaknya adalah Wasail. Al-Fairuzabadi mengatakan di dalam Al-Qamus, jilid 4 halaman 65: Wassala illAllohi tausilan, Artinya dia mengamalkan suatu amalan yang dengannya ia dapat mendekatkan diri kepadanya, sebagai perantara. Ibnu Faris mengatakan di dalam Al-Mu’jam Al-Muqayyis, jilid 6 halaman 110: Al-Wasilah artinya keinginan dan tuntutan. Dikatakan Wasala, Apabila ia berkeinginan. Al-Wasil artinya orang yang ingin (sampai) kepada Alloh. Ar-Raghib Al-Ashfahani berkata di dalam Al-Mufradat, halaman 560- 561: Al-Wasilah artinya pencapaian sesuatu dengan penuh keinginan. Ia lebih khusus daripada Al-Wasilah, karena ia (Al-Wasilah) memuat makna keinginan. 1 Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani, perantara terkabulnya do’a (Tawassul), (Jakarta: Akbar Media, 2015), Hal. 195
  • 7. 4 Pengertian-pengertian Tawassul diatas adalah pengertian secara Bahasa, sebenarnya makna hakiki dari Wasilah kepada Alloh adalah menggunakan sarana yang bisa mendekatkan diri kepada Alloh, dan mencari keutamaan syariat, seperti berkurban. Sedangkan Wasil ialah orang yang ingin mendekatkan diri kepada Alloh. 3. Pengertian Tawassul Secara ecara Lexsikal. Tawassul secara Leksikal bermakna segala sesuatu yang dijadikan sebagai media dan perantara manusia untuk sampai kepada tujuannya. Sebagian lainnya berkata, “Tawassul adalah pemberian syafa’at di hari Kiamat.” 4. Pengertian Tawassul Secara Teknikal. Adapun menurut Terminologi Syariat, Tawassul adalah: “Mendekatkan diri kepada Alloh dengan segala bentuk ketaatan dan peribadatan, dengan cara mengikuti sunnah Rasulullah ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam dan segala bentuk amalan yang dicintai Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan diridhai-Nya.” (At-Tawassul Ila Haqiqati Tawassul). B. Hukum BerTawassul dalam Perspektif Islam. Di zaman Globalisasi yang penuh dengan kemajuan dan perkembangan, juga zaman yang penuh dengan kedustaan dan kenistaan seperti sekarang ini, banyak sekali fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Dimana fenomena tersebut tidak didasari dengan dua tuntunan, dua petunjuk besar yang dijadikan sebagai pedoman hidup yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Salah satu dari fenomena tersebut adalah Tawassul2 . Fenomena ini sangatlah terkenal di lingkungan masyarakat, karena sebagian besar masyarakat meminati dan melakukan fenomena tersebut. Menurut mereka berTawassul adalah salah satu cara dalam berdo’a yang membutuhkan suatu perantara (Wasilah) agar do’a tersebut dapat lebih cepat sampai dan mustajab. Masyarakat berTawassul dengan mendatangi makam- makam para wali dan berTawassul di makam tersebut. Akan tetapi disisi lain fenomena ini banyak diperdebatkan dan diperselisihkan oleh para ulama. Ada 2 Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani, perantara terkabulnya do’a (Tawassul), (Jakarta: Akbar Media, 2015).
  • 8. 5 ulama yang memperbolehkan diantaranya, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Nawawi, Imam Subki, al-Qasthalani (ahli hadis), al-Hakim, al-Hafidz al- Baihaqi, al-Hafidz al-Thabrani, al-Hafidz al-Haitsami, Ibnu Hajar al- Haitami, al-Karmani, al-Jazari, Ibnu al-Hajj, al-Sumhudi dan masih banyak lagi ulama lain yang memperbolehkannya dan ada juga ulama yang tidak memperbolehkan dengan alasan amalan tersebut masuk atau mendekati perbuatan syirik. Ulama-ulama yang memperbolehkan Tawassul menetapkan dalil-dalil Al-Quran dan hadits As-Sunnah yang dijadikan sebagai dasar atau untuk memperkuat pendapat tersebut, dalil-dalil tersebut adalah: ‫الوسيلة‬ ‫إليه‬ ‫وابتغوا‬ ‫قوهللاا‬ّ‫ت‬‫ا‬ ‫أمنوا‬ ‫ذين‬ّ‫ّهاال‬‫ي‬‫ياأ‬ Artinya : Dan carilah jalan yang mendekatkan diri (Wasilah) kepada Allah” (QS.Al-Maidah: 35) “Diriwayatkan dari Utsman bin Hunaif bahwa ada seorang laki-laki datang kepada (Khalifah) Utsman bin Affan untuk memenuhi hajatnya, namun sayidina Utsman tidak menoleh ke arahnya dan tidak memperhatikan kebutuhannya. Kemudian ia bertemu dengan Utsman bin Hunaif (perawi) dan mengadu kepadanya. Utsman bin Hunaif berkata: Ambillah air wudlu' kemudian masuklah ke masjid, salatlah dua rakaat dan bacalah: “Ya Allah sesungguhnya aku meminta-Mu dan menghadap kepada-Mu melalui Nabi-Mu yang penuh kasih sayang, wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap kepadamu dan minta Tuhanmu melaluimu agar hajatku dikabulkan. Sebutlah apa kebutuhanmu”. Lalu lelaki tadi melakukan apa yang dikatakan oleh Utsman bin Hunaif dan ia memasuki pintu (Khalifah) Utsman bin Affan. Maka para penjaga memegang tangannya dan dibawa masuk ke hadapan Utsman bin Affan dan diletakkan di tempat duduk. Utsman bin Affan berkata: Apa hajatmu? Lelaki tersebut menyampaikan hajatnya, dan Utsman bin Affan memutuskan permasalahannya”. (HR. Al-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Dalail al-Nubuwwah)3 . 3 Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Majmu' al-Fatawa, I/264, dan al-Tawassul wa al-Wasilah, II/199)
  • 9. 6 Itulah dalil-dalil yang menurut mereka bisa dijadikan dasar dan bisa untuk memperkuat pendapat mereka dan mereka juga berdalih bahwa pada dasarnya bertawassul kepada wali atau orang shaleh bukanlah meminta kekuatan orang mati, akan tetapi berperantara dengan keshalihan dan kedekatannya kepada Allah SWT, bukanlah manfaat yang diberikan oleh para wali tersebut karena manfaat itu hanya bisa diberikan oleh Allah SWT, hidup dan mati tak membedakan atau membatasi kekuasaan Allah SWT karena ketakwaan mereka dan kedekatan mereka dengan Allah tetap abadi walaupun mereka telah wafat. Di sisi lain, sebagian ulama ada yang tidak memperbolehkan Tawassul, dengan Alasan perbuatan tersebut bisa menjerumuskan kita kepada kesyirikan karena berdo’a kepada makhluk atau mengagungkan makhluk melebihi kedudukannya, sedangkan agama islam adalah agama yang bersih atau suci dari syirik. Allah SWT Berfirman: ‫اول‬ ‫دونه‬ ‫من‬ ‫اتخذوا‬ ‫ذين‬ّ‫وال‬ ‫الخالص‬ ‫ّين‬‫د‬‫ال‬ ّ ‫ّلل‬ ‫اال‬ ّ‫ال‬‫ا‬ ‫نعبدهم‬ ‫ما‬ ‫ياء‬ ‫زلفى‬ ‫هللاا‬ ‫بوناالى‬ّ‫ليقر‬ Artinya : “ Ingatlah!, hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan berharap agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya….” (QS.Az-Zumar: 3) Kemudian perbuatan ini tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, jikalau memang bertawassul tersebut ada setelah wafatnya Rasulullah maka kenapa dihadits yang diriwayatkan umar ketika musim kemarau mereka meminta kepada abbas untuk berdo’a kepada Allah agar terjadi hujan bukan meminta kepada Rasulullah yang lebih mulia dan lebih dekat dengan Allah, dan perbuatan tersebut tidak didasari oleh Al-Quran dan As- Sunnah karena semua dalil-dalil yang digunakan oleh orang yang memperbolehkan Tawassul adalah Dhaif. menurut mereka yang melarang tawassul, perbuatan ini tidak masuk akal karena orang yang telah meninggal itu telah terputus semua amalnya dan jika memang orang bertawassul dengan karamah yang dimiliki oleh para wali tersebut maka ketika wali tersebut meninggal maka karamah itu akan hilang seperti mu’jizat yang hilang bersama
  • 10. 7 dengan wafatnya nabi yang mempunyai mu’jizat tersebut kecuali mu’jizat yang dimiliki Rasulullah SAW yaitu Al-Quran. C. Bertawassul dengan orang yang sholeh Adapun yang menjadi perbedaan dikalangan ulama’ adalah bagaimana hukumnya tawassul tidak dengan amalnya sendiri melainkan dengan seseorang yang dianggap sholeh dan mempunyai amrtabat dan derajat tinggi dei depan Allah. sebagaimana ketika seseorang mengatakan : ya Allah aku bertawassul kepada-Mu melalui nabi-Mu Muhammmad atau Abu bakar atau Umar dll. Para ulama berbeda pendapat mengenai masalah ini. Pendapat mayoritas ulama mengatakan boleh, namun beberapa ulama mengatakan tidak boleh. Akan tetapi kalau dikaji secara lebih detail dan mendalam, perbedaan tersebut hanyalah sebatas perbedaan lahiriyah bukan perbedaan yang mendasar karena pada dasarnya tawassul kepada dzat (entitas seseorang), pada intinya adalah tawassul pada amal perbuatannnya, sehingga masuk dalam kategori tawassul yang diperbolehkan oleh ulama’.
  • 11. 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tawasul merupakan salah satu jalan berdoa, salah satu pintu menghadap kepada Allah SWT. Tujuan hakiki adalah Allah SWT, dan orang yang di gunakan untuk bertawasul hanyalah penengah dan perantara untuk mendekat kepada Allah. Barang siapa menyakini selain yang demikian maka dia telah menyekutukan Allah.
  • 12. 9 DAFTAR PUSTAKA Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Majmu' al-Fatawa, I/264, dan al-Tawassul wa al- Wasilah, II/199) Shalih bin fauzan. 1998. kitab tauhid. Akafa press, jakarta. Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani, perantara terkabulnya do’a (Tawassul), (Jakarta:AkbarMedia,2015)