SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH
DENGUE DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS LEMBANG TAHUN 2022
Sri Nurlian1 Nurbayani2 Muhammad Jalaluddin3
Abstrac
Demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan
salah satu penyakit menular yang potensial menimbulkan KLB. Jumlah kasus
cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas, sehingga
kejadian luar biasa masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran epidemiologi KLB DBD, untuk
mengetahui sumber dan cara penularan, mengidentifiasi faktor resiko, melakukan
respon cepat KLB dan populasi yang bersiko. Desain penyelidikan dengan
menggunakan penelitian deskriptif, dengan melakukan observasi terhadap
Penderita DBD. Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar
observasi. Analisis data epidemiologi deskriptif distribusi frekuensi berdasarkan
variabel waktu, orang, tempat, serta sumber dan cara penularan. Hasil pengamatan
telah menunjukan kejadian luar biasa Demam Berdarah Dengue dari 21 kasus
tersebar di beberapa lingkungan tetinggi pada BTN Pullewa sebesar 28,6% ,
penularan tertinggi pada bulan juli dengan jumlah kasus sebesar 23,8 %. Kasus
tertinggi pada kelompok umur >18 tahun sebesar 42,9% dengan CFR sebesar
4,8%. Rekomendasi untuk pihak- pihak terkait baik masyarakat untuk sadar
berperilaku hidup bersih dan sehat, puskesmas, dinas kesehatan untuk
meningkatan sistem surveilans serta institusi kesehatan lainnya untuk melakukan
berbagai upaya dalam menekan kasus deman berdarah dengue. Rekomendasi :
pemberantsan sarang nyamuk, foging jika terdapat kasus baru, peningkatan
kapasitas petugas surveilance, peningkatan deteksi dan kewaspadaan dini,
pemantaun jentik berakala, perencanaan pemberantasan DBD berbasis data
epidemiologi, serta pembentukan Sargas DBD.
Kata Kunci: demam berdarah dengue, kejadian luar biasa, penyidikan
epidemiologi
PENDAHULUAN
Era global peradaban dunia di tahun
millenium ketiga, ditengarai dengan kemajuan
pesat di bidang teknologi informasi dan
transportasi, perdagangan bebas, mobilitas
penduduk antar Negara-negara wilayah yang
sedemikian cepat membawa dampak terhadap
kehidupan masyarakat global yang harus dikelola
dengan baik. Kemajuan teknologi transportasi,
berimplikasi pada kecepatan waktu tempuh dari
satu tempat ke tempat lain, dari satu wilayah ke
wilayah lain antar Negara maupun antar wilayah
menjadi semakin pendek dan semakin cepat.
Dampak negative di bidang kesehatan pada tingkat
kemajuan teknologi transportasi, perdagangan
bebas maupun mobilitas penduduk antar Negara,
antar wilayah tersebut adalah percepatan
perpindahan dan penyebaran penyakit menular
potensial wabah yang dibawa oleh alat angkut,
orang maupun bawaannya [1].
Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan
melalui serangga maupun vector antara lain adalah
Demam Kuning (Yellow Fever), Demam
Berdarah, Malaria, Pes, Tifus, Kolera, dan lain-
lain. Penyakit-penyakit tersebut dapat
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang
membutuhkan respon cepat dan penaganan
antarnegara yang didalam IHR 2005 disebut
sebagai “Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC)” [1].
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau
Haemorraghic Fever masih merupakan suatu
penyakit menular yang tetap menjadi masalah
kesehatan masyarakat, dimana penyakit ini
merupakan penyakit endemis disebagian wilayah
di Indonesia. Hal ini disebabkan, penyakit tersebut
penyebarannya sangat cepat dan sering
menimbulkan kejadian luar biasa/wabah, sehingga
menyebabkan banyak penderita yang sakit bahkan
sampai meninggal. Dari tahun ketahun angka
kejadian dan daerah terjangkit terus meningkat
serta sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa
hampir seluruh propinsi di Indonesia [1].
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan yang cukup serius untuk diwaspadai
karena dapat menyebabkan kematian terutama
pada anak-anak [2]. Upaya pengendalian penyakit
DBD yang telah dilakukan sampai saat ini adalah
memberantas nyamuk penularnya baik terhadap
nyamuk dewasa atau jentiknya karena obat dan
vaksinnya untuk membasmi virusnya belum ada.
Departemen Kesehatan telah menetapkan 5
kegiatan pokok sebagai kebijakan dalam
pengendalian penyakit DBD yaitu menemukan
kasus secepatnya dan mengobati sesuai protap,
memutuskan mata rantai penularan dengan
pemberantasan vektor (nyamuk dewasa dan jentik-
jentiknya), kemitraan dalam wadah POKJANAL
DBD (Kelompok Kerja Operasional DBD),
pemberdayaan masyarakat dalam gerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 5M Plus)
dan peningkatan profesionalisme pelaksana
program [3].
Data Dinas kesehatan provinsi Sulawesi
Barat tahun 2019 jumlah penderita DBD
Kabupaten Majene sebanyak 58 orang, CFR 1.75%
IR 33.71/100.000.tahun 2020 jumlah penderita 51
orang, CFR 2% IR 29.57/100.000. Tahun 2021
jumlah penderita 16 orang CFR 0dan IR
9.17/100.000 tahun 2022 Jumlah penderita sampai
bulan 48 orang CFR 4.76% IR 11.95/100.000 [3].
7 14 21
33.3
66.7
100.0
0
20
40
60
80
100
120
Sum of Jumlah
Sum of Persen
(%)
METODE
Desain penyelidikan dengan menggunakan
penelitian deskriptif [7] , dengan melakukan
observasi terhadap Penderita DBD. Peneyelidikan
kasus dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Lembang Kabupaten Majene, pelacakan kasus
dengan mempelajari data rekamedik dari
puskesmas lembang. Selanjutnya dilakukan
pelacakan kembali penderita yang terdapat pada
daftar kasus yang dilaporkan Puskesmas Lembang
ke Dinas Kesehatan Kabupaten. Disamping
mengidentifikasi juga dilakukan kunjungan ke
rumah-rumah seluruh penderita dan mencari kasus
tambahan yang tidak terlaporkan. Pengambilan
data juga dengan mengobservasi lingkungan
sekitar tempat tinggal penderita.
Populasi dalam peneltian ini adalah semua
masyarakat yang ada di wilayah kerja puskesmas
lembang sedangkan sampel dalam peneltian ini
adalah masyarakat yang ada di wilayah kerja
puskesmas lemabang yang di diagnosa menderita
Demam Berdarah Dengue.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan
melakukan pelacakan pada rumah penderita DBD
maupun yang sudah sembuh. Pencarian kasus
tambahan, data diperoleh dengan menanyakan
kepada penderita, serta kepada bidan/mantri dan
masyarakat lingkungan setempat, apakah masih
ada penderita laindirumah atau di lingkungan
penderita di rumah lainnya (tetangga) yang baru
terjangkit.
Pengolahan data dilakukan dengan
komputerisasi dengan menggunakan microsoft
excel, penyajian data dalam bentuk tabel dan
narasi.
HASIL
Diagram 1. Distribusi Penderita DBD
Berdasarkan Status di Wilayah Kerja
Puskesmas Lembang Tahun 2022
Sumber data : Puskesmas Lembang
Grafik 5.1 diatas menggambarkan bahwa
dari 21 orang Penderita DBD angka kesembuhan
sebanyak 19 Orang (90,5), angka kematian
sebanyak 1 orang (4,8%).
Angka CFR tersebut masih sangat tinggi
dibandingkan dengan standar kementrian
kesehatan yaitu tida lebih dari 1%.
Diagram 2. Distribusi Penderita DBD
Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Lembang Tahun 2022
Sumber data : Puskesmas Lembang
0
50
100
150
19
1 1 21
90.5
4.8 4.8
100.0
Axis
Title
Persen
Jumlah
1 2 1 5 5 3
21
4
4.8 9.5 4.8
23.8 23.8
14.3
100.0
19.0
0
20
40
60
80
100
120
2 3 6
21
3 3 1 3
9.5
14.3
28.6
100.0
14.3 14.3
4.8
14.3
0
20
40
60
80
100
120
Grafik diatas menggambarkan bahwa dari
21 penderita DBD jumlah penderita paling banyak
adalah pada jenis kelamin Perempuan sebanyak 14
orang (66,7%) Sedangkan laki-laki sebanyak 7
orang (33,3%)
Diagram 3. Penderita DBD Berdasarkan Umur
di Wilayah Kerja Puskesmas Lembang Tahun
2022
Sumber data : Puskesmas Lembang
Diagram diatas menggambakan bahwa dari
21 penderita DBD jumlah penderita paling banyak
adalah pada kelompok umur > 18 Tahun sebanyak
9 orang (42,9%) kemudian pada kelompok umur 6-
17 Tahun sebanya 8 orang (38,1%) dan paling
sedikit umur 0-5 Tahun sebanyak 4 orang (19,0%)
Diagram 4. Distribusi Penderita DBD
Berdasarkan Waktu di Wilayah Kerja
Puskesmas Lembang Tahun 2022
Sumber Data : Puskesmas Lembang
Grafik diatas menggambarkan bahwadari
21 penderita DBD jumlah penderita pada bulan
januari 1 orang (4,8), februari 2 orang (9,5), juni 1
orang (4,8), juli 5 orang (23,8), agustus 5 orang
(23,8), september 3 orang (14,3), dan oktober 4
orang (19,0).
Diagram 4. Distribusi Penderita DBD
Berdasarkan Tempat di Wilayah Kerja
Puskesmas Lembang Tahun 2022
Sumber Data : Puskesmas Lembang
Diagram diatas menggambarkan bahwa
dari 21 penderita DBD jumlah penderita di
lingkungan barane 2 orang (9,5), binanga 3 orang
(14,3), BTN pellewa 6 orang (28,6), lembang 3
orang (14,3), leppe 3 orang (14,3), leppe barat 1
orang (4,8), dan tanjung batu 3 orang (14,3).
4 8 9
21
19.0
38.1 42.9
100
0
20
40
60
80
100
120
0-5
Tahun
6-17
Tahun
> 18
Tahun
Jumlah
jumlah
Persen (%)
Diagram 5. Distribusi Penderita DBD
Berdasarkan Keberadaan Jentik di Wilayah
Kerja Puskesmas Lembang Tahun 2022
Sumber data : Data Primer
Tabel diatas menggambarkan bahwa dari
21 kasus bahwa terdapat 85,7% ditemukan jentik
dan hanya 14,3% yang tidak ditemukan jentik
nyamuk.
PEMBAHASAN
Penyelidikan Epidemiologi Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan
dilapangan bahwa penderita tertinggi adalah pada
umur > 18 Tahun sebanyak 9 orang dimana
penderita ini adalah mahasiswa (anak kos), yang
tinggal dalam kompleks yang sama pada saat
penyelidikan didapatkan atau ditemukan kolam
yang tersumbat kurang lebih dari dua bulan dan
menajdi breeding place dari jentik nyamuk sebagai
sumber penularan.
Penyelidikan Epidemiologi Berdasarkan Waktu
Kejadian
Berdasarkan hasil wawancara bahwa salah satu
penyebab tingginya kasus pada bulan juli sampai
agustus adalah terjadinya peralihan musim
kemarau ke musim hujan dimana yang
menyebabkan banyaknya genangan air pada
dilingkungan rumah yang menjadi tempat
berembangnya vektor.
Penyelidikan Epidemiologi Berdasarkan
Tempat
1. Berdasarkan hasil analisa penyelidikan
epidemiologi bahwa penularan terjadi di
wilayah BTN Pullewa di sebabkan oleh adanya
tempat pencucian piring/pakaian yang
tersumbat selama -+ 2 bulan sehingga menjadi
tempat dari pada perkembangan biakan jentik
nyamuk tersebut. Sedang penderita kasus
pertama yang telah dinyatakan positif DBD
berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratoriumnya terjadi pada sdr, N dan sampai
saat ini sudah meningkat menjadi 4 kasus baik
yang sudah dinyatakan sembuh maupun masih
dirawat hingga saat ini bahkan di rujuk ke RS
di Kota Pare-Pare.
2. Analisa di wilayah Tanjung Batu Barat
disebabkan oleh adanya 2 sumur tua yang
jaraknya berdekatan dan hanya di gunakan oleh
beberapa orang di sekitar sumur tersebut
sehingga kebersihannya jarang di perhatikan
oleh warga setempat sehingga dapat menjadi
tempat dari pada perkembangan biakan jentik
nyamuk Aedes Aegypti. Sedang penderita kasus
pertama yang telah dinyatakan positif DBD
berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratoriumnya terjadi pada sdr, A.
3. Analisa di wilayah Binanga di sebabkan oleh
adanya sumber penularan dirumah penderita
kasus pertama dan di temukan gelas aqua yang
tergenang air terdapat jentik. Terdapat 3 kasus
18
3
21
85,7
14,3
100
0
20
40
60
80
100
120
yang berdekataan rumah dengan kasus
pertama.
Penyelidikan Epidemiologi Berdasarkan
Keberadaan Jentik
Adapun hasil dari pengamatan di lapangan
berdasarkan keberadaan jentik ditemukan bahwa
tempat perkembang biakan jentik berupa barang
bekas, bak penampungan air, sumur tua yang tidak
terawat, dan kolam tempat cuci piring.
Faktor Resiko
Faktor resiko kejadian luar biasa demam
berdara dengue disebabkan karena Rendahnya
perilaku hidup bersih dimasyarakat pada wilayah
kerja puskesmas lembang merupakan salah satu
faktor resiko dari pada perkembag biakan nyamuk
Aedes Aegipy, Breading place nyamuk masih
banyak.
Dibuktikan dengan adanya temuan
beberapa sumber genangan air yang menjadi
tempat perkembang biakan nyamuk serta dua
sumur tua yang tidak terurus dengan baik
diwilayah sekitar tempat terjadinya kasus daripada
penyakit DBD itu sendiri.
Kesimpulan dan Saran
Distribusi penderita demam berdarah dengue
tetinggi pada kelompok umur >18 Tahun sebanyak
9 orang atau sebesar 42,9% dan terendah pada
kelompo umur 0-5 tahun sebanyak 4 orang atau
sebesar 19%, Distribusi penderita demam
baerdarah berdasarkan waktu kejadian tertinggi
pada bulan juli dan agustus sebanya 5 kasus atau
sebesar 23,8%, Distribusi penderita demam
berdarah berdasarkan tempat kejadian tertinggi
berada di BTN Pullewa sebanyak 6 orang atau
sebesar 28,6%, Sumber nyamuk aedes agepty
ditemukan di tempat penampungan air, bak sumur
tua, dan kolam tempat cucian piring sebagai tempat
perindukan jentik.
Rekomendasi
Kepada masyarakat wilayah kerja puskesmas
lembang : Pengendalian vektor yang paling efektif
dan efisien adalah dengan pemutusan rantai
penularan melalui pemberantasan jentik.
Pelaksanaan dimasyarakat dilakukan melalui upaya
PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) Demam
Berdarah Dengue dalam bentuk kegiatan 3M Plus.
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan
kegiatan 3M Plus ini harus dilakukan secara
serempak dan terus menerus atau
berkesinambungan, Diharapkan masyarakat
menutup tempat penampungan air bagi yang
memiliki tempat penampungan air dan ritin
mengurasnya minimal 3 kali seminggu, Bila
terdapat ban, kaleng, botol bekas serta tempurung
kelapa dan potongan banbu dihalaman rumah
supaya dikubur atau ditimbun untuk mencegam
berkembangbiaknya nyamuk, Tidak membiarkan
menggantung pakaian di kamar,Menggunakan obat
antinyamuk.
Kepada pemerintah desa/kelurahan:
Mengkordinir kegiatan PSN, Mengkordinir kader
untuk pemantauan jentik nyamuk. Puskesmas :
Melakukan pengamatan terhadap timbulnya kasus
DBD secara rutin atau pengamatan terhadap
peningkatan kasus agar segera dilakukan
intervensi, Melakukan investigasi dilapangan dan
melakukan pengobatan secara masal. Memberikan
penyuluhan kepada masyarakat dan pemantauan
secara berkala oleh kader kesehatan,Meningkatkan
pencairan kasus sedini mungkin, Tanggap terhadap
adanya peningkatan kunjungan pelayanan karena
suatu penyakit dan melakukan penyidikan
epidemiologi untuk mengetahui kebenaran di
lapangan.
Rumah Sakit Umum Daerah Majene
Meningkatkan sensitifitas pengelola surveilans RS
untuk secara aktif melaporkan penyakit menular
potensial KLB seperti DBD melalui sosialisasi
penyakit menular potensial KLB dan Asistensi
teknis secara berkala (triwulan/semester) oleh
dinas Kesehatan kabupaten/kota dan provinsi
Dinas Kesehatan Kabupaten Melakukan
fogging pada setiap wilayah jika ditemukan kasus
baru pada wilayah tersebut, Peningkatan kapasitas
petugas surveilance pada tingkat puskesmas,
RSDU dan petugas surveilance dinas kesehatan
kabupaten, Perencanaan pemberantasan demam
berdarah dengue berbasis data epidemiologi,
Melakukan SKD (Sistem Kewaspadaan Dini)
terhadap penyakit potensial KLB termasuk
penyakit DBD di wilayah Kabupaten Majene,
dengan menggerakan Puskesmas agar supaya ada
pantauan perkembangan penyakit tersebut
sehingga tidak menyebar kewilayah lain.,
Menginstruksikan Puskesmas untuk melaksanakan
PJB (Pemantauan Jentik Berkala) sesuai dengan
frekuensi pelaksanaan dan ketepatan pelaksanaan
yang seharusnya.
Pemerintah Kabupaten Majene Pembentukan
SATGAS Demam Berdarah Dengue.
REFERENSI
[1] K. L. B. Demam, B. Dengue, D. I. Desa, T.
Kec, P. Tahun, and H. Ibrahim, “Hesti
ibrahim (pengelola program surveylans)
dinas kesehatan kabupaten boalemo tahun
2012,” 2012.
[2] H. Krismawati, T. N. Kridaningsih, M.
Raharjo, and E. I. Natalia, “Investigasi
Kejadian Luar Biasa Pertama Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Kaimana, Papua
Barat,” J. Vektor Penyakit, vol. 11, no. 1,
pp. 19–26, 2017, doi:
10.22435/vektorp.v11i1.5906.19-26.
[3] Kementerian Kesehatan RI, “Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Demam
Berdarah Dengue di Indonesia,” Pedoman
Pencegah. dan Pengendali. demam
berdarah di Indones., vol. 5, pp. 1–128,
2017, [Online]. Available:
https://drive.google.com/file/d/1IATZEcgG
X3x3BcVUcO_l8Yu9B5REKOKE/view.
[4] MASRIADI, EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
MENULAR. Jakarta: rajawali pers, 2014.
[5] C. Windiyaningsih, “Investigasi klb/wabah
bagi mahasiswa peminatan epidemiologi
magister kesehatan masyarakat,” 2018.
[6] N. N. NOOR, EPIDEMILOGI, 1st ed.
MAKASSAR: LEMBAGA PENERBIT
UNIVERSITAS HASANUDDIN, 2002.
[7] MASRIADI, Metodologi Penelitian.
Jakarta: Trans Info Media, 2021.

More Related Content

Similar to Jurnal Penyelidikan Epidemiologi DBD.docx

Angka kesakitan dbd per 100.000 penduduk Tahun 2013-2018 di Indonesia
Angka kesakitan dbd per 100.000 penduduk Tahun 2013-2018 di IndonesiaAngka kesakitan dbd per 100.000 penduduk Tahun 2013-2018 di Indonesia
Angka kesakitan dbd per 100.000 penduduk Tahun 2013-2018 di Indonesia
Ridhaaa0
 
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
HafisNayotama
 
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik Rendah
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik RendahEvaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik Rendah
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik Rendah
Lidia Fibriana
 
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptx
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptxKebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptx
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptx
ImanMaman
 

Similar to Jurnal Penyelidikan Epidemiologi DBD.docx (20)

document (1).pdf
document (1).pdfdocument (1).pdf
document (1).pdf
 
Angka kesakitan dbd per 100.000 penduduk Tahun 2013-2018 di Indonesia
Angka kesakitan dbd per 100.000 penduduk Tahun 2013-2018 di IndonesiaAngka kesakitan dbd per 100.000 penduduk Tahun 2013-2018 di Indonesia
Angka kesakitan dbd per 100.000 penduduk Tahun 2013-2018 di Indonesia
 
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfJURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
 
epidemiologi surveilance
epidemiologi surveilanceepidemiologi surveilance
epidemiologi surveilance
 
MINI PRO TBC - Fredy.pptx
MINI PRO TBC - Fredy.pptxMINI PRO TBC - Fredy.pptx
MINI PRO TBC - Fredy.pptx
 
infodatin-tuberkulosis-2018.pdf
infodatin-tuberkulosis-2018.pdfinfodatin-tuberkulosis-2018.pdf
infodatin-tuberkulosis-2018.pdf
 
98 532-1-pb
98 532-1-pb98 532-1-pb
98 532-1-pb
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
 
Sesi 1-Kebijakan Pembiayaan Kesehatan Nasional.pptx
Sesi 1-Kebijakan Pembiayaan Kesehatan Nasional.pptxSesi 1-Kebijakan Pembiayaan Kesehatan Nasional.pptx
Sesi 1-Kebijakan Pembiayaan Kesehatan Nasional.pptx
 
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1
 
Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
Surveilans TBC
Surveilans TBC Surveilans TBC
Surveilans TBC
 
Intisari kusni apriliani
Intisari kusni aprilianiIntisari kusni apriliani
Intisari kusni apriliani
 
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik Rendah
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik RendahEvaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik Rendah
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik Rendah
 
SINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptx
SINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptxSINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptx
SINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptx
 
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptx
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptxKebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptx
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptx
 

Recently uploaded

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
Meboix
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
hurufd86
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
Meboix
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 

Jurnal Penyelidikan Epidemiologi DBD.docx

  • 1. PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH DENGUE DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS LEMBANG TAHUN 2022 Sri Nurlian1 Nurbayani2 Muhammad Jalaluddin3 Abstrac Demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan salah satu penyakit menular yang potensial menimbulkan KLB. Jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas, sehingga kejadian luar biasa masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran epidemiologi KLB DBD, untuk mengetahui sumber dan cara penularan, mengidentifiasi faktor resiko, melakukan respon cepat KLB dan populasi yang bersiko. Desain penyelidikan dengan menggunakan penelitian deskriptif, dengan melakukan observasi terhadap Penderita DBD. Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data epidemiologi deskriptif distribusi frekuensi berdasarkan variabel waktu, orang, tempat, serta sumber dan cara penularan. Hasil pengamatan telah menunjukan kejadian luar biasa Demam Berdarah Dengue dari 21 kasus tersebar di beberapa lingkungan tetinggi pada BTN Pullewa sebesar 28,6% , penularan tertinggi pada bulan juli dengan jumlah kasus sebesar 23,8 %. Kasus tertinggi pada kelompok umur >18 tahun sebesar 42,9% dengan CFR sebesar 4,8%. Rekomendasi untuk pihak- pihak terkait baik masyarakat untuk sadar berperilaku hidup bersih dan sehat, puskesmas, dinas kesehatan untuk meningkatan sistem surveilans serta institusi kesehatan lainnya untuk melakukan berbagai upaya dalam menekan kasus deman berdarah dengue. Rekomendasi : pemberantsan sarang nyamuk, foging jika terdapat kasus baru, peningkatan kapasitas petugas surveilance, peningkatan deteksi dan kewaspadaan dini, pemantaun jentik berakala, perencanaan pemberantasan DBD berbasis data epidemiologi, serta pembentukan Sargas DBD. Kata Kunci: demam berdarah dengue, kejadian luar biasa, penyidikan epidemiologi
  • 2. PENDAHULUAN Era global peradaban dunia di tahun millenium ketiga, ditengarai dengan kemajuan pesat di bidang teknologi informasi dan transportasi, perdagangan bebas, mobilitas penduduk antar Negara-negara wilayah yang sedemikian cepat membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat global yang harus dikelola dengan baik. Kemajuan teknologi transportasi, berimplikasi pada kecepatan waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain, dari satu wilayah ke wilayah lain antar Negara maupun antar wilayah menjadi semakin pendek dan semakin cepat. Dampak negative di bidang kesehatan pada tingkat kemajuan teknologi transportasi, perdagangan bebas maupun mobilitas penduduk antar Negara, antar wilayah tersebut adalah percepatan perpindahan dan penyebaran penyakit menular potensial wabah yang dibawa oleh alat angkut, orang maupun bawaannya [1]. Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui serangga maupun vector antara lain adalah Demam Kuning (Yellow Fever), Demam Berdarah, Malaria, Pes, Tifus, Kolera, dan lain- lain. Penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang membutuhkan respon cepat dan penaganan antarnegara yang didalam IHR 2005 disebut sebagai “Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)” [1]. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Haemorraghic Fever masih merupakan suatu penyakit menular yang tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana penyakit ini merupakan penyakit endemis disebagian wilayah di Indonesia. Hal ini disebabkan, penyakit tersebut penyebarannya sangat cepat dan sering menimbulkan kejadian luar biasa/wabah, sehingga menyebabkan banyak penderita yang sakit bahkan sampai meninggal. Dari tahun ketahun angka kejadian dan daerah terjangkit terus meningkat serta sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa hampir seluruh propinsi di Indonesia [1]. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang cukup serius untuk diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak [2]. Upaya pengendalian penyakit DBD yang telah dilakukan sampai saat ini adalah memberantas nyamuk penularnya baik terhadap nyamuk dewasa atau jentiknya karena obat dan vaksinnya untuk membasmi virusnya belum ada. Departemen Kesehatan telah menetapkan 5 kegiatan pokok sebagai kebijakan dalam pengendalian penyakit DBD yaitu menemukan kasus secepatnya dan mengobati sesuai protap, memutuskan mata rantai penularan dengan pemberantasan vektor (nyamuk dewasa dan jentik- jentiknya), kemitraan dalam wadah POKJANAL DBD (Kelompok Kerja Operasional DBD), pemberdayaan masyarakat dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 5M Plus) dan peningkatan profesionalisme pelaksana program [3]. Data Dinas kesehatan provinsi Sulawesi Barat tahun 2019 jumlah penderita DBD Kabupaten Majene sebanyak 58 orang, CFR 1.75% IR 33.71/100.000.tahun 2020 jumlah penderita 51 orang, CFR 2% IR 29.57/100.000. Tahun 2021 jumlah penderita 16 orang CFR 0dan IR 9.17/100.000 tahun 2022 Jumlah penderita sampai bulan 48 orang CFR 4.76% IR 11.95/100.000 [3].
  • 3. 7 14 21 33.3 66.7 100.0 0 20 40 60 80 100 120 Sum of Jumlah Sum of Persen (%) METODE Desain penyelidikan dengan menggunakan penelitian deskriptif [7] , dengan melakukan observasi terhadap Penderita DBD. Peneyelidikan kasus dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lembang Kabupaten Majene, pelacakan kasus dengan mempelajari data rekamedik dari puskesmas lembang. Selanjutnya dilakukan pelacakan kembali penderita yang terdapat pada daftar kasus yang dilaporkan Puskesmas Lembang ke Dinas Kesehatan Kabupaten. Disamping mengidentifikasi juga dilakukan kunjungan ke rumah-rumah seluruh penderita dan mencari kasus tambahan yang tidak terlaporkan. Pengambilan data juga dengan mengobservasi lingkungan sekitar tempat tinggal penderita. Populasi dalam peneltian ini adalah semua masyarakat yang ada di wilayah kerja puskesmas lembang sedangkan sampel dalam peneltian ini adalah masyarakat yang ada di wilayah kerja puskesmas lemabang yang di diagnosa menderita Demam Berdarah Dengue. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan pelacakan pada rumah penderita DBD maupun yang sudah sembuh. Pencarian kasus tambahan, data diperoleh dengan menanyakan kepada penderita, serta kepada bidan/mantri dan masyarakat lingkungan setempat, apakah masih ada penderita laindirumah atau di lingkungan penderita di rumah lainnya (tetangga) yang baru terjangkit. Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi dengan menggunakan microsoft excel, penyajian data dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL Diagram 1. Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Status di Wilayah Kerja Puskesmas Lembang Tahun 2022 Sumber data : Puskesmas Lembang Grafik 5.1 diatas menggambarkan bahwa dari 21 orang Penderita DBD angka kesembuhan sebanyak 19 Orang (90,5), angka kematian sebanyak 1 orang (4,8%). Angka CFR tersebut masih sangat tinggi dibandingkan dengan standar kementrian kesehatan yaitu tida lebih dari 1%. Diagram 2. Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Lembang Tahun 2022 Sumber data : Puskesmas Lembang 0 50 100 150 19 1 1 21 90.5 4.8 4.8 100.0 Axis Title Persen Jumlah
  • 4. 1 2 1 5 5 3 21 4 4.8 9.5 4.8 23.8 23.8 14.3 100.0 19.0 0 20 40 60 80 100 120 2 3 6 21 3 3 1 3 9.5 14.3 28.6 100.0 14.3 14.3 4.8 14.3 0 20 40 60 80 100 120 Grafik diatas menggambarkan bahwa dari 21 penderita DBD jumlah penderita paling banyak adalah pada jenis kelamin Perempuan sebanyak 14 orang (66,7%) Sedangkan laki-laki sebanyak 7 orang (33,3%) Diagram 3. Penderita DBD Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Lembang Tahun 2022 Sumber data : Puskesmas Lembang Diagram diatas menggambakan bahwa dari 21 penderita DBD jumlah penderita paling banyak adalah pada kelompok umur > 18 Tahun sebanyak 9 orang (42,9%) kemudian pada kelompok umur 6- 17 Tahun sebanya 8 orang (38,1%) dan paling sedikit umur 0-5 Tahun sebanyak 4 orang (19,0%) Diagram 4. Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Waktu di Wilayah Kerja Puskesmas Lembang Tahun 2022 Sumber Data : Puskesmas Lembang Grafik diatas menggambarkan bahwadari 21 penderita DBD jumlah penderita pada bulan januari 1 orang (4,8), februari 2 orang (9,5), juni 1 orang (4,8), juli 5 orang (23,8), agustus 5 orang (23,8), september 3 orang (14,3), dan oktober 4 orang (19,0). Diagram 4. Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Tempat di Wilayah Kerja Puskesmas Lembang Tahun 2022 Sumber Data : Puskesmas Lembang Diagram diatas menggambarkan bahwa dari 21 penderita DBD jumlah penderita di lingkungan barane 2 orang (9,5), binanga 3 orang (14,3), BTN pellewa 6 orang (28,6), lembang 3 orang (14,3), leppe 3 orang (14,3), leppe barat 1 orang (4,8), dan tanjung batu 3 orang (14,3). 4 8 9 21 19.0 38.1 42.9 100 0 20 40 60 80 100 120 0-5 Tahun 6-17 Tahun > 18 Tahun Jumlah jumlah Persen (%)
  • 5. Diagram 5. Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Keberadaan Jentik di Wilayah Kerja Puskesmas Lembang Tahun 2022 Sumber data : Data Primer Tabel diatas menggambarkan bahwa dari 21 kasus bahwa terdapat 85,7% ditemukan jentik dan hanya 14,3% yang tidak ditemukan jentik nyamuk. PEMBAHASAN Penyelidikan Epidemiologi Berdasarkan Umur Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dilapangan bahwa penderita tertinggi adalah pada umur > 18 Tahun sebanyak 9 orang dimana penderita ini adalah mahasiswa (anak kos), yang tinggal dalam kompleks yang sama pada saat penyelidikan didapatkan atau ditemukan kolam yang tersumbat kurang lebih dari dua bulan dan menajdi breeding place dari jentik nyamuk sebagai sumber penularan. Penyelidikan Epidemiologi Berdasarkan Waktu Kejadian Berdasarkan hasil wawancara bahwa salah satu penyebab tingginya kasus pada bulan juli sampai agustus adalah terjadinya peralihan musim kemarau ke musim hujan dimana yang menyebabkan banyaknya genangan air pada dilingkungan rumah yang menjadi tempat berembangnya vektor. Penyelidikan Epidemiologi Berdasarkan Tempat 1. Berdasarkan hasil analisa penyelidikan epidemiologi bahwa penularan terjadi di wilayah BTN Pullewa di sebabkan oleh adanya tempat pencucian piring/pakaian yang tersumbat selama -+ 2 bulan sehingga menjadi tempat dari pada perkembangan biakan jentik nyamuk tersebut. Sedang penderita kasus pertama yang telah dinyatakan positif DBD berdasarkan hasil pemeriksaan laboratoriumnya terjadi pada sdr, N dan sampai saat ini sudah meningkat menjadi 4 kasus baik yang sudah dinyatakan sembuh maupun masih dirawat hingga saat ini bahkan di rujuk ke RS di Kota Pare-Pare. 2. Analisa di wilayah Tanjung Batu Barat disebabkan oleh adanya 2 sumur tua yang jaraknya berdekatan dan hanya di gunakan oleh beberapa orang di sekitar sumur tersebut sehingga kebersihannya jarang di perhatikan oleh warga setempat sehingga dapat menjadi tempat dari pada perkembangan biakan jentik nyamuk Aedes Aegypti. Sedang penderita kasus pertama yang telah dinyatakan positif DBD berdasarkan hasil pemeriksaan laboratoriumnya terjadi pada sdr, A. 3. Analisa di wilayah Binanga di sebabkan oleh adanya sumber penularan dirumah penderita kasus pertama dan di temukan gelas aqua yang tergenang air terdapat jentik. Terdapat 3 kasus 18 3 21 85,7 14,3 100 0 20 40 60 80 100 120
  • 6. yang berdekataan rumah dengan kasus pertama. Penyelidikan Epidemiologi Berdasarkan Keberadaan Jentik Adapun hasil dari pengamatan di lapangan berdasarkan keberadaan jentik ditemukan bahwa tempat perkembang biakan jentik berupa barang bekas, bak penampungan air, sumur tua yang tidak terawat, dan kolam tempat cuci piring. Faktor Resiko Faktor resiko kejadian luar biasa demam berdara dengue disebabkan karena Rendahnya perilaku hidup bersih dimasyarakat pada wilayah kerja puskesmas lembang merupakan salah satu faktor resiko dari pada perkembag biakan nyamuk Aedes Aegipy, Breading place nyamuk masih banyak. Dibuktikan dengan adanya temuan beberapa sumber genangan air yang menjadi tempat perkembang biakan nyamuk serta dua sumur tua yang tidak terurus dengan baik diwilayah sekitar tempat terjadinya kasus daripada penyakit DBD itu sendiri. Kesimpulan dan Saran Distribusi penderita demam berdarah dengue tetinggi pada kelompok umur >18 Tahun sebanyak 9 orang atau sebesar 42,9% dan terendah pada kelompo umur 0-5 tahun sebanyak 4 orang atau sebesar 19%, Distribusi penderita demam baerdarah berdasarkan waktu kejadian tertinggi pada bulan juli dan agustus sebanya 5 kasus atau sebesar 23,8%, Distribusi penderita demam berdarah berdasarkan tempat kejadian tertinggi berada di BTN Pullewa sebanyak 6 orang atau sebesar 28,6%, Sumber nyamuk aedes agepty ditemukan di tempat penampungan air, bak sumur tua, dan kolam tempat cucian piring sebagai tempat perindukan jentik. Rekomendasi Kepada masyarakat wilayah kerja puskesmas lembang : Pengendalian vektor yang paling efektif dan efisien adalah dengan pemutusan rantai penularan melalui pemberantasan jentik. Pelaksanaan dimasyarakat dilakukan melalui upaya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) Demam Berdarah Dengue dalam bentuk kegiatan 3M Plus. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan kegiatan 3M Plus ini harus dilakukan secara serempak dan terus menerus atau berkesinambungan, Diharapkan masyarakat menutup tempat penampungan air bagi yang memiliki tempat penampungan air dan ritin mengurasnya minimal 3 kali seminggu, Bila terdapat ban, kaleng, botol bekas serta tempurung kelapa dan potongan banbu dihalaman rumah supaya dikubur atau ditimbun untuk mencegam berkembangbiaknya nyamuk, Tidak membiarkan menggantung pakaian di kamar,Menggunakan obat antinyamuk. Kepada pemerintah desa/kelurahan: Mengkordinir kegiatan PSN, Mengkordinir kader untuk pemantauan jentik nyamuk. Puskesmas : Melakukan pengamatan terhadap timbulnya kasus DBD secara rutin atau pengamatan terhadap peningkatan kasus agar segera dilakukan intervensi, Melakukan investigasi dilapangan dan melakukan pengobatan secara masal. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan pemantauan secara berkala oleh kader kesehatan,Meningkatkan pencairan kasus sedini mungkin, Tanggap terhadap adanya peningkatan kunjungan pelayanan karena suatu penyakit dan melakukan penyidikan epidemiologi untuk mengetahui kebenaran di lapangan.
  • 7. Rumah Sakit Umum Daerah Majene Meningkatkan sensitifitas pengelola surveilans RS untuk secara aktif melaporkan penyakit menular potensial KLB seperti DBD melalui sosialisasi penyakit menular potensial KLB dan Asistensi teknis secara berkala (triwulan/semester) oleh dinas Kesehatan kabupaten/kota dan provinsi Dinas Kesehatan Kabupaten Melakukan fogging pada setiap wilayah jika ditemukan kasus baru pada wilayah tersebut, Peningkatan kapasitas petugas surveilance pada tingkat puskesmas, RSDU dan petugas surveilance dinas kesehatan kabupaten, Perencanaan pemberantasan demam berdarah dengue berbasis data epidemiologi, Melakukan SKD (Sistem Kewaspadaan Dini) terhadap penyakit potensial KLB termasuk penyakit DBD di wilayah Kabupaten Majene, dengan menggerakan Puskesmas agar supaya ada pantauan perkembangan penyakit tersebut sehingga tidak menyebar kewilayah lain., Menginstruksikan Puskesmas untuk melaksanakan PJB (Pemantauan Jentik Berkala) sesuai dengan frekuensi pelaksanaan dan ketepatan pelaksanaan yang seharusnya. Pemerintah Kabupaten Majene Pembentukan SATGAS Demam Berdarah Dengue. REFERENSI [1] K. L. B. Demam, B. Dengue, D. I. Desa, T. Kec, P. Tahun, and H. Ibrahim, “Hesti ibrahim (pengelola program surveylans) dinas kesehatan kabupaten boalemo tahun 2012,” 2012. [2] H. Krismawati, T. N. Kridaningsih, M. Raharjo, and E. I. Natalia, “Investigasi Kejadian Luar Biasa Pertama Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kaimana, Papua Barat,” J. Vektor Penyakit, vol. 11, no. 1, pp. 19–26, 2017, doi: 10.22435/vektorp.v11i1.5906.19-26. [3] Kementerian Kesehatan RI, “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia,” Pedoman Pencegah. dan Pengendali. demam berdarah di Indones., vol. 5, pp. 1–128, 2017, [Online]. Available: https://drive.google.com/file/d/1IATZEcgG X3x3BcVUcO_l8Yu9B5REKOKE/view. [4] MASRIADI, EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR. Jakarta: rajawali pers, 2014. [5] C. Windiyaningsih, “Investigasi klb/wabah bagi mahasiswa peminatan epidemiologi magister kesehatan masyarakat,” 2018. [6] N. N. NOOR, EPIDEMILOGI, 1st ed. MAKASSAR: LEMBAGA PENERBIT UNIVERSITAS HASANUDDIN, 2002. [7] MASRIADI, Metodologi Penelitian. Jakarta: Trans Info Media, 2021.