SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
PROGRAM DOKTER INTERNSHIP
PUSKESMAS MARIAT
PERIODE FEBRUARI 2019 – JUNI 2019
KABUPATEN SORONG
2019
PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT
TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN TUBERKULOSIS
(TB)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARIAT
Oleh :
dr. Fredy F Tamaela
Pembimbing
dr. Lidya Kurniawan
LATAR BELAKANG
World Health Organization (WHO) menyatakan
bahwa 1/3 penduduk dunia telah terinfeksi kuman
tuberkulosis. Setiap tahunnya di seluruh dunia
didapatkan sekitar 4 juta penderita baru
tuberkulosis paru. Sekitar 3 juta meninggal setiap
tahunnya.
Jumlah kasus baru tuberkulosis (TB) di Indonesia
sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017.
Rata-rata tiap 100.000 penduduk Indonesia
terdapat 400 orang yang didiagnosis kasus
tuberkulosis oleh tenaga kesehatan.
 Berbagai upaya pemerintah untuk memberantas
kasus TB paru sudah banyak dilakukan.
Upaya tersebut meliputi promotif, preventif dan kuratif
yang dilakukan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit
untuk melakukan penemuan dini, mencegah
peningkatan angka kejadian dan penularan.
 Namun hal tersebut belum terbukti dapat
memperbaiki pengetahuan penyakit TB yang dimiliki
masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit
TB.
 Faktor pengetahuan, sikap dan perilaku
mempunyai pengaruh besar terhadap status
kesehatan individu maupun masyarakat dan
berperan penting dalam menentukan
keberhasilan suatu program penanggulangan
penyakit dan pencegahan penularannya
termasuk penyakit tuberkulosis.
 Menurut hasil penelitian Simak bahwa
masyarakat yang memiliki pengetahuan yang
rendah mempunyai risiko tertular tuberkulosis
sebesar 2,5 kali lebih banyak dari orang yang
berpengetahuan tinggi.
RUMUSAN
MASALAH
 Adakah pengaruh tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap upaya pencegahan
tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Mariat
setelah diberikan penyuluhan kesehatan?
TUJUAN
UMUM
 Mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap upaya pencegahan
tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Mariat.
TUJUAN
KHUSUS
 Mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan
penyuluhan kesehatan tentang upaya pencegahan
penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas
Mariat.
 Mengetahui tingkat pengetahuan sesudah diberikan
penyuluhan kesehatan tentang upaya pencegahan
penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas
Mariat.
 Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
kesehatan tentang upaya pencegahan penyakit
tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Mariat.
TINJAUAN
PUSTAKA
 Tuberkulosis adalah penyakit menular yang
disebabakan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis, yang paling umum mempengaruhi
paru-paru.
 Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya
seperti meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe.
TUBERKULOSI
S
MANIFESTASI
KLINIK
 Gejala
respiratorik
 Batuk ≥ 3
minggu
 Batuk darah
 Sesak napas
 Nyeri dada
 Gejala
sistemik
 Demam
 Malaise
PENCEGAH
AN
PENGETAHUA
N
 Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan
suatu kejadian tertentu.
 Pengetahuan dan pemahaman seseorang
tentang penyakit tuberkulosis dan pencegahan
penularannya memegang peranan penting dalam
keberhasilan upaya pencegahan penularan
penyakit tuberkulosis.
Faktor yang Mempengaruhi
Pengetahuan
 Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
pengetahuan adalah sebagai berikut :
 Pendidikan
 Informasi/media masa
 Sosial, budaya dan
ekonomi
 Lingkungan
 Pengalaman
Usia
METODE PENELITIAN
 Jenis
Penelitian
 Lokasi dan
Waktu Penelitian
 Subyek
Penelitian
• Penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian
quasi experimental
 Posyandu yang terdapat di 5
desa wilayah kerja Puskesmas
Mariat Kabupaten Sorong yaitu
desa Klaben, Klamalu, Jamaimo,
Klasuluk dan Klamesen.
 Tanggal 6 - 11 Mei
2019
 Ibu-ibu yang membawa
anaknya ke posyandu
balita di wilayah kerja
Puskesmas Mariat
Kabupaten Sorong.
Kriteria ekslusi :
1. Tidak mengisi kuisioner
dan menyelesaikan
penyuluhan.
Kriteria inklusi :
1. Usia lebih dari 17 tahun.
2. Bersedia untuk menjadi
respoden dan mengisi
kuisioner serta mengikuti
penyuluhan.
Jumlah
Sampel
Rumus Slovin :
n = N / (1 + (N x e2))
Dimana :
e = margin of error sebesar 5 %
atau 0,05
N = 100 orang populasinya
n = 80 responden.
Teknik
Sampling
•Metode consecutive sampling.
•Data diambil menggunakan
instrument kuesioner terhadap
subjek.
Prosedur Penelitian
 Perizinan pengambilan data kepada puskesmas
mariat, dan 5 desa dalam wilayah kerja
puskesmas mariat (Klaben, Jamaimo, Klamalu,
Klasuluk, Klamesen)
 Pengambilan data pre test
 Penyuluhan materi TB & MDR TB
 Pengambilan data post test
 Pembuatan hasil data
 Analisa data
 Pembuatan laporan.
Instrumen Penelitian
Kuesioner pre test, materi penyuluhan tuberkulosis dan
upaya pencegahannya serta post test.
Pengolahan Data dan Analisis Data
 Desa wilayah kerja puskesmas Mariat : Klaben,
Klamalu, Jamaimo, Klasuluk dan Klamesen
 Tingkat pendidikan : SD, SMP, SMA, dan Perguruan
tinggi
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, Pegawai Swasta,
PNS, Pedagang, Petani, Lainnya.
 Pengetahuan :
Baik : jumlah nilainya 7 – 10.
Cukup : jumlah nilainya 4 – 6.
Kurang :jumlah nilainya 0 – 3.
ANALISIS DATA
 Dianalisis menggunakan SPSS.22
 Analisa Univariat
Menyajikan data dengan menggunakan tabel
distribusi frekuensi. Analisa ini dilakukan terhadap
data umum sampel yang meliputi desa wilayah kerja
puskesmas Mariat, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.
 Analisa Bivariat
Mengetahui keterkaitan antar variabel antara
pengetahuan pencegahan tuberkulosis sebelum
mendapat penyuluhan dengan sesudah diberikan
penyuluhan . Data yang diperoleh kemudian
ditabulasikan ke dalam SPSS dengan menggunakan
uji dependen-T test.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
 Analsis Univariat
Tabel 4.1.1
Responden pada Desa Wilayah Kerja Puskesmas
Mariat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Klaben 5 5.6 6.3 6.3
Klamalu 12 13.5 15.0 21.3
Jamaimo 15 16.9 18.8 40.0
Klasuluk 19 21.3 23.8 63.7
Klamesen 29 32.6 36.3 100.0
Total
80 100.0 100.0
Tabel 4.1.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel
Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Menurut Notoatmodjo bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk
lebih mudah menerima pengetahuan baru dan
semakin tinggi pendidikan seseorang akan
semakin baik pengetahuannya.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 16 18.0 20.0 20.0
SMP 17 19.1 21.2 41.3
SMA/SMK 23 25.8 28.7 70
Perguruan
Tinggi
24 27.0 30 100.0
Total 80 100.0 100.0
Tabel 4.1.3
Distribusi Frekuensi Karateristik Sampel
Berdasarkan Pekerjaan
Tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya
dipengaruhi oleh usia dan tingkat pengetahuan
saja, pekerjaan juga dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan. Lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
Frequenc
y Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ibu Rumah
Tangga 66 82.5 82.5 82.5
PNS 10 12.5 12.5 95
Petani 4 5 5 100.0
Total
80 100.0 100.0
Tabel 4.1.4
Distribui Frekuensi Sampel Berdasarkan Pengetahuan
 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Sumiyati, hubungan tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap upaya pencegahan penyakit tuberkulosis
didapatkan nilai presentase sebesar 71.7 % yang
berpengetahuan baik.
 Ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan yang
diberikan oleh petugas kesehatan di Puskesmas
Mariat sudah sangat efektif sehingga responden TB
paru memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tinggi.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 1 1.25 1.25 1.25
Cukup 8 10 10 11.25
Baik 71 88.75 88.75 100.0
Total
80 100.0 100.0
 Analisis Multivariat
Tabel 4.2
Pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan upaya pencegahan tuberkulosis
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan adanya
perbedaan signifikan (p< 0.005), menunjukan
bahwa subjek penelitian sebelum dan setelah
pemberian penyuluhan adanya perubahan
pengetahuan serta di dapatkan adanya hubungan
dengan upaya pencegahan tuberkulosis.
KESIMPULAN DAN
SARAN
 Kesimpulan
1. Responden dari 5 desa di wilayah kerja Puskesmas
Mariat (Klaben, Klamalu, Jamaimo, Klasuluk dan
Klamesen) berjumlah 80 orang.
2. Responden berasal dari 5 desa wilayah kerja
Puskesmas Mariat, yaitu desa Klaben sebanyak 5
orang (6,3%), desa Klamalu 12 orang (15 %), desa
Jamaimo 15 orang (18,8%), desa Klasuluk 19 orang
(23,8%), desa Klamesen 29 orang (36,3%).
3. Responden dibagi berdasarkan tingkat
pendidikannya, terdiri dari 16 orang (18%)
pendidikannya SD, 18 orang (20,2%) pendidikannya
SMP, 23 orang (25%) SMA/SMK, serta 24 orang
(27%) mencapai perguruan tinggi.
4. Responden dibagi berdasarkan pekerjaannya,
terdiri dari 66 orang (84,3%) sebagai ibu rumah
tangga (IRT), 10 orang (11,2%) sebagai pegawai
negeri (PNS), 4 orang (5%) sebagai petani.
5. Responden dibagi berdasarkan pengetahuan, terdiri
dari 71 orang (88,75%) pengetahuannya baik, 8
orang (10%) pengetahuannya cukup dan 1 orang
(1,25%) pengetahuannya kurang.
6. Adanya perbedaan yang signifikan pada
pengetahuan responden sebelum dan setelah
diberikan penyuluhan tentang upaya pencegahan
tuberkulosis (TB) (p< 0,005).
 Saran
Perlu adanya pemberian Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan bekerjasama dengan kader kesehatan
di desa tentang upaya pencegahan tuberkolusis
di masyarakat, agar terjadi peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dalam
pencegahan penyakit tuberkulosis sehingga
dapat menekan dan mencegah penularan
penyakit.
TERIMA KASIH…

More Related Content

What's hot

Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasJoni Iswanto
 
Laporan program TB Tahun 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
Laporan program TB Tahun 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi BaratLaporan program TB Tahun 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
Laporan program TB Tahun 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
 
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam  promosi kesehatanKb 1 advokasi dalam  promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatanpjj_kemenkes
 
Penentuan strata posyandu
Penentuan strata posyanduPenentuan strata posyandu
Penentuan strata posyandukhafidz huda
 
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratUpaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviksDea Fahmi
 
Penyuluhan tbc bagi tenaga pendidik
Penyuluhan tbc bagi tenaga pendidikPenyuluhan tbc bagi tenaga pendidik
Penyuluhan tbc bagi tenaga pendidiknathaliaelok
 
Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas renjanaera
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia rickygunawan84
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )Lutfi Imansari
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKDokter Tekno
 
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan   1 - epidemiologi penyakit menularPertemuan   1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menularLila Kania
 

What's hot (20)

Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
 
Laporan program TB Tahun 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
Laporan program TB Tahun 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi BaratLaporan program TB Tahun 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
Laporan program TB Tahun 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
 
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam  promosi kesehatanKb 1 advokasi dalam  promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
 
TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 
Tuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anakTuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anak
 
Penentuan strata posyandu
Penentuan strata posyanduPenentuan strata posyandu
Penentuan strata posyandu
 
PDCA Program.docx
PDCA Program.docxPDCA Program.docx
PDCA Program.docx
 
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratUpaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviks
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
PPT MINIPRO lama.pptx
PPT MINIPRO lama.pptxPPT MINIPRO lama.pptx
PPT MINIPRO lama.pptx
 
Penyuluhan tbc bagi tenaga pendidik
Penyuluhan tbc bagi tenaga pendidikPenyuluhan tbc bagi tenaga pendidik
Penyuluhan tbc bagi tenaga pendidik
 
Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
 
GERMAS 2022.pptx
GERMAS 2022.pptxGERMAS 2022.pptx
GERMAS 2022.pptx
 
PPT AKI & AKB
PPT AKI & AKBPPT AKI & AKB
PPT AKI & AKB
 
4. program kespro (1)
4. program kespro (1)4. program kespro (1)
4. program kespro (1)
 
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan   1 - epidemiologi penyakit menularPertemuan   1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
 

Similar to PENGETAHUAN TB

Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdf
Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdfProgram Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdf
Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdftulus14
 
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoliEdukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoliNurMahdiyahMerly
 
Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatanPanca Titis
 
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxAnamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxtohahakim
 
Integrasi Layanan Primer di Puskesmas, Pustu, dan Posyandu
Integrasi Layanan Primer di Puskesmas, Pustu, dan PosyanduIntegrasi Layanan Primer di Puskesmas, Pustu, dan Posyandu
Integrasi Layanan Primer di Puskesmas, Pustu, dan Posyanduikaerniaw04
 
Integrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxIntegrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxPromkesKotsmi
 
Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)
Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)
Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)Maya Ongge
 
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1moonchae1989
 
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptx
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptxMI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptx
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptxEarlyOktaPratama
 
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxEncepIzmal2
 
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdfAnonymousSQNcItqXQn
 
979B0BF1-07BC-4C63-9A90-A3D43F560224.pdf
979B0BF1-07BC-4C63-9A90-A3D43F560224.pdf979B0BF1-07BC-4C63-9A90-A3D43F560224.pdf
979B0BF1-07BC-4C63-9A90-A3D43F560224.pdfRENIAPRILIAWARDATULJ
 
Sosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptxSosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptxRakiFeryudi1
 
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Operator Warnet Vast Raha
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxssuser9c651e2
 
Jurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria RamadaniJurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria Ramadanisapakademik
 

Similar to PENGETAHUAN TB (20)

Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdf
Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdfProgram Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdf
Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdf
 
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoliEdukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
 
Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatan
 
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxAnamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
 
Integrasi Layanan Primer di Puskesmas, Pustu, dan Posyandu
Integrasi Layanan Primer di Puskesmas, Pustu, dan PosyanduIntegrasi Layanan Primer di Puskesmas, Pustu, dan Posyandu
Integrasi Layanan Primer di Puskesmas, Pustu, dan Posyandu
 
Integrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxIntegrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptx
 
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
 
Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)
Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)
Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)
 
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1
minipro pneumonia di puskesmas borang pidi 1
 
Kelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptxKelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptx
 
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptx
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptxMI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptx
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptx
 
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
 
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf
 
979B0BF1-07BC-4C63-9A90-A3D43F560224.pdf
979B0BF1-07BC-4C63-9A90-A3D43F560224.pdf979B0BF1-07BC-4C63-9A90-A3D43F560224.pdf
979B0BF1-07BC-4C63-9A90-A3D43F560224.pdf
 
Sosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptxSosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptx
 
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
 
Bab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siapBab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siap
 
Jurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria RamadaniJurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria Ramadani
 

Recently uploaded

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 

Recently uploaded (19)

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 

PENGETAHUAN TB

  • 1. PROGRAM DOKTER INTERNSHIP PUSKESMAS MARIAT PERIODE FEBRUARI 2019 – JUNI 2019 KABUPATEN SORONG 2019 PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN TUBERKULOSIS (TB) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARIAT Oleh : dr. Fredy F Tamaela Pembimbing dr. Lidya Kurniawan
  • 2. LATAR BELAKANG World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 1/3 penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Setiap tahunnya di seluruh dunia didapatkan sekitar 4 juta penderita baru tuberkulosis paru. Sekitar 3 juta meninggal setiap tahunnya. Jumlah kasus baru tuberkulosis (TB) di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017. Rata-rata tiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 400 orang yang didiagnosis kasus tuberkulosis oleh tenaga kesehatan.
  • 3.  Berbagai upaya pemerintah untuk memberantas kasus TB paru sudah banyak dilakukan. Upaya tersebut meliputi promotif, preventif dan kuratif yang dilakukan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit untuk melakukan penemuan dini, mencegah peningkatan angka kejadian dan penularan.  Namun hal tersebut belum terbukti dapat memperbaiki pengetahuan penyakit TB yang dimiliki masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit TB.
  • 4.  Faktor pengetahuan, sikap dan perilaku mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat dan berperan penting dalam menentukan keberhasilan suatu program penanggulangan penyakit dan pencegahan penularannya termasuk penyakit tuberkulosis.  Menurut hasil penelitian Simak bahwa masyarakat yang memiliki pengetahuan yang rendah mempunyai risiko tertular tuberkulosis sebesar 2,5 kali lebih banyak dari orang yang berpengetahuan tinggi.
  • 5. RUMUSAN MASALAH  Adakah pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat terhadap upaya pencegahan tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Mariat setelah diberikan penyuluhan kesehatan?
  • 6. TUJUAN UMUM  Mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat terhadap upaya pencegahan tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Mariat.
  • 7. TUJUAN KHUSUS  Mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan kesehatan tentang upaya pencegahan penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Mariat.  Mengetahui tingkat pengetahuan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan tentang upaya pencegahan penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Mariat.  Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan tentang upaya pencegahan penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Mariat.
  • 8. TINJAUAN PUSTAKA  Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabakan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang paling umum mempengaruhi paru-paru.  Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya seperti meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe. TUBERKULOSI S
  • 9. MANIFESTASI KLINIK  Gejala respiratorik  Batuk ≥ 3 minggu  Batuk darah  Sesak napas  Nyeri dada  Gejala sistemik  Demam  Malaise
  • 11.
  • 12. PENGETAHUA N  Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan suatu kejadian tertentu.  Pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang penyakit tuberkulosis dan pencegahan penularannya memegang peranan penting dalam keberhasilan upaya pencegahan penularan penyakit tuberkulosis.
  • 13. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan  Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan adalah sebagai berikut :  Pendidikan  Informasi/media masa  Sosial, budaya dan ekonomi  Lingkungan  Pengalaman Usia
  • 14. METODE PENELITIAN  Jenis Penelitian  Lokasi dan Waktu Penelitian  Subyek Penelitian • Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi experimental  Posyandu yang terdapat di 5 desa wilayah kerja Puskesmas Mariat Kabupaten Sorong yaitu desa Klaben, Klamalu, Jamaimo, Klasuluk dan Klamesen.  Tanggal 6 - 11 Mei 2019  Ibu-ibu yang membawa anaknya ke posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Mariat Kabupaten Sorong.
  • 15. Kriteria ekslusi : 1. Tidak mengisi kuisioner dan menyelesaikan penyuluhan. Kriteria inklusi : 1. Usia lebih dari 17 tahun. 2. Bersedia untuk menjadi respoden dan mengisi kuisioner serta mengikuti penyuluhan. Jumlah Sampel Rumus Slovin : n = N / (1 + (N x e2)) Dimana : e = margin of error sebesar 5 % atau 0,05 N = 100 orang populasinya n = 80 responden. Teknik Sampling •Metode consecutive sampling. •Data diambil menggunakan instrument kuesioner terhadap subjek.
  • 16. Prosedur Penelitian  Perizinan pengambilan data kepada puskesmas mariat, dan 5 desa dalam wilayah kerja puskesmas mariat (Klaben, Jamaimo, Klamalu, Klasuluk, Klamesen)  Pengambilan data pre test  Penyuluhan materi TB & MDR TB  Pengambilan data post test  Pembuatan hasil data  Analisa data  Pembuatan laporan. Instrumen Penelitian Kuesioner pre test, materi penyuluhan tuberkulosis dan upaya pencegahannya serta post test.
  • 17. Pengolahan Data dan Analisis Data  Desa wilayah kerja puskesmas Mariat : Klaben, Klamalu, Jamaimo, Klasuluk dan Klamesen  Tingkat pendidikan : SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi  Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga, Pegawai Swasta, PNS, Pedagang, Petani, Lainnya.  Pengetahuan : Baik : jumlah nilainya 7 – 10. Cukup : jumlah nilainya 4 – 6. Kurang :jumlah nilainya 0 – 3.
  • 18. ANALISIS DATA  Dianalisis menggunakan SPSS.22  Analisa Univariat Menyajikan data dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisa ini dilakukan terhadap data umum sampel yang meliputi desa wilayah kerja puskesmas Mariat, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.  Analisa Bivariat Mengetahui keterkaitan antar variabel antara pengetahuan pencegahan tuberkulosis sebelum mendapat penyuluhan dengan sesudah diberikan penyuluhan . Data yang diperoleh kemudian ditabulasikan ke dalam SPSS dengan menggunakan uji dependen-T test.
  • 19. HASIL DAN PEMBAHASAN  Analsis Univariat Tabel 4.1.1 Responden pada Desa Wilayah Kerja Puskesmas Mariat Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Klaben 5 5.6 6.3 6.3 Klamalu 12 13.5 15.0 21.3 Jamaimo 15 16.9 18.8 40.0 Klasuluk 19 21.3 23.8 63.7 Klamesen 29 32.6 36.3 100.0 Total 80 100.0 100.0
  • 20. Tabel 4.1.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Notoatmodjo bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima pengetahuan baru dan semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin baik pengetahuannya. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SD 16 18.0 20.0 20.0 SMP 17 19.1 21.2 41.3 SMA/SMK 23 25.8 28.7 70 Perguruan Tinggi 24 27.0 30 100.0 Total 80 100.0 100.0
  • 21. Tabel 4.1.3 Distribusi Frekuensi Karateristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan Tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh usia dan tingkat pengetahuan saja, pekerjaan juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ibu Rumah Tangga 66 82.5 82.5 82.5 PNS 10 12.5 12.5 95 Petani 4 5 5 100.0 Total 80 100.0 100.0
  • 22. Tabel 4.1.4 Distribui Frekuensi Sampel Berdasarkan Pengetahuan  Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sumiyati, hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit tuberkulosis didapatkan nilai presentase sebesar 71.7 % yang berpengetahuan baik.  Ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan di Puskesmas Mariat sudah sangat efektif sehingga responden TB paru memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tinggi. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang 1 1.25 1.25 1.25 Cukup 8 10 10 11.25 Baik 71 88.75 88.75 100.0 Total 80 100.0 100.0
  • 23.  Analisis Multivariat Tabel 4.2 Pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan upaya pencegahan tuberkulosis Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan adanya perbedaan signifikan (p< 0.005), menunjukan bahwa subjek penelitian sebelum dan setelah pemberian penyuluhan adanya perubahan pengetahuan serta di dapatkan adanya hubungan dengan upaya pencegahan tuberkulosis.
  • 24. KESIMPULAN DAN SARAN  Kesimpulan 1. Responden dari 5 desa di wilayah kerja Puskesmas Mariat (Klaben, Klamalu, Jamaimo, Klasuluk dan Klamesen) berjumlah 80 orang. 2. Responden berasal dari 5 desa wilayah kerja Puskesmas Mariat, yaitu desa Klaben sebanyak 5 orang (6,3%), desa Klamalu 12 orang (15 %), desa Jamaimo 15 orang (18,8%), desa Klasuluk 19 orang (23,8%), desa Klamesen 29 orang (36,3%). 3. Responden dibagi berdasarkan tingkat pendidikannya, terdiri dari 16 orang (18%) pendidikannya SD, 18 orang (20,2%) pendidikannya SMP, 23 orang (25%) SMA/SMK, serta 24 orang (27%) mencapai perguruan tinggi.
  • 25. 4. Responden dibagi berdasarkan pekerjaannya, terdiri dari 66 orang (84,3%) sebagai ibu rumah tangga (IRT), 10 orang (11,2%) sebagai pegawai negeri (PNS), 4 orang (5%) sebagai petani. 5. Responden dibagi berdasarkan pengetahuan, terdiri dari 71 orang (88,75%) pengetahuannya baik, 8 orang (10%) pengetahuannya cukup dan 1 orang (1,25%) pengetahuannya kurang. 6. Adanya perbedaan yang signifikan pada pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan penyuluhan tentang upaya pencegahan tuberkulosis (TB) (p< 0,005).
  • 26.  Saran Perlu adanya pemberian Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan bekerjasama dengan kader kesehatan di desa tentang upaya pencegahan tuberkolusis di masyarakat, agar terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pencegahan penyakit tuberkulosis sehingga dapat menekan dan mencegah penularan penyakit.