SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
ISSN 2442-7659
Tuberkulosis
PARA PEMIMPIN
UNTUK DUNIA BEBAS TBC
DICARI!
AKHIRI
TBC
Temukan TB Obati Sampai Sembuh
Tuberkulosis
Hari TBC Sedunia 24 Maret
Hari TBC Sedunia 24 Maret
Asia Tenggara
3%3% 7% 17% 25% 45%
Afrika
Pasifik Barat
Mediterania Timur
Amerika
Eropa
100%
Gambar 3. Estimasi Insidens Tbc menurut Regional, 2016
Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017
Gambar 5. Prevalensi Tbc menurut Karakteristik Umur, Pendidikan, dan Sosial Ekonomi
<1 5-14 15-24 25-34 35-44 45-5455-64 65-74 75+
1-4
0,2
0,4
0,3 0,3 0,3 0,3
0,5
0,6
0,8
0,7
Tidak
sekolah
0,5
Tidak
tamat
Tamat
SD/MI
Tamat
SMP/MTS
Tamat
SMA/MA
D1-D3/PT
0,4 0,4
0,3 0,3
0,2
Terbawah
0,4
Menengah
Bawah
Menengah Menengah
Atas
Teratas
0,4 0,4 0,4
0,2
Umur Pendidikan Sosial
Ekonomi
Sumber: Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014, Kemenkes RI
AKHIRITB
Gambar 5. Jumlah Kasus Tbc
Berdasarkan Jenis kelamin Tahun 2017
0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000
101,802
66.610
Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017
Badan Pusat Statistik, 2017. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2017, Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis, Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI, 2016. National Strategic Plan of Tuberculosis Control 2016-2020,
Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI, 2015. Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014, Jakarta.
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Sustainability Development Goals.
WHO, 2017. Global Tuberculosis Report 2017, Jenewa.
www.who.int/gho/mortality_burden_disease/cause_death/top10/en/
Sumber :
TIM REDAKSI :
Penanggung Jawab
Redaktur
Penyunting
Penulis
Desainer Grafis/Layouter
: Didik Budijanto
: Rudy Kurniawan
: Nuning Kurniasih
: Marlina Indah
: Dian Mulya
Reviewer : Sulistyo, SKM, M.Epid
2018
Kementerian Kesehatan RI
Pusat Data dan Informasi
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Lantai 6 Blok C
Jakarta Selatan
ISSN 2442-7659
Pendahuluan
DICARI PARA PEMIMPIN UNTUK DUNIA BEBAS TBC
Pada Bulan Maret sekitar 1,3 abad yang lalu tepatnya tanggal 2 Maret 1882 merupakan hari saat
Robert Koch mengumukan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab tuberculosis (TBC) yang
kemudian membuka jalan menuju diagnosis dan penyembuhan penyakit ini.
Meskipun jumlah kematian akibat tuberkulosis menurun 22% antara tahun 2000 dan 2015, namun
tuberkulosis masih menepati peringkat ke-10 penyebab kematian tertinggi di dunia pada tahun 2016
berdasarkan laporan WHO(www.who.int/gho/mortality_burden_disease/cause_death/top10/en/).
Oleh sebab itu hingga saat ini TBC masih menjadi prioritas utama di dunia dan menjadi salah satu
tujuan dalam SDGs (Sustainability Development Goals).
Angka prevalensi TBC Indonesia pada tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Eliminasi TBC
juga menjadi salah satu dari 3 fokus utama pemerintah di bidang kesehatan selain penurunan stunting
dan peningkatan cakupan dan mutu imunisasi. Visi yang dibangun terkait penyakit ini yaitu dunia
bebas dari tuberkulosis, nol kematian, penyakit, dan penderitaan yang disebabkan oleh TBC.
Tema Hari TBC Sedunia tahun 2018 yaitu “Wanted: Leader for a TB Free World” yang bertujuan pada
pembangunan komitmen dalam mengakhiri TBC, tidak hanya pada kepala negara dan menteri tetapi
juga di semua level baik bupati, gubernur, parlemen, pemimpin suatu komunitas, jajaran kesehatan,
NGO, dan partner lainnya. Setiap orang dapat menjadi pemimpin dalam upaya mengakhiri TBC baik
di tempat kerja maupun di wilayah tempat tinggal masing-masing.
Walaupun setiap orang dapat mengidap TBC, penyakit
tersebut berkembang pesat pada orang yang hidup dalam
kemiskinan, kelompok terpinggirkan, dan populasi rentan
lainnya. Kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 136,9 per
2
km dengan jumlah penduduk miskin pada September 2017
sebesar 10,12% (Susenas, 2017).
TUBERKULOSIS
1
Untuk menentukan berhasil tidaknya suatu program maka dibutuhkan indikator-indikator sebagai
bahan evaluasi dan monitoring. WHO menetapkan tiga indikator TBC beserta targetnya yang harus
dicapai oleh negara-negara dunia, yaitu:
o Menurunkan jumlah kematian TBC sebanyak 95% pada tahun 2035 dibandingkan kematian pada
tahun 2015.
o Menurunkan insidens TBC sebanyak 90% pada tahun 2035 dibandingkan tahun 2015.
o Tidak ada keluarga pasien TBC yang terbebani pembiayaannya terkait pengobatan TBC pada tahun
2035.
Sasaran nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang tertuang pada
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang SDGs menetapkan target prevalensi TBC pada
tahun 2019 menjadi 245 per 100.000 penduduk. Sementara prevalensi TBC tahun 2014 sebesar 297
per 100.000 penduduk.
Sedangkan di Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis menetapkan
target program Penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia Bebas
TBC Tahun 2050. Eliminasi TBC adalah tercapainya jumlah kasus TBC 1 per 1.000.000 penduduk.
Sementara tahun 2017 jumlah kasus TBC saat ini sebesar 254 per 100.000 atau 25,40 per 1 juta
penduduk.
Berikut rincian target penanggulangan TBC nasional:
Indikator dan Target
Tabel 1. Target Penanggulangan TBC Nasional
INDIKATOR
299
2014 2020 2025 2030 2035
30%
70% 90% 95%
40%
50% 80% 90%
Angka Kesakitan
Angka Kematian 41
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae
dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain
Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai
MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan
diagnosis dan pengobatan TBC.
Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti
dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan
gejala TBC yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
2
3
Sebagian besar estimasi insiden TBC pada tahun 2016 terjadi di Kawasan Asia Tenggara (45%)—dimana
Indonesia merupakan salah satu di dalamnya—dan 25% nya terjadi di kawasan Afrika seperti pada
Gambar 3 berikut ini.
Badan kesehatan dunia mendefinisikan negara dengan beban tinggi/high burden countries (HBC)
untuk TBC berdasarkan 3 indikator yaitu TBC, TBC/HIV, dan MDR-TBC. Terdapat 48 negara yang
masuk dalam daftar tersebut. Satu negara dapat masuk dalam salah satu daftar tersebut, atau
keduanya, bahkan bisa masuk dalam ketiganya. Indonesia bersama 13 negara lain, masuk dalam daftar
HBC untuk ke 3 indikator tersebut. Artinya Indonesia memiliki permasalahan besar dalam menghadapi
penyakit TBC.
Gambar 1. Gambar 2.
Estimasi Incidence Rate TBC
per 100.000 penduduk, 2016
Estimasi Jumlah Kasus Baru (incidence) TBC
di Negara yang Memiliki Paling Sedikit
100.000 Kasus Baru, 2016
Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017
Number of
incident cases
100.000
500.000
1.000.000
2.500.000
Nigeria
South Africa
Pakistan
India
Indonesia
Philippines
China
>
-
0-24
25-99
100-199
200-299
300
No data
Not applicable
Incidence per
100.000 population
per year
Asia Tenggara
3%3% 7% 17% 25% 45%
Afrika
Pasifik Barat
Mediterania Timur
Eropa
Amerika
100%
Gambar 3. Estimasi Insidens TBC menurut Regional, 2016
Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017
Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC (CI 8,8 juta – 12, juta) yang setara
dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan insiden kasus tertinggi yaitu India,
Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.
Situasi di Dunia
4
Gambar 4. Negara-negara dengan Beban Tinggi Berdasarkan TB, TB/HIV,
dan Menurut WHO Tahun 2016-2020
Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017
TB
Angola
China
DR Congo
Ethiopia
India
Indonesia
Kenya
Mozambique
Myanmar
Nigeria
Papua New Guine
South Africa
Thailand
Zimbabwe
MDR-TB TB/HIV
Azerbaijan
Belarus
Kazakhstan
Kyrgzstan
Peru
Republic of Moldova
Somalia
Tajikistan
Ukraine
Uzbekistan
Botswana
Cameroon
Chad
Ghana
Guinea-Bissau
Malawi
Swaziland
Uganda
Bangladesh
DPR Korea
Pakistan
Philippines
Russian Federation
Viet Nam
Brazil
Central African Republic
Congo
Lesotho
Liberia
Namibia
UR Tanzania
Zambia
Cambodia
Sierra Leone
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
Situasi di Indonesia
Keterangan :
TB
MDR
HIV
: Tuberkulosis (TBC)
: Multidrug resistant
: Human immunodefiency virus
* negara-negara yang termasuk dalam daftar 30 negara-negara beban TBC tinggi berdasarkan
tingkat keparahan TBC
175.696
245.298
Gambar 5. Jumlah Kasus Baru TBC
di Indonesia Berdasarkan
Jenis Kelamin, Tahun 2017
Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak
420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17
Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah
kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4
kali lebih besar dibandingkan pada perempuan.
Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi
Tuberkulosis prevalensi pada laki-laki 3 kali
lebih tinggi dibandingkan pada perempuan.
Begitu juga yang terjadi di negara-negara lain.
Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih
terpapar pada fakto risiko TBC misalnya
merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum
obat. Survei ini menemukan bahwa dari seluruh
partisipan laki-laki yang merokok sebanyak
68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan
yang merokok.
Cakupan pengobatan semua kasus TBC (case detection rate/CDR) yang diobati adalah jumlah semua
kasus TBC yang diobati dan dilaporkan di antara perkiraan jumlah semua kasus TBC (insiden).
6
Penyakit TBC paru yang disebabkan terjadi ketika daya tahan tubuh menurun. Dalam perspektif
epidemiologi yang melihat kejadian penyakit sebagai hasil interaksi antar tiga komponen pejamu
(host), penyebab (agent), dan lingkungan (environment) dapat ditelaah faktor risiko dari simpul-simpul
tersebut. Pada sisi pejamu, kerentanan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis sangat
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang pada saat itu. Pengidap HIV AIDS atau orang dengan
status gizi yang buruk lebih mudah untuk terinfeksi dan terjangkit TBC.
Berikut disajikan notifikasi kasus koinfeksi TBC HIV tahun 2010-2017, pencatatan untuk notifikasi TBC
HIV dilakukan mengikuti kohort tahun sebelumnya. Persentase pasien TBC yang mengetahui status
HIV di antara pasien TBC yang ternotifikasi meningkat dari tahun 2009 sebesar 2.393 menjadi 7.796
pada tahun 2017.
Selama 10 tahun terakhir angka notifikasi dan cakupan pengobatan kasus TBC cenderung terdapat
peningkatan yang signifikan.
Faktor Risiko
Gambar 8. Cakupan Pengobatan Semua Kasus TBC (CDR=Case Detection Rate)
Indonesia Tahun 2008-2017
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018
2014 2015 2016 2017
31,3 32,9 35,8
42,4
30,8
30
20
10
0
2013
2012
2011
2010
2009
2008
30,4 31,2 33,1 34,0
50
40
80
70
60
100
90
33,5
PERSEN
(%)
Gambar 9. Persentase Pasien TBC yang Positif HIV di antara Pasien TBC Ternotifikasi
Tahun 2009-2017
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018
2015 2016 2017
0,75
1,07
1,22
1,85
0,34
0,6
0,4
0,2
0
2014
2013
2012
2011
2010
2009
0,37
0,74
0,63
1
0,8
1,6
1,4
1,2
2
1,8
0,75
PERSEN
(%)
5
Gambaran kesakitan menurut pendidikan menunjukkan, prevalensi semakin rendah seiring dengan
tingginya tingkat pendidikan. Kesakitan TBC menurut kuintil indeks kepemilikian menunjukkan tidak
ada perbedaan antara kelompok terbawah sampai dengan menengah atas. Perbedaan hanya terjadi
pada kelompok teratas. Hal ini berarti risiko TBC dapat terjadi pada hampir semua tingkatan sosial
ekonomi.
Angka notifikasi kasus/case notification rate (CNR) adalah jumlah semua kasus TBC yang diobati dan
dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu yang apabila dikumpulkan
serial, akan menggambarkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan kasus
dari tahun ke tahun di suatu wilayah.
<1 5-14 15-24 25-34 35-44 45-5455-64 65-74 75+
1-4
0,2
0,4
0,3 0,3 0,3 0,3
0,5
0,6
0,8
0,7
Tidak
sekolah
0,5
Tidak tamat
SD/MI
Tamat
SD/MI
Tamat
SMP/MTS
Tamat
SMA/MA
Tamat
D1-D3/PT
0,4 0,4
0,3 0,3
0,2
Terbawah
0,4
Menengah
Bawah
Menengah Menengah
Atas
Teratas
0,4 0,4 0,4
0,2
Umur Pendidikan Sosial
Ekonomi
Sumber: Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014, Kemenkes RI
Berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis tahun 2013-2014, prevalensi TBC dengan konfirmasi
bakteriologis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas dan prevalensi
TBC BTA positif sebesar 257 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas.
Berdasarkan survey Riskesdas 2013, semakin bertambah usia, prevalensinya semakin tinggi.
Kemungkinan terjadi re-aktivasi TBC dan durasi paparan TBC lebih lama dibandingkan kelompok umur
di bawahnya.
Sebaliknya, semakin tinggi kuintil indeks kepemilikan (yang menggambarkan kemampuan sosial
ekonomi) semakin rendah prevalensi TBC seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Gambar 6. Prevalensi TBC menurut Karakteristik Umur, Pendidikan, dan Sosial Ekonomi
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018
Gambar 7. Case Notification Rate (CNR) per 100.000 Penduduk di Indonesia
Tahun 2008-2017
161
139
130
125
135
138
136
129
127
131
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
160
140
120
80
60
40
0
100
20
PER
100.000
PENDUDUK
7
Angka keberhasilan (succes rate) adalah jumlah semua kasus TBC yang sembuh dan pengobatan
lengkap di antara semua kasus TBC yang diobati dan dilaporkan yang angka ini merupakan
penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua kasus.
Badan kesehatan dunia menetapkan standar keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Angka
keberhasilan pada tahun 2017 sebesar 87,8% (data per 21 Mei 2018).
Angka Kesembuhan dan Keberhasilan TBC
Gambar 10. Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TBC Semua Kasus Tahun 2008-2017
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018
2014 2015 2016 2017
85,1 85,8 85,0 85,1
89,5
30
20
10
0
2013
2012
2011
2010
2009
2008
89,2 88,1 88,0 84,9
40
80
70
60
100
90
87,0
PERSEN
(%)
50
Angka kesembuhan cenderung mempunyai gap dengan angka keberhasilan pengobatan, sehingga
kontribusi pasien yang sembuh terhadap angka keberhasilan pengobatan menurun dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Dalam upaya pengendalian penyakit, fenomena menurunnya angka
kesembuhan ini perlu mendapat perhatian besar karena akan mempengaruhi penularan penyakit TBC.
Gambar 11. Hasil Pengobatan Pasien TBC Semua Kasus Tahun 2017
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018
Temukan TB Obati Sampai Sembuh
Sembuh
42,0%
Pengobatan
Lengkap
43,1%
Meninggal
2,5%
Gagal
0,4%
Loss to Follow up
(Hilang dari pengamatan)
5,4%
Pindah
4,0%
Tidak dievaluasi
2,7%
8
Upaya dan Pengendalian
Pencegahan dan pengendalian faktor risiko TBC dilakukan dengan cara:
Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat;
Membudayakan perilaku etika berbatuk;
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan
lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat;
Peningkatan daya tahan tubuh;
Penanganan penyakit penyerta TBC;
Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
1. Integrasi layanan TBC berpusat pada pasien dan upaya pencegahan TBC.
a. Diagnosis TBC sedini mungkin, termasuk uji kepekaan OAT bagi semua dan penapisan TBC
secara sistematis bagi kontak dan kelompok populasi berisiko tinggi.
b. Pengobatan untuk semua pasien TBC, termasuk untuk penderita resistan obat dengan
disertai dukungan yang berpusat pada kebutuhan pasien (patient-centred support).
c. Kegiatan kolaborasi TB/HIV dan tata laksana komorbid TBC yang lain.
d. Upaya pemberian pengobatan pencegahan pada kelompok rentan dan berisiko tinggi
serta pemberian vaksinasi untuk mencegah TBC.
2. Kebijakan dan sistem pendukung yang berani dan jelas.
a. Komitmen politis yang diwujudkan dalam pemenuhan kebutuhan layanan dan pencegahan
TBC.
b. Keterlibatan aktif masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan dan pemberi layanan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta.
c. Penerapan layanan kesehatan semesta (universal health coverage) dan kerangka
kebijakan lain yang mendukung pengendalian TBC seperti wajib lapor, registrasi vital,
tata kelola dan penggunaan obat rasional serta pengendalian infeksi.
d. Jaminan sosial, pengentasan kemiskinan dan kegiatan lain untuk mengurangi dampak
determinan sosial terhadap TBC.
3. Intensifikasi riset dan inovasi
a. Penemuan, pengembangan dan penerapan secara cepat alat, metode intervensi dan
strategi baru pengendalian TB.
b. Pengembangan riset untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan dan merangsang inovasi-
inovasi baru untuk mempercepat pengembangan program pengendalian TB.
Pilar dan Komponen Penanggulangan TBC
Target Penanggulangan TBC Nasional
INDIKATOR
299
2014 2020 2025 2030 2035
30%
70% 90% 95%
40%
50% 80% 90%
Angka Kesakitan
Angka Kematian 41
Estimasi Jumlah Kasus Baru (incidence) TBC
di Negara yang Memiliki Paling Sedikit
100.000 Kasus Baru, 2016
Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017
Number of
incident cases
100.000
500.000
1.000.000
2.500.000
Nigeria
South Africa
Pakistan
India
Indonesia
Philippines
China
Estimasi Incidence Rate TBC
per 100.000 Penduduk, 2016
Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017
>
-
0-24
25-99
100-199
200-299
300
No data
Not applicable
Incidence per
100.000 population
per year
Jumlah Kasus Baru TBC
di Indonesia Berdasarkan
Jenis Kelamin
Tahun 2017
<1 5-14 15-24 25-34 35-44 45-5455-64 65-74 75+
1-4
0,2
0,4
0,3 0,3 0,3 0,3
0,5
0,6
0,8
0,7
Umur
Tidak
sekolah
0,5
Tidak tamat
SD/MI
Tamat
SD/MI
Tamat
SMP/MTS
Tamat
SMA/MA
Tamat
D1-D3/PT
0,4 0,4
0,3 0,3
0,2
Pendidikan
Terbawah
0,4
Menengah
Bawah
Menengah Menengah
Atas
Teratas
0,4 0,4 0,4
0,2
Sosial Ekonomi
Prevalensi TBC Berdasarkan
Case Notification Rate (CNR)
per 100.000 Penduduk
di Indonesia
Tahun 2008-2017
Persentase Pasien TBC
yang Positif HIV
di antara Pasien TBC
Ternotifikasi
Tahun 2009-2017
Angka Keberhasilan Pengobatan
Pasien TBC Semua Kasus Tahun 2008-2017
Hasil
Pengobatan
Pasien TBC
Semua Kasus
Tahun 2017
Temukan TB Obati Sampai Sembuh
Sembuh
42,0%
Pengobatan
Lengkap
43,1%
Meninggal
2,5%
Gagal
0,4%
Loss to Follow up
(Hilang dari pengamatan)
5,4%
Pindah
4,0%
Tidak dievaluasi
2,7%
TUBERKULOSIS
Rp
175.696
245.298
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
161
139
130
125
135
138
136
129
127
131
160
140
120
80
60
40
0
100
20
PER 100.000 PENDUDUK
Asia Tenggara
3%3% 7% 17% 25% 45%
Afrika
Pasifik Barat
Mediterania Timur
Eropa
Amerika
100%
Sumber : Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014, Kemenkes RI
Estimasi Insidens TBC menurut Regional, 2016
Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018
2015 2016 2017
0,6
0,4
0,2
0
2014
2013
2012
2011
2010
2009
0,8
1,6
1,4
1,2
1,8
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018
2014 2015 2016 2017
30
20
10
0
2013
2012
2011
2010
2009
2008
40
80
70
60
100
90
50
Kementerian Kesehatan RI - Pusat Data dan Informasi - 2018
DICARI PARA PEMIMPIN UNTUK DUNIA BEBAS TBC
0,75
1,07
1,22
1,85
0,34 0,37
0,74
0,63
1
2
0,75
PERSEN (%)
85,1 85,8 85,0 85,1
89,5 89,2 88,1 88,0 84,9 87,0
PERSEN (%)

More Related Content

Similar to infodatin-tuberkulosis-2018.pdf

Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
DR Irene
 
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdf
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdfKAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdf
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdf
imroatulazizah22
 

Similar to infodatin-tuberkulosis-2018.pdf (20)

Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
 
Ujian Praktik SIK
Ujian Praktik SIKUjian Praktik SIK
Ujian Praktik SIK
 
Uprak sik salma
Uprak sik salmaUprak sik salma
Uprak sik salma
 
Laporan data penyakit
Laporan data  penyakitLaporan data  penyakit
Laporan data penyakit
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
Makalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMakalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerja
 
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdf
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdfKAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdf
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdf
 
Tb.pdf
Tb.pdfTb.pdf
Tb.pdf
 
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
 
Bahan pen jasorkes
Bahan pen jasorkesBahan pen jasorkes
Bahan pen jasorkes
 
Bab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siapBab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siap
 
globalisasi kesehatan.pptx
globalisasi kesehatan.pptxglobalisasi kesehatan.pptx
globalisasi kesehatan.pptx
 
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab munaPerencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
 
jumlah Kasus HIV di Indonesia
jumlah Kasus HIV di Indonesiajumlah Kasus HIV di Indonesia
jumlah Kasus HIV di Indonesia
 
Surveilans TBC
Surveilans TBC Surveilans TBC
Surveilans TBC
 
Sosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptxSosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Infodatin 2020 hiv
Infodatin 2020 hivInfodatin 2020 hiv
Infodatin 2020 hiv
 
Hiv menurut usia
Hiv menurut usiaHiv menurut usia
Hiv menurut usia
 
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfMATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

infodatin-tuberkulosis-2018.pdf

  • 1. ISSN 2442-7659 Tuberkulosis PARA PEMIMPIN UNTUK DUNIA BEBAS TBC DICARI! AKHIRI TBC Temukan TB Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis Hari TBC Sedunia 24 Maret Hari TBC Sedunia 24 Maret Asia Tenggara 3%3% 7% 17% 25% 45% Afrika Pasifik Barat Mediterania Timur Amerika Eropa 100% Gambar 3. Estimasi Insidens Tbc menurut Regional, 2016 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 Gambar 5. Prevalensi Tbc menurut Karakteristik Umur, Pendidikan, dan Sosial Ekonomi <1 5-14 15-24 25-34 35-44 45-5455-64 65-74 75+ 1-4 0,2 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 0,5 0,6 0,8 0,7 Tidak sekolah 0,5 Tidak tamat Tamat SD/MI Tamat SMP/MTS Tamat SMA/MA D1-D3/PT 0,4 0,4 0,3 0,3 0,2 Terbawah 0,4 Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas 0,4 0,4 0,4 0,2 Umur Pendidikan Sosial Ekonomi Sumber: Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014, Kemenkes RI AKHIRITB Gambar 5. Jumlah Kasus Tbc Berdasarkan Jenis kelamin Tahun 2017 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 101,802 66.610 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 Badan Pusat Statistik, 2017. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2017, Jakarta. Kementerian Kesehatan RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, Jakarta. Kementerian Kesehatan RI, 2016. National Strategic Plan of Tuberculosis Control 2016-2020, Jakarta. Kementerian Kesehatan RI, 2015. Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014, Jakarta. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Sustainability Development Goals. WHO, 2017. Global Tuberculosis Report 2017, Jenewa. www.who.int/gho/mortality_burden_disease/cause_death/top10/en/ Sumber : TIM REDAKSI : Penanggung Jawab Redaktur Penyunting Penulis Desainer Grafis/Layouter : Didik Budijanto : Rudy Kurniawan : Nuning Kurniasih : Marlina Indah : Dian Mulya Reviewer : Sulistyo, SKM, M.Epid 2018 Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Lantai 6 Blok C Jakarta Selatan ISSN 2442-7659
  • 2. Pendahuluan DICARI PARA PEMIMPIN UNTUK DUNIA BEBAS TBC Pada Bulan Maret sekitar 1,3 abad yang lalu tepatnya tanggal 2 Maret 1882 merupakan hari saat Robert Koch mengumukan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab tuberculosis (TBC) yang kemudian membuka jalan menuju diagnosis dan penyembuhan penyakit ini. Meskipun jumlah kematian akibat tuberkulosis menurun 22% antara tahun 2000 dan 2015, namun tuberkulosis masih menepati peringkat ke-10 penyebab kematian tertinggi di dunia pada tahun 2016 berdasarkan laporan WHO(www.who.int/gho/mortality_burden_disease/cause_death/top10/en/). Oleh sebab itu hingga saat ini TBC masih menjadi prioritas utama di dunia dan menjadi salah satu tujuan dalam SDGs (Sustainability Development Goals). Angka prevalensi TBC Indonesia pada tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Eliminasi TBC juga menjadi salah satu dari 3 fokus utama pemerintah di bidang kesehatan selain penurunan stunting dan peningkatan cakupan dan mutu imunisasi. Visi yang dibangun terkait penyakit ini yaitu dunia bebas dari tuberkulosis, nol kematian, penyakit, dan penderitaan yang disebabkan oleh TBC. Tema Hari TBC Sedunia tahun 2018 yaitu “Wanted: Leader for a TB Free World” yang bertujuan pada pembangunan komitmen dalam mengakhiri TBC, tidak hanya pada kepala negara dan menteri tetapi juga di semua level baik bupati, gubernur, parlemen, pemimpin suatu komunitas, jajaran kesehatan, NGO, dan partner lainnya. Setiap orang dapat menjadi pemimpin dalam upaya mengakhiri TBC baik di tempat kerja maupun di wilayah tempat tinggal masing-masing. Walaupun setiap orang dapat mengidap TBC, penyakit tersebut berkembang pesat pada orang yang hidup dalam kemiskinan, kelompok terpinggirkan, dan populasi rentan lainnya. Kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 136,9 per 2 km dengan jumlah penduduk miskin pada September 2017 sebesar 10,12% (Susenas, 2017). TUBERKULOSIS 1 Untuk menentukan berhasil tidaknya suatu program maka dibutuhkan indikator-indikator sebagai bahan evaluasi dan monitoring. WHO menetapkan tiga indikator TBC beserta targetnya yang harus dicapai oleh negara-negara dunia, yaitu: o Menurunkan jumlah kematian TBC sebanyak 95% pada tahun 2035 dibandingkan kematian pada tahun 2015. o Menurunkan insidens TBC sebanyak 90% pada tahun 2035 dibandingkan tahun 2015. o Tidak ada keluarga pasien TBC yang terbebani pembiayaannya terkait pengobatan TBC pada tahun 2035. Sasaran nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang SDGs menetapkan target prevalensi TBC pada tahun 2019 menjadi 245 per 100.000 penduduk. Sementara prevalensi TBC tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Sedangkan di Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis menetapkan target program Penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia Bebas TBC Tahun 2050. Eliminasi TBC adalah tercapainya jumlah kasus TBC 1 per 1.000.000 penduduk. Sementara tahun 2017 jumlah kasus TBC saat ini sebesar 254 per 100.000 atau 25,40 per 1 juta penduduk. Berikut rincian target penanggulangan TBC nasional: Indikator dan Target Tabel 1. Target Penanggulangan TBC Nasional INDIKATOR 299 2014 2020 2025 2030 2035 30% 70% 90% 95% 40% 50% 80% 90% Angka Kesakitan Angka Kematian 41 Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TBC. Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TBC yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih. 2
  • 3. 3 Sebagian besar estimasi insiden TBC pada tahun 2016 terjadi di Kawasan Asia Tenggara (45%)—dimana Indonesia merupakan salah satu di dalamnya—dan 25% nya terjadi di kawasan Afrika seperti pada Gambar 3 berikut ini. Badan kesehatan dunia mendefinisikan negara dengan beban tinggi/high burden countries (HBC) untuk TBC berdasarkan 3 indikator yaitu TBC, TBC/HIV, dan MDR-TBC. Terdapat 48 negara yang masuk dalam daftar tersebut. Satu negara dapat masuk dalam salah satu daftar tersebut, atau keduanya, bahkan bisa masuk dalam ketiganya. Indonesia bersama 13 negara lain, masuk dalam daftar HBC untuk ke 3 indikator tersebut. Artinya Indonesia memiliki permasalahan besar dalam menghadapi penyakit TBC. Gambar 1. Gambar 2. Estimasi Incidence Rate TBC per 100.000 penduduk, 2016 Estimasi Jumlah Kasus Baru (incidence) TBC di Negara yang Memiliki Paling Sedikit 100.000 Kasus Baru, 2016 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 Number of incident cases 100.000 500.000 1.000.000 2.500.000 Nigeria South Africa Pakistan India Indonesia Philippines China > - 0-24 25-99 100-199 200-299 300 No data Not applicable Incidence per 100.000 population per year Asia Tenggara 3%3% 7% 17% 25% 45% Afrika Pasifik Barat Mediterania Timur Eropa Amerika 100% Gambar 3. Estimasi Insidens TBC menurut Regional, 2016 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC (CI 8,8 juta – 12, juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan insiden kasus tertinggi yaitu India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan seperti yang terlihat pada gambar berikut ini. Situasi di Dunia 4 Gambar 4. Negara-negara dengan Beban Tinggi Berdasarkan TB, TB/HIV, dan Menurut WHO Tahun 2016-2020 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 TB Angola China DR Congo Ethiopia India Indonesia Kenya Mozambique Myanmar Nigeria Papua New Guine South Africa Thailand Zimbabwe MDR-TB TB/HIV Azerbaijan Belarus Kazakhstan Kyrgzstan Peru Republic of Moldova Somalia Tajikistan Ukraine Uzbekistan Botswana Cameroon Chad Ghana Guinea-Bissau Malawi Swaziland Uganda Bangladesh DPR Korea Pakistan Philippines Russian Federation Viet Nam Brazil Central African Republic Congo Lesotho Liberia Namibia UR Tanzania Zambia Cambodia Sierra Leone a a a a a a a a a a Situasi di Indonesia Keterangan : TB MDR HIV : Tuberkulosis (TBC) : Multidrug resistant : Human immunodefiency virus * negara-negara yang termasuk dalam daftar 30 negara-negara beban TBC tinggi berdasarkan tingkat keparahan TBC 175.696 245.298 Gambar 5. Jumlah Kasus Baru TBC di Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun 2017 Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Begitu juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada fakto risiko TBC misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat. Survei ini menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang merokok.
  • 4. Cakupan pengobatan semua kasus TBC (case detection rate/CDR) yang diobati adalah jumlah semua kasus TBC yang diobati dan dilaporkan di antara perkiraan jumlah semua kasus TBC (insiden). 6 Penyakit TBC paru yang disebabkan terjadi ketika daya tahan tubuh menurun. Dalam perspektif epidemiologi yang melihat kejadian penyakit sebagai hasil interaksi antar tiga komponen pejamu (host), penyebab (agent), dan lingkungan (environment) dapat ditelaah faktor risiko dari simpul-simpul tersebut. Pada sisi pejamu, kerentanan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang pada saat itu. Pengidap HIV AIDS atau orang dengan status gizi yang buruk lebih mudah untuk terinfeksi dan terjangkit TBC. Berikut disajikan notifikasi kasus koinfeksi TBC HIV tahun 2010-2017, pencatatan untuk notifikasi TBC HIV dilakukan mengikuti kohort tahun sebelumnya. Persentase pasien TBC yang mengetahui status HIV di antara pasien TBC yang ternotifikasi meningkat dari tahun 2009 sebesar 2.393 menjadi 7.796 pada tahun 2017. Selama 10 tahun terakhir angka notifikasi dan cakupan pengobatan kasus TBC cenderung terdapat peningkatan yang signifikan. Faktor Risiko Gambar 8. Cakupan Pengobatan Semua Kasus TBC (CDR=Case Detection Rate) Indonesia Tahun 2008-2017 Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018 2014 2015 2016 2017 31,3 32,9 35,8 42,4 30,8 30 20 10 0 2013 2012 2011 2010 2009 2008 30,4 31,2 33,1 34,0 50 40 80 70 60 100 90 33,5 PERSEN (%) Gambar 9. Persentase Pasien TBC yang Positif HIV di antara Pasien TBC Ternotifikasi Tahun 2009-2017 Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018 2015 2016 2017 0,75 1,07 1,22 1,85 0,34 0,6 0,4 0,2 0 2014 2013 2012 2011 2010 2009 0,37 0,74 0,63 1 0,8 1,6 1,4 1,2 2 1,8 0,75 PERSEN (%) 5 Gambaran kesakitan menurut pendidikan menunjukkan, prevalensi semakin rendah seiring dengan tingginya tingkat pendidikan. Kesakitan TBC menurut kuintil indeks kepemilikian menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok terbawah sampai dengan menengah atas. Perbedaan hanya terjadi pada kelompok teratas. Hal ini berarti risiko TBC dapat terjadi pada hampir semua tingkatan sosial ekonomi. Angka notifikasi kasus/case notification rate (CNR) adalah jumlah semua kasus TBC yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu yang apabila dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan kasus dari tahun ke tahun di suatu wilayah. <1 5-14 15-24 25-34 35-44 45-5455-64 65-74 75+ 1-4 0,2 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 0,5 0,6 0,8 0,7 Tidak sekolah 0,5 Tidak tamat SD/MI Tamat SD/MI Tamat SMP/MTS Tamat SMA/MA Tamat D1-D3/PT 0,4 0,4 0,3 0,3 0,2 Terbawah 0,4 Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas 0,4 0,4 0,4 0,2 Umur Pendidikan Sosial Ekonomi Sumber: Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014, Kemenkes RI Berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis tahun 2013-2014, prevalensi TBC dengan konfirmasi bakteriologis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas dan prevalensi TBC BTA positif sebesar 257 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas. Berdasarkan survey Riskesdas 2013, semakin bertambah usia, prevalensinya semakin tinggi. Kemungkinan terjadi re-aktivasi TBC dan durasi paparan TBC lebih lama dibandingkan kelompok umur di bawahnya. Sebaliknya, semakin tinggi kuintil indeks kepemilikan (yang menggambarkan kemampuan sosial ekonomi) semakin rendah prevalensi TBC seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini. Gambar 6. Prevalensi TBC menurut Karakteristik Umur, Pendidikan, dan Sosial Ekonomi Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018 Gambar 7. Case Notification Rate (CNR) per 100.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2008-2017 161 139 130 125 135 138 136 129 127 131 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 160 140 120 80 60 40 0 100 20 PER 100.000 PENDUDUK
  • 5. 7 Angka keberhasilan (succes rate) adalah jumlah semua kasus TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap di antara semua kasus TBC yang diobati dan dilaporkan yang angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua kasus. Badan kesehatan dunia menetapkan standar keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Angka keberhasilan pada tahun 2017 sebesar 87,8% (data per 21 Mei 2018). Angka Kesembuhan dan Keberhasilan TBC Gambar 10. Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TBC Semua Kasus Tahun 2008-2017 Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018 2014 2015 2016 2017 85,1 85,8 85,0 85,1 89,5 30 20 10 0 2013 2012 2011 2010 2009 2008 89,2 88,1 88,0 84,9 40 80 70 60 100 90 87,0 PERSEN (%) 50 Angka kesembuhan cenderung mempunyai gap dengan angka keberhasilan pengobatan, sehingga kontribusi pasien yang sembuh terhadap angka keberhasilan pengobatan menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dalam upaya pengendalian penyakit, fenomena menurunnya angka kesembuhan ini perlu mendapat perhatian besar karena akan mempengaruhi penularan penyakit TBC. Gambar 11. Hasil Pengobatan Pasien TBC Semua Kasus Tahun 2017 Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018 Temukan TB Obati Sampai Sembuh Sembuh 42,0% Pengobatan Lengkap 43,1% Meninggal 2,5% Gagal 0,4% Loss to Follow up (Hilang dari pengamatan) 5,4% Pindah 4,0% Tidak dievaluasi 2,7% 8 Upaya dan Pengendalian Pencegahan dan pengendalian faktor risiko TBC dilakukan dengan cara: Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat; Membudayakan perilaku etika berbatuk; Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat; Peningkatan daya tahan tubuh; Penanganan penyakit penyerta TBC; Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 1. Integrasi layanan TBC berpusat pada pasien dan upaya pencegahan TBC. a. Diagnosis TBC sedini mungkin, termasuk uji kepekaan OAT bagi semua dan penapisan TBC secara sistematis bagi kontak dan kelompok populasi berisiko tinggi. b. Pengobatan untuk semua pasien TBC, termasuk untuk penderita resistan obat dengan disertai dukungan yang berpusat pada kebutuhan pasien (patient-centred support). c. Kegiatan kolaborasi TB/HIV dan tata laksana komorbid TBC yang lain. d. Upaya pemberian pengobatan pencegahan pada kelompok rentan dan berisiko tinggi serta pemberian vaksinasi untuk mencegah TBC. 2. Kebijakan dan sistem pendukung yang berani dan jelas. a. Komitmen politis yang diwujudkan dalam pemenuhan kebutuhan layanan dan pencegahan TBC. b. Keterlibatan aktif masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan dan pemberi layanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta. c. Penerapan layanan kesehatan semesta (universal health coverage) dan kerangka kebijakan lain yang mendukung pengendalian TBC seperti wajib lapor, registrasi vital, tata kelola dan penggunaan obat rasional serta pengendalian infeksi. d. Jaminan sosial, pengentasan kemiskinan dan kegiatan lain untuk mengurangi dampak determinan sosial terhadap TBC. 3. Intensifikasi riset dan inovasi a. Penemuan, pengembangan dan penerapan secara cepat alat, metode intervensi dan strategi baru pengendalian TB. b. Pengembangan riset untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan dan merangsang inovasi- inovasi baru untuk mempercepat pengembangan program pengendalian TB. Pilar dan Komponen Penanggulangan TBC
  • 6. Target Penanggulangan TBC Nasional INDIKATOR 299 2014 2020 2025 2030 2035 30% 70% 90% 95% 40% 50% 80% 90% Angka Kesakitan Angka Kematian 41 Estimasi Jumlah Kasus Baru (incidence) TBC di Negara yang Memiliki Paling Sedikit 100.000 Kasus Baru, 2016 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 Number of incident cases 100.000 500.000 1.000.000 2.500.000 Nigeria South Africa Pakistan India Indonesia Philippines China Estimasi Incidence Rate TBC per 100.000 Penduduk, 2016 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 > - 0-24 25-99 100-199 200-299 300 No data Not applicable Incidence per 100.000 population per year Jumlah Kasus Baru TBC di Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2017 <1 5-14 15-24 25-34 35-44 45-5455-64 65-74 75+ 1-4 0,2 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 0,5 0,6 0,8 0,7 Umur Tidak sekolah 0,5 Tidak tamat SD/MI Tamat SD/MI Tamat SMP/MTS Tamat SMA/MA Tamat D1-D3/PT 0,4 0,4 0,3 0,3 0,2 Pendidikan Terbawah 0,4 Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas 0,4 0,4 0,4 0,2 Sosial Ekonomi Prevalensi TBC Berdasarkan Case Notification Rate (CNR) per 100.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2008-2017 Persentase Pasien TBC yang Positif HIV di antara Pasien TBC Ternotifikasi Tahun 2009-2017 Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TBC Semua Kasus Tahun 2008-2017 Hasil Pengobatan Pasien TBC Semua Kasus Tahun 2017 Temukan TB Obati Sampai Sembuh Sembuh 42,0% Pengobatan Lengkap 43,1% Meninggal 2,5% Gagal 0,4% Loss to Follow up (Hilang dari pengamatan) 5,4% Pindah 4,0% Tidak dievaluasi 2,7% TUBERKULOSIS Rp 175.696 245.298 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 161 139 130 125 135 138 136 129 127 131 160 140 120 80 60 40 0 100 20 PER 100.000 PENDUDUK Asia Tenggara 3%3% 7% 17% 25% 45% Afrika Pasifik Barat Mediterania Timur Eropa Amerika 100% Sumber : Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014, Kemenkes RI Estimasi Insidens TBC menurut Regional, 2016 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018 Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018 2015 2016 2017 0,6 0,4 0,2 0 2014 2013 2012 2011 2010 2009 0,8 1,6 1,4 1,2 1,8 Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018 2014 2015 2016 2017 30 20 10 0 2013 2012 2011 2010 2009 2008 40 80 70 60 100 90 50 Kementerian Kesehatan RI - Pusat Data dan Informasi - 2018 DICARI PARA PEMIMPIN UNTUK DUNIA BEBAS TBC 0,75 1,07 1,22 1,85 0,34 0,37 0,74 0,63 1 2 0,75 PERSEN (%) 85,1 85,8 85,0 85,1 89,5 89,2 88,1 88,0 84,9 87,0 PERSEN (%)