SlideShare a Scribd company logo
ISSN 1410-1939
18
INDUKSI PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN TANAMAN BUAH DENGAN
PENGGUNAAN RETARDAN
[THE INDUCTION OF FLOWERING AND FRUITING ON FRUIT CROPS
USING GROWTH RETARDANTS]
Lizawati
Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361
Telp./Fax: 0741-583051
Abstract
Critical point in tree impregnation lays in flowering process. To date in Indonesia flower arrangement still be
leaned on natural arrangement. Temperature manipulation to arrange the flower cost money difficult and
costly applied in tropical. Physical treatment like water stress, clipping of root and ringing of the trunk can
cause the damage or tree death. Usage of growth retardants of resistor grow expected will race the flower
appearance. Application of gibberellin inhibitor, such as paclobutrazol enhances flower bud induction in some
tropical fruit crops.
Key words: growth retardants, gibberelin inhibitor, paclobutrazol
PENDAHULUAN
Di Indonesia sebagian besar buah dipanen
musiman, pada saat musim panen ketersediaan
buah melimpah dan pada musim lain beberapa
jenis buah tidak ditemukan di pasar. Keadaan
seperti ini dari agribisnis tentu kurang
menguntungkan. Perentangan periode pembuahan,
ialah mempercepat awal musim buah dan
memperlambat akhir musim buah, akan
memperbaiki keadaan. Dengan cara ini tidak
semua pohon berbuah pada saat yang sama,
sehingga keseimbangan penawaran-permintaan
dalam rentang waktu yang panjang dapat
diperbaiki.
Titik kritis dalam pembuahan pohon terletak
pada proses pembungaan. Sampai saat ini di
Indonesia pengaturan pembungaan masih
disandarkan pada pengaturan alami. Manipulasi
pengaturan pembungaan dan pembuahan masih
belum dilakukan secara komersial. Padahal,
pengaturan pembungaan pohon buah-buahan
secara ekonomi sangat penting untuk memperoleh
buah di luar musimnya.
Berdasarkan teori pembungaan, pengaturan
pembungaan dapat diupayakan. Ada dua teori
pembungaan, yang pertama menyatakan inisiasi
pembungaan pada tanaman tidak akan terjadi
kecuali jika ada rangsangan, sedangkan teori kedua
menyatakan tanaman selalu berpotensi untuk
inisiasi bunga tetapi kadang-kadang tertekan oleh
kondisi yang tidak sesuai (Bernier et al., 1985).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengatur pembungaan pohon buah-buahan, antara
lain dengan pengaturan suhu udara dan tanah
(Poerwanto dan Inoue, 1990), stress air,
pemangkasan akar, pencekikan batang, dan
pemakaian zat pengatur tumbuh. Manipulasi suhu
untuk mengatur pembungaan memerlukan biaya
yang mahal dan sulit diterapkan di daerah tropis.
Perlakuan fisik seperti stres air, pemangkasan akar
dan pencekikan batang mungkin dapat diterapkan
tetapi harus dilakukan dengan sangat hati-hati
karena dapat menyebabkan kerusakan atau
kematian pohon. Pemakaian zat pengatur tumbuh
adalah salah satu cara yang paling memungkinkan
dalam pengaturan pembungaan. Walaupun hasil
penelitian selama ini belum banyak menunjukkan
hasil yang memuaskan.
Goldschmidt dan Monselise (1972)
menghipotesiskan bahwa induksi bunga pada jeruk
dan beberapa tanaman pohon lanilla memerlukan
penurunan aktivitas hormon gibberelin. Penelitian
lain menunjukkan bahwa pemberian gibberelin
dapat menghambat pembungaan (Davenport,
1983). Selanjutnya Poerwanto dan Inoue
(Poerwanto dan Inoue, 1990) membuktikan bahwa
aktivitas gibberelin pada daun jeruk Satsuma dari
ranting-ranting yang diinduksi pembungaannya
lebih rendah daripada daun yang berasal dari
ranting-ranting yang yang tidak diinduksi
Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 2, Juli - Desember 2008
19
H H OH CH3
Cl C-----C-----C-----C-----CH3
H H CH3
N
N
N
-- ------
H H OH CH3
Cl C-----C-----C-----C-----CH3
H H CH3
N
N
N
-- ------
HMGCoA MVA IPP GPP IPP
GGPP
Ent-kaurena sintetase A
CPP
Ent-kaurena sintetase B
Ent-kaurena
Penghambatan oleh
paclobutrazol
Asam ent-kaurenat
Asam ent-7 -hidroksi kaurenoat
Gas-aldehida
Giberelinx
Ket :
HMGCoA = Hidroksimetilglutaril Coenzim A
MVA=asam mevalonat;IPP=Isopentenil pirofosfat
GPP= Geranil pirofosfat; FPP = Fernesil pirofosfat
GGPP = Geranil geranil pirofosfat
CPP = Copalilpirofosfat
HMGCoA MVA IPP GPP IPP
GGPP
Ent-kaurena sintetase A
CPP
Ent-kaurena sintetase B
Ent-kaurena
Penghambatan oleh
paclobutrazol
Asam ent-kaurenat
Asam ent-7 -hidroksi kaurenoat
Gas-aldehida
Giberelinx
Ket :
HMGCoA = Hidroksimetilglutaril Coenzim A
MVA=asam mevalonat;IPP=Isopentenil pirofosfat
GPP= Geranil pirofosfat; FPP = Fernesil pirofosfat
GGPP = Geranil geranil pirofosfat
CPP = Copalilpirofosfat
bunganya. Karena itu penggunaan zat-zat yang
bersifat antigibberelin diharapkan dapat
merangsang pembungaan.
ZAT PENGHAMBAT TUMBUH DAN
STIMULASI PEMBUNGAAN
Zat penghambat tumbuh (retardan) sebagai
suatu senyawa organik yang dapat menghambat
perpanjangan batang, meningkatkan warna hijau
dari daun dan secara tidak langsung mempengaruhi
pembungaan tanpa menyebabkan pertumbuhan
yang abnormal (Weaver, 1972).
Pemakaian retardan memungkinkan adanya
suatu pendekatan secara langsung pada
pengendalian pertumbuhan dengan menghambat
biosintesis giberelin. Banyak jenis retardan yang
diketahui menghambat biosintesis giberelin,
diantaranya adalah AMO-1618 dan cycocel, yang
memblokir aktivitas enzim ent-kaurena sintetase A
pada sintesis copalilpirofosfat, sedangkan
paclobutrazol (Gambar 1), ancimidol dan
uniconazol menghambat sintesis giberelin pada
oksidasi ent-kaurene (Gambar 2) (Krishnamoorthy,
1981; Sponsel, 1995).
Retardan yang sudah banyak dibuktikan sangat
efektif menekan pertumbuhan vegetatif adalah
paclobutrazol (Efendi, 1996). Rumus empirisnya
adalah C12H20 CIN3O dengan rumus kimia (2 RS,
3 RS)-1-(4-klorofenil)-4,4-dimetil-2-(1H-1,2,4,-
triazol-1-il)pentan 3-ol dan rumus bangun seperti
terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Rumus bangun paclobutrazol
Gambar 2. Posisi penghambatan sintesis gibberelin oleh paclobutrazol(Sponsel, 1995).
Lizawati: Induksi Pembungaan dan Pembuahan Tanaman Buah dengan Penggunaan Retardan
20
Pemberian zat penghambat tumbuh seperti
paclobutrazol, daminozide dan cycocel walaupun
sering menginduksi pembungaan, tetapi tidak
memacu perkembangan dan pemunculan bunga.
Kombinasi perlakuan zat penghambat tumbuh
dengan zat pemecah dormansi diharapkan akan
memacu pemunculan bunga.
Paclobutrazol dapat diserap oleh tanaman
melalui daun, pembuluh daun, pembuluh batang
dan akar selanjutnya ditranslokasikan secara
akropetal melalui xilem ke bagian tanaman lain.
Selain itu paclobutrazol dapat bertahan dalam
tanaman selama 6 bulan pada suhu 50o
C (ICI,
1986). Senyawa paclobutrazol pada meristem sub
apikal dapat menghambat produksi giberelin
kemudian menyebabkan penurunan laju
pembelahan sel, sehingga menghambat
pertumbuhan vegetatif dan secara tidak lansung
akan mengalihkan asimilat ke pertumbuhan
reproduktif yang dibutuhkan untuk membentuk
bunga, buah dan perkembangan buah (Weaver,
1972 ; Wattimena,1998).
Menurut Gianfagna (1987) sejumlah senyawa
yang menghambat biosintesis giberelin juga
menghambat biosintesis sterol, tetapi kurang
diyakini kalau sterol terlibat dalam pemanjangan
batang. Oleh sebab itu pengaruh utama
paclobutrazol pada pemendekan batang (ruas)
adalah karena terhambatnya biosintesis giberelin.
Steffens et al. (1985) melaporkan bahwa
aplikasi paclobutrazol selain dapat menekan
biosintesis gibberelin, juga dapat meningkatkan
biosintesis asam absisat (ABA), sehingga
mendorong terjadinya dormansi mata tunas. Efendi
(1996) menyatakan bahwa pemberian
paclobutrazol tanpa diikuti pemberian zat pemecah
dormansi menyebabkan bunganya muncul lebih
lama daripada yang diberikan. Menurut Poerwanto
et al. (1997), untuk mempercepat pemecahan mata
tunas bunga mangga yang masih dorman dapat
dilakukan dengan memberikan zat pemecah
dormansi benzil adenin, ethephon dan KNO3.
Pemberian zat pemecah dormansi satu bulan
setelah aplikasi paclobutrazol menghasilkan bunga
terbanyak dibandingkan pemberian pada dua atau
tiga bulan sesudah paclobutrazol, ditambahkan
juga bahwa penggunaan ethephon sebagai zat
pemecah dormansi lebih dianjurkan karena
harganya murah dibandingkan benzil adenin.
Ethephon termasuk zat pemecah dormansi
yang dapat mempercepat pembungaan pada
mangga. Pemberian ethephon dengan konsentrasi
400 ppm sebulan setelah diberi perlakuan
paclobutrazol menghasilkan jumlah tunas bunga
terbanyak dan waktu berbunga tercepat
(Poerwanto et al., 1997).
Ethephon adalah salah satu zat pengatur
tumbuh sintetik yang dikenal dengan nama dagang
ethrel. Menurut Moore (1979) senyawa ethephon
larut dalam air dan dapat melepaskan etilen dalam
larutan atau jaringan tanaman melalui proses reaksi
hidrolisis pada pH netral. Selanjutnya dijelaskan
bahwa zat pemecah dormansi ethephon yang
mengalami degradasi akan menghasilkan etilen,
ion-ion klor dan fosfat. Kemampuan ethephon
dalam memecahkan dormansi terjadi karena etilen
yang dilepas akan meningkatkan permeabilitas
membran sel sehingga mempermudah pergerakan
molekul ke sitoplasma.
Etilen adalah zat pengatur tumbuh endogen
atau eksogen yang dapat menimbulkan berbagai
respon fisiologis dan morfologis tanaman antara
lain mendorong pemecahan dormansi tunas,
menghambat pertumbuhan batang, mendorong
pembungaan, pembentukan buah, pembentukan
umbi, inisiasi akar, dan penuaan, mengontrol
ekspresi seks tanaman, merangsang eksudasi
(pengeluaran getah atau lateks) dan menghambat
perluasan daun (Davies, 2004).
INDUKSI PEMBUNGAAN DENGAN
APLIKASI RETARDAN DAN ZAT
PEMECAH DORMANSI
Zat kimia penghambat pertumbuhan seperti
cycocel dan diaminozide diproduksi untuk
mengatur ukuran tanaman, tetapi mereka juga
ditemukan dapat merangsang pembentukan kuncup
bunga. Apel dan cherri manis yang diperlakukan
dengan diaminozide lebih banyak menghasilkan
bunga pada musim semi berikutnya daripada yang
tidak diperlakukan. Senyawa kimia ini bekerja
dengan cara menghambat sintesis gibberelin.
Senyawa kimia berbeda akan menghambat jalur
sintesis pada tempat yang berbeda. Saat
diaminozide dan asam mevalonat radioaktif,
subtrat awal biosintesis gibberelin, dimasukkan ke
nucellus-jaringan endosperma dari ovul almond,
sintesis gibberelin dari asam mevalonat menurun
dibanding jaringan kontrol yang dimasukkan
hanya radioaktif asam mevanolat. Hal ini
mengindikasikan diaminozide menghambat
metabolisme diterpene dengan menyebabkan kadar
beberapa prekursor gibberelin tinggi sementara
yang lain ditekan (Ryugo, 1990).
Penggunaan zat-zat yang bersifat antigibberelin
diharapkan dapat merangsang pembungaan. Zat
penghambat biosintesis gibberelin, paclobutrazol,
dilaporkan menginduksi pembungaan beberapa
Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 2, Juli - Desember 2008
21
pohon buah-buahan tropik (Voon et al. 1992).
Purnomo & Prahardini (1989) juga berhasil
membungakan mangga dua bulan lebih awal
dengan perlakuan paclobutrazol. Paclobutrazol
berhasil meningkatkan pembungaan dan
menyebabkan pembungaan awal pada durian dan
lici namun menghambat laju tumbuh bunga dan
buah durian (Chandraparnik et al. 1992).
Efendi (1996) melaporkan bahwa aplikasi
paklobutrazol pada bulan Agustus dan Oktober
menyebabkan munculnya bunga secara bersamaan
pada bulan Januari. Pada tanaman yang mendapat
paclobutrazol lebih awal memerlukan waktu 142
hari untuk memunculkan bunga, sedangkan yang
lain hanya memerlukan waktu 96 hari.
Tertundanya waktu pemunculan bunga ini terjadi
karena perkembangan bunga terhambat oleh faktor
lingkungan yang kurang sesuai. Tanaman yang
telah terinduksi bunganya oleh paclobutrazol
mungkin dapat segera dipaksa untuk memunculkan
bunganya dengan pemberian zat pemencah
dormansi.
Hasil penelitian Poerwanto dan Susanto (1996),
pada tanaman jeruk siem menunjukkan bahwa
pemberian paclobutrazol pada bulan Desember
meningkatkan jumlah bunga yang muncul dan
pemberian zat pemencah dormansi (200 ppm
ethephon, 20 g/l KNO3, atau 100 ppm benzil
adenina) yang disemprotkan pada 1-2 bulan
sesudah aplikasi paclobutrazol meningkatkan
jumlah bunga yang muncul dan mempercepat
munculnya bunga.
Pemberian paclobutrazol dengan dosis 0.50
g/pohon cukup efektif untuk menginduksi
pembungaan mangga Gadung 21 berumur empat
tahun, dan zat yang paling efektif memecahkan
tunas bunga dorman adalah benzil adenina 0.10
g/l, diikuti etefon 0.40 g/l dan 0.80 g/l, serta KNO3
40 g/l yang diberikan satu bulan setelah pemberian
paclobutrazol (Poerwanto, Efendi dan Harjadi,
1997).
Perlakuan dosis paclobutrazol pada tanaman
rambutan dapat menekan pertumbuhan vegetatif
tanaman (jumlah tunas muncul dan panjang tunas),
dan juga menekan pertumbuhan komponen malai
dengan memperpendek lebar malai dan panjang
malai serta mengurangi jumlah anak malai yang
terbentuk, dan pemberian paclobutrazol dapat
menginduksi pembungaan lebih cepat dengan
memajukan waktu pembungaan dari 10 – 18 hari
dibandingkan tanaman kontrol (Armadi, 2000).
Hasil penelitiaan Blaikie & Kulkarni (2002)
juga menunjukkan bahwa penggunaan retardan
morphactin dan paclobutrazol dapat mempercepat
waktu pembungaan dan meningkatkan hasil buah
pada tanaman mangga cv. Kensington pride
dibandingkan dengan tanpa pemberian retardan.
KESIMPULAN
Pengunaan zat-zat yang bersifat
penghambat pertumbuhan dapat merangsang
pembungaan. Zat penghambat pertumbuhan seperti
paclobutrazol daminozide, cycocel dan morphactin
dapat mengiduksi pembungaan tetapi tidak
memacu perkembangan dan pemunculan bunga.
Kombinasi perlakuan zat penghambat tumbuh
dengan zat pemecah dormansi (BA, KNO3 dan
ethephon) diharapkan dapat memacu pemunculan
bunga beberapa pohon buah-buahan tropik.
DAFTAR PUSTAKA
Armadi, Y. 2000. Studi aplikasi paclobutrazol dan
KNO3 dalam menstimulasi pembungaan rambutan
(Nephelium lappaceum L.) di luar musim.
Blaikie, S.J dan Kulkarni V. 2002. Manipulating
flowering in mango cv Kensington pride. Proceding
of the international symposium on Tropical and
subtropical fruits. Acta. 575 (2) : 791 –796.
Chandraparnik, S., H. Hiranpradit, U. Punnachit dan S.
Salakpetch. 1992. Paclobutrazol influence flower
induction in durian (Durio zebethinus Murr.). Acta
Hort. 321: 282-290.
Davies, J.D. 2004. Plant hormon: biosintesis, signal
transduction, action. 3rd
Ed. Kluwer Acad. Publ.
London
Efendi. 1996. Effects of paclobutrazol applications
followed by dormancy breaking subtance on flower
formation of mango, rambutans and citrus. Pros.int.
con. Tropic. Fruit. Kuala Lumpur. Malaysia.
Gianfagna, T.J. 1987. Natural and synthetic growth
regulators and their use In P. J. Davies. Plant
Hormones and their Role in Peats Growth and
Development.
ICI. 1986. Paclobutrazol plant growth regulator for
techical data. Plant protection Division, surrey,
England. 41 p.
Moore, T.C. 1979. Biochemistry and physiology of plant
hormones. Springer-Verlag New York Inc. New
York.
Poerwanto, R dan S Susanto. 1996. Pengaturan
pembungaan dan pembuahan jeruk siem (Citrus
reticulata Blanco) dengan paclobutrazol dan zat
pemecah dormansi. J. Il. Pert. Indon. Vol. 6(2) : 39 –
44.
Poerwanto, R, E Darda dan S S Harjadi 1997.
Pengaturan pembungaan mangga gadung 21 di luar
musim dengan paclobutrazol dan zat pemecah
dormansi. J. Hayati. Vol. 4 (2) : 41-46.
Lizawati: Induksi Pembungaan dan Pembuahan Tanaman Buah dengan Penggunaan Retardan
22
Purnomo, S. dan P.E.R. Prahardini. 1989. Perangsangan
pembungaan dengan paclobutrazol dan pengaruhnya
terhadap hasil buah mangga (Mangifera indica L.)
Hortikultura 27: 16-24.
Ryugo, K. 1990. Flowering and fruit set in temperate
fruit trees. P 21-26. In : Jan Bay Petersen (ed). Off
Season Production of Horticultural Crops. FFTC.
Taipei.
Sponsel, V M. 1995. The biosynthesis and metabolism
of gibberellins in higher plants. P: 66-92. In P J
Davies. Plant hormone : physiology, biochemistry
and molecular biology. 2nd
Ed. Kluwer Acad. Publ.
London.
Steffens, G.L., S.Y. Wang, M.Faust dan J.K. Byun.
1985. Growth, carbohydrate, and mineral element
status of shoot and spur leaves and fruit ‘Spartan’
apple trees treated with paclobutrazol. J. Amer. Soc.
Hort. Sci. 110:850-855
Voon, C.H, N. Hongshanichi, C.P Paivan dan A.J.
Rowley. 1992. Cultural development in tropical
fruits : an over view. Acta hort. 3211 (1) : 270-281.
Wattimena, G.A. 1998. Zat pengatur tumbuh tanaman.
Laboratarium kultur jaringan PAU. Biotek. IPB. 145
p.
Bernier, G. B., J. M. Kinet dan R. M. Sachs. 1985. The
Physiology of Flowering. Vol. I. The Initiation of
Flowers. CRC Press, Florida.
Davenport, T. L. 1983. Daminozide and gibberellin
effects on floral induction of Citrus latifolia.
Horticultural Science 18: 947-949.
Goldschmidt, E. E. dan S. P. Monselise. 1972.
Hormonal Control of Flowering in Citrus and Some
Other Woody Perennials. Dalam D. J. Carr [ed.],
Plant Growth Substances 1970. Springer-Verlag,
Berlin.
Poerwanto, R. dan H. Inoue. 1990. Effect of air and soil
temperature in autumn on flower induction and some
physiological responses of Satsuma mandarin.
Journal of Japan Society for Horticultural Science
59: 207-214.
Weaver, R. J. 1972. Plants Growth Substances in
Agriculture. Freman, San Francisco, USA.

More Related Content

What's hot

Laporan 1
Laporan 1Laporan 1
Laporan 1
Niko Utomo
 
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossedMpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Andrew Hutabarat
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
Moh Masnur
 
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannyaHama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Sigit Rimba Atmojo
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
Kharistya Amaru
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
Josua Sitorus
 
Hacking photosynthesis
Hacking photosynthesisHacking photosynthesis
Hacking photosynthesis
Sudershan Mishra
 
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan TanamanHubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Yusuf Ahmad
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
Puan Habibah
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
Tidar University
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
UNESA
 
Laporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARETLaporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARET
Posma Andri Octavia Siagian
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Hari Prasetyo
 
Strategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikulturaStrategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikultura
Kusuma Darma
 
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPrinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Puan Habibah
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Tidar University
 
Penghitungan biomassa potensi karbon
Penghitungan biomassa potensi karbonPenghitungan biomassa potensi karbon
Penghitungan biomassa potensi karbon
http://WeeklyYouthPay.comref=256249
 

What's hot (20)

Laporan 1
Laporan 1Laporan 1
Laporan 1
 
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossedMpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossed
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannyaHama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannya
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Alat dan mesin penanaman
Alat dan mesin penanamanAlat dan mesin penanaman
Alat dan mesin penanaman
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
 
Hacking photosynthesis
Hacking photosynthesisHacking photosynthesis
Hacking photosynthesis
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan TanamanHubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan Tanaman
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
 
Laporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARETLaporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARET
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
 
Strategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikulturaStrategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikultura
 
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPrinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Penghitungan biomassa potensi karbon
Penghitungan biomassa potensi karbonPenghitungan biomassa potensi karbon
Penghitungan biomassa potensi karbon
 

Similar to Jurnal induksi bunga

Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolikPresentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
agronomy
 
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Septian Muna Barakati
 
Buku panduan digrow 2014 (revisi 23 04-2014)
Buku panduan digrow 2014 (revisi 23 04-2014)Buku panduan digrow 2014 (revisi 23 04-2014)
Buku panduan digrow 2014 (revisi 23 04-2014)
NETWORK MARKETING DnG SUPER50
 
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Septian Muna Barakati
 
Kajian zpt nilam
Kajian zpt nilamKajian zpt nilam
Kajian zpt nilam
cix ndut
 
Jurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringanJurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringan
Tidar University
 
RESPON TANAMAN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens L.)TERHADAP PAPARAN RADIASI U...
RESPON TANAMAN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens L.)TERHADAP PAPARAN RADIASI U...RESPON TANAMAN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens L.)TERHADAP PAPARAN RADIASI U...
RESPON TANAMAN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens L.)TERHADAP PAPARAN RADIASI U...
Repository Ipb
 
Laporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pameloLaporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pamelo
Ekal Kurniawan
 
PROPOSAL K 3. FIKS.docx
PROPOSAL K 3. FIKS.docxPROPOSAL K 3. FIKS.docx
PROPOSAL K 3. FIKS.docx
Lubangkolik
 
ANALISIS KAPASITASDAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI BEKASI HULU1
ANALISIS KAPASITASDAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI BEKASI HULU1ANALISIS KAPASITASDAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI BEKASI HULU1
ANALISIS KAPASITASDAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI BEKASI HULU1
Repository Ipb
 
Bahan ajar kelas x budidaya tanaman obat
Bahan ajar kelas x   budidaya tanaman obatBahan ajar kelas x   budidaya tanaman obat
Bahan ajar kelas x budidaya tanaman obat
BabangPattimura
 
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesisBahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
Selly Noviyanty Yunus
 
PPT EKELOGI kel 4.pptx
PPT EKELOGI kel 4.pptxPPT EKELOGI kel 4.pptx
PPT EKELOGI kel 4.pptx
MuhammadAlqamariSPMP
 
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...
Repository Ipb
 
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segarPenanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Ignazio Hadi Saragih
 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiah
Farida Ayuni
 
Koko Tampubolon
Koko TampubolonKoko Tampubolon
Koko Tampubolon
Koko Tampubolon, SP
 
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Yusuf Ahmad Husaeni
 

Similar to Jurnal induksi bunga (20)

Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolikPresentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
 
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
 
Buku panduan digrow 2014 (revisi 23 04-2014)
Buku panduan digrow 2014 (revisi 23 04-2014)Buku panduan digrow 2014 (revisi 23 04-2014)
Buku panduan digrow 2014 (revisi 23 04-2014)
 
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
 
Kajian zpt nilam
Kajian zpt nilamKajian zpt nilam
Kajian zpt nilam
 
Jurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringanJurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringan
 
RESPON TANAMAN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens L.)TERHADAP PAPARAN RADIASI U...
RESPON TANAMAN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens L.)TERHADAP PAPARAN RADIASI U...RESPON TANAMAN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens L.)TERHADAP PAPARAN RADIASI U...
RESPON TANAMAN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens L.)TERHADAP PAPARAN RADIASI U...
 
Makalah fitokrom
Makalah fitokromMakalah fitokrom
Makalah fitokrom
 
Hormon tumbuhan fistum
Hormon tumbuhan fistumHormon tumbuhan fistum
Hormon tumbuhan fistum
 
Laporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pameloLaporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pamelo
 
PROPOSAL K 3. FIKS.docx
PROPOSAL K 3. FIKS.docxPROPOSAL K 3. FIKS.docx
PROPOSAL K 3. FIKS.docx
 
ANALISIS KAPASITASDAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI BEKASI HULU1
ANALISIS KAPASITASDAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI BEKASI HULU1ANALISIS KAPASITASDAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI BEKASI HULU1
ANALISIS KAPASITASDAN KECEPATAN ALIRAN SUNGAI BEKASI HULU1
 
Bahan ajar kelas x budidaya tanaman obat
Bahan ajar kelas x   budidaya tanaman obatBahan ajar kelas x   budidaya tanaman obat
Bahan ajar kelas x budidaya tanaman obat
 
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesisBahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
 
PPT EKELOGI kel 4.pptx
PPT EKELOGI kel 4.pptxPPT EKELOGI kel 4.pptx
PPT EKELOGI kel 4.pptx
 
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...
 
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segarPenanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiah
 
Koko Tampubolon
Koko TampubolonKoko Tampubolon
Koko Tampubolon
 
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
 

More from Andrew Hutabarat

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
Andrew Hutabarat
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
Andrew Hutabarat
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
Andrew Hutabarat
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
Andrew Hutabarat
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Andrew Hutabarat
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
Andrew Hutabarat
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Andrew Hutabarat
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Andrew Hutabarat
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
Andrew Hutabarat
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
Andrew Hutabarat
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
Andrew Hutabarat
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
Andrew Hutabarat
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
Andrew Hutabarat
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
Andrew Hutabarat
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Andrew Hutabarat
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
Andrew Hutabarat
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
Andrew Hutabarat
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Andrew Hutabarat
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
Andrew Hutabarat
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
Andrew Hutabarat
 

More from Andrew Hutabarat (20)

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 

Recently uploaded

KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
MunirLuvNaAin
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptxAksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
dhenisarlini86
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptxPAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
xtemplat
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
dwiwahyuningsih74
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdfCP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
andimagfirahwati1
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
DenysErlanders
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Fathan Emran
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
SafaAgrita1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptxAksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptxPAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdfCP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 

Jurnal induksi bunga

  • 1. ISSN 1410-1939 18 INDUKSI PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN TANAMAN BUAH DENGAN PENGGUNAAN RETARDAN [THE INDUCTION OF FLOWERING AND FRUITING ON FRUIT CROPS USING GROWTH RETARDANTS] Lizawati Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361 Telp./Fax: 0741-583051 Abstract Critical point in tree impregnation lays in flowering process. To date in Indonesia flower arrangement still be leaned on natural arrangement. Temperature manipulation to arrange the flower cost money difficult and costly applied in tropical. Physical treatment like water stress, clipping of root and ringing of the trunk can cause the damage or tree death. Usage of growth retardants of resistor grow expected will race the flower appearance. Application of gibberellin inhibitor, such as paclobutrazol enhances flower bud induction in some tropical fruit crops. Key words: growth retardants, gibberelin inhibitor, paclobutrazol PENDAHULUAN Di Indonesia sebagian besar buah dipanen musiman, pada saat musim panen ketersediaan buah melimpah dan pada musim lain beberapa jenis buah tidak ditemukan di pasar. Keadaan seperti ini dari agribisnis tentu kurang menguntungkan. Perentangan periode pembuahan, ialah mempercepat awal musim buah dan memperlambat akhir musim buah, akan memperbaiki keadaan. Dengan cara ini tidak semua pohon berbuah pada saat yang sama, sehingga keseimbangan penawaran-permintaan dalam rentang waktu yang panjang dapat diperbaiki. Titik kritis dalam pembuahan pohon terletak pada proses pembungaan. Sampai saat ini di Indonesia pengaturan pembungaan masih disandarkan pada pengaturan alami. Manipulasi pengaturan pembungaan dan pembuahan masih belum dilakukan secara komersial. Padahal, pengaturan pembungaan pohon buah-buahan secara ekonomi sangat penting untuk memperoleh buah di luar musimnya. Berdasarkan teori pembungaan, pengaturan pembungaan dapat diupayakan. Ada dua teori pembungaan, yang pertama menyatakan inisiasi pembungaan pada tanaman tidak akan terjadi kecuali jika ada rangsangan, sedangkan teori kedua menyatakan tanaman selalu berpotensi untuk inisiasi bunga tetapi kadang-kadang tertekan oleh kondisi yang tidak sesuai (Bernier et al., 1985). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatur pembungaan pohon buah-buahan, antara lain dengan pengaturan suhu udara dan tanah (Poerwanto dan Inoue, 1990), stress air, pemangkasan akar, pencekikan batang, dan pemakaian zat pengatur tumbuh. Manipulasi suhu untuk mengatur pembungaan memerlukan biaya yang mahal dan sulit diterapkan di daerah tropis. Perlakuan fisik seperti stres air, pemangkasan akar dan pencekikan batang mungkin dapat diterapkan tetapi harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena dapat menyebabkan kerusakan atau kematian pohon. Pemakaian zat pengatur tumbuh adalah salah satu cara yang paling memungkinkan dalam pengaturan pembungaan. Walaupun hasil penelitian selama ini belum banyak menunjukkan hasil yang memuaskan. Goldschmidt dan Monselise (1972) menghipotesiskan bahwa induksi bunga pada jeruk dan beberapa tanaman pohon lanilla memerlukan penurunan aktivitas hormon gibberelin. Penelitian lain menunjukkan bahwa pemberian gibberelin dapat menghambat pembungaan (Davenport, 1983). Selanjutnya Poerwanto dan Inoue (Poerwanto dan Inoue, 1990) membuktikan bahwa aktivitas gibberelin pada daun jeruk Satsuma dari ranting-ranting yang diinduksi pembungaannya lebih rendah daripada daun yang berasal dari ranting-ranting yang yang tidak diinduksi
  • 2. Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 2, Juli - Desember 2008 19 H H OH CH3 Cl C-----C-----C-----C-----CH3 H H CH3 N N N -- ------ H H OH CH3 Cl C-----C-----C-----C-----CH3 H H CH3 N N N -- ------ HMGCoA MVA IPP GPP IPP GGPP Ent-kaurena sintetase A CPP Ent-kaurena sintetase B Ent-kaurena Penghambatan oleh paclobutrazol Asam ent-kaurenat Asam ent-7 -hidroksi kaurenoat Gas-aldehida Giberelinx Ket : HMGCoA = Hidroksimetilglutaril Coenzim A MVA=asam mevalonat;IPP=Isopentenil pirofosfat GPP= Geranil pirofosfat; FPP = Fernesil pirofosfat GGPP = Geranil geranil pirofosfat CPP = Copalilpirofosfat HMGCoA MVA IPP GPP IPP GGPP Ent-kaurena sintetase A CPP Ent-kaurena sintetase B Ent-kaurena Penghambatan oleh paclobutrazol Asam ent-kaurenat Asam ent-7 -hidroksi kaurenoat Gas-aldehida Giberelinx Ket : HMGCoA = Hidroksimetilglutaril Coenzim A MVA=asam mevalonat;IPP=Isopentenil pirofosfat GPP= Geranil pirofosfat; FPP = Fernesil pirofosfat GGPP = Geranil geranil pirofosfat CPP = Copalilpirofosfat bunganya. Karena itu penggunaan zat-zat yang bersifat antigibberelin diharapkan dapat merangsang pembungaan. ZAT PENGHAMBAT TUMBUH DAN STIMULASI PEMBUNGAAN Zat penghambat tumbuh (retardan) sebagai suatu senyawa organik yang dapat menghambat perpanjangan batang, meningkatkan warna hijau dari daun dan secara tidak langsung mempengaruhi pembungaan tanpa menyebabkan pertumbuhan yang abnormal (Weaver, 1972). Pemakaian retardan memungkinkan adanya suatu pendekatan secara langsung pada pengendalian pertumbuhan dengan menghambat biosintesis giberelin. Banyak jenis retardan yang diketahui menghambat biosintesis giberelin, diantaranya adalah AMO-1618 dan cycocel, yang memblokir aktivitas enzim ent-kaurena sintetase A pada sintesis copalilpirofosfat, sedangkan paclobutrazol (Gambar 1), ancimidol dan uniconazol menghambat sintesis giberelin pada oksidasi ent-kaurene (Gambar 2) (Krishnamoorthy, 1981; Sponsel, 1995). Retardan yang sudah banyak dibuktikan sangat efektif menekan pertumbuhan vegetatif adalah paclobutrazol (Efendi, 1996). Rumus empirisnya adalah C12H20 CIN3O dengan rumus kimia (2 RS, 3 RS)-1-(4-klorofenil)-4,4-dimetil-2-(1H-1,2,4,- triazol-1-il)pentan 3-ol dan rumus bangun seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Rumus bangun paclobutrazol Gambar 2. Posisi penghambatan sintesis gibberelin oleh paclobutrazol(Sponsel, 1995).
  • 3. Lizawati: Induksi Pembungaan dan Pembuahan Tanaman Buah dengan Penggunaan Retardan 20 Pemberian zat penghambat tumbuh seperti paclobutrazol, daminozide dan cycocel walaupun sering menginduksi pembungaan, tetapi tidak memacu perkembangan dan pemunculan bunga. Kombinasi perlakuan zat penghambat tumbuh dengan zat pemecah dormansi diharapkan akan memacu pemunculan bunga. Paclobutrazol dapat diserap oleh tanaman melalui daun, pembuluh daun, pembuluh batang dan akar selanjutnya ditranslokasikan secara akropetal melalui xilem ke bagian tanaman lain. Selain itu paclobutrazol dapat bertahan dalam tanaman selama 6 bulan pada suhu 50o C (ICI, 1986). Senyawa paclobutrazol pada meristem sub apikal dapat menghambat produksi giberelin kemudian menyebabkan penurunan laju pembelahan sel, sehingga menghambat pertumbuhan vegetatif dan secara tidak lansung akan mengalihkan asimilat ke pertumbuhan reproduktif yang dibutuhkan untuk membentuk bunga, buah dan perkembangan buah (Weaver, 1972 ; Wattimena,1998). Menurut Gianfagna (1987) sejumlah senyawa yang menghambat biosintesis giberelin juga menghambat biosintesis sterol, tetapi kurang diyakini kalau sterol terlibat dalam pemanjangan batang. Oleh sebab itu pengaruh utama paclobutrazol pada pemendekan batang (ruas) adalah karena terhambatnya biosintesis giberelin. Steffens et al. (1985) melaporkan bahwa aplikasi paclobutrazol selain dapat menekan biosintesis gibberelin, juga dapat meningkatkan biosintesis asam absisat (ABA), sehingga mendorong terjadinya dormansi mata tunas. Efendi (1996) menyatakan bahwa pemberian paclobutrazol tanpa diikuti pemberian zat pemecah dormansi menyebabkan bunganya muncul lebih lama daripada yang diberikan. Menurut Poerwanto et al. (1997), untuk mempercepat pemecahan mata tunas bunga mangga yang masih dorman dapat dilakukan dengan memberikan zat pemecah dormansi benzil adenin, ethephon dan KNO3. Pemberian zat pemecah dormansi satu bulan setelah aplikasi paclobutrazol menghasilkan bunga terbanyak dibandingkan pemberian pada dua atau tiga bulan sesudah paclobutrazol, ditambahkan juga bahwa penggunaan ethephon sebagai zat pemecah dormansi lebih dianjurkan karena harganya murah dibandingkan benzil adenin. Ethephon termasuk zat pemecah dormansi yang dapat mempercepat pembungaan pada mangga. Pemberian ethephon dengan konsentrasi 400 ppm sebulan setelah diberi perlakuan paclobutrazol menghasilkan jumlah tunas bunga terbanyak dan waktu berbunga tercepat (Poerwanto et al., 1997). Ethephon adalah salah satu zat pengatur tumbuh sintetik yang dikenal dengan nama dagang ethrel. Menurut Moore (1979) senyawa ethephon larut dalam air dan dapat melepaskan etilen dalam larutan atau jaringan tanaman melalui proses reaksi hidrolisis pada pH netral. Selanjutnya dijelaskan bahwa zat pemecah dormansi ethephon yang mengalami degradasi akan menghasilkan etilen, ion-ion klor dan fosfat. Kemampuan ethephon dalam memecahkan dormansi terjadi karena etilen yang dilepas akan meningkatkan permeabilitas membran sel sehingga mempermudah pergerakan molekul ke sitoplasma. Etilen adalah zat pengatur tumbuh endogen atau eksogen yang dapat menimbulkan berbagai respon fisiologis dan morfologis tanaman antara lain mendorong pemecahan dormansi tunas, menghambat pertumbuhan batang, mendorong pembungaan, pembentukan buah, pembentukan umbi, inisiasi akar, dan penuaan, mengontrol ekspresi seks tanaman, merangsang eksudasi (pengeluaran getah atau lateks) dan menghambat perluasan daun (Davies, 2004). INDUKSI PEMBUNGAAN DENGAN APLIKASI RETARDAN DAN ZAT PEMECAH DORMANSI Zat kimia penghambat pertumbuhan seperti cycocel dan diaminozide diproduksi untuk mengatur ukuran tanaman, tetapi mereka juga ditemukan dapat merangsang pembentukan kuncup bunga. Apel dan cherri manis yang diperlakukan dengan diaminozide lebih banyak menghasilkan bunga pada musim semi berikutnya daripada yang tidak diperlakukan. Senyawa kimia ini bekerja dengan cara menghambat sintesis gibberelin. Senyawa kimia berbeda akan menghambat jalur sintesis pada tempat yang berbeda. Saat diaminozide dan asam mevalonat radioaktif, subtrat awal biosintesis gibberelin, dimasukkan ke nucellus-jaringan endosperma dari ovul almond, sintesis gibberelin dari asam mevalonat menurun dibanding jaringan kontrol yang dimasukkan hanya radioaktif asam mevanolat. Hal ini mengindikasikan diaminozide menghambat metabolisme diterpene dengan menyebabkan kadar beberapa prekursor gibberelin tinggi sementara yang lain ditekan (Ryugo, 1990). Penggunaan zat-zat yang bersifat antigibberelin diharapkan dapat merangsang pembungaan. Zat penghambat biosintesis gibberelin, paclobutrazol, dilaporkan menginduksi pembungaan beberapa
  • 4. Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 2, Juli - Desember 2008 21 pohon buah-buahan tropik (Voon et al. 1992). Purnomo & Prahardini (1989) juga berhasil membungakan mangga dua bulan lebih awal dengan perlakuan paclobutrazol. Paclobutrazol berhasil meningkatkan pembungaan dan menyebabkan pembungaan awal pada durian dan lici namun menghambat laju tumbuh bunga dan buah durian (Chandraparnik et al. 1992). Efendi (1996) melaporkan bahwa aplikasi paklobutrazol pada bulan Agustus dan Oktober menyebabkan munculnya bunga secara bersamaan pada bulan Januari. Pada tanaman yang mendapat paclobutrazol lebih awal memerlukan waktu 142 hari untuk memunculkan bunga, sedangkan yang lain hanya memerlukan waktu 96 hari. Tertundanya waktu pemunculan bunga ini terjadi karena perkembangan bunga terhambat oleh faktor lingkungan yang kurang sesuai. Tanaman yang telah terinduksi bunganya oleh paclobutrazol mungkin dapat segera dipaksa untuk memunculkan bunganya dengan pemberian zat pemencah dormansi. Hasil penelitian Poerwanto dan Susanto (1996), pada tanaman jeruk siem menunjukkan bahwa pemberian paclobutrazol pada bulan Desember meningkatkan jumlah bunga yang muncul dan pemberian zat pemencah dormansi (200 ppm ethephon, 20 g/l KNO3, atau 100 ppm benzil adenina) yang disemprotkan pada 1-2 bulan sesudah aplikasi paclobutrazol meningkatkan jumlah bunga yang muncul dan mempercepat munculnya bunga. Pemberian paclobutrazol dengan dosis 0.50 g/pohon cukup efektif untuk menginduksi pembungaan mangga Gadung 21 berumur empat tahun, dan zat yang paling efektif memecahkan tunas bunga dorman adalah benzil adenina 0.10 g/l, diikuti etefon 0.40 g/l dan 0.80 g/l, serta KNO3 40 g/l yang diberikan satu bulan setelah pemberian paclobutrazol (Poerwanto, Efendi dan Harjadi, 1997). Perlakuan dosis paclobutrazol pada tanaman rambutan dapat menekan pertumbuhan vegetatif tanaman (jumlah tunas muncul dan panjang tunas), dan juga menekan pertumbuhan komponen malai dengan memperpendek lebar malai dan panjang malai serta mengurangi jumlah anak malai yang terbentuk, dan pemberian paclobutrazol dapat menginduksi pembungaan lebih cepat dengan memajukan waktu pembungaan dari 10 – 18 hari dibandingkan tanaman kontrol (Armadi, 2000). Hasil penelitiaan Blaikie & Kulkarni (2002) juga menunjukkan bahwa penggunaan retardan morphactin dan paclobutrazol dapat mempercepat waktu pembungaan dan meningkatkan hasil buah pada tanaman mangga cv. Kensington pride dibandingkan dengan tanpa pemberian retardan. KESIMPULAN Pengunaan zat-zat yang bersifat penghambat pertumbuhan dapat merangsang pembungaan. Zat penghambat pertumbuhan seperti paclobutrazol daminozide, cycocel dan morphactin dapat mengiduksi pembungaan tetapi tidak memacu perkembangan dan pemunculan bunga. Kombinasi perlakuan zat penghambat tumbuh dengan zat pemecah dormansi (BA, KNO3 dan ethephon) diharapkan dapat memacu pemunculan bunga beberapa pohon buah-buahan tropik. DAFTAR PUSTAKA Armadi, Y. 2000. Studi aplikasi paclobutrazol dan KNO3 dalam menstimulasi pembungaan rambutan (Nephelium lappaceum L.) di luar musim. Blaikie, S.J dan Kulkarni V. 2002. Manipulating flowering in mango cv Kensington pride. Proceding of the international symposium on Tropical and subtropical fruits. Acta. 575 (2) : 791 –796. Chandraparnik, S., H. Hiranpradit, U. Punnachit dan S. Salakpetch. 1992. Paclobutrazol influence flower induction in durian (Durio zebethinus Murr.). Acta Hort. 321: 282-290. Davies, J.D. 2004. Plant hormon: biosintesis, signal transduction, action. 3rd Ed. Kluwer Acad. Publ. London Efendi. 1996. Effects of paclobutrazol applications followed by dormancy breaking subtance on flower formation of mango, rambutans and citrus. Pros.int. con. Tropic. Fruit. Kuala Lumpur. Malaysia. Gianfagna, T.J. 1987. Natural and synthetic growth regulators and their use In P. J. Davies. Plant Hormones and their Role in Peats Growth and Development. ICI. 1986. Paclobutrazol plant growth regulator for techical data. Plant protection Division, surrey, England. 41 p. Moore, T.C. 1979. Biochemistry and physiology of plant hormones. Springer-Verlag New York Inc. New York. Poerwanto, R dan S Susanto. 1996. Pengaturan pembungaan dan pembuahan jeruk siem (Citrus reticulata Blanco) dengan paclobutrazol dan zat pemecah dormansi. J. Il. Pert. Indon. Vol. 6(2) : 39 – 44. Poerwanto, R, E Darda dan S S Harjadi 1997. Pengaturan pembungaan mangga gadung 21 di luar musim dengan paclobutrazol dan zat pemecah dormansi. J. Hayati. Vol. 4 (2) : 41-46.
  • 5. Lizawati: Induksi Pembungaan dan Pembuahan Tanaman Buah dengan Penggunaan Retardan 22 Purnomo, S. dan P.E.R. Prahardini. 1989. Perangsangan pembungaan dengan paclobutrazol dan pengaruhnya terhadap hasil buah mangga (Mangifera indica L.) Hortikultura 27: 16-24. Ryugo, K. 1990. Flowering and fruit set in temperate fruit trees. P 21-26. In : Jan Bay Petersen (ed). Off Season Production of Horticultural Crops. FFTC. Taipei. Sponsel, V M. 1995. The biosynthesis and metabolism of gibberellins in higher plants. P: 66-92. In P J Davies. Plant hormone : physiology, biochemistry and molecular biology. 2nd Ed. Kluwer Acad. Publ. London. Steffens, G.L., S.Y. Wang, M.Faust dan J.K. Byun. 1985. Growth, carbohydrate, and mineral element status of shoot and spur leaves and fruit ‘Spartan’ apple trees treated with paclobutrazol. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 110:850-855 Voon, C.H, N. Hongshanichi, C.P Paivan dan A.J. Rowley. 1992. Cultural development in tropical fruits : an over view. Acta hort. 3211 (1) : 270-281. Wattimena, G.A. 1998. Zat pengatur tumbuh tanaman. Laboratarium kultur jaringan PAU. Biotek. IPB. 145 p. Bernier, G. B., J. M. Kinet dan R. M. Sachs. 1985. The Physiology of Flowering. Vol. I. The Initiation of Flowers. CRC Press, Florida. Davenport, T. L. 1983. Daminozide and gibberellin effects on floral induction of Citrus latifolia. Horticultural Science 18: 947-949. Goldschmidt, E. E. dan S. P. Monselise. 1972. Hormonal Control of Flowering in Citrus and Some Other Woody Perennials. Dalam D. J. Carr [ed.], Plant Growth Substances 1970. Springer-Verlag, Berlin. Poerwanto, R. dan H. Inoue. 1990. Effect of air and soil temperature in autumn on flower induction and some physiological responses of Satsuma mandarin. Journal of Japan Society for Horticultural Science 59: 207-214. Weaver, R. J. 1972. Plants Growth Substances in Agriculture. Freman, San Francisco, USA.