Jamur yang diklaim menunjukkan antitumor, antivirus, antibiotik, anti-inflamasi, hipoglikemik, kegiatan hipokolesterolemik dan hipotensi, serta memiliki nilai terapeutik dan gizi (Chang dan Miles, 1989; Breene, 1990; Miles dan Chang, 1997). Aktivitas antitumor adalah medisinal efek yang paling diteliti secara menyeluruh terutama dari jamur shiitake, jamur maitake, Sclerotina sclerotiorum dan HHB (Borchers, 1999).
Aktivitas antibakteri ekstrak metanol dari tiga Polypore jamur Phellinus rimosus, Ganoderma lucidum dan Navesporus floccosa dipelajari (Sheena et al., 2003). Studi pada sifat antimikroba dari Ganoderma lucidum, Fomes lignosus, HHB, Pleurotus florida, Lentinus subnudus, Leptoporus sp, Panus fulvus, Coriolus versicolor, Trametes saepiara, Trametes betulina, Daedalea elegans dan Auricularia auricula dilakukan (Fagedev, Oyalede, (2009).
Ekstrakdari etil asetat, kloroform, aseton dan etil alkohol Pleurotus ostreatus (Jack ex Fr.) Kum var. salignus, Pleurotus florida Fovose, HHB Fr., Helvella leucomelaena (Pexs) Nannf. dan Amanita virosa (Fr.) Bertillon diselidiki Kegiatan antimikrobanya terhadap Escherichia coli ATCC 25922, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aureginosa ATCC 27857 dengan Metode Difusi (Demirhan et al., 2007). Dalam penelitian ini, kegiatan antijamur Pseudoclitocybe cyathiformis Bull.
Ekstraksi dengan bantuan aseton, kloroform terhadap ke Fusarium moniliforme dan Fusarium culmorum diselidiki.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK PADA EKSTRAK ETANOL BUAH TERONG UNGU (Solanum melongena L.)
Telah dilakukan penelitian tentang Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik Ekstrak Etanol Buah Terong Ungu (Solanum melongena L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa fenolik dari ekstrak etanol buah terong ungu serta mengetahui karakteristik dari senyawa fenolik ekstrak etanol buah terong ungu. Ekstrak buah terong ungu diperoleh dengan cara maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksana dan etanol. Kemudian diisolasi menggunakan teknik KLT dan KLTP, selanjutnya diidentifikasi menggunakan pereaksi warna FeCl3 dan spektrofotometer FT-IR. Prosedur pemisahan dengan KLT menggunakan beberapa variasi eluen. Dari hasil KLT analitik, eluen n-butanol:asam asetat:air (4:1:5) memberikan pemisahan terbaik yaitu menghasilkan 1 spot bulat utuh dengan harga Rf 0,46. Eluen terbaik yang diperoleh melalui KLT digunakan untuk pemisahan senyawa flavonoid menggunakan teknik KLTP. Hasil KLTP dengan eluen n-butanol:asam asetat:air (4:1:5) menghasilkan spot berbentuk bulat dan tidak berekor, berwarna hijau dengan nilai Rf 0,45. Isolat hasil KLTP diuji kembali dengan FeCl3 (uji fitokimia) dan diidentifikasi dengan spektrofotometer FT-IR. Hasil uji fitokimia terhadap isolat menujukkan adanya senyawa fenol. Identifikasi dengan spektrofotometer FT-IR menunjukkan adanya gugus fungsi O-H, C-H aromatik, C-H alifatik, dan C=C, yang merupakan gugus fungsi penyusun senyawa fenol. Hasil uji fitokimia dan identifikasi dengan FT-IR menunjukkan bahwa senyawa fenolik dapat diisolasi dan diidentifikasi dariekstrak etanol buah terong ungu dan memiliki karakteristik yang khas.
Analisis in silico dan aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks pada daun ...RafidaAzizah
Kelor (Moringa oleifera Lamk.) merupakan sumber antioksidan alami yang baik karena kandungan dari berbagai jenis senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid, fenolik dan karotenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan pada daun, biji, kombinasi daun-biji kelor melalui analisis in silico, serta mengetahui efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks, daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental dengan 3 perlakuan (daun, biji, kombinasi daun-biji) dan 2 kali ulangan. Analisis senyawa aktif melalui in silico dilakukan secara online dengan website Dr. Duke’s Phytochemical and Ethnobotanical Databases, Passonline, dan HitPick. Uji efektivitas antioksidan pada penelitian ini menggunakan metode DPPH. Hasil analisis in silico menunjukkan bahwa ada 3 senyawa dalam daun yang memiliki peran tinggi sebagai antioksidan yaitu beta-carotene, kaempferol, quercetin, serta ada 2 senyawa dalam biji yang berperan tinggi sebagai antioksidan yaitu alpha-tocopherol, beta-carotene. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari tiga perlakuan memiliki perbedaan efektivitas antioksidan. Nilai aktivitas dari perlakuan daun, biji, kombinasi daun-biji secara berturut-turut yaitu 89,1%, 55,9%, 79,7%.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. ISBN: 978-979-95093-6-9
SEMINAR NASIONAL SAINS III
13 NOVEMBER 2010
ains Sebagai Landasan Inovasi Tekno{ogi
da{am Pertanian dan Industri
PROSIDING
DEWAN EDrrOR
ENCE DARMO JAYA SUPENA
ENDAR HASAFAH NUGRAHANI
HAMIM
HASIM
INDAHWATI
KJAGUS DAHLAN
Fakultas MIPA - InsUtut Pertanian Bogor
be'kerja sarna dengan
MIPAnet
2010
3. Copyright@ 2010
Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Pertanian Bogor (IPB)
Prosiding Seminar Nasional Sains III "Sains Sebaga; Landasan Inovas; Teknologi
dalam Pertanian dan Industri" di Bogor pada tanggal 13 November 2010
Penerbit: FMIPA-IPB, Jalan Meranti Kampus IIPB Dramaga, Bogar 16680
Telp/Fax: 0251-8625481/8625708
http://fmipa.ipb.ac.id
Terbit 30 Desember 2010
i,x + 427 halaman
ISBN: 978-979-95093-6-9
4. POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAIINHIBITOR T1ROSINASE Biochemistry
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE
(Potency of Rhizophora sp. Extracts as Tyrosinase Inhibitor)
(;:~" Innanida Batubara", AnastasiaLieke LON', Latifah K Oarusman"
' . 1 Departemen Klmla FMIPA Instltut Pertanlan Bogor
2 Pusat Studi 8iofarmaka lPPM Institut Pertanian bogor
ABSTRACT
Previous research showed that Rhizophora sp. was plant which has
tyrosinase inhibitor activity. The purpose of this study is to find the parts and
species of Rhizophora sp. which has the best tyrosinase inhibitory activity.
The leaf, stems, and roots of R. mucronata and R. sty/osa extracted with
methanol and tested these activities to get the best tyrosinase inhibitory
activity. Based on the results, extracts of leaf, stems, and roots of R.
mucronata from Tritih Citacap, Gebang Cirebon, Eretan Kulon Indramayu,
Ujung Negoro Seach Satang, Sigundu Seach Satang, and Kapuk Seach
Jakarta had no potency as inhibitor tyrosinase. The root of R. mucronata
from Samboja East Kalimantan is the most potent extracts as tyrosinase
inhibitor compare to the leaf and stems of R. mucronata from Samboja East
Kalimantan, especially for monophenolase (IC50: 15.34 j.lg/ml). The stems of
R. sty/osa from Samboja East Kalimantan is more potent than as tyrosinase
inhibitor compared to stems of R. mucronata, especially for monophenolase
(IC50: 38.02 j.lg/ml).
Keywords: Rhizopora mucronata, Rhizopora sty/osa, tyrosinase
1. PENDAHULUAN
Tirosinase atau fenol oksidase adalah enzim utama yang terlibat dalam biosintesis
melanin. Pigmen melanin yang diproduksi melafui proses fisiofogis yang disebut
melanogenesis, memegang peranan yang sangat penting dalam melindungi kulit terhadap
fotokarsinogenesis. Tirosinase banyak ditemukan pada mamalia, buah-buahan, dan juga
di dalam proses pencoklatan jamur secara enzimatik (Chang 2009). Inhibisi terhadap
enzim tirosinase untuk mengatur metabolisme pigmentasi telah menarik banyak perhatian
terutama dalam dunia kosmetika. Oleh karena itu, beberapa senyawa aktif yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan diteliti sebagai inhibitor tirosinase untuk menghindari produksi
melanin secara berlebihan pada lapisan epidermal, sehingga dapat digunakan sebagai
bahan kosmetik, atau sebagai bahan pemutih kullt (Zheng et a/2008).
Rhizophora sp.merupakan salah satu jenis tanaman di Indonesia yang dilaporkan
dapat berfungsi sebagai bahan kosmetika. Senyawa aktif yang berada pada Rhizophora
sp. berfungsi sebagai inhibitor tirosinase yang dapat menurunkan penyakit
hiperpigmentasi dan melanogenesis pada kulit (Batubara et a/ 2010). Tanaman
5. BiochemistryPOTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAIINHIBITOR TlROSINASE
Rhizophora sp.di Indonesia ditemukan dalam berbagai spesies, seperti R. mucronata, R.
stylosa, dan R. apiculata. Oleh sebab itu, pada penelitian ini potensi ekstrak R. mucronata
dan R. stylosa terhadap inhibisi tirosinase diteliti yang mana yang memberikan potens'l
terbaik.
2. BAHAN DAN METODE
2.1. Bahan dan Alat
Sahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rhizophora sp.yang
terdiri dari R. mucronata dan R. stylosa diambil dari berbagai daerah di Indonesia.
Tanaman R.'mucronata diambil dari daerah Eretan Kulon Kandanghaur Indramayu, Tritih
Cilacap, Pantai Ujung Negoro Satang, Pantai Sigundu Satang, Gebang Cirebon, Pantai
Kapuk Jakarta, dan Samboja Kalimantan Timur. Sedangkan tanaman R. sty/osa diambil
dari Samboja Kalimantan Timur. Identifikasi dan bukti spesifik dilakukan di Herbarium
Bogoriense, Bogar, Indonesia. Alat-a/at yang digunakan da/am pene/itian ini ada/ah
lempeng KLT analitik, kertas saring Whatman nomor 1, chamber, gelas piala, gelas ukur,
pipet mohr, pipet volumetrik, pelat silika gel, tabung reaksi, neraca analitik, penguap
putar, dan vortex.
2.2. Metode
2.2.1. Preparasi dan Ekstraksi Rhizophora sp.
Preparasi sampel ekstrak Rhizophora sp. dilakukan dengan memisahkan bagian
daun, batang, dan akar yang kemudian dikeringkan dan direndam dalam larutan metano!.
Sampel tanaman kering ini diekstraksi dengan metanol dengan perbandingan 1:10
selama 24 jam sebanyak 3 kali ulangan. Ekstrak yang diperoleh disaring dengan
menggunakan kertas saring Whatman nomor 1 dan dipekatkan dengan penguap putar
pada suhu 30°C.
2.2.2. Uji Tirosinase
Uji tirosinase dilakukan sesuai dengan metode Satubara et al 2010.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah serbuk daun, batang, dan akar
R. mucronata dari Eretan Kulon Kandanghaur Indramayu, Tritih Cilacap, Pantai Ujung
Negoro Satang, Pantai Sigundu Satang, Gebang Cirebon, Pantai Kapuk Jakarta,
Samboja Kalimantan Timur, dan R. stylosa dari Samboja Kalimantan Timur. Seluruh
6. POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAIINHIBITOR TlROSINASE Biochemistry
sampel diuji kadar air, kadar abu dan juga fitokimianya. Data kadar air dan kadar abu
dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil uji kualitatif fitokimia telah dilakukan terhadap golongan
senyawa alkalo'ld, saponin, flavonoid, triterpenoid, steroid, tanin dan fenol. Hasil analis'ls
menunjukkan bahwa seluruh bagian tanaman dari seluruh daerah yang diambil
mengandung kelompok senyawa alkaloid, saponin, Ravonoid dan tanin. Kelompok
senyawa fenol terdeteksi pada seluruh sampel daun, namun sampel batang dan akar
tidak menunjukkan keberadaan 9010n9an senyawa fene.
Sampel daun, batang, dan akar R. mucronata dan batang R. sty/osa yang telah
kering seJanjutnya diekstraksi menggunakan metode maserasi. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam sampel ke dalam pelarut metano!. Rendemen yang diperoleh
dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil ekstraksi sampel Rhizophora sp.dari
berbagai daerah, rendemen tertinggi dari ekstrak metanol daun, batang dan akar
Rhizophora sp.berturut-turut terdapat pada daerah Gebang, Cirebon; Pantai Kapuk,
Jakarta; dan Gebang, Cirebon, yaitu sebesar 28.33%; 16.06%; dan 14.36%.
Tabel1 Kadar air daun, batang, dan akar Rhizophora sp. dari berbagai daerah
Kadar air Kadarabu
Spesies Daerah Daun Satang Akar Daun Satang Akar
R. mucronata Cilacap 6.67 7.24 7.36 13.88 7.55 17.42
Indramayu 9.34 9.18 6.73 13.24 6.95 8.56
Girebon 9.39 9.77 8.98 13.22 7.86 10.97
Pantai Ujung Negoro 7.34 7.46 8.35 12.84 14.22 14.61
Pantai Sigundu 6.47 6.27 7.57 13.41 11 .54 11 .89
Pantai Kapuk 11.19 10.16 14.34 13.27 17.44 19.27
Samboja Kalimantan Timur 5.43 5.55 6.18 13.13 10.10 7.09
R. s!Yjosa Samboja Kalimantan Timur 5.53 3.13
Tabel2 Rendemen ekstrak R. mucronata dan R. sty/osa dari berbagaJ daerah
IGsa monofenolase IGsa monofenolase
Spesies Daerah Rendemen (%) (fJg1ml) (fJg/ml)
Daun Batang Akar
Daun Satang Akar Daun Satang Akar
R. Mucronata Gilacap 24.80 8.35 8.85
Indramayu 27.25 4.92 10.67
Girebon 28.33 10.58 14.36
Ujung
Negoro
25.01 5.73 14.26
Pantai
Sigundu
24.84 5.40 8.23
Pantai
Kapuk
27.99 16.06 8.34
Samboja
Kal-Tim
2' .36 6.9' '7 .22
R. stylosa Samboja
Kal-Tim
8.62
Asam Kojat Kontro/
positif
409.36 75.89 '5.34
38.02
7.02 140.71
Keterangan: (-) sampel tidak menunjukkan hambatan aktivitas 50% hingga konsentasi 2000 ppm
7. Uji aktivitas tirosinase dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya daya inhibisi
senyawa bioaktif yang terdapat pada ekstrak metanol daun, batang, dan akar dari spesies
R. mucronata dan R. sty/osa dari berbagai daerah.Parameter yang digunakan untuk
pengukuran aktivitas inhibitor tirosinase dari Rhizophora sp.adalah ICso, yaitu bilangan
yang menunjukkan konsentrasi ekstrak yang mampu menghambat aktivitas inhibitor
tirosinase sebesar 50%.
Berdasarkan Tabel 2, diperoleh bahwa sebagian besar ekstrak daun, batang, dan
akar yang berasal dari pulau Jawa tidak memberikan nilai IC50 pada monofenolase dan
difenolase hingga konsentrasi 2000 I1g/ml. Hal ini mengindikasikan bahwa bagian daun,
batang, dan akar R. mucronata dari pulau Jawa tidak memiliki potensi inhibitor tirosinase.
Ekstrak daun, batang, dan akar R. mucronata dan R. sty/osa dari Samboja,
Kalimantan Timur memiliki potensi sebagai inhibitor tirosinase pada monofeno'lase.
~kstrak akar R. mucronata memiliki aktivitas inhibitor tirosinase lebih baik daripada daun
dan batang dari segi monofenolase (ICso 15.34 I1g/ml) . Jika dibandingkan dengan batang
R. mucronata, maka batang R. sty/osa dari Samboja, Kalimantan Timur memiliki aktivitas
inhibitor tirosinase yang Ilebih baik dalam hal monofenolase (IC50 38.02 I1g/ml).
Selanjutnya dilakukan analisis pola kromatografi menggunakan kromatografi lapis
tipis. Pelarut atau fase gerak yang digunakan untuk menentukan pola kromatografi lapis
tipis seluruh ekstrakialah pelarut terbaik, yaitu kloroform : metanol (9:1). Noda hasil elusi
oleh berbagai pelarut dilihat di bawah sinar lampu ultraviolet pada panjang gelombang
254 dan 366 nm. Pelarut yang akan dijadikan sebagai penyusun fase gerak adalah
pelarut yang menghasilkan jumlah noda terbanyak dan memiliki pemisahan yang baik.
a bcdefgabcdef ghabc d ef 9
------daun------ ----batang-- -- -- - --akar----------
Gambar 1 Hasil elusi ekstrak maserasi (UV 366 nm) daun R. mucronata dari daerah Tritih
Cilacap (a), Gebang Cirebon (b), Eretan Kulon Indramayu (el, Pantai UjungNegoro
Batang (d), Pantai Sigundu Batang (e), Pantai Kapuk Jakarta (f), dan Samboja
Kalimantan Timur (g)
Prosiding Seminar Nasional Sains 1/1; Bogar, 13 November 2010 .
199
8. POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAIINHIBITOR TIROS/NASE Biochemistry
Perbandingan pola KLT dilakukan pada daun R Mucronata dari berbagai daerah.
Berdasarkan Gambar 1, pada masing-masing ekstrak daun R Mucronata dari berbagai
daerah memberikan pemisahan spot. Nila'l Rf yang diperoleh pada seflap spot yang
dihasilkan memiliki kesamaan sehingga daun R mucronata dari berbagai daerah memiliki
senyawa yang sama.
Perbandingan pola KLT dilakukan pada batang R mucronata dari berbagai daerah
dan R sty/osa dari Samboja, Kalimantan Timur. Berdasarkan Gambar 6, pada masing
masing ekstrak batang R mucronata dan berbagai daerah memberikan pemisahan spot.
Nilai Rf (TabeJ 6) yang diperoJeh pada setiap spot yang dihasilkan memiliki kesamaan
sehingga batang R mucronata dari berbagai daerah memiliki senyawa yang sama.
Sedangkan pada batang R mucronata dan R sty/asa dari daerah Samboja Kalimantan
Timur tidak memberikan spot pada hasil elusi. Hal ini dikarenakan eluen yang digunakan
tidak dapat memisahkan senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak batang R
mucronata dan R sty/asa.
Perbandingan pola KLT dilakukan pada akar R mucronata dari berbagai daerah
dan R sty/asa dari Samboja, Kalimantan Timur. Serdasarkan Gambar 7, pada masing
masing ekstrak akar R mucronata dari berbagai daerah membenkan pemisahan spot.
Nilai Rf ( Tabel 6) yang diperoleh pada setiap spot yang dihasilkan memiliki kesamaan
sehingga akar R mucronata dari berbagai daerah memiliki senyawa yang sama.
Sedangkan pada akar R. mucronata dari daerah Samboja Kalimantan Timur tidak
memberikan pemisahan spot yang baik pada hasil elusi. Hal ini dikarenakan eluen yang
digunakan tidak dapat memisahkan senyawa-senyawa yang terkandung da/am ekstrak
akar R mucronata.
4. KESIMPULAN DAN PROSPEK
Ekstrak R mucronata yang berasal dari daerah pulau Jawa tidak memiliki aktivitas
inhibitor tirosinase, sedangkan ekstrak R. mucronata dan R. sty/asa daerah Samboja,
Kalimantan Timur memiliki aktivitas inhibitor tirosinase. Aktivitas akar R. mucronata dan
batang R. sty/asa dari Samboja, Kalimantan Timur memberikan daya penginhibisi yang
lebih baik, yaitu dari segi monofenolase (ICsc: 15.34 j.Jg/ml dan ICsc: 38.02 j.Jg/ml).
Hasil dari KLT daun, batang, dan akar R. mucronata dari daerah Tritih Cilacap,
Gebang Cirebon, Eretan Kulon Indramayu, Pantai Ujung Negoro Satang, Pantai Sigundu
Satang, Pantai Kapuk Jakarta, dan Samboja Kalimantan Timur memberikan pemisahan
spot pada hasil elusi dan nilai Rf yang diperoleh pada setiap spot yang dihasilkan memiliki
kesamaan.
9. POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAIINHIBITOR TIROSINASE Biochemistry
DAFTAR PUSTAKA
Batubara I, Darusman LK, Mitsunaga T, Rahminiwati M, & Djauhari E. 2010. Potency of
Indonesia medicinal plants as tyrosinase inhibitor and antioxidant agent. Joumal of
Biological Sciences. 10(2): 138-144. ISSN 1727-3048.
Chang Te-Sheng. 2009. An updated review of tyrosinase inhibitor. Intemational Journal of
Molecular Sciences. 10: 2440-2475
Zheng, Chao, & Wang. 2008. Tyrosinase inhibitors from paper mulberry (Broussonetia
papyrifera). Food Chemistry. 106: 529-535.