SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006




   HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN
  KOMUNIKASI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH
                      SAKIT ELISABETH PURWOKERTO

                                  Sr. Diana R.S1, OP , Asrin2, Wahyu E.3
                     1  Mahasiswa sarjana Keperawatan, Universitas Jenderal Soedirman
                    2, 3 Program sarjana Keperawatan, Universitas Jenderal Soedirman



ABSTRACT
         Therapeutic communication is very important to construct the therapeutic relation of nurse-
patient and influences the improvement of quality of treatment service. Success of therapeutic
communication is influenced by some factors such as lack of nurse's knowledge and ability to apply
the therapeutic communication. The purpose of this study was to know the relationship between
knowledge of therapeutic communication towards the nurse's communication ability in
implementing the treatment upbringing in Elisabeth Hospital Purwokerto. The descriptive research
type of correlation. Population research is all nurses in Maria lodge of Elisabeth Hospital
Purwokerto in the amount of 26 people, The research sample is taken from 23 people in according
to the inclusive criteria. Data analysis method uses the distribution of frequency and statistic test
"Spearman Rank". Result of research: Respondens of DIII in nursing are as much as 15 people
(65,2%) and responders, who have education of SPK are as much as 8 people (34,8%).
Responders, who have followed the training of therapeutic communication, are 18 people (78,3%)
and 5 people (21,7%) not yet followed the training. The grade of knowledge about therapeutic
communication is in good enough category (52,2%) and the least is in the unfavorable category
(8.7%). The ability of therapeutic communication is in the good enough category (56,5%) and the
least is in the unfavorable category (4,3%). The obtained result of statistic test using Spearman's
rho is 0,636 and p = 0,001. Conclusion: Most of the nurses are of DIII treatment and have followed
the training of therapeutic communication. Nurses' knowledge and ability of therapeutic
communication are in good enough category. There is a meaningful relation between knowledge of
therapeutic communication and ability of therapeutic communication of the Elisabeth hospital
nurses in implementing the treatment up bringing (p= 0,001). The strength of relation between the
knowledge of therapeutic communication and ability of nurse's therapeutic communication in
implementing/doing the treatment upbringing is in strong category (Spearman's rho = 0,636).

Keywords: Knowledge, ability, therapeutic communication, nurse.

PENDAHULUAN                                               kebutuhan pasien dan menentukan rencana
      Komunikasi dalam kehidupan sehari–                  tindakan serta kerja sama dalam memenuhi
hari merupakan sarana yang penting untuk                  kebutuhan tersebut (Purwanto, 1994).
menjalin relasi dengan orang lain. Komunikasi                    Seorang perawat profesional selalu
juga dapat memberikan pertukaran informasi                berusaha untuk berperilaku terapeutik, yang
dan dukungan emosional pada saat                          berarti bahwa setiap interaksi yang
mengalami stress (Elliot & Wright, 1999).                 dilakukannya memberikan dampak terapeutik
Dalam bidang keperawatan, komunikasi                      yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan
penting untuk menciptakan hubungan antara                 berkembang. Oleh karena itu, perawat harus
perawat dengan pasien, untuk mengenal                     mampu meningkatkan kemampuan dan



                                                                                                           53
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006




pengetahuannya            tentang       dinamika          kejelasan,       konsistensi,      spontanitas,
komunikasi, penghayatan terhadap kelebihan                persamaan dan profesionalisme, lima di
dan kekurangan diri serta kepekaan terhadap               antaranya yang berhubungan secara
kebutuhan orang lain (Hamid, 2000). Lebih                 signifikan dengan variabel dependen yaitu
lanjut Purwanto (1994) mengatakan bahwa                   deskripsi, orientasi masalah, kejelasan,
perubahan konsep perawatan dari perawatan                 keterpercayaan dan kesinambungan serta
orang sakit secara individual kepada                      konsistensi. Sedangkan tiga variabel yang
perawatan paripurna menyebabkan peranan                   tidak berhubungan adalah spontanitas,
komunikasi menjadi lebih penting dalam                    persamaan dan profesionalisme. Dengan
memberikan asuhan keperawatan. Perawat                    demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi
sebagai komponen penting dalam proses                     terapeutik perawat-klien di ruang rawat inap
keperawatan dan orang yang terdekat dengan                RS. Sumber Waras Jakarta sudah
pasien harus mampu berkomunikasi baik                     dilaksanakan dengan baik namun masih perlu
secara verbal maupun non verbal dalam                     adanya peningkatan pengetahuan dan
membantu penyembuhan pasien. Menurut                      keterampilan dalam berkomunikasi dengan
Nurjannah (2001), mampu terapeutik berarti                klien, karena masih adanya keluhan dan
seorang perawat yang mampu melakukan                      ketidakpuasan klien terhadap pelayanan
atau       mengkomunikasikan           perkataan,         keperawatan.
perbuatan, atau ekspresi yang memfasilitasi                       Menurut Caris-Verhallen, de Guijter dan
penyembuhan klien.                                        Kerkstra (1999) jeleknya komunikasi dalam
       Beberapa          penelitian       tentang         praktek keperawatan merupakan sumber
komunikasi terapeutik yang dilakukan, di                  ketidakpuasan pasien. Hal ini juga terkait
antaranya penelitian tentang hubungan                     dengan data penelitian sebelumnya yang
karakteristik individu perawat dan organisasi             menunjukkan bahwa buruknya keterampilan
dengan penerapan komunikasi terapeutik di                 komunikasi terapeutik perawat merupakan hal
R. Rawat Inap Perjan Rumah Sakit                          yang biasa terjadi dalam praktek keperawatan
Persahabatan Jakarta yang dilakukan oleh                  sehari-hari (Dennison, 1995). Rendahnya
Manurung (2004) pada 147 perawat                          kualitas     komunikasi      tersebut     dapat
pelaksana       yang        sedang      bertugas,         berimplikasi serius terhadap kesehatan fisik
menunjukkan bahwa penerapan komunikasi                    dan psikologis klien (Elliot & Wright, 1999).
terapeutik masih relatif kurang yaitu 46,3%.              Menurut informasi di Rumah Sakit Elisabeth
Selain itu, penelitian tentang faktor-faktor yang         Purwokerto, dikatakan bahwa penerapan
berhubungan dengan efektifitas komunikasi                 komunikasi terapeutik dalam pelayanan
terapeutik perawat pelaksana di ruang rawat               keperawatan sehari-hari belum sepenuhnya
inap Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta                     dilaksanakan.
yang dilakukan oleh Yahya (2004) pada 139                         Berdasarkan hal-hal tersebut di atas
perawat dan 248 klien yang dirawat dengan                 dapat disimpulkan bahwa komunikasi
tujuan untuk mengetahui hubungan antara                   terapeutik memegang peranan penting dalam
faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan                   upaya peningkatan kualitas            pelayanan
interpersonal baik dengan efektifitas                     keperawatan dan membantu penyembuhan
komunikasi         terapeutik       perawat-klien,        klien (Purwanto, 1994). Untuk mencapai hal
menunjukkan hasil bahwa dari delapan                      tersebut, maka perawat perlu meningkatkan
variabel independen yaitu keterpercayaan dan              pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi
kesinambungan, deskripsi, orientasi masalah,              secara terapeutik dalam praktek keperawatan




                                                                                                           54
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006




sehari-hari untuk membantu kesembuhan                           Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
klien.                                                   variabel bebas (independent) dan variabel
       Berdasarkan uraian dalam latar                    terikat (dependent). Variabel bebas dalam
belakang tersebut di atas dapat disimpulkan              penelitian ini yaitu pengetahuan komunikasi
bahwa komunikasi terapeutik sangat penting               terapeutik perawat. Variabel terikat dalam
untuk membina hubungan terapeutik perawat-               penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
klien dan berpengaruh terhadap peningkatan               terapeutik perawat. Penelitian ini dilaksanakan
kualitas pelayanan keperawatan. Berhasil                 setelah proses perijinan dari Ketua Program
tidaknya komunikasi terapeutik dipengaruhi               Studi Keperawatan Universitas Jenderal
oleh beberapa faktor di antaranya kurangnya              Soedirman Purwokerto dan Direktur RS.
pengetahuan dan kemampuan perawat dalam                  Elisabeth Purwokerto selesai.
menerapkan komunikasi terapeutik. Dari                          Data tentang pengetahuan komunikasi
uraian ini, muncul pertanyaan penelitian                 terapeutik perawat diperoleh melalui
sebagai berikut : “ Adakah hubungan antara               kuesioner dan data tentang kemampuan
pengetahuan komunikasi terapeutik terhadap               komunikasi perawat diperoleh melalui
kemampuan komunikasi terapeutik perawat                  observasi. Data-data tersebut, kemudian
Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto dalam                   diolah dan dianalisa dengan analisa univariat
melaksanakan asuhan keperawatan ?”                       untuk mendeskripsikan variabel penelitian
                                                         dengan membuat tabel distribusi frekuensi
METODE PENELITIAN                                        yang mencakup karakteristik perawat, tingkat
       Jenis       penelitian ini merupakan              pengetahuan komunikasi terapeutik perawat
penelitian deskriptif korelasi. Penelitian               dan tingkat kemampuan komunikasi perawat
deskriptif adalah penelitian yang ditujukan              RS. Elisabeth Purwokerto. Analisa bivariat
untuk membuat gambaran atau deskripsi                    untuk mencari hubungan kedua variabel yaitu
tentang suatu keadaan secara obyektif.                   variabel bebas dan variable terikat
Rancangan penelitian ini menggunakan                     menggunakan uji statistik Spearman Rank
rancangan penelitian cross sectional .
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap          HASIL DAN PEMBAHASAN
Maria Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto.                  1. Karakteristik Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah semua                       Pendidikan responden sebagian
perawat yang bekerja di ruang rawat inap                 besar berpendidikan DIII Keperawatan (65,2
Maria Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto                   %) dan responden yang berpendidikan SPK
yang berjumlah 26 orang. Teknik pengambilan              (34,8 %). Jumlah perawat di RS. Elisabeth
sampel dalam penelitian ini menggunakan                  Purwokerto      yang     sebagian     besar
total sampling. Sampel pada penelitian ini               berpendidikan DIII kemungkinan disebabkan
adalah semua perawat yang bertugas di ruang              karena adanya upaya dari pihak Rumah Sakit
rawat inap Maria Rumah Sakit Elisabeth                   dalam mengembangkan profesionalisme
Purwokerto yang berjumlah 23 orang yang                  pelayanan keperawatan melalui pelatihan
memenuhi kriteria inklusi. Adapun kriteria               komunikasi terapeutik serta memberikan
perawat yang menjadi responden adalah                    kesempatan      kepada     perawat    untuk
semua perawat yang bekerja di ruang rawat                melanjutkan pendidikan formal pada bidang
inap Maria dengan masa kerja di Rumah Sakit              keperawatan. Jumlah perawat di RS Elisabeth
Elisabeth         minimal 3 (tiga) bulan,                yang sudah mengikuti pelatihan komunikasi
berpendidikan AKPER dan SPK.                             terapeutik sebesar 78,3%. Menurut Wardhono



                                                                                                          55
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006




(2000),          dalam        pengembangan               perasaan dan pikiran untuk membentuk
profesionalisme keperawatan diupayakan                   keintiman yang terapeutik.
melalui pendidikan yang diharapkan memberi
landasan keilmuan yang kokoh sesuai profesi.
Perubahan yang bersifat mendasar adalah                  2. Tingkat Pengetahuan           Komunikasi
dengan pemberlakuan sistem pendidikan                        Terapeutik Perawat RS. Elisabeth
tinggi keperawatan dalam bentuk program DIII                 Purwokerto
keperawatan sebagai profesi pemula                                Tingkat pengetahuan komunikasi
keperawatan.                                             terapeutik perawat sebagian besar responden
         Pengalaman pelatihan responden                  memiliki tingkat pengetahuan pada kategori
seperti terlihat pada tabel 3 dapat diketahui            cukup baik (52,2 %), dan paling sedikit adalah
bahwa sebagian besar responden pernah                    pada kategori kurang baik (8,7 %). Tingkat
mengikuti pelatihan komunikasi terapeutik                pengetahuan perawat pada kategori tidak
yakni 18 orang (78,3 %) dan 5 orang (21,7 %)             baik, tidak ada. Hasil penelitian tersebut
belum pernah mengikuti pelatihan komunikasi              menunjukkan         bahwa       pengetahuan
terapeutik. Pelatihan yang telah dijalani oleh           komunikasi terapeutik cukup dikuasai oleh
perawat dapat menambah pengetahuan                       perawat. Hal ini kemungkinan terjadi karena
perawat termasuk juga dalam meningkatkan                 adanya upaya RS Elisabeth dalam
kemampuannya. Pelatihan merupakan bagian                 meningkatkan pengetahuan perawat. Data
dari kegiatan pengembangan karyawan dalam                hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat
organisasi. Nawawi (2001) menjelaskan                    18 (78,3 %) perawat yang sudah pernah
bahwa pelatihan pada dasarnya berarti proses             mendapatkan pelatihan tentang komunikasi
memberikan bantuan bagi para karyawan                    terapeutik.
untuk menguasai ketrampilan khusus atau                           Menurut Notoatmodjo (2003) untuk
membantu untuk memperbaiki kekurangannya                 merubah pengetahuan, sikap dan perilaku
dalam melaksanakan pekerjaan. Fokus                      adalah dengan pendidikan dan pelatihan.
kegiatannya adalah untuk meningkatkan                    Pengetahuan dan kemampuan seseorang
kemampuan         kerja  dalam     memenuhi              dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan.
kebutuhan tuntutan cara bekerja yang paling              Makin tinggi pendidikan seseorang, maka
efektif pada masa sekarang. Demikian juga                semakin mudah baginya untuk menerima
dengan pendapat yang dikemukakan oleh                    informasi termasuk dalam hal komunikasi
As’ad (2001) bahwa pelatihan dimaksudkan                 terapeutik. Pengetahuan akan membentuk
untuk mempertinggi kerja karyawan dengan                 tindakan dan perilaku seseorang. Dalam
mengembangkan cara-cara berpikir dan                     kenyataannya, tidak semua yang memiliki
bertindak yang tepat serta pengetahuan                   pengetahuan yang baik akan mempunyai
tentang tugas pekerjaan.                                 kemampuan atau keterampilan yang baik
         Dalam kaitannya dengan pelatihan                pula, namun memiliki kecenderungan yang
yang diterima oleh perawat yaitu komunikasi              lebih tinggi untuk bersikap positif dibanding
terapeutik, maka perawat akan memiliki                   dengan pengetahuan yang kurang tentang
pengetahuan dan kemampuan dalam                          komunikasi terapeutik.
membina hubungan terapeutik. Menurut Keliat                       Data      penelitian    sebelumnya
(1996) komunikasi terapeutik adalah cara                 menunjukkan bahwa buruknya keterampilan
untuk membina hubungan terapeutik yang                   komunikasi terapeutik perawat merupakan hal
diperlukan untuk pertukaran informasi,                   yang biasa terjadi dalam praktek keperawatan
                                                         sehari-hari (Dennison, 1995). Hasil penelitian



                                                                                                          56
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006




tersebut mengindikasikan bahwa terdapat                   diharapkan dapat bersikap demikian agar
faktor selain pengetahuan yang dapat                      dalam praktek sehari-hari tidak menimbulkan
berpengaruh terhadap kemampuan terapeutik.                hambatan dalam berinteraksi dengan orang
Meskipun demikian, menurut Elliot & Wright                lain termasuk pasien sehingga komunikasi
(1999), rendahnya kualitas komunikasi                     dan pelayanannya sungguh berpusat pada
tersebut dapat berimplikasi serius terhadap               penyembuhan pasien.
kesehatan fisik dan psikologis klien.
         Pendapat lainnya juga dikemukakan
oleh Hamid (2000) bahwa seorang perawat                   3. Kemampuan Komunikasi Terapeutik
profesional harus memiliki pengetahuan yang                   Perawat RS. Elisabeth Purwokerto.
dikembangkan         melalui       peningkatan                     Kemampuan komunikasi terapeutik
pendidikan, penelitian maupun pelatihan-                  perawat sebagian besar responden memiliki
pelatihan sehingga dalam memberikan                       kemampuan komunikasi terapeutik pada
pelayanan         keperawatan,           perawat          kategori cukup baik (56,5 %), dan paling
menggunakan        keterampilan       intelektual,        sedikit adalah pada kategori kurang baik (4,3
keterampilan interpersonal dan teknikal yang              %). Tingkat kemampuan komunikasi perawat
tercermin melalui proses berpikir logis dan               pada kategori tidak baik, tidak ada. Hasil
kritis.                                                   penelitian tersebut menunjukkan bahwa
         Dalam membina hubungan yang                      perawat ruang rawat inap Maria RS Elisabeth
terapeutik dengan pasien, perawat perlu                   mempunyai         kemampuan       komunikasi
memiliki pengetahuan yang memadai tentang                 terapeutik yang cukup baik dalam
komunikasi terapeutik. Seorang perawat yang               melaksanakan asuhan keperawatan.
memiliki lebih banyak pengetahuan tentang                          Seperti halnya dengan pengetahuan
komunikasi terapeutik akan cenderung                      komunikasi terapeutik perawat, kemampuan
bersikap positif dan mampu berkomunikasi                  perawat yang sebagian besar pada kategori
secara terapeutik dalam praktek keperawatan               cukup baik tersebut kemungkinan karena
sehari-hari untuk kesembuhan pasien. Maka,                adanya upaya pihak rumah sakit dalam
perawat diharapkan mampu menggunakan                      memberikan pelatihan tentang komunikasi
dirinya secara terapeutik (therapeutic use of             terapeutik kepada perawat seperti dikatakan
self) dengan meningkatkan pengetahuannya                  sebelumnya bahwa dari 23 responden, 18
tentang komunikasi terapeutik, penghayatan                Responden (78,3%) pernah mengikuti
terhadap kelebihan dan kekurangan diri serta              pelatihan tentang komunikasi terapeutik. Hasil
peka terhadap kebutuhan orang lain. Hal ini di            pelatihan tersebut selain dapat meningkatkan
pertegas lagi oleh pendapat Purwanto (1994)               pengetahuan        perawat,    juga     dapat
bahwa perawat yang mampu mengenal                         meningkatkan       kemampuan      komunikasi
dirinya, perasaannya akan memiliki kepekaan               perawat dalam melaksanakan asuhan
yang tinggi. Seseorang yang mampu                         keperawatan sehari-hari kepada pasien. Hal
mengenal dirinya, memahami keterbatasan                   ini dipertegas oleh pendapat Hamid (2000)
dirinya serta menerima diri apa adanya akan               bahwa perawat profesional harus selalu
mampu memahami orang lain dan memiliki                    mengupayakan untuk berperilaku terapeutik
rasa empati yang tinggi. Dengan demikian ia               dimana setiap interaksinya akan memberikan
akan mampu mengambil keputusan-                           dampak terapeutik bagi pasien yang
keputusan yang tepat menyangkut dirinya                   dilayaninya. Untuk itu, berbagai teknik
dan orang lain. Seorang perawatpun                        komunikasi harus dikuasai oleh perawat
                                                          termasuk sikap dan tahap-tahap komunikasi



                                                                                                           57
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006




terapeutik karena kemampuan ini merupakan                        Nilai Spearman’s rho = 0,636 yang
modal dasar dan utama dalam praktek                      menunjukkan tingkat keeratan hubungan
keperawatan sehari-hari.                                 antara pengetahuan komunikasi terapeutik
                                                         dengan kemampuan komunikasi perawat RS.
                                                         Elisabeth menurut Sugiyono (2003) termasuk
4. Hubungan Pengetahuan Komunikasi                       dalam kategori kuat (0,60 – 0,799). Kekuatan
    Terapeutik Terhadap Kemampuan                        hubungan antara pengetahuan komunikasi
    Komunikasi         Perawat         Dalam             terapeutik dengan kemampuan komunikasi
    Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di                   perawat RS. Elisabeth dalam melaksanakan
    RS. Elisabeth Purwokerto.                            asuhan keperawatan mengindikasikan bahwa
         Ada hubungan yang bermakna secara               perawat yang          memiliki pengetahuan
statistik antara pengetahuan komunikasi                  komunikasi terapeutik baik, akan memiliki
terapeutik dengan kemampuan komunikasi                   kemampuan komunikasi terapeutik yang baik
terapeutik perawat RS. Elisabeth dalam                   pula. Sebaliknya jika pengetahuan komunikasi
melaksanakan        asuhan      keperawatan              terapeutik kurang baik, maka kemampuan
(Spearman’s rho = 0,636 dengan nilai p =                 komunikasi terapeutik dalam melaksanakan
0,001). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha                asuhan keperawatan juga kurang baik.
diterima yang berarti bahwa ada hubungan                         Dengan demikian, dapat dikatakan
antara pengetahuan komunikasi terapeutik                 bahwa semakin banyak pengetahuan
terhadap kemampuan komunikasi perawat                    komunikasi terapeutik yang dimiliki dan
RS. Elisabeth dalam melaksanakan asuhan                  keterampilan atau kemampuan perawat
keperawatan.                                             menerapkan komunikasi terapeutik dalam
         Hasil      penelitian       tersebut            praktek keperawatan sehari-hari merupakan
menunjukkan bahwa pengetahuan tentang                    salah satu faktor penentu keberhasilan
komunikasi terapeutik yang dimiliki                      pelayanan         keperawatan        sehingga
menentukan        kemampuan       komunikasi             memberikan kepuasan personal dan
terapeutik perawat dalam melaksanakan                    kepuasan profesional bagi perawat dan
asuhan keperawatan. Menurut Potter dan                   kepuasan bagi pasien.
Perry (2005), tingkat pengetahuan seseorang                      Pengetahuan atau kognitif merupakan
akan sangat berpengaruh dalam berinteraksi               domain yang sangat penting untuk
dengan orang lain. Seseorang dengan tingkat              terbentuknya tindakan seseorang (overt
pengetahuan yang rendah akan sulit                       behavior).     Perilaku      yang     didasari
merespon pertanyaan atau informasi yang                  pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
menggunakan bahasa verbal dari orang yang                perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
tingkat pengetahuannya tinggi. Pesan yang                (Notoatmodjo, 2003).
disampaikan menjadi tidak jelas bila kata-kata
yang digunakan tidak dikenal pendengar atau
                                                         SIMPULAN DAN SARAN
penerima. Seorang komunikator yang baik
perlu mengetahui tingkat pengetahuan                     Kesimpulan
penerima pesan agar informasi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik                          Sebagian       besar      responden
sehingga interaksi dapat berjalan dengan                 berpendidikan DIII Keperawatan (65,2 %) dan
baik.                                                    responden yang berpendidikan SPK (34,8 %).
                                                         Sebagian besar responden pernah mengikuti
                                                         pelatihan komunikasi terapeutik yakni 18



                                                                                                          58
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006




orang (78,3 %) dan 5 orang (21,7 %) belum               pembelajaran praktikum sehingga setelah
pernah mengikuti pelatihan komunikasi                   menyelesaikan     pendidikan,      mahasiswa
terapeutik. Tingkat pengetahuan perawat RS.             mampu        mengaplikasikan       komunikasi
Elisabeth tentang komunikasi terapeutik                 terapeutik dalam praktek keperawatan.
sebagian besar memliliki tingkat pengetahuan            Selanjutnya untuk peneliti lain, diharapkan
pada kategori cukup baik (52,2 %), dan paling           dapat mengembangkan hasil penelitian ini
sedikit adalah tingkat pengetahuan pada                 dengan menambah jumlah variabel yang
kategori kurang baik (8,7 %). Tingkat                   dapat berpengaruh terhadap kemampuan
pengetahuan pada kategori tidak baik, tidak             komunikasi terapeutik perawat seperti
ada. Tingkat kemampuan komunikaisi                      gender, lingkungan kerja dan lain sebagainya.
terapeutik perawat RS. Elisabeth sebagian
besar     memiliki     tingkat    kemampuan             DAFTAR PUSTAKA
komunikasi pada kategori cukup baik (56,5               As’ad, M. 2001. Psikologi Industri.
%), dan paling sedikit adalah tingkat                          Yogyakarta. Liberty.
kemampuan komunikasi pada kategori kurang               Caris, V .W., de Gruijter. I., & Kerkstra, A.
baik (4,3 %). Tingkat kemampuan komunikasi
                                                               (1999). Factors related to nurse
perawat pada kategori tidak baik, tidak ada.                   communication with elderly people.
Ada hubungan yang bermakna secara statistik
                                                               Journal Advanced Nursing, 30 (5),
antara pengetahuan komunikasi terapeutik                       1106-1117.
dengan kemampuan komunikasi terapeutik
perawat RS. Elisabeth dalam melaksanakan                Dennison, S. (1995). An Exploration of the
asuhan keperawatan (Spearman’s rho =                           communication that takes place
0,636; p = 0,001). Nilai Spearman’s rho =                      between nurses and patients whilst
0,636 menunjukkan bahwa kekuatan                               cancer chemotherapy is administered.
hubungan antara pengetahuan komunikasi                         Journal of Clinical Nursing, 4 (4), 227-
terapeutik dengan kemampuan komunikasi                         233.
terapeutik perawat dalam melaksanakan                   Elliot, R.& Wright, L. (1999). Verbal
asuhan keperawatan di RS. Elisabeth                            communication : what to critical care
Purwokerto dalam kategori kuat.                                nurses say to their unconscious or
                                                               sedated patients ?. Journal of Advanced
Saran-Saran                                                    Nursing, 29 (6), 1412-1420.
      Perawat hendaknya berusaha untuk                  Gaffar, L. J. (1999). Pengantar keperawatan
meningkatkan       pengetahuan         dan                     profesional. Jakarta : EGC.
kemampuannya      berkomunikasi    secara               Hamid, A.Y . (2000). Konsep perawat ideal
terapeutik dalam melaksanakan asuhan                           dalam pengetahuan, keterampilan, etik
keperawatan untuk meningkatkan kualitas                        dan etiket profesional. Makalah
pelayanan keperawatan. Selanjutnya pihak                       disampaikan pada Seminar Sehari
Rumah Sakit perlu menetapkan standar                           Keperawatan RSUD Banyumas.
pelaksanaan komunikasi terapeutik bagi                  Keliat, B.A. (1996). Hubungan terapeutik
perawat dalam melaksanakan asuhan                              perawat – klien. Jakarta : EGC.
keperawatan.    Saran    untuk    Institusi
Pendidikan, khususnya DIII Keperawatan                  Manurung, S. (2004). Hubungan karakteristik
adalah dengan memasukan program praktek                        individu perawat dan organisasi dengan
komunikasi terapeutik dalam kegiatan                           penerapan komunikasi terapeutik di
                                                               ruang rawat inap Perjan RS.



                                                                                                         59
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006




      Persahabatan Jakarta. Terdapat pada :             Purwanto, H. (1994). Komunikasi untuk
      http://www.lib.ui.ac.id/go.                            perawat. Jakarta EGC.
      php?id=jkptuipp-gdl-S2-2004-                      Sugiyono. (2003). Statistik untuk penelitian.
      santamanur-29k-2085.                                   Bandung : Alfabeta.
Nawawi, H. 2001. Manajemen Sumberdaya                   Wardhono, P .S. (2000). Registrasi dan
      Manusia. Yogyakarta. Andi Offset.                      Praktek       Keperawatan       Menuju
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan                       Pelayanan Prima di Rumah Sakit.
      perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka                   Makalah disampaikan pada Seminar
      Cipta.                                                 Keperawatan HUT RSUP DR Kariadi
Nurjannah, I. (2001). Hubungan terapeutik                    Semarang Ke-75.
      perawat dan klien. Yogyakarta : Bagian            Yahya, I.F . (2004). Faktor-faktor yang
      Penerbitan Program Studi Keperawatan                   berhubungan         dengan    efektifitas
      Universitas Gajah Mada.                                komunikasi        terapeutik   perawat
Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundemental                pelaksana di ruang rawat inap RS.
      keperawatan konsep, proses, dan                        Sumber Waras Jakarta. Terdapat pada
      praktek (Ed. 4). Jakarta : EGC.                        http://www.lib.ui.ac.id/
                                                             go.php?id=jkptuipp-gdl-S2-2004-
                                                             idafarida-29k-2484.




                                                                                                         60

More Related Content

What's hot

Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSulistia Rini
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanChristian Paomey
 
Konsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatanKonsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatanasep nababan
 
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifUwes Chaeruman
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanIyounk Mandalahi
 
Kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidur
Kb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidurKb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidur
Kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidurUwes Chaeruman
 
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKMas Mawon
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
NURSING DIAGNOSIS (NANDA)
NURSING DIAGNOSIS (NANDA)NURSING DIAGNOSIS (NANDA)
NURSING DIAGNOSIS (NANDA)Amalia Senja
 

What's hot (20)

Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Anestetik lokal
Anestetik lokalAnestetik lokal
Anestetik lokal
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
Komunikasi terapeut
Komunikasi terapeutKomunikasi terapeut
Komunikasi terapeut
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
Ruang lingkup keperawatan
Ruang lingkup  keperawatanRuang lingkup  keperawatan
Ruang lingkup keperawatan
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Konsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatanKonsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatan
 
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatif
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidur
Kb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidurKb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidur
Kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidur
 
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggulPemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul
 
NURSING DIAGNOSIS (NANDA)
NURSING DIAGNOSIS (NANDA)NURSING DIAGNOSIS (NANDA)
NURSING DIAGNOSIS (NANDA)
 

Similar to JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ELISABETH PURWOKERTO

Skripsi anggunan
Skripsi anggunanSkripsi anggunan
Skripsi anggunanken Dfsfs
 
Skripsi anggunan
Skripsi anggunanSkripsi anggunan
Skripsi anggunanken Dfsfs
 
223 222-1-pb
223 222-1-pb223 222-1-pb
223 222-1-pbBudi Leo
 
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi TerapeutikDasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutikpjj_kemenkes
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdfBAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdfAnneOrizaBolqia
 
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...Lintang Diah Y
 
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienKomunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienAlfiahSeptianiSiradj
 
5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_ImpactAdelle Brownsky
 
5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_ImpactAdelle Brownsky
 
PPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptxPPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptxssuser2af78d
 
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptxPPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptxAditiaSulistio
 
makalah komunikasi dengan pasien
makalah komunikasi dengan pasienmakalah komunikasi dengan pasien
makalah komunikasi dengan pasienrnrhy
 
JURNAL HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, ISI PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN PEKERJAAN...
JURNAL HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, ISI PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN PEKERJAAN...JURNAL HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, ISI PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN PEKERJAAN...
JURNAL HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, ISI PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN PEKERJAAN...KANDA IZUL
 

Similar to JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ELISABETH PURWOKERTO (20)

Skripsi anggunan
Skripsi anggunanSkripsi anggunan
Skripsi anggunan
 
Skripsi anggunan
Skripsi anggunanSkripsi anggunan
Skripsi anggunan
 
223 222-1-pb
223 222-1-pb223 222-1-pb
223 222-1-pb
 
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi TerapeutikDasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdfBAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
 
Summary penelitian ilya_putri
Summary penelitian ilya_putriSummary penelitian ilya_putri
Summary penelitian ilya_putri
 
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
 
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienKomunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
 
5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact
 
5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact
 
prilaku cering
prilaku ceringprilaku cering
prilaku cering
 
PPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptxPPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptx
 
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptxPPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
 
Ppt video
Ppt videoPpt video
Ppt video
 
makalah komunikasi dengan pasien
makalah komunikasi dengan pasienmakalah komunikasi dengan pasien
makalah komunikasi dengan pasien
 
PP.pptx
PP.pptxPP.pptx
PP.pptx
 
Pp kak ani
Pp kak aniPp kak ani
Pp kak ani
 
PPT KDK KEL 6.pptx
PPT KDK KEL 6.pptxPPT KDK KEL 6.pptx
PPT KDK KEL 6.pptx
 
JURNAL HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, ISI PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN PEKERJAAN...
JURNAL HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, ISI PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN PEKERJAAN...JURNAL HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, ISI PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN PEKERJAAN...
JURNAL HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, ISI PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN PEKERJAAN...
 

More from KANDA IZUL

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaKANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...KANDA IZUL
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...KANDA IZUL
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...KANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...KANDA IZUL
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATKANDA IZUL
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...KANDA IZUL
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...KANDA IZUL
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...KANDA IZUL
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KANDA IZUL
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...KANDA IZUL
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...KANDA IZUL
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...KANDA IZUL
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKANDA IZUL
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatanKANDA IZUL
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945KANDA IZUL
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKANDA IZUL
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKANDA IZUL
 
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAMURGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAMKANDA IZUL
 

More from KANDA IZUL (20)

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
 
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAMURGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
 

JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ELISABETH PURWOKERTO

  • 1. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006 HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ELISABETH PURWOKERTO Sr. Diana R.S1, OP , Asrin2, Wahyu E.3 1 Mahasiswa sarjana Keperawatan, Universitas Jenderal Soedirman 2, 3 Program sarjana Keperawatan, Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT Therapeutic communication is very important to construct the therapeutic relation of nurse- patient and influences the improvement of quality of treatment service. Success of therapeutic communication is influenced by some factors such as lack of nurse's knowledge and ability to apply the therapeutic communication. The purpose of this study was to know the relationship between knowledge of therapeutic communication towards the nurse's communication ability in implementing the treatment upbringing in Elisabeth Hospital Purwokerto. The descriptive research type of correlation. Population research is all nurses in Maria lodge of Elisabeth Hospital Purwokerto in the amount of 26 people, The research sample is taken from 23 people in according to the inclusive criteria. Data analysis method uses the distribution of frequency and statistic test "Spearman Rank". Result of research: Respondens of DIII in nursing are as much as 15 people (65,2%) and responders, who have education of SPK are as much as 8 people (34,8%). Responders, who have followed the training of therapeutic communication, are 18 people (78,3%) and 5 people (21,7%) not yet followed the training. The grade of knowledge about therapeutic communication is in good enough category (52,2%) and the least is in the unfavorable category (8.7%). The ability of therapeutic communication is in the good enough category (56,5%) and the least is in the unfavorable category (4,3%). The obtained result of statistic test using Spearman's rho is 0,636 and p = 0,001. Conclusion: Most of the nurses are of DIII treatment and have followed the training of therapeutic communication. Nurses' knowledge and ability of therapeutic communication are in good enough category. There is a meaningful relation between knowledge of therapeutic communication and ability of therapeutic communication of the Elisabeth hospital nurses in implementing the treatment up bringing (p= 0,001). The strength of relation between the knowledge of therapeutic communication and ability of nurse's therapeutic communication in implementing/doing the treatment upbringing is in strong category (Spearman's rho = 0,636). Keywords: Knowledge, ability, therapeutic communication, nurse. PENDAHULUAN kebutuhan pasien dan menentukan rencana Komunikasi dalam kehidupan sehari– tindakan serta kerja sama dalam memenuhi hari merupakan sarana yang penting untuk kebutuhan tersebut (Purwanto, 1994). menjalin relasi dengan orang lain. Komunikasi Seorang perawat profesional selalu juga dapat memberikan pertukaran informasi berusaha untuk berperilaku terapeutik, yang dan dukungan emosional pada saat berarti bahwa setiap interaksi yang mengalami stress (Elliot & Wright, 1999). dilakukannya memberikan dampak terapeutik Dalam bidang keperawatan, komunikasi yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan penting untuk menciptakan hubungan antara berkembang. Oleh karena itu, perawat harus perawat dengan pasien, untuk mengenal mampu meningkatkan kemampuan dan 53
  • 2. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006 pengetahuannya tentang dinamika kejelasan, konsistensi, spontanitas, komunikasi, penghayatan terhadap kelebihan persamaan dan profesionalisme, lima di dan kekurangan diri serta kepekaan terhadap antaranya yang berhubungan secara kebutuhan orang lain (Hamid, 2000). Lebih signifikan dengan variabel dependen yaitu lanjut Purwanto (1994) mengatakan bahwa deskripsi, orientasi masalah, kejelasan, perubahan konsep perawatan dari perawatan keterpercayaan dan kesinambungan serta orang sakit secara individual kepada konsistensi. Sedangkan tiga variabel yang perawatan paripurna menyebabkan peranan tidak berhubungan adalah spontanitas, komunikasi menjadi lebih penting dalam persamaan dan profesionalisme. Dengan memberikan asuhan keperawatan. Perawat demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi sebagai komponen penting dalam proses terapeutik perawat-klien di ruang rawat inap keperawatan dan orang yang terdekat dengan RS. Sumber Waras Jakarta sudah pasien harus mampu berkomunikasi baik dilaksanakan dengan baik namun masih perlu secara verbal maupun non verbal dalam adanya peningkatan pengetahuan dan membantu penyembuhan pasien. Menurut keterampilan dalam berkomunikasi dengan Nurjannah (2001), mampu terapeutik berarti klien, karena masih adanya keluhan dan seorang perawat yang mampu melakukan ketidakpuasan klien terhadap pelayanan atau mengkomunikasikan perkataan, keperawatan. perbuatan, atau ekspresi yang memfasilitasi Menurut Caris-Verhallen, de Guijter dan penyembuhan klien. Kerkstra (1999) jeleknya komunikasi dalam Beberapa penelitian tentang praktek keperawatan merupakan sumber komunikasi terapeutik yang dilakukan, di ketidakpuasan pasien. Hal ini juga terkait antaranya penelitian tentang hubungan dengan data penelitian sebelumnya yang karakteristik individu perawat dan organisasi menunjukkan bahwa buruknya keterampilan dengan penerapan komunikasi terapeutik di komunikasi terapeutik perawat merupakan hal R. Rawat Inap Perjan Rumah Sakit yang biasa terjadi dalam praktek keperawatan Persahabatan Jakarta yang dilakukan oleh sehari-hari (Dennison, 1995). Rendahnya Manurung (2004) pada 147 perawat kualitas komunikasi tersebut dapat pelaksana yang sedang bertugas, berimplikasi serius terhadap kesehatan fisik menunjukkan bahwa penerapan komunikasi dan psikologis klien (Elliot & Wright, 1999). terapeutik masih relatif kurang yaitu 46,3%. Menurut informasi di Rumah Sakit Elisabeth Selain itu, penelitian tentang faktor-faktor yang Purwokerto, dikatakan bahwa penerapan berhubungan dengan efektifitas komunikasi komunikasi terapeutik dalam pelayanan terapeutik perawat pelaksana di ruang rawat keperawatan sehari-hari belum sepenuhnya inap Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta dilaksanakan. yang dilakukan oleh Yahya (2004) pada 139 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas perawat dan 248 klien yang dirawat dengan dapat disimpulkan bahwa komunikasi tujuan untuk mengetahui hubungan antara terapeutik memegang peranan penting dalam faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan upaya peningkatan kualitas pelayanan interpersonal baik dengan efektifitas keperawatan dan membantu penyembuhan komunikasi terapeutik perawat-klien, klien (Purwanto, 1994). Untuk mencapai hal menunjukkan hasil bahwa dari delapan tersebut, maka perawat perlu meningkatkan variabel independen yaitu keterpercayaan dan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi kesinambungan, deskripsi, orientasi masalah, secara terapeutik dalam praktek keperawatan 54
  • 3. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006 sehari-hari untuk membantu kesembuhan Variabel dalam penelitian ini terdiri dari klien. variabel bebas (independent) dan variabel Berdasarkan uraian dalam latar terikat (dependent). Variabel bebas dalam belakang tersebut di atas dapat disimpulkan penelitian ini yaitu pengetahuan komunikasi bahwa komunikasi terapeutik sangat penting terapeutik perawat. Variabel terikat dalam untuk membina hubungan terapeutik perawat- penelitian ini adalah kemampuan komunikasi klien dan berpengaruh terhadap peningkatan terapeutik perawat. Penelitian ini dilaksanakan kualitas pelayanan keperawatan. Berhasil setelah proses perijinan dari Ketua Program tidaknya komunikasi terapeutik dipengaruhi Studi Keperawatan Universitas Jenderal oleh beberapa faktor di antaranya kurangnya Soedirman Purwokerto dan Direktur RS. pengetahuan dan kemampuan perawat dalam Elisabeth Purwokerto selesai. menerapkan komunikasi terapeutik. Dari Data tentang pengetahuan komunikasi uraian ini, muncul pertanyaan penelitian terapeutik perawat diperoleh melalui sebagai berikut : “ Adakah hubungan antara kuesioner dan data tentang kemampuan pengetahuan komunikasi terapeutik terhadap komunikasi perawat diperoleh melalui kemampuan komunikasi terapeutik perawat observasi. Data-data tersebut, kemudian Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto dalam diolah dan dianalisa dengan analisa univariat melaksanakan asuhan keperawatan ?” untuk mendeskripsikan variabel penelitian dengan membuat tabel distribusi frekuensi METODE PENELITIAN yang mencakup karakteristik perawat, tingkat Jenis penelitian ini merupakan pengetahuan komunikasi terapeutik perawat penelitian deskriptif korelasi. Penelitian dan tingkat kemampuan komunikasi perawat deskriptif adalah penelitian yang ditujukan RS. Elisabeth Purwokerto. Analisa bivariat untuk membuat gambaran atau deskripsi untuk mencari hubungan kedua variabel yaitu tentang suatu keadaan secara obyektif. variabel bebas dan variable terikat Rancangan penelitian ini menggunakan menggunakan uji statistik Spearman Rank rancangan penelitian cross sectional . Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap HASIL DAN PEMBAHASAN Maria Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto. 1. Karakteristik Responden Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pendidikan responden sebagian perawat yang bekerja di ruang rawat inap besar berpendidikan DIII Keperawatan (65,2 Maria Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto %) dan responden yang berpendidikan SPK yang berjumlah 26 orang. Teknik pengambilan (34,8 %). Jumlah perawat di RS. Elisabeth sampel dalam penelitian ini menggunakan Purwokerto yang sebagian besar total sampling. Sampel pada penelitian ini berpendidikan DIII kemungkinan disebabkan adalah semua perawat yang bertugas di ruang karena adanya upaya dari pihak Rumah Sakit rawat inap Maria Rumah Sakit Elisabeth dalam mengembangkan profesionalisme Purwokerto yang berjumlah 23 orang yang pelayanan keperawatan melalui pelatihan memenuhi kriteria inklusi. Adapun kriteria komunikasi terapeutik serta memberikan perawat yang menjadi responden adalah kesempatan kepada perawat untuk semua perawat yang bekerja di ruang rawat melanjutkan pendidikan formal pada bidang inap Maria dengan masa kerja di Rumah Sakit keperawatan. Jumlah perawat di RS Elisabeth Elisabeth minimal 3 (tiga) bulan, yang sudah mengikuti pelatihan komunikasi berpendidikan AKPER dan SPK. terapeutik sebesar 78,3%. Menurut Wardhono 55
  • 4. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006 (2000), dalam pengembangan perasaan dan pikiran untuk membentuk profesionalisme keperawatan diupayakan keintiman yang terapeutik. melalui pendidikan yang diharapkan memberi landasan keilmuan yang kokoh sesuai profesi. Perubahan yang bersifat mendasar adalah 2. Tingkat Pengetahuan Komunikasi dengan pemberlakuan sistem pendidikan Terapeutik Perawat RS. Elisabeth tinggi keperawatan dalam bentuk program DIII Purwokerto keperawatan sebagai profesi pemula Tingkat pengetahuan komunikasi keperawatan. terapeutik perawat sebagian besar responden Pengalaman pelatihan responden memiliki tingkat pengetahuan pada kategori seperti terlihat pada tabel 3 dapat diketahui cukup baik (52,2 %), dan paling sedikit adalah bahwa sebagian besar responden pernah pada kategori kurang baik (8,7 %). Tingkat mengikuti pelatihan komunikasi terapeutik pengetahuan perawat pada kategori tidak yakni 18 orang (78,3 %) dan 5 orang (21,7 %) baik, tidak ada. Hasil penelitian tersebut belum pernah mengikuti pelatihan komunikasi menunjukkan bahwa pengetahuan terapeutik. Pelatihan yang telah dijalani oleh komunikasi terapeutik cukup dikuasai oleh perawat dapat menambah pengetahuan perawat. Hal ini kemungkinan terjadi karena perawat termasuk juga dalam meningkatkan adanya upaya RS Elisabeth dalam kemampuannya. Pelatihan merupakan bagian meningkatkan pengetahuan perawat. Data dari kegiatan pengembangan karyawan dalam hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat organisasi. Nawawi (2001) menjelaskan 18 (78,3 %) perawat yang sudah pernah bahwa pelatihan pada dasarnya berarti proses mendapatkan pelatihan tentang komunikasi memberikan bantuan bagi para karyawan terapeutik. untuk menguasai ketrampilan khusus atau Menurut Notoatmodjo (2003) untuk membantu untuk memperbaiki kekurangannya merubah pengetahuan, sikap dan perilaku dalam melaksanakan pekerjaan. Fokus adalah dengan pendidikan dan pelatihan. kegiatannya adalah untuk meningkatkan Pengetahuan dan kemampuan seseorang kemampuan kerja dalam memenuhi dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan. kebutuhan tuntutan cara bekerja yang paling Makin tinggi pendidikan seseorang, maka efektif pada masa sekarang. Demikian juga semakin mudah baginya untuk menerima dengan pendapat yang dikemukakan oleh informasi termasuk dalam hal komunikasi As’ad (2001) bahwa pelatihan dimaksudkan terapeutik. Pengetahuan akan membentuk untuk mempertinggi kerja karyawan dengan tindakan dan perilaku seseorang. Dalam mengembangkan cara-cara berpikir dan kenyataannya, tidak semua yang memiliki bertindak yang tepat serta pengetahuan pengetahuan yang baik akan mempunyai tentang tugas pekerjaan. kemampuan atau keterampilan yang baik Dalam kaitannya dengan pelatihan pula, namun memiliki kecenderungan yang yang diterima oleh perawat yaitu komunikasi lebih tinggi untuk bersikap positif dibanding terapeutik, maka perawat akan memiliki dengan pengetahuan yang kurang tentang pengetahuan dan kemampuan dalam komunikasi terapeutik. membina hubungan terapeutik. Menurut Keliat Data penelitian sebelumnya (1996) komunikasi terapeutik adalah cara menunjukkan bahwa buruknya keterampilan untuk membina hubungan terapeutik yang komunikasi terapeutik perawat merupakan hal diperlukan untuk pertukaran informasi, yang biasa terjadi dalam praktek keperawatan sehari-hari (Dennison, 1995). Hasil penelitian 56
  • 5. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006 tersebut mengindikasikan bahwa terdapat diharapkan dapat bersikap demikian agar faktor selain pengetahuan yang dapat dalam praktek sehari-hari tidak menimbulkan berpengaruh terhadap kemampuan terapeutik. hambatan dalam berinteraksi dengan orang Meskipun demikian, menurut Elliot & Wright lain termasuk pasien sehingga komunikasi (1999), rendahnya kualitas komunikasi dan pelayanannya sungguh berpusat pada tersebut dapat berimplikasi serius terhadap penyembuhan pasien. kesehatan fisik dan psikologis klien. Pendapat lainnya juga dikemukakan oleh Hamid (2000) bahwa seorang perawat 3. Kemampuan Komunikasi Terapeutik profesional harus memiliki pengetahuan yang Perawat RS. Elisabeth Purwokerto. dikembangkan melalui peningkatan Kemampuan komunikasi terapeutik pendidikan, penelitian maupun pelatihan- perawat sebagian besar responden memiliki pelatihan sehingga dalam memberikan kemampuan komunikasi terapeutik pada pelayanan keperawatan, perawat kategori cukup baik (56,5 %), dan paling menggunakan keterampilan intelektual, sedikit adalah pada kategori kurang baik (4,3 keterampilan interpersonal dan teknikal yang %). Tingkat kemampuan komunikasi perawat tercermin melalui proses berpikir logis dan pada kategori tidak baik, tidak ada. Hasil kritis. penelitian tersebut menunjukkan bahwa Dalam membina hubungan yang perawat ruang rawat inap Maria RS Elisabeth terapeutik dengan pasien, perawat perlu mempunyai kemampuan komunikasi memiliki pengetahuan yang memadai tentang terapeutik yang cukup baik dalam komunikasi terapeutik. Seorang perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan. memiliki lebih banyak pengetahuan tentang Seperti halnya dengan pengetahuan komunikasi terapeutik akan cenderung komunikasi terapeutik perawat, kemampuan bersikap positif dan mampu berkomunikasi perawat yang sebagian besar pada kategori secara terapeutik dalam praktek keperawatan cukup baik tersebut kemungkinan karena sehari-hari untuk kesembuhan pasien. Maka, adanya upaya pihak rumah sakit dalam perawat diharapkan mampu menggunakan memberikan pelatihan tentang komunikasi dirinya secara terapeutik (therapeutic use of terapeutik kepada perawat seperti dikatakan self) dengan meningkatkan pengetahuannya sebelumnya bahwa dari 23 responden, 18 tentang komunikasi terapeutik, penghayatan Responden (78,3%) pernah mengikuti terhadap kelebihan dan kekurangan diri serta pelatihan tentang komunikasi terapeutik. Hasil peka terhadap kebutuhan orang lain. Hal ini di pelatihan tersebut selain dapat meningkatkan pertegas lagi oleh pendapat Purwanto (1994) pengetahuan perawat, juga dapat bahwa perawat yang mampu mengenal meningkatkan kemampuan komunikasi dirinya, perasaannya akan memiliki kepekaan perawat dalam melaksanakan asuhan yang tinggi. Seseorang yang mampu keperawatan sehari-hari kepada pasien. Hal mengenal dirinya, memahami keterbatasan ini dipertegas oleh pendapat Hamid (2000) dirinya serta menerima diri apa adanya akan bahwa perawat profesional harus selalu mampu memahami orang lain dan memiliki mengupayakan untuk berperilaku terapeutik rasa empati yang tinggi. Dengan demikian ia dimana setiap interaksinya akan memberikan akan mampu mengambil keputusan- dampak terapeutik bagi pasien yang keputusan yang tepat menyangkut dirinya dilayaninya. Untuk itu, berbagai teknik dan orang lain. Seorang perawatpun komunikasi harus dikuasai oleh perawat termasuk sikap dan tahap-tahap komunikasi 57
  • 6. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006 terapeutik karena kemampuan ini merupakan Nilai Spearman’s rho = 0,636 yang modal dasar dan utama dalam praktek menunjukkan tingkat keeratan hubungan keperawatan sehari-hari. antara pengetahuan komunikasi terapeutik dengan kemampuan komunikasi perawat RS. Elisabeth menurut Sugiyono (2003) termasuk 4. Hubungan Pengetahuan Komunikasi dalam kategori kuat (0,60 – 0,799). Kekuatan Terapeutik Terhadap Kemampuan hubungan antara pengetahuan komunikasi Komunikasi Perawat Dalam terapeutik dengan kemampuan komunikasi Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di perawat RS. Elisabeth dalam melaksanakan RS. Elisabeth Purwokerto. asuhan keperawatan mengindikasikan bahwa Ada hubungan yang bermakna secara perawat yang memiliki pengetahuan statistik antara pengetahuan komunikasi komunikasi terapeutik baik, akan memiliki terapeutik dengan kemampuan komunikasi kemampuan komunikasi terapeutik yang baik terapeutik perawat RS. Elisabeth dalam pula. Sebaliknya jika pengetahuan komunikasi melaksanakan asuhan keperawatan terapeutik kurang baik, maka kemampuan (Spearman’s rho = 0,636 dengan nilai p = komunikasi terapeutik dalam melaksanakan 0,001). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha asuhan keperawatan juga kurang baik. diterima yang berarti bahwa ada hubungan Dengan demikian, dapat dikatakan antara pengetahuan komunikasi terapeutik bahwa semakin banyak pengetahuan terhadap kemampuan komunikasi perawat komunikasi terapeutik yang dimiliki dan RS. Elisabeth dalam melaksanakan asuhan keterampilan atau kemampuan perawat keperawatan. menerapkan komunikasi terapeutik dalam Hasil penelitian tersebut praktek keperawatan sehari-hari merupakan menunjukkan bahwa pengetahuan tentang salah satu faktor penentu keberhasilan komunikasi terapeutik yang dimiliki pelayanan keperawatan sehingga menentukan kemampuan komunikasi memberikan kepuasan personal dan terapeutik perawat dalam melaksanakan kepuasan profesional bagi perawat dan asuhan keperawatan. Menurut Potter dan kepuasan bagi pasien. Perry (2005), tingkat pengetahuan seseorang Pengetahuan atau kognitif merupakan akan sangat berpengaruh dalam berinteraksi domain yang sangat penting untuk dengan orang lain. Seseorang dengan tingkat terbentuknya tindakan seseorang (overt pengetahuan yang rendah akan sulit behavior). Perilaku yang didasari merespon pertanyaan atau informasi yang pengetahuan akan lebih langgeng dari pada menggunakan bahasa verbal dari orang yang perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan tingkat pengetahuannya tinggi. Pesan yang (Notoatmodjo, 2003). disampaikan menjadi tidak jelas bila kata-kata yang digunakan tidak dikenal pendengar atau SIMPULAN DAN SARAN penerima. Seorang komunikator yang baik perlu mengetahui tingkat pengetahuan Kesimpulan penerima pesan agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik Sebagian besar responden sehingga interaksi dapat berjalan dengan berpendidikan DIII Keperawatan (65,2 %) dan baik. responden yang berpendidikan SPK (34,8 %). Sebagian besar responden pernah mengikuti pelatihan komunikasi terapeutik yakni 18 58
  • 7. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006 orang (78,3 %) dan 5 orang (21,7 %) belum pembelajaran praktikum sehingga setelah pernah mengikuti pelatihan komunikasi menyelesaikan pendidikan, mahasiswa terapeutik. Tingkat pengetahuan perawat RS. mampu mengaplikasikan komunikasi Elisabeth tentang komunikasi terapeutik terapeutik dalam praktek keperawatan. sebagian besar memliliki tingkat pengetahuan Selanjutnya untuk peneliti lain, diharapkan pada kategori cukup baik (52,2 %), dan paling dapat mengembangkan hasil penelitian ini sedikit adalah tingkat pengetahuan pada dengan menambah jumlah variabel yang kategori kurang baik (8,7 %). Tingkat dapat berpengaruh terhadap kemampuan pengetahuan pada kategori tidak baik, tidak komunikasi terapeutik perawat seperti ada. Tingkat kemampuan komunikaisi gender, lingkungan kerja dan lain sebagainya. terapeutik perawat RS. Elisabeth sebagian besar memiliki tingkat kemampuan DAFTAR PUSTAKA komunikasi pada kategori cukup baik (56,5 As’ad, M. 2001. Psikologi Industri. %), dan paling sedikit adalah tingkat Yogyakarta. Liberty. kemampuan komunikasi pada kategori kurang Caris, V .W., de Gruijter. I., & Kerkstra, A. baik (4,3 %). Tingkat kemampuan komunikasi (1999). Factors related to nurse perawat pada kategori tidak baik, tidak ada. communication with elderly people. Ada hubungan yang bermakna secara statistik Journal Advanced Nursing, 30 (5), antara pengetahuan komunikasi terapeutik 1106-1117. dengan kemampuan komunikasi terapeutik perawat RS. Elisabeth dalam melaksanakan Dennison, S. (1995). An Exploration of the asuhan keperawatan (Spearman’s rho = communication that takes place 0,636; p = 0,001). Nilai Spearman’s rho = between nurses and patients whilst 0,636 menunjukkan bahwa kekuatan cancer chemotherapy is administered. hubungan antara pengetahuan komunikasi Journal of Clinical Nursing, 4 (4), 227- terapeutik dengan kemampuan komunikasi 233. terapeutik perawat dalam melaksanakan Elliot, R.& Wright, L. (1999). Verbal asuhan keperawatan di RS. Elisabeth communication : what to critical care Purwokerto dalam kategori kuat. nurses say to their unconscious or sedated patients ?. Journal of Advanced Saran-Saran Nursing, 29 (6), 1412-1420. Perawat hendaknya berusaha untuk Gaffar, L. J. (1999). Pengantar keperawatan meningkatkan pengetahuan dan profesional. Jakarta : EGC. kemampuannya berkomunikasi secara Hamid, A.Y . (2000). Konsep perawat ideal terapeutik dalam melaksanakan asuhan dalam pengetahuan, keterampilan, etik keperawatan untuk meningkatkan kualitas dan etiket profesional. Makalah pelayanan keperawatan. Selanjutnya pihak disampaikan pada Seminar Sehari Rumah Sakit perlu menetapkan standar Keperawatan RSUD Banyumas. pelaksanaan komunikasi terapeutik bagi Keliat, B.A. (1996). Hubungan terapeutik perawat dalam melaksanakan asuhan perawat – klien. Jakarta : EGC. keperawatan. Saran untuk Institusi Pendidikan, khususnya DIII Keperawatan Manurung, S. (2004). Hubungan karakteristik adalah dengan memasukan program praktek individu perawat dan organisasi dengan komunikasi terapeutik dalam kegiatan penerapan komunikasi terapeutik di ruang rawat inap Perjan RS. 59
  • 8. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006 Persahabatan Jakarta. Terdapat pada : Purwanto, H. (1994). Komunikasi untuk http://www.lib.ui.ac.id/go. perawat. Jakarta EGC. php?id=jkptuipp-gdl-S2-2004- Sugiyono. (2003). Statistik untuk penelitian. santamanur-29k-2085. Bandung : Alfabeta. Nawawi, H. 2001. Manajemen Sumberdaya Wardhono, P .S. (2000). Registrasi dan Manusia. Yogyakarta. Andi Offset. Praktek Keperawatan Menuju Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Pelayanan Prima di Rumah Sakit. perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Makalah disampaikan pada Seminar Cipta. Keperawatan HUT RSUP DR Kariadi Nurjannah, I. (2001). Hubungan terapeutik Semarang Ke-75. perawat dan klien. Yogyakarta : Bagian Yahya, I.F . (2004). Faktor-faktor yang Penerbitan Program Studi Keperawatan berhubungan dengan efektifitas Universitas Gajah Mada. komunikasi terapeutik perawat Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundemental pelaksana di ruang rawat inap RS. keperawatan konsep, proses, dan Sumber Waras Jakarta. Terdapat pada praktek (Ed. 4). Jakarta : EGC. http://www.lib.ui.ac.id/ go.php?id=jkptuipp-gdl-S2-2004- idafarida-29k-2484. 60