Dokumen ini membahas perancangan sistem kontrol otomatis mesin perontok bulu ayam berbasis PLC. Mesin ini dirancang untuk mempermudah pekerjaan perontokan bulu ayam dengan meningkatkan efisiensi waktu dan kualitas hasil. Sistem ini menggunakan program PLC sehingga proses perontokan dapat dilakukan secara otomatis hanya dengan menekan satu tombol."
Perancangan Sistem Kontrol Otomatis Mesin Perontok Bulu Ayam Berbasis PLC
1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL OTOMATIS
MESIN PERONTOK BULU AYAM BERBASIS PLC
Abdul Hafiz, M. Reza Saputra Nawawi,Wildan Safari
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
ABSTRAK
Perancangan Sistem Perontok Bulu Ayam Otomatis Berbasis PLC, Banjarmasin :
Program studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Banjarmasin, Juli 2014
Perancangan Sistem Perontok Bulu Ayam Otomatis Berbasis PLC dirancang untuk
memudahkan pekerjaan dalam hal merontokkan bulu ayam dengan cara memperbaiki alat yang
sudah ada untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi
Perancangan dilakukan di Politeknik Negeri Banjarmasin pada bulan Maret - Juli 2014,
Metode data yang digunakan dalam perancangan ini adalah Metode Studi Pustaka, Metode
Dokomentasi dan Obsevasi
Hasil dari perancangan ini diperoleh kesimpulan bahwa mesin perontok bulu ayam ini
dapat menggunakan program PLC sehingga memudahkan dalam pengerjaan perontokkan bulu
dengan waktu yang minimalis dan hasil yang lebih bagus, kita hanya perlu menekan 1 buah tombol
dalam pengerjaan nya dan jika selesai dalam pengerjaan nya maka mesin perontok akan mengulang
proses nya, untuk mematikan mesin kita perlu menekan tombol off dan mesin pun akan berhenti
bekerja.
Kata kunci : perancangan sistem kontrol otomatis Mesin perontok bulu ayam berbasis plc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya taraf
perekenomian penduduk Indonesia, maka
semakin meningkat pula kualitas gizi yang
diperlukan, dan salah satu sumbernya
adalah daging ayam. untuk mendapatkan
daging ayam yang berkualitas, para
perternak dituntut untuk meningkatkan
kualitas proses pemotongan dan perontokan
ayam. untuk itu kami mendesain suatu alat
yang dapat memberikan solusi perontokan
bulu ayam sehingga meningkatkan kuliatas
daging ayam.
Dalam hal ini kami mendesain
perontok berbentuk drum dengan sisi-sisi
dan alas nya dilengkapi chiken plucker
berbahan karet, yang kunci untuk
merontokkan bulu ayam.
Banjarmasin saat ini baru memiliki 3
tempat usaha pemotongan ayam dan
perontokan bulu ayam yang sifat masih
manual sehingga pengerjaan nya
memerlukan waktu dan tenaga yang banyak
oleh sebab itu kami mendesain suatu alat
yang dimana tidak memerlukan tenaga dan
waktu yang banyak.
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka penulis, berkesimpulan untuk
mengangkat judul pada laporan Tugas Akhir
ini yaitu “Perancangan Sistem Mesin
Perontok Bulu Ayam Otomatis Berbasis
PLC"'
1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan judul dan
pembatasan masalah di atas dapat di
rumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana mendesain dan membuat
program pengontrolan Sistem Perontok
Bulu Ayam Otomatis Berbasis PLC
secara efektif dan efesien?
1.3 Batasan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah
tersebut, maka batasan masalah dalam
laporan tugas akhir ini adalah:
Pengontrolan temperatur suhu air,
selonoid dan mesin perontok bulu ayam
berbasis PLC.
Mendesain dan membuat program
pengontrolan Sistem Perontok Bulu
Ayam Otomatis Berbasis PLC secara
efektif dan efesien.
2. 1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan laporan Tugas
Akhir ini adalah Mesin Perontok Bulu Ayam
Otamatis Berbasis PLC ini dapat
memudahkan perusahaan pemotongan
ayam dalam peningkatan efesinsi (waktu dan
tenaga kerja) dan produktivitas
(meningkatntya kualitas dan kuantitas dari
perusahaan ayam tersebut) dan juga dapat
berguna bagi masyarakat banyak.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari
Tugas Akhir Perancangan Sistem Mesin
Perontok Bulu Ayam Berbasis PLC ini adalah
dengan adanya mesin perontok bulu ayam
otomatis berbasis PLC ini diharapkan
kuantitas dan kualitas produksi dapat
terpenuhi dengan pelayanan lebih mudah,
cepat dan lebih hemat biaya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam perancangan mesin perontok
bulu ayam ini ada bebarapa komponen
utama yang digunakan, antara lain :
2.1 PLC
2.1.1 Pengertian PLC
PLC (Programmable Logic
Controller) ialah rangkaian elektronik
berbasis mikroprosesor yang beroperasi
secara digital, menggunakan programmable
memory untuk menyimpan instruksi yang
berorientasi kepada pengguna, untuk
melakukan fungsi khusus seperti logika,
sequencing, timing, arithmetic, melalui input
baik analog maupun discrete / digital, untuk
berbagai proses permesinan.
PLC merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk menggantikan rangkaian
sederetan relai yang banyak dijumpai pada
sistem kontrol konvensional, dirancang untuk
mengontrol suatu proses permesinan.
PLC jika dibandingkan dengan
sistem kontrol konvensional memilki banyak
kelebihan antara lain :
1. Butuh waktu yang tidak lama untuk
membangun, memelihara, memperbaiki
dan Mengembangkan sistem kendali,
pengembangan sistem yang mudah.
2. Ketahanan PLC jauh lebih baik, Lebih
murah.
3. Mengkonsumsi daya lebih rendah,
4. Pendeteksian kesalahan yang mudah dan
cepat,
5. Pengkabelan lebih sedikit,
6. Perawatan yang mudah,
7. Tidak membutuhkan ruang kontrol yang
besar,
8. Tidak membutuhkan spare part yang
banyak, dan lain-lain.
PLC CPM 2A I/O 20
PLC (Programmable Logic
Controller) adalah suatu peralatan
elektronika yang bekerja secara digital
memiliki memori yang dapat diprogram,
menyimpan perintah-perintah untuk
melakukan fungsi-fungsi khusus seperti logic,
sequencing, timing, counting dan arithmatik
untuk mengontrol berbagai jenis beban
melalui modul input output analog atau
digital. Di dalam PLC berisi rangka
elektronika yang dapat difungsikan seperti
contact relay (baik NO maupun NC) pada
PLC dapat digunakan berkali-kali untuk
semua intruksi dasar selain intruksi output.
Gambar 2.1 PLC OMRON CPM 2A
Gambar 2.2 Diagram CPM2A-20CDR
Prinsip Kerja
Data berupa sinyal dari peralatan
input luar diterima oleh sebuah PLC dari
system yang dikontrol. Peralatan input luar
misalnya: saklar, sensor, tombol dan lain-
lain. Data akan diubah oleh modul input A/D
analog to digital input module menjadi sinyal
digital. Selanjutnya oleh unit prosesor sentral
atau CPU yang ada di dalam PLC sinyal
digital dan disimpan di dalam ingatan
(memory). CPU memerintah yang diperoleh
diberikan melalui modul output D/A (digital to
analog output module) sinyal digital itu bila
perlu diubah kembali menjadi menggerakkan
peralatan output luar (external output device)
dari sistem yang dikontrol seperti antara lain
berupa relay, solenoid dalam dimana
nantinya dapat untuk mengoperasikan
secara otomatis sistem proses kerja yang
3. dikontrol tersebut. PLC CPM 2A dapat
diprogram melalui Programming Console
maupun dengan komputer dalam software
SYSWIN.
2.1.2 Jenis-jenis PLC
Berdasarkan jumlah input/output
yang dimilikinya ini. secara umum PLC dapat
dibagi menjadi tiga kelompok besar:
1. PLC mikro. PLC dapat dikatagorikan mikro
jika jumlah input/ output pada PLC ini
kurang dari 32 terminal
2. PLC mini. Katagori ukuran mini ini adalah
jika PLC tersebut memiliki jumlah
input/output antara 32 sampai 128
terminal.
3. PLC large. PLC ukuran ini dikenal juga
dengan PLC tipe rack PLC dapat
dikatagorikan sebagai PLC besar jika
jumlah input/ output-nya lebih dari 128
terminal.
Fasilitas, kemampuan, dan fungsi
yang tersedia pada setiap kategori tersebut
pada umumnya berbeda satu dengan
lainnya. Semakin sedikit jumlah input/output
pada PLC tersebut maka jenis instruksi yang
tersedia juga semakin terbatas.
2.1.3 Komponen-komponen Utama PLC
Komponen Utama atau perangkat
keras penyusun PLC adalah (1) Catu Daya /
Power Supply, (2) CPU (Central Processing
Unit) yang didalamnya terdapat prosesor,
dan memori, (3) Modul Masukan (Input
Modul), dan Modul Keluaran (Output Modul),
dan (4) Perangkat Pemrograman.
Gambar 2.3 Komponen-Komponen Utama
PLC
A. Catu Daya (Power Supply).
Catu daya listrik digunakan untuk
memberikan pasokan daya keseluruh
komponen-komponen PLC. Kebanyakan
PLC bekerja dengan catu daya 24 VDC atau
220 VAC, beberapa PLC catu dayanya
terpisah (sebagai modul tersendiri), yang
demikian biasanya merupakan PLC besar,
sedangkan PLC medium atau kecil catu
dayanya sudah
B. CPU ( Central Processing Unit ).
CPU atau Unit Pengolahan Pusat,
terdiri dari 3 komponen penyusun : (1)
Prosesor, (2) Memori dan (3) Catu Daya (
Power Supply)
Gambar 2.4 Komponen Utama Penyusun
CPU
Prosesor merupakan otak dari
sebuah PLC , fungsi utama adalah mengatur
tugas pada keseluruhan sistem PLC,
mengerjakan berbagai operasi antara lain
mengeksekusi program, menyimpan dan
mengambil data dari memori, membaca nilai
input dan mengatur nilai output, memeriksa
kerusakan, melakukan operasi-operasi
matematis, manipulasi data, tugas-tugas
diagnostik, serta melakukan komunikasi
dengan perangkat lain.
Gambar 2.5 Sistem PLC
Memori adalah area dalam CPU PLC
tempat data serta program disimpan dan
dieksekusi oleh prosesor, pengetahuan
tentang sistem memori pada PLC akan
sangat membantu dalam memahami cara
kerja PLC.
Secara umum memori dapat dibagi
dua kategori: Volatile ( mudah hilang ) dan
Nonvolatile, program atau data pada memori
volatile akan hilang jika catu daya PLC mati.
Memori ini juga dikenal dengan nama RAM (
Random Acces Memory ). Dalam sebagian
PLC memori jenis RAM masih digunakan
untuk menyimpan program pengguna (
aplikasi ) dengan menggunakan baterai
sebagai back up daya jika catu daya mati.
Adapun sifat dari memori nonvolatile yaitu
program atau data yang tersimpan di
dalamnya tidak akan hilang walaupun catu
daya PLC mati, yang termasuk kategori ini
adalah :
ROM (Read-Only Memory ) jenis
memori ini dirancang untuk menyimpan
data atau program secara permanen.
Pada PLC, ROM digunakan untuk
menyimpan sistem operasi dan bios.
4. PROM ( Programmable Read-Only
Memory ) memori ini dapat diprogram
ulang dengan menggunakan alat
pemrograman khusus. digunakan untuk
back up program.
EPROM ( Erasable Programmable
Read-Only Memory ) memori ini turunan
dari jenis PROM yang dapat diprogram
ulang setelah program yang sebelumnya
dihapus dengan menggunakan Sinar
Ultraviolet.
EEPROM ( Electrically Erasable
Programmable Read-Only Memory )
adalah memori nonvolatile yang
menyerupai RAM. Kebanyakan PLC
menggunakan memori jenis ini untuk
menyimpan program pengguna, alasan
utama adalah kemudahan dalam
mengubah program pada memori
tersebut, yaitu hanya dengan
menggunakan prangkat pemrograman
PLC itu sendiri, misalnya Komputer atau
unit miniprogramer. Salah satu kerugian
memori jenis ini adalah keterbatasan
dalam kemampuan hapus-tulisnya (
Erase/Write ) yaitu sekitar 10.000 kali.
C. Modul Masukan dan Modul Keluaran.
Modul masukan dan keluaran adalah
perantara antara PLC dengan perangkat
keras masukan dan perangkat keras
keluaran. Gambar 2.4 menunjukan posisi
keduanya dalam sistem PLC. Modul
masukan dan keluaran pada PLC mini
umumnya sudah Built in di PLC. Tujuannya
adalah melindungi CPU PLC dari sinyal yang
tidak dikehendaki yang dapat merusak CPU
itu sendiri. Modul masukan dan modul
keluaran ini berfungsi untuk mengkonversi
atau mengubah sinyal-sinyal masukan dari
perangkat keras masukan ke sinyal-sinyal
yang sesuai dengan tegangan kerja CPU
PLC (misalnya masukan dari sensor dengan
tegangan kerja 5 Volt DC harus
dikonversikan menjadi tegangan 24 Volt DC
agar sesuai dengan tegangan kerja CPU
PLC). Hal ini dapat dilakukan dengan mudah
yaitu dengan menggunakan opto-isolator
sebagaimana ditunjukan pada gambar 2.5.
Gambar 2.6 Rangkaian Modul Masukan
Dengan menggunakan opto-isolator
maka tidak ada hubungan kabel sama sekali
antara perangkat keras masukan/keluaran
dengan unit CPU. Secara optic dipisahkan
(perhatikan gambar 2.5) dengan kata lain,
sinyal ditransmisikan melalui cahaya. Cara
kerjanya sederhana, perangkat keras
masukan akan memberikan sinyal untuk
menghidupkan LED (dalam opto-isolator)
akibatnya phototransistor akan menerima
cahaya dan akan menghantarkan arus (ON),
CPU akan melihatnya sebagai logika nol.
Begitu juga sebaliknya, saat sinyal masukan
tidak ada lagi maka LED akan mati dan
phototransistor akan berhenti menghantar
sinyal (OFF), CPU akan melihatnya sebagai
logika satu.
Perbedaan antara modul masukan
dan modul keluaran adalah LED pada modul
masukan dihidupkan oleh perangkat keras
masukan sementara LED pada modul
keluaran dihidupkan oleh CPU PLC.
Gambar 2.7 Rangkaian Modul Keluaran
D. Perangkat Pemrograman
(Programming Device).
Programming Device adalah alat
untuk memasukan (membuat atau mengedit)
program ke dalam PLC. Ada 2 perangkat
program yang biasa digunakan (1)
Miniprogrammer atau Programming Console,
dan (2) Komputer.
D.1. Miniprogrammer atau Konsole.
Miniprogrammer atau Programming
Console (biasa disebut Konsol) adalah
sebuah perangkat seukuran kalkulator saku
yang berfungsi untuk memasukkan
instruksi-instruksi program ke dalam PLC.
Umumnya, instruksi-instruksi
programdimasukan dengan mengetikkan
simbol-simbol diagram tangga dengan
menggunakan kode mnemonik (Mnemonic
Code).
Sebagai contoh, untuk
memprogram diagram tangga pada gambar
dibawah ini dengan menggunakan PLC
produksi OMRON maka diketikkan instruksi
- instruksi pada Programming Console
sebagai berikut:
5. Gambar 2.8 Diagram Tangga yang Akan
Diketik pada Konsol
Tabel 2.1 Contoh Kode Mnemonik dan
Pengalamatannya
Untuk Gambar 2.8
Dalam hal ini, simbol-simbol LD, OR
LD, AND OUT adalah kode mnemonik yang
dapat berbeda, tergantung vendor pembuat
PLC (misalnya instruksi LD ekivalen dengan
instruksi STR pada PLC produksi Allen
Bradley) sedangkan bilangan numeris 00000,
00002, 00100, dan 00100 adalah parameter
yang berupa alamat-alamat terminal
masukan dan terminal keluaran PLC tersebut
Pada umumnya, miniprogrammer
dirancang untuk kompatibel dengan dua atau
lebih PLC dalam sebuah tipe. Selain
digunakan untuk memasukkan program
diagram ladder, beberapa jenis
miniprogrammer juga dilengkapi fasilitas
untuk monitoring klan tugas-tugas diagnostic.
Gambar 2.9 Miniprogrammer
D.2 Komputer
Pemrograman PLC dengan
menggunakan miniprogrammer ini akan
sangat melelahkan jika jumlah anak tangga
pada diagram ladder yang akan diprogram
berukuran relatif besar. Umumnya,
penggunaan konsol ini biasa digunakan
hanya untuk pengeditan program saja. Untuk
memasukkan program secara keseluruhan
pada PLC, dapat digunakan Komputer.
Vendor-vendor PLC umumnya
menyertakan perangkat lunak ( Software )
untuk mengimplementasikan pemasukan
program diagram tangga, pengeditan,
dokumentasi dan monitoring ke dalam PLC.
Gambar 2.10 Pemrograman PLC dengan
Menggunakan Komputer
E. Perangkat Keras Masukan/Keluaran
PLC.
PLC harus dihubungkan dengan
perangkat keras masukan sebagai
pengendali dan perangkat keras keluaran
sebagai sesuatu yang dikendalikan
sementara PLC tersebut bekerja sebagai
pemroses, seperti diperlihatkan pada gambar
di bawah ini.
Gambar 2.11 Perangkat Masukan dan
Perangkat Keluaran PLC
E.1. Perangkat Keras Masukan (Input
Device)
Input Device merupakan bagian PLC
yang berhubungan dengan perangkat luar
yang memberikan masukan kepada CPU,
perangkat masukan dapat berupa tombol,
Switch, Saklar, Sensor atau perangkat ukur
lain. Perangkat masukan memicu eksekusi
logika/program pada PLC.
Gambar 2.12 Perangkat Keras Masukan
PLC
Perangkat masukan PLC terbagi dua
yaitu : Perangkat Masuka Diskrit ( Discrete
Input Device ) dan Perangkat Masukan
Analog ( Analog Input Device ).
Sebelum melangkah lebih jauh,
penting untuk memahami istilah “diskrit” dan
“analog”. Karena keduanya menentukan
sinyal yang akan diterima atau dihasilkan
oleh peralatan. Discrete input device
menghasilkan sinyal 0 dan 1, sedang analog
input device menghasilkan sinyal dengan
range tertentu (0, 1, 2, 3, 4, …). Demikian
juga discrete output device diaktifkan oleh
sinyal 0 dan 1, sedang analog output device
dapat diaktifkan oleh sinyal dengan range
tertentu (0, 1, 2, 3, 4, …)
Diskrit yang pada dasarnya hanyalah
sinyal-sinyal „hidup‟/ „mati‟, adapun analog
yaitu sinyal-sinyal yang amplitudonya
6. mempresentasikan magnitude kuantitas yang
dideteksi. Sinyal analog yang sering dijumpai
adalah sinyal arus 4-20 mA, tegangan 0-5
Volt.
Perangkat keras masukan yang termasuk
discrete ( Discrete Input Device ) adalah:
Selector switches, push buttons,
thumbwheel switches
Photoelectric eyes, limit switches, circuit
breakers
Proximity switches, level switches
Motor starter contacts
Relay contacts
Fans, lights, horns, valves
Perangkat keras masukan yang termasuk
analog (Analog input device) adalah:
Temperature sensors
CO2 sensors
Pressure sensors
Humidity sensors
Flow sensors
Potentiometers.
E.2. Perangkat Keras Keluaran (Output
Device)
Output Device Merupakan bagian
PLC yang berhubungan dengan perangkat
luar yang memberikan keluaran dari CPU,
perangkat keluaran dapat berupa Motor
AC/DC, lampu, katup dan lain-lain.
Perangkat keluaran tersebut akan bekerja
sesuai dengan perintah yang dimasukan
kedalam PLC.
Gambar 2.13 Perangkat Keras Keluaran
Perangkat keluaran PLC juga terbagi
dua yaitu : Perangkat Keluaran Diskrit (
Discrete Output Device ) dan Perangkat
Keluaran Analog ( Analog Output Device ).
Perangkat keras keluaran yang termasuk
discrete ( Discrete Output Device ) adalah:
Alarms
Control relays
Fans, lights, horns, valves
Motor starters, solenoids
Perangkat keras keluaran yang termasuk
analog ( Analog Output Device ) adalah:
Analog Valves
Actuators
Chart Recorders
Electric Motor Drives
Analog Meters
Pressure Sensors
Pemrograman PLC
Berkaitan dengan pemrograman
PLC, ada lima model atau metode yang telah
distandardisasi penggunaannya oleh IEC
(International Electrotechnical Commission)
1131-3 adalah sebagai berikut:
List Instruksi (Instruction List) -
Pemrograman dengan menggunakan
instruksi-instruksi bahasa level rendah
(Mnemonic), seperti LD, AND, OR dan
lain sebagainya.
Table 2.2 Contoh List Instruksi
Diagram Tangga (Ladder Diagram)
Pemrograman berbasis logika relai,
cocok digunakan untuk persoalan-
persoalan kontrol diskret yang
input/output hanya memiliki dua kondisi
on atau off seperti pada sistem kontrol
konveyor, lift, dan motor-motor industri.
Gambar 2.14 Diagram Tangga
Diagram Blok Fungsi ( Function Blok
Diagram ) Pemrograman berbasis aliran
data Secara grafis. Banyak digunakan
untuk tujuan kontrol proses yang
melibatkan Perhitungan-perhitungan
kompleks dan akuisisi data analog.
Gambar 2.15 (a) Diagram Tangga (b)
Diagram Blok Fungsional Ekivalennya
Diagram Fungsi Sekuensial (Sequential
Function/Flow Charts) - Metode grafis
untuk pemrograman terstruktur yang
banyak melibatkan langkah-langkah
rumit, seperti pada bidang robotika,
perakitan kendaraan, Batch Control, dan
lain sebagainya.
7. Gambar 2.16 Diagram Fungsi Sekuensial
Teks Terstruktur (Structured Text) -
Tidak seperti keempat metode
sebelumnya, pernrograman ini
menggunakan statemen-statemen yang
umum dijumpai pada bahasa level tinggi
(high level programming) seperti If/Then,
Do/While, Case, For/Next, dan lain
sebagainya. Dalam aplikasinya, model ini
cocok digunakan untuk perhitungan-
perhitungan matematis yang kompleks,
pemrosesan tabel, serta fungsi fungsi
kontrol yang memerlukan algoritma
khusus.
Gambar 2.17 Teks Terstruktur
Walaupun hampir semua vendor
PLC telah mendukung kelima model
pemrograman tersebut, tetapi secara de
facto sampai saat ini yang sangat luas
penggunaannya terutama di industri adalah
diagram tangga. Alasan utamanya adalah
diagram ini sangat mudah untuk dipahami
para teknisi, di pabrik umumnya telah lebih
dahulu familiar dengan jenis diagram tangga
elektromekanis, yaitu diagram tangga
dengan menggunakan simbol-simbol
komponen elektromekanis dalam
penggambaran logika kontrolnya.
2.2 Motor AC 1 Fasa
Gambar 2.18 Motor AC
Motor AC satu fasa adalah motor
listrik yang digerakkan oleh arus bolak balik
Motor Ac terdiri dari bagian utama yaitu
stasioner luar berupa kumparan stator yang
dialiri dengan arus bolak balik untuk
menghasilkan medan magnet yang berputar,
dan rotor yang didalam melekat pada batang
output yang diberikan medan berputar.
Prinsip kerja Motor AC Satu Fasa
Motor AC satu fasa berbeda cara
kerjanya dengan motor AC tiga fasa, dimana
pada motor AC tiga fasa untuk belitan
statornya terdapat tiga belitan yang
menghasilkan medan putar dan pada rotor
sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi
yang menghasilkan putaran. Sedangkan
pada motor satu fasa memiliki dua belitan
stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-
U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2),
lihat gambar 2.19.
Gambar 2.19 Prinsip Medan Magnet
Utama dan Medan Magnet Bantu Motor
Satu fasa
Belitan utama menggunakan penampang
kawat tembaga lebih besar sehingga
memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan
belitan bantu dibuat dari tembaga
berpenampang kecil dan jumlah belitannya
lebih banyak, sehingga impedansinya lebih
besar dibanding impedansi belitan utama.
2.3 Solenoid
Gambar 2.20 Solenoid Kran Valve elektrik
Solenoid valve pada perancangan ini
berfungsi sebagai buka-tutupnya air. Alat ini
akan dikontrol oleh plc kapan harus on dan
kapan harus off. Sebenarnya solenoid kran
valve elektrik mempunyai beberapa macam
jenis dan beraneka ragam bentuknya di
8. pasaran. Pemasangan solenoid kran valve
elektrik ini sangat mudah dan menggunakan
daya listrik yang sangat kecil. Kran solenoid
adalah kombinasi dari dua dasar unit
fungisional :
1. Solenoid (elektromagnet) terdiri atas koil
yang berfungsi sebagai kumparan.
2. Valve merupakan katup dimana saat
solenoid teraliri listrik katup tersebut akan
membuka dan menutup dengan
sendirinya.
Gambar 2.21 Sistem Kerja Solenoid Kran
Valve elektrik
katup berfungsi untuk menahan atau
melewatkan aliran air. Aliran air dapat
mengalir melalui pipa, tergantung pada
apakah solenoid diberi listrik atau tidak.
Apabila kumparan diberi aliran listrik, maka
katup akan ditarik ke dalam kumparan
solenoid untuk membuka kran. Pegas atau
koil akan kembali ke posisi semula yaitu
tertutup apabila tidak ada aliran listrik. Kran
solenoid dapat mengontrol hidrolis (cairan
minyak), Pneumatis (udara) atau aliran air.
Solenoid ini menggunakan sebuah alat
penyaring untuk mencegah pasir halus atau
kotoran masuk pada lubang kran sehingga
menjadikan air menjadi jernih. Kran harus
dipasang dengan arah atau posisi aliran
listrik sesuai dengan anak panah yang
terdapat pada sisi bodi kran, atau tanda
“Positif” dan “Negatif”.
2.4 Thermostat
Gambar 2.22 Thermostat Air Panas
Thermostat Air Panas pada
perancangan ini berfungsi sebagai alat
pengandali suhu pada bak pemanas air Pada
bak pemanas dipasang Heater /
pemanas serta sensor suhu atau thermostat
yang berfungsi untuk membatasi kerja heater
agar tidak bekerja terus-menerus yang akan
menimbulkan suhu air dalam bak pemanas
berlebihan, karena apabila heater berkerja
berlebih, heater akan panas dan bahkan
heater tersebut akan terjadi kerusakan
didalamnya. Untuk mengurangi terjadinya
resiko tersebut, di heater dipasang
thermostat yang berguna untuk mengatur
suhu.
Ketika suhu air yang dipanaskan
oleh heater mencapai suhu tertentu sehingga
melebihi suhu kerja sensor/thermostat maka
sensor akan bekerja dan memutuskan arus
yang mengalir ke heater, dengan demikian
heater akan berhenti bekerja sehingga suhu
air tetap terjaga sesuai dengan
kebutuhan. Heater akan bekerja kembali
bilamana suhu air pada bak pemanas
menurun sampai suhunya berada dibawah
suhu kerja sensor, sensor dipasang seri
dengan heater, dengan demikian fungsi dari
sensor ini mirip seperti saklar, hanya saja
bekerjanya secara otomatis berdasarkan
perubahan suhu.
Cara kerja dari komponen
Thermostat ini adalah ketika suhunya sudah
mencapai suhu maksimal yang bisa ditahan,
maka secara otomatis alat ini akan memutus
aliran listrik yang menuju ke beban.
Kemudian ketika suhunya menurun alat ini
akan kembali mengalirkan arus listrik ke
beban, proses ini berjalan terus menerus dan
berulang ulang.
2.5 Heater Pemanas Air
Gambar 2.23 Heater Pemanas Air
Yang akhir-akhir ini lebih populer
adalah pemanas air listrik tanpa tangki.
Bentuknya kecil, cantik dan mudah
pemasangannya. Namun yang perlu
diperhatikan adalah pemanas air jenis ini
mengkonsumsi listrik sangat besar,
mencapai 1.000 Watt – 2.000 Watt.
9. Fungsi dari Heater pemanas air ini
adalah untuk memanaskan air, Mengapa
pemanas air listrik ini memerlukan daya
besar hingga 2.000 Watt, karena agar 9ias
menyediakan air panas secepat mungkin
untuk proses perontokan bulu ayam. Karena
dia tidak mempunyai cadangan air panas
siap pakai, maka air yang dipanaskan adalah
segera setelah keran dibuka, pemanas air ini
perlu segera memanaskannya sesegera
mungkin. Pemanas air ini pun masih
memerlukan waktu 15 – 20 menit untuk
kapasitas pemanasan air sebesar 25 liter
atau lebih.
2.6 MCB
Gambar 2.24 MCB
Gambar 2.25 Bagian-Bagian MCB
MCB atau pemutus tenaga berfungsi
untuk memutuskan suatu rangkaian apabila
adaarus yamg mengalir dalam rangkaian
atau beban listrik yang melebihi kemampuan.
Misalnyaadanya konsleting dan lainnya.
Pemutus tenaga ini ada yang untuk satu
phase dan ada yanguntuk 3 phase. Untuk 3
phase terdiri dari tiga buah pemutus tenaga 1
phase yang disusunmenjadi satu kesatuan.
Pemutus tenaga mempunyai 2 posisi, saat
menghubungkan makaantara terminal
masukan dan terminal keluaran MCB akan
kontak.
MCB bekerja dengan cara
pemutusan hubungan yang disebabkan oleh
aliran listrik lebih dengan menggunakan
electromagnet/bimetal. cara kerja dari MCB
ini adalah memanfaatkan pemuaian dari
bimetal yang panas akibat arus yang
mengalir untuk memutuskan arus listrik.
Kapasitas MCB menggunakan satuan
Ampere (A), Kapasitas MCB mulai dari 1A,
2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dll.
MCB yang digunakan harus memiliki logo
SNI pada MCB tersebut.
Cara mengetahui daya maximum dari MCB
adalah dengan mengalikan kapasitas dari
MCB tersebut dengan 220v ( tegangan
umum di Indonesia ).
contoh:
Untuk MCB 6A mempunyai kapasitas
menahan daya listrik sebesar :
6A x 220v = 1.200 Watt
Beberapa kegunaan MCB :
1. Membatasi Penggunaan Listrik.
2. Mematikan listrik apabila terjadi
hubungan singkat ( Korslet ).
3. Mengamankan Instalasi Listrik.
4. Membagi rumah menjadi beberapa
bagian listrik, sehingga lebih mudah
untuk mendeteksi kerusakan instalasi
listrik.
2.7 Push Button
Gambar 2.26 Push Button
Push Button adalah saklar tekan
yang berfungsi untuk menghubungkan atau
memisahkan bagian-bagian dari suatu
instalasi listrik satu sama lain. Suatu sistem
saklar tekan push button terdiri dari saklar
tekan start. Stop reset dan saklar tekan untu
kemergency. Push button memiliki kontak
NC (normally close) dan NO (normally open).
Prinsip kerja push button adalah
apabila keadaan normal tidak ditekan maka
kontak tidak berubah, apabila ditekan maka
kontak NC akan berfungsi sebagai stop
(memberhentikan) dan kontak NO akan
berfungsi sebagai start (menjalankan)
biasanya digunakan pada sistem
pengontrolan motor induksi untuk
10. menjalankan dan mematikan motor pada
industri.
Push button dibedakan menjadi beberapa
tipe, yaitu:
(a) Tipe Normally Open (NO)
Tombol ini disebut juga dengan
tombol start karena kontak akan menutup
bila ditekan dan kembali terbuka bila
dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak
bergerak akan menyentuh kontak tetap
sehingga arus listrik akan mengalir.
Gambar 2.27 Push Button Push Tipe NO
(b) Tipe Normally Close (NC)
Tombol ini disebut juga dengan
tombol stop karena kontak akan membuka
bila ditekan dan kembali tertutup bila
dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari
kontak tetap sehingga arus listrik akan
terputus.
Gambar 2.28 Push Button Push Tipe NC
(c) Tipe NC dan NO
Tipe ini kontak memiliki 4 buah
terminal baut, sehingga bila tombol tidak
ditekan maka sepasang kontak akan NC dan
kontak lain akan NO, bila tombol ditekan
maka kontak tertutup akan membuka dan
kontak yang membuka akan tertutup
Gambar 2.29 Push Button Push Tipe NO
dan NC
2.8 Lampu Indikator
Gambar 2.30 Lampu Indikator
Lampu Indikator berfungsi sebagai
isyarat atau indikator dalam sebuah panel
untuk mengetahui apakah sebuah panel
bekerja dengan baik ataupun terjadi sebuah
gangguan pada rangkaian.
2.9 Kotak Panel
Gambar 2.31 Kotak Panel
Panel listrik adalah suatu box khusus
yang digunakan untuk meletakkan dan
melindungi rangkaian listrik. Bahan pada
umumnya dari besi plat atau baja tuang yang
dibentuk dengan cara press. Untuk ukuran
kecil ada juga yang berbahan plastik pvc yg
dicetak. Struktur, umumnya kubus sama sisi
atau persegi panjang dengan lubang kabel di
sisi atas atau bawah dan sisi depan
menggunakan pintu engsel. Ada yg
dilengkapi jendela kaca maupun tidak.
Dengan peletakan tombol-tombol, switch,
anunnciator atau display di sisi depan atau
pintu yang tanpa jendela kaca.
2.10 Tempat / Wadah Pemanas air
Gambar 2.32 Tempat / Wadah Pemanas
Air
Fungsi Tempat / wadah pemanas air
adalah sebagai wadah penyimpanan air yang
11. akan dimasak menjadi air panas untuk
proses perontokan bulu ayam.
2.11 Bearing
Gambar 2.33 Bearing
Bearing adalah suatu
elemen mesin yang
menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman, dan
berumur panjang.
Bearing ini
harus cukup kokoh untuk menahan beban
dari poros yang terhubung dengan
komponen mesin lainya sehingga dapat
berputar,bekerja sesuai dengan fungsinya.
Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik,
maka prestasi seluruh sistem akan
menurun bahkan bisa terhenti. Bantalan
dalam permesinan dapat disamakan
perannya dengan pondasi pada gedung.
Untuk bearing dengan jenis bola
mempunyai kemampuan untuk putaran tinggi
dan gesekan yang kecil. Bearing ini
bisa mudah didapat dan mudah pula
dalam pemasangannya. Bearing mempunyai
bentuk dan ukuran tertentu sesuai dengan
kodenya dan mempunyai ukuran yang
presisi. Apalagi untuk yang bentuk bola
dengan cincin yang sangat kecil maka
besar per satuan luas menjadi sangat
penting.
Dengan demikian bahan yang
dipakai juga harus mempunyai ketahanan
dan kekerasan yang tinggi. Bahan
yang biasa dipakai pada pembuatan bearing
adalah baja khrom karbon tinggi. Bearing ini
dapat diklasifikasikan atas; Bearing Radial,
Bearing axial. Menurut jenis elemen
gelindingnya dibedakan atas bentuk bola dan
rol.
A. Bearing axial : arah beban yang ditumpu
adalah tegak lurus sumbu poros.
B. Bearing Radial : arah beban yang ditumpu
sejajar dengan sumbu poros.
C. Untuk Bearing khusus ; dapat menumpu
beban yang arahnya sejajar dan
tegak lurus sumbu poros.
Untuk itu dalam penggunaan juga harus
diperhatikan bagaimana gaya atau
beban bekerja, baru
menentukan jenis bearing yang digunakan.
Untuk pelumasan pada bearing
ini juga sangat penting karena
akan menentukan keawetan dari bearing.
Karena dengan ada pelumasan, maka akan
memperkecil kerusakan akibat gesekan bola
dan cincin.
JENIS-JENIS BEARING
Tabel 2.3 Identifikasi Bearing
2.12 V-Belt
Gambar 2.34 V-Belt
V-Belt adalah Sabuk atau belt
terbuat dari karet dan mempunyai
penampung trapezium. Tenunan, teteron dan
semacamnya digunakan sebagai inti sabuk
untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk
V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V
pula. Bagian sabuk yang membelit akan
mengalami lengkungan sehingga lebar
bagian dalamnya akan bertambah besar.
12. Keuntungan Memakai V-Belt
V-Belt Mempunyai kelebihan dari pada
penggunakan rantai dan sproket. Berikut ini
adalah Kelebihan Yang Dimiki Oleh V-Belt:
1. V-Belt digunakan untuk
mentransmisi daya yang jaraknya relatif
jauh.
2. Kecilnya faktor slip.
3. Mampu digunakan untuk putaran tinggi.
4 .Dari segi Harga V-Belt relatif lebih murah
dibanding dengan elemen
transmisi yang lain.
5. Sisitem Operasi menggunakan V-belt
Tidak Berisik (Noise Kecil)
dibandingkan dengan chain/rantai.
Fungsi V-Belt
V-Belt digunakan untuk
mentransmisikan daya dari poros yang satu
ke poros yang lainnya melalui pulley yang
berputar dengan kecepatan sama atau
berbeda. Puli V-belt merupakan salah satu
elemen mesin yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya seperti halnya sproket
rantai dan roda gigi.
Bahan V-Belt
Gambar 2.35 Bahan V-Belt
Pada contoh gambar di atas adalah
contoh bahan dari 2 tipe V-Belt Yang
berbeda (Tipe Conventional dan Tipe
Cog).Walaupun berbeda tipe tapi kedua jenis
V-Belt Tersebut sama bahan-bahannya dan
cuma beda di alur saja.
Bahan dari V-Belt itu sendiri terdiri dari:
- Canvas (kampas/kain mota/Terpal)
Berfungsi sebagai bahan pengikat struktur
karet.
- Rubber (Karet) berfungsi sebagai
Elastisitas dari V-belt dan menjaga agar V-
belt tidak Slip.
- Cord (Kawat Pengikat) berfungsi penguat
agar V-Belt Tidak Gampang Putus.
Jenis Dan Tipe V-Belt
V-belt terdiri dari beberapa tipe yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan. Tipe
yang tesedia A,B,C,D dan E.Berikut Tipe V-
belt Bendasarkan bentuk dan kegunaaannya:
- Tipe standar. ditandai huruf A, B, C, D, & E
- Tipe sempit. ditandai simbol 3V, 5V, & 8V
- Tipe beban ringan. ditandai dengan 3L, 4L,
& 5L
Gambar 2.36 Jenis dan Tipe V-Belt
2.13 Pinion
Gambar 2.37 Pinion
Pinion/Roda gigi adalah bagian
dari mesin yang berputar yang berguna
untuk mentransmisikan daya. Roda gigi
memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan
dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau
lebih roda gigi yang bersinggungan dan
bekerja bersama-sama disebut sebagai
transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan
keuntungan mekanis melalui rasio jumlah
gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan
putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber
daya. Tidak semua roda gigi berhubungan
dengan roda gigi yang lain; salah satu
kasusnya adalah pasangan roda gigi dan
pinion yang bersumber dari atau
menghasilkan gaya translasi, bukan gaya
rotasi.
Transmisi roda gigi analog dengan
transmisi sabuk dan puli. Keuntungan
13. transmisi roda gigi terhadap sabuk dan puli
adalah keberadaan gigi yang mampu
mencegah slip, dan daya yang
ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi
tidak bisa mentransmisikan daya sejauh
yang bisa dilakukan sistem transmisi roda
dan puli kecuali ada banyak roda gigi yang
terlibat di dalamnya.
Ketika dua roda gigi dengan jumlah
gigi yang tidak sama dikombinasikan,
keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik
itu kecepatan putar maupun torsi, yang bisa
dihitung dengan persamaan yang sederhana.
Roda gigi dengan jumlah gigi yang lebih
besar berperan dalam mengurangi
kecepatan putar namun meningkatkan torsi.
roda gigi memiliki kelebihan karena
mampu didesain dalam ukuran kecil.
Kekurangan dari roda gigi adalah biaya
pembuatannya yang lebih mahal dan
dibutuhkan pelumasan yang menjadikan
biaya operasi lebih tinggi
Jenis-jenis pinion/roda gigi sebagai berikut :
Roda gigi heliks ganda
Roda gigi bevel
Roda gigi hypoid
Roda gigi mahkota
Roda gigi cacing
Roda gigi non-sirkular
Roda gigi pinion
Roda gigi episiklik
2.14 Puli
Gambar 2.38 Puli
Puli adalah sebuah mekanisme yang
terdiri dari roda pada sebuah poros atau
batang yang memiliki alur diantara dua
pinggiran disekelilingnya, sebuah tali, kabel
atau sabuk biasanya digunakan pada alur
puli untuk memindahkan daya. Puli
digunakan untuk mengubah arah gaya yang
digunakan meneruskan gerak rotasi atau
memindahkan beban yang berat. Puli
merupakan salah satu dari enam mesin
sederhana.
2.15 Karet
Gambar 2.39 Karet
Rubber part untuk chiken plucker
salah satu pemakaian karet yang cukup unik
adalah pada alat atau mesin pencabut bulu
ayam atau unggas lainnya, dengan memakai
mesin pencabut bulu ayam, maka pekerjaan
mencabut bulu ayam akan sangat lebih
mudah.
2.16 Speaser Bantalan
Gambar 2.40 Speaser Bantalan
Speaser Bantalan berfungsi untuk
tempat peluncur shaft pinion memungkinkan
untuk memutar shaft pinion secara bebas
dan lancar.
2.17 Has Tegak
Gambar 2.41 Has Tegak
14. Has tegak berfungsi sebagai
penggerak dan penghubung antara speaser
bantalan roda gigi dengan bagian atas mesin
perontok bulu ayam.
2.18 Kerangka
Gambar 2.42 Kerangka
Kerangka mesin perontok bulu ayam
berfungsi sebagai tempat untuk
menempatkan bagian-bagian mesin yang
ada pada proses perontokan bulu ayam
seperti motor, bak air panas, kotak panel dll.
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Metode perancangan yang
digunakan dalam penyusunan laporan tugas
akhir ini secara garis besar dibagi menjadi 2
bagian yaitu, perancangan mekanik dan
perencangan elektrikal.
3.1 Perancangan Mekanik
Perancanaan mekanik meliputi :
3.1.1 Desain Kerangka Mesin
Fungsi dari kerangka mesin adalah
untuk meletakkan beban seperti motor ac,
bak penampungan air serta kotak panel.
spesifikasi dari kerangka mesin seperti pada
gambar 3.1 dan 3.2.
Gambar 3.1 Desain Kerangka Mesin
Tampak Atas
Gambar 3.2 Desain Kerangka Mesin
Tampak Samping
3.1.2 Sistem Penggerak Pengganti Gear
Box
Fungsi dari sistem penggerak adalah
penyambung antara sistem penggerak
horizontal dengan system penggerak vertical.
seperti di tunjukkan pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Sistem Penggerak Pengganti
Gear Box
3.1.3 Desain Mesin Perontok Bulu Ayam
Mesin perontok bulu ayam ini
menggunakan sistem putaran vertical, hal ini
merupakan hasil desain dari mesin pencabut
bulu ayam tersebar dimasyarakat luas.
Dengan menggunakan sistem perputaran
yang horizontal diharapkan dengan karya
ilmiah ini akan menjadi pelopor dalam
15. menyempurnakan mesin perontok bulu ayam
dimasa yang akan datang.
Dengan menggunakan sistem
putaran searah jarum jam maka pengguna
digunakan dalam proses pembubutan bulu
atau pencabutan bulu ayam, alat ini perlu di
picu atau digerakan awal oleh push botton,
setelah itu plc akan mengoprasikan lampu
indikator, heater pemanas air yang
terhubung dengan thermostart, selonoid
yang setting waktunya sudah ditentukan
sebelumnya dan motor sebagai penggerak
utama mesin perontok bulu ayam, sehingga
alat otomatis akan bekerja dan otomatis
berhenti sesuai dengan waktu yang diatur.
Spesifikasi mesin perontok bulu
ayam ini antara lain diameter silinder 50 cm
dan tinggi silinder 48 cm ,kecepatan putaran
250 rpm, berat mesin sekitar 85 Kg,
kapasitas produksi sekitar 5 ekor per 5 menit.
Sumber penggerak motor listrik AC satu
tenaga kuda. sedangkan sistem transmisi
mesin perontok bulu ayam terdiri atas puli, V-
belt, dan roda gigi payung (pinion).
Mesin mampu mencabut atau
melepaskan bulu ayam atau unggas dengan
optimal dan efesien karena selain
menghemat tenaga, mesin ini Mampu
mencabut atau melepaskan 80% dari bulu
unggas yang akan dibersihkan, hemat
energi, dan mesin ini mudah untuk
dibersihkan karena dibuat dengan bahan
stainless stell.
Gambar 3.4 Desain Mesin Perontok Bulu
Ayam
Keterangan :
a. Motor ac digunakan sebagai penggerak
utama.
b. V-belt diguanakan untuk
menghubungkan motor dengan puli.
c. Puli digunakan untuk mengubah arah
gaya rotasi dari motor.
d. Pinion digunakan untuk memindahkan
putaran dari vertical ke horizontal.
e. Bearing digunakan untuk mengurangi
gesekan pada komponen yang bergerak.
f. Plc digunakan sebagai kontrol utama dari
lampu indikator, heater pemanas air,
thermostart, selonoid dan motor.
g. Heater digunakan untuk memanaskan air
untuk memudahkan dalam perontokan
bulu ayam.
h. Thermostart digunakan untuk mengukur
suhu air panas.
i. Selonoid digunakan untuk mengatur
jumlah air yang masuk kedalam mesin
perontok bulu ayam.
j. Pipa digunakan untuk menyalurkan air
panas ke mesin perontok bulu ayam.
k. Lubang pipa berfungsi untuk
menyemprotkan air panas ke ayam
secara langsung dan berfungsi juga
sebagai pembersih sisa-sisa bulu ayam
yang menepel pada mesin.
l. Lubang tempat keluarnya air dan bulu
adalah tempat keluar sisa bulu dan air
bekas proses perontokan bulu ayam.
3.2 Perancangan Elektrikal
Perancangan elektrikal dari mesin
perontok bulu ayam berbasis PLC terdiri dari
beberapa bagian, yaitu :
1. Diagram blok sistem
2. Diagram pengawatan
3. Pembuatan program
4. Desain rangkaian pada PLC
3.2.1 Diagram Blok Sistem
Diagram blok sistem yang terdiri dari input
dan output meliputi :
Input
Push botton
Thermostart sebagai pembatas suhu air
panas
Output
Heater sebagai alat pemanas air
Solenoid sebagai pengontrol buka tutup
air
Motor ac 1 fasa sebagai penggerak
utama mesin
Gambar 3.5 Diagram Blok Sistem
16. Prinsip kerja dari mesin perontok
bulu ayam otomatis berbasis plc omron
cpm2a adalah pada saat push botton no
ditekan maka beban yang pertama bekerja
berupa lampu indikator akan bekerja serta
akan mengerjakan beban kedua berupa
heater, heater akan memanaskan air yang
ada pada bak penampungan setelah air pada
bak panas mencapai suhu 83◦ C maka
secara otomatis thermostart akan
memutuskan rangkaian heater maka pada
saat itu juga anak kontak thermostart
menjalankan rangkaian selonoid dan
selonoid menyalurkan air panas kedalam
silender mesin yang terdapat ayam potong
didalamnya. air akan membasahi ayam
potong selama 2 menit, dengan waktu
selama itu bulu ayam akan basah dan
mudah untuk dirontokkan dan juga ketika
selesai selonoid bekerja motor akan bekerja
selama 1 menit yang diatur oleh timer 2
selama pemprosesan 1 menit berjalan bulu
ayam akan terlepas dengan maksimal
pelepasan perontokan bulu ayam 80%.
jika selonoid berhenti bekerja atau
telah selesai menyalurkan air ke mesin maka
heater akan memanaskan air kembali
setelah air panas thermostart bekerja,
thermostart akan bekerja menghidupkan
selonoid dan mematikan heater kembali,
selonoid bekerja selama 2 menit kemudian
menghidupkan mesin dan waktu perontukan
bulu ayam dikerjakn kembali. Begitulah
rangkaian terus menerus akan bekerja jika
kita tidak menekan tombol off maka mesin
tidak akan berhenti bekerja.
Pada rangkaian terdapat pengunci
jadi ketika selonoid bekerja maka rangkaian
heater tidak akan bekerja karena pada ledder
diagram keluaran beban heater terdapat
anak kontak nc beban solenoid jadi ketika
beban 1003 atau mesin motor ac bekerja
maka solenoid akan berhenti bekerja karena
pada ledder diagram solenoid terdapat anak
kontak nc motor, pada Timer 2 juga
melakukan hal yang sama pada ledder
diagram motor, semua itu dilakukan agar
tidak terjadi alat bekerja secara bersamaan.
3.2.2 Diagram Rangkaian
Gambar 3.6 Diagram Pengawatan
Keterangan :
L1 untuk fasa. L2 untuk netral. Input
00 adalah Normaly open (No) dihubungkan
dengan beban 1000. Input 01 adalah
Normaly close (Nc) dihubungkan dengan
beban 1000. Input 04 adalah Normaly close
(Nc) dihubungkan dengan beban 1000.
COM dihubungkan dengan netral dan
dijumper. COM dihubungkan pada perangkat
keras keluaran. Output 00 dihubungkan
perangkat keras lampu. Output 01
dihubungkan perangkat keras heater. Output
02 dihubungkan perangkat keras selonoid.
Output 03 dihubungkan perangkat keras
keluaran motor.
3.2.3 Pembuatan Program Mesin Perontok
Bulu Ayam Otomatis Berbasis
PLC
Aplikasi Pencabut Bulu ayam
Otomatis dibuat dengan menggunakan
Bahasa Pemrograman adapun langkah-
langkah yang dilakukan untuk pembuatan
aplikasi SYSWIN 3.3 dari Omron ini meliputi
dua tahap yaitu: Tahap Persiapan Program
dan Tahap Pembuatan Program PLC.
Adapun uraian dari tahapan pembuatan
aplikasi ini dapat dibaca pada uraian berikut
ini.
a. Persiapan Pembuatan Program
Program yang digunakan dalam
Pembuatan mesin perontok bulu ayam
otomatis berbasis plc ini adalah
menggunakan bahasa program dari OMRON
juga yaitu SYSWIN 3.3, dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
17. Gambar 3.7 Tampilan Program Syswin
3.3
b. Pembuatan Program Plc
Penulisan Program dibuat dengan
mengacu pada fungsi yang ditujukan pada
objek yang ada pada desain rancangan alat,
adapun Program yang dibuat ialah sebagai
berikut.
Gambar 3.8 Ledder Diagram 1
Ledder Diagram 1. Normaly open
00 (On) berfungsi sebagai saklar utama
untuk menghidupkan rangkaian, dan anak
kontak beban 1000 sebagai pengunci push
button, Normaly close 01 (Off) berfungsi
sebagai saklar utama untuk memutus
rangkaian utama.
Gambar 3.9 Ledder Diagram 2
Ledder Diagram 2. Setelah beban
1000 bekerja (1) maka anak kontak normaly
open (No) menjadi norrmaly close (Nc) dan
menjalankan beban 1001 (2), serta anak
kontak beban 1001 (2) sebagai pengunci.
Normaly close (Nc) 04 berfungsi sebagai
input thermostart jadi dengan kesimpulan jika
air yang dipanaskan mencapai suhu 80
0
C
maka thermostart akan menghentikan kerja
heater. Normaly open T2 sebagai pengunci.
Normaly close (Nc) 1002 sebagai pemutus
rangkaian pada beban 1001.
Gambar 3.10 Ledder Diagram 3
Ledder Diagram 3. Karena input
thermostart bekerja maka Normaly open (No)
menjadi Normaly close (Nc) sehingga
mengerjakan beban 1002 (3) dan anak
kontak Normaly open (No) 1002 (3) berfungsi
sebagai pengunci, fungsi Normaly close (Nc)
1003 (4) sebagai pemutus rangkan pada
beban 1002 (3).
Gambar 3.11 Ledder Diagram 4
Ledder Diagram 4. Dari anak kontak
1002 (3) maka akan mengerjakan timer 1.
Gambar 3.12 Ledder Diagram 5
Ledder Diagram 5. Timer 1 bekerja
dan mengerjakan beban 1003 (4), anak
kontak 1003 (4) berfungsi sebagai pengunci.
Normaly (Nc) Timer 2 berfungsi sebagai
pemutus rangkaian pada beban 1003 (4).
Gambar 3.13 Ledder Diagram 6
Ledder Diagram 6 kemudian anak
kontak 1003 bekerja dan mengerjakan Timer
2.
Gambar 3.14 Ledder Diagram 7
Dan Blok diagram 7 sebagai akhir
dari rangkaian pembuatan program, kalau
tidak ada blok diagram 7 maka program yang
sudah dibuat tidak akan jalan atau berfungsi.
3.2.4 Desain Rangkain pada PLC
18. Pada mesin prontok bulu ayam plc
menggunakan 3 input yaitu thermostat
berfungsi sensor suhu air panas apabila air
panas sudah mencapai 83◦ C maka
thermostart akan otomatis memutus, push
botton Normaly open (No) berfungsi untuk
menghidupkan rangkaian. Sedangkan pada
output nya ada 4 yaitu lampu sebagai
indikator bahwa mesin sedang beroperasi,
heater berfungsi untuk memanaskan air,
solenoid berfungsi untuk membuka dan
menutup air, dan motor sebagai penggerak
utama mesin perontok bulu ayam. Pada
saat push botton Normaly close (Nc) ditekan
maka akan memutus keseluruhan rangkaian.
Gambar 3.15 Desain Rangkain pada PLC
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Perakitan Mesin Perontok Bulu
Ayam Otomatis Berbasis PLC
Alat dan Bahan yang digunakan
dalam proses penginstalasian alat adalah
sebagai berikut :
1. Motor sebagai penggerak utama mesin.
2. PLC (program logic controller) sebagai
kontrol utama motor, lampu indikator,
heater air panas dan selenoid.
3. Komputer sebagai tempat pembuatan
program PLC.
4. Kabel serial adaptor berfungsi untuk
memasukkan program dari komputer ke
PLC.
5. Lampu Indikator sebagai penanda
bahwa rangkaian bekerja atau tidak.
6. solenoid sebagai penyalur air panas dari
bak ke mesin.
7. Heater sebagai alat pemanas air.
8. Thermostat sebagai pengatur suhu air.
9. Pipa besi untuk menyalurkan air dari
pompa air.
10. Kabel sebagai penghubung rangkaian
atau arus listrik.
11. Obeng untuk memasang mur.
12. Bor listrik berfungsi untuk membuat
tempat mur pada kerangka.
13. Bak air sebagai penampung air panas.
14. V-belt sebagai penghubung antara
motor dan mesin.
15. Puly sebagai pemindah daya atau
tempat dipasangnya v-belt.
16. Tang potong untuk memotong kabel.
17. Las listrik untuk mengelas bagian
bagian kerangka mesin.
18. Kunci pas, kunci inggris dan kunci L
untuk memasang baut baut pada
mesin.
19. Lem besi untuk merekatkan /
memasang heater pada wadah
pemanas air.
20. Amplas untuk menghaluskan body
mesin.
21. Cat besi untuk mewarnai body mesin.
22. Gergaji besi untuk memotong..
4.1.2 Merakit Mesin Perontok Bulu Ayam
Berbasis PLC
Dalam merangkai mesin perontok
bulu ayam berbasis plc ini, harus disiapkan
alat dan bahan kemudian dirangkai sesuai
desain hardware maupun software yang
telah ditentukan, adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut :
Memasang motor pada kerangka yang
telah dibuat sesuai desain dan
menghubungkannya dengan puli pada
mesin dengan menggunakan v-belt dan
menyesuaikan letak keduanya agar
putaran tidak goyang.
Memasang heater pada bak
penampungan air.
Memasang thermostat pada tempat air
panas sebagai pengatur suhu.
Membuat jalur pipa dari bak
penampungan air ke mesin perontok
bulu ayam serta memasang solenoid.
Mempersiapkan pemprograman PLC
(program logic controller) untuk
mengontrol semua input dan output.
Mengintalasi program kedalam PLC
(program logic controller) menggunakan
kabel serial adaptor.
Menginstalasi bagian-bagian elektrikal
dan memasang mcb pada panel.
Menginstalasi kebel fasa serta netral
sesuai rangkaian diagram pengawatan.
Setelah semua selesai dipasang dan
diprogram selanjutnya melakukan proses
pengujian alat , pada pengujian alat ini
dapat dilihat bagaimana cara kerja
19. rangkaian alat untuk memutar benda yang
ada didalamnya, dan menyemprotakan air
secara hidup/mati agar air membasahi
keseluruh bagian ayam.
Gambar 4.1 Mesin Perontok Bulu Ayam
Otomatis Berbasis PLC yang Sudah
Dirangkai
4.1.3 Spesifikasi Alat
a. Mekanikal
Alat-alat mekanikal yang digunakan
terdiri dari beberapa bagian diantaranya:
Kotak Panel : 25 x 25 cm
Tempat Pemanas Air : 90 x 50 cm
Kerangka : Besi siku 4 x 4
KS
Plat stainless : 0,8 mm
Karet spiral : Panjang 8 cm
Puli : Diameter 15
dan 5 cm
V-belt : Standart
Has tegak : (F204) / Has
miring (U204)
Pinion :Pinion
deferential
Spaser bantalan : Tegak (F204) /
Miring (U204)
Bearing : Tegak (F204) /
Miring (U204)
Baut nipel : 0,8 mm
Dynabolt : 2 cm
Karet penupang : 6 biji
Mur dan Baut : 14 dan 12
Pipa Besi :
Secukupnya
b. Elektrikal
Alat-alat elektrikal yang digunakan
terdiri dari beberapa bagian diantaranya:
PLC :Omron CPM
2A I/O 20
Motor :1 HP 220 volt
Selonoid :AC 220 volt 50
Hz
Thermostart : 83
0
C
Heater Pemanas Air : 4 buah x 1000
watt
Push Button : Normally open
dan Normally close
Lampu Indikator : Normally open
dan Normally close
MCB : Matsuka MK1-
63
Terminal : Satu bagian
Kabel : NYA 2,5 mm
4.2 Pembahasan
4.2.1 Prosedur Pungujian Mesin
Gambar 4.2 Prosedur Pengujian Mesin
Pengujian alat perontok bulu ayam
ini pertama-tama yang harus kita lakukan
adalah menekan tombol ON dan PLC akan
mengoprasikan heater pemanas air,
thermostart untuk mengukur suhu air panas
83
0
C, selonoid untuk menyemprotkan air
panas secara berurutan atau ada jedanya,
gar ayam tidak sobek dalam proses
pencabutan bulu ayam. Setelah itu
memasukkan ayam kedalam mesin
perontrok bulu ayam yang telah diberi karet
spiral, dan motor disini digunakan sebagai
penggerak utama mesin perontok bulu ayam.
Dari fakta di lapangan untuk satu ekor ayam
memerlukan waktu kurang dari 1 menit,
Apabila kita terlalu lama melakukan
perontokan pada bulu ayam biasanya
mengakibatkan kulit pada ayam bisa sobek
dan itu bisa membuat para pelanggan kita
kurang tertarik terhadap ayam yang kita jual.
Selanjutnya setelah proses perontokan bulu
ayam selesai, untuk mematikan mesin
perontok bulu ayam tekan tombol OFF maka
proses akan berhenti.
4.2.2 Perawatan pada Mesin
Dalam melakukan perawatan pada alat ini
ada beberapa hal yang harus dilakukan :
20. Mengecek kondisi motor dan
membersihkannya dari debu atau
karatan.
Mengecek kekencangan v-belt dan
kondisinya karena v-belt adalah
sebagai penghubung antara motor dan
mesin, jadi tidak boleh terlalu kendor.
Mengecek pinion dan bearing dan
memberinya gemuk agar putarannya
lebih sempurna.
Mengecek baut atau mur kalau ada
yang kendor akibat getaran yang
diakibatkan oleh motor.
Mengecek kondisi kelayakan kabel-
kabel.
Mengecek kondisi selenoid air.
Mengecek heater pemanas air.
Membersihkan body, karena body yang
terbuat dari alumanium jadi tidak mudah
karatan jadi cukup dilap dengan air
sabun lalu siram sampai bersih.
4.2.3 Permasalah yang Ditemui
Suara pinion yang bising dikarnakan
pinion tidak presisi satu sama lain dan
letak pinion yang berada pada has tegak
longgar. Bunyi terlalu bising.
Untuk memasukkan air kedalam mesin
perontok bulu ayam diperlukan ember
dan dilakukan secara manual saat mesin
masih berputar.
Dulu untuk semua kontaktor timer dan
relay semua berbentuk perancangan
saja.
4.2.4 Pemecahan Masalah
Dengan cara pinion diperbaiki kembali
agar pinion presisi dan letak pinion
dengan has tegak yang longgar dibubut
untuk menggunakan mesin bubut agar
pinion ngepres dengan has tegak.
Sekarang suara semakin halus sehingga
suara bising jauh lebih berkurang.
Dengan cara menambahkan alat
pemanas dan bak air untuk memanaskan
air dan menyalurkan air panas melalui
pipa yang digerakkan selenoid ke- mesin
perontok bulu ayam.
Dengan cara menambahkan 1 alat
kontrol yang dapat mengontrol
keseluruhannya yaitu PLC dan kita dapat
megatur kontaktor ,timer ,relay dll melalui
pemograman lewat komputer dan dapat
kita coba rangkaian tersebut sebelum
rangkaian tersebut masuk ke real.
4.2.5 Analisa Perhitungan Energi yang
Terpakai
Berikut ini adalah perhitungan energi dan
biaya yang terpakai.
Diketahui :
P1 = Daya motor = 1500 watt
P2 = Daya heater = 4000 watt
T1 = Lama waktu pemakaian daya motor ac
= 1 menit / 60 detik = 0,016 h
T2 = Lama waktu pemakaian daya heater =
15 menit = 900 detik = 0,25 h
Ditanya : energi dan biaya yang terpakai
dalam 1 hari dengan waktu kerja 8 jam dan 1
bulan?
Dijawab :
Energi motor = E1 = w . h
= 1500 w . 0,016 h
= 24 wh = 0,024
kwh
Energi heater = E2 = w . h
= 4000 w . 0,25 h
= 100 wh = 0.1 kwh
Harga/kwh saat ini adalah Rp 1000
Biaya yang terpakai dalam 1 jam
pemakaian alat
= ( E1 + E2 ) . Harga/kwh
= ( 0,024 kwh + 0,1 kwh ) . Rp1000
= 0,124 kwh . Rp 1000
= Rp 124
Biaya yang terpakai dalam 1 hari
pemakaian alat dengan waktu kerja 8
jam
= Rp 124 . 8 jam
= Rp 992
Biaya yang terpakai dalam 1 bulan
pemakaian alat dengan waktu kerja 8
jam / hari
= Rp 992 . 30 hari
= Rp 29.760
Jadi total pengeluaran biaya selama 1 bulan
dengan alat bekerja selama 8 jam / hari
adalah Rp 29.760
4.2.6 Hasil Uji Coba
Dari hasil uji coba Alat dan
Program, diketahui Respon Alat terhadap
perintah-perintah dari PLC berjalan
21. dengan normal atau berhasil.
Keberhasilan dari hasil ujicoba alat adalah
100%. Sehingga alat beroperasi sesuai
dengan perintah PLC.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan tugas akhir
ini yaitu untuk membuat dan mendesain
mesin perontok bulu berbasis plc pertama
kita harus membuat urutan kerja dari sistem
perontok bulu ayam, adapun sistem kerjanya
antara lain :
Heater akan memanaskan air hingga
mencapai suhu 83
0
C, setelah temperature
air mencapai suhu 83
0
C katup pada selenoid
akan membuka sehingga membuat air
mengalir ke mesin perontok bulu ayam
sampai bulu ayam potong menjadi basah
secara merata, pada saat bulu ayam sudah
basah secara merata mesin akan berputar
hingga bulu ayam akan rontok sampai 80%.
Kapasitas mesin perontok bulu ayam
maksimal 5 ekor ayam potong dan dapat di
proses dalam waktu 1 menit.
5.2 Saran
Saran Kepada pihak pihak yang ingin
mengembangkan atau memperbesar alat ini
adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengganti motor penggerak
dengan daya yang lebih besar dan
putarannya lebih tinggi serta membuat
penampung stainlees steel yang
berdiameter lebih besar dari alat
sebelumnya agar dapat menampung
lebih banyak ayam dan manghasilkan
kebersihan yang maksimal sehingga
dapat menghemat waktu.
2. Dapat mengganti pemanas heater
dengan pemanas yang
menggunakanbahan bakar gas untuk
memanaskan airnya sehingga lebih
hemat dalam penggunaan energi listrik.
masalah utamanya adalah daya heater
yang terpakai masih sengat besar yaitu
4000 watt.
3. Dapat menggunakan air dengan
maksimal agar air yang digunakan tidak
terbuang percuma karena air juga
merupakan energi alam yang perlu kita
hemat penggunaanya. cara nya, ayam
hanya perlu dimasukkan pada air panas
tidak diseprotkan dan jika pencelupan
ayam mencapai 10x air akan otomatis
terbuang dan terisi lagi secara otomatis.
DAFTAR PUSTAKA
Lambaihang Ferdy, Muslim Hafiz dan
Kurniawan Muhammad Hendry. 2013.
Perancangan Sistem kontrol Otomatis
Perontok bulu ayam. Tugas Akhir.
Politeknik Negeri Banjarmasin.
Banjarmasin
Saputra David. 2012. Modifikasi Perontok bulu
ayam Otomatis Menggunakan
Microcontroller MSC51. Tugas Akhir.
Universitas Dehasen (UNIVED)
Bengkulu. Bengkulu
Unggul Juwana Mokhamad. 2006. Sistem
Kontrol Proses dan PLC. www.kelas-
mikrokontrol.com. 02 April 2013
Ujang Sonjaya. Rancang Bangun Sistem Kontrol
Konvayer Penghitung Barang
Menggunakan Plc. 02 April 20013
Omron. 2008. Programming Manual
CPM1/CPM1A/CPM2A/CPM2C/SRM1(-
V2). 23 Maret 2014