SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Jurnal Hematologi Serum Erythropoietin Levels in Pediatric Hematologic Disorders and Impact of Recombinant Human Erythropoietin Use Turk J Hematol 2009; 26: 72-6 Mualla Çetin, Şule Ünal, Fatma Gümrük, Aytemiz Gürgey, Çiğdem Altay Hacettepe University, Division of Pediatric Hematology, Ankara, Turkey Robiul Fuadi dr/ Fery H Soedewo dr. MS. SpPK (K) 1
Pendahuluan Eritropoetin ,[object Object]
Proliferasi dan diferensiasi progenitor erythroid
Pengukuran dengan enzyme immunoassay2
Recombinant Human Erythropoietin (rHuEpo) 3 (rHuEpo) terapipasien anemia dengangagalginjalend-stage terapi anemia dengankankerdanpenyakit lain, meningkatkankualitashidup indikasi yang lain
Tujuan Penelitian 4 - anemia defisiensibesi, -leukemia limfoblastikakut (ALL), - anemia Fanconi (FA),  - talasemiaintermedia(TI),  - kontrolsehat Mengevaluasiperbedaankadareritropoetinpasienpediatri Tujuanpenelitian peranterapirHuEpopadaberbagaikelompok anemia, jikaterdapatdefisiensieritropoetin
Metode 31 pasien defisiensi besi 3 ginjal ektopik 15 pasien ALL 2 renal agenesis unilateral Subyek penelitian 7 anak kelainan ginjal 26 pasien FA 1 horseshoe kidney 21 pasien TI 1 dilatasi ureter kanan 12 kontrol 5
Subyek penelitian Renal function test dan urinalisis normal Tidak terdapat kelainan klinis hipoksia akut atau kronis Tidak pernah menerima tranfusi selama 6 bulan 6
Sampel diambil pada jam 10-12 pagi Pasien ALL, sampel darah diambil sebelum kemoterapi Pasien anemia defisiensi besi, sampel diambil sebelum terapi, minggu II dan IV masa terapi 7
8 - hemoglobin(Hb),  - hematokrit, - serum iron, - serum iron binding capacity, - feritin, dan - sEpo pengukuran
sEpo Serum disimpan pada suhu -20o C. sEpo diukur dengan ELISA (Medac Diagnostica ,Jerman) 2 kali untuk tiap pasien 9
Analisis Statistik Analisis statistik dengan SPSS versi 11, Chicago, IL, USA Empat kelompok anemia dibandingkan kontrol dengan ANOVA test, bila signifikan, dilakukan analisis dengan Tukey pairwise test Nilai log kadar sEpo tiap kelompok anemia dikorelasikan dengan kadar Hb menggunakan Pearson correlation test.  10
Hasil 11 7.7 6.7
Pada kelompok penderita, memiliki korelasi linear terbalik antara Hb dan log sEpo Koefisien korelasi: 	- anemia defisiensi besi –0,75 	- ALL –0,6 	- FA -0,83 	- TI -0,76 12
13
14 Tidak ada perbedaan antara androgen (+) dengan androgen (-)
15 Tidak ada perbedaan antara talasemia βo dan β+
Diskusi Sesuai penelitian sebelumnya, pada studi ini, kadar eritropoetin tertinggi pada FA, terendah pada anemia defisiensi besi. Etiologi respon sEpo yang berbeda, pada kelompok anemia yang berbeda dengan kadar Hb sama masih samar. Kadar sEpo ditentukan tidak hanya oleh produksinya, tetapi juga clearence, inhibitor, dan konsumsinya. 16
Sebagian besar pasien FA yang kekurangan atau defectiveeritroid progenitor dan 50% pasien FA responsif terhadap terapi androgen. 17
Efek androgen 18 Hbprialebihtinggi langsungterhadapselhematopoetik menstimulasieritropoetinin vitromaupunin vivo androgen sekresihematopoetin
Sesuai penelitian sebelumnya, pada studi ini, tidak ada efek signifikan androgen terhadap kadar sEpo pada pasien FA Hal ini mendukung efek langsung androgen terhadap eritropoesis. Apalagi ada pasien FA, memiliki sEpo tinggi, dengan kadar Hb yang normal Adanya faktor lain yang mempengaruhi kadar sEpo 19
Piedras melaporkan, androgen pada dosis farmakologi tidak mempengaruhi  kadar sEpo pasien non anemic anemia aplastik Tetapi meningkatkan kadar sEpo pada pasien anemic 20
Studi in vitro dan in vivo menunjukkan rHuEpo tidak berefek pada koreksi anemia pada FA atau acquired aplastic anemia Penelitian lain menunjukkan, pasien anemia aplastik non severe memiliki respon terhadap rHuEpo Hal ini mengindikasikan pentingnya status sumsum tulang pada respon terapi rHuEpo 21
Rata-rata sEpo, dilaporkan penelitian sebelumnya lebih tinggi pada pasien talasemia mayor dan TI dibanding kelompok kontrol  Pada studi ini, pasien TI memiliki kadar sEpo yang lebih tinggi dibanding penelitian sebelumnya 22
Peneliti tidak menemukan adanya perbedaan antara βo dan β+ Meskipun HbF dan HbA memiliki afinitas terhadap oksigen berbeda, hal ini tidak mempengaruhi hipoksia jaringan  Sebab lain, kadar sEpo mungkin dipengaruhi faktor lain selain hipoksia pada pasien TI 23
Pada anemia defisiensi besi, sEpo kembali ke kadar normal lebih cepat dibanding recovery anemia. Hal ini menggambarkan mekanisme feedback antara selularitas sumsum tulang dan kadar sEpo 24
Tetapi, ada peningkatan kadar sEpo pada kelompok lain dengan Hb sama dengan anemia defisiensi besi yang telah diterapi 2 minggu Eritropoetin tidak hanya dipengaruhi oleh kadar Hb, tetapi juga aktifitas erythroid di sumsum tulang 25
Pada pasien leukemia akut, penyebab utama anemia adalah infiltrasi sumsum tulang oleh sel leukemia Pada studi ini, kadar sEpo konsisten  tinggi dengan kadar Hb konsisten rendah 26
rHuEpo: 	- efektif untuk anemia pada pasien gagal ginjal kronik, kanker 	- penting untuk memperbaiki kualitas hidup Pada studi ini, kadar tinggi sEpo pada pasien FA, TI, dan ALL menunjukkan rHuEpo mungkin kurang bermanfaat  27
Thank You ! www.themegallery.com
Nilai normal Anak-anak : 9.1-27.6 miu/ml Dewasa : 11.2-23.3 miu/ml (Br J Haematol. 1988 Oct;70(2):247-50) 29
TEST PRINCIPLE In this sandwich type assay erythropoietin is first bound by a rabbit anti-EPO- antiserum immobilized on the solid phase of a microtiterplate.  After a washing step a second antibody to erythropoietin from rabbit conjugated to biotin forms a sandwich complex with EPO.  After another incubation with an anti-biotin antibody conjugated to alkaline phosphatase and addition of a substrate (PNPP) a yellow colour is formed which is proportional to the concentration of erythropoietin 30
Indirect ELISA (Sandwich ELISA) Untuk mendeteksi adanya antigen (Ag)
32
Indikasi pemeriksaan Epo Terlau sedikit erythropoietin mungkin bertanggung jawab untuk terlalu sedikit sel-sel darah merah (seperti dalam mengevaluasi anemia, terutama anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal).  Terlalu banyak erythropoietin mungkin menyebabkan terlalu banyak sel-sel darah merah (polycythemia).  Terlalu banyak erythropoietin mungkin adalah bukti untuk suatu tumor ginjal.  Terlalu banyak erythropoietin pada seorang olahragawan (athlete) mungkin menyarankan penyalahgunaan erythropoietin.  33

More Related Content

What's hot (19)

Anemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokrom
 
Anemia Hipokrom Mikrositer
Anemia Hipokrom MikrositerAnemia Hipokrom Mikrositer
Anemia Hipokrom Mikrositer
 
Skenario Pucat
Skenario PucatSkenario Pucat
Skenario Pucat
 
Rkk13
Rkk13Rkk13
Rkk13
 
Rh4
Rh4Rh4
Rh4
 
Askep anak anemia
Askep anak anemiaAskep anak anemia
Askep anak anemia
 
Jurnal 2
Jurnal 2Jurnal 2
Jurnal 2
 
ANAEMIA & THALASSEMIA
ANAEMIA & THALASSEMIAANAEMIA & THALASSEMIA
ANAEMIA & THALASSEMIA
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Anemia hemolitik
Anemia hemolitikAnemia hemolitik
Anemia hemolitik
 
Askep anemia
Askep anemia Askep anemia
Askep anemia
 
Askep anemia
Askep anemia Askep anemia
Askep anemia
 
Anemia farmakologi
Anemia farmakologiAnemia farmakologi
Anemia farmakologi
 
Hematopoiesis & Klasifikasi Anemia
Hematopoiesis & Klasifikasi AnemiaHematopoiesis & Klasifikasi Anemia
Hematopoiesis & Klasifikasi Anemia
 
Lp anemia
Lp anemiaLp anemia
Lp anemia
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
 
Trombositosis esensial.docx
Trombositosis esensial.docxTrombositosis esensial.docx
Trombositosis esensial.docx
 
Makalah kelompok 9 anti anemia ....
Makalah kelompok 9 anti anemia ....Makalah kelompok 9 anti anemia ....
Makalah kelompok 9 anti anemia ....
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 

Similar to Jh6

Sistem cardiovascular ii 2
Sistem cardiovascular ii 2Sistem cardiovascular ii 2
Sistem cardiovascular ii 2Yusep Sunandar
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6andreei
 
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal Ersifa Fatimah
 
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPF
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPFAspek laboratorium dan klinis Ret he & IPF
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPFDian Jenova
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatiwitanurma
 
sken 1 hemato naily.docx
sken 1 hemato naily.docxsken 1 hemato naily.docx
sken 1 hemato naily.docxssuser1aeb821
 
Diabetes&hiperbarik
Diabetes&hiperbarikDiabetes&hiperbarik
Diabetes&hiperbarikPeter Giarso
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.pptAyu Rahayu
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUTeric214073
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.pptretno915824
 
Referat Fetomaternal.pptx
Referat Fetomaternal.pptxReferat Fetomaternal.pptx
Referat Fetomaternal.pptxindah107935
 
Ginjal dan hipertensi
Ginjal dan hipertensiGinjal dan hipertensi
Ginjal dan hipertensiHelmon Chan
 
Asites pada ca colon
Asites pada ca colonAsites pada ca colon
Asites pada ca colonarie setyawan
 
EFEKTIFITAS PENAMBAHAN TEPRENONE PADA PENGOBATAN GASTRITIS KRONIS
EFEKTIFITAS PENAMBAHAN TEPRENONE  PADA PENGOBATAN GASTRITIS KRONISEFEKTIFITAS PENAMBAHAN TEPRENONE  PADA PENGOBATAN GASTRITIS KRONIS
EFEKTIFITAS PENAMBAHAN TEPRENONE PADA PENGOBATAN GASTRITIS KRONISA Khalik Muhibat
 

Similar to Jh6 (20)

Sistem cardiovascular ii 2
Sistem cardiovascular ii 2Sistem cardiovascular ii 2
Sistem cardiovascular ii 2
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
 
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinikMakalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
 
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPF
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPFAspek laboratorium dan klinis Ret he & IPF
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPF
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
 
sken 1 hemato naily.docx
sken 1 hemato naily.docxsken 1 hemato naily.docx
sken 1 hemato naily.docx
 
Rh5
Rh5Rh5
Rh5
 
Rh5
Rh5Rh5
Rh5
 
Diabetes&hiperbarik
Diabetes&hiperbarikDiabetes&hiperbarik
Diabetes&hiperbarik
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt
 
Referat Fetomaternal.pptx
Referat Fetomaternal.pptxReferat Fetomaternal.pptx
Referat Fetomaternal.pptx
 
Ginjal dan hipertensi
Ginjal dan hipertensiGinjal dan hipertensi
Ginjal dan hipertensi
 
349 409-1-pb
349 409-1-pb349 409-1-pb
349 409-1-pb
 
Asites pada ca colon
Asites pada ca colonAsites pada ca colon
Asites pada ca colon
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
 
anemia.pptx
anemia.pptxanemia.pptx
anemia.pptx
 
EFEKTIFITAS PENAMBAHAN TEPRENONE PADA PENGOBATAN GASTRITIS KRONIS
EFEKTIFITAS PENAMBAHAN TEPRENONE  PADA PENGOBATAN GASTRITIS KRONISEFEKTIFITAS PENAMBAHAN TEPRENONE  PADA PENGOBATAN GASTRITIS KRONIS
EFEKTIFITAS PENAMBAHAN TEPRENONE PADA PENGOBATAN GASTRITIS KRONIS
 

More from andreei

More from andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 
Tutor hematologi
Tutor hematologiTutor hematologi
Tutor hematologi
 

Jh6

  • 1. Jurnal Hematologi Serum Erythropoietin Levels in Pediatric Hematologic Disorders and Impact of Recombinant Human Erythropoietin Use Turk J Hematol 2009; 26: 72-6 Mualla Çetin, Şule Ünal, Fatma Gümrük, Aytemiz Gürgey, Çiğdem Altay Hacettepe University, Division of Pediatric Hematology, Ankara, Turkey Robiul Fuadi dr/ Fery H Soedewo dr. MS. SpPK (K) 1
  • 2.
  • 3. Proliferasi dan diferensiasi progenitor erythroid
  • 5. Recombinant Human Erythropoietin (rHuEpo) 3 (rHuEpo) terapipasien anemia dengangagalginjalend-stage terapi anemia dengankankerdanpenyakit lain, meningkatkankualitashidup indikasi yang lain
  • 6. Tujuan Penelitian 4 - anemia defisiensibesi, -leukemia limfoblastikakut (ALL), - anemia Fanconi (FA), - talasemiaintermedia(TI), - kontrolsehat Mengevaluasiperbedaankadareritropoetinpasienpediatri Tujuanpenelitian peranterapirHuEpopadaberbagaikelompok anemia, jikaterdapatdefisiensieritropoetin
  • 7. Metode 31 pasien defisiensi besi 3 ginjal ektopik 15 pasien ALL 2 renal agenesis unilateral Subyek penelitian 7 anak kelainan ginjal 26 pasien FA 1 horseshoe kidney 21 pasien TI 1 dilatasi ureter kanan 12 kontrol 5
  • 8. Subyek penelitian Renal function test dan urinalisis normal Tidak terdapat kelainan klinis hipoksia akut atau kronis Tidak pernah menerima tranfusi selama 6 bulan 6
  • 9. Sampel diambil pada jam 10-12 pagi Pasien ALL, sampel darah diambil sebelum kemoterapi Pasien anemia defisiensi besi, sampel diambil sebelum terapi, minggu II dan IV masa terapi 7
  • 10. 8 - hemoglobin(Hb), - hematokrit, - serum iron, - serum iron binding capacity, - feritin, dan - sEpo pengukuran
  • 11. sEpo Serum disimpan pada suhu -20o C. sEpo diukur dengan ELISA (Medac Diagnostica ,Jerman) 2 kali untuk tiap pasien 9
  • 12. Analisis Statistik Analisis statistik dengan SPSS versi 11, Chicago, IL, USA Empat kelompok anemia dibandingkan kontrol dengan ANOVA test, bila signifikan, dilakukan analisis dengan Tukey pairwise test Nilai log kadar sEpo tiap kelompok anemia dikorelasikan dengan kadar Hb menggunakan Pearson correlation test. 10
  • 14. Pada kelompok penderita, memiliki korelasi linear terbalik antara Hb dan log sEpo Koefisien korelasi: - anemia defisiensi besi –0,75 - ALL –0,6 - FA -0,83 - TI -0,76 12
  • 15. 13
  • 16. 14 Tidak ada perbedaan antara androgen (+) dengan androgen (-)
  • 17. 15 Tidak ada perbedaan antara talasemia βo dan β+
  • 18. Diskusi Sesuai penelitian sebelumnya, pada studi ini, kadar eritropoetin tertinggi pada FA, terendah pada anemia defisiensi besi. Etiologi respon sEpo yang berbeda, pada kelompok anemia yang berbeda dengan kadar Hb sama masih samar. Kadar sEpo ditentukan tidak hanya oleh produksinya, tetapi juga clearence, inhibitor, dan konsumsinya. 16
  • 19. Sebagian besar pasien FA yang kekurangan atau defectiveeritroid progenitor dan 50% pasien FA responsif terhadap terapi androgen. 17
  • 20. Efek androgen 18 Hbprialebihtinggi langsungterhadapselhematopoetik menstimulasieritropoetinin vitromaupunin vivo androgen sekresihematopoetin
  • 21. Sesuai penelitian sebelumnya, pada studi ini, tidak ada efek signifikan androgen terhadap kadar sEpo pada pasien FA Hal ini mendukung efek langsung androgen terhadap eritropoesis. Apalagi ada pasien FA, memiliki sEpo tinggi, dengan kadar Hb yang normal Adanya faktor lain yang mempengaruhi kadar sEpo 19
  • 22. Piedras melaporkan, androgen pada dosis farmakologi tidak mempengaruhi kadar sEpo pasien non anemic anemia aplastik Tetapi meningkatkan kadar sEpo pada pasien anemic 20
  • 23. Studi in vitro dan in vivo menunjukkan rHuEpo tidak berefek pada koreksi anemia pada FA atau acquired aplastic anemia Penelitian lain menunjukkan, pasien anemia aplastik non severe memiliki respon terhadap rHuEpo Hal ini mengindikasikan pentingnya status sumsum tulang pada respon terapi rHuEpo 21
  • 24. Rata-rata sEpo, dilaporkan penelitian sebelumnya lebih tinggi pada pasien talasemia mayor dan TI dibanding kelompok kontrol Pada studi ini, pasien TI memiliki kadar sEpo yang lebih tinggi dibanding penelitian sebelumnya 22
  • 25. Peneliti tidak menemukan adanya perbedaan antara βo dan β+ Meskipun HbF dan HbA memiliki afinitas terhadap oksigen berbeda, hal ini tidak mempengaruhi hipoksia jaringan Sebab lain, kadar sEpo mungkin dipengaruhi faktor lain selain hipoksia pada pasien TI 23
  • 26. Pada anemia defisiensi besi, sEpo kembali ke kadar normal lebih cepat dibanding recovery anemia. Hal ini menggambarkan mekanisme feedback antara selularitas sumsum tulang dan kadar sEpo 24
  • 27. Tetapi, ada peningkatan kadar sEpo pada kelompok lain dengan Hb sama dengan anemia defisiensi besi yang telah diterapi 2 minggu Eritropoetin tidak hanya dipengaruhi oleh kadar Hb, tetapi juga aktifitas erythroid di sumsum tulang 25
  • 28. Pada pasien leukemia akut, penyebab utama anemia adalah infiltrasi sumsum tulang oleh sel leukemia Pada studi ini, kadar sEpo konsisten tinggi dengan kadar Hb konsisten rendah 26
  • 29. rHuEpo: - efektif untuk anemia pada pasien gagal ginjal kronik, kanker - penting untuk memperbaiki kualitas hidup Pada studi ini, kadar tinggi sEpo pada pasien FA, TI, dan ALL menunjukkan rHuEpo mungkin kurang bermanfaat 27
  • 30. Thank You ! www.themegallery.com
  • 31. Nilai normal Anak-anak : 9.1-27.6 miu/ml Dewasa : 11.2-23.3 miu/ml (Br J Haematol. 1988 Oct;70(2):247-50) 29
  • 32. TEST PRINCIPLE In this sandwich type assay erythropoietin is first bound by a rabbit anti-EPO- antiserum immobilized on the solid phase of a microtiterplate. After a washing step a second antibody to erythropoietin from rabbit conjugated to biotin forms a sandwich complex with EPO. After another incubation with an anti-biotin antibody conjugated to alkaline phosphatase and addition of a substrate (PNPP) a yellow colour is formed which is proportional to the concentration of erythropoietin 30
  • 33. Indirect ELISA (Sandwich ELISA) Untuk mendeteksi adanya antigen (Ag)
  • 34. 32
  • 35. Indikasi pemeriksaan Epo Terlau sedikit erythropoietin mungkin bertanggung jawab untuk terlalu sedikit sel-sel darah merah (seperti dalam mengevaluasi anemia, terutama anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal). Terlalu banyak erythropoietin mungkin menyebabkan terlalu banyak sel-sel darah merah (polycythemia). Terlalu banyak erythropoietin mungkin adalah bukti untuk suatu tumor ginjal. Terlalu banyak erythropoietin pada seorang olahragawan (athlete) mungkin menyarankan penyalahgunaan erythropoietin. 33
  • 36. 34
  • 37. 35