SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
1. Secara umum, kebanyakan pandangan yang ada menganggap seseorang yang beragama 
harus mempunyai “Satu Tuhan yang diakui”. Konsep Tuhan dari sudut pandang ini jelas 
mempersonifikasikan Tuhan sebagai Sosok pribadi atau makhluk seperti halnya manusia. 
Keyakinan akan konsep ini tentunya bukan sesuatu yang asing bagi kita, karena sejak kecil 
kita sudah mendapat modal yang kuat akan konsep Tuhan sebagai makhluk Adikuasa yang 
mencipta alam semesta beserta seluruh isinya dari pendidikan disekolah maupun 
lingkungan sekitar kita. 
2. Yang sulit adalah, ketika kita mendapatkan kebenaran hakiki dari suatu konsep yang 
lain, yang menyatakan bahwa konsep yang kita yakini selama ini ternyata keliru atau salah. 
Sulitnya karena kemelekatan kita pada konsep tersebut (bahwa “Tuhan dipandang 
sebagai Sosok Pribadi”, pengatur dan penc ipta alam semesta beserta isinya) telah begitu 
kuat. Jika kemelekatan (Kepercayaan) kita terhadap konsep itu sudah demikian kuatnya, 
maka kita akan selalu menjadi pendebat seluruh konsep yang ada, walaupun konsep yang 
lain mungkin menawarkan sudut pandang yang sebenarnya. 
Sejauh ini masih banyak yang mempertanyakan, dalam agama Buddha itu Tuhannya yang 
mana, bagaimana pula karakteristiknya, mengapa pula dalam sutta-sutta ataupun ceramah 
Dhamma, konsep tentang Tuhan ini sangat jarang disinggung ?. Bagaimana sesungguhnya 
konsep mengenai Tuhan dalam agama Buddha ? 
3. Menurut para ahli di luar negeri, dikatakan bahwa agama Buddha digolongkan sebagai 
agama yang Agnostik (Tidak mengetahui keberadaan Tuhan) dan tidak mengenal Tuhan 
pencipta (Atheis). Selain itu, menurut para Atheis, dikatakan bahwa Buddhisme tidak bisa 
disebut sebagai agama, karena tidak adanya Tuhan dan segala macamnya, namun lebih 
cenderung ke filosofi. 
Dalam teori Buddhis, memang tidak dikenal adanya konsep Tuhan dengan definisi sebagai 
pencipta dan pengatur alam semesta beserta segala isinya dengan watak atau sifat-sifat seperti 
manusia, yang bisa marah, senang, benci, sayang, dsb. Sehingga agama Buddha sering 
disebut Atheis. 
Tentunya konsep ini sangat tidak memuaskan beberapa pihak dan orang-orang yang sudah 
terlanjur melekat pada pandangan Tuhan sebagai pribadi atau makhluk Yang Agung, Maha 
Tinggi dan Maha segala-galanya, dimana menuntut setiap agama harus mempunyai konsep 
yang sama seperti itu. Namun, cara pandang ajaran Buddha terhadap konsep Tuhan ini 
memang sangat berbeda dibanding agama-agama lainnya. 
4. TUHAN dalam agama Buddha didefinisikan sebagai “Yang Mutlak” , maka jika meminta 
definisi Tuhan sebagai Yang Mutlak ini, kita dapat merujuk pada uraian sabda Sang Buddha 
tentang Nibbana yang ada pada Sutta Pitaka, Udana VIII : 3. 
“Ketahuilah para Bhikkhu, 
bahwa ada sesuatu Yang tidak dilahirkan, 
Yang tidak menjelma, Yang tidak tercipta, Yang mutlak. 
Apabila tidak ada Yang tidak dilahirkan, 
Yang tidak menjelma,Yang tidak diciptakan, Yang mutlak,
maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, 
penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. 
Tetapi, karena ada Yang tidak dilahirkan, 
Yang tidak menjelma, Yang tidak tercipta, Yang mutlak, 
maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, 
penjelmaan, pembentukan, pemunc ulan dari sebab yang lalu”. 
5. Dalam hal ini agama Buddha termasuk agama Theistik (ber-Tuhan). “Yang Mutlak” itu 
sendiri adalah istilah falsafah, bukan istilah yang biasa dipakai dalam kehidupan 
keagamaan. Dalam kehidupan keagamaan “Yang Mutlak” itulah yang disebut dengan 
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. 
6. Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang 
Asamkhatang" yang artinya "Sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak menjelma, Tidak 
tercipta dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang 
“Tanpa Aku” (anatta/anatman), yang tidak dapat dipersonifikasikan (disamakan dengan 
suatu sosok yang berkepribadian) dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apapun. 
Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang 
berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) 
dengan cara bermeditasi. 
Agama Buddha boleh-boleh saja dikatakan Atheis, karena jika melihatnya hanya dari sudut 
pandang Personal, agama Buddha memang tidak memiliki Tuhan yang berkepribadian 
seperti itu. (yang memiliki sifat murka, cemburu, menghukum, pilih kasih, sayang dan 
sebagainya ). 
“Apabila, O para bhikkhu, makhluk-makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan 
sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issaranimmanahetu), maka para petapa 
telanjang ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), 
karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan”. 
(Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101)

More Related Content

What's hot

1. metafisika islam
1. metafisika islam1. metafisika islam
1. metafisika islamLela Warni
 
Filsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamaFilsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamarara wibowo
 
Kuliah i konsep_ketuhanan_dalam_islam_ok
Kuliah i konsep_ketuhanan_dalam_islam_okKuliah i konsep_ketuhanan_dalam_islam_ok
Kuliah i konsep_ketuhanan_dalam_islam_oksamsaharsam
 
Al Kindi dan Teori-Teori Pemikirannya
Al Kindi dan Teori-Teori PemikirannyaAl Kindi dan Teori-Teori Pemikirannya
Al Kindi dan Teori-Teori Pemikirannyaamiramumtaza
 
Metafisika 3.b
Metafisika 3.bMetafisika 3.b
Metafisika 3.bSyafrizal
 
metodologi studi islam
metodologi studi islam metodologi studi islam
metodologi studi islam Muhammad Idris
 
Makalah Metodologi Sutudi Islam
Makalah Metodologi Sutudi IslamMakalah Metodologi Sutudi Islam
Makalah Metodologi Sutudi IslamMuhammad Idris
 
Sejarah Perkembangan Psikologi Agama
Sejarah Perkembangan Psikologi AgamaSejarah Perkembangan Psikologi Agama
Sejarah Perkembangan Psikologi AgamaBhayu Sulistiawan
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Ria Widia
 
Pengantar lmu Teologi
Pengantar lmu TeologiPengantar lmu Teologi
Pengantar lmu Teologionchy
 

What's hot (18)

Meditasi Kristiani
Meditasi KristianiMeditasi Kristiani
Meditasi Kristiani
 
Agama hindu dan budha
Agama hindu dan budhaAgama hindu dan budha
Agama hindu dan budha
 
1. metafisika islam
1. metafisika islam1. metafisika islam
1. metafisika islam
 
Filsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamaFilsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agama
 
Kuliah i konsep_ketuhanan_dalam_islam_ok
Kuliah i konsep_ketuhanan_dalam_islam_okKuliah i konsep_ketuhanan_dalam_islam_ok
Kuliah i konsep_ketuhanan_dalam_islam_ok
 
Pengertian animisme
Pengertian animismePengertian animisme
Pengertian animisme
 
Al Kindi dan Teori-Teori Pemikirannya
Al Kindi dan Teori-Teori PemikirannyaAl Kindi dan Teori-Teori Pemikirannya
Al Kindi dan Teori-Teori Pemikirannya
 
Metode berteologi
Metode berteologiMetode berteologi
Metode berteologi
 
Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
Metafisika 3.b
Metafisika 3.bMetafisika 3.b
Metafisika 3.b
 
Moksa
MoksaMoksa
Moksa
 
metodologi studi islam
metodologi studi islam metodologi studi islam
metodologi studi islam
 
Makalah Metodologi Sutudi Islam
Makalah Metodologi Sutudi IslamMakalah Metodologi Sutudi Islam
Makalah Metodologi Sutudi Islam
 
Agama Hindu (Moksa)
Agama Hindu (Moksa)Agama Hindu (Moksa)
Agama Hindu (Moksa)
 
Sejarah Perkembangan Psikologi Agama
Sejarah Perkembangan Psikologi AgamaSejarah Perkembangan Psikologi Agama
Sejarah Perkembangan Psikologi Agama
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
 
Pengantar lmu Teologi
Pengantar lmu TeologiPengantar lmu Teologi
Pengantar lmu Teologi
 

Similar to jawaban

Konsep tuhan dlm agama buddha
Konsep tuhan dlm agama buddhaKonsep tuhan dlm agama buddha
Konsep tuhan dlm agama buddhaRuby Santamoko
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
 
Filsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxFilsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxPutriAnjelani
 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxRuby Santamoko
 
Agama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaAgama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaSutipyo Ru'iya
 
Tugas makalah pai
Tugas makalah paiTugas makalah pai
Tugas makalah paiNana Dibra
 
Asal usul dan karakteristik tasawuf
Asal usul dan karakteristik tasawufAsal usul dan karakteristik tasawuf
Asal usul dan karakteristik tasawufTazkia Tata
 
AGAMA_BUDDHA.pptx
AGAMA_BUDDHA.pptxAGAMA_BUDDHA.pptx
AGAMA_BUDDHA.pptxrikson4
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanpkbm maritim
 
Problematika kehidupan sosial manusia
Problematika kehidupan sosial manusiaProblematika kehidupan sosial manusia
Problematika kehidupan sosial manusiatiyo noiss
 
Filsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananAhmad Rudi
 
Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2evayenida
 
Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2evayenida
 
Mengenalkan konsep tuhan & moralitas pada anak new ver
Mengenalkan konsep tuhan & moralitas pada anak new verMengenalkan konsep tuhan & moralitas pada anak new ver
Mengenalkan konsep tuhan & moralitas pada anak new verBhayu MH
 

Similar to jawaban (20)

Konsep tuhan dlm agama buddha
Konsep tuhan dlm agama buddhaKonsep tuhan dlm agama buddha
Konsep tuhan dlm agama buddha
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
Filsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxFilsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptx
 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
 
KONTROVERSI PAHAM ATHEISME
KONTROVERSI PAHAM ATHEISME KONTROVERSI PAHAM ATHEISME
KONTROVERSI PAHAM ATHEISME
 
Agama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaAgama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnya
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
Tugas makalah pai
Tugas makalah paiTugas makalah pai
Tugas makalah pai
 
Asal usul dan karakteristik tasawuf
Asal usul dan karakteristik tasawufAsal usul dan karakteristik tasawuf
Asal usul dan karakteristik tasawuf
 
AGAMA_BUDDHA.pptx
AGAMA_BUDDHA.pptxAGAMA_BUDDHA.pptx
AGAMA_BUDDHA.pptx
 
AGAMA_BUDDHA.pptx
AGAMA_BUDDHA.pptxAGAMA_BUDDHA.pptx
AGAMA_BUDDHA.pptx
 
Kriteria gama Buddha.pptx
Kriteria gama Buddha.pptxKriteria gama Buddha.pptx
Kriteria gama Buddha.pptx
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
 
Problematika kehidupan sosial manusia
Problematika kehidupan sosial manusiaProblematika kehidupan sosial manusia
Problematika kehidupan sosial manusia
 
Filsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan
Filsafat Ketuhanan
 
Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2
 
Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2Pai poltek bab 2
Pai poltek bab 2
 
Mengenalkan konsep tuhan & moralitas pada anak new ver
Mengenalkan konsep tuhan & moralitas pada anak new verMengenalkan konsep tuhan & moralitas pada anak new ver
Mengenalkan konsep tuhan & moralitas pada anak new ver
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

jawaban

  • 1. 1. Secara umum, kebanyakan pandangan yang ada menganggap seseorang yang beragama harus mempunyai “Satu Tuhan yang diakui”. Konsep Tuhan dari sudut pandang ini jelas mempersonifikasikan Tuhan sebagai Sosok pribadi atau makhluk seperti halnya manusia. Keyakinan akan konsep ini tentunya bukan sesuatu yang asing bagi kita, karena sejak kecil kita sudah mendapat modal yang kuat akan konsep Tuhan sebagai makhluk Adikuasa yang mencipta alam semesta beserta seluruh isinya dari pendidikan disekolah maupun lingkungan sekitar kita. 2. Yang sulit adalah, ketika kita mendapatkan kebenaran hakiki dari suatu konsep yang lain, yang menyatakan bahwa konsep yang kita yakini selama ini ternyata keliru atau salah. Sulitnya karena kemelekatan kita pada konsep tersebut (bahwa “Tuhan dipandang sebagai Sosok Pribadi”, pengatur dan penc ipta alam semesta beserta isinya) telah begitu kuat. Jika kemelekatan (Kepercayaan) kita terhadap konsep itu sudah demikian kuatnya, maka kita akan selalu menjadi pendebat seluruh konsep yang ada, walaupun konsep yang lain mungkin menawarkan sudut pandang yang sebenarnya. Sejauh ini masih banyak yang mempertanyakan, dalam agama Buddha itu Tuhannya yang mana, bagaimana pula karakteristiknya, mengapa pula dalam sutta-sutta ataupun ceramah Dhamma, konsep tentang Tuhan ini sangat jarang disinggung ?. Bagaimana sesungguhnya konsep mengenai Tuhan dalam agama Buddha ? 3. Menurut para ahli di luar negeri, dikatakan bahwa agama Buddha digolongkan sebagai agama yang Agnostik (Tidak mengetahui keberadaan Tuhan) dan tidak mengenal Tuhan pencipta (Atheis). Selain itu, menurut para Atheis, dikatakan bahwa Buddhisme tidak bisa disebut sebagai agama, karena tidak adanya Tuhan dan segala macamnya, namun lebih cenderung ke filosofi. Dalam teori Buddhis, memang tidak dikenal adanya konsep Tuhan dengan definisi sebagai pencipta dan pengatur alam semesta beserta segala isinya dengan watak atau sifat-sifat seperti manusia, yang bisa marah, senang, benci, sayang, dsb. Sehingga agama Buddha sering disebut Atheis. Tentunya konsep ini sangat tidak memuaskan beberapa pihak dan orang-orang yang sudah terlanjur melekat pada pandangan Tuhan sebagai pribadi atau makhluk Yang Agung, Maha Tinggi dan Maha segala-galanya, dimana menuntut setiap agama harus mempunyai konsep yang sama seperti itu. Namun, cara pandang ajaran Buddha terhadap konsep Tuhan ini memang sangat berbeda dibanding agama-agama lainnya. 4. TUHAN dalam agama Buddha didefinisikan sebagai “Yang Mutlak” , maka jika meminta definisi Tuhan sebagai Yang Mutlak ini, kita dapat merujuk pada uraian sabda Sang Buddha tentang Nibbana yang ada pada Sutta Pitaka, Udana VIII : 3. “Ketahuilah para Bhikkhu, bahwa ada sesuatu Yang tidak dilahirkan, Yang tidak menjelma, Yang tidak tercipta, Yang mutlak. Apabila tidak ada Yang tidak dilahirkan, Yang tidak menjelma,Yang tidak diciptakan, Yang mutlak,
  • 2. maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi, karena ada Yang tidak dilahirkan, Yang tidak menjelma, Yang tidak tercipta, Yang mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunc ulan dari sebab yang lalu”. 5. Dalam hal ini agama Buddha termasuk agama Theistik (ber-Tuhan). “Yang Mutlak” itu sendiri adalah istilah falsafah, bukan istilah yang biasa dipakai dalam kehidupan keagamaan. Dalam kehidupan keagamaan “Yang Mutlak” itulah yang disebut dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”. 6. Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak menjelma, Tidak tercipta dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang “Tanpa Aku” (anatta/anatman), yang tidak dapat dipersonifikasikan (disamakan dengan suatu sosok yang berkepribadian) dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apapun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi. Agama Buddha boleh-boleh saja dikatakan Atheis, karena jika melihatnya hanya dari sudut pandang Personal, agama Buddha memang tidak memiliki Tuhan yang berkepribadian seperti itu. (yang memiliki sifat murka, cemburu, menghukum, pilih kasih, sayang dan sebagainya ). “Apabila, O para bhikkhu, makhluk-makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issaranimmanahetu), maka para petapa telanjang ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan”. (Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101)