2. Teori Korespondensi : kesesuaian antara pernyataan dengan
kenyataan.
Teori Koherensi : kesesuaian antara suatu pernyataan
dengan pernyataan lainya yang sudah terlebih dahulu
diketahui dan diakui.
Teori Kebenaran
3. Teori Kebenaran (lanjutan)
Teori Pragmatis : suatu proposisi adalah benar sepanjang
proposisi itu berlaku works, atau memuaskan satisfies.
Adapun batu ujinya adalah : kegunaan utility, dapat
dikerjakan workablity, dan akibatnya memuaskan
satisfactory consequence
4. Ilmu Pengetahuan
Usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema mengenai
kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum
tentang hal-ihwal yang diselidiki (alam, manusia, dan agama) sejauh
yang dapat dijangkau daya pemikiran yang dibantu penginderaan
manusia yang kebenarannya diuji secara empiris, riset, dan
eksperimental. (Saefudin MA, Endang)
Institusi Kebenaran (Ilmu)
5. Prosedur metode ilmiah
Koleksi, Observasi, Seleksi, Klasifikasi, Interpretasi, Generalisasi,
Hipotesa, Verifikasi, Evaluasi, Perumusan Teori, Perumusan Dalil.
Objek Ilmu
Objek materia : manusia & alam
Objek forma : aspek-aspek pada manusia & alam
Ciri Ilmu
Akumulatif, rasional, empirik, & umum
Fungsi Ilmu
Deskriptif, pengembangan, prediksi, & kontrol
Ilmu Pengetahuan (lanjutan)
6. Kriteria Ilmu yang Berguna
Dapat meningkatkan pengetahuannya
kepada Allah
Efektif dapat membantu
mengembangkan masyarakat Islam
dan merealisasikan tujuan-tujuannya
Dapat membimbing orang lain
Dapat memecahkan berbagai problem
masyarakat manusia
7. Institusi Kebenaran (Filsafat)
Filsafat : hasil daya upaya manusia dengan akal budinya
untuk memahami (mendalami dan menyelami) secara
radikal dan integral serta sistematik hakikat sarwa
yang ada, yaitu hakikat Tuhan, Manusia, dan Alam.
(Saefudin MA, Endang)
8. Menurut Immanuel Kant: filsafat adalah ilmu
pokok dan pangkal segala pengetahuan
yang mencakup empat persoalan:
1. Apakah yang dapat ketahui (metafisika)
2. Apakah yang boleh dikerjakan (etika)
3. Sampai dimanakah pengharapan kita
(agama)
4. Apakah yang dinamakan manusia
(antropologi)
9. Cabang-cabang filsafat:
1. Metafisika: filsafat tentang hakikat yang ada di balik
fisika/di atas jangkauan manusia/bersifat
transenden.
2. Logika: filsafat tentang fikiran yang benar dan yang
salah.
3. Etika: filsafat tentang tingkah laku yang baik dan
yang buruk.
4. Estetika: filsafat tentang krasi yang indah dan yang
jelek.
5. Epistemologi: filsafat tentang ilmu pengetahuan.
10. Ciri pikiran kefilsafatan
1. Konsepsional
2. Saling berhubungan
3. Koheren
4. Rasional
5. Menyeluruh (komprehensif)
6. Suatu Pandangan dunia
7. Suatu definisi pendahuluan
11. Konsepsi: hasil generalisasi serta abstraksi dari
pengalaman ttg hal-hal serta proses satu demi
satu
Saling berhubungan: Utk mengatakan apakah
kebenaran, org hrs berusaha menemukan apa
yg dinamakan kenyataan.
Bersifat koheren (runtut)
Rasional: penyusunan bagan konseptual bersifat
rasional dimana bagian-bagiannya logis
berhubungan satu dgn yg lain
12. Konprehensif: tdk ada sesuatupun yg berada diluar
jangkauannya. Filsafat berusaha memberikan
penjelasan ttg dunia seluruhnya, termasuk dirinya
sendiri. Filsafat mencari kebenaran ttg segala sesuatu
dan kebenaran ini hrs dinyatakan dlm bentuk yg paling
umum
Pandangan dunia: Memberikan keterangan ttg dunia dan
semua hal yg ada di dlmnya.
Definisi pendahuluan: Dgn mengingat ciri-ciri perenungan
kefilsafatan kita dpt memberikan definisi ttg filsafat
berupa definisi operasional. Filsafat merupakan hasil
perenungan kefilsafatan yg dpt dikatakan ttg pemikiran
ilmiah.
13. Tujuan dan fungsi filsafat
1. Tujuan filsafat adalah kebenaran yang sebenar-
benarnya. (Takdir Alisjahbana)
2. Filsafat melebihi dari sekedar pemandangan
umum, memberi anjuran, membuat daftar yang
berharga dan tidak berharga dalam hidup, memberi
arti dan tujuan hidup manusia, memberi pandangan
dunia/weltanschauung (Karl Jaspers)
3. Tugas filsafat bukanlah sekedar mencerminkan
semangat masa di mana kita hidup melainkan
membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah
kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan,
menentukan arah dan menuntun pada jalan-jalan
baru (Radhakrishnan)
14. Definisi agama
Definisi agama selalu bersifat satu sisi,
parsial, dan tidak mencakup. Menurut
Leuba definisi agama terbagi dalam 3
(tiga) kategori:
Intelektualistik (menegaskan kepercayaan)
Voluntaristik (menekankan kemauan)
Afektivistik (menyangkut perasaan)
The Psychological Study of Religion
15. Psikografi Agama
Dimensi ideologis, berkaitan dengan apa
yang harus dipercayai. Ada tiga kategori
kepercayaan:
Kepercayaan yang menjadi dasar esensial agama
Kepercayaan yang berkaitan dengan tujuan Ilahi
dalam penciptaan manusia
Kepercayaan yang berkaitan dengan cara terbaik
untuk melaksanakan tujuan Ilahi
Dimensi Ritualistik, berkaitan dengan
sejumlah perilaku/ritual
16. Psikografi agama (lanjutan)
Dimensi Eksperensial, berkaitan dengan
perasaan keagamaan yang dialami oleh
penganut agama
Dimensi Intelektual, berkaitan dengan
informasi yang harus diketahaui para
pengikutnya
Dimensi Konsekuensial, berkaitan dengan
akibat ajaran agama dalam perilaku umum,
yang tidak secara langsung dan secara
khusus ditetapkan agama
17. Agama : suatu peraturan yang mendorong jiwa seseorang yang
mempunyai akal, memegang peraturan Tuhan dengan kehendaknya
sendiri untuk mencapai kebaikan hidup di dunia dan kebahagian di
akhirat.( Prof. Abdul Munim)
Agama : ajaran tentang kewajiban dan kepatuhan terhadap aturan,
petunjuk, perintah, yang diberikan Allah kepada manusia lewat
utusan-utusan-Nya.(H. Agus Salim)
Institusi Kebenaran (Agama)
18. Pengertian Agama (lanjutan)
Katholik : segala bentuk hubungan manusia dengan yang Suci.
Terhadap yang Suci manusia kurang pantas, sama sekali
tergantung, takut karena sifatnya yang dahsyat
(tremendum), tetapi manusia sekaligus tertarik
kepadanya karena sifat-sifatnya yang mempesonakan
(fascimmosum).
19. Pengertian Agama (lanjutan)
Psikologi agama : pengakuan pribadi terhadap yang
dihayati sebagai “Yang Adi Insani/Super Human”
yang menggejala dalam penghayatan dan tingkah laku
orang yang bersangkutan lebih-lebih kalau usahanya
untuk menyelaraskan dengan yang Adi Insani.
20. Pengertian Agama (lanjutan)
Hindu
Agama: kepercayaan hidup pada ajaran-ajaran suci yang
diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi yang kekal dan abadi.
Budha
Agama : suatu badan dari ajaran kesusilaan dan filsafat dan
pengakuan berdasarkan keyakinan terhadap pelajaran
yang diakui baik.
21. Konseptualisasi agama berdasarkan tingkat
analisis personal-sosial, fungsi-substansi
Fungsi (1) Substansi (2)
Personal
(1)
Apa saja yang memenuhi tujuan
keagamaan individu, seperti:
memberikan makna, mengurangi
rasa bersalah, memberikan
bimbingan moral, membantu
menghadapi maut, dst
Kepercayaan individu yang
khusus. Kesadaran personal
akan adanya yang sakral,
transenden, dan Ilahi
Sosial
(2)
Apa saja yang menjalankan fungsi
agama di masyarakat. Berjalannya
proses kelompok dalam kelompok
agama
Perumusan ajaran agama
yang resmi. Konsensus
kelompok tentang
kepercayaan dan praktik.
Sikap di hadapan publik yang
diambil gereja, sinagog,
mazhab, sekte
22. Ciri-ciri Khas Agama
Kepercayaan kepada wujud supranatural (Tuhan)
Pembedaan antara objek sakral dan profan
Tindakan ritual yang berpusat pada objek sakral
Tuntunan moral yang diyakini ditetapkan oleh Tuhan
Perasaan yang khas agama (ketakjuban, perasaan
minteri, rasa bersalah, pemujaan), yang bangkit di tengah
objek sakral atau ketika menjalankan ritual dan yang
dihubungkan dengan gagasan ketuhanan
Sembahyang dan bentuk komunikasi lainnya dengan Tuhan
23. Pandangan dunia atau gambaran umum tentang dunia
secara keseluruhan dan tempat individu di dalamnya.
Gambaran ini mengandung penjelasan tentang tujuan
menyeluruh dari dunia ini dan petunjuk tentang bagaimana
individu menempatkan diri di dalamnya
Pengelolaan kehidupan yang bersifat menyeluruh, yang
didasarkan pada pandangan dunia tersebut.
Kelompok sosial yang diikat bersama oleh hal-hal di atas
.The Encyclopedia of Philosophy
24. Metode Pemikiran Keagamaan
Metode lahiriah dan formal dalam agama
Metode pemahaman intelektual
Metode penghayatan rohaniah yang dicapai melalui
keikhlasan dalam ibadah kepada Tuhan.
(al-Thabathabaiy)
25. Empat golongan manusia:
hubungan kepercayaan-pengetahuan
Pengetahuan
Iman
Iman berpengetahuan
Ada iman dan ada pengetahuan
Iman buta
Ada iman, tidak ada
pengetahuan
Penolakan buta
Tidak ada iman, tidak ada
pengetahuan
Penolakan
berpengetahuan
Tidak ada iman, ada
pengetahuan
26. Empat golongan manusia:
hubungan kepercayaan-amal
Amal
Iman
Mukmin Konsisten
Ada iman dan ada amal
Munafik
Ada iman, tidak ada amal
Non-Mukmin Konsisten
Tidak ada iman, tidak ada amal
Agnostik moral
Tidak ada iman, tetapi
beramal baik
27. Agama mendidik manusia menjadi tentram, damai, tabah, dan
tawakal serta ulet dan pencaya pada diri sendiri.
Agama dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi berani
berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan dengan kesiapan
mengabdi dan berkorban.
Agama memberi sugesti kepada manusia agar jiwanya tumbuh
sifat mulia.
Peranan dan Fungsi Agama
28. Referensi
Anshary M.A., Endang, Ilmu, Filsafat, dan Agama
Rahmat, DR. Jalaludin, Psikologi Agama
Al-Thabatabaiy, Inilah Islam