SlideShare a Scribd company logo
Dosen Farmasi Klinik
Prodi Sarjana Farmasi FKUB
Interaksi Obat
FARMAKOKINETIK 1
Kompetensi
Mahasiswa mampu menjelaskan
mekanisme interaksi obat pada fase
absorbsi serta obat-obatan apa saja yang
saling berinteraksi pada fase tersebut
Mahasiswa mampu menjelaskan
mekanisme interaksi obat karena
pemindahan obat (Displacement drug)
serta akibatnya
Mahasiswa mampu menjelaskan
mekanisme interaksi obat pada proses
metabolisme obat (Biotransformasi)
serta akibatnya
Materi Perkuliahan
Mekanisme
interaksi obat yang
terjadi pada fase
absorbsi
Proses interaksi
obat akibat
pemindahan obat
(Displacement drug)
Macam-macam
interaksi obat akibat
metabolisme obat
(Biotransformasi)
Obat Yang Ditarik Dari Peredaran
Akibat Interaksi Farmakokinetika
 Terfenadine 1997  interaksi dengan ketokonazol
(metabolisme terfenadine oleh CYP3A4 dihambat oleh
ketokonazol menyebabkan peningkatan kadar terfenadine
dalam plasma menyebabkan toksisitas berupa torsade de
pointes)
 Cerivastatin  2001  interaksi dengan gemfibrozil
(metabolisme cerivastatin oleh CYP2C8 dihambat oleh
gemfibrozil menyebabkan toksisitas berupa rhabdomyolisis)
Interaksi Farmakokinetika Obat yang
Menyebabkan Hilangnya Efikasi
 Kontrasepsi oral dengan rifampisin  rifampisin
meningkatkan metabolisme komponen estrogenik obat
kontrasepsi (induksi terhadap CYP3A4 dan estrogen
sulfotransferase)  timbul breakthrough bleeding dan
kegagalan kontrasepsi
 Siklosporin dengan rifampisin  rifampisin meningkatkan
metabolisme siklosporin oleh CYP3A sehingga menurunkan
kadar plasma siklosporin  menyebabkan reaksi penolakan
terhadap organ transplantasi
Definisi Interaksi Farmakokinetika
Interaksi
Farmakokinetika
• Efek samping yang terjadi akibat pemberian
bersamaan dengan senyawa lain yang dapat
mengubah absorbsi, distribusi, metabolisme,
ekskresi
INTERAKSI DI LOKASI ABSORBSI
Interaksi Obat di Tempat Absorbsi
Sebagian besar obat oral diabsorbsi di membran mukosa saluran cerna
Interaksi di saluran cerna lebih banyak yang menyebabkan penurunan
absorbsi dibandingkan peningkatan absorbsi
Perubahan absorbsi obat dapat berupa perubahan kecepatan absorbsi
atau perubahan jumlah total obat yang diabsorbsi
Obat yang diberikan dalam jangka waktu lama dengan dosis berulang 
perubahan kecepatan absorbsi tidak terlalu berpengaruh pada efek
Obat yang diberikan dengan dosis tunggal  perubahan kecepatan absorbsi
sangat berpengaruh
Mekanisme Interaksi di Tempat
Absorbsi
Perubahan pH saluran
cerna
Adsorbsi, pembentukan
khelat atau kompleks
Perubahan motilitas
GIT
Induksi atau inhibisi
protein transporter
Malabsorbsi
Perubahan pH Saluran Cerna
 Asam kuat dan basa kuat, seperti
elektrolit kuat akan terionisasi dalam
larutan air
 Asam lemah dan basa lemah akan
terionisasi parsial dalam larutan air dan
menghasilkan campuran senyawa tidak
terion dan terion
 Persamaan ionisasi asam lemah:
 HA ⇌H+ +A-
 Sehingga Ka =
𝐻+ [𝐴−]
[𝐻𝐴]
 semakin kuat asam maka semakin besar
Ka
 - log [H+] = pH
 𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + log
[𝐴−]
[𝐻𝐴]
 Dari berbagai pH dapat dihitung
perbandingan konsentrasi asam lemahA
dalam bentuk terionisasi ataupun tidak
terionisasi pada berbagai pH

[𝐴−]
[𝐻𝐴]
= 10(𝑝𝐻−𝑝𝐾𝑎)
untuk asam lemah
 Sedangkan untuk basa lemah 
𝑝𝐾𝑏 = 1 − 𝑝𝐾𝑎

[𝐵]
[𝐵𝐻+]
= 10(𝑝𝐻−𝑝𝐾𝑏)
 Perubahan pH saluran cerna akan
menyebabkan perubahan konsentrasi
obat dalam bentuk terionisasi dan tidak
terionisasi sehingga akan
mempengaruhi absorbsinya pada
membran mukosa
Perubahan pH Saluran Cerna
 Sebagian besar molekul obat terlalu besar untuk dapat melewati kanal
membran dan harus berdifusi melalui bagian lipid membran sel
 Molekul obat yang tidak terionisasi dapat melewati membran lipid ini
dengan mudah, sedangkan molekul yang terionisasi tidak dapat melewati
karena bersifat lipofobik
 Distribusi obat melalui membran sel ini dipengaruhi oleh pKa dan pH
 Contoh:
 Suatu asam lemah (pKa = 4.4) melewati membran sel dengan pH
lambung 1,4 dan pH plasma 7,4.
 Pada keadaan setimbang, [HA] di kedua sisi adalah sama, sehingga:
 Di dalam plasma:
[𝐴−]
[𝐻𝐴]
= 10(7,4−4,4)
= 103
= 1000
 Di dalam cairan lambung:
[𝐴−]
[𝐻𝐴]
= 10(1,4−4,4)
= 10−3
= 0,001
Kesetimbangan Asam Lemah
Proses Absorbsi Obat dalam Saluran
Cerna
Adsorbsi, Pembentukan Khelat atau
Kompleks
Senyawa adsorben seperti karbon aktif menyebabkan penurunan absorbsi
obat jika diberikan bersamaan
Pembentukan khelat dapat tejadi pada pemberian tetrasiklin bersamaan
dengan ion logam divalen dan trivalen seperti Ca,Al, Bi, Fe sehingga
tidak dapat diabsorbsi
Pemberian jeda waktu pemberian selama 2-3 jam dapat menurunkan
interaksi tersebut
Obat yang Membentuk Khelat,
Kompleks dan Mengadsorbsi Obat Lain
Perubahan Motilitas GIT
Sebagian besar obat diasorbsi di usus
halus bagian atas, sehingga obat yang
mempengaruhi pengosongan
lambung dapat mempengaruhi
kecepatan absorbsi obat lain meski
jumlah total obat yang diabsorbsi
tidak terlalu berubah
Propantelin memiliki efek
memperlambat pengosongan
lambung sehingga dapat
menurunkan absorbsi obat seperti
asetaminofen
Metoklopramide merupakan obat
yang mempercepat pengosongan
lambung sehingga meningkatkan
absorbsi asetaminofen
Induksi atau Inhibisi Protein
Transporter
BA beberapa obat
dibatasi oleh kerja dari
protein transporter
yang mengeluarkan
kembali obat yang
terdifusi di membran
mukosa saluran cerna
kembali ke saluran
cerna
P-glikoprotein
merupakan salah satu
protein transporter
Digoxin merupakan
salah satu substrat P-
glikoprotein
Rifampisin memiliki
efek menginduksi P-
glikoprotein sehingga
dapat menurunkan BA
digoxin
Malabsorpsi
Neomisin dapat
menyebabkan
sindroma malabsorpsi
dan dapat mengganggu
absorbsi obat lain
seperti digoxin dan
metotreksat
DRUG DISPLACEMENT INTERACTION
Relevansi Biologis Ikatan Obat
Ikatan obat dengan protein plasma & jaringan merupakan determinan paling utama untuk
disposisi (distribusi) obat
Ikatan obat-protein akan mempengaruhi efek obat karena obat dalam bentuk bebas
(tidak terikat) adalah obat yang akan berikatan dengan reseptornya
Fenilbutazon & warfarin memiliki ikatan dengan protein plasma yang tinggi, terutama
albumin, namun fenilbutazon lebih tinggi afinitasnya, jika keduanya dikonsumsi
bersamaan maka jumlah warfarin yang berikatan dengan protein makin kecil sehingga
semakin banyak warfarin bebas sehingga meningkatkan toksisitas warfarin
Interaksi pada Ikatan Obat-Protein
Transfer antar ikatan obat-protein lebih utama
terjadi di plasma dibandingkan pada jaringan
sehingga hanya obat yang memilikiVd yang
kecil yang lebih terpengaruh, seperti
Sulfonilurea, tolbutamid (PBP 96%,Vd 10 L);
antikoagulan oral warfarin (PBP 99%,Vd 9
L), dan phenytoin (PBP 90%,Vd 35 L)
Interaksi yang terjadi melalui mekanisme ini
secara klinis tidak terlalu berpengaruh pada
efek obat karena begitu kadar obat bebas
meningkat akan ada mekanisme tubuh untuk
mengeliminasi baik melalui metabolisme atau
ekskresi, namun tetap perlu diperhatikan jika
obat memiliki indeks terapi yang sempit
Inhibisi & Induksi Protein Transporter
Obat yang
menginhibisi P-
glikoprotein dapat
meningkatkan
uptake senyawa
substrat (obat) ke
dalam organ
Protein ini
mentransport obat
keluar sel ketika
obat terdifusi
masuk ke dalam sel
Distribusi pada
organ seperti otak
dan testes dibatasi
oleh adanya P-
glikoprotein
Inhibitor & Inducer P-glikoprotein
INTERAKSI METABOLISME
Metabolisme Obat
Sebagian kecil obat yang masuk ke dalam
tubuh akan diekskresi dalam bentuk utuh
di urin
Sebagian besar obat yang ada di dalam
tubuh akan diubah menjadi senyawa yang
lebih polar melalui proses metabolisme
terlebih dahulu sebelum diekskresi
melalui ginjal
Metabolisme obat dapat terjadi di serum,
kulit, ginjal, dan usus, namun sebagian
besar proporsi metabolisme diperantarai
oleh enzim yang terdapat pada membran
retikulum endoplasmik di sel hepar
Fase Metabolisme
Metabolisme obat terdiri dari 2 fase:
• Fase I  reaksi oksidasi, reduksi, atau hidrolisis yang mengubah obat menjadi senyawa yang
lebih polar
• Fase II  reaksi coupling (konjugasi) antara obat denan substansi endogen sehingga menjadi
senyawa inaktif (ex: glukoronidase)
Reaksi oksidasi fase I diperantarai oleh enzim sitokrom P450 yang memiliki
sekitar 30 isoenzim(ex: CYP1A2, CYP2C9, CYP2D6, CYP2E1, CYP3A4)
Enzim lain yang terlibat dalam fase I metabolisme antara lain monoamine
oxidase & epoxide hydrolase
Enzim yang berperan pada fase II antara lain: glucuronyltransferase,
methyltransferase, N-acetyltransferase
Perubahan pada Fase I Metabolisme
Perubahan
aliran darah
ke hepar
• Sirkulasi portal langsung mengalirkan
obat dari GIT ke hepar sebelum
didistribusikan ke seluruh tubuh
Inhibisi atau
induksi
first-pass
metabolism
• Inhibisi atau induksi enzim sitokrom
P450 di dinding usus atau liver
menyebabkan perubahan BA obat lain
• Grapefruit merupakan inhibitor
enzim sitokrom P450 isoenzim
CYP3A4 sehingga meningkatkan BA
obat lain yang dimetabolisme enzim
tersebut (ex: nifedipin)
Induksi Enzim
Barbiturat merupakan senyawa yang
memiliki efek self metabolism (auto-
induction) yang menyebabkan terjadinya
toleransi setelah pemberian berulang
Barbiturat menginduksi enzim
mikrosomal sehingga meningkatkan
metabolisme
Sehingga pemberian barbiturat dengan
obat lain memerlukan peningkatan
dosis kedua obat yang dimetabolisme
oleh enzim yang sama
Efek induksi enzim dapat menetap
hingga 2-3 minggu
Inhibisi Enzim
 Efek inhibisi enzim menyebabkan peningkatan BA obat lain
sehingga meningkatkan resiko toksisitasnya
 Efek inhibisi enzim oleh suatu obat memiliki durasi sekitar 2-
3 hari
 Ritonavir menginhibisi enzim sitokrom P450 CYP3A4
sehingga dapat menurunkan metabolisme sildenafil sehingga
BA sildenafil meningkat
 Inhibisi metabolisme fase II terjadi pada inhibisi
glukoronidase carbamazepin oleh asam valproat atau inhibisi
metiltransferase akibat aminosalisilat menyebabkan
peningkatan kadar azatioprin
Obat yang Mempengaruhi Sitokrom
P450 CYP1A2
Isoenzim CYP2
Isoenzim CYP2
Isoenzim CYP3A4
Faktor Genetik pada Metabolisme Obat
Isoenzim sitokrom P450
memiliki polimorfisme
genetik yang berarti pada
beberapa varian populasi
memiliki perbedaan
aktivitas enzim (umumnya
aktivitasnya lebih lemah)
CYP2D6 pada sebagian
kecil varian populasi yang
disebut slow metabolizer
memiliki aktivitas yang
lebih lemah (ex: 5-10%
Caucasian, 0-2% Asian &
Negro)
Isoenzim CYP3A4 tidak
memiliki polimorfisme
Uji Invitro
 Uji in vitro dapat dilakukan untuk mengetahui isoenzim apa
yang berperan dalam metabolisme suatu obat sehingga dapat
digunakan sebagai prediktor untuk kondisi klinis suatu
interaksi obat
 Beberapa obat dapat dimetabolisme lebih dari 1 isoenzim
sitokrom P450 sehingga mungkin terjadi perbedaan respon in
vitro & respon klinis
 Kontroversi pemahaman mengenai metabolisme obat dapat
disebabkan oleh adanya faktor lain yaitu adanya overlap antara
inhibitor/inducer dan P-glikoprotein
Referensi
 Baxter K. 2008. Stockley’s Drug Interactions.
Pharmaceutical Press
 LiAP. 2008. Drug-Drug Interactions in Pharmaceutical
Development.A JohnWiley & Sons, Inc., Publication.
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to farkin 1 - edit.pdf

Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
HelmiMildani
 
AZZAM JAH-SF20011-VB.pdf
AZZAM JAH-SF20011-VB.pdfAZZAM JAH-SF20011-VB.pdf
AZZAM JAH-SF20011-VB.pdf
AdityaNoviadi1
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Surya Amal
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Delina Damanik
 
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptxFARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx
haslinahaslina3
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
Dokter Tekno
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
WahyuRaizHo
 
Pertemuan ke tiga toksikologi
Pertemuan ke tiga toksikologiPertemuan ke tiga toksikologi
Pertemuan ke tiga toksikologi
TatianaSiskaWardani
 
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasiBiofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
aptsitisamaniyah
 
metabolisme.pdf
metabolisme.pdfmetabolisme.pdf
metabolisme.pdf
RosyadahHfdz
 
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.
Monhik1
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
IndahUdin1
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
IndahUdin1
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
APOTEKERBAYUPAMUNGKA
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
RISMIFARMASI
 
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptx
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptxkel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptx
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptx
SadinaVania1
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
Sainal Edi Kamal
 

Similar to farkin 1 - edit.pdf (20)

Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
 
AZZAM JAH-SF20011-VB.pdf
AZZAM JAH-SF20011-VB.pdfAZZAM JAH-SF20011-VB.pdf
AZZAM JAH-SF20011-VB.pdf
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049
 
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptxFARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx
 
Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
 
Pertemuan ke tiga toksikologi
Pertemuan ke tiga toksikologiPertemuan ke tiga toksikologi
Pertemuan ke tiga toksikologi
 
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasiBiofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
 
metabolisme.pdf
metabolisme.pdfmetabolisme.pdf
metabolisme.pdf
 
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
 
P 3 fix
P 3 fixP 3 fix
P 3 fix
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
 
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptx
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptxkel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptx
kel 1 Interaksi obat saluran cerna fix.pptx
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 

Recently uploaded

RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 

farkin 1 - edit.pdf

  • 1. Dosen Farmasi Klinik Prodi Sarjana Farmasi FKUB Interaksi Obat FARMAKOKINETIK 1
  • 2. Kompetensi Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme interaksi obat pada fase absorbsi serta obat-obatan apa saja yang saling berinteraksi pada fase tersebut Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme interaksi obat karena pemindahan obat (Displacement drug) serta akibatnya Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme interaksi obat pada proses metabolisme obat (Biotransformasi) serta akibatnya
  • 3. Materi Perkuliahan Mekanisme interaksi obat yang terjadi pada fase absorbsi Proses interaksi obat akibat pemindahan obat (Displacement drug) Macam-macam interaksi obat akibat metabolisme obat (Biotransformasi)
  • 4. Obat Yang Ditarik Dari Peredaran Akibat Interaksi Farmakokinetika  Terfenadine 1997  interaksi dengan ketokonazol (metabolisme terfenadine oleh CYP3A4 dihambat oleh ketokonazol menyebabkan peningkatan kadar terfenadine dalam plasma menyebabkan toksisitas berupa torsade de pointes)  Cerivastatin  2001  interaksi dengan gemfibrozil (metabolisme cerivastatin oleh CYP2C8 dihambat oleh gemfibrozil menyebabkan toksisitas berupa rhabdomyolisis)
  • 5. Interaksi Farmakokinetika Obat yang Menyebabkan Hilangnya Efikasi  Kontrasepsi oral dengan rifampisin  rifampisin meningkatkan metabolisme komponen estrogenik obat kontrasepsi (induksi terhadap CYP3A4 dan estrogen sulfotransferase)  timbul breakthrough bleeding dan kegagalan kontrasepsi  Siklosporin dengan rifampisin  rifampisin meningkatkan metabolisme siklosporin oleh CYP3A sehingga menurunkan kadar plasma siklosporin  menyebabkan reaksi penolakan terhadap organ transplantasi
  • 6. Definisi Interaksi Farmakokinetika Interaksi Farmakokinetika • Efek samping yang terjadi akibat pemberian bersamaan dengan senyawa lain yang dapat mengubah absorbsi, distribusi, metabolisme, ekskresi
  • 8. Interaksi Obat di Tempat Absorbsi Sebagian besar obat oral diabsorbsi di membran mukosa saluran cerna Interaksi di saluran cerna lebih banyak yang menyebabkan penurunan absorbsi dibandingkan peningkatan absorbsi Perubahan absorbsi obat dapat berupa perubahan kecepatan absorbsi atau perubahan jumlah total obat yang diabsorbsi Obat yang diberikan dalam jangka waktu lama dengan dosis berulang  perubahan kecepatan absorbsi tidak terlalu berpengaruh pada efek Obat yang diberikan dengan dosis tunggal  perubahan kecepatan absorbsi sangat berpengaruh
  • 9. Mekanisme Interaksi di Tempat Absorbsi Perubahan pH saluran cerna Adsorbsi, pembentukan khelat atau kompleks Perubahan motilitas GIT Induksi atau inhibisi protein transporter Malabsorbsi
  • 10. Perubahan pH Saluran Cerna  Asam kuat dan basa kuat, seperti elektrolit kuat akan terionisasi dalam larutan air  Asam lemah dan basa lemah akan terionisasi parsial dalam larutan air dan menghasilkan campuran senyawa tidak terion dan terion  Persamaan ionisasi asam lemah:  HA ⇌H+ +A-  Sehingga Ka = 𝐻+ [𝐴−] [𝐻𝐴]  semakin kuat asam maka semakin besar Ka  - log [H+] = pH  𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + log [𝐴−] [𝐻𝐴]  Dari berbagai pH dapat dihitung perbandingan konsentrasi asam lemahA dalam bentuk terionisasi ataupun tidak terionisasi pada berbagai pH  [𝐴−] [𝐻𝐴] = 10(𝑝𝐻−𝑝𝐾𝑎) untuk asam lemah  Sedangkan untuk basa lemah  𝑝𝐾𝑏 = 1 − 𝑝𝐾𝑎  [𝐵] [𝐵𝐻+] = 10(𝑝𝐻−𝑝𝐾𝑏)  Perubahan pH saluran cerna akan menyebabkan perubahan konsentrasi obat dalam bentuk terionisasi dan tidak terionisasi sehingga akan mempengaruhi absorbsinya pada membran mukosa
  • 11. Perubahan pH Saluran Cerna  Sebagian besar molekul obat terlalu besar untuk dapat melewati kanal membran dan harus berdifusi melalui bagian lipid membran sel  Molekul obat yang tidak terionisasi dapat melewati membran lipid ini dengan mudah, sedangkan molekul yang terionisasi tidak dapat melewati karena bersifat lipofobik  Distribusi obat melalui membran sel ini dipengaruhi oleh pKa dan pH  Contoh:  Suatu asam lemah (pKa = 4.4) melewati membran sel dengan pH lambung 1,4 dan pH plasma 7,4.  Pada keadaan setimbang, [HA] di kedua sisi adalah sama, sehingga:  Di dalam plasma: [𝐴−] [𝐻𝐴] = 10(7,4−4,4) = 103 = 1000  Di dalam cairan lambung: [𝐴−] [𝐻𝐴] = 10(1,4−4,4) = 10−3 = 0,001
  • 13. Proses Absorbsi Obat dalam Saluran Cerna
  • 14. Adsorbsi, Pembentukan Khelat atau Kompleks Senyawa adsorben seperti karbon aktif menyebabkan penurunan absorbsi obat jika diberikan bersamaan Pembentukan khelat dapat tejadi pada pemberian tetrasiklin bersamaan dengan ion logam divalen dan trivalen seperti Ca,Al, Bi, Fe sehingga tidak dapat diabsorbsi Pemberian jeda waktu pemberian selama 2-3 jam dapat menurunkan interaksi tersebut
  • 15. Obat yang Membentuk Khelat, Kompleks dan Mengadsorbsi Obat Lain
  • 16. Perubahan Motilitas GIT Sebagian besar obat diasorbsi di usus halus bagian atas, sehingga obat yang mempengaruhi pengosongan lambung dapat mempengaruhi kecepatan absorbsi obat lain meski jumlah total obat yang diabsorbsi tidak terlalu berubah Propantelin memiliki efek memperlambat pengosongan lambung sehingga dapat menurunkan absorbsi obat seperti asetaminofen Metoklopramide merupakan obat yang mempercepat pengosongan lambung sehingga meningkatkan absorbsi asetaminofen
  • 17. Induksi atau Inhibisi Protein Transporter BA beberapa obat dibatasi oleh kerja dari protein transporter yang mengeluarkan kembali obat yang terdifusi di membran mukosa saluran cerna kembali ke saluran cerna P-glikoprotein merupakan salah satu protein transporter Digoxin merupakan salah satu substrat P- glikoprotein Rifampisin memiliki efek menginduksi P- glikoprotein sehingga dapat menurunkan BA digoxin
  • 18. Malabsorpsi Neomisin dapat menyebabkan sindroma malabsorpsi dan dapat mengganggu absorbsi obat lain seperti digoxin dan metotreksat
  • 20. Relevansi Biologis Ikatan Obat Ikatan obat dengan protein plasma & jaringan merupakan determinan paling utama untuk disposisi (distribusi) obat Ikatan obat-protein akan mempengaruhi efek obat karena obat dalam bentuk bebas (tidak terikat) adalah obat yang akan berikatan dengan reseptornya Fenilbutazon & warfarin memiliki ikatan dengan protein plasma yang tinggi, terutama albumin, namun fenilbutazon lebih tinggi afinitasnya, jika keduanya dikonsumsi bersamaan maka jumlah warfarin yang berikatan dengan protein makin kecil sehingga semakin banyak warfarin bebas sehingga meningkatkan toksisitas warfarin
  • 21. Interaksi pada Ikatan Obat-Protein Transfer antar ikatan obat-protein lebih utama terjadi di plasma dibandingkan pada jaringan sehingga hanya obat yang memilikiVd yang kecil yang lebih terpengaruh, seperti Sulfonilurea, tolbutamid (PBP 96%,Vd 10 L); antikoagulan oral warfarin (PBP 99%,Vd 9 L), dan phenytoin (PBP 90%,Vd 35 L) Interaksi yang terjadi melalui mekanisme ini secara klinis tidak terlalu berpengaruh pada efek obat karena begitu kadar obat bebas meningkat akan ada mekanisme tubuh untuk mengeliminasi baik melalui metabolisme atau ekskresi, namun tetap perlu diperhatikan jika obat memiliki indeks terapi yang sempit
  • 22. Inhibisi & Induksi Protein Transporter Obat yang menginhibisi P- glikoprotein dapat meningkatkan uptake senyawa substrat (obat) ke dalam organ Protein ini mentransport obat keluar sel ketika obat terdifusi masuk ke dalam sel Distribusi pada organ seperti otak dan testes dibatasi oleh adanya P- glikoprotein
  • 23. Inhibitor & Inducer P-glikoprotein
  • 25. Metabolisme Obat Sebagian kecil obat yang masuk ke dalam tubuh akan diekskresi dalam bentuk utuh di urin Sebagian besar obat yang ada di dalam tubuh akan diubah menjadi senyawa yang lebih polar melalui proses metabolisme terlebih dahulu sebelum diekskresi melalui ginjal Metabolisme obat dapat terjadi di serum, kulit, ginjal, dan usus, namun sebagian besar proporsi metabolisme diperantarai oleh enzim yang terdapat pada membran retikulum endoplasmik di sel hepar
  • 26. Fase Metabolisme Metabolisme obat terdiri dari 2 fase: • Fase I  reaksi oksidasi, reduksi, atau hidrolisis yang mengubah obat menjadi senyawa yang lebih polar • Fase II  reaksi coupling (konjugasi) antara obat denan substansi endogen sehingga menjadi senyawa inaktif (ex: glukoronidase) Reaksi oksidasi fase I diperantarai oleh enzim sitokrom P450 yang memiliki sekitar 30 isoenzim(ex: CYP1A2, CYP2C9, CYP2D6, CYP2E1, CYP3A4) Enzim lain yang terlibat dalam fase I metabolisme antara lain monoamine oxidase & epoxide hydrolase Enzim yang berperan pada fase II antara lain: glucuronyltransferase, methyltransferase, N-acetyltransferase
  • 27. Perubahan pada Fase I Metabolisme Perubahan aliran darah ke hepar • Sirkulasi portal langsung mengalirkan obat dari GIT ke hepar sebelum didistribusikan ke seluruh tubuh Inhibisi atau induksi first-pass metabolism • Inhibisi atau induksi enzim sitokrom P450 di dinding usus atau liver menyebabkan perubahan BA obat lain • Grapefruit merupakan inhibitor enzim sitokrom P450 isoenzim CYP3A4 sehingga meningkatkan BA obat lain yang dimetabolisme enzim tersebut (ex: nifedipin)
  • 28. Induksi Enzim Barbiturat merupakan senyawa yang memiliki efek self metabolism (auto- induction) yang menyebabkan terjadinya toleransi setelah pemberian berulang Barbiturat menginduksi enzim mikrosomal sehingga meningkatkan metabolisme Sehingga pemberian barbiturat dengan obat lain memerlukan peningkatan dosis kedua obat yang dimetabolisme oleh enzim yang sama Efek induksi enzim dapat menetap hingga 2-3 minggu
  • 29. Inhibisi Enzim  Efek inhibisi enzim menyebabkan peningkatan BA obat lain sehingga meningkatkan resiko toksisitasnya  Efek inhibisi enzim oleh suatu obat memiliki durasi sekitar 2- 3 hari  Ritonavir menginhibisi enzim sitokrom P450 CYP3A4 sehingga dapat menurunkan metabolisme sildenafil sehingga BA sildenafil meningkat  Inhibisi metabolisme fase II terjadi pada inhibisi glukoronidase carbamazepin oleh asam valproat atau inhibisi metiltransferase akibat aminosalisilat menyebabkan peningkatan kadar azatioprin
  • 30. Obat yang Mempengaruhi Sitokrom P450 CYP1A2
  • 34. Faktor Genetik pada Metabolisme Obat Isoenzim sitokrom P450 memiliki polimorfisme genetik yang berarti pada beberapa varian populasi memiliki perbedaan aktivitas enzim (umumnya aktivitasnya lebih lemah) CYP2D6 pada sebagian kecil varian populasi yang disebut slow metabolizer memiliki aktivitas yang lebih lemah (ex: 5-10% Caucasian, 0-2% Asian & Negro) Isoenzim CYP3A4 tidak memiliki polimorfisme
  • 35. Uji Invitro  Uji in vitro dapat dilakukan untuk mengetahui isoenzim apa yang berperan dalam metabolisme suatu obat sehingga dapat digunakan sebagai prediktor untuk kondisi klinis suatu interaksi obat  Beberapa obat dapat dimetabolisme lebih dari 1 isoenzim sitokrom P450 sehingga mungkin terjadi perbedaan respon in vitro & respon klinis  Kontroversi pemahaman mengenai metabolisme obat dapat disebabkan oleh adanya faktor lain yaitu adanya overlap antara inhibitor/inducer dan P-glikoprotein
  • 36. Referensi  Baxter K. 2008. Stockley’s Drug Interactions. Pharmaceutical Press  LiAP. 2008. Drug-Drug Interactions in Pharmaceutical Development.A JohnWiley & Sons, Inc., Publication.