Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) IGD dianggap sebagai etalase pelayanan rumah sakit karena merupakan paparan pertama pasien akut, namun pandangan ini perlu dievaluasi
2) IGD sebenarnya hanya merupakan salah satu sistem mikro di rumah sakit, dan mutu rumah sakit tidak hanya ditentukan oleh IGD
3) Berdasarkan regulasi di Indonesia, IGD diatur terpisah dari rumah sakit dan memiliki karakter
Rumah sakit yang sedang berproses untuk menyiapkan akreditasi dengan sistem standarisasi versi tahun 2012 mengenal prinsip koordinasi pelayanan yang diterjemahkan dalam peran case manager. Istilah ini memang belum terlalu dikenal di Indonesia, walaupun sepuluh tahun terakhir ini sudah beberapa kali diperbincangkan dalam berbagai forum manajemen rumah sakit di Indonesia. Case manager adalah pelaku proses case management. Rasanya baik bila kita mencari istilah bahasa Indonesia saja, jadi pengelola kasus (case manager) adalah pelaku proses pengelolaan kasus (case management).
TUGAS PERKULIAHAN MINGGU KE - 9
Mata Kuliah : Managemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Dosen Pengampu : Erlina Puspitaloka Mahadewi, SE, MM, MBL
Nama : Dennis Setiawan
NIM : 20170301170
Fakultas/Jurusan : Ilmu – Ilmu Kesehatan/Kesehatan Masyarakat
Kode Mata Kuliah: KMA363-Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan-KJ101
Pengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah SakitCahya Legawa
Salah satu program PPI di rumah sakit adalah menyusun dokumen ICRA. Presentasi ini memberikan gambaran umum tentang menyusun ICRA saat merencanakan konstruksi di walayah rumah sakit, dan pertimbangannya dalam pengendalian infeksi.
Akreditasi rumah sakit juga mewajibkan setiap rumah sakit mendokumentasikan ICRA.
Rumah sakit yang sedang berproses untuk menyiapkan akreditasi dengan sistem standarisasi versi tahun 2012 mengenal prinsip koordinasi pelayanan yang diterjemahkan dalam peran case manager. Istilah ini memang belum terlalu dikenal di Indonesia, walaupun sepuluh tahun terakhir ini sudah beberapa kali diperbincangkan dalam berbagai forum manajemen rumah sakit di Indonesia. Case manager adalah pelaku proses case management. Rasanya baik bila kita mencari istilah bahasa Indonesia saja, jadi pengelola kasus (case manager) adalah pelaku proses pengelolaan kasus (case management).
TUGAS PERKULIAHAN MINGGU KE - 9
Mata Kuliah : Managemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Dosen Pengampu : Erlina Puspitaloka Mahadewi, SE, MM, MBL
Nama : Dennis Setiawan
NIM : 20170301170
Fakultas/Jurusan : Ilmu – Ilmu Kesehatan/Kesehatan Masyarakat
Kode Mata Kuliah: KMA363-Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan-KJ101
Pengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah SakitCahya Legawa
Salah satu program PPI di rumah sakit adalah menyusun dokumen ICRA. Presentasi ini memberikan gambaran umum tentang menyusun ICRA saat merencanakan konstruksi di walayah rumah sakit, dan pertimbangannya dalam pengendalian infeksi.
Akreditasi rumah sakit juga mewajibkan setiap rumah sakit mendokumentasikan ICRA.
Studi Kelayakan Rumah Sakit pada dasarnya adalah suatu awal kegiatan perencanaan rumah sakit secara fisik dan non fisik agar dapat berfungsi secara optimal pada kurun waktu tertentu
Presentasi Service Excellent adalah bagaimana memberikan materi presentasi yang terarah dan terstruktur dalam menciptakan serta memberikan pelayanan yang baik. Dengan pelayanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Anda merupakan suatu bentuk investasi yang sangat berharga untuk tim dan organisasi Anda.
Menyusun indikator mutu rumah sakit adalah tugas yang gampang-gampang susah. Gampang karena bentuknya pecahan sederhana. Susah karena konsekuensinya besar. Berikut saya menyumbangkan pemikiran untuk menyusun indikator mutu dengan bekal latihan selama kuliah dan pengamatan selama proses akreditasi. Tulisan ini pernah dimuat di Web Mutu Pelayanan Kesehatan dengan tautan: http://www.mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/1986
Semoga bermanfaat, salam!
Sistem akreditasi rumah sakit yang baru menyisakan kegelisahan mengenai bagaimana panitia akreditasi harus dibentuk. Walaupun struktur belum tentu menunjukkan kinerja, struktur yang baik membantu panitia mencapai tujuan dengan lebih terarah.
Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk memahami implementasi perdagangan elektronik atau biasa disebut e-commerce di rumah sakit Siloam Hospitals yang diadakan oleh departemen medical check-up untuk layanan pemeriksaan kesehatan. Dengan menerapkan e-commerce untuk layanan pemeriksaan kesehatan, rumah sakit berusaha menciptakan keunggulan dalam pelayanan kepada pasien. Dengan terciptanya keunggulan tersebut, diharapkan rumah sakit dapat menyaingi rumah sakit kompetitor lainnya.
Kata Kunci: Sistem Infomasi Manajemen, Perdagangan Elektronik, Pemeriksaan Kesehatan.
Audit medis adalah salah satu bagian dari manajemen mutu pelayanan medis. Dengan audit medis, kita bisa mengetahui apakah pelayanan medis dilakukan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam melakukan proses akreditasi tahun 2009/2010 di RS Panti Rapih dan selama menemani teman-teman berproses dalam persiapan akreditasi di RS Panti Rini, RS Panti Nugroho, dan RS St. Elisabet Ganjuran, penulis berkali-kali menekankan perlunya menetapkan standar pelayanan medis sebelum melakukan audit medis. Dalam perkembangannya, ternyata pendapat ini tidak selalu benar. Oleh karena itu, tulisan ini dibuat untuk “menebus” dosa penulis atas pernyataan tersebut. Lewat tulisan ini, saya berharap audit medis dapat lebih dimengerti dan menjadi kebiasaan baik yang dikembangkan terus menerus.
Materi "Luka Akut" ini diberikan untuk mahasiswa tingkat sarjana di Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana. Materi ini diperbarui untuk kuliah bulan Maret tahun 2024.
Luka bakar bukan luka biasa. Luka bakar adalah cedera berat yang menimbulkan morbiditas dan mortalitas luar biasa. Dokter muda diharapkan mampu mengenali luka bakar, mengetahui resusitasi dan kapan harus merujuk, merawat luka bakar minor, dan tahu bagaimana mengedukasi masyarakat untuk mencegah luka bakar. Bahan ini dibuat untuk kepentingan pendidikan klinis bedah dokter muda di lingkungan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes - FKKH Universitas Nusa Cendana. Presentasi ini diperbarui 2024.
"Manus mani, homo hominis" atau "hakikat tangan, hakikat manusia". Tangan adalah salah satu pembeda manusia dari primata yang lain. Dapat dikatakan, peradaban manusia ditentukan oleh tangan. Trauma tangan, dengan demikian merupakan hendaya yang serius dalam kesejahteraan manusia. Asesmen yang menyeluruh dan teliti diperlukan agar trauma tangan dapat ditata laksana dengan paripurna. Presentasi ini ditujukan bagi pengantar pendidikan klinis bedah dokter muda FKKH Universitas Nusa Cendana di RSUD Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang, dan telah diperbarui ke versi tahun 2024.
Regio maksilofasial didefinisikan sebagai regio yang dibatasi mentale dan sutura coronaria. Trauma pada regio ini sering terjadi di Indonesia, mayoritas karena kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja. Trauma wajah penting karena trauma pada regio ini mempengaruhi tidak hanya wajah sebagai identitas seseorang namun juga panca indera dan saluran nafas. Bahan ini dibuat untuk kepentingan pendidikan klinis bedah dokter muda di lingkungan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes - FKKH Universitas Nusa Cendana. Presentasi ini diperbarui tahun 2024.
Presentasi ini mengenalkan sumbing bibir dan langit-langit atau biasa disebut cleft lip and/or palate atau labiognatopalatoschizis atau orofacial cleft. Cacat ini merupakan kelainan kraniofasial kongenital tersering. Bahan ini dibuat untuk kepentingan pembelajaran dokter muda di lingkungan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes - FKKH Universitas Nusa Cendana. Presentasi ini diperbarui tahun 2024
Presentasi singkat ini memperkenalkan kepada dokter muda di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes - FK Universitas Nusa Cendana mengenai bedah plastik sebagai sebuah spesialisasi dan apa saja kajian utamanya. Bahan presentasi ini diperbarui tahun 2024.
Saya jarang sekali mendapatkan kesempatan membagikan bagaimana kegiatan pembelajaran di Magister Manajemen Rumah Sakit prodi Pasca Sarjana IKM FKKMK UGM menunjang praktek klinis saya. Kali ini kesempatan itu datang. Materi ini dibuat untuk pada dokter muda FKKMK UGM yang sedang menjalani rotasi klinik di Ilmu Kesehatan Masyarakat FKKMK UGM. Presentasi ini dibawakan 25 September 2023. Dalam presentasi ini saya membahas empat dari sekian banyak hal yang saya pelajari di MMR UGM dan sangat mendukung kegiatan praktek klinik sebagai dokter spesialis. Semoga bermanfaat!
Trauma wajah atau trauma maksilofasial (maxillofacial trauma) tidak banyak dibicarakan di pendidikan dokter. Trauma di atas clavicula lebih sering berfokus pada trauma atau cedera otak sementara sebagian besar trauma otak datang bersamaan dengan trauma maksilofasial. Trauma maksilofasial penting untuk dikuasai selain karena insidensinya cukup tinggi juga karena wajah merupakan ujung panca indera sekaligus merupakan identitas pribadi. Kegagalan mendiagnosis dan menatalaksana trauma wajah membawa konsekuensi yang berat bagi kualitas hidup penderitanya. Presentasi ini disusun untuk acara seminar yang diadakan Alumni Universitas Nusa Cendana di Kabupaten Sabu Raijua, 16 Agustus 2023.
Bahan pembelajaran ini disusun untuk presentasi kuliah Blok Trauma mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH) Universitas Nusa Cendana (Undana). Materi ini diperbarui dengan beberapa poin penting tambahan pada bulan Maret 2023.
Presentasi ini mengenalkan sumbing bibir dan langit-langit atau biasa disebut cleft lip and/or palate atau labiognatopalatoschizis atau orofacial cleft. Cacat ini merupakan kelainan kraniofasial kongenital tersering. Bahan ini dibuat untuk kepentingan pembelajaran dokter muda di lingkungan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes - FKKH Universitas Nusa Cendana. Presentasi ini diperbarui tahun 2023.
Luka bakar bukan luka biasa. Luka bakar adalah cedera berat yang menimbulkan morbiditas dan mortalitas luar biasa. Dokter muda diharapkan mampu mengenali luka bakar, mengetahui resusitasi dan kapan harus merujuk, merawat luka bakar minor, dan tahu bagaimana mengedukasi masyarakat untuk mencegah luka bakar. Bahan ini dibuat untuk kepentingan pendidikan klinis bedah dokter muda di lingkungan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes - FKKH Universitas Nusa Cendana. Presentasi ini diperbarui 2023).
Dalam bahan pembelajaran ini akan dibahas mengenai beberapa ide pokok mengenai luka akut dan kronis beserta tata laksananya yang perlu diketahui dokter muda selama menjalani kepaniteraan klinik di bagian bedah. Bahan ini dipersiapkan untuk pembelajaran dokter muda FKKH Universitas Nusa Cendana (Undana) selama kepaniteraan klinik di SMF Bedah RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes, Kupang. Presentasi ini diperbarui secara menyeluruh di tahun 2023.
Regio maksilofasial didefinisikan sebagai regio yang dibatasi mentale dan sutura coronaria. Trauma pada regio ini sering terjadi di Indonesia, mayoritas karena kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja. Trauma wajah penting karena trauma pada regio ini mempengaruhi tidak hanya wajah sebagai identitas seseorang namun juga panca indera dan saluran nafas. Bahan ini dibuat untuk kepentingan pendidikan klinis bedah dokter muda di lingkungan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes - FKKH Universitas Nusa Cendana. Presentasi ini diperbarui tahun 2023.
"Hakikat tangan, hakikat manusia". Tangan adalah salah satu pembeda manusia dari primata yang lain. Dapat dikatakan, peradaban manusia ditentukan oleh tangan. Trauma tangan, dengan demikian merupakan hendaya yang serius dalam kesejahteraan manusia. Asesmen yang menyeluruh dan teliti diperlukan agar trauma tangan dapat ditata laksana dengan paripurna. Presentasi ini ditujukan bagi pengantar pendidikan klinis bedah dokter muda FKKH Universitas Nusa Cendana di RSUD Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang,
Presentasi singkat ini memperkenalkan kepada dokter muda di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes - FK Universitas Nusa Cendana mengenai bedah plastik sebagai sebuah spesialisasi dan apa saja kajian utamanya. Bahan presentasi ini diperbarui tahun 2023.
Regio maksilofasial didefinisikan sebagai regio yang dibatasi mentale dan sutura coronaria. Trauma pada regio ini sering terjadi di Indonesia, mayoritas karena kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja. Bahan ini dibuat untuk kepentingan pembelajaran dokter muda di lingkungan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes - FK Universitas Nusa Cendana. Materi ini adalah pembaruan terakhir dengan tambahan foto pemeriksaan fisik pada sukarelawan sehat (telah memberikan izin untuk digunakan fotonya sebatas untuk pendidikan dan pendidikan berkelanjutan tenaga kesehatan dan calon tenaga kesehatan).
Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada trauma wajah (trauma maksilofasial) tetap merupakan strategi utama untuk menegakkan diagnosis dan menentukan rencana tata laksana. Kurang lebih seperempat kasus cedera kepala datang dengan trauma maksilofasial, baik pada jaringan lunak maupun tulang. Keterampilan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemilihan pemeriksaan penunjang menjadi penting bagi dokter yang melayani di pelayanan gawat darurat.
Bedah plastik rekonstruksi & estetik adalah salah satu cabang ilmu bedah. Kata plastik berasal dari bahasa Yunani "plasticos" yang berarti membentuk. Bedah plastik memiliki perhatian yang mendalam pada jaringan lunak dan tulang wajah (maksilofasial) sehingga baik rekonstruksi pasca trauma maupun estetika wajah merupakan kajian utama bedah plastik.
Manus Mani, Homo Homini.
Hakikat tangan, hakikat manusia.
Selain fungsi luhur, tangan adalah pembeda manusia dari primata yang lain. Lewat tangan manusia purba membentuk peradaban.
Oleh karena itu, kesehatan tangan memainkan peran yang krusial dalam hidup dan karya manusia. Trauma di tangan, secara signifikan akan mengurangi kualitas hidup manusia. Dengan demikian, trauma tangan perlu ditata laksana dengan paripurna.
Di sisi lain, penatalaksanaan yang paripurna hanya dapat dicapai apabila dilakukan pemeriksaan dan pembuatan diagnosis yang akurat.
Presentasi ini akan mengupas dasar-dasar anatomi - fisiologi dan asesmen klinis dasar pada trauma tangan.
Bahan ini dipresentasikan pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022 secara online untuk para dokter di RS St. Carolus Borromeus Kupang.
Dalam bahan pembelajaran ini akan dibahas mengenai beberapa ide pokok mengenai asesmen luka, merawat luka, dan menjahit luka yang perlu diketahui dokter muda selama menjalani kepaniteraan klinik di bagian bedah. Bahan ini dipersiapkan untuk pembelajaran dokter muda Universitas Nusa Cendana (Undana) selama kepaniteraan klinik di SMF Bedah RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes, Kupang.
1. RAD Journal 2015:12:023
Instalasi Gawat Darurat dan Etalase Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 1
Instalasi
Gawat
Darurat
dan
Etalase
Rumah
Sakit
Pendahuluan
Di
berbagai
tempat
banyak
disebutkan
bahwa
instalasi
gawat
darurat
(IGD)
adalah
etalase
pelayanan
rumah
sakit.
Disebut
demikian
karena
IGD
dianggap
sebagai
paparan
pertama
pasien
akut
yang
datang
ke
rumah
sakit.
Mereka
yang
percaya
bahwa
IGD
adalah
etalase
rumah
sakit
mengatakan
bahwa
mutu
rumah
sakit
dan
bagaimana
pelayanannya
akan
tergambar
jelas
dari
bagaimana
pasien
di
IGD
diperlakukan.
Sebagai
etalase,
IGD
dianggap
mewakili
mutu
rumah
sakit.
Dalam
kerangka
perbaikan
mutu
IGD,
hal
ini
dapat
diterima
karena
meningkatkan
motivasi
peningkatan
kinerja
staf
IGD.
Sistem
Mikro,
Rantai
Nilai,
dan
Regulasi
Walau
demikian,
dengan
cara
pandang
bahwa
IGD
adalah
salah
satu
sistem
mikro
di
rumah
sakit
(Berwick
2002),
sebutan
ini
perlu
dievaluasi.
Sistem
mikro
adalah
sekumpulan
orang
yang
secara
teratur
bekerja
sama
melayani
suatu
subpopulasi
tertentu
(Nelson
et
al.
2002).
Sistem
mikro
biasanya
merupakan
bagian
dalam
suatu
sistem
makro
tertentu
dan
saling
terhubung
dengan
sistem-‐sistem
mikro
yang
lain
secara
longgar
maupun
ketat.
Secara
umum,
IGD
sebagai
sistem
mikro
merupakan
bagian
dari
sistem
makro
yang
disebut
rumah
sakit.
Di
rumah
sakit,
sistem
mikro
tidak
hanya
IGD.
Dengan
batasan
definisi
longgar
yang
berubah
dari
waktu
ke
waktu,
sistem
mikro
di
rumah
sakit
bisa
sangat
bervariasi
dalam
hal
jumlah
dan
bentuk.
Konsep
ini
akan
lebih
menarik
bila
dilihat
dari
perspektif
mutu.
Mutu
rumah
sakit
tidak
dapat
melampaui
mutu
kumpulan
sistem
mikro
yang
ada
di
dalamnya.
Mutu
IGD,
dengan
demikian
tidak
otomatis
menggambarkan
mutu
rumah
sakit.
Sebagai
salah
satu
sistem
mikro,
IGD
hanyalah
salah
satu
bahan
bangunan
dalam
mutu
rumah
sakit.
Pendekatan
lain
yang
dapat
dipakai
mengevaluasi
anggapan
bahwa
IGD
adalah
etalase
rumah
sakit
adalah
pendekatan
rantai
nilai
dari
Michael
Porter.
Dalam
konsep
rantai
nilai
ini,
keseluruhan
proses
asupan
sampai
luaran
pasien
yang
dilayani
di
IGD
didukung
oleh
sistem
pendukung
yang
berupa
infrastruktur,
kepemimpinan
dan
pengelolaan
sumber
daya
manusia,
penelitian
dan
pengembangan,
dan
teknologi
informasi
(Acharyulu
&
Shekhar
2012).
Dalam
konsep
rantai
nilai
ini,
keempat
sistem
pendukung
tersebut
menyangga
aktivitas
mulai
dari
asupan
pasien
sampai
luaran
pasien.
Aktivitas
tersebut
dilakukan
tidak
hanya
oleh
IGD.
Dengan
demikian,
paling
tidak
ada
dua
implikasi
yang
timbul.
Implikasi
pertama
adalah
kinerja
yang
tampak
di
IGD
bukan
hasil
kerja
staf
IGD
saja
namun
juga
kinerja
sistem
pendukung.
Kedua,
kinerja
sistem
pendukung
mempengaruhi
semua
pelayanan
di
rumah
sakit.
Dengan
penjelasan
kedua
implikasi
ini,
semakin
jelas
bahwa
pelayanan
rumah
sakit
tidak
dapat
dilihat
dari
kinerja
IGD
saja.
Dari
sisi
regulasi
di
Indonesia,
evaluasi
juga
dapat
dilakukan
terhadap
anggapan
bahwa
IGD
merupakan
etalase
rumah
sakit.
Undang-‐undang
no.
44
tahun
2009
dengan
jelas
mengatakan
bahwa
rumah
sakit
memiliki
tiga
macam
layanan
utama
yaitu
rawat
inap,
rawat
jalan,
dan
gawat
darurat.
Konsep
ini
sejalan
dengan
akreditasi
rumah
sakit
yang
saat
ini
memiliki
paradigma
berpusat
pada
pasien,
mutu,
dan
keselamatan
pasien.
Lebih
lanjut,
pelayanan
IGD
diatur
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
no.
856
tahun
2009.
Dalam
peraturan
menteri
tersebut,
diatur
berbagai
standar
mengenai
IGD
dalam
empat
tingkat
pelayanan
sesuai
kelas
rumah
sakit.
Ada
beberapa
kekhususan
dalam
pelayanan
IGD
menurut
peraturan
menteri
ini,
salah
satunya
mengenai
indikator
mutu
pelayanan.
Walaupun
secara
eksplisit
tidak
diatur
dalam
peraturan
ini,
salah
satu
tolok
ukur
pelayanan
IGD
yang
baik
adalah
kecepatan
pelayanan.
Ketentuan
ini
berbeda
dari
pelayanan-‐pelayanan
lain
di
rumah
sakit
yang
lebih
condong
disebut
sebagai
pada
waktu
tertentu
atau
pada
waktu
yang
tepat.
Dalam
standar
pelayanan
minimal
rumah
sakit
yang
diatur
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
no.
129
tahun
2008
diatur
bahwa
IGD
harus
mampu
memberikan
pelayanan
medis
dalam
waktu
lima
menit
sejak
pasien
datang.
Kecepatan
dan
keselamatan
yang
harus
menjadi
nafas
pelayanan
IGD
tentu
membawa
konsekuensi
khusus
dalam
pengelolaan
kinerja
IGD.
Kekhususan
ini
menjadikan
keterwakilan
pelayanan
rumah
sakit
tidak
mungkin
terjadi
di
IGD.
2. RAD Journal 2015:12:023
Instalasi Gawat Darurat dan Etalase Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 2
Ketiga
pemikiran
di
atas
semakin
menguatkan
prinsip
bahwa
IGD
bukanlah
etalase
pelayanan
rumah
sakit.
Namun
demikian,
sebuah
penelitian
pernah
membandingkan
data
pelayanan
IGD
rumah
sakit
di
Australia
dan
Cina.
Data
pasien
IGD,
cara
masuknya,
dan
jenis
kegawatan
yang
dilayani
dapat
membantu
bagaimana
rumah
sakit
dibandingkan
satu
dengan
yang
lainnya
(Hou
&
Chu
2010).
Beban
yang
diterima
rumah
sakit
juga
dapat
dianalisis
dari
data-‐data
tersebut.
Dalam
hal
ini,
IGD
dapat
menjadi
tempat
pengukuran
yang
baik
bagi
penilaian
beban
rumah
sakit
terhadap
kasus-‐kasus
penyakit
trauma
dan
akut.
Penutup
Uraian
di
atas
dapat
memberikan
gambaran
mengapa
IGD
sebenarnya
tidak
tepat
disebut
sebagai
etalase
pelayanan
rumah
sakit.
Dengan
ketiga
alasan
di
atas,
nampak
bahwa
pelayanan
IGD
tidak
mewakili
pelayanan
rumah
sakit
karena
IGD
menangani
subpopulasi
yang
khusus
dari
populasi
yang
dilayani
rumah
sakit.
Walau
demikian,
IGD
sebagai
salah
satu
pintu
masuk
rumah
sakit
memang
perlu
didukung
karena
penilaian
customer
rumah
sakit
dapat
dimulai
sejak
di
IGD.
Penulis
Artikel
ini
merupakan
pendapat
pribadi
penulis:
dr.
Robertus
Arian
Datusanantyo,
M.P.H..
Penulis
adalah
dokter,
sedang
melanjutkan
pendidikan
dokter
spesialis,
dan
pernah
memimpin
instalasi
gawat
darurat
rumah
sakit
tipe
B.
Tulisan
ini
telah
diterbitkan
7
Desember
2015
dengan
tautan:
http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/2113
di
website
Mutu
Pelayanan
Kesehatan.
Daftar
Bacaan
Acharyulu,
G.
&
Shekhar,
B.R.,
2012.
Role
of
Value
Chain
Strategy
in
Healthcare
Supply
Chain
Management:
An
Empirical
Study
in
India.
International
Journal
of
Management,
29(1),
pp.91–98.
Available
at:
http://scholar.google.com/scholar?hl=en&btnG=Search&q=intitle:Role+of+Value+Chain+Strategy+in+Healthcare+Supp
ly+Chain+Management+:+An+Empirical+Study+in+India#9
[Accessed
October
19,
2013].
Berwick,
D.,
2002.
A
user’s
manual
for
the
IOM's
“Quality
Chasm”report.
Health
Affairs,
21(3),
pp.80–90.
Available
at:
http://content.healthaffairs.org/cgi/doi/10.1377/hlthaff.21.3.80
[Accessed
October
19,
2013].
Hou,
X.
&
Chu,
K.,
2010.
Emergency
department
in
hospitals
,
a
window
of
the
world :
A
preliminary
comparison
between
Australia
and
China.
World
Journal
of
Emergency
Medicine,
1(3),
pp.180–184.
Nelson,
E.C.
et
al.,
2002.
Microsystems
in
Health
Care:
Part
1.
Learning
from
High-‐Performing
Front-‐Line
Clinical
Units.
The
Joint
Commission
International
Journal
on
Quality
Improvement,
28(9),
pp.472–493.