Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah H. Andi Sultan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba tahun 2016. Faktor-faktor tersebut meliputi kualitas pelayanan kesehatan yang diukur dari aspek tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy serta hubungannya dengan tingkat kepuasan pasien."
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan seperti SOR, POR, dan Progress Notes. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk menentukan masalah dan tindakan kepada pasien.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai suffix condition (akhiran kondisi) dalam bahasa Inggris beserta contoh-contohnya. Suffix-suffix tersebut digunakan untuk mendeskripsikan kondisi medis seperti -itis untuk peradangan, -algia untuk nyeri, -emia untuk kondisi darah, dan lainnya. Contoh suffix condition yang dijelaskan meliputi -itis, -algia, -emia, -osis, -itis, -emesis, -iasis
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat program jaminan mutu pelayanan kebidanan. Program jaminan mutu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara berkelanjutan dengan menetapkan standar dan menyelesaikan masalah mutu berdasarkan standar tersebut. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mencegah terjadinya malpraktik.
Dokumen ini membahas sistem klasifikasi pasien dengan tujuan membantu mengelompokkan pasien berdasarkan kebutuhan perawatan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi pasien yaitu perawatan minimal, intermediate, dan maksimal berdasarkan tingkat ketergantungan pasien. Klasifikasi ini digunakan untuk menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan.
Skripsi ini membahas pengaruh penyuluhan pijat bayi terhadap pengetahuan ibu di Posyandu Desa Panggungrejo. Penelitian ini menemukan bahwa sebelum penyuluhan sebagian besar ibu memiliki pengetahuan cukup, namun setelah penyuluhan hampir semua ibu memiliki pengetahuan baik. Analisis statistik menunjukkan pengaruh signifikan antara penyuluhan dengan pengetahuan ibu.
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan seperti SOR, POR, dan Progress Notes. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk menentukan masalah dan tindakan kepada pasien.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai suffix condition (akhiran kondisi) dalam bahasa Inggris beserta contoh-contohnya. Suffix-suffix tersebut digunakan untuk mendeskripsikan kondisi medis seperti -itis untuk peradangan, -algia untuk nyeri, -emia untuk kondisi darah, dan lainnya. Contoh suffix condition yang dijelaskan meliputi -itis, -algia, -emia, -osis, -itis, -emesis, -iasis
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat program jaminan mutu pelayanan kebidanan. Program jaminan mutu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara berkelanjutan dengan menetapkan standar dan menyelesaikan masalah mutu berdasarkan standar tersebut. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mencegah terjadinya malpraktik.
Dokumen ini membahas sistem klasifikasi pasien dengan tujuan membantu mengelompokkan pasien berdasarkan kebutuhan perawatan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi pasien yaitu perawatan minimal, intermediate, dan maksimal berdasarkan tingkat ketergantungan pasien. Klasifikasi ini digunakan untuk menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan.
Skripsi ini membahas pengaruh penyuluhan pijat bayi terhadap pengetahuan ibu di Posyandu Desa Panggungrejo. Penelitian ini menemukan bahwa sebelum penyuluhan sebagian besar ibu memiliki pengetahuan cukup, namun setelah penyuluhan hampir semua ibu memiliki pengetahuan baik. Analisis statistik menunjukkan pengaruh signifikan antara penyuluhan dengan pengetahuan ibu.
Dokumen tersebut membahas tentang informed consent dalam praktik kedokteran di Indonesia. Terdapat berbagai sumber yang menjelaskan isi penjelasan yang harus diberikan kepada pasien sebelum mendapatkan persetujuan, namun pelaksanaannya masih bervariasi. Proses informed consent seharusnya merupakan bagian dari komunikasi yang baik antara dokter dan pasien dalam pengambilan keputusan bersama.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi terapeutik pada pasien dewasa, yang mencakup tujuan pembelajaran untuk memahami komunikasi terapeutik dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dewasa, prinsip-prinsip komunikasi terapeutik pada pasien dewasa, model-model komunikasi yang dapat diterapkan, serta teknik-teknik komunikasi yang harus diperhatikan saat berinteraksi dengan pasien dewasa."
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan, yaitu SOR, POR, catatan perkembangan, dan flowsheet. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dengan empat komponen utama: data dasar, daftar masalah, rencana tindakan, dan catatan perkembangan.
Perawat terdakwa kasus aborsi ilegal terancam hukuman penjara 5,5 tahun karena membantu dokter melakukan aborsi pada tiga pasien dengan mempersiapkan peralatan. Tindakannya melanggar etika keperawatan dan undang-undang kesehatan karena aborsi dapat membahayakan kesehatan pasien dan janin.
Ronda keperawatan dilakukan untuk membahas masalah pasien Ny. A yang mengalami susah buang air besar setelah stroke dan gagal ginjal kronis. Tim medis sepakat memberikan makanan serat, obat pencahar, atau lavemen, serta latihan ROM untuk mencegah kerusakan kulit. Tugas masing-masing didelegasikan untuk menindaklanjuti rekomendasi ronda.
Evaluasi merupakan bagian penting dalam proses keperawatan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan diagnosa, rencana, dan pelaksanaan tindakan. Terdapat beberapa komponen evaluasi seperti kognitif, afektif, psikomotor, dan perubahan fisik yang dinilai berdasarkan kriteria dan standar. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan apakah tujuan telah tercapai, sebagian tercapai, atau belum tercapai sehing
Dokumen tersebut membahas tentang Denver Development Screening Test (DDST), yaitu tes skrining perkembangan yang luas digunakan untuk menilai empat domain perkembangan anak sejak lahir hingga 6 tahun. DDST digunakan untuk mendeteksi keterlambatan perkembangan anak dibandingkan usianya."
Tesis ini meneliti hubungan antara persepsi terhadap pelayanan BPJS Kesehatan dengan kepuasan pasien di RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang. Penelitian menggunakan 111 responden dipilih secara kebetulan dan menggunakan kuesioner persepsi dan kepuasan. Hasil menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara persepsi pelayanan BPJS dengan kepuasan (r = 0,879, p < 0,01), dengan kontribusi 77,2%.
Dokumen tersebut membahas tentang informed consent dalam praktik kedokteran di Indonesia. Terdapat berbagai sumber yang menjelaskan isi penjelasan yang harus diberikan kepada pasien sebelum mendapatkan persetujuan, namun pelaksanaannya masih bervariasi. Proses informed consent seharusnya merupakan bagian dari komunikasi yang baik antara dokter dan pasien dalam pengambilan keputusan bersama.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi terapeutik pada pasien dewasa, yang mencakup tujuan pembelajaran untuk memahami komunikasi terapeutik dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dewasa, prinsip-prinsip komunikasi terapeutik pada pasien dewasa, model-model komunikasi yang dapat diterapkan, serta teknik-teknik komunikasi yang harus diperhatikan saat berinteraksi dengan pasien dewasa."
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan, yaitu SOR, POR, catatan perkembangan, dan flowsheet. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dengan empat komponen utama: data dasar, daftar masalah, rencana tindakan, dan catatan perkembangan.
Perawat terdakwa kasus aborsi ilegal terancam hukuman penjara 5,5 tahun karena membantu dokter melakukan aborsi pada tiga pasien dengan mempersiapkan peralatan. Tindakannya melanggar etika keperawatan dan undang-undang kesehatan karena aborsi dapat membahayakan kesehatan pasien dan janin.
Ronda keperawatan dilakukan untuk membahas masalah pasien Ny. A yang mengalami susah buang air besar setelah stroke dan gagal ginjal kronis. Tim medis sepakat memberikan makanan serat, obat pencahar, atau lavemen, serta latihan ROM untuk mencegah kerusakan kulit. Tugas masing-masing didelegasikan untuk menindaklanjuti rekomendasi ronda.
Evaluasi merupakan bagian penting dalam proses keperawatan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan diagnosa, rencana, dan pelaksanaan tindakan. Terdapat beberapa komponen evaluasi seperti kognitif, afektif, psikomotor, dan perubahan fisik yang dinilai berdasarkan kriteria dan standar. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan apakah tujuan telah tercapai, sebagian tercapai, atau belum tercapai sehing
Dokumen tersebut membahas tentang Denver Development Screening Test (DDST), yaitu tes skrining perkembangan yang luas digunakan untuk menilai empat domain perkembangan anak sejak lahir hingga 6 tahun. DDST digunakan untuk mendeteksi keterlambatan perkembangan anak dibandingkan usianya."
Tesis ini meneliti hubungan antara persepsi terhadap pelayanan BPJS Kesehatan dengan kepuasan pasien di RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang. Penelitian menggunakan 111 responden dipilih secara kebetulan dan menggunakan kuesioner persepsi dan kepuasan. Hasil menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara persepsi pelayanan BPJS dengan kepuasan (r = 0,879, p < 0,01), dengan kontribusi 77,2%.
[Ringkasan]
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien pengguna Kartu Jakarta Sehat (KJS) dalam memanfaatkan layanan di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia (RSU UKI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40,9% pasien KJS puas dengan layanan, sedangkan sisanya tidak puas. Faktor-faktor seperti akses rumah sakit, motivasi, informasi baik dan buruk berhubungan signifikan dengan
Dokumen tersebut membahas tentang mutu pelayanan kebidanan di rumah sakit dan puskesmas. Secara ringkas, dokumen menyebutkan bahwa terdapat beberapa hambatan dalam memberikan pelayanan kebidanan berkualitas tinggi di India dan Bangladesh seperti kurangnya kompetensi tenaga kesehatan, infrastruktur kesehatan yang kurang memadai, serta kendala sosial dan ekonomi. Dokumen juga membahas strategi pemerintah Bangladesh untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang persepsi pasien terhadap mutu pelayanan rawat jalan di Puskesmas Labasa dan hubungannya dengan minat pasien untuk menggunakan kembali pelayanan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran persepsi pasien tentang mutu pelayanan dan hubungannya dengan loyalitas pasien."
Dokumen tersebut membahas hasil penelitian tentang kualitas pelayanan apotek terhadap tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang. Penelitian menemukan bahwa lebih dari setengah pasien merasa kurang puas dengan pelayanan, terutama pada aspek kehandalan, responsivitas, dan empati petugas. Diperlukan perbaikan pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pasien.
Dokumen ini membahas tentang pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka. Dokumen ini menjelaskan variabel penelitian yaitu kualitas pelayanan dan kepuasan pasien serta teori yang mendasari penelitian tersebut. Dokumen ini juga membahas penelitian terdahulu yang relevan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran kepuasan konsumen dalam pelayanan kesehatan, termasuk definisi kepuasan konsumen, alasan pentingnya mengukur kepuasan, dan berbagai cara untuk mengukur kepuasan konsumen seperti survei, wawancara, kelompok fokus, dan observasi.
Skripsi ini menganalisis harapan dan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Kartasura II tahun 2009 dengan metode IPA. Tujuannya adalah mengetahui tingkat kesesuaian antara harapan dan kepuasan pasien terhadap aspek-aspek pelayanan seperti kesembuhan, kebersihan, informasi, dan waktu tunggu. Hasilnya diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan puskesmas.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh pendidikan keperawatan terhadap komunikasi antara pasien dan tenaga kesehatan di rumah sakit di Malawi. Penelitian menemukan bahwa komunikasi yang efektif antara pasien dan tenaga kesehatan berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien, kepatuhan terhadap pengobatan, dan kesembuhan. Namun, banyak tenaga kesehatan di Malawi masih kurang dalam berkomunikasi dengan pasien. Ole
Similar to Faktor Berhubungan dengan kepuasan pasien (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEPUASAN PASIEN DI RSUD H.ANDI SULTAN
DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA
TAHUN 2016
Oleh :
SRI WAHYU NINGSIH
NIM. A.12.04.040
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2016
2. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kepuasan adalah perasaan senang ketika
sesuatu yang yang diharapkan telah terpenuhi.
Kepuasan merupakan perasaan senang yang
dirasakan seseorang setelah membandingkan
antara hasil suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan merupakan salah satu indikator
keberhasilan pelayanan kesehatan, salah satunya
yaitu kepuasan pasien (Wahyuni, 2013:1).
3. Berdasarkan data IMTJ (International Medical Travel Journal) 2008
sebanyak 30% - 40% pasien asing di Singapura adalah warga negara
Indonesia. Mount Elizabeth Hospital di Singapura sering disebut sebagai
Rumah Sakit Indonesia karena tingginya jumlah pasien dari Indonesia
memanfaatkan rumah sakit ini. Ketika ditanya mengapa mereka mencari
perawatan medis di luar negeri, banyak orang Indonesia mengatakan sektor
kesehatan di Indonesia memiliki pelayanan yang belum baik dan biaya
pelayanan medis masih mahal serta kualitas pelayanan medis di luar negeri
dapat diterima karena memiliki konsep layanan pelanggan.
Menurut Kementerian Pariwisata (2013), jumlah warga negara
Indonesia berobat keluar negeri terus mengalami peningkatan. Tahun 2006
warga negara Indonesia berobat ke luar negeri berjumlah 315.000 orang
dengan total pembiayaan mencapai 500 juta dollar Amerika Serikat atau
setara dengan Rp 4,8 triliun dan pada tahun 2012 sebanyak 600.000 warga
negara Indonesia berobat ke luar negeri dengan total biaya mencapai 1,4
miliar dollar Amerika Serikat atau setara Rp 13,5 triliun. Alasan warga
negara Indonesia berobat keluar negeri antara lain mencari teknologi
pengobatan yang lebih canggih, mencari layanan kedokteran lebih unggul,
jasa medik berobat keluar negeri relatif lebih murah serta mendapat layanan
keperawatan lebih baik.
4. Hasil penelitian Badan Pusat Statistik (2012), menunjukkan bahwa
persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dari tahun
2010 hingga 2014 mengalami peningkatan, yakni 26.68% (2010),
28.15% (2011), 30.90% (2012), 33.24% (2013), 33.68% (2014).
Berdasarkan keadaan tersebut kebutuhan masyarakat akan layanan
kesehatan akan ikut meningkat. Salah satu outcome dari layanan
kesehatan selain kesembuhan pasien adalah kepuasan pasien
(Wahyuni, 2013:1).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa Rumah sakit
yang berada di Wilayah Sulawesi Selatan salah satunya di RSUD Daya
Makassar pada tahun 2015, ditemukan beberapa masalah yang
berkaitan dengan kualitas prosedur pelayanan diantaranya ialah ruang
tunggu yang tidak memadai untuk pasien di poliklinik RSUD Daya
Makassar sehingga menyebabkan pasien yang menunggu untuk
diperiksa harus duduk dilantai. Kedua adalah antrian yang tidak teratur
sehingga kadang-kadang pasien komplain dengan perawat/pegawai
karena merasa pasien yang datang setelah mereka dilayani lebih
dahulu, inilah yang sering kali dikeluhkan oleh pasien bahwa
pegawai/perawat terkesan tidak professional dalam memberi pelayanan,
ketiga adalah masalah sarana informasi yang ada di RSUD Daya
Makassar tidak memadai sehingga pasien terkadang bingung ketika
ingin memeriksakan diri (Ummi, 2015).
5. Sedangkan Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kurniati di Rumah Sakit Wahidin
Sudirohusodo Makassar (2013) dalam Hilda
(2015), diketahui bahwa dari segi dimensi
responsivitas dipersepsikan bahwa pelayanan
kesehatan yang diberikan belum memuaskan.
Hal ini dilihat dari adanya gap negative yang
terjadi yaitu -0,28. Adapun yang membuat pasien
belum puas yaitu responsivitas dokter untuk
memberi penjelasan tentang penyakit yang
diderita pasien masih kurang. Sehingga pasien
masih kurang jelas dengan penyakit yang
dideritanya (Hilda, 2015).
6. Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan oleh
peneliti pada tanggal 10 Maret 2016 terhadap 15 orang
pasien mengenai kepuasan mereka terhadap pelayanan
kesehatan di RSUD H. Andi Sultan Daeng Radja
Kabupaten Bulukumba diperoleh gambaran bahwa
kepuasan pasien masih rendah, terdapat 7 orang pasien
atau (46,6%) kurang puas karena disebabkan oleh
petugas yang kurang ramah dalam melayani pasien, 3
orang pasien atau (20%) yang kurang puas karena
disebabkan oleh kurangnya kemampuan petugas dalam
memberikan pelayanan dan informasi yang diberikan
kepada pasien, dan 5 orang pasien atau (33,3%) yang
kurang puas karena disebabkan oleh biaya pelayanan
rumah sakit yang cukup mahal.
7. B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka
peneliti membuat suatu rumusan pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kualitas pelayanan kesehatan ditinjau
dari aspek tangibles, reliability, responsivenes,
assurance dan emphaty di RSUD H.Andi Sultan
Daeng Radja Kabupaten Bulukumba tahun 2016.
2. Bagaimanakah hubungan antara kualitas pelayanan
kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD
H.Andi Sultan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba
tahun 2016.
8. C. Tujuan penelitian
1.Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kepuasan pasien di RSUD. H. Andi Sultan Daeng Radja
Kabupaten Bulukumba tahun 2016.
2.Tujuan khusus
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien di RSUD.
H.Andi Sultan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba tahun
2016 berdasarkan kualitas pelayanan kesehatan ditinjau
dari :
a. Aspek tangibles (bukti fisik).
b. Aspek reliability (Keandalan).
c. Aspek responsivenes (Daya tanggap).
d. Aspek assurance (Jaminan).
e. Aspek emphaty (Kepedulian).
9. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada BAB ini akan dibahas 2 tinjauan yaitu sebagai berikut :
1. Tinjauan Tentang Kepuasan Pasien
a. Definisi
b. Peningkatan manfaat survey kepuasan pasien
c. Pengukuran tingkat kepuasan pasien
d. Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien
e. Evaluasi kepuasan pasien
f. Kesulitan pengukuran kepuasan pasien
g. Kepuasa pasien dan faktor service quality
h. Klasifikasi kepuasan pasien
i. Indikator kepuasan pasien
2. Tinjauan Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan
a. Batasan dan dimensi mutu pelayanan kesehatan
b. Kualitas pelayanan kesehatan
c. Kaidah-kaidah jaminan mutu
d. Siklus pengembangan mutu
10. BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, VARIABEL PENELITIAN,
DAN DEFENISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Metode kepuasan pasien menggunakan konsep
tangibles, reliabilty, responsivenes, assurance dan
emphaty dibangun dari dua faktor utama yaitu
persepsi konsumen atas layanan yang nyata mereka
terima dengan layanan yang diharapkan. Jika
kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka layanan
keperawatan dapat dikatakan bermutu sedangkan jika
kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka
layanan keperawatan dikatakan tidak bermutu.
Apabila kenyataan sama dengan harapan, maka
layanan keperawatan disebut memuaskan (Lupiyoadi
2001 dalam Mutia & Suryani, 2014).
11. Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel dependen
: Hubungan antar variabel
Gambar 3.1 : Skema Kerangka Konsep
Kualitas pelayanan kesehatan :
• Reliability (Keandalan)
• Responsiveness (Daya
tanggap)
• Assurance (Kepastian)
• Empathy (Empati)
• Tangibles (Bukti Fisik)
Kepuasan pasien
12. B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan suatu dalil atau kaidah,
tetapi kebenarannya belum terujikan (Saryono, 2011).
Sedangkan menurut Setiadi (2013), hipotesis adalah
kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan
kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti
empiris. Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah :
Terdapat hubungan antara kualitas pelayanan
kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien RSUD H.
Andi Sultan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba Tahun
2016.
13. C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki
oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda
dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Saryono,
2011).
1.Variabel independen (Variabel bebas)
Variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi atau dianggap menentukan variabel
terikat. Variabel ini dapat merupakan faktor resiko,
predictor, kausa / penyebab (Saryono, 2011).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah
kualitas pelayanan kesehatan yang mempengaruhi
kepuasan pasien yang terdiri dari :
14. a. Tangibles (Bukti fisik/Nyata)
Tangibles yaitu berkaitan dengan kemampuan menunjukkan eksistensinya
kepada pihak eksternal. Sarana prasarana meliputi gedung dan peralatan teknologi
untuk pengobatan dan lingkungan rumah sakit yang mendukung menjadi bukti dari
pelayanan secara fisik.
b. Reliabilty (Keandalan)
Reliability yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan kepada pasien
sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
c. Responsivenes (Daya tanggap)
Responsiveenes yaitu suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien dengan penyampaian informasi yang
sejelas-jelasnya.
d. Assurance (Kepastian)
Assurance yaitu berkaitan dengan kemampuan, pengetahuan, keterampilan
staf dalam menangani setiap pelayanan yang diberikan sehingga mampu
menumbuhkan kepercayaan dan rasa aman pada pasien
e. Emphaty (Empati)
Empathy yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada para pasien dengan berupaya memahami setiap
keinginan dari masing-masing pasien
15. 2. Variabel Dependen (Variabel tergantung/terikat).
Variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi. Variabel tergantung disebut juga kejadian,
luaran, manfaat, efek atau dampak. Variabel
tergantung juga disebut penyakit/outcome (Saryono,
2011). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kepuasan pasien.
16. D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
Defenisi operasional adalah mempermudah peneliti dalam mengembangkan instrumen penelitian, menentukan
bagaimana metode pengumpulan data dan jenis data / skala pengukurannya (Dharma, 2013).
1. Kualitas pelayanan kesehatan
Kualitas pelayanan kesehatan yang mempengaruhi kepuasan pasien terdiri dari tangibles, reliability,
responsivenes, assurance dan emphaty. Untuk penilaian skor setiap item kualitas pelayanan kesehatan pada kuesioner
digunakan 2 penilaian jawaban yaitu penilaian tingkat kenyataan pasien dan penilaian tingkat harapan pasien dengan
menggunakan skala likert yaitu dengan ketentuan sebagai berikut untuk tingkat kenyataan pasien:
Sangat baik diberi bobot 5
Cukup baik diberi bobot 4
Baik diberi bobot 3
Kurang baik diberi bobot 2
Tidak baik diberi bobot 1
Sedangkan pada tingkat harapan pasien penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Sangat penting diberi bobot 5
Cukup penting diberi bobot 4
Penting diberi bobot 3
Kurang penting diberi bobot 2
Tidak penting diberi bobot 1
2. Tingkat kepuasan pasien
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan
yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Untuk mengukur tingkat
kepuasan pasien maka digunakan cara pengukuran dengan menggunakan rumus konsep harapan-kenyataan yaitu :
17. Tingkat kepuasan pasien :
Jumlah skor tingkat kenyataan pasien x 100 %
Jumlah skor tingkat harapan pasien
Kriteria tingkat kepuasan pasien adalah sebagai
berikut :
Sangat puas : Nilai > 80 %.
Cukup puas : Nilai > 50 % - < 80 %.
Tidak puas : Nilai < 50 %.
18. BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang
digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang
mengarah terhadap jalannya penelitian (Dharma, 2013).
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang
disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat
memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian
(Setiadi, 2013).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
ialah desain analitik kuantitatif yaitu penelitian yang
bertujuan mencari hubungan antara variabel yang diteliti
dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang
merupakan penelitian dimana pengambilan data terhadap
beberapa variabel penelitian dilakukan pada satu waktu
(Dharma, 2013)
19. B. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan sumber data
yang diperlukan dalam suatu penelitian (Saryono,
2011). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
seluruh pasien yang ada di RSUD H.Andi Sultan
Daeng Radja Kabupaten Bulukumba Tahun 2016
20. 2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu
populasi (Saryono, 2011). Kriteria insklusi adalah persyaratan umum
yang harus dipenuhi oleh subyek penelitian/populasi agar di
ikutsertakan dalam penelitian (Supardi & Rustika, 2013). Kriteria insklusi
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.Pasien yang ada di RSUD H.Andi Sultan Daeng Radja Kabupaten
Bulukumba tahun 2016.
a.Bersedia menjadi responden.
b.Bisa membaca dan menulis
Kriteria ekslusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak dapat
diikutsertakan dalam penelitian (Supardi & Rustika, 2013). Kriteria
eksklusi pada penelitian ini adalah :
a. Pasien yang ada di RSUD H.Andi Sultan Daeng Radja Kabupaten
Bulukumba tahun 2016.
b. Tidak bersedia menjadi responden.
c. Tidak bisa membaca dan menulis
Maka sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang ada
di RSUD H.Andi Sultan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba tahun 2016
dan memenuhi kriteria inklusi.